Faktor-faktor yang Memengaruhi Ekspor Tembakau Indonesia ke Amerika Serikat
on
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2685-3809 Vol. 12, No. 2, Desember 2023
DOI: https://doi.org/10.24843/JAA.2023.v12.i02.p34
Faktor-faktor yang Memengaruhi Ekspor Tembakau
Indonesia ke Amerika Serikat
PRANA DIVANKA, I.G.A. OKA SURYAWARDANI*,
I MADE SUDARMA
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana
Jl. P.B. Sudirman - Denpasar, 80232 Email: pranadivanka1@gmail.com *suryawardani@unud.ac.id
Abstract
Analysis of Factors Affecting Indonesia Tobacco Exports to the United States
Tobacco is one of Indonesia's main export commodities in international trade. Tobacco exports have good prospects as a source of foreign exchange and are able to create job opportunities and improve people's welfare in the production processing process, but in the last 10 years the volume of tobacco exports has tended to decline. The purpose of this study is to analyze the provinces in Indonesia that have tobacco as a leading commodity and analyze the factors that influence Indonesia's tobacco exports to the United States. The data used is time series data for a period of 20 years (2000 – 2019) and analyzed by multiple linear regression using SPSS 26.0 and Eviews 12 programs. The results showed that the provinces in Indonesia whose base sector was tobacco were West Java, Central Java, East Java, Bali, West Nusa Tenggara, and South Sulawesi. The factors that affect the volume of Indonesia’s tobacco exports to the United States in the long term are Indonesia’s tobacco production and US real GDP, while in the short term are Indonesia’s tobacco production and world tobacco prices. In an effort to increase the volume of Indonesia’s tobacco exports to the United States, it is necessary to pay attention to the involvement of stakeholders who have influence and interests so that an active role is needed between tobacco agribusiness stakeholders from input to output.
Keywords: exports, tobacco commodities, production, price, gross domestic product
Indonesia merupakan negara pertanian yang memberikan kontribusi secara signifikan terhadap perekonomian nasional. Kondisi tersebut mencerminkan tingginya jumlah masyarakat yang bergerak di bidang pertanian. Pertanian dibagi menjadi lima bidang yakni perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan, dan tanaman pangan. Pada umumnya sebagian besar produk pertanian di Indonesia digunakan untuk konsumsi dalam negeri dan sebagian lainnya untuk kebutuhan kegiatan ekspor. Daerah
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2685-3809 Vol. 12, No. 2, Desember 2023 pedesaan memiliki sektor pertanian sebagai penggerak ekonomi, sementara itu daerah perkotaan bergerak di kegiatan ekonomi yang sifatnya industri. Dengan kemajuan teknologi pertanian maka perkembangan bidang industri yang ditopang oleh bidang pertanian juga mengalami kemajuan (Alkadri, 1999).
Selama periode 2000 - 2019, produksi tembakau Indonesia, harga tembakau dunia, GDP riil Amerika Serikat, dan volume ekspor tembakau Indonesia cenderung meningkat. Produksi tembakau Indonesia memiliki pertumbuhan rata-rata sebesar 4,27% (Direktorat Jendral Perkebunan, 2019). Pada tahun 2010 - 2011 produksi tembakau Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 58,06% dan pada tahun 2012 - 2013 mengalami penurunan yang signifikan sebesar 36,92%. Harga tembakau dunia memiliki pertumbuhan rata-rata sebesar 2,49% (World Bank, 2020). Pada tahun 2014 harga tembakau dunia mencapai titik tertinggi senilai $4.990,77 per ton dan pada tahun 2003 mencapai titik terendah senilai $2.649,10 per ton. GDP riil Amerika serikat memiliki pertumbuhan rata-rata sebesar 3,97% (World Bank, 2020). Peningkatan tertinggi GDP riil Amerika Serikat terjadi pada tahun 2004 - 2005 sebesar 6,73%. Volume ekspor tembakau Indonesia memiliki pertumbuhan rata-rata sebesar 4,65% (FAO, 2019). Pada tahun 2000 - 2001 volume ekspor tembakau Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 26,58% dan pada tahun 2010 - 2011 mengalami penurunan yang signifikan sebesar 15,08%.
Negara sasaran utama ekspor tembakau Indonesia yaitu Amerika Serikat karena volume ekspornya yang tinggi dan terus meningkat setiap tahunnya (Badan Pusat Statistik, 2019). Perkembangan ekspor tembakau ini akan memengaruhi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB). Dengan menekankan aspek peningkatan ekspor komoditas tembakau dapat menjadi upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan kapasitas perekonomian nasional. Dengan bertambahnya jumlah eksportir tembakau di dunia, maka akan terjadi persaingan mutu yang mengakibatkan peningkatan atau penurunan ekspor ke negara tujuan akibat persaingan tersebut.
Penelitian ini dilatar belakangi oleh research gap pada penelitian-penelitian terdahulu. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mejaya, Fanani, dan Mawardi (2016) memperoleh kesimpulan bahwa faktor produksi tidak memengaruhi volume ekspor. Hal ini berbeda dengan penelitian Galih dan Setiawina (2014) yang menyatakan bahwa faktor produksi memengaruhi volume ekspor. Berdasarkan penelitian Mejaya, Fanani, dan Mawardi (2016) memperoleh kesimpulan bahwa faktor harga internasional tidak memengaruhi volume ekspor. Hal ini berbeda dengan penelitian Maygirtasari, Yulianto, dan Mawardi (2015) yang menyatakan bahwa faktor harga internasional memengaruhi volume ekspor. Berdasarkan penelitian Marbun (2015) memperoleh kesimpulan bahwa faktor GDP negara tujuan tidak memengaruhi volume ekspor. Hal ini berbeda dengan penelitian Komaling (2013) yang menyatakan bahwa faktor GDP negara tujuan memengaruhi volume ekspor.
Berdasarkan penjelasan di atas, komoditas tembakau adalah salah satu produk ekspor yang memberikan kontribusi terhadap PDB sektor pertanian. Dengan meningkatnya jumlah eksportir tembakau secara global, kuantitas dan kualitas
tembakau itu sendiri di pasar akan meningkat yang mengakibatkan peningkatan atau penurunan ekspor ke negara tujuan. Pada masalah ini, peneliti memiliki tujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memiliki pengaruh terhadap volume ekspor tembakau Indonesia ke AS selama periode 2000 - 2019. Judul yang digunakan untuk penelitian ini adalah “Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ekspor Tembakau Indonesia ke Amerika Serikat”.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis provinsi-provinsi di Indonesia yang memiliki komoditas tembakau sebagai komoditas unggulan dan menganalisis faktor-faktor yang mempunyai pengaruh terhadap volume ekspor tembakau Indonesia ke AS.
Penelitian ini dilakukan di Indonesia dengan menggunakan data-data terkait yang diambil dari data sekunder. Pengumpulan dan pengolahan data dalam penelitian analisis faktor-faktor yang memengaruhi ekspor tembakau Indonesia ke Amerika Serikat ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai bulan April 2021 dengan menggunakan data time series periode 2000 - 2019.
Data sekunder digunakan menjadi jenis data yang digunakan untuk penelitian yang dilakukan. Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan oleh peneliti dari sumber-sumber yang tersedia. Data-data yang diambil bersumber dari instansi-instansi terkait seperti Badan Pusat Statistik, Bank Indonesia, Basis Data Statistik Pertanian, Kementerian Pertanian, World Bank, Food and Agriculture of the United Nations, serta sumber terkait yang mendukung seperti jurnal-jurnal penelitian tentang perdagangan internasional.
Bentuk data yang digunakan untuk diolah merupakan data time series selama periode 2000 - 2019. Data yang digunakan meliputi data volume ekspor tembakau Indonesia, produksi tembakau Indonesia, harga tembakau dunia, dan GDP riil AS.
Faktor yang peneliti gunakan untuk penelitian yang dilakukan berjumlah empat faktor. Satu variabel dependen yaitu volume ekspor tembakau Indonesia dan tiga variabel independen yang terdiri dari produksi tembakau Indonesia, harga komoditas tembakau dunia, dan GDP riil AS.
Metode analisis yang digunakan guna mengetahui provinsi-provinsi di Indonesia yang memiliki komoditas tembakau sebagai komoditas unggulan yaitu
metode analisis Location Quotient dan metode analisis yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempunyai pengaruh terhadap volume ekspor tembakau Indonesia ke Amerika Serikat adalah metode analisis Ordinary Least Square (OLS) dan Error Correction Model (ECM) dengan menggunakan program SPSS 26.0 dan Eviews 12.
Provinsi Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat adalah provinsi yang memiliki produksi tembakau terbesar dengan rata-rata sebesar 43,6% dan 23,4% dari rata-rata produksi tembakau Indonesia. Pada periode 2015 – 2019 dapat dilihat bahwa dari jumlah produksi tembakau Indonesia terus berfluktuasi. Penurunan jumlah produksi tembakau Indonesia cukup tajam terjadi pada tahun 2016 dengan jumlah produksi sebesar 126.728 ton dibandingkan dengan produksi tembakau pada tahun 2015 sebesar 193.790 ton. Produksi tembakau Indonesia memiliki jumlah produksi terbesar pada tahun 2019 sebesar 269.800 ton.
Harga tembakau dunia cenderung mengalami penurunan. Harga tembakau dunia bermula dari $4.908,30 per ton pada tahun 2015 dan terus menurun menjadi $.4579,36 per ton pada tahun 2019. Selama periode 2015 – 2019 harga tembakau dunia mengalami rata-rata penurunan sebesar 0,016%. Harga tembakau dunia pada periode 2000 – 2019 dipengaruhi oleh transaksi perdagangan yang dilakukan setiap negara. Harga dunia digunakan sebagai harga tumpuan transaksi perdagangan komoditas ekspor di pasar internasional. Harga tembakau dunia juga dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran tiap negara yang melaksanakan kegiatan perdagangan komoditas tembakau.
GDP riil Amerika Serikat cenderung mengalami peningkatan pada 5 tahun terakhir. Pada tahun 2015 GDP riil Amerika Serikat sebesar $17.527 Triliun dan terus meningkat sampai tahun 2019 sebesar $21.433 Triliun. Selama periode 2015 – 2019 GDP riil Amerika Serikat rata-rata peningkatan sebesar 0,05%. Peningkatan pada GDP riil Amerika Serikat mengindikasikan bahwa konsumsi rumah tangga, total investasi, dan pengeluaran pemerintah di Amerika Serikat juga meningkat.
Dalam penelitian ini, analisis Location Quotient dilakukan sebagai teknik untuk mengidentifikasi keunggulan komoditas tembakau seluruh provinsi yang ada di Indonesia. Metode Location Quotient ini menggunakan aspek produksi tembakau
Indonesia pada tahun 2019. Apabila memiliki nilai LQ lebih dari 1 maka dapat dikatakan memiliki keunggulan komparatif karena tergolong sebagai sektor basis dan begitupun juga sebaliknya. Terdapat 8 komoditas perkebunan yang diidentifikasi penyebarannya melalui metode Location Quotient yakni tembakau, kopi, teh, karet, tebu, kakao, kelapa sawit, dan kelapa. Berdasarkan hasil dari analisis Location Quotient pada Tabel 1, terdapat 6 provinsi di Indonesia yang sektor basisnya adalah komoditas tembakau yaitu provinsi Nusa Tenggara Barat, Jawa Tengah, Jawa timur, Jawa Barat, Bali, dan Sulawesi Selatan.
Tabel 1.
Hasil Analisis Metode Location Quotient
Provinsi |
Hasil LQ |
Jawa Barat |
5,474523685 |
Jawa Tengah |
25,13717198 |
Jawa Timur |
19,13588562 |
Bali |
2,652600367 |
NTB |
111,2821279 |
Sulawesi Selatan |
1,23017995 |
Sumber: Data Sekunder, Diolah (2020)
Berdasarkan regresi yang dijelaskan yang merupakan regresi linear berganda dengan menggunakan metode OLS memberikan hasil estimasi regresi dengan menggunakan uji F, uji t, uji autokorelasi, dan uji multikolinearitas. Data pada penelitian yang dilakukan diubah menjadi bentuk logaritma natural karena satuan data dalam penelitian ini berbeda. Data dikonversi ke format logaritma natural untuk mengurangi skala data dan menormalkan distribusi data.
Nilai R2 sebesar 93,03% pada persamaan ekspor tembakau Indonesia dapat menjelaskan variabel independen terhadap variabel dependen sebesar 93,03% dan 6,97% lainnya dijelaskan oleh variabel independen yang ada diluar persamaan (Tabel 2).
Tabel 2.
Hasil uji OLS
Faktor Koefisien |
t-Statistik Prob |
C 3,06657 Produksi -0,204720 Harga 0,215419 GDP 0,806247 |
4,555920 0,0003 -2,891048 0,0106 1,703019 0,1079 4,555920 0,0000 |
R-Squared Adjusted R-Squared Prob (F-Statistic) |
0,930324 0,917259 0,000000 |
Sumber: Data Sekunder, Diolah (2020)
Berikut ini rumus regresi linear berganda yang dapat menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen:
Yi = β0 + β1 X1i + β2 X2i + β3 X3i + e
Keterangan:
Y = Volume Ekspor Tembakau periode i
-
X1 = Produksi Tembakau periode i
-
X2 = Harga Tembakau Dunia periode i
-
X3 = GDP riil Amerika Serikat periode i
-
e = Error term
Log Yi = 3,06657 – 0,204720 Log X1i + 0,215419 Log X2i + 0,806247 Log
X3i + 0,059807
Secara keseluruhan, pengujian faktor-faktor yang memengaruhi ekspor tembakau Indonesia ke AS secara keseluruhan dirancang untuk mendeteksi pengaruh antara variabel dependen dan variabel independen. Pengujian ini dapat dijalankan dengan mempertimbangkan nilai probabilitas ANOVA sebesar 0,00 yang menunjukkan bahwa variabel independen di dalam model mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap volume ekspor tembakau Indonesia ke AS secara bersamaan pada tingkat kepercayaan 10%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel-variabel independen dari persamaan ini dapat menjelaskan variabel-variabel dependen secara bersamaan.
Metode yang digunakan untuk penelitian yang dilakukan didasarkan pada metode Error Correction Model (ECM). Metode ECM digunakan sebagai metode yang dapat memberikan koreksi ketidakseimbangan jangka pendek menuju keseimbangan jangka panjang. Dengan menggunakan metode ECM, kita dapat memperkirakan persamaan volume ekspor tembakau Indonesia jangka pendek ke Amerika Serikat. Pemodelan koreksi kesalahan dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan antar faktor yang tidak stasioner. Pemodelan koreksi kesalahan diterapkan pada kondisi bahwa ada kointegrasi dalam himpunan faktor non stasioner.
Tabel 3.
Hasil Uji ECM
Faktor |
Koefisien |
t-Statistik |
Prob |
D (X1) |
-0,160817 |
-3,142721 |
0,0072 |
D (X2) |
0,563110 |
2,286656 |
0,0383 |
D (X3) |
0,471253 |
0,840408 |
0,4148 |
ECT (-1) |
-0,941398 |
-3,604913 |
0,0029 |
C |
0,001398 |
0,054247 |
0,9575 |
R-Squared |
0,675047 | ||
Adjusted R-Squared |
0,582203 |
Sumber: Data Sekunder, Diolah (2020)
Hasil ini akan menganalisis bentuk ECM yang sederhana yaitu model koreksi kesalahan tunggal. Model koreksi kesalahan persamaan tunggal digunakan apabila kita mampu mengidentifikasi bentuk hubungan kointegrasi yang terdapat dalam sekumpulan faktor. Hasil regresi yang dilakukan ditunjukkan pada Tabel 3. Persamaan berikut didapatkan dari uji ECM:
Yi = β0 + β1 DX1i + β2 DX2i + β3 DX3i + ECT(-1)
Yi = 0,001398 – 0,160817 DX1i + 0,563110 DX2i + 0,471253 DX3i – 0,941398 ECT(-1)
Apabila tanda faktor koreksi kesalahannya negatif dan signifikan secara statistik maka Model ECM dapat dianggap sah. Berdasarkan hasil estimasi dengan menggunakan metode ECM, nilai ECT (Error Correction Term) bertanda negatif dengan nilai -0,941398.
Berdasarkan hasil analisis dari metode Location Quotient Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan memiliki komoditas tembakau sebagai sektor basis. Provinsi-provinsi tersebut merupakan sektor basis karena memiliki nilai LQ lebih besar dari 1.
Berdasarkan hasil analisis Error Correction Model dalam jangka pendek faktor produksi tembakau Indonesia, harga tembakau dunia, dan GDP riil AS mampu menjelaskan variabel terikat sebesar 67,5% dan 32,5% lainnya dijelaskan oleh faktor-faktor yang ada di luar model. Dalam jangka panjang, berdasarkan hasil analisis Ordinary Least Square faktor produksi tembakau Indonesia, harga tembakau dunia, dan GDP riil AS mampu menjelaskan variabel terikat sebesar 93,03% dan 6,97% lainnya dijelaskan oleh faktor-faktor yang ada di luar model. Dalam jangka pendek faktor-faktor yang memengaruhi volume ekspor tembakau Indonesia ke Amerika Serikat secara signifikan adalah faktor produksi tembakau Indonesia dan harga tembakau dunia, sedangkan dalam jangka panjang adalah faktor produksi tembakau Indonesia dan GDP riil AS.
Metode Error Correction Model mampu menjelaskan perilaku dinamis jangka pendek dan jangka panjang. Untuk jangka pendek dapat dilihat dari nilai estimasi Error Correction Model, sedangkan jangka panjang dilihat dari nilai estimasi Ordinary Least Square. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan model Error Correction Model, diperoleh nilai koefisien sebesar 0,001398 sedangkan pada Ordinary Least Square diperoleh nilai koefisien konstanta sebesar 3,06657. Berdasarkan hasil dari uji Error Correction Model menunjukkan bahwa dalam jangka pendek faktor produksi tembakau Indonesia, harga tembakau dunia, dan GDP riil AS secara simultan memengaruhi volume ekspor tembakau Indonesia ke Amerika Serikat. Dalam jangka pendek, apabila faktor produksi tembakau Indonesia, harga tembakau dunia, dan GDP riil AS meningkat sebesar 1% maka volume ekspor tembakau Indonesia meningkat sebesar 0,001398%.
Berdasarkan hasil dari uji Ordinary Least Square menunjukkan bahwa dalam jangka panjang faktor produksi tembakau Indonesia, harga tembakau dunia, dan GDP riil AS secara simultan memengaruhi volume ekspor tembakau Indonesia ke Amerika Serikat. Dalam jangka panjang, apabila faktor produksi tembakau Indonesia, harga tembakau dunia, dan GDP riil AS meningkat sebesar 1% maka volume ekspor tembakau Indonesia meningkat sebesar 3,06657%.
Hasil dari estimasi regresi menunjukkan faktor produksi tembakau Indonesia berpengaruh negatif dan signifikan terhadap volume ekspor tenbakau Indonesia dalam jangka pendek dilihat dari nilai koefisien sebesar -0,160817 dengan α sebesar 0,1, sedangkan dalam jangka panjang, faktor produksi tembakau Indonesia mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap perubahan volume ekspor tembakau Indonesia dengan nilai koefisien sebesar -0,204720 dengan α sebesar 0,1. Dalam jangka pendek, apabila produksi tembakau Indonesia meningkat sebesar 1% maka volume ekspor tembakau Indonesia ke Amerika Serikat menurun sebesar 0,160817%, sedangkan dalam jangka panjang, apabila produksi tembakau Indonesia meningkat sebesar 1% maka volume ekspor tembakau Indonesia ke Amerika Serikat menurun sebesar 0,204720%. Dapat disimpulkan bahwa dampak perubahan produksi tembakau Indonesia terhadap volume ekspor tembakau Indonesia ke Amerika Serikat memiliki pengaruh yang besar. Produksi tembakau Indonesia berpengaruh negatif terhadap volume ekspor tembakau Indonesia ke Amerika Serikat dapat disebabkan karena law of diminishing return. Untuk meningkatkan hasil produksi, maka harus menambahkan faktor produksi. Namun apabila faktor-faktor produksi terus ditambah, maka akan menjadi tidak efektif sehingga output yang dihasilkan semakin menurun. Faktor produksi tembakau Indonesia dalam jangka pendek dan jangka panjang dalam penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Mulyandari (2019) yang menunjukkan bahwa faktor produksi berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap volume ekspor tembakau Indonesia dalam jangka pendek dan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap volume kespor tembakau Indonesia dalam jangka panjang. Untuk meningkatkan volume ekspor tembakau Indonesia dalam hal produksi dapat dilakukan dengan meningkatkan teknologi pengelolaan yang lebih baik sehingga kualitas komoditas tembakau akan memperbaiki harga dan daya saing komoditas tembakau Indonesia.
Hasil dalam estimasi regresi menunjukkan faktor harga tembakau dunia berpengaruh positif dan signifikan terhadap volume ekspor tembakau Indonesia ke Amerika Serikat dalam jangka pendek dilihat dari nilai koefisien sebesar 0,563110 dengan α sebesar 0,1, sedangkan dalam jangka panjang, faktor harga tembakau dunia tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan volume ekspor tembakau Indonesia ke Amerika Serikat dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,1079 yang lebih besar dari α sebesar 0,1. Dalam jangka pendek, apabila harga tembakau dunia meningkat sebesar 1% maka volume ekspor tembakau Indonesia ke Amerika Serikat meningkat sebesar 0,563110%. Hal ini menjelaskan hubungan harga tembakau dunia dengan volume ekspor tembakau Indonesia ke Amerika Serikat. Apabila harga
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2685-3809 Vol. 12, No. 2, Desember 2023 tembakau di pasar internasional lebih besar dari pasar domestik, maka jumlah tembakau yang diekspor semakin banyak. Faktor harga tembakau dunia dalam jangka pendek dalam penelitian ini sejalan dengan penelitian Mulyandari (2019) yang menunjukkan bahwa faktor harga tembakau dunia berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap volume ekspor tembakau Indonesia dalam jangka pendek, sedangkan dalam jangka panjang faktor harga tembakau dunia tidak sejalan dengan penelitian Mulyandari (2019) yang menunjukkan bahwa faktor harga tembakau dunia berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap volume ekspor tembakau Indonesia dalam jangka panjang. Pemerintah dapat meningkatkan volume ekspor tembakau ketika terjadi kenaikan harga tembakau dunia sebagai cara untuk meningkatkan daya saing komoditas tembakau Indonesia.
Hasil dalam estimasi regresi faktor GDP riil AS tidak berpengaruh secara signifikan dalam jangka pendek dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,4148 yang lebih besar dari α sebesar 0,1, sedangkan dalam jangka panjang faktor GDP riil AS mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan ekspor tembakau Indonesia ke Amerika Serikat dengan nilai koefisien sebesar 0,806247. Hal ini menunjukkan dalam jangka panjang apabila terjadi perubahan pada GDP riil AS sebesar 1% maka akan terjadi perubahan volume ekspor tembakau Indonesia ke Amerika Serikat sebesar 0,806247%. Hal ini menunjukkan bahwa dalam jangka panjang dengan meningkatnya pendapatan nasional (GDP) Amerika Serikat, maka permintaan komoditas tembakau juga meningkat. Faktor GDP riil negara tujuan dalam jangka pendek dalam penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Putra (2013) yang menunjukkan bahwa GDP riil negara tujuan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap volume ekspor tembakau Indonesia dalam jangka pendek, sedangkan dalam jangka panjang faktor GDP riil negara tujuan sejalan dengan penelitian Putra (2013) yang menunjukkan bahwa faktor GDP riil negara tujuan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap volume ekspor tembakau Indonesia dalam jangka panjang. GDP riil AS dapat dijadikan sebagai indikator bagi para eksportir tembakau Indonesia dalam menentukan sasaran pemasaran tembakau.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan metode OLS dan ECM adalah Provinsi di Indonesia yang sektor basisnya komoditas tembakau adalah provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan. Faktor-faktor yang memengaruhi volume ekspor tembakau Indonesia ke Amerika Serikat dalam jangka panjang adalah produksi tembakau Indonesia dan GDP riil AS, sedangkan dalam jangka pendek adalah produksi tembakau Indonesia dan harga tembakau dunia.
Saran yang peneliti dapat berikan berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan adalah diharapkan dengan mengetahui sektor basis tembakau di Indonesia pemerintah dapat memfokuskan peningkatan kualitas komoditi tembakau di daerah yang memiliki sektor basis tembakau. Pemerintah perlu membuat kebijakan serta strategi mengenai ekspor tembakau Indonesia untuk dapat bersaing di dalam pasar internasional seperti meningkatkan teknologi pengelolaan yang lebih baik sehingga kualitas komoditas tembakau dapat meningkatkan harga dan daya saing komoditas tembakau Indonesia.
-
5. Ucapan Terima Kasih
Peneliti memberi ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung terlaksananya penelitian ini sehingga penelitian dapat dipublikasikan. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat serta dapat menjadi rujukan untuk penelitian-penelitian selanjutnya di masa yang mendatang.
Daftar Pustaka
Alkadri. 1999. Pengembangan Wilayah. Tiga Pilar, Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 2018. Ekspor Tembakau Menurut Negara Tujuan Utama.
Direktorat Jendral Perkebunan. 2019. Statistik Perkebunan Indonesia Komoditas Tembakau Tahun 2018-2020.
FAO. 2020. Indonesia Tobacco Export Quantity 2000 - 2019. Food and Agriculture Organization of United Nations.
Galih, A. P., dan Setiawina, N. D. 2014. Analisis Pengaruh Jumlah Produksi, Luas Lahan, dan Kurs Dolar Amerika terhadap Volume Ekspor Kopi Indonesia Periode Tahun 2000 - 2011. E-Jurnal EP Unud. 3(2): 48 - 55.
Komaling, R. J. 2013. Analisis Determinan Ekspor Kopi Indonesia ke Jerman Periode
1993 - 2011. Jurnal Emba, 1(4): 2025-2035.
Marbun, L. 2015. Pengaruh Produksi, Kurs, dan Gross Domestic Product (GDP) terhadap Ekspor Kayu Lapis. Economics Development Analysis Journal, 4(2): 129-136.
Maygirtasari, T., Yulianto, E., dan Mawardi, M. K. 2015. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Ekspor Crude Palm Oil (CPO) Indonesia. Jurnal Administrasi Bisnis. 25(2): 1-8.
Mejaya, A. S., Fanani, D., dan Mawardi, M. K. 2016. Pengaruh Produksi, Harga Internasional, dan Nilai Tukar terhadap Volume Ekspor Teh Indonesia. Jurnal Administrasi Bisnis, 35(2): 20-29.
World Bank. 2020. GDP (Current US$) - United States. World Bank: World Development Indicators.
World Bank. 2020. Commodity Price Data. World Bank: World Development Indicators.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA
1056
Discussion and feedback