Jurnal Agribisnis dan Agrowisata     ISSN: 2685-3809

DOI: https://doi.org/10.24843/JAA.2023.v12.i01.p30

Vol. 12, No. 1, Juli 2023

Kontribusi Pendapatan Pembuat VCO (Virgin Coconut Oil) pada KWT Bina Amerta terhadap Pendapatan Rumah Tangga di Kabupaten Jembrana Bali

KOMANG IRA MAHAYANI, DWI PUTRA DARMAWAN*, KETUT BUDI SUSRUSA

Program Studi Agribisnis. Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Jl. PB. Sudirman Denpasar 80232, Bali

Email: iramahayani19@gmail.com *putradarmawan@unud.com

Abstract

Income Contribution of VCO (Virgin Coconut Oil) Makers at KWT Bina Amerta to Household Income in Jembrana Regency, Bali

The role and position of women in society begins with their position in the household, namely as a wife and housewife. But now a woman has started to participate in economic activities. The economic activity of the community that cannot be separated from the involvement of women is in the agricultural sector. Various productive activities in the agricultural sector began to be carried out by individuals and organizations such as the Women Farmers Group (KWT). One form of productive activity that has been carried out by KWT Bina Amerta in Jembrana Regency as an effort to utilize agricultural products and at the same time provide additional income is processing coconut into VCO. The large number of coconut plantations around the Bina Amerta KWT location is one of the reasons for the development of VCO processing. The research objectives are: 1) to analyze the income of KWT members who produce VCO in KWT Bina Amerta and 2) analyze the income contribution of KWT members who produce VCO at KWT Bina Amerta to household income. This study uses quantitative analysis methods. The sample used is KWT Bina Amerta members who are involved in VCO processing activities, namely 5 people. The results showed that: 1) the amount of net income earned by KWT members from VCO processing activities was IDR 40,000/day where in one month they usually produce for 15 days and in one year only produce effectively for 6 months so that the income earned by members is large. KWT from VCO processing activities for one year is IDR 3,600,000, 2) the income contribution of KWT members who produce VCO in KWT Bina Amerta to household income is 9%, which means the contribution given is still very low.

Keywords: women, contribution, income, household

  • 1.    Pendahuluan

    • 1.1.    Latar Belakang

Beberapa negara termasuk Indonesia cenderung menganggap posisi perempuan lebih rendah dibandingkan laki-laki dalam berbagai aspek kehidupan. Ketika sudah berkeluarga seorang perempuan biasanya identik dengan pekerjaan rumah tangga seperti mengurus anak, memasak, ataupun membersihkan rumah. Namun, seiring dengan perkembangan zaman dan tuntutan kehidupan yang semakin bertambah membuat perempuan akhirnya ikut terjun dalam bidang ekonomi (Ahdiah, 2013). Menurut Hutajulu (2015), saat ini banyak kegiatan ekonomi masyarakat yang memerlukan keterlibatan perempuan di dalamnya salah satu aktivitas yang tidak terlepas dari keterlibatan kaum perempuan adalah sektor pertanian. Keterlibatan perempuan dalam ekonomi pertanian memang sejak dulu sudah terlihat, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Sebagai negara dengan wilayah pertanian yang sangat luas, aktivitas ekonomi di bidang pertanian menjadi salah satu sektor utama dalam membantu peningkatan perekonomian di Indonesia (Emilia dkk., 2021). Dalam arti luas, sektor pertanian sendiri memiliki beberapa subsektor yang menjadi andalan salah satunya adalah subsektor perkebunan. Beberapa komditas perkebunan memiliki potensi yang sangat baik dalam membantu meningkatkan perekonomian Indonesia salah satunya adalah komoditas kelapa. Pendayagunaan kelapa tidak hanya sebagai minyak nabati namun ada beberapa produk olahan kelapa lain yang menjadi mata dagang di pasar internasional antara lain, kelapa parut, santan, arang tempurung, gula kelapa dan minyak kelapa murni atau yang dikenal dengan sebutan Virgin Coconut Oil (VCO) (Max dan Alam, 2013).

Saat ini VCO telah muncul sebagai produk diversifikasi kelapa yang menjanjikan dengan permintaan pasar dunia yang terus meningkat. Berbagai manfaat yang diperoleh dari penggunaan VCO bagi kesehatan tubuh manusia adalah peningkatan daya tahan tubuh manusia terhadap penyakit serta mempercepat proses penyembuhan. Menurut Widiayanti (2015), kandungan utama dari VCO yang memberikan manfaat baik bagi kesehatan tubuh manusia adalah asam laurat (laurat acid). Di dalam tubuh manusia, asam tersebut akan bermanfaat sebagai antivirus, antibakteri dan antiprotozoa. Keuntungan dari pengolahan VCO adalah dapat diproduksi dengan skala rumahan, tingkat skala mikro oleh desa, dan tingkat skala makro oleh perusahaan (Nair, 2018).

Melihat potensi pengolahan kelapa menjadi VCO cukup menjanjikan banyak masyarakat di berbagai daerah mulai mengembangkan industri pengolahan VCO salah satunya di Kabupaten Jembrana. Bagian masyarakat yang berperan aktif dalam pengolahan kelapa menjadi VCO di Jembrana adalah Kelompok Wanita Tani (KWT). Menurut Thias (2020), pada umumnya KWT dibentuk untuk meningkatkan kegiatan pengolahan hasil pertanian, yang diharapkan dapat memberikan penghasilan baik tambahan maupun utama sehingga mampu membantu memenuhi kebutuhan keluarga. KWT di Jembrana yang aktif mengembangkan produk pasca panen

berbasis buah kelapa menjadi produk VCO adalah KWT Bina Amerta Desa Berangbang, Kecamatan Negara. Mengolah kelapa menjadi VCO merupakan salah satu wujud kegiatan produktif yang telah dilakukan oleh KWT Bina Amerta dalam memanfaatkan hasil pertanian yang sekaligus dapat memberikan penghasilan bagi wanita tani yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Kegiatan produktif yang dilakukan ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam menunjang kesejahteraan ekonomi khususnya pada lingkup sosial terkecil yakni keluarga atau rumah tangga.

  • 1.2.    Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

  • 1.    Berapa besar pendapatan anggota KWT pembuat VCO di KWT Bina Amerta?

  • 2.    Bagaimana kontribusi pendapatan anggota KWT pembuat VCO di KWT Bina Amerta terhadap pendapatan rumah tangga.

  • 1.3.   Tujuan Penelitian

Dilihat dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

  • 1.    Menganalisis besar pendapatan anggota KWT pembuat VCO di KWT Bina Amerta.

  • 2.    Menganalisis kontribusi pendapatan anggota KWT pembuat VCO di KWT Bina Amerta terhadap pendapatan rumah tangga.

  • 2.    Metode Penelitian

    • 2.1.   Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Bina Amerta yang melakukan pengolahan kelapa menjadi VCO di Desa Berangbang, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana. Waktu yang digunakan untuk melaksanakan penelitian ini selama 2 bulan dimulai dari bulan Desember 2021 hingga Januari 2022.

  • 2.2.    Jenis Data dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini berupa gambaran umum terkait kondisi KWT Bina Amerta dan kegiatan pengolahan VCO yang dilakukan serta data mengenai struktur rumah tangga anggota KWT yang diperoleh dari wawancara. Data kuantitatif yang diperlukan dalam penelitian ini adalah upah yang diperoleh anggota KWT pada kegiatan pengolahan VCO, biaya langsung yang dikeluarkan anggota KWT, pendapatan suami dan pendapatan anggota rumah tangga. Dalam penelitian ini digunakan 2 sumber data yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer diperoleh langsung dari subjek penelitian meliputi informasi mengenai pendapatan yang diperoleh anggota KWT yang mencakup upah dan biaya

langsung pada pembuatan VCO, serta pendapatan dari suami dan anggota rumah tangga. Sumber data sekunder diperoleh secara tidak langsung dari berbagai sumber yang mendukung penelitian data mengenai jumlah penduduk di sekitar lokasi penelitian, data mengenai pekerjaan dan perekonomian penduduk di lokasi penelitian yang bersumber dari publikasi buku Kabupaten Jembrana dalam angka 2021, penelitian terdahulu yang membahas mengenai kontribusi pendapatan pekerja wanita terhadap pendapatan rumah tangga, serta buku-buku penunjang, artikel online dan kepustakaan lainnya.

  • 2.3.    Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan dokumentasi. Pada penelitian ini alat atau instrumen yang digunakan adalah kuesioner.

  • 2.4.    Penentuan Sampel Penelitian

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh (sensus). dengan pertimbangan jumlah populasi yang relatif kecil. Istilah lain dari sampel jenuh adalah sensus, dimana seluruh anggota populasi dijadikan sampel (Sugiyono, 2015). Dalam penelitian ini populasi anggota KWT Bina Amerta yang ikut dalam pengolahan VCO yaitu sebanyak 5 orang dan seluruhnya populasi dipilih sebagai sampel.

  • 2.5.    Analisis Data

Analisis pendapatan yang diperoleh anggota KWT dari kegiatan pengolahan VCO di KWT Bina Amerta dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Pendapatan per tahun = (Hari kerja dalam 1 tahun × (upah-biaya))

Besarnya kontribusi wanita tani pembuat VCO terhadap pendapatan rumah tangga dianalisis dengan menghitung pendapatan wanita tani dari pekerjaan membuat VCO dan pendapatan total anggota rumah tangga. Maka kontribusi pendapatan dapat dihitung dengan rumus berikut (Daulay, 2016) :

D ∩ A A ∕  < 4 Pendapatan Wanita dari VCO _ _ _

Kontribusi Pendapatan Wanita = ------------------------X 100%

TotaZ Pendapatan Rumah Tangga

Pendapatan Rumah Tangga = Pendapatan Suami + Pendapatan Istri + Pendapatan Anggota Rumah Tangga

Pendapatan rumah tangga dibagi menjadi dua yaitu pendapatan yang bersumber dari usahatani dan di luar usahatani. Menganalisis pendapatan rumah tangga yang bersumber dari usahatani dilakukan dengan analisis pendapatan usahatani, sedangkan untuk menganalisis besar pendapatan suami dan pendapatan anggota rumah tangga yang bekerja di luar sektor pertanian, digunakan perhitungan menggunakan rumus yang sama dengan besar pendapatan anggota KWT.

Besar kecilnya kontribusi pendapatan wanita terhadap pendapatan rumah tangga dapat diukur dengan kategori sebagai berikut :

  •    Jika kontribusi >80-100% = sangat tinggi.

  •    Jika kontribusi >60-80% = tinggi.

  •    Jika kontribusi >40-60% = sedang.

  •    Jika kontribusi >20-40% = rendah

  •    Jika kontribusi 0-20% = sangat rendah.

  • 3.    Hasil dan Pembahasan

    • 3.1.   Karakteristik Responden

Karakteristik responden meliputi umur responden, pendidikan terakhir, jumlah tanggungan dan jabatan dalam KWT. Umur responden dapat dilihat dari Tabel 1, bahwa terdapat masing-masing 2 orang responden yang berumur 40 tahun dan 50 tahun dengan persentase 40% serta 1 orang responden yang berumur 60 tahun dengan persentase 20%. Kelima responden dalam penelitian ini masih memiliki produktifitas yang baik dalam bekerja. Selain sebagai pembuat VCO pada KWT Bina Amerta seluruh responden pada penelitian ini hanya berperan sebagai ibu rumah tangga.

Tabel 1.

Umur Responden

Umur Responden

No.                          Jumlah (Orang)

(Tahun)

Persentase

  • 1.   40                                 2

  • 2.   50                                 2

  • 3.    60                                   1

40%

40%

20%

Sumber : Data Primer Diolah, 2022

Tabel 2.

Pendidikan Terakhir Responden

Pendidikan Terakhir

No.                          Jumlah (Orang)

Responden

Persentase

  • 1.   SD                               1

  • 2.   SMP                        2

  • 3.   SMA                       1

  • 4.   Tidak Sekolah                    1

20%

40%

20%

20%

Sumber : Data Primer Diolah, 2022

Berdasarkan Tabel 2 dapat dijelaskan bahwa dari 5 orang responden pada penelitian ini, terdapat masing-masing 1 orang responden dengan pendidikan terakhir SD, SMA dan tidak sekolah serta 2 orang responden dengan pendidikan terakhir SMP.

Tabel 3.

Jumlah Tanggungan dalam Rumah Tangga Responden

No.

Jumlah Tanggungan (Orang)

Jumlah (Orang)

Persentase

1.

3

2

40%

2.

4

1

20%

3.

5

2

40%

Sumber : Data Primer Diolah, 2022

Berdasarkan Tabel 3, jumlah tanggungan dalam rumah tangga responden yaitu sebanyak masing-masing 2 orang responden dengan jumlah tanggungan 3 orang dan 5 orang, serta 1 orang responden dengan jumlah tanggungan sebanyak 4 orang.

Responden pada penelitian ini memiliki jabatan yang sama dalam KWT yaitu sebagai anggota, dimana seluruh anggota memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam kegiatan pengolahan VCO pada KWT Bina Amerta.

  • 3.2.    Pendapatan Anggota KWT dari Pengolahan VCO

Tabel 4.

Pendapatan Anggota KWT dari Pengolahan VCO

Uraian

Jumlah (Rp)

Rata-rata (Rp)

Upah per hari

50.000

50.000

Biaya per hari

10.000

10.000

Pendapatan bersih per hari

40.000

40.000

Pendapatan per tahun

3.600.000

3.600.000

Sumber : Data Primer Diolah, 2022

Tabel 4 menunjukan bahwa pada kegiatan pengolahan VCO di KWT Bina Amerta setiap anggota KWT yang terlibat akan mendapatkan upah per harinya yaitu sebesar Rp 50.000 dengan biaya langsung yang dikeluarkan masing-masing anggota KWT pada kegiatan pengolahan VCO rata-rata Rp 10.000, sehingga pendapatan bersih yang diperoleh per harinya adalah sebesar Rp40.000. Selama satu bulan kegiatan produksi VCO dilakukan 15 hari dimana dalam satu kali produksi membutuhkan waktu selama 3 hari dengan bahan baku 10-25 butir buah kelapa dan dalam 1 bulan mampu menghasilkan 100 botol VCO berukuran 100 ml. Karena dalam satu tahun kegiatan produksi hanya efektif dilakukan selama 6 bulan mengikuti besarnya permintaan konsumen tiap bulannya, maka pendapatan per tahun yang diterima oleh anggota KWT dari kegiatan pengolahan VCO adalah sebesar Rp 3.600.000.

  • 3.3.    Pendapatan Rumah Tangga

    3.3.1.    Pendapatan rumah tangga diluar usahatani

Pendapatan rumah tangga yang diperhitungkan berasal dari pendapatan di luar usahatani dan pendapatan dari usahatani. Untuk pendapatan di luar usahatani

bersumber dari pendapatan istri dengan mengikuti kegiatan pengolahan kelapa menjadi VCO, pendapatan suami dan pendapatan anggota rumah tangga lain yaitu anak dan menantu. Berikut tabel mengenai jenis pendapatan suami dan anggota rumah tangga lainnya berdasarkan jenis pekerjaan.

Tabel 5.

Rata-rata Pendapatan Suami Berdasarkan Jenis Pekerjaan

No

Jenis Pekerjaan

Upah (Rp/ hari)

Biaya (Rp/ hari)

Pendapatan Bersih (Rp/hari)

Pendapatan (Rp/ tahun)

1

PNS

150.000

30.000

120.000

57.600.000

2

Tukang

Bangunan

150.000

25.000

125.000

43.750.000

3

Penjahit

50.000

20.000

30.000

5.400.000

Jumlah (Rp)

106.750.000

Rata-rata (Rp)

21.350.000

Sumber : Data Primer Diolah, 2022

Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa rata-rata pendapatan suami responden adalah Rp21.350.000. Adapun jenis pekerjaan yang dilakukan antara lain yaitu PNS, tukang bangunan dan penjahit. Pendapatan bersih suami yang bekerja sebagai PNS per harinya adalah sebesar Rp120.000, pendapatan bersih suami yang bekerja sebagai tukang bangunan rata-rata per harinya adalah Rp 125.000 dan pendapatan bersih suami yang bekerja sebagai penjahit sebesar Rp 30.000 per hari. Untuk memperoleh besar pendapatan bersih, diperhitungkan juga biaya langsung yang dikeluarkan dalam melakukan masing-masing pekerjaan. Besar biaya langsung yang diperhitungkan pada suami yang bekerja sebagai PNS adalah biaya yang meliputi biaya bahan bakar kendaraan dan biaya makan dan pendapatan yang diperhitungkan berupa gaji/upah dari pekerjaan yang dilakukan, kemudian biaya yang diperlukan oleh tukang bangunan adalah biaya bahan bakar kendaraan, untuk pendapatan yang diperhitungkan juga berupa gaji/upah dari pekerjaan yang dilakukan dan biaya yang diperlukan oleh suami yang bekerja sebagai penjahit adalah biaya pembelian benang dan jarum untuk keperluan menjahit.

Anggota rumah tangga selain suami dan istri pada rumah tangga responden bekerja sebagai wiraswasta, pegawai kontrak, sopir dan ART. Pendapatan bersih yang diperoleh oleh anak yang bekerja sebagai wiraswasta adalah sebesar Rp 130.000 per hari, untuk anak yang bekerja sebagai pegawai kontrak memperoleh pendapatan bersih per hari sebesar Rp 35.000 dan untuk anak yang bekerja sebagai sopir memperoleh pendapatan bersih sebesar Rp 170.000. Sedangkan, menantu dalam rumah tangga responden yang bekerja sebagai ART memperoleh pendapatan bersih per harinya sebesar Rp 65.000 sehingga rata-rata pendapatan anak dan menantu pada rumah tangga responden dalam penelitian ini adalah Rp 13.820.000 per tahun (Tabel 6).

Tabel 6.

Rata-rata Pendapatan Anak dan Menantu Berdasarkan Jenis Pekerjaan

No

Status

Jenis

Pekerjaan

Upah (Rp/ hari)

Biaya (Rp/ hari)

Pendapatan Bersih (Rp/hari)

Pendapatan (Rp/ tahun)

1

Anak

Wiraswasta

150.000

20.000

130.000

28.600.000

2

Anak

Pegawai Kontrak

50.000

15.000

35.000

8.400.000

3

Anak

Sopir

200.000

30.000

170.000

20.400.000

4

Menantu

ART

80.000

15.000

65.000

11.700.000

Jumlah (Rp)

69.100.000

Rata-rata (Rp)

13.820.000

Sumber : Data Primer Diolah, 2022

Pada tabel 7 dapat dilihat, rata-rata pendapatan rumah tangga responden yang dalam hal ini adalah anggota KWT Bina Amerta pengolah VCO adalah sebesar Rp 38.770.000/tahun. Dimana pendapatan tersebut terdiri dari pendapatan istri yang bersumber dari kegiatan pengolahan VCO sebesar Rp 3.600.000/tahun, pendapatan rata-rata dari suami adalah Rp 21.350.000/tahun, pendapatan anak dan menantu dengan rata-rata sebesar Rp 13.820.000/tahun.

Tabel 7.

Total Pendapatan Rumah Tangga Diluar Usahatani

No

Uraian

Rata-rata (Rp/tahun)

1

Pendapatan Istri dari VCO

3.600.000

2

Pendapatan Suami

21.350.000

3

Pendapatan Anak dan Menantu

13.820.000

Jumlah (Rp)

38.770.000

Sumber

: Data Primer Diolah, 2022

  • 3.3.2.    Pendapatan rumah tangga dari usahatani

Pendapatan usahatani yang dihitung berasal dari 1 orang responden yang mengelola lahan sawah seluas 0,5 Ha dengan komoditi yang dikelola adalah padi, dimana selama satu tahun lahan sawah tersebut berproduksi sebanyak 2 kali. Adapun analisis biaya dan pendapatan usahatani tersebut adalah sebagai berikut : a. Analisis Biaya

  • 1.    Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang jumlahnya selalu sama meskipun jumlah produksi berubah-ubah (Hasa, 2018). Adapun biaya tetap yang dikeluarkan pada usahatani dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8.

Fixed Cost

No

Uraian

Total Biaya (Rp/tahun)

1

Pajak Tanah

21.000

2

Sewa Traktor

150.000

3

Penyusutan Alat

125.000

Jumlah (Rp)

296.000

Sumber : Data Primer Diolah, 2022

Berdasarkan tabel 8, dapat dilihat bahwa dalam satu tahun biaya tetap yang dijeluarkan untuk usahatani tersebut adalah sebesar Rp 296.000 yang mencakup dari biaya pajak tanah seluas 0,5 Ha, biaya sewa traktor dengan biaya sewa per harinya

adalah Rp 25.000, serta biaya penyusutan alat berupa cangkul dan sprayer. Biaya

penyusutan dihitung dengan mengurangi harga awal dan harga akhir masing-masing

alat yang kemudian dibagi dengan umur ekonomis atau umur pemakaian.

Cangkul : D

Sprayer : D


120.000-90.000

2

450.000-120.000

3


= 15.000

= 110.000


  • 2.    Biaya Variabel

Biaya variabel adalah semua biaya yang dikeluarkan oleh petani responden untuk pembelian pupuk, benih, dan sebagainya yang biayanya berubah-ubah. Adapun biaya variabel yang dikeluarkan pada usahatani dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9.

Variabel Cost

No                  Uraian

Total Biaya (Rp/tahun)

  • 1     Bibit

  • 2    Pupuk dan Pestisida

  • 3    Tenaga Kerja Luar Keluarga

400.000

200.000

1.000.000

Jumlah (Rp)

1.600.000

Sumber : Data Primer Diolah, 2022

Dilihat dari tabel 9 dapat dijelaskan bahwa biaya variabel yang dikeluarkan pada usahatani tersebut meliputi biaya pembelian bibit sebesar Rp 400.000 per tahun dimana dalam 1 tahun dilakukan penanaman sebanyak 2 kali sehinga pada tiap musim tanam biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bibit adalah sebesar Rp 200.000 dengan jumlah bibit sebanyak 31 buah dan harga untuk satu bibit adalah Rp 6.500. Biaya untuk pembelian pupuk dan pestisida selama 1 tahun atau 2 musim tanam adalah Rp 200.000 sehingga pada satu kali musim tanam biaya yang diperlukan adalah sebesar Rp 100.000 dan terakhir adalah biaya untuk tenaga kerja luar keluarga yaitu sebesar Rp 1.000.000 dalam 1 tahun yang artinya dalam 1 kali musim tanam, biaya tenaga kerja yang diperlukan adalah sebesar Rp 500.000.

b. Pendapatan Usahatani

Tabel 10.

Pendapatan Usahatani Per Tahun

Uraian

Nilai (Rp)

Total Nilai (Rp)

Penerimaan

Komoditi yang dijual

8.000.000

Penerimaan bukan tunai:

-

Komoditi yang dikonsumsi

-

Komoditi yang diberikan ke kerabat

-

Program bantuan pemerintah

-

Total penerimaan

8.000.000

Biaya Tunai

Biaya variabel tunai

Sewa Tenaga kerja luar keluarga

1.000.000

Pembelian bibit

400.000

Pembelian pupuk dan pestisida

200.000

Total biaya variabel Tunai

1.600.000

Biaya Tetap Tunai

Pajak tanah

21.000

Sewa Traktor

150.000

Biaya penyusutan alat

125.000

Total biaya tetap tunai

296.000

Biaya variabel bukan tunai

Tenaga kerja dalam keluarga

-

Pupuk kandang dari usahatani sendiri

-

Benih dari usahatani sendiri

-

Total biaya variabel bukan tunai

Pendapatan bersih usahatani                                 6.104.000

Sumber: Data Primer Diolah, 2022

Tabel 10. menunjukkan bahwa total penerimaan adalah sebesar Rp 8.000.000 dengan jumlah produksi 800 Kg dan harga jual Rp 5.000/Kg. Biaya variabel tunai yang dikeluarkan meliputi biaya tenaga kerja luar keluarga sebesar Rp 1.000.000/tahun, biaya pembelian bibit Rp400.000 serta biaya pupuk dan pestisida Rp 200.000, dengan jumlah biaya variabel sebesar Rp1.600.000 sedangkan jumlah biaya tetap sebesar Rp 296.000/tahun, dimana biaya penyusutan alat Rp 125.000 dan biaya pajak tanah adalah Rp 21.000. Jadi total pendapatan usahatani padi untuk lahan seluas 0,5 Ha adalah sebesar Rp 6.104.000.

  • 3.3.3.    Total pendapatan rumah tangga

Tabel 11.

Total Pendapatan Rumah Tangga

No.

Uraian

Jumlah (Rp/tahun)

1

Pendapatan diluar usahatani

38.770.000

2

Pendapatan dari usahatani

1.220.800

Total Pendapatan Rumah Tangga

39.990.800

Sumber : Data Primer Diolah, 2022

Berdasarkan tabel 11 maka dapat diketahui bahwa jumlah pendapatan rata-rata dari luar usahatani dalam rumah tangga responden adalah Rp 38.770.000/tahun dan rata-rata pendapatan dari usahatani pada rumah tangga responden adalah sebesar Rp 1.220.800/tahun sehingga jumlah total pendapatan rumah tangga adalah sebesar Rp 39.990.800/tahun. Pendapatan usahatani yang dihitung sebelumnya adalah sebesar Rp 6.104.000 kemudian dirata-ratakan terhadap 5 orang responden sehingga kelima responden dianggap memiliki usahatani yang sama maka diperoleh nilai pendapatan usahatani sebesar Rp 1.220.800.

  • 3.4.    Kontribusi Pendapatan Anggota KWT Pembuat VCO trhadap Pendapatan Rumah Tangga

„    ..   .      .     3.600.000

Kontribusi Wanita =          × 100%

39.990.800

= 9%

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, besarnya kontribusi anggota KWT terhadap total pendapatan rumah tangga adalah 9%. Artinya kontribusi yang dilakukan ibu rumah tangga yang dalam hal ini adalah anggota KWT dengan bekerja pada pengolahan kelapa menjadi VCO adalah sangat rendah sehingga belum sepenuhnya dapat membantu memenuhi pendapatan rumah tangga. Rendahnya pendapatan yang diterima dikarenakan belum luasnya pemasaran dari produk VCO yang dihasilkan sehingga produksi belum dilakukan secara maksimal.

  • 4.    Kesimpulan dan Saran

    • 4.1.   Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah diuraikan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Pendapatan yang diperoleh anggota KWT Bina Amerta yang terlibat dalam kegiatan pengolahan VCO (Virgin Coconut Oil) adalah sebesar Rp 3.600.000/tahun dengan pendapatan bersih per harinya sebesar Rp.40.000. Kontribusi pendapatan anggota KWT Bina Amerta yang terlibat dalam kegiatan pengolahan VCO (Virgin Coconut Oil) terhadap pendapatan rumah tangga adalah sebesar 9% dimana berdasarkan kategori yang telah ditetapkan sebelumnya, nilai ini termasuk dalam kontribusi sangat rendah karena berada pada rentang antara 0-20%.

  • 4.2.    Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, adapun beberapa saran yang dapat diberikan adalah Pemasaran produk VCO yang dihasilkan oleh KWT Bina Amerta di Desa Berangbang belum maksimal sehingga belum banyak masyarakat yang mengetahui keberadaan produk tersebut. Maka dari itu, melakukan promosi dan menyebarkan campaign mengenai cara penggunaan dan berbagai manfaat dari VCO

baik dengan mengikuti berbagai pameran ataupun melalui media sosial dengan memanfaatkan platform seperti WhatsApp, Facebook dan Instagram adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan penjualan produk sehingga semakin banyak produk yang dapat dijual maka produktivitas dari anggota KWT yang terlibat juga akan meningkat yang nantinya akan mampu meningkatkan pendapatan individu serta pendapatan rumah tangganya. Pemerintah Desa Berangbang harus turut serta bekerjasama dalam kemajuan dan peningkatan produktivitas KWT Bina Amerta sehingga produk VCO yang dihasilkan oleh KWT Bina Amerta nantinya mampu dijadikan sebagai produk unggulan atau ciri khas dari Desa Berangbang yang dapat diingat oleh masyarakat di luar Desa Berangbang.

  • 5.    Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1) Komang Sri Kendel selaku ketua KWT Bina Amerta yang sudah memberikan ijin dan banyak informasi untuk memudahkan selama proses penelitian berlangsung, 2) tentunya, terimakasih sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada anggota KWT Bina Amerta khususnya yang terlibat dalam kegiatan pengolahan VCO karena sudah bersedia meluangkan waktunya untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat kedepannya.

Daftar Pustaka

Ahdiah, Indah. 2013. 28495-ID-peran-peran-perempuan-dalam-masyarakat 05 (02): 1085–92.

DAULAY, ACHMAD ALBAR MURAD. 2016. Kontribusi Pendapatan Tenaga Kerja Wanita Pada Usaha Pembuatan Tempe Terhadap Pendapatan Keluarga (Studi Kasus: Kelurahan Tanjung Sari, Kecamatan Medan Selayang).

Emilia, Ita, Yunita Panca Putri, Dewi Novianti, dan Melly Niarti. 2021. Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) dengan Cara Fermentasi di Desa Gunung Megang Kecamatan Gunung Megang Muara Enim. Sainmatika: Jurnal Ilmiah Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 18   (1):    88.

https://doi.org/10.31851/sainmatika.v17i3.5679.

Hasa, Sabir. 2018. Analisis Pendapatan Usahatani Teh Rakyat di Desa Leppangan, Kecamatan Pitu Riase, Kabupaten Sidrap. Skripsi, 15.

Hutajulu JP. 2015. Analisis peran perempuan dalam pertanian di Kecamatan Rasau Jaya Kabupaten Kuburaya. Jurnal social economic of agriculture 4 (1): 83– 90.

Max, M, dan Nur Alam. 2013. ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHA VIRGIN COCONUT OIL ( VCO ) PADA UKM PENGAIS JAYA DI DESA AMPIBABO KECAMATAN AMPIBABO 1 (4): 384–90.

Nair, S Deepthi. 2018. Quality Virgin Coconut Oil Doing the right thing at the right time. Indian Coconut Journal, 9–12. https://www.coconutboard.in/images/icj-2018-05.pdf.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&De. Bandung: ALFABETA.

Thias, Wahyudi Agus. 2020. Fungsi Kelompok Wanita Tani (KWT) Dalam

Pemberdayaan Masyarakat Pengusaha Jamur Tiram Di Dusun Iii Desa Marga Agung Kecamatan Jati Agung Lampung Selatan. Skripsi.

Widiayanti, Ayu Rahma. 2015. Pemanfaatan Kelapa Menjadi VCO (Virgin Coconut Oil) Sebagai Antibiotik Kesehatan dalam Upaya Mendukung Visi Indonesia Sehat 2015. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi 2015, 577–84.

https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA

336