ABSTRAK
Penyakit cacar adalah penyakit yang paling umum di dunia. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang hidup di sel kulit. Penyakit ini dapat menjadi sangat serius, terutama pada anak-anak dan orang dewasa dengan sistem imun yang lemah
Varisella merupakan penyakit yang mudah menular pada manusia, manusia adalah satu-satunya inang pada penyakit ini. Hal ini disebabkan oleh Varicella Zoster Virus, virus yang termasuk bagian dari alphaherpes yang merupakan jenis virus imunogenik. Sebagai penyakit endemik akut yang paling umum yang menyerang manusia. Hal ini merupakan masalah setiap orang tua hadapi pada anak-anaknya, dan varicella juga bisa terjadi di pada dewasa, varicella biasanya dikenal sebagai cacar air. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola varicella pada pasien pada periode Rumah Sakit Sanglah April 2015-April 2016.
Pendekatan penelitian ini menggunakan studi deskriptif desain penelitian retrospektif. Sampel ditentukan dengan menggunakan teknik total sampling, dalam sampel penelitian ini yang digunakan adalah semua pasien pada Rumah Sakit Sanglah periode April 2015-April 2016 yang terinfeksi infeksi varicella. Data yang diperoleh dalam penelitian ini diolah secara deskriptif.
Hasil penelitian secara deskriptif menunjukkan bahwa 56 orang yang terinfeksi varicella di Rumah Sakit Sanglah, mayoritas pasien yang terinfeksi dengan varicella berada dalam kelompok usia 0 sampai 15 tahun dengan total 30 orang (53,6%), berdasarkan perbedaan jenis kelamin menunjukkan bahwa pasien wanita memiliki insiden tertinggi yaitu 27 orang (48,2%) daripada laki-laki dan hampir mirip jumlahnya. Tidak ada komplikasi dari semua kriteria inklusi yang mana 56 orang (100%). Dan lokasi lesi tersering adalah pada kepala dan ektremitas bagian atas dengan jumlah 26 orang (46,4 %).
Kata kunci: varicella, umur, jenis kelamin, komplikasi, lokasi lesi.
PENDAHULUAN
Cacar air adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Varicella-Zoster Virus (VZV) . Virus ini juga menyebabkan penyakit cacar yang umum pada anak-anak. Pada cacar air, virus menyebabkan gumpalan merah atau bintik-bintik merah yang berisi cairan di seluruh tubuh. Gejala cacar air biasanya muncul 2-3 hari setelah terinfeksi virus. Gejala utama cacar air adalah ruam, yang dapat berupa bintik-bintik kecil atau gumpalan-gumpalan besar.
Bintik-bintik ini biasanya muncul di seluruh tubuh, termasuk di wajah, tetapi seringkali lebih banyak di bagian atas tubuh. Ruam biasanya muncul dalam beberapa hari dan dapat berlangsung selama 2-3 minggu. Selain itu, penderita cacar air sering mengalami demam, batuk, pilek, dan sakit tenggorokan. Pada beberapa orang, gejala cacar air dapat sangat ringan sehingga tidak menyadarinya.
Namun, pada beberapa orang lain, gejala cacar air dapat sangat parah sehingga membutuhkan perawatan di rumah sakit. Cacar air dapat menyebabkan komplikasi yang serius, seperti pneumonia, infeksi saluran pernapasan atau otak. Oleh karena itu, penting untuk mendapatkan vaksin cacar air sebelum terinfeksi virus.
Penderita Cacar Air adalah orang yang menderita cacar air, yaitu penyakit yang disebabkan oleh virus varicella-zoster. Penderita cacar air biasanya mengalami ruam dan gatal-gatal pada kulitnya. Penyakit ini umumnya tidak berbahaya, namun dapat menimbulkan komplikasi pada orang yang mempunyai sistem imun yang lemah.
Gejala cacar biasanya muncul 2-3 minggu setelah terpapar virus. Gejala awal adalah demam tinggi, sakit kepala, dan batuk kering. Selanjutnya, timbul bintik-bintik merah di seluruh tubuh. Bintik-bintik ini berukuran seperti biji jamur, dan biasanya muncul di sekitar leher, tangan, dan kaki. Bintik-bintik ini akan menjadi lebih besar dan berwarna kemerahan seiring berjalannya waktu. Pada beberapa orang, bintik-bintik ini bisa menjadi lebih tebal dan menimbulkan rasa sakit.
Penyakit ini dapat berbahaya jika tidak ditangani dengan baik karena dapat menyebabkan dehidrasi dan sepsis. terdapat pertanyaan umum yang sering ditanyakan, Jika seseorang menderita cacar air, apakah mereka boleh mandi?
Tidak, seseorang yang menderita cacar air tidak boleh mandi. Mandi dapat meningkatkan risiko komplikasi seperti dehidrasi dan sepsis. Selain itu, air dapat menyebarkan virus ke seluruh tubuh dan meningkatkan risiko penularan.
Mandi ketika sedang mengalami cacar air tidak dianjurkan. Mandi akan menyebabkan bula-bula yang sudah pecah menjadi iritasi. Akibatnya, gatal-gatal yang Anda alami akan semakin parah. Untuk menghindari hal ini, sebaiknya Anda membersihkan kulit yang terkena cacar air dengan air dingin dan sabun.
Varicella sebagian besar terjadi pada anak-anak kurang dari 5 tahun. Infeksi varicella dapat didahului infeksi lain dengan varicella sebagai infeksi sekunder. Infeksi varicella sendiri biasanya memiliki keparahan rendah. Prevalensi serologis meningkat dengan bertambahnya usia, mulai dari 86% di antara anak-anak usia 6 hingga 11 tahun hingga 99,9% di antara orang dewasa yang berusia 40 tahun atau lebih.
Meskipun varicella dianggap sebagai penyakit ringan, ia menyebabkan rata-rata 11.000 hingga 13.500 rawat inap (4,1-5,0 kasus per 100.000 orang) dan 100 hingga 150 kematian per tahun (0,04-0,06 kasus per 100.000 orang). Tingkat rawat inap sekitar 4 kali lebih tinggi di antara orang dewasa, dan angka kematian jauh lebih tinggi untuk orang dewasa.1
Estimasi WHO pada 2014 memperkirakan beban penyakit varicella tiap tahunnya mencapai 4,2 juta komplikasi, termasuk 4.200 kematian. Walaupun begitu, angka ini masih lebih rendah dibandingkan kematian akibat penyakit menular lain seperti campak, pertussis, dan rotavirus.2 Selain itu, penggalakan program vaksin varicella juga mengurangi insidensinya di seluruh dunia .3
Sementara itu, angka insidensi dan prevalensi serologis varicella di Indonesia masih belum pernah diteliti walaupun outbreak terjadi secara sporadis. Penelitian epidemiologis varicella di Indonesia penting dilakukan. Oleh karena itu, penulis berusaha mempelajari karakteristik penderita varicella, secara spesifik di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali pada periode 2015-2016.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif retrospektif. Data diperoleh dari rekam medis di Bagian Rekam Medis RSUP Sanglah, Denpasar. Data dikumpulkan pada periode Juli-Agustus 2016 dengan kriteria inklusi yaitu semua pasien penderita infeksi varicella yang dirawat di RSUP Sanglah, Denpasar pada periode April 2015 hingga April 2016 secara total sampling. Kami mengeksklusi pasien-pasien dengan isi rekam medis yang tidak lengkap.
Berdasarkan rekam medis tersebut penulis mengumpulkan data mengenai variable-variabel yang meliputi umur, jenis kelamin, komplikasi, dan regio munculnya lesi khas varicella. Umur didefinisikan sebagai rentang waktu sejak lahir hingga waktu penelitian, dinyatakan dalam satuan tahun. Jenis kelamin dinyatakan secara biologis dikotom menjadi pria dan wanita berdasarkan isi rekam medis. Komplikasi dan region lesi diperoleh berdasarkan temuan klinis yang tercantum dalam rekam medis.
Data yang diperoleh kemudian dianalisa secara deskriptif menggunakan piranti lunak statistik. Penelitian ini sudah mendapat keterangan kelayakan etik dengan nomor :453/UN.14.2/Litbang/2016 tertanggal 14 Maret 2016.
HASIL
Terdapat 56 orang yang terinfeksi varisela di RSUP Sanglah, Denpasar yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi untuk penelitian ini. Karakteristik sampel yang dipelajari dalam penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, komplikasi dan lokasi lesi.
Tabel 1. Distribusi penderita varicella di RSUP
Sanglah, Denpasar berdasarkan usia |
||
Usia | N | % |
0-15 | 30 | 53,6 |
16-30 | 13 | 23,2 |
31-45 | 8 | 14,3 |
46-60 | 5 | 8,9 |
Distribusi kelompok usia pasien dapat dilihat pada Tabel 1. Usia pasien yang digunakan sebagai inklusi dalam kriteria inklusi penelitian adalah 0 hingga 60 tahun. Berdasarkan rentang usia, peneliti mengklasifikasikan mereka ke dalam empat kelompok umur, yaitu 0-15 tahun, 16-30 tahun, 31-45 tahun dan 46-60 tahun. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, jumlah pasien yang termasuk dalam usia 0 hingga 15 tahun adalah 30 (53,6%), 16 hingga 30
tahun adalah 13 orang (23,2%), 31 hingga 45 tahun adalah 8 orang (14,3%) dan 46 hingga 60 tahun adalah 5 (8,9%).
Distribusi jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 2. berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, jumlah laki-laki yang terinfeksi varicella adalah 27 (48,2%), sedangkan jumlah perempuan yang terinfeksi varicella adalah 29 (51,8%).
Tabel 2. Distribusi penderita varicella berdasarkan jenis kelamin
Gender |
N |
% |
Male |
27 |
48,2 |
Female |
29 |
51,8 |
Total |
56 |
100,0 |
Untuk sebaran komplikasi, dari 56 sampel di RSUP Sanglah, Denpasar, tidak ditemukan adanya komplikasi. Semua sampel (100%) tidak mengalami komplikasi terkait infeksi varicellanya.
Tabel 3 Lokasi ruam khas varicella pada penderita | ||
Site of Lesion | n | % |
Lengan | 3 | 5,4 |
Kepala dan lengan | 26 | 46,4 |
Lengan dan tungkai | 7 | 12,5 |
Seluruh tubuh | 20 | 3,7 |
Total | 56 | 100,0 |
Lokasi ruam khas varicella dapat dilihat pada Tabel 3. Lokasi lesi dapat dibagi menjadi lengan, kepala dan lengan, lengan dan tungkai dan seluruh tubuh. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan 3 orang (5,4%) memiliki lesi pada lengan, 28 orang (48,4%) pada kepala dan lengan, 7 orang (12,5%) pada lengan dan tungkai dan 20 orang. orang (35,7%) di seluruh tubuh. Dan hasil penelitian lokasi lesi yang paling sering adalah di kepala dan lengan.
Secara teori, ruam khas varicella digambarkan sebagai ruam multiform yang meliputi spektrum papul, vesikel, pustule, hingga krusta. Sebarannya biasanya bersifat sentripetal dengan ruam dimulai muncul di tubuh dan menyebar terutama ke ekstermitas atas.13 Temuan sebaran ruam dalam penelitian ini sesuai dengan teori tersebut.
PEMBAHASAN
Dari data tersebut, dapat dilihat bahwa mayoritas pasien yang terinfeksi varisela berada pada kelompok usia 0 hingga 15 tahun. Menurut.4 Prevalensi varicella meningkat dua kali lipat pada anak usia 0 hingga 4 tahun, separuh pada anak usia 5 hingga 14 tahun, dan turun hampir sepertiga pada orang dewasa berusia 15 hingga 44 tahun.
Penelitian di Swedia juga menemukan distribusi varicella didominasi anak terutama usia 1 hingga 2 tahun.5 Penelitian di Bihar, India juga menemukan temuan serupa dengan sebagian besar kasus berada pada rentangan usia 1 hingga 14 tahun.6 Penelitian lain juga menemukan tingkat prevalensi varicella serologis yang tinggi pada anak-anak .7
Berdasarkan hasil gender yang berbeda itu menunjukkan bahwa pasien wanita memiliki insiden tertinggi daripada pria dan jumlahnya hampir sama. Menurut Flemming, et al.8 Tidak ada perbedaan gender dalam kejadian cacar air kecuali pada kelompok usia 15-24 tahun. Penelitian di Swedia, yang telah disebutkan di atas, juga melaporkan hasil serupa di mana ditemukan distribusi jenis kelamin yang merata antar kedua jenis kelamin.5 Akan tetapi, hasil di Karbala, Iran menemukan kasus varicella lebih banyak terjadi pada pria (66%) dari pada wanita.8
Risiko komplikasi dari varicella bervariasi sesuai usia. Komplikasi jarang terjadi pada anak-anak yang sehat dan terjadi jauh lebih sering pada orang yang lebih tua dari 15 tahun dan bayi lebih muda dari 1 tahun. Infeksi bakteri sekunder dari lesi kulit dengan Staphylococcus atau Streptococcus adalah penyebab paling umum dari rawat inap dan kunjungan medis rawat jalan. Pneumonia yang mengikuti varicella biasanya disebabkan virus itu sendiri tetapi mungkin juga disebabkan infeksi sekunder bakteri. Pneumonia bakteri sekunder lebih sering terjadi pada anak-anak yang berusia kurang dari 1 tahun.12
Angka komplikasi ini cukup rendah. Pada penelitian lain di Ankara, Turki, ditemukan dari 64 pasien dalam periode penelitian, 34 (52,3%) di antaranya menderita komplikasi dari infeksi varicella. Komplikasi terbanyak yang ditemukan adalah infeksi kulit dan jaringan lunak sebanyak 14 orang (21,5%) disusul dengan pneumonia dengan 11 orang (16,9%).10 Pneumonia sendiri merupakan salah satu komplikasi terburuk dari infeksi varicella dengan insidensi mencapai 5-15% pada penderita dewasa dan menyebabkan lebih dari 100 kematian per tahun di Amerika Serikat.11
KESIMPULAN
Dalam periode satu tahun sejak April 2015 hingga April 2016 terdapat 56 orang penderita varicella yang dirawat di RSUP Sanglah, Denpasar. Berdasarkan sebaran usia sebagian besar penderita berusia anak-anak dengan usia 0-15 tahun memiliki proporsi terbesar. Penderita tersebar merata berdasarkan jenis kelamin dan semua penderita tidak mengalami komplikasi akibat infeksi varicellanya. Ruam khas varicella ditemukan pada semua penderita dan sebaran tersering berada pada daerah kepala dan lengan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Schmid DS, Jumaan AO. Impact of varicella vaccine on varicella-zoster virus dynamics. Clinical microbiology reviews. 2010 1;23(1):202-17.
2. World Health Organization. Varicella and herpes zoster vaccines: WHO position paper, Weekly Epidemiological Record Releve epidemiologique hebdomadaire. 2014;89(25):265-87.
3. Gabutti G, Franchi M, Maniscalco L, Stefanati A. Varicella-zoster virus:pathogenesis,incidence patterns and vaccination programs. Minerva pediatrica. 2016;68(3):213-25.
4. Ross AM, Fleming DM. Chickenpox increasingly affects preschool children. Communicable disease and public health. 2000;3:213-4.
5. Widgren K, Giesecke J, Lindquist L, Tegnell A. The burden of chickenpox disease in Sweden. BMC infectious diseases. 2016;16(1):666.
6. Mishra R. Epidemiological Report on Outbreak Investigation of Chicken Pox in Muzaffarpur District, Bihar, India. Journal of Cancer Treatment and Research. 2017 27;5(3):28.
7. Arafa RS, Abdelmotaleb GS, Shaker RH, Elsayed IA, Baioumy RF, Dean E, Zain NM, Seliem LH. Seroprevalence of measles, rubella, mumps and varicella specific antibodies in primary school children. World Family Medicine Journal: Incorporating the Middle East Journal of Family Medicine. 2016;99(3227):1-3.
8. Fleming DM, Cross KW, Cobb WA, Chapman RS. Gender difference in the incidence of shingles. Epidemiology & Infection. 2004;132(1):1-5.
9. AL-Hasnawi, S.M.J. Incidence of chickenpox and mumps in Karbala Governorate with their seasonal variation. Iraq Medical Journal, 2018; 2(1):24-27.
10. Ozdemir H, Qandir MO, Karbuz A, Belet N, Tapisiz A, Qiftςi E, ince E. Chickenpox complications, incidence and financial burden in previously healthy children and those with an underlying disease in Ankara in the prevaccination period. The Turkish journal of pediatrics. 2011;53(6):614.
11. Denny JT, Rocke ZM, McRae VA, Denny JE, Fratzola CH, Ibrar S, Bonitz J, Tse JT, Cohen S, Mellender SJ, Kiss GK. Varicella Pneumonia: Case Report and Review of a Potentially Lethal Complication of a Common Disease. Journal of investigative medicine high impact case reports. 2018 16;6:2324709618770230.
12. Centers for Disease Control and Prevention. Epidemiology and prevention of vaccine-preventable diseases. Washington DC Public Health Foundation. 2015;2:20.
Last Updated on 21 September 2022