FAKTOR TERJADINYA HEMORRHOID DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR BALI TAHUN 2020

Avatar of jurnal

ABSTRAK

Hemoroid adalah dilatasi varikosus vena atau pelebaran pembuluh darah vena dari pleksus hemorrhoidal inferior dan superior, dikarenakan peningkatan tekanan pembuluh vena. Kondisi ini menyerang kurang lebih 30 dari 52% orang dewasa di dunia. Penyebab dari hemorrhoid ini sendiri masih idiopathic atau belum banyak diketahui, tapi banyak faktor yang diduga menjadi risiko terjadinya hemoroid seperti umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, kurangnya konsumsi serat, konstipasi, dan overweight.

Sedangkan untuk penelitian mengenai faktor risiko kejadian hemorrhoid di Bali masih sangat terbatas, terutama pada RSUP Sanglah Denpasar, sehingga belum ditemukan faktor risiko dominan tentang terjadinya hemorrhoid atau wasir tersebut. Sehingga, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor terjadinya hemoroid pada RSUP Sanglah Denpasar tahun 2020.

Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain cross sectional. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan consecutive sampling yaitu cara pengambilan sampel dimana semua subjek datang pada jangka waktu tertentu dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai besar sampel yang diperlukan terpenuhi. Terdapat 50 data penelitian yang terkumpul dengan 29 data dari pasien hemoroid dan 21 data dari pasien bukan hemoroid yang dirawat di poli bedah digestif RSUP sanglah Denpasar pada tahun 2020.

Hasil dari penelitian ini adalah ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara kurangnya konsumsi serat (PR= 1,75; IK95% 3,61(1,11-11,76); P=0,03), konstipasi (PR= 1,80; IK95% 4,53 (1,30-15,77); P= 0,014), dan overweight (PR= 1,7; IK95% 3,94 (1,14-13,65); P=0,027) dengan kejadian hemoroid dan tidak terdapat hubungan antara usia (PR= 0,89; IK95% 0,76 (0,24 – 2,38); P= 0.634), jenis kelamin (PR= 1,01; IK95% 1,03 (0,33 – 3,16); P=0,963), dan riwayat keluarga (PR= 1,44; IK95% 3,2 ( 0,33-30,94 ); P= 0,293) dengan kejadian hemoroid di RSUP Sanglah Denpasar tahun 2020.

Selanjutnya Berdasarkan analisa untuk melihat kekuatan hubungan masing-masing faktor resiko dengan kejadian Hemoroid, dengan menggunakan analisa multivariat regresi logistik, didapatkan penderita dengan konstipasi memiliki hubungan yang paling kuat dengan kejadian Hemoroid (p=0,028, IK95% = 1,19 – 22,92).

Kata kunci : konstipasi, faktor risiko, hemoroid.

PENDAHULUAN

Wasir atau hemoroid adalah pelebaran pembuluh darah vena pleksus hemoroid inferior dan superior, akibat peningkatan tekanan vena. Kondisi ini menyerang kurang lebih 30 dari 52% orang dewasa di dunia.1

Menurut data dari badan kesehatan dunia (WHO) presentase angka kejadian hemorrhoid di seluruh negara adalah 54%. Di Indonesia sendiri, prevalensi hemorrhoid juga tergolong cukup tinggi. Menurut Depkes 2015, prevalensi hemorrhoid di Indonesia yaitu 5,7 persen dari total populasi yaitu 10 juta orang, namun yang berhasil terdiagnosis hanya 1,5% saja. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesda), penduduk Indonesia yang mengalami hemorrhoid sekitar 12,5 juta orang, sehingga dapat diperkirakan prevalensi hemorrhoid di indonesi tahun 2030 akan mencapai 21,3 juta penduduk.2

Penyebab dari hemorrhoid ini sendiri masih idiopathic atau belum banyak diketahui, tapi banyak diduga disebabkan oleh bertambahnya usia, perbedaan jenis kelamin, kurangnya konsumsi serat, konstipasi, genetik, kurangnya olahraga, overweight, peningkatan tekanan intraabdomen karena berbagai sebab, obstruksi aliran pada vena akibat kehamilan, termasuk buang air besar dalam waktu lama. 3

Konstipasi sangat berperan besar dalam terjadinya hemorrhoid. Penyebab konstipasi sendiri ada berbagai hal, salah satunya usia yang semakin tua, hal ini disebabkan karena degenerasi pada jaringan tubuh akibat dari radikal bebas yang merusak sel, sehingga kemampuan otot sphincter pada anal canal melemah.

Selain itu konstipasi disebabkan oleh kurangnya konsumsi makanan berserat, hal ini disebabkan karena konsistensi feses yang mengeras sehingga susah dikeluarkan dari rektum. Kemudian penyebab lain seperti kehamilan berakibat pada melambatnya motilitas usus karena adanya relaksasi otot di sekitar abdomen, untuk tempat janin berkembang, hal tersebut disebabkan oleh perubahan hormonal drastis, seperti progesteron.

Selain itu, kurangnya aktivitas fisik juga dapat menyebabkan fungsi fisiologis dari otot pada abdomen menurun, sehingga dapat menyebabkan konstipasi. Beberapa hal diatas berisiko menyebabkan konstipasi (susah Buang Air Besar/ BAB) sehingga harus dibantu dengan kontraksi kuat pada otot sekitar anus atau bisa disebut dengan mengejan terlalu kuat, hal tersebut dapat memicu penekanan pada plexus hemorrhoidalis. Hal ini akan mengakibatkan tekanan pembuluh darah di sekitar anus meningkat dan vena hemorrhoidalis melebar. Penekanan pada plexus hemorrhoidalis dan peregangan musculus sphincter akan menyebabkan terjadinya hemorrhoid.4

Selain konstipasi, beberapa hal juga menjadi faktor risiko dari hemorrhoid, seperti jenis kelamin, overweight dan genetik, hal tersebut menyebabkan peningkatan tekanan vena pada anal canal, sehingga dapat terjadi hemorrhoid.5
Terdapat beberapa penelitian di Indonesia tentang faktor yang berppengaruh terhadap kejadian hemorrhoid, sebuah penelitian di Rumah Sakit Tingkat III Dr. Reksodiwiryo Padang didapatkan jumlah kasus hemorrhoid mencapai 87 orang pada 2017 dengan faktor yang paling dominan mempengaruhi kejadian hemorrhoid adalah riwayat konstipasi.6 Pada sebuah penelitian di Rumah Sakit Umum Anutapura Palu didapatkan jumlah kejadian hemorrhoid yaitu 40 orang dengan faktor risiko umur diatas 40 tahun, riwayat keluarga, dan riwayat konstipasi.7
Sedangkan untuk penelitian mengenai faktor risiko kejadian hemorrhoid di Bali masih sangat terbatas, terutama pada RSUP Sanglah Denpasar, sehngga belum ditemukan faktor risiko dominan tentang terjadinya hemorrhoid atau wasir tersebut. Hal tersebut menyebabkan masyarakat umum terutama yang berdomisili di Bali kurang menyadari bahaya dari penyakit ini. Oleh karena uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengangkat judul “Faktor Terjadinya Hemorrhoid di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Bali Tahun 2020” sebagai bahan penelitian. Peneliti mengharapkan penelitian ini dapat dijadikan dasar penelitian lebih lanjut pada RSUP Sanglah Denpasar, Bali.

Download

Full Article

Last Updated on 28 Februari 2023

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Previous Post

PENGARUH AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KRIM EKSTRAK BAWANG PUTIH TUNGGAL (ALLIUM SATIVUM LINN) TERHADAP KELEMBAPAN KULIT TIKUS WISTAR (RATTUS NORVEGICUS) YANG DIPAPAR SINAR ULTRAVIOLET B

Next Post

KARAKTERISTIK DAN PREVALENSI NYERI KEPALA DALAM PENGGUNAAN GAWAI SELAMA BELAJAR DARING PADA MAHASISWA KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

Related Posts