Strategi Pengembangan Kelompok Tani Menuju Kemandirian (Kasus Kelompok Maroha Di Desa Sigapiton Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba-Samosir)
on
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2685-3809
DOI: https://doi.org/10.24843/JAA.2023.v12.i01.p23
Vol. 12, No. 1, Juli 2023
Strategi Pengembangan Kelompok Tani Menuju Kemandirian (Kasus Kelompok Maroha Di Desa Sigapiton Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba-Samosir)
JEREMIA M. SITINJAK, I GEDE SETIAWAN ADI PUTRA*,
I MADE SARJANA
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Jl. PB. Sudirman Denpasar 80232, Bali
Email: jeremiamanogihon99@gmail.com *igedesetiawanadiputra@gmail.com
Abstract
Farmer Group Development Strategy Towards Independence (Case of Maroha Farmer Group in Sigapiton Village, Ajibata District, Toba-Samosir Regency)
Maroha Farmer Group is one of the farmer groups in Sigapiton Village, Ajibata District, Toba Samosir Regency. The purpose of this study was to analyze (1) the internal factors contained in determining the empowerment strategy of the Maroha Farmer Group in Sigapiton Village, Ajibata District, Toba-Samosir Regency. (2) the external factors contained in determining the empowerment strategy of the Maroha Farmer Group in Sigapiton Village, Ajibata District, Toba-Samosir Regency and (3) to be able to analyze the development strategy towards independence of the Maroha Farmer Group in Sigapiton Village, Ajibata District, Toba- Samosir. The population in this study were members of the Maroha Farmer's Group in Sigapiton Village, amounting to 142 people, while the number of samples was 34 members of the Maroha Farmer Group in Sigapiton Village who became respondents. In formulating a strategy for developing the independence of the Maroha Farmer Group using a SWOT analysis. The results of the study found that in developing the independence of farmer groups, special attention was needed from all parties in carrying out each plan. Of course, it will help implement and control the programs and problems that exist in the farmer groups. Full encouragement is needed for the involvement of every stakeholder to increase farmer productivity developed in the Farmer Group. farmer groups need to carry out ideas in land management, the utilization of the funding budget that is calibrated and implemented as effectively as possible. It aims to be able to increase the income of farmers. The budgeted funding would be able to help farmers' productivity in improving land management, the availability of information and counseling about pests, distribution channel management also needs to be considered.
Keywords: Strategy, SWOT, Farmer Group, Self-reliance
Salah satu fungsi pemerintahan adalah tanggung jawab terhadap kebutuhan primer rakyatnya, terlebih dalam kebutuhan pangan. Apabila pemerintah mampu memecahkan problematika rakyat paling dasar ini berarti indikasi dasarnya adalah pemerintah dapat dipercaya untuk mengelola negara untuk dapat menjalankan roda pemerintahannya. Persoalan pangan tidak bisa dianggap masalah sederhana, terlebih ketika realitas Indonesia dengan jumlah penduduk yang hampir tigaratus juta jiwa. Jika dalam hal ini pemerintah tidak serius menangani perihal ketahanan pangan ini, maka akan menjadi bom waktu persoalan tersebut muncul ke permukaan. Petani dalam melaksanakan kegiatan usahatani, dituntut tidak saja berorientasi pada produk yang dibutuhkan pasar, tetapi harus mampu menciptakan pasar dan bersaing dengan produk pertanian dari negara lain dalam hal mutu, produktivitas dan efisiensi. Menyikapi kondisi demikian, para petani diharapkan mampu mandiri dan tangguh dalam melaksanakan usahatani, dan tidak lagi mengharapkan subsidi dan proteksi dari pemerintah. Menurut Sumardjo (Firnanda, 2011) mengemukakan bahwa kemandirian kelompok tani adalah kemampuan kelompok tani untuk mengambil keputusan sendiri secara tepat. Petani perlu dilibatkan secara aktif dalam proses belajar agar mampu mengetahui masalah yang dihadapi dan menentukan sendiri berbagai alternatif pilihan untuk mengatasinya. Mewujudkan kelompok tani yang kuat, mandiri dan mampu berdaya saing dibutuhkan anggota kelompok tani yang aktif serta pemimpin kelompok tani yang bertanggung jawab dan bersikap adil (Rizky, 2019) serta perlunya pendampingan dari penyuluh pertanian (Jafri et all, 2015) dan lembaga lainnya dalam bentuk kerjasama yang partisipatif (Effendi, 2012). Kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan melalui pendekatan kelompok bertujuan untuk membentuk lembaga petani yang mampu membangun sinergi antar petani dan antar kelompok tani dalam rangka mencapai efisiensi usaha (Kamuntuan, et al, 2017). potensi kelompok tani dapat dimanfaatkan, kelompok tani berpotensi memiliki peran sebagai: (1) wahana belajar mengajar untuk saling berinteraksi; (2) unit produksi usahatani; dan (3) wahana kerja sama. Dalam pemberdayaan petani ke arah peningkatan kemandirian, maka ketiga potensi peran kelompok tersebut perlu difungsikan secara serasi, dalam keadaan saling mendukung dan dinamis.
Kelompok Tani Maroha adalah salah satu Kelompok Tani di Desa Sigapiton, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir dengan 5 dusun (Tabel 1).
Tabel 1.
Daftar Nama dan Jumlah Anggota Kelompok Tani Maroha
No |
Nama Kelompok Tani |
Jumlah Anggota |
1 |
Lumban Butar-butar I |
27 |
2 |
Lumban Butar-Butar II |
33 |
3 |
Lumban Pea |
16 |
4 |
Lumban Sirait |
9 |
5 |
Lumban Manurung |
57 |
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
-
1. Faktor-faktor internal apa yang terdapat dalam menentukan strategi pemberdayaan Kelompok Tani Maroha di Desa Sigapiton, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba-Samosir?
-
2. Faktor-faktor eksternal apa saja yang terdapat dalam menentukan strategi pemberdayaan Kelompok Tani Maroha di Desa Sigapiton, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba-Samosir?
-
3. Bagaimanakah strategi pengembangan menuju kemandirian Kelompok Tani Maroha di Desa Sigapiton Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba-Samosir?
Berdasarkan rumusan masalah, adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
-
1. Untuk mengetahui faktor-faktor internal yang terdapat dalam menentukan strategi pemberdayaan Kelompok Tani Maroha di Desa Sigapiton, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba-Samosir strategi pengembangan menuju kemandirian Kelompok Tani Maroha di Desa Sigapiton Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba-Samosir.
-
2. Untuk mengetahui faktor-faktor eksternal yang terdapat dalam menentukan strategi pemberdayaan Kelompok Tani Maroha di Desa Sigapiton, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba-Samosir.
-
3. Untuk merancang strategi pengembangan menuju kemandirian Kelompok Tani Maroha di Desa Sigapiton Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba-Samosir.
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini yakni sebagai berikut:
-
1. Bagi kelompok tani, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan menyusun strategi yang lebih baik di masa yang akan datang pengembangan menuju kemandirian kelompok tani.
-
2. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran untuk menentukan kebijakan untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi kelompok tani.
Penelitian dilaksanakan di Desa Sigapiton, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba-Samosir. Lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan kriteria. Desa Sigapiton, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba-Samosir merupakan desa yang menjadi perhatian pemerintah belakangan akibat fokus pemerintah sebagai Kawasan Pedesaan Prioritas Nasional.
Penelitian ini dilaksanakan September sampai dengan November 2021. Waktu penelitian ini terhitung dari pengajuan judul sampai penelitian terselesaikan dalam bentuk skripsi.
Penelitian ini menggunakan dua jenis data, meliputi data kualitatif dan data kuantitatif, seperti penjelasan sebagai berikut:
-
1) Data kualitatif
Data kualitatif merupakan data yang disajikan dalam bentuk kata verbal bukan dalam bentuk angka (Muhadjir, 2019).
-
2) Data kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang disajikan dan dapat diukur atau dihitung secara langsung, berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan bilangan atau angka (Sugiyono, 2015).
Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini antara lain metode survei, wawancara mendalam, observasi, studi pustaka.
Karena populasi dalam penelitian ini diketahui maka dalam pengambilan jumlah sampel penulis menggunakan Slovin:
N
-
11 = ------
-
1 + n(e}2
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = batas toleransi kesalahan (error tolerance)
Populasi yang dilakukan penulis adalah jumlah anggota dari Kelompok Tani Maroha Desa Sigapiton sebanyak 142 orang, maka sampel yang diperoleh adalah: 142 τι =------------------
T-
1 + 142(0,15)
142
Maka dapat diperoleh jumlah sampel sebanyak 34 anggota dari Kelompok Tani Maroha Desa Sigapiton yang menjadi responden. Pada penelitian ini dipilih informan kunci penelitian, sebagai berikut:
-
1. Kepala Desa Sigapiton
-
2. Ketua Kelompok Tani Maroha Desa Sigapiton
-
3. Sekretaris Kelompok Tani Maroha Desa Sigapiton
-
4. Bendahara Kelompok Tani Maroha Desa Sigapiton.
Desa Sigapiton merupakan salah satu desa yang terpilih untuk dikembangkan menjadi desa wisata berbasis pertanian atau agrowisata pada komoditas bawang merah. Kontur alam Desa Sigapiton memang sangat menarik, posisinya dikelilingi oleh perbukitan dan persawahan. Kondisi geografis dengan wilayah bebatuan membuat Desa Sigapiton menjadi sentra bawang merah di kawasan Danau Toba.
Secara geografis dan secara administratif Desa Sigapiton merupakan salah satu Desa dari antara 9 Desa dan 1 Kelurahan di Kecamatan Ajibata Kabupaten Toba yang memiliki luas Wilayah 900 Km. Secara topografis terletak pada ketinggiaan 915 meter diatas permukaan air laut. Jumlah penduduk Desa Sigapiton sebesar 568 jiwa. Desa Sigapiton masuk dalam wilayah Kecamatan Ajibata Kabupaten Toba.
Demografi atau ilmu kependudukan adalah gambaran umum mengenai karakteristik dari kependudukan manusia yang meliputi angka kelahiran, kematian, migrasi, persebaran penduduk, dll. Dalam penelitian ini, demografi digunakan untuk melihat karakteristik para responden yang diukur bedasarkan jenis kelamin dan umur.
Komposisi berdasarkan jenis kelamin Kelompok Tani Desa Maroha dapat ditunjukkan pada tabel 2.
Tabel 2.
Jenis Kelamin Responden
No |
Jenis Kelamin |
Jumlah |
Persentase |
1 |
Laki-Laki |
28 |
82,3% |
2 |
Perempuan |
6 |
17,7% |
Total |
100 |
100% |
Sumber : Data Primer, 2022
Berdasarkan Tabel 2, menunjukkan bahwa jumlah responden berdasarkan jenis kelamin yaitu sebanyak 34 orang dengan komposisinya 28 responden berjenis kelamin laki – laki dengan persentase sebesar 82,3% dan 6 responden berjenis kelamin perempuan dengan persentase sebesar 17,7%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa responden berjenis kelamin laki – laki memiliki komposisi tertinggi.
Komposisi responden berdasarkan umur dapat ditunjukkan pada tabel 3.
Tabel 3. Usia Responden | |
No Usia |
Jumlah Persentase |
1 20 – 35 Tahun 2 35 – 50 Tahun 3 >50 Tahun |
10 29,4% 20 58,8% 4 11,8% |
Total |
34 100% |
Sumber : Data Primer, 2022
Berdasarkan Tabel 3, menunjukkan bahwa jumlah responden berdasarkan umur responden yaitu sebanyak 34 orang. Dari 34 orang tersebut, responden yang berumur 20 – 35 tahun sebanyak 10 orang dengan persentase 29,4%, responden yang berumur 35– 50 tahun sebanyak 20 orang dengan persentase 58,8% dan terdapat 4 responden yang berumur lebih dari 50 tahun dengan persentase 11,8%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa jumlah responden terbanyak adalah responden yang berumur 35– 50 tahun.
Komposisi responden berdasarkan jenis komoditas yang ditanam dapat ditunjukkan pada tabel 4.
Tabel 4.
Jenis Komoditas Yang Ditanam
No |
Jenis komoditas |
Jumlah |
Persentase |
1 |
Bawang |
25 |
73,5% |
2 |
Cabai |
5 |
14,7% |
3 |
Padi |
4 |
12,8% |
Total |
34 |
100% |
Sumber : Data Primer, 2022
Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah responden berdasarkan umur responden yaitu sebanyak 34 orang. Dari 34 orang tersebut, responden yang menanam bawang tahun sebanyak 25 orang dengan persentase 73,5%, responden yang menanam cabai tahun sebanyak 5 orang dengan persentase 14,7 % dan terdapat 4 responden yang menanam padi dengan persentase 11,8%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa jumlah responden terbanyak adalah responden yang menanam bawang.
Sesuai dengan hasil wawancara penyebaran instrumen penelitian berupa kuesioner, maka dapat dianalisis untuk mendapatkan bobot, rating serta skor dari masing-masing faktor. Perhitungan bobot didapatkan dari menjumlahkan seluruh
bobot masing-masing faktor. Hasil dari penjumlahan tersebut dibagi dengan jumlah keseluruhan. Secara keseluruhan hasil bobot, rating dan skor faktor kekuatan dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5.
Bobot, Rating dan Skor Faktor Kekuatan dalam Strategi Pengembangan Kemandirian Kelompok Tani Maroha, Desa Sigapiton, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba-Samosir, Provinsi Sumatera Utara
No |
Kekuatan |
Bobot |
Rating |
Skor |
1 |
Anggota Kelompok Tani Maroha di Desa Sigapiton memiliki lahan yang luas |
0,074 |
4 |
0,296 |
2 |
Anggota Kelompok Tani Maroha di Desa Sigapiton memiliki lahan subur |
0,069 |
4 |
0,276 |
3 |
Pengairan yang memadai untuk melakukan kegiatan pertanian |
0,065 |
3 |
0,195 |
4 |
Kondisi iklim yang mendukung |
0,069 |
4 |
0,276 |
5 |
Adanya kelompok sebagai wadah dalam melaksanakan kelompok tani |
0,056 |
4 |
0,224 |
6 |
Anggota kelompok memiliki banyak waktu luang untuk berpartisipasi |
0,051 |
3 |
0,153 |
7 |
Terdapat kerjasama yang baik diantara anggota kelompok tani |
0,062 |
4 |
0,248 |
8 |
Sandang dan pangan anggota kelompok tercukupi |
0,056 |
3 |
0,168 |
Total Kekuatan |
0,502 |
1,836 |
Sumber: Data Analisis Data Primer, 2022
Dari Tabel 5, dapat dilihat bahwa masing-masing pernyataan memiliki jumlah bobot yang sama dan berbeda. Pada faktor kekuatan, pernyataan yang memiliki jumlah bobot terbesar yakni anggota Kelompok Tani Maroha di Desa Sigapiton memiliki lahan yang luas dengan bobot sebesar 0,074. Selain memiliki bobot dengan jumlah terbesar, anggota Kelompok Tani Maroha di Desa Sigapiton memiliki lahan yang luas juga berada pada rating yang sangat tinggi (4) dan skor tertinggi sebesar 0,296 bila dibandingkan dengan pernyataan faktor kekuatan yang lain. Sementara itu, pernyataan yang memiliki bobot paling rendah adalah pernyataan anggota kelompok memiliki banyak waktu luang untuk berpartisipasi hanya sebesar 0,051 dengan rating (3) dan skor sebesar 0,153.
Sesuai dengan hasil wawancara penyebaran instrumen penelitian berupa kuesioner, maka dapat dianalisis untuk mendapatkan bobot, rating serta skor dari masing-masing faktor. Perhitungan bobot didapatkan dari menjumlahkan seluruh bobot masing-masing faktor. Hasil dari penjumlahan tersebut dibagi dengan jumlah keseluruhan. Secara keseluruhan hasil bobot, rating dan skor faktor kelemahan dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6.
Bobot, Rating dan Skor Faktor Kelemahan pada Strategi Pengembangan Kemandirian Kelompok Tani Maroha, Desa Sigapiton, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba-Samosir, Provinsi Sumatera Utara
No |
Kelemahan |
Bobot |
Rating |
Skor |
1 |
Keterampilan anggota kelompok tani yang masih rendah |
0,071 |
3 |
0,213 |
2 |
Pendidikan anggota kelompok tani rendah |
0,062 |
3 |
0,186 |
3 |
Jarak dengan lokasi permukiman yang jauh dengan ladang atau lokasi pertanian |
0,065 |
4 |
0,260 |
4 |
Manajemen waktu yang kurang baik |
0,063 |
3 |
0,189 |
5 |
Generasi milenial yang kurang aktif dalam kelompok tani |
0,060 |
3 |
0,180 |
6 |
Aktivitas kelompok tani dianggap membuang-buang waktu |
0,056 |
3 |
0,168 |
7 |
Kurangnya kesadaran anggota kelompok tani dalam melaksanakan perannya |
0,056 |
3 |
0,168 |
8 |
Kesehatan masyarakat masih buruk |
0,056 |
3 |
0,168 |
Total Kelemahan |
0,489 |
1,364 | ||
Total Keseluruhan |
0,991 |
3,200 |
Sumber: Data Analisis Data Primer, 2022
Selanjutnya, pada faktor kelemahan dapat dilihat bahwa yang menjadi kelemahan utama adalah jarak dengan lokasi pemukiman yang jauh sebesar 0,065 dan rating (4) serta skor sebesar 0,260. Jarak tempat bercocok tani dengan lokasi para anggota kelompok tani sangat jauh, karena mereka mendapatkan lahan yang diturunkan dari orangtua nya yang berjarak sangat jauh dari lokasi tempat mereka tinggal. Terkadang akses untuk membawa hasil panen ke rumah juga sangat buruk sehingga anggota kelompok tani merasa kesulitan membawa hasil panen dalam jumlah besar.
Faktor-faktor eksternal terdiri dari peluang (opportunity) dan ancaman (treath) dalam strategi pengembangan kemandirian Kelompok Tani Maroha di Desa Sigapiton, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba-Samosir. Secara keseluruhan, hasil analisis faktor eksternal berupa peluang dan ancaman ini mendapatkan skor sebesar 3,499. Hal ini berarti faktor eksternal berada pada kategori posisi kuat. Sehingga faktor peluang tersebut dapat digunakan untuk mengatasi ancaman.
Sesuai dengan hasil wawancara penyebaran instrumen penelitian berupa kuesioner, maka dapat dianalisis untuk mendapatkan bobot, rating serta skor dari masing-masing faktor. Perhitungan bobot didapatkan dari menjumlahkan seluruh bobot masing-masing faktor. Hasil dari penjumlahan tersebut dibagi dengan jumlah keseluruhan. Secara keseluruhan hasil bobot, rating dan skor faktor eksternal berupa peluang dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7.
Bobot, Rating dan Skor Faktor Peluang Strategi Pengembangan Kemandirian Kelompok Tani Maroha, Desa Sigapiton, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba-
Samosir, Provinsi Sumatera Utara
No |
Peluang |
Bobot |
Rating |
Skor |
1 |
Dukungan dari pemerintah untuk mengembangkan kelompok tani |
0,159 |
4 |
0,636 |
2 |
Adanya kerjasama dan dukungan dari desa untuk mengembangkan Kelompok Tani Maroha |
0,189 |
4 |
0,756 |
3 |
Tersedianya pendanaan dari pemerintah |
0,156 |
3 |
0,468 |
Total Peluang |
0,499 |
1,860 |
Sumber: Analisis Data Primer. 2022.
Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa peluang dengan bobot yang paling besar yakni adanya kerja sama dan dukungan dari desa untuk mengembangkan Kelompok Tani Maroha sebesar 0,189 dengan rating (4) dan skor sebesar 0,756. Wawancara yang dilakukan kepada responden mendapatkan informasi terkait bantuan yang diberikan pemerintah desa melalui Pemerintah Kabupaten terkait bantuan bibit tanaman serta pupuk.
Perhitungan bobot didapatkan dari menjumlahkan seluruh bobot masing-masing faktor. Hasil dari penjumlahan tersebut dibagi dengan jumlah keseluruhan. Secara keseluruhan hasil bobot, rating dan skor faktor eksternal berupa ancaman dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 8.
Bobot, Rating dan Skor Faktor Ancaman pada Strategi Pengembangan Kemandirian Kelompok Tani Maroha, Desa Sigapiton, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba-Samosir, Provinsi Sumatera Utara
No |
Peluang |
Bobot |
Rating |
Skor |
1 |
Harga pasar yang masih rendah |
0,141 |
3 |
0,423 |
2 |
Banyaknya pesaing dari kelompok tani lain |
0,184 |
3 |
0,552 |
3 |
Intensitas serangan hama penyakit tanaman yang masih tinggi |
0,166 |
4 |
0,664 |
Total Ancaman |
0,496 |
1,639 | ||
Total Keseluruhan |
0,995 |
3,499 |
Sumber: Data Analisis Data Primer, 2021
Berdasarkan Tabel 8, dapat dilihat bahwa ancaman serius dalam Strategi Pengembangan Kemandirian Kelompok Tani Maroha, Desa Sigapiton, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba-Samosir, Provinsi Sumatera Utara yakni intensitas serangan hama penyakit tanaman yang masih tinggi sebesar 0,166 dengan rating (4)
dan skor sebesar 0,664. Kurangnya penyuluhan tentang hama penyakit tanaman mengakibatkan lahan pertanian para petani kerap sekali diserang hama penyakit. Ancaman ini yang perlu difasilitasi oleh pihak-pihat terkait dalam mengatasi permasalah di Kelompok Tani.
Hasil analisis matriks internal dan eksternal (I-E) adalah hasil perhitungan antara matriks IFAS dan EFAS. Berdasarkan hasil dari perhitungan kedua matriks tersebut, maka dapat diketahui total skor dari faktor internal adalah sebesar 3,200 dan skor total dari faktor eksternal sebesar 3,499.
TOTAL SKORIFE
Kuat Rata-rata Lemah
Gambar 1.
Matriks IE
Gambar 1 memberikan hasil agar Kelompok Tani Maroha melakukan strategi tumbuh dan memperkuat perkembangannya melalui diversifikasi. Diversifikai yang dilakukan dapat berupa peningkatan mutu petani dalam pengelolaan jalur distribusi penjualan hasil tani. Maka dari itu, dapat dirumuskan alternatif strategi pada tabel 9.
Berdasarkan rumusan strategi alternatif yang dibahas pada sub bab diatas, kelompok tani perlu melakukan gagasan dalam pengelolaan lahan, perdayagunaan anggaran pendanaan yang dikalibrasi dan dilaksanakan seefektif mungkin. Hal ini bertujuan untuk mampu meningkatkan pendapatan para petani. Pedanaan yang dianggarkan kiranya mampu membantu produktivitas petani dalam meningkatkan pengelolaan lahan, ketersediaan informasi dan penyuluhan soal hama, pengelolaan jalur distribusi juga perlu diperhatikan.
Pemerintah Kabupaten juga mendorong pemerintah Desa Sigapiton untuk menjadikan hasil pertanian di daerah tersebut menjadi pionir pertanian. Seperti bawang dari sigapiton menjadi produk unggulan dari daerah ini. Sehingga seluruh daerah baik kecamatan hingga pedesaan Kabupaten Toba-Samosir didorong untuk membeli produk dari Desa Sigapiton. Hal ini akan meningkatkan harga dan kesejahteraan setiap anggota Kelompok Tani Maroha di Desa Sigapiton.
Tabel 9.
Matriks SWOT Strategi Pengembangan Kemandirian Kelompok Tani Maroha Desa Sigapiton, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba-Samosir, Provinsi Sumatera Utara
Kekuatan (S) |
Kelemahan (W) | |
IFAS |
Faktor Skor 1. Anggota Kelompok Tani |
Faktor Skor 1. Keterampilan anggota 0,168 |
EFAS |
0,296 Desa Maroha memiliki lahan usaha tani yang luas
0,276 Maroha di Desa Sigapiton memiliki lahan usaha tani subur
0,195 untuk melakukan kegiatan pertanian
0,276 mendukung
0,153 memiliki banyak waktu luang untuk berpartisipasi
|
kelompok tani yang masih rendah
kelompok tani rendah
permukiman yang jauh dengan ladang atau lokasi pertanian
kelompok tani
0,168 dianggap membuang- buang waktu.
dalam melaksanakan perannya
|
Faktor internal yang menjadi kekuatan dalam pengembangan kemandirian adalah anggota Kelompok Tani Maroha di Desa Sigapiton memiliki lahan yang luas. Sedangkan faktor internal yang menjadi kelemahan kemandirian Kelompok Tani Maroha di Desa Sigapiton adalah anggota jarak dengan lokasi pemukiman yang jauh. Faktor Eksternal pada yakni peluang dalam pengembangan kemandirian Kelompok Tani Maroha di Desa Sigapiton adalah adanya kerja sama dan dukungan dari desa untuk mengembangkan Kelompok Tani Maroha. Sedangkan faktor eksternal yang menjadi ancaman dan tantangan adalah intensitas serangan hama penyakit tanaman yang masih tinggi. Strategi Pengembangan Kemandirian Kelompok Tani Maroha Di Desa Sigapiton antara lain, strategi S-O yaitu meningkatkan pengelolaan lahan dan
segala potensi sesuai dengan program pemerintah pusat maupun daerah, meningkatkan performa kelompok tani dengan kerja sama pemerintah terkait penyediaan pupuk, bibit, serta penyuluhan dari dinas terkait.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, adapun saran yang dapat diberikan untuk strategi pengembangan kemandirian Kelompok Tani Maroha di Desa Sigapiton, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba-Samosi, Provinsi Sumatera Utara, yaitu menerapkan strategi prioritas yang telah diperoleh, yaitu meningkatkan keterampilan, pendidikan kelompok tani dan aksi partisipatif generasi milenial Kelompok Tani Maroha dan efektivitas program pemerintah desa serta program Kelompok Tani Maroha guna memudahkan akses jalan ke lahan/ladang, pengikutsertaan anggota dalam setiap progam dan kalibrasi program yang efektif. Dibutuhkannya perhatian khusus dari pemerintah guna peningkatan kesejahteraan anggota secara pendidikan, kesehatan, dan kemandirian secara ekonomi. Hal ini dibutuhkan untuk pembangunan pedesaan yang berkelanjutan. Dibutuhkan metode QSPM untuk menentukan strategi prioritas yang dapat diambil keputusan bagi setiap stakeholder yang berperan dalam pengambilan keputusan pada Kelompok Tani Maroha di Desa Sigapiton, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba-Samosi, Provinsi Sumatera Utara.
Daftar Pustaka
Effendi, M. 2012. Peranan Kelompok Tani Dalam Pengembangan Kemandirian Petani di Kabupaten Tana Tidung. Ziraa'ah Majalah Ilmiah Pertanian, Vol.35, No.3, Hlm: 204-216.
Firnanda, R. 2018. Upaya Kelompok Tani Dalam Pemberdayaan Petani Nanas Di Desa Totokaton Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah (Doctoral dissertation, UIN Raden Intan Lampung).
Jafri, J., Febriamansyah, R., & Syahni, R. 2015. Interaksi Partisipatif Antara Penyuluh Pertanian Dan Kelompok Tani Menuju Kemandirian Petani. Jurnal Agro Ekonomi, Vol.33, No.2, Hlm: 161-177.
Kamuntuan, N., & Tampongangoy, D. L. 2017. Pemberdayaan Kelompok Tani di Desa Tolombukan Kecamatan Pasan Kabupaten Minahasa Tenggara. Jurnal Administrasi Publik, Vol.3, No.46. Hal: 74-87.
Muhadjir, N. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rakesarasin.
Rizky, M. A. (2019). Penilaian kelas Kemampuan Kelompok Tani di Kecamatan Penyabungan Utara Kabupaten Mandailing Natal. Kumpulan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas sains dan Tekhnologi, Vol.1, No.1, Hlm: 436-436.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA
258
Discussion and feedback