Strategi Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga Desa Sipinggan Lumbansiantar, Kecamatan Nainggolan, Kabupaten Samosir
on
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2685-3809 Vol. 12, No. 1, Juli 2023
DOI: https://doi.org/10.24843/JAA.2023.v12.i01.p06
Strategi Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga Desa Sipinggan Lumbansiantar, Kecamatan Nainggolan, Kabupaten Samosir
CHRISDAYANTHY LUMBANSIANTAR, NI WAYAN SRI ASTITI*,
I GEDE SETIAWAN ADI PUTRA
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Udayana Jalan PB. Sudirman Denpasar 80323, Bali
Email: [email protected] *[email protected]
Abstract
Family Welfare Empowerment Strategy (PKK) in Improving Family Economy Sipinggan Lumbansiantar Village, Nainggolan District, Samosir Regency
Family Welfare Empowerment (PKK) is an organization engaged in community development, with 25 members domiciled in Sipinggan Lumbansiantar Village. Its existence is expected to increase the creativity of the community so that it can improve the family’s economy by utilizing the yard they have. The objectives of the study include identifying internal and external factors and developing PKK strategies. Research methods include. (1) interviews with respondents and key informants, (2) analysis of the IFAS and EFAS matrices, (3) formulating strategies with SWOT. The results showed that the internal factor that became the strength was that farming could help the PKK family’s economy in Sipinggan Lumbansiantar Village. The internal factor that becomes a weakness is that the members have less creativity. Meanwhile, the external factor that becomes an opportunity is the availability of tradisional markets as a place to sell the products produced. External factors that pose a threat are the incitement that the PKK is considered a waste of time and people who prefer to buy instant ones rather that using their home yards. The Family Welfare Empowerment Strategy (PKK) in improving the family economy of Sipinggan Lumbansiantar Village was obtained from SWOT.
Keywords: strategy, four development, family’s economy, empowerment
Gerakan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) merupakan gerakan nasional pembangunan masyarakat. Pembangunan merupakan kewajiban seluruh rakyat Indonesia, bukan hanya urusan pemerintah, bahkan siapa saja yang merasa
mampu, baik itu laki-laki atau wanita semua wajib ikut serta di dalam proses pembangunan tersebut (Hardjito, 1984). Gerakan PKK berusaha membuat keluarga sejahtera dan meningkatkan derajat kaum perempuan. PKK juga menekankan pada tanggung jawab perempuan sebagai pengurus rumah tangga, melahirkan dan memelihara generasi penerus bangsa Indonesia (Mirnawati, 2018). PKK memiliki 10 Program pokok yaitu: (1) Penghayatan dan pengamalan Pancasila; (2) Gotong Royong; (3) Pangan; (4) Sandang; (5) Perumahan dan tata laksana rumah tangga; (6) Pendidikan dan keterampilan; (7) Kesehatan; (8) Pengembangan kehidupan berkoperasi; (9) Kelestarian Lingkungan hidup; (10) Perencanaan Sehat.
Pemberdayaan masyarakat adalah program andalan dalam pembangunan desa saat ini, dimana sektor pertanian menjadi motor utama dalam ekonomi keluarga, masyarakat yang didominasi merupakan masyarakat pertanian tidak terlepas dari keterlibatan kaum perempuan dalam aktivitas ekonomi pertanian. Salah satu organisasi masyarakat yang ada di dalam desa atau kota adalah PKK (Indrawati, 2017). Salah satu desa yang mengalami perkembangan pada program PKK adalah Desa Sipinggan Lumbansiantar, desa yang terletak di Kecamatan Nainggolan, Kabupaten Samosir, perkembangan yang signifikan yang dilihat secara langsung adalah keaktifan anggota kembali. PKK desa Sipinggan Lumbansiantar pada awal tahun 2020 mengalami regenerasi pengurus. Meskipun baru beregenerasi, PKK di desa ini sudah melakukan beberapa kegiatan yang sangat berdampak.
Pengurus PKK desa ini beranggotakan 25 orang yang aktif mengikuti setiap kegiatan PKK sampai saat ini dan didominasi oleh ibu-ibu rumah tangga. Ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok ini memiliki potensi yang harus diberdayakan seperti waktu luang yang harus dijadikan usaha. Di samping itu ibu-ibu yang bekerja di luar rumah dapat membantu suami dalam membantu ekonomi keluarga. Ibu-ibu PKK juga mamiliki kemampuan yang harus diberdayakan agar dapat memiliki bisnis sesuai dengan kemampuan dan Desa Sipinggan Lumbansiantar memiliki potensi alam yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber ekonomi.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
-
1. Faktor-faktor internal apasajakah yang terdapat dalam menentukan Strategi Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Sipinggan Lumbansiantar, Kecamatan Nainggolan, Kabupaten Samosir?
-
2. Faktor eksternal apasajakah yang terdapat dalam menentukan Strategi Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Sipinggan Lumbansiantar, Kecamatan Nainggolan, Kabupaten Samosir?
-
3. Bagaimanakah Strategi Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dalam Meningkatkan Ekonomi keluarga Desa Sipinggan Lumbansiantar, Kecamatan Nainggolan, Kabupaten Samosir?
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
-
1. Mengidentifikasi faktor-faktor internal PKK Desa Sipinggan Lumbansiantar, Kecamatan Nainggolan, Kabupaten Samosir.
-
2. Mengidentifikasi faktor-faktor eksternal PKK Desa Sipinggan Lumbansiantar, Kecamatan Nainggolan, Kabupaten Samosir.
-
3. Menyusun Strategi pemberdayaan PKK di Desa Sipinggan Lumbansiantar, Kecamatan Nainggolan, Kabupaten Samosir.
Penelitian dilaksanakan di Desa Sipinggan Lumbansiantar, Kecamatan Nainggolan, Kabupaten Samosir. Penelitian ini dilaksanakan Juni sampai dengan Desember 2021. Waktu penelitian terhitung dari pengajuan judul sampai penelitian terselesaikan dalam bentuk skripsi.
Penelitian ini menggunakan dua jenis data, meliputi data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang tidak dapat dihitung, bersumber dari keterangan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Data kualitatif merupakan data yang disajikan dalam bentuk kata verbal bukan dalam bentuk angka (Muhadjir, 1996). Data Kuantitatif adalah data yang disajikan dan diukur atau dihitung secara langsung, berupa informasi atau penjelasan yang disajikan dengan bilangan atau angka (Sugiyono, 2015). Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan wawancara mendalam dan wawancara terstruktur.
Dilihat dari sumber data yang didapat dalam penelitian ini diperoleh dari data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber pertamanya (Suryabrata, 1987). Sumber data primer dalam penelitian diperoleh dari informan kunci, dimana dalam penelitian ini informan kunci diperoleh dari Kepala Desa Sipinggan Lumbansiantar, Ketua, Sekretaris PKK Desa Sipinggan Lumbansiantar melalui wawancara yang diajukan kepada informan. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil kusioner yang ditujukan kepada anggota PKK, dalam pengamatan langsung dilapangan untuk mengetahui dalam permasalahan-permasalahan yang dihadapi PKK Desa Sipinggan Lumbansiantar. Sumber data sekunder (sumber tangan kedua), yaitu sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain, atau dokumen. Data sekunder pada umumnya digunakan untuk memberikan gambaran tambahan, gambaran pelengkap atau diproses lebih lanjut (Ibrahim, 2015). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengumpulkan data dari buku online, internet, jurnal, dan melalui pengumpulan dokumen.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan wawancara mendalam, wawancara terstruktur dilengkapi observasi dan dokumentasi.
Berdasarkan sumber informasi yang diperoleh dari ketua PKK Desa Sipinggan Lumbansiantar, Kecamatan Nainggolan, Kabupaten Samosir terdapat 25 orang ibu-ibu rumah tangga yang tergabung sebagai pengurus dan aktif mengikuti setiap kegiatan yang dilakukan oleh PKK. Populasi dalam penelitian ini adalah anggota PKK Desa Sipinggan Lumbansiantar yang berjumlah 25 orang yang aktif mengikuti kegiatan PKK.
Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sensus, yakni menjadikan seluruh bagian populasi sebagai sempel, yaitu 25 orang anggota PKK Desa Sipinggan Lumbansiantar yang aktif sebagai pengurus dan aktif menghadiri setiap kegiatan PKK.
Informan kunci adalah orang yang memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian serta keterangan-keterangan yang bersifat mendalam yang dipilih secara sengaja (purposive). Informan kunci dalam penelitian ini adalah orang atau pelaku yang benar-benar tahu dan menguasai masalah, serta terlibat langsung dengan masalah penelitian. Artinya dengan memilih narasumber yang benar-benar mengetahui kondisi internal dan eksternal PKK Desa Sipinggan Lumbansiantar, sehingga mereka akan dapat memberikan masukan secara tepat tentang data yang dibutuhkan.
Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa kusioner. Kusioner merupakan instrumen pengumpulan data atau informasi yang dioperasionalkan ke dalam bentuk item atau pertanyaan. Menurut Widoyoko (2016), angket atau kusioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi respon sesuai dengan permintaan pengguna.
Kusioner diberikan kepada anggota PKK Desa Sipinggan Lumbansiantar sebanyak 25 orang. Kusioner dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui gambaran dan kondisi umum PKK Desa Sipinggan Lumbansiantar, Kecamatan Nainggolan, Kabupaten Samosir, identitas informan kunci, faktor penghambat dan faktor pendukung pemberdayaan PKK. Variabel yang diukur serta digunakan dalam penelitian ini adalah faktor internal dan eksternal yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan faktor eksternal terdiri dari peluang dan ancaman.
Variabel yang diukur serta digunakan dalam penelitian ini adalah faktor internal dan eksternal yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan dan faktor eksternal yang terdiri dari peluang dan ancaman.
Menurut Sugiyono (2017) analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan proses dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis data deskriptif kualitatif. Dengan metode tersebut peneliti menggambarkan dan menjelaskan mengenai pemberdayaan PKK Desa Sipinggan Lumbansiantar. Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah faktor internal dan eksternal PKK dan Strategi Pemberdayaa Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Sipinggan Lumbansiantar dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga.
Dalam merumuskan strategi pemberdayaan PKK menggunakan analisi SWOT proses identifikasi berbagai faktor secara sistematis guna menentukan rumusan yang tepat dan melakukan strategi yang terbaik. Analisis berdasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strenghts) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat menimbulkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).
Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di Desa Sipinggan Lumbansiantar merupakan salah satu kelompok sasaran dari program pemberdayaan masyrakat. Keberhasilan program pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari beberapa program yang dilaksanakan dan dapat memberikan manfaat bagi kelompok PKK Desa Sipinggan Lumbansiantar.
Pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK) di Desa Sipingagn Lumbansiantar ada sejak tahun 2006 akan tetapi baru aktif kembali diawal tahun 2020, karena regerasi pengurus. Lemseria Samosir sebagai ketua, Annaline Sitanggang sebagai wakil ketua, Poibe Simanjuntak sebagai sekretaris, dan Nusita Manurung sebagai bendahara. PKK ini memiliki empat program kerja (Pokja) diantaranya pokja 1, pokja 2, pokja 3, dan pokja 4. Pokja ini memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda.
Setelah identifikasi terhadap faktor internal dan faktor eksternal yang telah dilakukan maka tahap selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap lingkungan tersebut dengan menilai dan mengukur masing-masing faktor tersebut dengan menggunakan matriks IFAS dan matriks EFAS.
Sesuai dengan hasil wawancara penyebaran instrument penelitian berupa kusioner, maka dapat dianalisis untuk mendapatkan bobot, rating serta skor dari masing-masing faktor. Perhitungan bobot didapatkan dari menjumlahkan seluruh bobot masing-masing faktor. Hasil dari penjumlahan tersebut dibagi dengan jumlah keseluruhan. Nilai skor faktor strategi lingkungan internal diperoleh dengan mengalikan antara nilai bobot dan nilai rating kekuatan dan kelemahan dari masing-masing strategi. Semakin tinggi nilai skor maka semakin penting faktor tersebut. Berikut adalah hasil perhitungan matriks IFAS yang dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1.
Bobot, Rating dan Skor Faktor Internal Strategi Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga Desa Sipinggan Lumbansiantar, Kecamatan Nainggolan, Kabupaten Samosir
Faktor |
Internal | |||
No |
Kekuatan |
Bobot |
Rating |
Skor |
1 |
Lahan yang mendukung untuk kegiatan pertanian |
0.055 |
3,8 |
0.209 |
2 |
Tanah yang mendukung untuk kegiatan pertanian |
0.051 |
3,5 |
0.178 |
3 |
Perairan yang memadai untuk kegiatan pertanian |
0.052 |
3,6 |
0.187 |
4 |
Iklim yang mendukung untuk kegiatan pertanian |
0.053 |
3,6 |
0.190 |
5 |
Bertani dapat membantu ekonomi keluarga |
0.057 |
3,9 |
0.222 |
6 |
Adanya kelompok sebagai wadah dalam melaksanakan PKK |
0.053 |
3,7 |
0.196 |
7 |
Waktu luang ibu-ibu PKK yang banyak |
0.056 |
3,8 |
0.212 |
8 |
Penerapan gotong royong dalam kehidupan anggota PKK |
0.053 |
3,6 |
0.190 |
9 |
Penghayatan dan pengamalan pancasila sudah berjalan dengan baik |
0.051 |
3,5 |
0.178 |
10 |
Sandang dan pangan PKK Desa Sipinggan Lumbansiantar sudah tercukupi |
0.052 |
3,6 |
0.187 |
Kelemahan | ||||
1 |
Kreativitas anggota masih kurang |
0.056 |
3,9 |
0.218 |
2 |
Tingkat pendidikan anggota masih rendah |
0.047 |
3,2 |
0.150 |
3 |
Dua tempat Desa Sipinggan Lumbansiantar yang berjauhan mengakibatkan ibu-ibu PKK malas mengikuti PKK |
0.052 |
3,6 |
0.187 |
4 |
Manajemen waktu ibu-ibu PKK yang kurang baik |
0.054 |
3,7 |
0.199 |
5 |
Wanita memiliki peran ganda |
0.053 |
3,6 |
0.190 |
6 |
Kurangnya minat ibu-ibu muda untuk bergabung dengan PKK |
0.055 |
3,8 |
0.209 |
7 |
Kurangnya kesadaran anggota dalam melaksanakan perannya |
0.055 |
3,8 |
0.209 |
8 |
Perumahan dan tata laksana rumah tangga tidak berjalan dengan baik |
0.045 |
3,1 |
0.139 |
9 |
Kesehatan anggota PKK Desa Sipinggan Lumbansiantar kurang baik |
0.043 |
3 |
0.129 |
Total Kekuatan + Kelemahan |
0.993 |
3.579 |
Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa faktor-faktor strategi internal memiliki nilai yang bervariasi. Faktor kekuatan terpenting pertama adalah bertani dapat
membantu ekonomi keluarga PKK Desa Sipinggan Lumbansiantar dengan perolehan nilai sebesar 0.057 dan nilai rating 3,9 faktor tersebut kuat.
Adapun kelemahan utama dalam pemberdayaan adalah kreativitas anggota yang masih kurang dengan nilai bobot 0.056 dan niai rating 3.9. Melihat total skor faktor strategi internal sebesar 3,589 termasuk kedalam kategori kuat, karena skor yang berada di bawah 2,5 menandakan faktor strategi internal yang lemah (David, 2000).
Evaluasi faktor eksternal didapat dari hasil wawancara dan penyebaran instrument peelitian yang selanjutnya melalui proses analisis. Nilai skor faktor strategi lingkungan eksternal diperoleh dengan mengalikan antara nilai bobot dan nilai rating peluang dan ancaman dari masing-masing faktor strategi. Semakin tinggi nilai skor maka semakin penting faktor tersebut. Berikut ini adalah perhitungan matriks EFAS yang dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2.
Bobot, Rating dan Skor Faktor Internal Strategi Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga Desa Sipinggan
Lumbansiantar, Kecamatan Nainggolan, Kabupaten Samosir
Faktor |
Eksternal | |||
No |
bobot |
Rating |
Skor | |
1 |
Adanya kerjasama dan dukungan dari pihak pemerintah untuk memberdayakan PKK |
0.080 |
3,8 |
0.304 |
2 |
Adanya kerjasama dan dukungan dari pihak desa untuk memberdayakan PKK |
0.082 |
3,9 |
0.319 |
3 |
PKK menjadi program pemerintah |
0.081 |
3,8 |
0.307 |
4 |
Tersedianya pendanaan dari pemerintah |
0.082 |
3,9 |
0.319 |
5 |
Tersedianya pasar tradisional sebagai tempat menjual produk yang dihasilkan |
0.083 |
4 |
0.332 |
6 |
Kelestarian lingkungan hidup yang akan meningkat |
0.079 |
3,8 |
0.300 |
7 |
Pola hidup sehat yang akan meningkat |
0.080 |
3,8 |
0.304 |
Ancaman | ||||
1 |
Hasutan bahwa PKK dianggap membuang-buang waktu |
0.081 |
3,8 |
0.307 |
2 |
Masyarakat yang lebih memilih membeli yang instan daripada memanfaatkan pekarangan rumah |
0.081 |
3,8 |
0.307 |
3 |
Meningkatnya harga sarana pertanian |
0.078 |
3,7 |
0.288 |
4 |
Pengembangan hidup berkoperasi belum ada |
0.072 |
3,4 |
0.244 |
5 |
Adanya kewajiban sosial yang waktunya tidak menentu |
0.056 |
2,6 |
0.145 |
6 |
Kurangnya dukungan suami untuk ibu-ibu PKK ikut aktif dalam melaksanakan kegiatan PKK |
0.060 |
2,8 |
0.168 |
Total Peluang + Ancaman |
0.995 |
3.644 |
Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa faktor eksternal yang terdiri dari faktor peluang dan ancaman merupakan nilai yang bervariasi. Tersedianya pasar tradisional sebagai tempat menjual produk yang dihasilkan dengan perolehan nilai bobot sebesar 0,083 dan rating 4 yang berarti kuat.
Melihat peluang untuk memanfaaatkan pasar tradisional untuk menjual bahan pangan yang dihasilkan. Adanya kerjasama dan dukungan dari pihak desa untuk memberdayakan PKK. Kerjasama yang dilakukan kelompok dengan pemerintah dan pihak lainnya merupakan modal sosial yang sangat penting untuk terus dijaga oleh PKK.
Ancaman yang paling kuat adalah hasutan bahwa PKK dianggap membuang-buang waktu masyarakat lebih memilih membeli yang instan daripada memanfaatkan pekarangan rumah dan meningkatnya harga sarana pertanian. Dengan perolehan nilai bobot sebesar 0,081, dan rating 3,8 yang berarti kuat. PKK harus berusaha mencari solusi untuk menghadapi ancaman tersebut dengan memanfaatkan berbagai teknologi yang ada.
Total skor strategi eksternal berdasarkan perhitungan matriks EFAS adalah sebesar 3.644 yang berarti termasuk kedalam kategori kuat, karena total skor yang berada di atas rata-rata 2,5 termasuk kuat (David, 2000). Hal tersebut menunjukkan bahwa PKK telah memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman yang ada.
Matriks I-E dapat menentukan strategi-strategi utama yang merupakan strategi yang lebih detail atau lebih operasional, merupakan tindak lanjut dari strategi genetik. Skor IFAS sebesar 3,579 menggambarkan bahwa Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dalam meningkatkan ekonomi keluarga di Desa Sipinggan Lumbansiantar berada dalam kondisi internal kuat. Skor EFAS 3,644 menggambarkan bahwa PKK memiliki kemampuan tinggi dalam memanfaatkan peluang maupun ancaman lingkungan eksternal. Adapun hasil perhitungan matrik IE terhadap Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Dapat dilihat pada Gambar 1.
Total Skor Bobot IFE
Knat 4.0 |
3.579 |
Rata-rata 2.0 |
lemah 1.0 | ||
Total Skor |
Tinggi 3.644 |
I |
II |
m | |
Bobot EFE |
Sedang |
IV |
V |
VI | |
Rendah |
VII |
XTII |
IX |
Gambar 1.
Perhitungan Matriks Internal-Eksternal (I-E) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dalam meningkatkan ekonomi keluarga Desa Sipinggan Lumbansiantar.
Berdasarkan Gambar 1 pemetaan terhadap masing-masing total skor, baik dari faktor internal dan faktor eksernal menggambarkan posisi PKK saat ini berada pada posisi kuat yaitu sel I dalam matriks I-E. Stretegi yang dapat dijalankan adalah growth strategy atau strategi pertumbuhan.
Berdasarkan faktor-faktor lingkungan internal dan lingkungan eksternal dilakukan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats). Analisis SWOT merupakan strategi alternatif dalam Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Sipinggan Lumbansiantar. Matriks SWOT menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif PKK dengan potensi dan kondisi lingkungan internal dan eksternal yaitu dimiliki PKK Desa Sipinggan Lumbansiantar.
-
1. Strategi SO (Strengths Opportunities) Strategi yang dibuat dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengambil peluang.
-
2. Strategi ST (Strenghts Threats) Strategi ini dilakukan dengan menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman.
-
3. Strategi WO (Weakness-Opportunity) Strategi yang dilakukan dengan
menggunakan peluang yang dimiliki untuk mengatasi kelemahan yang ada.
-
4. Strategi WT (Weakness-Threat) Strategi yang dibuat dengan berupaya
menimbulkan kelemahan dan menghindari ancaman.
![](https://jurnal.harianregional.com/media/105216-1.png)
Kekuatan
-
1. Desa Sipinggan Lumbansiantar memiliki lahan yang mendukung untuk melakukan kegiatan pertanian
-
2. Bertani dapat membantu ekonomi keluarga PKK Desa Sipinggan Lumbansiantar
-
3. Waktu luang ibu-ibu PKK yang banyak
Kelemahan
-
1. Kreativitas anggota masih kurang
-
2. Kurangnya minat ibu-ibu muda untuk bergabung dengan PKK
-
3. Kurangnya kesadaran anggota dalam melaksanakan perananya
Peluang (O)
-
1. Adanya kerjasama dan dukungan dari pihak desa untuk memberdayakan PKK
-
2. Tersedianya pendanaan dari pemerintah
-
3. Tersedianya pasar tradisional sebagai tempat menjual produk yang dihasilkan
Strategi SO
-
1. Meningkatkan kinerja PKK dengan memanfaatkan potensi SDA seperti lahan, tanah, perairan, iklim yang sangat mendukung untuk melakukan kegiatan pertanian dan memberdayakan SDM yaitu ibu-ibu yang perlu diberdayakan yang dimiliki PKK Desa Sipinggan Lumbansiantar (S1+S2+S3+O1+O2+O3).
-
2. PKK Desa Sipinggan Lumbansiantar harus menjalankan kerjasama dan membangun mitra dengan pedagang sayur dipasar. (S1+S2+O3)
Ancaman
-
1. Hasutan bahwa PKK dianggap membuang-buang waktu
-
2. Masyarakat yang lebih memilih membeli yang instan daripada memanfaatkan pekarangan rumah
-
3. Meningkatnya harga sarana pertanian
Strategi ST
-
1. Memanfaatkan lahan untuk kegiatan pertanian dengan membudidayakan komoditi pertanian yang dibutuhkan pasar atau masyarakat sehingga dapat memanfaatkan waktu luang PKK agar berdampak positif bagi masyarakat sehingga dapat menekan pengeluaran harga sarana pertanian.
(S1+S2+S3+T1+T2+T3)
-
2. Memberikan edukasi kepada masyarakat untuk memilih menanam produk pangan dengan memanfaatkan pekarangan agar lahan dan waktu luang dapat berdampak bagi ibu-ibu PKK untuk meningkatkan ekonomi keluarga. (S3+T2+T3)
Strategi WO
-
1. Meningatkan kesadaran dengan menyalurkan dana yang diberikan pemerintah untuk pemberian penyuluhan dan pendampingan sehingga menghasilkan produk berkualitas untuk membangun pemasaran produk melalui kerjasama dengan pedagang yang menjual sayuran di pasar dan lembaga-lembaga yang bergerak dibidang pemasaran hasil pertanian.
(W1+W2+W3+O1+O2+O3)
-
2. Memfasilitasi PKK untuk mengadakan pertemuan untuk mensosialisasikan manfaat PKK. (W2+W3+O1+O2)
Strategi WT
-
1. Memanfaatkan kemajuan iptek untuk memberikan pelatihan kegiatan pertanian untuk menambah kreativitas anggota PKK sehingga dapat menepis PKK dianggap membuang-buang waktu untuk mendorong ibu-ibu muda mau bergabung dengan PKK (W1+W2+T1+T2+T3)
-
2. Fasilitas produksi digunakan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pemasaran (W3+T3)
-
3. Menciptakan suasana yang menyenangkan untuk mendorong ibu-ibu muda sehingga mau bergabung dengan PKK agar menepis isu PKK dianggap membuang-buang waktu. (W1+T1)
Gambar 2.
Penyusunan Alternatif Strategi Dengan Matriks SWOT
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka ditarik kesimpulan yaitu faktor internal yang dapat didefinisikan pada PKK Desa Lumbansiantar terdiri atas (a) kekuatan meliputi: memiliki lahan yang mendukung untuk melakukan kegiatan pertanian, bertani dapat membantu ekonomi keluarga, waktu luang ibu-ibu PKK yang harus dimanfaatkan, (b) Kelemahan yang meliputi : kreativitas anggota PKK masih kurang, kurangnya minat ibu-ibu muda untuk bergabung dengan PKK, kurangnya kesadaran anggota dalam meaksanakan perannya sebagai anggota PKK. Faktor eksternal yang dapat diidentifikasi pada PKK Desa Sipinggan Lumbansiantar terdiri atas: (a) Peluang yang meliputi: adanya kerjasama dan dukungan dari pihak desa untuk memberdayakan PKK, tersedianya pendanaan dari pemerintah, tersedianya pasar tradisional sebagai tempat menjual produk yang dihasilkan, (b) Ancaman yang meliputi: hasutan bahwa PKK dianggap membuang-buang waktu, masyarakat yang lebih memilih membeli yang instan daripada memanfaatkan pekarangan rumah, meningkatnya harga sarana pertanian. Alternatif strategi PKK Desa Sipinggan Lumbansiantar, Kecamatan Nainggolan Kabupaten Samosir meliputi (a) Strategi SO yaitu meningkatkan kinerja PKK dengan memanfaatkan potensi SDA dan memberdayakan SDM yaitu ibu-ibu PKK Desa Sipinggan Lumbansiantar, PKK Desa Sipinggan Lumbansiantar harus menjalin kerjasama dengan pedagang sayur di pasar maupun konsumen-konsumen baru, (b) Strategi ST yaitu memanfaatkan lahan untuk kegiatan pertanian dengan membudidayakan komoditi pertanian yang dibutuhkan pasar atau masyarakat sehingga dapat memanfaatkan waktu luang PKK agar berdampak positif bagi masyarakat sehingga dapat menekan meningkatnya pengeluaran untuk sarana pertanian, memberikan edukasi kepada masyarakat untuk memilih menanam produk pangan dengan memanfaatkan pekarangan, (c) Strategi WO yaitu strategi meningkatkan kesadaran dengan menyalurkan dana yang diberikan pemerintah untuk pemberian penyuluhan dan pendampingan, memfasilitasi PKK untuk mengadakan pertemuan untuk mensosialisasikan manfaat PKK, (d) Strategi WT yaitu strategi memnafaatkan kemajuan iptek untuk memberikan pelatihan kegiatan pertanian, fasilitas produksi digunakan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pemasaran, menciptakan suasana yang menyenangkan agar menepis isu PKK dianggap membuang-buang waktu. Berdasarkan hasil matriks SWOT maka prioritas utama yang harus dilakukan adalah memanfaatkan SDA dan memberdayakan SDM dengan berkonsultasi dengan dinas terkait tentang penyuluhan dan pendampingan untuk mengadakan pelatihan sehingga dapat menghasilkan produk yang berkualitas.
Berdasarkan simpulan dan pembahasan, maka saran yang dapat diberikan adalah PKK Desa Sipinggan Lumbansiantar, pemberdayaan dalam meningkatkan
ekonomi keluarga dapat berjalan dengan baik apabila dari pihak kelompok mau berusaha dan bekerjasama untuk melaksanakan program PKK. PKK Desa Sipinggan Lumbansiantar menyusun kegiatan yang mendukung pemberdayaan kelompok baik sumberdaya manusia, sumber daya alam seperti mendatangkan pihak Dinas Pertanian untuk mengembangkan dan memberi edukasi mengenai cara bertani untuk ibu-ibu PKK Desa Sipinggan Lumbansiantar. Pemerintah dan desa turut bersinergi dalam mengembangkan modal yang telah diberikan kepada PKK untuk melaksankan kegiatan atau program bertani di Desa Sipinggan Lumbansiantar dengan memberikan pendampingan kepada PKK dengan menyiapkan materi yang akan disampaikan kepada anggota PKK pada setiap pertemuan. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini sehingga peran PKK disetiap daerah atau desa dapat berjalan dengan baik sesuai tujuan pemerintah yakni berdampak positif bagi setiap anggota maupun masyarakat sekitar.
-
5. Ucapan Terima Kasih
Ucapan terima kasih penulis tujukan kepada pihak-pihak yang membantu dalam penelitian ini. Semoga penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai mestinya.
Daftar Pustaka
David, R F. 200. Manajemen Strategi. Penerbit PT Prendhallindo, Jakarta.
Hardjito, 1984. Peran Wanita dalam Masa Pembangunan Indonesia, Jakarta: Balai Aksara.
Ibrahim, M. A. 2015. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Indrawati, Rizky. 2017. Strategi Pengembangan Tim Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dalam Meningkatkan Pemberdayaan Perempuan Kecamatan Samarinda Utara. Ejurnal Ilmu Pemerintahan, 5(2):861-872.
Mirnawati. 2018. Peran PKK (Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga) dalam peningkatan perekonomian Masyarakat Desa Aska Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai. Skripsi Keguruan dan ilmu pendidikan, Pendidikan Sosiologi, Universitas muhammadiyah, Makassar.
Muhadjir, N. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rekesarasin. Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, danR&D. Bandung: Alfabet.
Suryabrata, S. 1987. Metode Penelitian. Jakarta: Rajawali.
Widoyoko, E. P. 2016. Teknik Teknik Penyusunan Instrumen Penelitia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA
66
Discussion and feedback