Strategi Pengembangan Agrowisata Taman Eden 100 di Tengah Pandemi Covid-19 di Desa Sionggang Utara Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Provinsi Sumatera Utara
on
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2685-3809 Vol. 12, No. 1, Juli 2023
DOI: https://doi.org/10.24843/JAA.2023.v12.i01.p24
Strategi Pengembangan Agrowisata Taman Eden 100 di Tengah Pandemi Covid-19 di Desa Sionggang Utara Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Provinsi Sumatera Utara
JOSEPA PASARIBU, I GDE PITANA*, I GUSTI AYU AGUNG LIES ANGGRENI
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana
Jl. PB. Sudirman Denpasar 80232 Bali
Email: josepa.pasaribu16@gmail.com *pitana@unud.ac.id
Abstract
Strategy for the Development Eden Park 100 Agrotourism in The Midst Of The Covid-19 Pandemic in North Sionggang Village, Lumban Julu District, Toba County North Sumatra
Eden Park 100 is an open space agrotourism in North Sionggang Village, North Sumatra. The results showed that the I-E matrix analysis was classified into cell V, where agrotourism was obliged to develop its tourist attraction while encouraging market expansion. The SWOT analysis produces four alternative strategies, namely: (a) SO Strategy (market expansion, collaboration with government and entrepreneurs, improving health protocols), (b) ST Strategy (reinforcing the concept of environmentally friendly agro-tourism, optimizing agricultural processing), (c) WO Strategy (implementing diversification of Learning Farm, improving the quality of human resources management, and improve the digital ability to expand the market share of Andaliman, (d) WT Strategy (improving productivity of Andaliman and developing agricultural tourism attractions). Priority analysis of agro-tourism strategy sequentially starts with market expansion by highlighting the attractiveness of agricultural activities.
Keywords: strategy, tourism attractions, agrotourism
Salah satu agrowisata yang dapat dikembangkan di Sumatera Utara adalah Agrowisata Taman Eden 100. Agrowisata ini terletak di daerah yang memiliki hawa dingin dengan ketinggian 1.100 s.d. 1.500m Dpl. Agrowisata ini memiliki ciri khas tersendiri yaitu agrowisata ini menanam Andaliman (Zanthoxylum Acanthopodium) dan hasil panen dijual kepada pengunjung dan dijual secara online berupa buah
andaliman dan merica andaliman yang sudah digiling secara halus. Lahan pertanian akan menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapat petani (Sari, 2017).
Saat ini, agrowisata Taman Eden 100 mulai terancam karena adanya Covid-19. Berdasarkan informasi dari pemilik agrowisata Taman Eden 100 yakni Marandus Sirait, bahwa sejak tahun 1999 ia membuka agrowisata ini dan adanya pandemi covid-19 benar-benar sangat berdampak pada agrowisatanya. Di tengah pandemi covid-19, kondisi agrowisatanya sangat lesu. Turunnya jumlah pengunjung akibat pandemi covid-19 turut menyebabkan agrowisata Taman Eden 100 melemah.
Agrowisata Taman Eden 100 sangat perlu di strategikan di tengah pandemi covid-19 ini guna mempertahankan pengelolaan Agrowisata Taman Eden 100 dan mampu bersaing dengan produk sejenis di masa pandemi seperti ini. Mill dan Morrison (dalam Sudiarta, 2014) menyebutkan elemen destinasi pariwisata terdapat 4 hal yang perlu diperhatikan yaitu fasilitas, infrastruktur, transportasi dan keramahan. Untuk mengembangkan Agrowisata Taman Eden 100 agar dapat bertahan ditengah pandemi covid-19 sangat perlu dilakukan penelitian terkait analisis strategi pengembangan Agrowisata Taman Eden 100 ditengah pandemi covid-19 dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal yang dimiliki oleh Agrowisata Taman Eden 100.
-
1. Apa sajakah faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal dalam proses pengembangan agrowisata Taman Eden 100 di tengah pandemi covid-19 di Desa Sionggang Utara, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba, Sumatera Utara?
-
2. Bagaimana Strategi Pengembangan Agrowisata Taman Eden 100 di tengah pandemi covid-19 di Desa Sionggang Utara, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba, Sumatera Utara?
-
3. Bagaimana prioritas strategi Pengembangan Agrowisata Taman Eden 100 di tengah pandemi covid-19 di Desa Sionggang Utara, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba, Sumatera Utara?
-
1. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal dari proses pengembangan agrowisata Taman Eden 100 di tengah pandemi covid-19 di Desa Sionggang Utara, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba, Sumatera Utara.
-
2. Untuk merumuskan strategi pengembangan agrowisata Taman Eden 100 di tengah pandemi covid-19 di Desa Sionggang Utara, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba, Sumatera Utara.
Untuk merumuskan prioritas strategi pengembangan agrowisata Taman Eden 100 di tengah pandemi covid-19 di Desa Sionggang Utara, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba, Sumatera Utara.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sionggang Utara, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba, Provinsi Sumatera Utara. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2021 terhitung mulai pengumpulan data hingga penyusunan hasil penelitian.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini kualitatif dan kuantitatif. Menurut (Asiz, 2020) data kualitatif yaitu data yang berbentuk kata-kata atau yang berwujud pernyataan-pernyataan verbal, bukan dalam bentuk angka atau menguraikan paradigm fenomena yang ada di lapangan secara alamiah dengan katakata berupa hasil wawancara, jawaban-jawaban ataupun pendapat dari informan serta dokumentasi dari lokasi penelitian. Data kuantitatif dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan hasil scoring pada matriks EFAS IFAS dan pembobotan QSPM.
Sumber data dari penelitian ini adalah primer dan sekunder. Sumber data primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber pertamanya (Putra, 2017). Data primer dalam penelitian ini berupa jawaban informan terhadap pertanyaan yang diajukan melalui kuisioner dan wawancara. Sumber data sekunder dalam penelitian ini meliputi profil Taman Eden 100 penelitian terdahulu terkait. Teknik pengumpulan menggunakan metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara atau interview, focus group discussion (FGD).
Penentuan informan kunci pada penelitian ini adalah menggunakan teknik purposive sampling. Metode purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu yang dianggap tahu tentang apa yang diharapkan (Sugiyono, 2017). Artinya dengan memilih narasumber yang benar-benar mengetahui kondisi internal dan eksternal pengelolaan Agrowisata Taman Eden 100, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba, sehingga mereka dapat memberikan masukan secara tepat tentang data yang dibutuhkan.
Variabel yang diukur serta digunakan dalam penelitian ini adalah faktor internal dan eksternal yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan dan faktor eksternal yang terdiri dari peluang dan ancaman.
Menurut David (dalam Kiki, 2015) penyusunan suatu strategi dilakukan melalui tiga tahap kerja yaitu tahap input, tahap pencocokan dan tahap keputusan. Metode pengolahan dan analisis data terdiri dari analisis lingkungan internal dan eksternal, perumusan strategi dan menentukan prioritas strategi. Alat analisis data yang digunakan adalah matriks IFAS, matriks EFAS, matriks IE, matriks SWOT dan QSPM. Metode deskriptif dilakukan dengan pengumpulan data untuk membuat
deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Analisis lingkungan internal dan eksternal digunakan untuk membuat matriks IFAS dan EFAS. Hasil analisis dari matriks IFAS dan EFAS dimasukkan ke diagram SWOT untuk mengetahui posisi agrowisata saat ini, kemudian dimasukkan ke matriks SWOT sehingga diperoleh alternatif strategi yang layak bagi perusahaan. Menurut Lantarsih (2011) dengan menggunakan QSPM dilakukan pemilihan prioritas strategi pengembangan pengolahan dan analisis data terdiri dari analisis lingkungan internal dan eksternal, perumusan strategi dan menentukan prioritas strategi. Alat analisis data yang digunakan adalah matriks IFAS, matriks EFAS, matriks IE, matriks SWOT dan QSPM. Metode deskriptif dilakukan dengan pengumpulan data untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Putro, 2016). Analisis lingkungan internal dan eksternal digunakan untuk membuat matriks IFAS dan EFAS yang mana hasilnya dimasukkan ke diagram IE untuk mengetahui posisi agrowisata saat ini, kemudian dimasukkan ke matriks SWOT sehingga diperoleh alternatif strategi yang layak bagi perusahaan. Selanjutnya dengan menggunakan QSPM dilakukan pemilihan prioritas strategi pengembangan.
Perhitungan bobot didapatkan dari menjumlahkan seluruh bobot masing-masing faktor. Hasil dari penjumlahan tersebut dibagi dengan jumlah keseluruhan. Secara keseluruhan hasil bobot, rating dan skor faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1.
Bobot, Rating dan Skor Faktor Internal Taman Eden 100 | ||||
No |
Faktor-faktor internal |
Bobot |
Rating |
Skor |
Kekuatan | ||||
1 |
Agrowisata memiliki kegiatan pertanian yang unik yaitu memiliki |
0,061 |
3 |
0,183 |
Bank Pohon | ||||
2 |
Agrowisata memiliki komoditi unggulan yaitu tanaman Andaliman |
0,069 |
4 |
0,276 |
(Zanthoxylum Acanthopodium) | ||||
3 |
Agrowisata memiliki berbagai jenis atraksi alam |
0,046 |
3 |
0,138 |
4 |
Ketersediaan tempat parkir yang luas |
0,059 |
3 |
0,177 |
5 |
Ketersediaan rambu-rambu petunjuk arah |
0,043 |
2 |
0,086 |
6 |
Memiliki penginapan/ homestay |
0,04 |
2 |
0,08 |
7 |
Ketersediaan toilet yang luas dan bersih |
0,059 |
3 |
0,177 |
8 |
Ketersediaan tempat berbelanja oleh-oleh khas Toba |
0,066 |
4 |
0,132 |
9 |
Ketersediaan alat pengukur suhu tubuh, handsanitizer |
0,042 |
2 |
0,084 |
10 |
Ketersediaan tempat cuci tangan dan menyediakan masker untuk |
0,063 |
3 |
0,189 |
wisatawan | ||||
11 |
Ketersediaan transportasi umum |
0,042 |
2 |
0,084 |
12 |
Menggunakan material bangunan ramah lingkungan |
0,044 |
2 |
0,088 |
13 |
Karyawan bersikap ramah terhadap wisatawan yang berkunjung |
0,044 |
2 |
0,088 |
Total Kekuatan |
0,678 |
1,782 |
Kelemahan
1 |
Masih sulit mengembangkan atraksi wisata dikarenakan terbatasnya sumber modal yang dimiliki |
0,07 |
4 |
0,28 |
2 |
Promosi yang dilakukan belum intensif dan gencar |
0,051 |
3 |
0,153 |
3 |
Atraksi wisata pertanian nya belum berkembang baik |
0,053 |
3 |
0,159 |
4 |
Rendahnya produktivitas andaliman di tengah pandemi covid-19 |
0,037 |
2 |
0,074 |
5 |
Akses jalan masih jalan setapak menuju atraksi alam |
0,060 |
3 |
0,18 |
6 |
Karyawan yang bekerja memiliki tingkat pendidikan yang rendah |
0,042 |
2 |
0,084 |
Total Kelemahan |
0,313 |
0,93 | ||
Total Keseluruhan |
0,991 |
2,712 |
Sumber : Data Primer (2022)
Sama seperti hasil dari evaluasi faktor internal, dalam evaluasi faktor eksternal juga didapatkan dari hasil wawancara dan penyebaran instrument penelitian yang selanjutnya melalui proses analisis. Hasil bobot, rating dan skor faktor eksternal dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2.
Bobot, Rating dan Skor Faktor Eksternal Strategi Taman Eden 100 | ||||
No |
Faktor-faktor eksternal |
Bobot |
Rating |
Skor |
Peluang | ||||
1 |
Tren masyarakat untuk beralih ke wisata back to |
0,130 |
4 |
0,52 |
nature | ||||
2 |
Satu-satunya wisata yang membudidayakan andaliman di Sumatera Utara |
0,082 |
2 |
0,164 |
3 |
Adanya dukungan pemerintah |
0,074 |
2 |
0,148 |
4 |
Adanya beberapa pengusaha yang ingin terlibat dan menyediakan fasilitas pendukung agrowisata |
0,093 |
3 |
0,279 |
5 |
Tersedianya akses jalan yang bagus menuju agrowisata Taman Eden 100 |
0,108 |
3 |
0,324 |
Total Peluang |
0,487 |
1,435 | ||
Ancaman | ||||
1 |
Curah hujan dan iklim yang tidak menentu sehingga tanaman yang ada di agrowisata Taman Eden 100 gampang terserang hama dan penyakit |
0,093 |
3 |
0,279 |
2 |
Adanya daya tarik wisata yang sangat pesat di daerah Lumban Julu |
0,086 |
2 |
0,172 |
3 |
Wisatawan merusak tanaman dan fasilitas yang ada di agrowisata Taman Eden 100 |
0,115 |
3 |
0,345 |
4 |
Belum dijangkau oleh sinyal internet seperti kartu perdana XL, Axsis, 3 dan Indoosat |
0,108 |
3 |
0,324 |
5 |
Tidak tersedia transportasi online seperti grab dan gojek untuk memasuki kawasan agrowisata |
0,111 |
3 |
0,333 |
Total Ancaman |
0,513 |
1,453 | ||
Total Keseluruhan |
1 |
2,888 |
Sumber : Data Primer (2022)
Hasil analisis matriks internal dan eksternal (IE) adalah hasil perhitungan antara matriks IFAS dan EFAS. Berdasarkan hasil dari perhitungan kedua matriks tersebut, maka dapat diketahui total skor dari faktor internal adalah 2,712 dan skor total dari faktor eksternal sebesar 2,888 dapat dilihat pada gambar 1.
Tinggi 3,0-4,0 4,0 3,0 |
Kuat 3,0-4,0 |
Rata-rata (2^88) |
Lemali 1,0-1,99 |
Growth ro |
Z Growth : (O |
Retrenchment (III) | |
Sedang (2,712) 2,0-2,99 2,0 Rendah 1,0-1,99 1,0 |
Stability σv) |
Hold and Maintain (V) |
Retrenchment (VI) |
Growth (vn) |
Growth (VHI) |
Likuidasi (K) |
Gambar 1
Matriks Internal-Eksternal (I-E)
Sumber: David (2012)
Berdasarkan gambar 1 posisi Agrowisata Taman Eden 100 sebagai daya tarik wisata dalam kondisi internal sedang, sedangkan posisi eksternal yang dihadapi juga sedang. Hamel (dalam Freddy, 2016) menyebutkan posisi strategi yang ada pada sel V adalah posisi pertahankan dan penetrasi pasar serta pengembangan produk. Strategi ini mensyaratkan Agrowisata Taman Eden 100 melakukan pengembangan daya tarik wisatanya baik dari atraksi wisata pertaniannya maupun fasilitas agrowisatanya.
Hasil dari matriks SWOT pengembangan Agrowisata Taman Eden 100 sebagai daya tarik wisata, maka didapakan alternatif sebagai berikut.
-
a. Strategi S-O (Strengths-Opportunities) yaitu strategi yang dipakai untuk menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk memanfaatkan peluang dari luar (Wicaksono, 2018). Berdasarkan hasil dari matriks SWOT, hasil dari strategi SO ada tiga yaitu melakukan ekspansi pasar dengan cara menonjolkan daya tarik aktivitas pertanian dengan menanam berbagai jenis pohon yang berbuah, menambahkan jenis tanaman unggulan sehingga terdapat banyak produk yang menjadi oleh-oleh khas dan tergolong sebagai wisata back to nature, bekerjasama dengan pemerintah dan pengusaha dalam hal perbaikan jalan menuju atraksi alam Taman Eden 100, bantuan tenaga ahli pertanian serta
pelatihan kepariwisataan kepada karyawan Agrowisata Taman Eden 100, meningkatkan protokol kesehatan di tengah pandemi covid-19 kepada karyawan dan pengunjung yang berada di Agrowisata Taman Eden 100.
-
b. Strategi S-T (Strengths-Threats) yaitu strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk mengatasi ancaman yang datang dari luar. Berdasarkan hasil dari matriks SWOT, strategi S-T yang didapatkan ada dua yaitu menguatkan konsep agrowisata yang ramah lingkungan dan mampu memberdayakan andaliman sehingga menumbuhkan apresiasi dan dukungan pemerintah setempat serta perusahaan jaringan operator seluler, optimalisasi pengolahan bidang pertanian sehingga mampu meminimalkan dampak kerusakan tanaman akibat hama dan penyakit serta pemberian sanksi yang lebih berat terhadap wisatawan yang merusak fasilitas dan tanaman Taman Eden 100.
-
c. Strategi W-O (Weaknesses-Opportunities) yaitu strategi yang digunakan untuk meminimalkan kelemahan dengan cara memanfaatkan peluang yang ada. Berdasarkan hasil dari matriks SWOT, ada tiga strategi WO yaitu menerapkan diversifikasi kegiatan agrowisata Taman Eden 100 Learning Farm yang lebih menarik bagi pengunjung dengan menonjolkan daya tarik wisata back to nature, meningkatkan kualitas SDM pengelola agrowisata melalui training dan pelatihan-pelatihan yang disediakan oleh pemerintah, meningkatkan kemampuan dalam memperluas pangsa pasar andaliman dengan manggunakan pemasaran secara digital di tengah pandemic covid-19.
-
d. Strategi W-T (Weakness-Threats) yaitu strategi yang digunakan untuk meminimalkan kelemahan dan mengantisipasi ancaman yang datang dari luar. Berdasarkan hasil dari matriks SWOT, terdapat dua strategi WT tersebut adalah meningkatkan produktivitas andaliman untuk dipromosikan dan dijual kepada pengunjung sehingga mampu mengatasi kerugian kerusakan tanaman akibat iklim yang tidak menentu serta mampu bersaing dengan objek wisata lainnya, pengembangan atraksi wisata dengan fasilitas yang berkualitas untuk menumbuhkan apresiasi dan dukungan pemerintah setempat serta perusahaan jaringan operator seluler.
Analisis QSPM digunakan untuk menentukan nilai daya tarik dari berbagai variasi strategi yang mencakup faktor internal dan eksternal yang sudah dirumuskan dalam analisis SWOT. Alternatif-alternatif strategi yang terbentuk dari analisis SWOT akan diranking menggunakan QSPM. Hasil peringkat strategi menurut tabel QSPM adalah sebagai berikut.
-
1. Peringkat I adalah melakukan ekspansi pasar dengan cara menonjolkan daya tarik aktivitas pertanian dan tergolong sebagai wisata back to nature.
-
2. Peringkat II adalah meningkatkan protokol kesehatan di tengah pandemi covid-19 kepada karyawan dan pengunjung yang berada di Agrowisata Taman Eden 100.
-
3. Peringkat III adalah meningkatkan produktivitas andaliman untuk dipromosikan dan dijual kepada pengunjung sehingga mampu mengatasi kerugian kerusakan tanaman akibat iklim yang tidak menentu serta mampu bersaing dengan objek wisata lainnya.
-
4. Peringkat IV adalah menerapkan diversifikasi kegiatan Agrowisata Taman Eden 100 yang lebih menarik bagi pengunjung dengan menonjolkan daya tarik wisata back to nature.
-
5. Peringkat V adalah memaksimalkan lima komponen agrowisata dengan cara bekerjasama dengan pemerintah dan pengusaha.
-
6. Peringkat VI adalah pengembangan atraksi dengan fasilitas yang berkualitas untuk menumbuhkan apresiasi dan dukungan pemerintah setempat serta perusahaan jaringan operator seluler.
-
7. Peringkat VII adalah meningkatkan kualitas SDM pengelola Agrowisata
melalui training dan pelatihan-pelatihan yang disediakan oleh pemerintah.
-
8. Peringkat VIII adalah optimalisasi pengolahan bidang pertanian sehingga
mampu meminimalkan dampak kerusakan tanaman akibat hama dan penyakit serta pemberian sanksi dan pengawasan terhadap wisatawan yang merusak fasilitas Taman Eden 100.
-
9. Peringkat IX adalah meningkatkan kemampuan dan memperluas pangsa pasar andaliman dengan menggunakan pemasaran secara digital di tengah pandemi covid-19.
-
10. Peringkat X adalah menguatkan konsep agrowisata yang ramah lingkungan dan mampu memberdayakan andaliman sehingga menumbuhkan apresiasi dan dukungan pemerintah setempat serta perusahaan jaringan operator seluler.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik beberapa simpulan yaitu faktor internal yang menjadi kekuatan agrowisata Taman Eden 100 di tengah pandemi covid-19 terletak pada memiliki komoditi unggulan yaitu tanaman andaliman (Zanthoxylum Acanthopodium). Kelemahan yang dimiliki Agrowisata Taman Eden 100 terletak pada masih sulit mengembangkan atraksi wisata dikarenakan terbatasnya sumber modal yang dimiliki. Faktor eksternal yang menjadi peluang Agrowisata Taman Eden 100 adalah adanya tren masyarakat untuk beralih ke wisata back to nature. Ancaman Agrowisata Taman Eden 100 adalah wisatawan merusak tanaman dan fasilitas yang ada di agrowisata Taman Eden 100. Strategi pengembangan agrowisata Taman Eden 100 di tengah pandemi covid-19 diperoleh dari hasil matriks SWOT. Adapun beberapa strateginya antara lain, strategi S-0 yaitu melakukan ekspansi pasar dengan cara menonjolkan daya tarik aktivitas pertanian, bekerjasama dengan pemerintah dan pengusaha dalam hal perbaikan jalan menuju atraksi alam Taman Eden 100, bantuan tenaga ahli pertanian
kepariwisataan kepada karyawan, meningkatkan protokol kesehatan di tengah pandemi covid-19 kepada karyawan dan pengunjung yang berada di Agrowisata Taman Eden 100. Selanjutnya strategi S-T yaitu menguatkan konsep agrowisata yang ramah lingkungan dan mampu memberdayakan andaliman sehingga menumbuhkan apresiasi dan dukungan pemerintah setempat serta perusahaan jaringan operator seluler, optimalisasi pengolahan bidang pertanian sehingga mampu meminimalkan dampak kerusakan tanaman akibat hama dan penyakit serta pemberian sanksi dan pengawasan terhadap wisatawan yang merusak fasilitas dan tanaman Taman Eden 100. Strategi W-O adalah menerapkan diversifikasi kegiatan agrowisata Taman Eden 100 Learning Farm yang lebih menarik bagi pengunjung dengan menonjolkan daya tarik wisata back to nature, meningkatkan kualitas SDM pengelola agrowisata melalui training dan pelatihan-pelatihan yang disediakan oleh pemerintah, meningkatkan kemampuan dalam memperluas pangsa pasar andaliman dengan menggunakan pemasaran secara digital di tengah pandemi covid-19. Strategi W-T adalah meningkatkan produktivitas andaliman untuk dipromosikan dan dijual kepada pengunjung sehingga mampu mengatasi kerugian kerusakan tanaman akibat iklim yang tidak menentu serta mampu bersaing dengan objek wisata lainnya, pengembangan atraksi wisata dengan fasilitas yang berkualitas untuk menumbuhkan apresiasi dan dukungan pemerintah setempat serta perusahaan jaringan operator seluler. Prioritas strategi pengembangan agrowisata Taman Eden 100 di tengah pandemi covid-19. Adapun hasil dari perengkingan strategi alternatif dengan metode QSPM (prioritas strategi) memperoleh strategi alternatif yang paling diminati yaitu melakukan ekspansi pasar dengan cara menonjolkan daya tarik aktivitas pertanian dengan menanam berbagai jenis pohon yang berbuah, menambahkan jenis tanaman unggulan sehingga terdapat banyak produk yang menjadi oleh-oleh khas dan tergolong sebagai wisata back to nature.
Saran yang dapat diberikan adalah menerapkan strategi prioritas untuk pengembangan Taman Eden 100 menjadidestinasi agrowisata yaitu melakukan ekspansi pasar dengan cara menonjolkan daya tarik aktivitas pertanian. Strategi ini dapat diterapkan dengan menjaga keutuhan Taman Eden 100 sehingga dapat menjadi kekuatan dalam pembangunan destinasi Agrowisata Taman Eden 100. Strategi yang diperoleh juga dapat diharapkan untuk di implementasikan secara langsung oleh pihak Taman Eden 100 baik pengurus maupun anggotanya guna segera dapat mewujudkan dalam membangun destinasi agrowisata di Taman Eden 100.
-
5. Ucapan Terima Kasih
Terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, seluruh pihak yang telah mendukung penelitian ini yaitu pemilik Taman Eden 100 atas kesediaanya untuk menjadi informan dalam penelitian ini dan terimakasih kepada dosen pembimbing, orangtua, keluarga dan teman–teman yang telah membantu dan memberi dukungan selama proses penelitian ini.
Daftar Pustaka
Asiz, Rosdiani, dkk. 2020. Pengembangan Usaha Minyak Kelapa Tradisional Untuk Meningkatkan Pendapatan IKM Desa Posco, Kabupaten Gorontalo Utara. Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat. 6 (2):150-158.
Lantarsih, R. 2011. Strategi Pengembangan Agroindustri VCO di Kabupaten Kulon Progo. Jurnal AGRISEP. 10 (2) : 171-178.
Putra Nugraha I Gede. 2017. Pengembangan Agrowisata Anggur Berbasis Masyarakat di Desa Banyupoh, Kecamatan Gerograk, Kabupaten Buleleng-Bali. Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora. 6 (1): 20-30.
Rangkuti, Freddy. 2016. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sari Purnama Indah. 2017. Pengembangan Agrowisata Kebun Kopi Pada Masyarakat Kampung Jamur Ujung Kecamatan Wih Pesam Kabupaten Bener Meriah. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fisip Unsyiah. 3 (1).
Sudiarta I Nyoman, dkk. 2014. Persaingan Daya Tarik Pariwisata Bali Suatu Kajian Konseptual dan Empiris. Jurnal Perhotelan dan Pariwisata. 4 (1) : 4.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif. Alfabeta : Bandung.
Vrashinta Dewi, Ni Putu Kiki, Wrasiati, Ni Luh Putu, Satriawan, I Ketut. 2015.
Strategi Pengembangan Usaha Produksi Roti Bali Kencana Bakery, Denpasar. Jurnal Rekayasa Dan Manajemen Agroindustri. 3 (4) : 41-50.
Wicaksono, A. 2018. Strategi Pemasaran Dengan Menggunakan Analisis SWOT Tanpa Skala. Malang : Bayumedia Publishing Malang
Widoyoko, E. P. 2016. Teknik-Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA
268
Discussion and feedback