JMU


Jurnal medika udayana


ISSN: 2597-8012 JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL. 12 NO.4,APRIL, 2023

I—τ Λ Idjrectoryof OPEN ACCESS

IJOURNALS


Diterima: 2023-01-15 Revisi: 2023-02-30 Accepted: 25-03-2023

PROFIL PASIEN HIV DENGAN KOINFEKSI INFEKSI MENULAR SEKSUAL LAINYA DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN RSUP PROF. DR. I.G.N.G. NGOERAH DENPASAR PERIODE TAHUN 2019-2021

Nyoman Indra Karunia Murti*, Ni Made Dwi Puspawati1, I G.A.A. Elis Indira1, Michael Hostiadi1, Nandya Putu Krisnaputri1

1Departemen/KSM Dermatologi dan Venereologi

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana RSUP Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah Denpasar *+6281138117611, [email protected]

ABSTRAK

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah sebuah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Virus ini menyebabkan individu yang terinfeksi lebih rentan terhadap infeksi lainnya. Risiko penularan HIV tertinggi adalah melalui hubungan seksual. Hingga saat ini, HIV masih menjadi masalah besar di dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Infeksi HIV seringkali diserta dengan koinfeksi penyakit menular seksual lainya. Pada studi ini dilakukan studi crosssectional, dimana pasien HIV dengan koinfeksi penyakit menular seksual lainya yang datang ke poliklinik kulit dan kelamin divisi infeksi menular seksual di RSUP Prof Dr. I.G.N.G. Ngoerah periode tahun 2019-2021 akan didata. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada pasien HIV dengan infeksi menular seksual lainya, jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki dengan jumlah lebih dari dua kali lipat wanita. Kelompok usia terbanyak adalah usia 16-30 tahun yang masih merupakan usia produktif. Jenis koinfeksi penyakit menular seksual pada penderita HIV terbanyak adalah kondiloma akuminata. Pada penelitian ini, individu HIV dengan stadium 2 merupakan penderita terbanyak. Beberapa temuan pada penelitian ini memiliki kemiripan data dengan penelitian-penelitian serupa, namun beberapa hasil temuan pada penelitian ini mungkin berbeda dengan temuan pada beberapa penelitian-penelitian di negara lain, kemungkinan akibat perbedaan demografis dan jumlah sampel penelitian yang terbatas.

Kata kunci : Human Immunodeficiency Virus., infeksi menular seksual.

ABSTRACT

Human Immunodeficiency Virus (HIV) is a virus that attacks the human immune system. This virus causes infected individuals to be more susceptible to other infections. The highest risk of HIV transmission is through sexual intercourse. Nowadays, HIV is still a major problem in the world, including in Indonesia. HIV infection is often accompanied by coinfection with other sexually transmitted diseases. In this study, a cross-sectional study was conducted, in which HIV patients co-infected with other sexually transmitted diseases who came to dermatology and venereology polyclinic, division of sexually transmitted infections at Prof. Dr.I.G.N.G. Ngoerah Central Hospital in the period of 2019-2021 will be recorded. The results of this study indicate that in HIV patients with other sexually transmitted infections, the sex is mostly male with more than twice as many in male. The largest age group is those aged 16-30 years who are still of productive age. The most common type of coinfection with sexually transmitted diseases in HIV is condyloma acuminata. In this study, HIV individuals with stage 2 were the most affected. Some of the findings in this study have data similarities with similar studies, but some of the findings in this study may differ from findings in several studies in other countries, possibly due to demographic differences and the limited number of research samples.

Keywords : Human Immunodeficiency Virus., sexually transmitted disease.

PROFIL PASIEN HIV DENGAN KOINFEKSI INFEKSI MENULAR SEKSUAL LAINYA DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN.. Nyoman Indra Karunia Murti*, Ni Made Dwi Puspawati1, I G.A.A. Elis Indira1, Michael Hostiadi1, Nandya Putu Krisnaputri1

  • 1.    PENDAHULUAN

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah sebuah retrovirus yang menargetkan sistem kekebalan tubuh manusia, khususnya setiap sel yang mengekspresikan penanda CD4+ di permukaannya seperti limfosit T, yang merusak fungsi sel CD4+ baik kuantitatif maupun kualitatif, kondisi ini menyebabkan kerentanan individu yang terinfeksi terhadap infeksi lainnya. Infeksi virus ini ditularkan utamanya melalui hubungan seksual. 1,2

Infeksi HIV merupakan masalah kesehatan utama di dunia yang hingga saat ini masih menjadi tantangan besar bagi seluruh negara. Jumlah infeksi HIV semakin meningkat, terutama di negara-negara berkembang, termasuk di antaranya adalah di Indonesia. Meskipun jumlah kasus HIV cenderung fluktuatif, data kasus HIV AIDS di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama sebelas tahun terakhir, jumlah kasus HIV di Indonesia terus meningkat dan mencapai puncaknya pada tahun 2019, dengan total 50.282 kasus. Berdasarkan data WHO pada tahun 2019, terdapat 78% infeksi HIV baru di regional Asia Pasifik. Bali sendiri merupakan provinsi yang termasuk dalam 10 besar angka tertinggi secara total kasus HIV di Indonesia.2–4

Infeksi HIV seringkali diserta dengan koinfeksi penyakit menular seksual lainya. Infeksi menular seksual, seperti kondiloma, sifilis, gonorea, dan infeksi menular seksual lainya, dapat merusak struktur permukaan epitel sehingga mempermudah akses HIV ke sel target dan menciptakan infeksi sistemik.5,6 Studi epidemiologi terkait HIV dan infeksi menular seksual saat ini masih sangat minim, sehingga penelitian lebih lanjut ini sangatlah diperlukan.

  • 2.    TUJUAN

Untuk mengetahui profil pasien HIV dengan koinfeksi infeksi menular seksual lainya yang datang ke poliklinik infeksi menular seksual RSUP Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah Denpasar.

  • 3.    METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan secara deskriptif retrospektif dengan desain cross sectional terhadap data sekunder berupa rekam medik pasien HIV dengan koinfeksi infeksi menular seksual lainya yang datang berobat ke poliklinik Kulit dan Kelamin divisi Infeksi Menular Seksual RSUP Prof Dr. I.G.N.G. Ngoerah Denpasar periode 1 Januari 2019 hingga 31 Desember 2021. Sampel penelitian ini adalah keseluruhan dari populasi terjangkau. Variabel penelitian yaitu klasifikasi penyakit infeksi menular seksual, stadium HIV, usia, jenis kelamin, dan pekerjaan. Semua data yang terkumpul dicatat dan dilakukan pengolahan data yang kemudian data dianalisis secara deskriptif dengan Microsoft Excel 365.

  • 4.    HASIL

Selama periode penelitian pada tanggal 1 Januari 2019 hingga 31 Desember 2021 didapatkan total 63 pasien HIV yang datang ke poliklinik kulit dan kelamin divisi Infeksi Menular Seksual RSUP Prof IGNG Ngoerah Denpasar. Dari 63 pasien yang terdata, 53 (84%) orang diantaranya adalah http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum doi:10.24843.MU.2023.V12.i4.P04

laki-laki, 10 (16%) orang adalah perempuan. Berdasarkan pembagian rentang usia, terbanyak adalah pada rentang 1630 tahun dengan 34 orang (54%), diikuti rentang usia 31-45 tahun 21 (33%) orang, rentang usia 45-60 tahun dengan 5 (8%) orang, usia 0-15 tahun 2 (3%) orang, dan terakhir adalah usia diatas 60 tahun dengan 1 (2%) orang. 63 pasien HIV yang terdata, 56% diantaranya atau sebanyak 35 orang merupakan HIV stadium II, 19 orang (30%) merupakan stadium III, dan 9 orang (14%) adalah stadium I. Dari seluruh pasien HIV yang terdata selama 3 tahun, 100% pasien memiliki koinfeksi infeksi menular seksual. Koinfeksi terbanyak adalah kondiloma pada 32 orang (51%), sifilis 24 orang (38%), dan infeksi menular seksual lainya seperti herpes genital, servisitis gonokokal, ureteritis gonokokal sebanyak 7 orang (11%). Sebanyak 49% atau 31 orang pasien adalah pekerja swasta, diikuti dengan pelajar dan wiraswasta dengan jumlah yang sama yakni masing-masing 12 orang atau 19%, kemudian diikuti dengan ibu rumah tangga sebanyak 6 orang (10%) dan terakhir adalah PNS sebanyak 2 orang (3%)

Jenis kelamin

■ Pria ■ Perempuan

Gambar 1. Distribusi pasien HIV dengan koinfeksi IMS lainya berdasarkan jenis kelamin

Stadium HIV

■ Std 1 ■ Std 2 ■ Std 3

Gambar 2. Distribusi pasien HIV dengan koinfeksi IMS lainya berdasarkan stadium HIV

Gambar 1 menunjukkan dari 63 pasien yang terdata, sebagian besar, yaitu 53 orang (84%) diantaranya adalah laki-laki dan 10 orang (16%) adalah perempuan. Gambar 2 menunjukkan bahwa pasien HIV yang datang ke poliklinik Infeksi Menular Seksual RSUP Prof IGNG Ngoerah terbanyak adalah pada stadium II sebesar 56%, kemudian

PROFIL PASIEN HIV DENGAN KOINFEKSI INFEKSI MENULAR SEKSUAL LAINYA DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN..

diikuti dengan stadium III sebesar 30%, dan terakhir adalah sebanyak 14% pada stadium I.

Gambar 3 menunjukkan distribusi dari total 63 orang pasien berdasarkan rentang usia, terbanyak adalah pada rentang 16-30 tahun dengan 34 orang (54%), kedua adalah rentang usia 31-45 tahun 21 (33%) orang, rentang usia 4560 tahun dengan 5 (8%) orang, usia 0-15 tahun 2 (3%) orang, dan terakhir adalah usia diatas 60 tahun dengan 1 (2%) orang.

Gambar 4 menunjukkan distribusi pasien HIV berdasarkan pekerjaanya, sebanyak 49% atau 31 orang pasien merupakan pekerja swasta, kemudian diikuti dengan pelajar 12 (19%) orang, wiraswasta dengan jumlah 12 (19%) orang, kemudian diikuti dengan ibu rumah tangga sebanyak 6 (10%) orang dan terakhir adalah PNS sebanyak 2 (3%) orang.

Usia

Gambar grafik 4. Distribusi pasien HIV dengan koinfeksi IMS lainya berdasarkan pekerjaan pasien.

Gambar 5 menunjukkan distribusi koinfeksi meluar seksual pada pasien. Pada grafik tampak bahwa koinfeksi IMS lainya terbanyak adalah kondiloma dengan 34 orang (55%), dimana dari total 34 orang tersebut 23 orang diantaranya adalah kondiloma genital, 7 orang dengan kondiloma perianal, dan 2 orang dengan kondiloma giant perianal. Sifilis menempati urutan kedua pada grafik, terbagi atas sifilis laten lanjut dengan 16 orang, sifilis sekunder dengan 4 orang, dan sifilis primer dengan 2 orang. Diikuti dengan herpes genitalis sebanyak 2 orang, hepatitis B sebanyak 2 orang, servisitis gonokokal sebanyak 2 orang dan ureteritis gonokokal dengan 3 orang.

  • 5.    PEMBAHASAN

Infeksi Human Immunodeficiency Virus hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan utama di seluruh dunia. Jumlah kasus infeksi HIV

IMS Lainya

Servisitis gonokokal I

Ureteritis gonokokal I

Hepatitis B I

Herpes genitalis I

Sifilis laten lanjut ^M

Sifilis sekunder ■

Sifilis primer I

Kondiloma giant…I

Kondiloma perianal M

Kondiloma genital ^^^H

0    10   20   30

Gambar grafik 5. Distribusi koinfeksi IMS lainya pada pasien HIV di RSUP Prof I.G.N.G. Ngoerah

ini semakin meningkat, terutama di negara berkembang seperti Indonesia.2 Di RSUP Prof IGNG Ngoerah Denpasar, sejumlah 63 pasien dengan HIV tercatat datang ke poliklinik infeksi menular seksual dalam periode 3 tahun yaitu sejak 1 Januari 2019 hingga 31 Desember 2022. Dari total 63 pasien HIV positif tersebut, sebanyak 84% atau 53 orang adalah laki-laki, dan 26% diantaranya adalah perempuan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan World Health Organization oleh Razia Pendse et al, dimana didapatkan bahwa pasien HIV 2 kali lipat lebih banyak pada laki laki.3 Temuan ini juga didukung penelitian Kehinde et al, dimana pada penelitian tersebut ditemukan 24 pasien pria dan 17 pasien wanita dari seluruh pasien HIV dengan koinfeksi IMS yang datang ke klinik venereologi di Nigeria.7 Lebih tingginya angka HIV pada pria diperkirakan akibat adanya perilaku seksual yang lebih berisiko pada pria (seperti perilaku LSL, penggunaan jarum suntik, tattoo, dan sebagainya), adanya stigma pada masyarakat yang menyebabkan wanita cenderung tidak mencari pengobatan guna menutupi penyakitnya, dan pada pria umumnya memiliki pergaulan sosial yang lebih luas dibandingkan wanita.8 Berdasarkan sebaran usia, pasien HIV dengan koinfeksi IMS lainya terbanyak pada usia 16-30 tahun dengan 34 orang (54%),

Nyoman Indra Karunia Murti*, Ni Made Dwi Puspawati1, I G.A.A. Elis Indira1, Michael Hostiadi1, Nandya Putu Krisnaputri1

kedua adalah rentang usia 31-45 tahun 21 (33%) orang, sehingga dapat disimpulkan bahwa usia 16-45 tahun menyumbang 87% dari keseluruhan pasien. Hal ini memiliki kemiripan dengan hasil penelitian oleh Sures et al di India, dimana pada penelitian tersebut ditemukan bahwa rentang usia 20-40 tahun menyumbang 79.5% dari keseluruhan pasien HIV dengan koinfeksi IMS lainya. Angka insiden tertinggi pada rentangan usia ini dikarenakan kelompok usia ini adalah usia produktif, yang memiliki aktivitas sosioekonomi dan perilaku seksual paling aktif sehingga pada kelompok usia ini memiliki risiko tertular tertinggi.9

Koinfeksi menular seksual terbanyak yang ditemukan 3. pada pasien HIV adalah kondiloma sebanyak 30 orang (47%), sifilis sebanyak 22 orang (34%), kemudian diikuti oleh ureteritis gonokokal dengan 3 orang (4%), dan terakhir 4. sebanyak masing-masing 2 orang untuk herpes genitalis, hepatitis B,   dan  servisitis   gonokokal. Kondiloma

meningkatkan risiko terjadinya HIV dan begitu pula

sebaliknya. Kerusakan struktur sawar kulit akibat infeksi HPV pada kondiloma mempermudah transmisi HIV, begitu pula infeksi HIV akan menurunkan kekebalan sehingga mempermudah HPV untuk bereplikasi.10 Temuan pada studi ini memiliki perbedaan dengan penelitian oleh Sures et al, dimana pada penelitianya koinfeksi IMS tertinggi pada HIV adalah herpes genitalis dengan 52,1%, diikuti dengan sifilis sebanyak 17,7%, dan kondiloma akuminata 14,6%. Sedangkan pada penelitian oleh Safirah K et al menyimpulkan bahwa kondiloma akuminata merupakan 6. koinfeksi terbanyak pada HIV dengan 35.5%.1,9 Kemungkinan penyebab perbedaan-perbedaan pada temuan ini adalah karena jumlah sampel yang sedikit, demografisme yang berbeda, serta sistem rujukan yang menyebabkan kasus dengan terapi sederhana seperti herpes genitalis dapat ditangani pada faskes 1 sehingga lebih jarang ditemukan di RSUP Prof IGNG Ngoerah.

Terkait dengan stadium HIV, penelitian oleh Safirah K et al menemukan bahwa stadium 3 memiliki persentase terbanyak dengan 80,6%, diikuti dengan stadium 4 sebanyak 12,9%, kemudian stadium 2 dengan 6,5%, dan 0% untuk stadium 1.1 Penelitian oleh Giacaman P et al menemukan bahwa stadium 2 memiliki angka persentase tertinggi.11 Pada penelitian ini ditemukan bahwa stadium 2 memiliki jumlah terbanyak, diikuti oleh stadium 3, stadium 1, dan stadium 4. Hal ini nampak serupa dengan beberapa penelitian yang telah disebutkan.

6. SIMPULAN DAN SARAN

Pada pasien IMS dengan HIV yang datang ke Poliklinik IMS RSUP Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah Denpasar periode 1 Januari 2019 - 31 Desember 2021 jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki, kelompok usia terbanyak adalah usia 16-30 tahun, dan jenis koinfeksi menular seksual pada penderita HIV terbanyak adalah kondiloma akuminata. HIV stadium 2 merupakan


penderita terbanyak. Beberapa temuan pada penelitian ini memiliki kemiripan data dengan penelitian-penelitian serupa.

DAFTAR PUSTAKA

  • 1.    Khairuna S. STI Co-infection Among HIV/AIDS Patients at H. Adam Malik General Hospital, Medan, Indonesia. J Endocrinol Trop Med Infect Dis. 2020;2(2):63–70.

  • 2.    ASEAN Secretariat. HIV in the ASEAN Region: Second Regional Report on HIV & AIDS 2011-2015. 2014;1– 118.                  Available                  from:

http://asean.org/storage/2016/11/08ASEAN-Regional-Report-on-HIV-AIDS-1dec.pdf

Pendse R, Gupta S, Yu D, Sarkar S. HIV/AIDS in the South-East Asia region: progress and challenges. J Virus Erad. 2016;2(Supplement 4):1–6.

Indria Anggraini D, Tarigan Sibero H, Yusran M, Fauzi A, Kedokteran F, Lampung U, et al. Pencegahan Dan Deteksi Dini Penyakit Kondiloma Akuminata Pada Human      Immunodefficiency      Virus/Acquired

Immunodefficiency Syndrom Prevention and Early Detection of Condyloma Acuminata in Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immunodeficiency Syndrome.     2021;3(2):314.     Available     from:

http://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jjhsr/index

  • 5.    Selvakumar M, Punithavathi K, Amuthavalli K, Anandan H. Retrospective Study of Prevalence of STI among HIV Patients attending STI Clinic for a Period of 2 Years. 2017;4(1):49–51.

Seth KC, Jennifer P, Turner C. Implementing the tradeable allowance scheme for acid-rain control. 2011;87(3):183–90.          Available          from:

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC431779 2/pdf/nihms652449.pdf

  • 7.    Microbiologist M, Physician H, Kehinde AO. Prevalence of STI / HIV co-infections among special treatment clinic attendees in Ibadan , Nigeria. 2015;125(4):186–90.

  • 8.    Sajadipour M, Rezaei S, Irandoost SF, Ghaumzadeh M, Salmani nadushan M, Gholami M, et al. What explains gender inequality in HIV infection among high-risk people? A Blinder-Oaxaca decomposition. Arch Public Heal. 2022;80(1):1–9.

Suresh A, Abdurahiman R, Sapna EA, Sasidharanpillai S, Ajithkumar K. Coexistence of sexually transmitted infections (STI) with HIV among STI clinic attendees: A retrospective study from Kerala. J Ski Sex Transm Dis. 2019;1(2):84–6.

  • 10.    Pudney J, Wangu Z, Panther L, Fugelso D, Marathe JG, Sagar M, et al. Condylomata Acuminata (Anogenital Warts) Contain Accumulations of HIV-1 Target Cells That May Provide Portals for HIV Transmission. J Infect Dis. 2019;219(2):275–83.

  • 11.    Chowdhury S, Chakraborty P pratim. Universal health coverage There is more to it than meets the eye. J Fam Med Prim Care [Internet]. 2017;6(2):169–70.

http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum

doi:10.24843.MU.2023.V12.i4.P04

24