ABSTRAK
Lens induced glaucoma (LIG) merupakan salah satu jenis glaukoma sekunder yang diakibatkan oleh kelainan pada lensa mata. Menurut data, kasus LIG menjadi kasus glaukoma sekunder terbanyak yang ada di rumah sakit. Namun hingga saat ini masih jarang ditemukan penelitian epidemiologi mengenai LIG di Indonesia maupun di Bali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakterisik LIG berdasarkan usia, jenis kelamin, pekerjaan, tipe LIG, status mata, manifestasi klinis, tekanan intraokuler (TIO), tajam pengelihatan, dan terapi.
Penelitian ini dilakukan di RSUP Sanglah tahun 20192020 dengan metode penelitian cross sectional dengan metode pengambilan sampel consecutive sampling. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 23 pasien LIG di RSUP Sanglah tahun 2019-2020 yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan pasien usia >59 tahun dengan presentase terbanyak 47,8%. 73,9% berjenis kelamin laki-laki dan 34,8% bekerja sebagai petani.
Tipe LIG fakomorfik (56,5%) menjadi tipe yang paling sering dijumpai yang didominasi status fellow eye katarak imatur (43,5%). Seluruh pasien (100%) datang dengan manifestasi pandangan buram. TIO sebelum terapi terbanyak pada rentang >39 mmHg (52,5%) dan pasca terapi pada rentang <21 mmHg (65,2%).
Didapatkan hasil tajam pengelihatan sebelum terapi dan sesudah terapi terbanyak yaitu hand movement masing-masing 30,4% dan 26,1%. Terapi yang paling sering diberikan adalah fakoemulsifikasi dengan implan intraocular lens sebanyak 60,9%. Dapat disimpulkan pentingnya pemberian terapi yang tepat di awal perjalanan penyakit agar bisa mendapatkan prognosis yang baik.
Kata kunci : lens induced glaucoma., karakteristik., tekanan intraokular
PENDAHULUAN
Glaukoma merupakan penyakit mata yang menimbulkan kebutaan permanen terbanyak kedua di dunia setelah katarak pada tahun 2010.1 Kasus glaukoma di dunia pada usia 48-80 tahun di tahun 2013 sebanyak 64,3 juta kasus yang mana diperkirakan akan meningkat menjadi 76 juta kasus pada tahun 2040.2 Di Indonesia menurut data riskesdas pada tahun 2007 terdapat 4,6 penderita glaukoma per 1000 penduduk.3Pada tahun 1993 – 1996 dalam Survei Kesehatan Indera terdata 1,5 % kebutaan yang diderita oleh penduduk Indonesia dimana 0,20 % dari itu disebabkan karena glaukoma.
Studi Jakarta Urban Eye Health Study tahun 2008 menunjukkan prevalensi glaukoma sekunder yaitu 0,16 % dari keseluruhan 2,53 %.4 Glaukoma sekunder merupakan jenis glaukoma yang disebabkan karena penyakit lain seperti diabetes, trauma, arthritis, dan katarak yang tidak diobati. Salah satu jenis glaukoma sekunder adalah lens induced glaucoma (LIG) yang disebabkan oleh kerusakan lensa baik karena penyakit maupun karena trauma.
Penyakit yang paling sering menyebabkan LIG yaitu katarak. Tiap tahunnya diperkirakan ada 0,1 % insiden katarak dari 1000 orang di Indonesia. Penduduk Indonesia cenderung 15 tahun lebih cepat menderita katarak ketimbang di daerah subtropis.4
Lens induced glaucoma (LIG) merupakan suatu kondisi yang membutuhkan perhatian lebih dikarenakan dapat menganggu proses melihat dari penderita. Namun hingga saat ini penelitian mengenai LIG di Indonesia khususnya di Bali masih sangat minim. Salah satu penyebabnya adalah masih belum adanya data – data penunjang penelitian seperti karakteristik dari penyakit ini pada rumah sakit yang ada di Bali. Selain itu belum adanya data prevalensi terbaru juga menjadi penyebabnya. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti mengenai karakteristik LIG di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali.
Download
Last Updated on 27 Februari 2023