Analisis Nilai Ekonomi Agrowisata Taman Edelweis di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem
on
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2685-3809 Vol. 12, No. 1, Juli 2023
DOI: https://doi.org/10.24843/JAA.2023.v12.i01.p49
Analisis Nilai Ekonomi Agrowisata Taman Edelweis di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem
PUTU AGUS YUDI WIJAYAKUSUMA, DWI PUTRA DARMAWAN *, NYOMAN PARINING
Program Studi Agribisinis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Jl. PB. Sudirman 80232
Email: yudiwijaya04@gmail.com *dwiputradarmawan@yahoo.com
Abstract
Economic Analysis of Edelweis Park Agrotourism, in Besakih Village, Rendang Distric, Karangasem Regency
Edelweis Park Agrotourism with Kasna flowers as a characteristic, was developed for the first time in Karangasem Regency and there has never been a study of the economic value, seen from the visits made by tourists, to estimate how much economic value is given by tourists. Research was conducted with the aim to determine the factors that affect the frequency of tourist visits and the economic value of Edelweis Park Agrotourism. The research location was determined purposively and determination of the sample using the accidental sampling method. Analysis of the factors that affect the frequency of tourist visit using multiple linear regression while the analysis of the economic value of using the cost method of travel that look a gain suplus consumers. The results showed that the factors that affect the frequency of visits to Edelweis Park Agrotourism are end of education and travel costs. The calculation of consumer surplus with the average number of tourist visits from 2018 to 2020, the economic value of Edelweis Park Agrotourism obtained is Rp. 20,034,738,305.00. Based on the results, expected that the manager to add and improvement facilities and able to join with travel agency to provide affordable travel packages for visitors.
Keywords: agrotourism, economic, travel, edelweis
Pertanian merupakan sektor penting yang menyerap tenaga kerja dan memberi pendapatan bagi sebagian besar rumah tangga masyarakat perdesaan di Indonesia. Disamping sektor pertanian terdapat sektor pariwisata yang juga merupakan sektor penting dalam pembangunan nasional. Keberadaan pariwisata sangat memberikan kontribusi dan dampak yang sangat besar terhadap perekonomian
terutama pada wilayah atau negara yang pendapatan rata-rata masyarakatnya masih rendah.
Kekayaan alam dan budaya merupakan komponen penting dalam pariwisata di Bali. Menurut Suryawardani, et al, (2017), bentang dan keindahan alam
menakjubkan yang dimiliki oleh Bali menjadi daya dukung susksesnya atraksi wisata alam yang ada. Potensi ini dapat dimanfaatkan menjadi salah satu alternatif wisata khususnya wisata berbasis agrowisata. Agrowisata merupakan kegiatan yang berupaya mengembangkan sumberdaya alam suatu daerah yang memiliki potensi dibidang pertanian untuk dijadikan kawasan wisata (Sumarwoto (1990) dalam Windia, dkk, 2007).
Agrowisata Taman Edelweis berlokasi di lereng Gunung Agung, menawarkan suasana alam dengan keindahan alam Desa Besakih serta tata kelola kebun bunga Kasna (Anaphalis margaritaceae aeteraceae) yang dinamai oleh masyarakat setempat sebagai bunga Edelweis. Tanaman bunga Kasna ini termasuk salah satu tanaman yang dibutuhkan oleh umat Hindu untuk sarana upakara (Rupaniawati, 2018), juga merupakan potensi dan keunggulan desa yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat setempat.
Penilaian ekonomi dengan menggunakan metode biaya perjalanan bagi pengembangan pariwisata penting dilakukan. Djijono (2002) menyatakan penggunaan metode biaya perjalanan meliputi: jumlah kunjungan, biaya perjalanan (transportasi, konsumsi, dan tiket masuk), pendapatan atau uang saku per bulan, tingkat pendidikan, akan mendapatkan gambaran rata-rata nilai kesediaan berkorban per kunjungan, dan surplus konsumen.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas maka, penelitian tentang nilai ekonomi Agrowisata Taman Edelweis di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem ini, perlu dilakukan untuk menganalisis nilai ekonomi yang didapatkan. Juga perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi frekuensi kunjungan wisata ke Agrowisata Taman Edelweis di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk peningkatan pengelolaan agrowisata.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini antara lain untuk mengetahui:
-
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi kunjungan wisata ke Agrowisata Taman Edelweis di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem.
-
2. Nilai ekonomi Agrowisata Taman Edelweis di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem.
Lokasi penelitian ditentukan secara secara sengaja (purposive) di Agrowisata Taman Edelweis di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, yang dilaksanakan pada bulan Mei sampai bulan Desember 2020.
Jenis data dalam penelitian adalah data kualitatif dan kuantitatif (Syofian (2010) dalam Cahyanti, dkk, 2019). Data kualitatif berupa gambaran umum lokasi penelitian dan data kuantitatif terdiri atas data biaya perjalanan yang meliputi biaya transportasi, biaya tiket masuk, biaya konsumsi selama kegiatan berkunjung, biaya dokumentasi, dan biaya parkir yang dikeluarkan oleh pengunjung selama berwisata.
Sumber data primer yang dikumpulkan yaitu frekuensi kunjungan pengunjung, umur, jarak tempuh, pendidikan terakhir, pekerjaan, pendapatan, biaya transportasi, biaya tiket masuk, biaya konsumsi selama kegiatan berkunjung, biaya dokumentasi dan biaya parkir yang dikeluarkan oleh pengunjung. Adapun data sekunder yang diperlukan untuk mengetahui gambaran umum objek wisata. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi (pengamatan langsung), wawancara, dan studi pustaka (Nazir (1983) dalam Iqbal, dkk, 2006).
Populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung Agrowisata Taman Edelweis. Penentuan sampel menggunakan metode accidental sampling yang merupakan teknik penentuan sampel didasarkan pada siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dan orang yang kebetulan ditemui itu dipandang cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2015).
Mengacu pada data kunjungan ke Agrowisata Taman Edelweis periode bulan Agustus 2018 sampai Juli 2020, rata-rata jumlah kunjungan yaitu 86.510 pengunjung pertahun sehingga penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Slovin dengan menggunakan taraf kesalahan sebesar 15% atau tingkat kepercayaan sebesar 85%, maka dihasilkan jumlah sampel yaitu 45 orang.
Untuk menduga nilai ekonomi objek wisata digunakan pendekatan biaya perjalanan. Pendekatan dimulai dengan menghitung besarnya biaya perjalanan pengunjung. Biaya perjalanan yang digunakan termasuk diantaranya biaya transportasi, biaya tiket masuk, biaya konsumsi selama kegiatan berkunjung, biaya dokumentasi, dan biaya lain. Menentukan besarnya biaya perjalanan dikeluarkan, dirumuskan:
BP = BT + BK + BTk + BD +BL..................................(1)
Keterangan:
BP = Biaya perjalanan (Rp/Orang/Hari kunjungan)
BT = Biaya transportasi (Rp/Orang)
BK = Biaya konsumsi (Rp/Orang)
BTk = Biaya tiket masuk (Rp/Orang)
BD = Biaya dokumentasi (Rp/Orang)
BL = Biaya lain-lain (Rp/Orang)
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi kunjungan wisatawan ke Agrowisata Taman Edelweis digunakan analisis regresi linear berganda dimana sebagai variabel terikat yaitu frekuensi kunjungan.
Y = f(X1, X2, X3,X4,X5,X6).........................................(2)
Keterangan:
Y
X1
X2
X3
X4
X5
X6
= Frekuensi kunjungan
= Umur
-
= Pendidikan akhir
-
= Pekerjaan
-
= Pendapatan
-
= Jarak tempuh
-
= Biaya perjalanan
Untuk melakukan pendugaan parameter koefisien regresi kita harus menguji asumsi asumsi dari model regresi tersebut sebelum melakukan pengujian model secara keseluruhan (uji-f) dan pengujian mengenai masing-masing koefisien regresi (uji-t) (Ghozali, 2009). Jika asumsi tersebut dilanggar maka tidak dapat melakukan uji-f maupun uji-t. Uji asumsi klasik dilakukan untuk melihat adanya pelanggaran asumsi pada model dengan melakukan uji antara lain uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi, dan uji normalitas (Juanda, 2009).
Menghitung nilai ekonomi objek wisata menggunakan metode biaya perjalanan dilakukan dengan menghitung nilai surplus konsumen per individu pertahun. Untuk menghitung nilai surplus konsumen, menggunakan formulasi sebagai berikut:
X2
SK = —
(3)
Keterangan:
SK = Surplus konsumen
X = Jumlah kunjungan responden (kali/tahun)
βi = Koefisien regresi biaya perjalanan pada persamaan.
Untuk dapat memperoleh nilai surplus konsumen/individu/kunjungan, maka
digunakan rumus sebagai berikut: .................................................
(4)
(5)
Keterangan:
SK’ = Surplus konsumen/individu/kunjungan
X = Jumlah kunjungan responden (kali/tahun)
xp = Jumlah pengunjung
EV = SK’ x K .....................................................
Keterangan:
EV = Nilai ekonomi per tahun
K = Estimasi atau rata-rata kunjungan per tahun (Marsinko, et al, (2002) dalam
Rofiiqoh, 2017)
Responden dalam penelitian ini adalah pengunjung atau wisatawan yang berkunjung ke Agrowisata Taman Edelweis yang berjumlah 45 orang. Karakteristik responden dalam penelitian ini digolongkan ke dalam beberapa aspek diantaranya adalah daerah asal dan jarak tempuh responden, umur, pendidikan akhir, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, jenis kendaraan yang digunakan dan frekuensi kunjungan.
-
a. Distribusi responden berdasarkan daerah asal dan jarak tempuh
Distribusi responden berdasarkan daerah asal dan jarak tempuh menunjukkan bahwa jumlah responden terbanyak berasal dari Kota Denpasar dengan jarak tempuh yaitu 41-60 km sebesar 31,11% (14 orang) sedangkan yang paling sedikit adalah Kabupaten Tabanan dengan jarak tempuh 61-80 km dan Kabupaten Buleleng dengan jarak tempuh 80-120 km masing-masing yaitu 4,44% (2 orang).
-
b. Distribusi responden berdasarkan umur
Distribusi responden berdasarkan umur dapat diketahui bahwa responden secara dominan adalah berada pada usia dewasa awal (<= 29 tahun) yang dimana wisatawan pada umur tersebut kondisi fisiknya masih sehat dan bugar serta sangat produktif, sehingga mudah bagi mereka untuk menjangkau lokasi Agrowisata Taman Edelweis tersebut.
-
c. Distribusi responden berdasarkan pendidikan akhir
Distribusi responden berdasarkan pendidikan akhir menunjukkan bahwa pendidikan akhir SMA memiliki distribusi tertinggi yaitu 57,78% (26 orang), kedua pendidikan akhir Perguruan Tinggi yaitu 40,00% (18 orang), ketiga pendidikan akhir SMP yaitu 2,22% (1 orang), dan yang terakhir pendidikan akhir SD yaitu 0% (0 orang) d. Distribusi responden berdasarkan tingkat pendapatan
Distribusi responden berdasarkan tingkat pendapatan menunjukkan bahwa jumlah responden terbanyak pada kisaran pendapatan sebesar Rp 2.500.002,00-Rp. 3.500.001,00 yaitu 33,33% (15 orang), disusul oleh tingkat pendapatan pada kisaran 1.500.002,00 sampai 2.500.001,00 dengan persentase 24,44% (11 orang), tingkat pendapatan lebih dari Rp. 4.500.001,00 dengan persentase 20,00% (9 orang) dan tingkat pendapatan pada kisaran sebesar Rp. 500.000,00 sampai Rp. 1.500.001,00 dengan persentase 4,44% (2 orang).
-
e. Distribusi responden berdasarkan jenis pekerjaan
Distribusi responden berdasarkan jenis pekerjaan terbanyak dari golongan wiraswasta dengan persentase sebanyak 40,00 % (18 orang), disusul oleh golongan pegawai swasta yaitu sebanyak 33,33% (17 orang), kemudian disusul oleh responden golongan pelajar atau mahasiswa sebanyak 22,22% (4 orang).
-
f. Distribusi responden berdasarkan jenis kendaraan
Distribusi responden berdasarkan jenis kendaraan menunjukkan bahwa responden menggunakan kendaraan pribadi yaitu berupa mobil dan sepeda motor.
Dari 45 responden, sebesar 73,33% (33 orang) menggunakan sepeda motor dan sisanya menggunakan mobil sebesar 26,67% (12 orang).
-
g. Distribusi responden berdasarkan frekuensi kunjungan
Distribusi responden berdasarkan frekuensi kunjungan menunjukkan bahwa jumlah responden paling banyak mengunjungi Agrowisata Taman Edelweis adalah dengan frekuensi kunjungan sebanyak 1 (satu) kali yaitu 57,78% (26 orang), selanjutnya diikuti oleh jumlah responden dengan frekuensi kunjungan sebanyak 2 (dua) kali yaitu 26,67% (12 orang), jumlah responden dengan frekuensi kunjungan sebanyak 3 (tiga) kali yaitu 13,33% (6 orang), sedangkan jumlah responden paling sedikit yaitu 2,22% (1 orang) dengan frekuensi kungjungan 4 (empat) kali.
Rata-rata biaya perjalanan tertinggi dikeluarkan oleh responden yang berasal dari Kabupaten Buleleng yaitu sebesar Rp. 258.000,00 sedangkan rata-rata biaya perjalanan terendah dikeluarkan oleh responden dari Kabupaten Karangasem yaitu sebesar Rp. 135.875,00. Rata-rata biaya perjalanan yang dikeluarkan oleh pengunjung dalam penelitian sebesar Rp. 193.489,00.
Tabel 1.
Hasil Uji Regresi Faktor-faktor yang Mepengaruhi Frekuensi Kunjungan Wisata
No |
Variabel |
Koefisien |
t-Statistik |
Probabilitas |
1. |
Konstanta |
4,198 |
6,762 |
0,000 |
2. |
Umur |
-0,014 |
-1,107 |
0,275 |
3. |
Pendidikan akhir |
-0,629 |
-3,251 |
*0,002 |
4. |
Pekerjaan |
0,165 |
1,582 |
0,122 |
5. |
Pendapatan |
-0,00000001502 |
-0,180 |
0,858 |
6. |
Jarak tempuh |
-0,039 |
-0,365 |
0,717 |
7. |
Biaya perjalanan |
-0,000002159 |
-2,387 |
*0,022 |
R2 = |
0,437 |
F-hitung = |
4,925 dengan signifikansi 0,001 |
* = signifikan pada taraf 5% (0,05)
Sumber: Data Primer, 2021 (Diolah)
Pengujian terhadap model regresi bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi frekunesi kunjungan ke Agrowisata Taman Edelweis. Sebelum dilakukan analisis regresi, model yang digunakan harus lolos uji asumsi klasik meliputi uji multikolinearitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas, dan uji normalitas. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan nilai VIF masing-masing variabel bebas tidak ada yang lebih dari 10, hal ini membuktikan bahwa model regresi tidak memiliki masalah multikolinearitas. Berdasarkan uji autokorelasi didapat nilai Durbin-Watson sebesar 2,006. Nilai dU
untuk jumlah variabel 6 (k=6) dan jumlah data 45 (n=45) adalah 1,835. Sehingga model regresi tidak mengalami masalah autokorelasi karena nilai Durbin-Watson berada diantara dU (1,835) dan 4-dU (4-1,835=2,165). Berdasarkan analisis uji heteroskedastisitas menggunakan program SPSS versi 23, seluruh variabel bebas memiliki nilai t-hitung yang tidak signifikan (taraf signifikansi 5% atau 0,05) yang menandakan seluruh variabel tersebut tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Pengujian normalitas menggunakan uji normalitas Jarque-Bera dengan taraf signifikansi 5% (0,05) didapat nilai probabilitas yaitu 0,435 lebih besar dari 5% (0,05). Hal ini dapat disimpulkan bahwa data sudah terdistribusi secara normal.
Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda pada Tabel 1, diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 4,198-0,014 X1-0,629 X2+0,165 X3-0,00000001502 X4-0,039 X5-0,000002159 X6 + e
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,437. Nilai koefisien determinasi bernilai positif, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 43,7% variasi frekuensi kunjungan wisata dapat dijelaskan oleh variabel umur, pendidikan akhir, pekerjaan, pendapatan, jarak tempuh, dan biaya perjalanan. Sisanya sebesar 56,3% dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Nilai f hitung model regresi sebesar 4,925, sedangkan nilai f tabel (0,05;6;38) adalah 2,35 maka nilai f hitung > nilai f tabel sehingga dapat dijelaskan bahwa variabel bebas secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Hasil uji t pada Tabel 1 di atas, diketahui bahwa uji t pada α = 5% (0,05) yang mempunyai pengaruh signifikan adalah variabel pendidikan akhir dan biaya perjalanan.
Variabel bebas yang berpengaruh terhadap frekuensi kunjungan wisatawan ke Agrowisata Taman Edelweis antara lain:
-
1. Umur
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa nilai probabilitas dari variabel umur lebih besar dari taraf signifikansi 5% (0,05), sehingga dapat dikatakan bahwa variabel umur berpengaruh tidak signifikan terhadap frekuensi kunjungan wisata ke Agrowisata Taman Edelweis. Nilai koefisien regresi variabel umur adalah -0,014 bertanda negatif, dapat dijelaskan bahwa apabila umur meningkat ada kecenderungan menurunkan frekuensi kunjungan wisata ke Agrowisata Taman Edelweis, akan tetapi pengaruhnya sangat kecil. Ini disebabkan oleh lokasi Agrowisata Taman Edelweis medannya sedikit curam dan menanjak sehingga kurang menarik untuk pengujung yang berumur lebih tua, namun berbanding terbalik dengan pengujung yang berasal dari golongan anak muda dikarena memiliki kondisi fisik yang sehat dan bugar. 2. Pendidikan akhir
Berdasarkan Tabel 1, diketahui bahwa nilai probabilitas dari pendidikan akhir lebih kecil dari taraf signifikansi 5% (0,05) sehingga dapat dikatakan variabel pendidikan akhir signifikan mempengaruhi frekuensi kunjungan wisata ke Agrowisata Taman Edelweis. Nilai koefisien regresi variabel pendidikan akhir
adalah -0.629, dapat dijelaskan bahwa apabila pendidikan akhir meningkat 1 satuan akan berpengaruh terhadap menurunnya frekuensi kunjungan wisata sebesar 6,29 satuan. Hal ini dapat terjadi, diperkirakan karena dengan semakin tingginya tingkat pendidikan akhir, pengunjung akan lebih selektif dalam memilih tempat wisata. Oleh karena itu, terdapat kecenderungan pengunjung untuk memilih berkunjung ke tempat wisata yang memiliki sarana dan prasarana yang lebih baik.
-
1. Pekerjaan
Hasil uji regresi, diketahui bahwa nilai probabilitas dari variabel pekerjaan lebih besar dari taraf signifikansi 5% (0,05), sehingga dapat dijelaskan bahwa pekerjaan berpengaruh tidak signifikan terhadap frekuensi kunjungan wisata ke Agrowisata Taman Edelweis. Nilai koefisien regresi variabel pekerjaan adalah 0,165 bertanda positif, dapat dijelaskan bahwa variabel pekerjaan, ada kecenderungan meningkatkan frekuensi kunjungan wisata ke Agrowisata Taman Edelweis. Dapat dijelaskan bahwa, frekuensi kunjungan wisata tidak tergantung dari jenis pekerjaan wisatawan. Hal ini didukung oleh hasil penelitian bahwa dari karakteristik responden, semua jenis pekerjaan mempunyai kesempatan yang sama untuk melakukan kunjungan wisata ke Agrowisata Taman Edelweis
-
4. Pendapatan
Berdasarkan uji regresi, dapat diketahui bahwa nilai probabilitas variabel pendapatan lebih besar dari taraf signifikansi 5% (0,05), sehingga dapat dijelaskan bahwa pendapatan berpengaruh tidak signifikan terhadap frekuensi kunjungan wisata ke Agrowisata Taman Edelweis. Dapat dijelaskan bahwa kunjungan wisatawan ke Agrowisata Taman Edelweis tidak dipengaruhi oleh sisi ekonomi dan cakupan lingkungan daerah tujuan wisata Agrowisata Taman Edelweis masih dalam lingkup lokal Bali. Hal ini juga secara tidak langsung mengisyaratkan bahwa semakin tinggi pendapatan pengunjung maka lebih memilih tujuan wisata lain yang memiliki prestise yang lebih tinggi.
-
5. Jarak tempuh
Berdasarkan hasil uji regresi, dapat dilihat bahwa nilai probabilitas dari variabel jarak tempuh lebih besar dari taraf signifikansi 5% (0,05), sehingga dapat dijelaskan bahwa variabel jarak tempuh berpengaruh tidak signifikan terhadap frekuensi kunjungan wisata ke Agrowisata Taman Edelweis. Koefisien regresi variabel jarak tempuh bernilai negatif, yang menunjukkan bahwa semakin jauh jarak tempuh, maka ada kecenderungan menurunkan jumlah kunjungan ke Agrowisata Taman Edelweis. Jarak tempuh berkaitan dengan waktu yang dihabiskan seseorang untuk mencapai lokasi obyek wisata, oleh karena itu jarak tempuh dari tempat tinggal ke obyek wisata yang dituju menjadi faktor yang perlu dipertimbangkan.
-
6. Biaya perjalanan
Berdasarkan hasil Tabel 1, diketahui bahwa nilai probabilitas dari biaya perjalanan lebih kecil dari taraf signifikansi 5% (0,05), sehingga dapat dikatakan variabel biaya perjalanan signifikan mempengaruhi frekuensi kunjungan wisata ke Agrowisata Taman Edelweis. Nilai koefisien regresi variabel biaya perjalanan yaitu -
0,000002159 bertanda negatif, dapat dijelaskan bahwa apabila biaya perjalanan meningkat 1% akan berpengaruh terhadap menurunnya frekuensi kunjungan wisata sebanyak 0,00002159%. Hal ini sesuai dengan keadaan di lapangan bahwa, dari hasil wawancara diketahui rata-rata kali kunjungan wisata responden ke Agrowisata Taman Edelweis berkurang sejalan dengan semakin tingginya biaya perjalanan dari wisata itu sendiri. Hal ini dapat karena biaya perjalanan merupakan faktor yang sangat penting dalam keputusan melakukan suatu kegiatan wisata.
3.4 Nilai Ekonomi Agrowisata Taman Edelweis
Tabel 2. Perhitungan Nilai Ekonomi Agrowisata Taman Edelweis | |
No |
Keterangan Nilai |
|
Jumlah responden (orang) (a) 45 Jumlah kunjungan responden (kali/tahun) (b) 45 Rata-rata kunjungan per tahun (c) 86.510 Koefisien biaya perjalanan (d) 0,000002159 Total surplus konsumen (Rp) (e) = b2/2d 468.967.114,00 Surplus konsumen/individu/kunjungan (Rp) (f)=e/b/a 231.589,00 Nilai ekonomi per tahun (Rp) (g) = f x c 20.034.738.305,00 |
Sumber: Data Primer, 2021 (Diolah)
Berdasarkan hasil analisis regresi didapat koefisien biaya perjalanan sebesar 0,000002159, jumlah responden yaitu 45 orang, dan untuk jumlah kunjungan digunakan asumsi kunjungan tiap responden sebesar 1 kali sehingga dihasilkan jumlah kunjungan per tahun sebanyak 45 kali. Sementara itu untuk mendapatkan nilai surplus konsumen/individu/kunjungan (f) didapat dari perhitungan total surplus konsumen dibagi jumlah responden dibagi jumlah kunjungan per tahun yaitu sebesar Rp. 231.589. Nilai ekonomi Agrowisata Taman Edelweis dapat diperoleh dengan mengalikan nilai surplus konsumen/individu/kunjungan dengan rata-rata kunjungan periode bulan Agustus 2018 sampai dengan bulan Juli 2020 yaitu sebanyak 86.510 orang, didapat nilai ekonomi Agrowisata Taman Edelweis sebesar Rp. 20.034.738.305,00 per tahun. Besar nilai ekonomi tersebut juga memberikan pengertian bahwa atraksi wisata di Agrowisata Taman Edelweis masih memiliki daya tarik bagi wisatawan khususnya yang berasal dari pulau Bali. Nilai tersebut dapat ditingkatkan dengan melakukan perbaikan dan penambahan fasilitas wisata di Agrowisata Taman Edelweis.
Berdasarkan pemaparan dan penjelasan hasil penelitian yang telah didapatkan, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi kunjungan wisatawan ke Agrowisata Taman Edelweis secara signifikan
antara lain pendidikan akhir dan biaya perjalanan. Nilai ekonomi merupakan agregat atau penjumlahan WTP sehingga dapat diperoleh dengan mengalikan nilai surplus konsumen yang telah didapat sebelumnya dengan rata-rata kunjungan periode bulan Agustus 2018 sampai dengan bulan Juli 2020 yaitu sebanyak 86.510 orang. Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh nilai ekonomi dari Agrowisata Taman Edelweis sebesar Rp 20.034.738.305.
Berdasarkan pemaparan dan penjelasan hasil dari penelitian yang telah didapatkan, dapat disarankan yaitu pengelola sebaiknya melakukan penambahan dan pembenahan fasilitas yang ada di Agrowisata Taman Edelweis guna menjaga kenyamanan dan keamanan pengunjung serta bekerja sama dengan biro perjalanan guna menyediakan paket perjalanan yang terjangkau bagi pengunjung. Penelitian ini belum sempurna sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai manfaat ekonomi langsung ataupun tidak langsung dari Agrowisata Taman Edelweis bagi masyarakat sekitarnya.
-
5. Ucapan Terima Kasih
Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah mendukung terlaksananya penelitian ini yaitu kepada pengelola Agrowisata Taman Edelweis, masyarakat Banjar Temukus, dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga penelitian ini bermanfaat sebagaimana mestinya.
Daftar Pustaka
Cahyanti, P. A. D., Susrusa, K. B. dan Anggreni, I. G. A. A. L. 2019. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Hidroponik Di Kabupaten Badung (Studi Kasus Di Kecamatan Petang Dan Badung Selatan). Skripsi. Universitas Udayana.
Djijono. 2002. Valuasi Ekonomi Menggunakan Motode Travel Cost Taman Wisata Hutan di Taman Wan Abdul Rachman, Provinsi Lampung. Makalah Pengantar Falsafah Sains. Bogor: Institut Pertanian Bogor, Program Pascasarjana.
Ghozali, I. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Ke-4. Semarang: Universitas Diponegoro.
Iqbal, M., Sobari, M. P., dan Fauzi, A. 2006. Analisis Nilai Ekonomi Taman Wisata Alam Laut Pulau Weh di Kota Sabang. Mangrove dan Pesisir. VI(3), pp. 1931.
Juanda, B. 2009. Ekonometrika. Bogor: IPB Press
Rofiiqoh, A. 2017. Valuasi Ekonomi Dengan Metode Travel Cost Pada Taman
Wisata Pulau Pahawang Kabupaten Pesawaran. Skripsi. Universitas Lampung.
Rupaniawati, D. A. D., Wahyuni, N. K. S., dan Sueka, I. G. N. 2018. Bentuk dan Proses Penciptaan Tari Padang Kasna Sebagai Tolak Ukur Kemampuan Penggarap. Jurnal Seni Pertunjukan (KALANGWAN), IV(1), pp. 42-47.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta
Suryawardani, I G.A.O., A. S. Wiranatha, I K. G. Bendesa, M. Antara and Maria Gravi-Barbass. 2017. A Structural Model od Foreign Tourists Loyalty in Nature-based Tourism in Bali. International Journal of Applied Business and Economic Research, 15(9), pp 195-215.
Windia, W., Wirartha, M., Suamba, K., dan Sarjana, M. 2007. Model Pengembangan Agrowisata di Bali. SOCA: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian. 7(1), pp. 1,14.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA
542
Discussion and feedback