Analisis Risiko Rantai Pasok Susu pada CV Nature Safe Jaya Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur
on
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2685-3809 Vol. 12, No. 2, Desember 2023
DOI: https://doi.org/10.24843/JAA.2023.v12.i02.p37
Analisis Risiko Rantai Pasok Susu pada CV Nature Safe Jaya Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur
ROZAAN PAKSONO, I G.A.A. AMBARAWATI*,
I NYOMAN GEDE USTRIYANA
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana
Jl. PB. Sudirman Denpasar 80232, Bali Email: rozaanpaksono@gmail.com *annie_ambarawati@unud.ac.id
Abstract
Diary Supply Chain Risk Analysis at CV Nature Safe Jaya Banyuwangi Regency East Java Province
Livestock is an agricultural sub-sectors that produces milk to fulfill needs of animal protein for the community. CV Nature Safe Jaya is a milk producing company located in Songgon District, Banyuwangi Regency, East Java Province. It’s milk production activities involve the supply chain. This research aims to identify risks that may arise and formulate mitigation as an effort to reduce the company’s supply chain risks. Data and information were obtained from key informants and all company employees as respondents. This research uses the Supply Chain Operation Reference (SCOR) method to analyze risk in the company's supply chain with a plan, source, make, deliver, and return framework. The identified risks were further analyzed using the Failure Mode Effect Analysis (FMEA) method to determine risk management priorities with a Risk Priority Number (RPN). The results showed that 13 risk events and 36 risk agensts were identified in the SCOR framework. There are five mitigation plans that can be formulated, namely (1) how to make improvements in the recording of the calculation of the amount of feed needed, (2) conduct periodic forage price surveys, (3) search for reserves/alternatives for other concentrate feed suppliers, (4) consider adding assets for the company, (5) tightening of checks before shipping.
Keywords: risk, supply chain, dairy cows
Peternakan merupakan subsektor pertanian yang membantu memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat. Susu menjadi salah satu produk yang dihasilkan subsektor peternakan. Kebutuhan susu pada tahun 2019 sebesar 4.351.263 ton (BPS, 2019). Produksi susu dalam negeri pada tahun 2019 sebesar 996.441 ton dengan Jawa Timur sebagai penyumbang terbesar (BPS, 2019). Produksi susu di
Indonesia saat ini hanya mampu memenuhi 22% dari total kebutuhan masyarakat. Data kebutuhan menunjukkan bahwa produksi susu segar dalam negeri (SSDN) sendiri masih belum mencukupi kebutuhan tersebut.
CV Nature Safe Jaya merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi susu di Jawa Timur sejak tahun 2017. Perusahaan ini menjadi perusahaan penghasil susu milik perorangan terbesar di Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. Produk susu yang dihasilkan dipasarkan dengan mengirim ke PT Nestle dan sebagian lain dijual ke konsumen langsung. Kegiatan yang dilakukan CV Nature Safe Jaya merupakan bentuk rantai pasok. Rantai pasok merupakan sekumpulan aktivitas (dalam bentuk entitas/fasilitas) yang terlibat dalam proses transformasi dan distribusi barang mulai dari bahan baku paling awal dari alam sampai produk jadi pada konsumen akhir (Anwar, 2013). Definisi lain rantai pasok adalah sebuah sistem yang terdiri dari para pemasok, manufaktur, perusahaan pengangkutan, pergudangan, pengusaha retail, dan juga konsumen itu sendiri dengan tujuan untuk memproduksi barang dan jasa dan menyampaikannya ke tangan konsumen akhir (Susanti, et al., 2018).
Rantai pasok yang dijalankan menemukan beberapa permasalahan yang mempengaruhi kelancaran alirannya. Permasalahan tersebut seperti, produk yang dikirimkan ke PT Nestle memiliki kemungkinan ditolak, pemadaman listrik yang dapat mematikan mesin pada cooling/pendingin serta mesin perah, dan penyusutan berat produk ketika proses pengiriman. Permasalahan yang muncul pada rantai pasok ini dapat diklasifikasikan sebagai risiko, dimana risiko merupakan peluang terjadinya suatu kejadian buruk akibat suatu tindakan (Soedjana, 2007). Risiko pada kegiatan usaha diartikan sebagai variasi dalam tingkat pengembalian proyek atau kemungkinan mengalami kerugian (Rosnia et al., 2019). Risiko berkaitan dengan pengambilan sebuah keputusan oleh perusahaan. Keputusan yang baik merupakan pilihan yang telah dipertimbangkan dengan baik yang didasarkan pada informasi yang tersedia (Hamka, 2010).
Identifikasi permasalahan dilakukan dengan menggunakan analisis risiko untuk merumuskan mitigasi terhadap risiko tersebut. Mitigasi risiko juga dapat diartikan sebagai manajemen risiko. Manajemen risiko merupakan serangkaian proses sistematis yang dilakukan dengan mengidentifikasi, menganalisis dan menanggapi risiko (Dharmika et al., 2015). Berdasarkan permasalahan yang terjadi pada CV Nature Safe Jaya, maka menarik untuk dikaji mengenai risiko yang berpeluang muncul dan mitigasi yang diperlukan dalam kegiatan rantai pasok CV Nature Safe Jaya.
Berdasarkan uraian latar belakang, rumusan masalah penelitian adalah
-
1. Risiko apa yang berpeluang muncul dalam rantai pasok CV Nature Safe Jaya?
-
2. Apa mitigasi yang diperlukan dalam upaya menekan risiko pada rantai pasok CV Nature Safe Jaya?
Berdasarkan uraian rumusan masalah, maka tujuan pada penelitian ini adalah
-
1. Mengidentifikasi risiko yang berpeluang muncul dalam rantai pasok CV Nature Safe Jaya.
-
2. Merumuskan mitigasi risiko sebagai upaya menekan risiko rantai pasok CV Nature Safe Jaya.
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat berupa: masukan dan informasi tambahan untuk dilakukan penelitian lebih mendalam mengenai rantai pasok susu bagi mahasiswa, bagi perusahaan penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi tambahan untuk pengambilan tindakan yang berkaitan dengan rantai pasok susu, dan bagi pembaca dapat digunakan sebagai informasi mengenai rantai pasok susu pada CV Nature Safe Jaya, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Tmur.
Lokasi penelitian adalah CV Nature Safe Jaya, Desa Sumberbulu, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2021 hingga Januari 2022.
Jenis data yang digunakan adalah kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif yang digunakan berupa gambaran perusahaan, kegiatan pada perusahaan, serta risiko-risiko yang berkaitan dengan rantai pasok CV Nature Safe Jaya. Data kuantitatif yang digunakan adalah data yang diperoleh dari hasil penilaian risiko yang dilakukan oleh setiap responden pada penelitian. Data primer dan sekunder dihasilkan dari sumber primer dan sekunder. Data primer yang digunakan berupa risk event dan risk agent dari hasil wawancara dengan informan kunci serta penilaian bobot risiko dari para responden dalam penelitian melalui kuesioner. Data sekunder yang digunakan adalah dokumen pengiriman susu, laporan hasil produksi susu serta data keuangan dalam perusahaan yang berkaitan dengan rantai pasok CV Nature Safe Jaya.
Metode pengumpulan data pada penelitian ini meliputi wawancara, pengamatan, dan dokumentasi. Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada informan kunci. Pengamatan dilakukan dengan mengikuti, dan mengamati kegiatan perusahaan. Dokumentasi dilakukan dengan pengambilan gambar pada kegiatan produksi susu dalam CV Nature Safe Jaya.
Sampel penelitian ditentukan menggunakan sampel jenuh dengan seluruh karyawan menjadi sampel penelitian. Penelitian juga menggunakan informan kunci yang ditentukan menggunakan purposive sampling. Informan kunci yang dipilih adalah pemilik CV Nature Safe Jaya, Manager Operasional, Kepala Bagian Administrasi, serta Kepala Bagian Produksi. Responden yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh karyawan CV Nature Safe Jaya.
Variabel dan pengukuran dalam penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian. Adapun variabel dan pengukuran dalam penelitian ini ada pada Tabel 1.
Tabel 1.
Variabel, Parameter, dan Pengukuran dalam Penelitian Analisis Risiko Rantai Pasok
CV Nature Safe Jaya | |||
Variabel |
Indikator |
Parameter |
Pengukuran |
1. Plan | |||
Identifikasi Risiko |
Pemetaan Risiko dengan SCOR |
|
Kualitatif |
Mitigasi Risiko |
Penilaian Risiko dengan FMEA |
|
Kualitatif |
Analisis data yang dilakukan dapat diurainkan dalam beberapa tahapan sebagai berikut:
-
1. Melakukan pemetaan risiko dengan menggunakan metode Supply Chain Operation Reference (SCOR) yang dinilai dari kerangka plan, make, source, deliver, dan return. Metode ini digunakan karena dapat mengukur kinerja rantai pasok secara obyektif berdasarkan data yang ada serta dapat menentukan dimana perlu dilakukan perbaikan (Ulfah et al., 2016). Kerangka yang telah terbentuk diidentifikasi kembali untuk megetahui risk event dan risk agent. Risk event merupakan risiko yang telah terjadi pada perusahaan.
-
2. Membuat ranking terhadap risiko yang telah teridentifikasi, analisis ini dilakukan melalui 3 tahapan yaitu (1) Mengukur risiko dengan metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA) dimana terdapat 3 indikator yang perlu diperhatikan yakni severity (S), occurance (O) dan detection (D) dengan skala 1 – 10, (2) Memberikan nilai pembobotan faktor tersebut dengan Risk Priority Number (RPN) menggunakan skala 1 – 1000 yang diperoleh dari perkalian ketiga indikator tersebut, (3) Memetakan risiko dengan menggunakan peta level risiko FMEA. Penggunaan metode ini dikarenakan FMEA merupakan
suatu prosedur terstruktur untuk mengidentifikasi dan mencegah sebanyak mungkin kegagalan (Parenregi, 2011)
-
3. Merumuskan mitigasi yang dapat digunakan sebagai rekomendasi kepada perusahaan dengan dasar peta level FMEA yang telah dibuat. Perumusan dilakukan dengan dasar tindakan yakni, (1) menahan risiko, (2) mengurangi risiko, (3) memindahkan risiko, dan (4) menghindari risiko (Yasa, 2013)
-
3. Hasil dan Pembahasan
Pemetaan aktivitas rantai pasok dilakukan untuk memudahkan dalam mengidentifikasi risiko rantai pasok yang muncul. Aktivitas rantai pasok CV Nature Safe Jaya terbagi dalam tiga aliran utama, yakni aliran finansial, aliran barang, dan aliran informasi. Aliran finansial merupakan aliran dana yang terjadi dalam proses rantai pasok yang dilakukan, umumnya berjalan satu arah dari hilir ke hulu. Aliran barang merupakan pergerakan barang atau produk yang ditawarkan, umumnya aliran ini bergerak satu arah dari hulu hingga hilir. Aliran informasi merupakan aliran segala informasi yang terjadi dalam rantai pasok. Aliran ini dapat berjalan secara dua arah dari hulu ke hilir atau sebaliknya. Aliran lain yang muncul ialah aliran return. Aliran return terjadi ketika produk yang dikirimkan ke Nestle tidak lolos uji standar sehingga produk dikembalikan kepada CV Nature Safe Jaya. Aliran rantai pasok CV Nature Safe Jaya dapat dilihat pada Gambar 1.
Pemetaan aliran rantai pasok yang telah dilakukan ini, dilanjutkan dengan pengelompokkan kembali sesuai konsep Supply Chain Operation Reference (SCOR). Pengelompokkan disesuaikan dengan 5 kategori dalam SCOR yakni plan, source, make, deliver, dan return. Tujuan dari pengelompokkan ini adalah agar aktivitas rantai pasok CV Nature Safe Jaya lebih mudah dipahami. Pengelompokkan dapat dilihat pada Tabel 2.
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa kegiatan rantai pasok CV Nature Safe Jaya telah dikelompokkan sesuai elemen kerangka SCOR. Elemen plan dan make menjadi elemen dengan detail aktivitas terbanyak. Elemen plan dan make masing-masing memiliki 6 detail aktivitas yang dijalankan. Elemen plan yang didalamnya terdapat 6 detail aktivitas memiliki 2 aktivitas utama yang perlu dilakukan, meliputi pengecekan stok bahan pakan dan perencanaan produksi. Elemen make juga memiliki dua aktivitas utama yang dijalankan yakni kegiatan proses produksi dan pengemasan produk.
Tabel 2. Gambaran Kegiatan Perusahaan dalam SCOR | ||
Elemen SCOR |
Aktivitas |
Detail |
Plan |
|
|
Source |
|
|
Make |
|
|
Deliver |
Pengiriman produk ke konsumen |
|
Return |
Pengembalian produk |
|
Gambar 1.
Peta Aktivitas Rantai Pasok CV Nature Safe Jaya
Risk event merupakan risiko yang telah terjadi pada perusahaan. Identifikasi risio ini didasarkan pada hasil wawancara yang telah dilakukan pada informan kunci. Risiko yang teridentifikasi diberikan kode Ei pada setiap risiko. Identifikasi juga dilakukan dengan membagi risk event berdasarkan kerangka SCOR. Hasil risk event disajikan pada Tabel 3.
Berdasarkan Tabel 3. telah teridentifikasi 13 risk event dalam kegiatan rantai pasok CV Nature Safe Jaya. Jumlah risk event terbanyak ada pada kategori source dan make. Masing-masing kategori ini memiliki 4 risk event yang teridentifikasi. Kategori source mengelompokkan risiko yang berkaitan dengan pasokan pakan sebagai bahan baku dalam proses produksi susu. Kateori make mengidentifikasi risiko yang berpengaruh dalam proses produksi susu. Jumlah terkecil yang
teridentifikasi terdapat dalam kategori return dengan satu risk event. Risiko yang teridentifikasi ini adalah kualitas susu tidak sesuai standar konsumen.
Tabel 3.
Hasil Identifikasi Risk event pada CV Nature Safe Jaya | ||
Elemen SCOR |
Risk Event |
Kode |
Plan |
Stok pakan habis |
E1 |
Kesalahan perhitungan jumlah produksi |
E2 | |
Source |
Penentuan jumlah order pakan yang tidak tepat |
E3 |
Harga pakan tinggi |
E4 | |
Keterlambatan pakan konsentrat |
E5 | |
Kualitas pakan tidak sesuai |
E6 | |
Make |
Kesalahan proses produksi |
E7 |
Jumlah produksi tidak sesuai perkiraan |
E8 | |
Produk rusak dalam cooling |
E9 | |
Kesalahan pemindahan susu ke tangki mobil |
E10 | |
Deliver |
Pengiriman terlambat ke konsumen |
E11 |
Kesalahan pencatatan jumlah pengiriman |
E12 | |
Return |
Kualitas susu tidak sesuai standar konsumen |
E13 |
Risk agent merupakan penyebab dari risk event yang terjadi. Identifikasi risk agent dilakukan sebagai tindak lanjut dari identifikasi risk event. Risiko teridentifikasi diberikan kode Ai pada setiap risiko. Identifikasi risk agent juga disesuaikan dengan kerangka SCOR. Risk agent yang teridentifikasi dalam rantai pasok CV Nature Safe Jaya adalah 36 risk agent. Risiko yang teridentifikasi ini tersebar dalam seluruh elemen SCOR. Risk agent terbanyak yang teridentifikasi terdapat pada kelompok elemen source dan make dengan masing-masing 12 risk agent yang teridentifikasi. Risk agent yang teridentifikasi dengan jumlah paling sedikit adalah elemen return dengan 2 risk agent teridentifikasi. Hasil risiko yang teridentifikasi dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil Identifikasi Risk Agent pada CV Nature Safe Jaya | |
Elemen |
Kode Risk Agent |
SCOR
Plan |
A1 Kesalahan perhitungan jumlah kebutuhan pakan A2 Ketersediaan pakan konsentrat A3 Ketersediaan pakan hijauan A4 Kesalahan perhitungan jumlah produksi susu A5 Produksi susu harian yang fluktuatif |
Source |
A6 Jumlah pengiriman pakan konsentrat tidak sesuai dengan order A7 Kesalahan perhitungan dalam jumlah pembelian pakan hijauan A8 Kesalahan perhitungan jumlah kebutuhan pakan konsentrat |
Elemen SCOR |
Kode |
Risk Agent |
A9 |
Kesalahan perhitungan jumlah pakan hijauan | |
A10 |
Harga pakan konsentrat yang fluktuatif | |
A11 |
Harga pakan hijauan yang fluktuatif | |
A12 |
Kesalahan dalam menaksir harga pakan hijauan | |
A13 |
Keterlambatan proses produksi pakan oleh pemasok | |
A14 |
Kemacetan dalam pengiriman | |
A15 |
Kendala perjalanan lain dalam pengiriman | |
A16 |
Kesulitan memperoleh bahan baku pada pabrik pemasok | |
A17 |
Kurangnya quality control dari pemasok pakan konsentrat | |
Make |
A18 |
Kesalahan pegawai |
A19 |
Kesalahan dalam penanganan kaleng perah susu | |
A20 |
Tidak mematuhi SOP | |
A21 |
Kurang teliti dalam pengecekan dan penyortiran susu | |
A22 |
Kerusakan alat perah | |
A23 |
Kondisi kesehatan sapi | |
A24 |
Kondisi cuaca lokasi kandang | |
A25 |
Jumlah pakan tidak sesuai | |
A26 |
Masa kawin sapi | |
A27 |
Periode laktasi sapi | |
A28 |
Mesin mati akibat pemadaman listrik | |
A29 |
Kapasitas cooling terbatas | |
A30 |
Kesalahan pemasangan segel pada tangki pengiriman | |
Deliver |
A31 |
Cuaca buruk dalam perjalanan |
A32 |
Perjalanan macet | |
A33 |
Bencana alam | |
A34 |
Perbedaan input data pengiriman | |
Return |
A35 |
Susu terkontaminasi antibiotik |
A36 |
Segel pada tangki pengiriman rusak |
-
3.2 Perumusan Mitigasi Risiko Pasok pada CV Nature Safe Jaya
3.2.1. Penilaian Risk Priority Number (RPN)
Penilaian risiko dilakukan dengan metode FMEA. Metode FMEA bertujuan untuk mencermati proses maupun produk untuk mengetahui kemungkinan kegagalan yang terjadi dengan mengidentifikasi potensi kegagalan, akibat, serta kemungkinan munculnya (Firdaus dan Widianti, 2015). Risiko dinilai menggunakan tiga kategori yakni severity (S), occurance (O), dan Detection (D). Penilaian dilakukan dengan skala 1-10, sehingga nantinya diperoleh nilai RPN terbesar senilai 1000. Hasil penilaian RPN disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Hasil Penilaian RPN pada CV Nature Safe Jaya | |||
Elemen SCOR |
Kode |
Risk Agent |
RPN |
Plan |
A1 |
Kesalahan perhitungan jumlah kebutuhan pakan |
224 |
A2 |
Ketersediaan pakan konsentrat |
42 | |
A3 |
Ketersediaan pakan hijauan |
84 | |
A4 |
Kesalahan perhitungan jumlah produksi susu |
80 | |
A5 |
Produksi susu harian yang fluktuatif |
100 | |
Source |
A6 |
Jumlah pengiriman pakan konsentrat tidak sesuai dengan order |
168 |
A7 |
Kesalahan perhitungan dalam jumlah pembelian pakan hijauan |
108 | |
A8 |
Kesalahan perhitungan jumlah kebutuhan pakan konsentrat |
96 | |
A9 |
Kesalahan perhitungan jumlah pakan hijauan |
96 | |
A10 |
Harga pakan konsentrat yang fluktuatif |
147 | |
A11 |
Harga pakan hijauan yang fluktuatif |
196 | |
A12 |
Kesalahan dalam menaksir harga pakan hijauan |
245 | |
A13 |
Keterlambatan proses produksi pakan oleh pemasok |
210 | |
A14 |
Kemacetan dalam pengiriman |
96 | |
A15 |
Kendala perjalanan lain dalam pengiriman |
72 | |
A16 |
Kesulitan memperoleh bahan baku pada pabrik pemasok |
240 | |
A17 |
Kurangnya quality control dari pemasok pakan konsentrat |
192 | |
Make |
A18 |
Kesalahan pegawai |
175 |
A19 |
Kesalahan dalam penanganan kaleng perah susu |
30 | |
A20 |
Tidak mematuhi SOP |
50 | |
A21 |
Kurang teliti dalam pengecekan dan penyortiran susu |
125 | |
A22 |
Kerusakan alat perah |
270 | |
A23 |
Kondisi kesehatan sapi |
210 | |
A24 |
Kondisi cuaca lokasi kandang |
200 | |
A25 |
Jumlah pakan tidak sesuai |
125 | |
A26 |
Masa kawin sapi |
150 | |
A27 |
Periode laktasi sapi |
60 | |
A28 |
Mesin mati akibat pemadaman listrik |
112 | |
A29 |
Kapasitas cooling terbatas |
315 | |
A30 |
Kesalahan pemasangan segel pada tangki pengiriman |
48 | |
Deliver |
A31 |
Cuaca buruk dalam perjalanan |
72 |
A32 |
Perjalanan macet |
64 | |
A33 |
Bencana alam |
40 | |
A34 |
Perbedaan input data pengiriman |
112 | |
Return |
A35 |
Susu terkontaminasi antibiotik |
196 |
A36 |
Segel pada tangki pengiriman rusak |
98 |
Pemetaan level risiko digunakan untuk menentukan letak prioritas risiko yang perlu ditangani. Pemetaan dilakukan berdasarkan peta level FMEA yang telah dibuat dengan mempertimbangkan nilai RPN serta severity. Tujuan dari proses ini adalah
untuk memudahkan dalam memprioritaskan penanganan risiko sesuai dengan elemen SCOR. Peta level akan disajikan pada Gambar 2.
Risk Level |
RPN | |||
1 – 71 |
72 – 391 |
392 – 1000 | ||
'W |
1 – 6 |
A19,A20,A27, A30,A32,A33 |
A4,A5,A6, A7,A8,A9, A13,A14,A15, A18,A21,A22, A23,A24,A25, A26,A31 | |
7 – 8 |
A2 |
A1,A3,A10, A11,A12,A16, A17,A28,A29, A34,A35,A36 | ||
9 – 10 |
Gambar 2.
Peta Level Risiko FMEA di CV Nature Safe Jaya
Berdasarkan Gambar 2 dapat dilihat bahwa terdapat 24 risk agent dalam area hijau dan 12 risk agent dalam area berwarna kuning, serta tidak terdapat satu pun risk agent pada area berwarna merah. Area hijau menggambarkan area Broadly Acceptable (BA), dimana risiko pada area ini merupakan risiko yang masih dapat diterima dan hanya memerlukan kontrol sederhana. Area kuning menggambarkan area As Low As is Reasonable Practicable (ALARP), dimana risiko pada area ini memerlukan tindakan atau pengendalian risiko yang perlu segera dilakukan. Area merah mnjelaskan area Intolerable (INT), dimana risiko dalam area ini memerlukan penanganan cepat dalam manajemen perusahaan.
Mitigasi risiko dilakukan untuk menangani 12 risk agent yang teridentifikasi dalam area kuning atau ALARP. Nilai RPN juga menjadi dasar dalam perumusan mitigasi yang dilakukan. Terdapat 5 mitigasi yang dapat dirumuskan untuk menekan risiko pada CV Nature Safe Jaya, yakni:
-
1. Mitigasi pertama adalah dengan cara melakukan perbaikan pencatatan perhitungan jumlah kebutuhan pakan. Perbaikan pencatatan ini dilakukan agar dapat merekam jumlah kebutuhan yang diperlukan. Kesalahan perhitungan
jumlah kebutuhan pakan pada perusahaan ini terjadi akibat belum rapinya pencatatan jumlah pakan yang digunakan.
-
2. Mitigasi kedua adalah dengan melakukan survei harga pakan hijauan secara berkala. Survei dilakukan untuk memperbarui informasi terkait harga pasar pakan hijauan. Kegiatan survei dilakukan berkeliling ke para penyedia pakan hijauan untuk membandingkan harga, sehingga dapat membantu pegawai dalam menaksir harga lebih akurat. Mitigasi ini dilakukan untuk menangani elemen source.
-
3. Mitigasi ketiga adalah pencarian cadangan/alternatif pemasok pakan konsentrat lain. CV Nature Safe Jaya pada rantai pasoknya mengunakan satu pemasok pakan konsentrat, sehingga menjadi keterbatasan ketika terjadi masalah pada pemasok pakan. Alternatif digunakan untuk menambah opsi pemasok pakan, sehingga apabila terjadi kendala dapat dilakukan penanganan segera.
-
4. Mitigasi keempat adalah mempertimbangkan penambahan aset bagi perusahaan. Penambahan aset yang dilakukan perlu dilakukan penyesuaian dengan kebutuhan perusahaan dalam mencapai tujuan. Pertibangan diperlukan agar pembelian aset tidak menjadi dampak buruk bagi perusahaan.
-
5. Mitigasi kelima adalah pengetatan dalam pengecekan kembali sebelum pengiriman. Pengetatan ini maksudnya adalah memperhatikan segala hal yang akan dilakukan dan segala perlengkapan yang diperlukan selama proses pengiriman. Pengetatan dapat dilakukan dengan melakukan pengecekan dua kali sebelum proses pengiriman.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan melihat tujuan penelitian yang ada, maka kesimpulan pada penelitian terdapat 13 risk event dan 36 risk agent pada CV Nature Safe Jaya yang tersebar dalam kerangka SCOR plan, source, make, deliver, dan return. Penilaian prioritas risiko dengan menggunakan RPN menunjukkan nilai RPN tertinggi adalah risk agent (A29) kapasitas cooling terbatas. Terdapat lima rencana mitigasi yang berhasil dirumuskan untuk menekan risiko yang muncul pada CV Nature Safe Jaya. Mitigasi yang dapat diberikan yaitu: (1) cara melakukan perbaikan dalam pencatatan perhitungan jumlah kebutuhan pakan, (2) melakukan survei harga pakan hijauan secara berkala, (3) pencarian cadangan/alternatif pemasok pakan konsentrat lain, (4) mempertimbangan penambahan aset bagi perusahaan, (5) pengetatan dalam pengecekan kembali sebelum pemngiriman.
Berdasarkan hasil penelitian mengenai risiko rantai pasok susu pada CV Nature Safe Jaya, maka saran yang dapat diberikan adalah bagi perusahaan perlu
melakukan penilaian risiko secara berkala dan berkelanjutan agar dapat melakukan mitigasi untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan. Penilaian risiko dilakukan tidak hanya pada risiko dengan nilai prioritas tinggi, melainkan menyeluruh. Bagi peneliti diharapkan dapat memperhatikan setiap lembaga yang terlibat dalam aliran rantai pasok CV Nature Safe Jaya secara menyeluruh.
-
5. Ucapan Terima Kasih
Penulis mengucapkan teimakasih kepada pihak yang telah mendukung terlaksananya penelitian yaitu kepada pemilik CV Nature Safe Jaya, pegawai CV Nature Safe Jaya, serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga penelitian ini bermanfaat sebgaimana mestinya.
Daftar Pustaka
Anwar, S. N. 2013. Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management): Konsep dan Hakikat.
BPS. 2019. Produksi Susu Segar Menurut Provinsi 2009 - 2019. Badan Pusat Statistik. Jakarta.
Dharmika, I. K. Y., Dharmayanti, G. A. P., dan Purbawijaya, I. B. N. 2015. Manajemen Risiko pada Pembangunan Pengembangan Hotel yang Sedang Beroperasi (Studi Kasus pada Pembangunan Ectension Villa Hotel Alila Ubud). Jurnal Spektran, 3(2), 47-56.
Firdaus, H., dan Widianti, T. 2015. Failure Mode And Effect Analysis (FMEA) sebagai Tindakan Pencegahan pada Kegagalan Pengujian. In 10th Annual Meeting on Testing and Quality (pp. 131-147).
Hamka, H. 2010. Sistem Usaha Tani Terintegrasi Tanaman-Ternak. Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan, 3(1), 1-8.
Parenrengi, S. M., Pujawan, I. N., dan Wiratno, S. E. 2005. Supply Chain Risk Management. Studi literatur dan pengembangan framework.
Rosnia, R., Sudrajat, I. S., dan Astuti, A. 2019. Analisis Risiko Pendapatan Petani Bawang Merah (Allium Cepa L.) Lahan Pasir Desa Srigading Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul. Jurnal Ilmiah Agritas, 3(2), 33-43.
Soedjana, T. D. 2007. Sistem Usaha Tani Terintegrasi Tanaman-Ternak sebagai Respons Petani terhadap Faktor Risiko. Jurnal Litbang Pertanian, 26(2), 8287.
Susanti, A., Puspitasari, D., dan Rinawati, D. I. 2018. Buku Ajar Manajemen Rantai Pasok Hijau.
Ulfah, M., Maarif, M. S., dan Sukardi, S. R. 2016. Analisis dan Perbaikan Manajemen Risiko Rantai Pasok Gula Rafinasi dengan Pendekatan House of Risk. Jurnal Teknologi Industri Pertanian, 26(1).
Yasa, I. W. W., Dharma, I. G. B. S., dan Sudipta, I. G. 2013). Manajemen Risiko Operasional dan Pemeliharaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Bangli di Kabupaten Bangli. Jurnal Spektran, 1(2), 30-38.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA
1094
Discussion and feedback