ISSN: 2597-8012 JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL. 12 NO.4,APRIL, 2023


Diterima: 2023-01-15 Revisi: 2023-02-30 Accepted: 25-03-2023

TINGKAT KEPUASAN DAN KEPERCAYAAN DIRI METODE PROBLEM-BASED LEARNING (PBL) PADA INTERPROFESSIONAL EDUCATION (IPE)

I Wayan Ryan Sidharta Putra Yana1, I Gusti Ayu Sri Darmayani2, I Gde Haryo Ganesha2, I Putu Bayu Mayura2

  • 1.    Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

  • 2.    Departemen Medical Education Fakultas Kedokteran Universitas Udayana e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Latar Belakang: Interprofessional Education (IPE) adalah suatu metode pendekatan pembelajaran kelompok interaktif yang bertujuan untuk memberikan suasana belajar bersifat kolaborasi untuk mewujudkan praktik kolaborasi, dan penyampaian pandangan mengenai interpersonal, kelompok, organisasi dan hubungan antar organisasi sebagai proses profesionalisasi. IPE yang dikembangkan untuk pembelajaran kelompok interaktif, berkorelasi tepat dengan metode Problem Based Leaning yang berpusat pada kelompok. Pengaruh pandemi COVID-19 mengakibatkan proses pembelajaran semula luar jaringan (luring) berubah menjadi dalam jaringan (daring), yang menyebabkan banyak komunitas, termasuk mahasiswa kedokteran, beradaptasi terhadap metode pembelajaran yang diterapkan pada suasana baru. Tingkat kepuasaan suatu metode pembelajaran penting dalam membentuk dan menentukan pola pikir mahasiswa kedepannya, terkhusus mahasiswa kedokteran. Pembelajaran IPE yang mengharuskan mahasiswa bekerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya akan relevan dengan metode PBL yang telah digunakan di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan mahasiswa. Penelitian ini menggunakan metode total sampling kepada seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana angkatan 2020 sebagai sampel penelitian.

Hasil: Penelitian yang berfokus pada tingkat kepuasan dan kepercayaan diri terhadap metode problem based learning dalam mata kuliah IPE menemukan bahwa rerata tingkat kepuasaan sebesar 4,16 dan tingkat kepercayaan diri sebesar 4,23. Persentase kedua indikator ini menunjukkan hasil yang baik, secara berurutan 83,168% dan 84,58% yang keduanya menggambarkan hasil sangat setuju terhadap pernyataan yang diberikan pada kuesioner Student Satisfaction and Self-Confidence in Learning.

Kata kunci : tingkat kepuasan., interprofessional education., problem based learning

ABSTRACT

Background: Interprofessional Education (IPE) is an interactive group learning approach that aims to provide a collaborative learning atmosphere to create collaborative practices and convey views about interpersonal, group, organizational and inter-organizational relationships as a professionalization process. IPE was developed for interactive group learning, correlates precisely with the group-centered Problem Based Leaning (PBL) method. The influence of the COVID-19 pandemic resulted in the learning process changes, face-to-face (offline) changed to in-network (online) which has caused many communities, including medical students, should adapt to new learning methods. The level of satisfaction with a learning method is important in shaping and determining the future mindset of students, especially medical students. IPE learning which requires students to work together with other health workers will be relevant to the PBL method that has been used at the Faculty of Medicine, Udayana University.

TINGKAT KEPUASAN DAN KEPERCAYAAN DIRI METODE PROBLEM-BASED LEARNING (PBL)… I Wayan Ryan Sidharta Putra Yana1, I Gusti Ayu Sri Darmayani2, I Gde Haryo Ganesha2, I Putu Bayu Mayura2

Methods: This research is a descriptive study with cross-sectional approach which aims to determine the level of student satisfaction. This study used the total sampling method for all students of the Faculty of Medicine, Udayana University class of 2020 as the research sample.

Results: The result of this research found that the average level of satisfaction is 4.16 and the level of selfconfidence is 4.23. The percentages of these two indicators show good results, respectively 83.168% and 84.58% which both illustrate the results of strongly agreeing with the statements given in the questionnaire of Student Satisfaction and Self-Confidence in Learning.

Keywords : level of satisfaction., interprofessional education., problem based learning

PENDAHULUAN

Interprofessional Education (IPE) adalah suatu metode pendekatan pembelajaran kelompok interaktif yang bertujuan untuk memberikan suasana belajar bersifat kolaborasi untuk mewujudkan praktik kolaborasi, dan penyampaian pandangan mengenai interpersonal, kelompok, organisasi dan hubungan antar organisasi sebagai proses profesionalisasi.1 Sejak tahun 1998, Komisi Kesehatan Amerika telah merekomendasikan penerapan interprofessional kolaborasi yang dikhususkan bagi profesi pelayanan kesehatan. Poin penting penerapan pembelajaran interprofessional didasari karena isu kesehatan yang makin kompleks tiap tahunnya, yang memaksa perubahan dalam pendidikan tenaga kesehatan dengan tujuan akhir pengembangan kompetensi kerja sama tim.2 Metode ini sangat dianjurkan untuk dilakukan karena mengingat untuk meningkatkan skill dan kemampuan mahasiswa di dalam bekerja team. Di dalam bidang kesehatan IPE diterapkan kepada mahasiswa agar di dalam diri masing – masing mahasiswa tertanam jiwa toleransi, kerjasama dan saling menghargai antar sesama tenaga medis yang ada. Mahasiswa atau calon tenaga medis di harapkan bisa lebih meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat agar bisa lebih mengutamakan kesembuhan atau kesehatan pasien.3 Hingga kini, keberhasilan pendekatan pembelajaran Interprofessional Education pada universitas sangat diperlukan dan bergantung pada dosen sebagai pengajar serta bagaimana sikap dosen mengenai Interprofessional Education, serta berbagai faktor yang menentukan keberhasilannya.1

Efisiensi dalam perawatan kesehatan menjadi professional utama dalam perawatan kesehatan yang sukses. Identifikasi yang cermat mengenai masalah kesehatan umum serta perancangan strategi intervensi yang efektif dibutuhkan untuk mengatasi masalah kesehatan yang dapat muncul.4 WHO menyarankan sebanyak 40% waktu pembelajaran serta pengembangan keterampilan kesehatan masyarakat dikembangkan dengan pengajaran serta pelatihan kesehatan masyarakat dengan metode pembelajaran yang inovatif. Metode pembelajaran yang diterapkan diharapkan berpusat pada siswa, yang berorientasi pada masalah, evidence-based, dan didorong oleh kemauan dengan dosen atau pengajar sebagai fasilitator.5,6 Metode pembelajaran merupakan susunan cara yang diupayakan oleh pendidik dalam kegiatan belajar mengajar guna menjalin hubungan dengan peserta didik pada berlangsungnya pembelajaran.7

Saat ini, kuliah tradisional masih banyak diterapkan dalam metode pembelajaran klinis dan medis. Kuliah saat ini atau yang http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum doi:10.24843.MU.2023.V12.i4.P03

sering dikenal dengan sebutan lecture merupakan cara yang masih diterapkan karena efektifitasnya dalam transmisi ilmu pengetahuan yang dapat mencakup banyak orang.8 Penelitian oleh Wilson, dkk pada 2017 menelaah bahwa metode kuliah saja tidak efektif dalam perkembangan edukasi khususnya dalam profesionalisme ilmu kedokteran. Studi yang dilakukan dengan memaparkan bahwa penalaran kritis tidak terlatih pada metode lecture. Hal ini didasari karena metode perkuliahan tradisional/ lecture berpusat pada guru/pengajar membagikan ilmu secara pasif kepada siswa.8,9,10

Metode saat ini telah dikembangkan dalam dunia pendidikan, diantaranya case-based learning (CBL) dan problembased learning (PBL). CBL atau yang dikenal dengan pembelajaran berbasis kasus merupakan metode pendidikan dengan menggunakan kasus sebagai ilustrasi klinis yang mendorong mahasiswa untuk mengidentifikasi dan mengembangkan metode pembelajaran yang baru. Hampir sama dengan CBL, PBL atau pembelajaran berbasis masalah memberikan kasus yang difokuskan untuk dipecahkan bersama dengan kelompok yang mencerminkan dunia kerja dan situasi yang relevan dengan tutor/pengajar sebagai fasilitator non-direktif.8 IPE yang dikembangkan untuk pembelajaran kelompok interaktif, berkorelasi tepat dengan metode PBL yang berpusat pada kelompok. PBL akan menempatkan siswa sebagai pusat kelas dalam memecahkan masalah sehingga pola pikir kritis akan terbentuk seiring berjalannya diskusi. Efektivitas metode kuliah tradisional/lecture yang diterapkan sekarang akan terwujud dengan adanya metode PBL yang diterapkan juga.8

Pandemi COVID-19 masih terus menjadi permasalahan kesehatan utama di dunia. Pengaruh yang ditimbulkan mengakibatkan proses pembelajaran semula luar jaringan (luring/offline) berubah menjadi dalam jaringan (daring/online). Dinamika yang signifikan ini menyebabkan banyak komunitas, termasuk mahasiswa kedokteran, beradaptasi terhadap metode pembelajaran yang diterapkan pada suasana baru.11 Tingkat kepuasan adalah tingkat kesenangan seseorang dalam menjalani suatu proses dalam mencapai target. Tingkat kepuasan yang kita bahas adalah tingkat kepuasan terhadap suatu metode pembelajaran maka dari itu kepuasan akan muncul ketika ekspektasi dan realita yang dihadapi tidak jauh melenceng atau berbeda dari yang diharapkan, oleh karena itu akan tercipta sebuah kepuasan saat menjalani suatu proses dalam mencapai suatu target yang dimana disini proses yang dimakasud adalah sebuah proses pembelajaran.12 Media pembelajaran pada perkuliahan daring berubah hampir 100% menggunakan gadget yang menuntut mahasiswa untuk aktif mengolah dan memproses informasi yang diberikan pengajar secara mandiri. Hasil belajar 14

yang dicapai mahasiswa tentunya menjadi tidak stabil pada awal pandemi, sehingga kedua indikator ini dapat menilai keberhasilan suatu metode pembelajaran yang dipakai dalam suatu proses pembelajaran yang dapat mencakup aspek keterampilan, pola pikir, nilai, dan sikap mahasiswa.11

Berdasarkan pemaparan yang telah penulis jabarkan, tingkat kepuasaan suatu metode pembelajaran penting dalam membentuk dan menentukan pola pikir mahasiswa kedepannya, terkhusus mahasiswa kedokteran. Pembelajaran IPE yang mengharuskan mahasiswa bekerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya akan relevan dengan metode PBL yang telah digunakan di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Maka dari itu, untuk menguji tingkat kepuasaan pembelajaran pada mahasiswa, penulis ingin mengajukan penelitian dengan judul “Tingkat Kepuasan Dan Kepercayaan Diri Metode Problem Based Learning (PBL) Pada Interprofessional Education (IPE)”.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian ini dilaksanakan secara daring di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar yang terdiri dari perancangan tema, penyusunan kerangka penelitian, pengumpulan, pengolahan dan analisis data, pelaksanaan penelitian, pembuatan laporan hasil, serta publikasi hasil penelitian dengan total durasi selama 6 bulan. Penelitian ini akan dilaksanakan mulai dari bulan September hingga bulan November tahun 2022. Adapun sampel dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswa aktif Fakultas Kedokteran Universitas Udayana angkatan 2020 yang sedang mengikuti pembelajaran IPE. Jumlah sampel ditentukan dengan teknik total sampling dengan subjek minimal sebanyak 125 orang.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu kuesioner dalam bentuk Google form secara daring meliputi kuesioner untuk data karakteristik subjek penelitian serta kuesioner Satisfaction and Self-confidence in Learning Scale (SCSL), Software SPSS versi 25.0, dan Software Microsoft Excel versi 2013. Prosedur pengumpulan data diawali dengan melakukan sosialisasi penelitian dan mengirimkan kuesioner dalam bentuk google form. Kemudian dilanjutkan dengan pengisian informed consent yang telah mencantumkan informasi penelitian. Setelah subjek penelitian mengisi kuesioner penelitian yang terdiri dari karakteristik subjek penelitian dan kuesioner SCSL, kuesioner akan terkumpul secara otomatis dan dilanjutkan dengan analisis data.

Data yang diperoleh akan diolah dan dianalisis menggunakan program statistical package for the social science (SPSS) ver. 25.0. Analisis data meliputi dua analisis univariat.

HASIL

Penelitian ini dilakukan pada 125 responden yang telah mengisi angket dan memenuhi kriteria inklusi sampel penelitian. Penelitian yang telah dilakukan di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana menggunakan

angket yang diambil dari kuesioner Student Satisfaction and Self-Confidence in Learning yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan sudah melalui uji pemahaman bahasa. Adapun kuesioner ini digunakan untuk menilai kepuasan dan kepercayaan diri mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana angkatan 2020 yang tersebar dalam enam program studi: pendidikan dokter, pendidikan dokter gigi, psikologi, fisioterapi, kesehatan masyarakat, dan ilmu keperawatan, terhadap metode Problem Based Learning (PBL) dalam mata kuliah Interprofessional Education (IPE).

Tabel 1. Distribusi karakteristik subjek penelitian

Karakteristik

Frekuensi (N)

Persentase (%)

Jenis Kelamin

Perempuan

103

82.4

Laki-laki

22

17.6

Usia

19 tahun

8

6.4

20 tahun

96

76.8

21 tahun

21

16.8

Program Studi

Pendidikan Dokter

27

21.6

Pendidikan Dokter

26

20.8

Gigi

Psikologi

28

22.4

Fisioterapi

21

16.8

Kesehatan

21

16.8

Masyarakat

Ilmu Keperawatan

2

1.6

Total

125

100

Berdasarkan Tabel 1, hasil analisis univariat menunjukkan bahwa penelitian ini didominasi oleh responden dengan jenis kelamin perempuan (82,4%) dan sisanya laki-laki sebesar (17,6%). Berdasarkan usia, rentang usia pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana angkatan 2020 berkisar dari 19 tahun hingga 21 tahun. Dominasi usia ditemukan pada usia 20 tahun dengan persentase (76,8%). Responden yang tersebar di enam program studi, didominasi oleh program studi psikologi dengan responden sebesar (22,4%), diikuti oleh pendidikan dokter (21,6%), pendidikan dokter gigi (20,8%), kesehatan masyarakat dan fisioterapi (16,8%), dan terakhir program studi ilmu keperawatan sebesar (1,6%). Data ini menunjukkan bahwa responden penelitian kebanyakan berjenis kelamin perempuan, dengan program studi paling banyak berasal dari psikologi, dan berusia 20 tahun.

Berdasarkan Tabel 2, penelitian yang menggunakan kuesioner Student Satisfaction and Self-Confidence in Learning (SCSL) pada 125 responden ini terdiri dari 13 butir pernyataan yang diukur menggunakan skala likert. Tiga belas butir pernyataan terbagi menjadi dua indicator, lima pernyataan awal untuk menilai tingkat kepuasaan dan sisanya untuk menilai tingkat kepercayaan diri. Dari hasil analisis yang dilakukan, ditemukan bahwa ketiga belas butir kuesioner berapa pada rentang rerata 4,07 hingga 4,30 yang menandakan bahwa seluruh

butir pernyataan masuk dalam rentang sangat setuju terhadap pernyataan.

Berdasarkan Tabel 3, secara spesifik indikator mengukur tingkat kepuasaan dijabarkan yang terdiri atas 5 butir pernyataan. Pernyataan-pernyataan ini kemudian diukur tingkat skornya berdasarkan indicator melalui perhitungan rumus pada analisis data. Adapun rentang interval yang terbentuk ialah sangat setuju (80% - 100%), setuju (60% - 79,9%), netral (40% - 59,9%), tidak setuju (20% - 39,9%), dan sangat tidak setuju (0% - 19,9%). Interval ini berlaku pada ketiga belas butir pernyataan. Dari indikator ini dapat dilihat bahwa butir 1 (81,92%), butir 2 (84%), butir 3 (84,96%), butir 4 (82,88%), dan butir 5 (82,08) berada pada rentang sangat setuju,

yang mengartikan bahwa rerata responden setuju pada pernyataan yang diberikan. Dari total responden, didapatkan juga tingkat keseluruhan kepuasan pada rerata skor 4,16 dan persentase 83,168 dengan interpretasi sangat setuju terhadap seluruh pernyataan pada indikator tingkat kepuasan.

Berdasarkan Tabel 4, sesuai dengan interval yang telah dijelaskan sebelumnya, keseluruhan delapan butir pernyataan yang mengukur tingkat kepercayaan diri menunjukkan rerata indikator kepercayaan diri pada rerata 4,23 dan persentase 84,58% dengan interpretasi sangat setuju terhadap seluruh pernyataan pada indicator tingkat kepercayaan diri.

Tabel 2.     Distribusi frekuensi tingkat kepuasan dan kepercayaan diri pada metode pembelajaran problem based learning

Butir Pernyataan

Rerata (SB)

Min

Max

Kepuasan terhadap PBL

Metode pengajaran yang digunakan dalam simulasi ini sangat membantu dan efektif

4,10

3

5

Simulasi memberi saya berbagai materi pembelajaran dan kegiatan untuk pembelajaran saya dalam bekerja dalam kelompok

4,20

3

5

Saya menikmati bagaimana fasilitator saya mengajar simulasi

4,25

3

5

Bahan pembelajaran yang digunakan dalam simulasi ini memotivasi dan membantu saya untuk belajar

4,14

3

5

Cara fasilitator saya mengajar simulasi cocok dengan cara saya belajar

4,10

3

5

Keseluruhan Kepuasan

Kepercayaan Diri terhadap PBL

4,16

Saya yakin bahwa saya menguasai isi dari kegiatan simulasi yang disajikan fasilitator saya kepada saya

4,07

3

5

Saya yakin bahwa simulasi ini mencakup konten penting yang diperlukan untuk penguasaan kurikulum pembelajaran IPE

4,26

3

5

Saya yakin bahwa saya mengembangkan keterampilan dan memperoleh pengetahuan yang diperlukan dari simulasi ini untuk melakukan tugas-tugas yang diperlukan dalam pengaturan klinis

4,22

3

5

Fasilitator saya menggunakan sumber pembelajaran yang bermanfaat untuk mengajarkan simulasi

4,24

3

5

Fasilitator membangun rasa tanggung jawab saya sebagai mahasiswa untuk mempelajari apa yang perlu saya ketahui dari kegiatan simulasi ini

4,30

3

5

Tahu cara mendapatkan bantuan ketika saya tidak memahami konsep yang tercakup dalam simulasi

4,25

3

5

Saya menjadi tahu cara menggunakan kegiatan simulasi untuk mempelajari aspek-aspek penting dari keterampilan yang dipelajari

4,25

3

5

Fasilitator memberitahu saya apa yang perlu saya pelajari tentang konten aktivitas simulasi selama waktu pembelajaran

4,25

3

5

Keseluruhan Kepercayaan Diri

4,23

Tabel 3. Distribusi frekuensi tingkat kepuasan pada metode pembelajaran problem based learning

Butir Pernyataan

Rerata (SB)

3 N(%)

4 N(%)

5 N(%)

Persentase (Interpretasi)

Kepuasan terhadap PBL

Metode pengajaran yang digunakan dalam simulasi ini sangat membantu dan efektif

4,10

11(8,8)

91(72,8)

23(18,4)

81,92 Sangat Setuju

Simulasi memberi saya berbagai materi pembelajaran

4,20

84

dan kegiatan untuk pembelajaran saya dalam bekerja dalam kelompok

4(3,2)

92(73,6)

29(23,2)

Sangat Setuju

Saya menikmati bagaimana fasilitator saya mengajar simulasi

4,25

2(1,6)

90(72,0)

33(26,4)

84,96 Sangat Setuju

Bahan pembelajaran yang digunakan dalam simulasi ini memotivasi dan membantu

4,14

10(8,0)

87(69,6)

28(22,4)

82,88 Sangat Setuju

saya untuk belajar

Cara fasilitator saya mengajar simulasi cocok dengan cara saya belajar

4,10

9(7,2)

94(75,2)

22(17,6)

82,08 Sangat Setuju

Keseluruhan Kepuasan

4,16

83,168 Sangat Setuju

Tabel 4.    Distribusi frekuensi tingkat kepercayaan diri pada metode pembelajaran problem based learning

Butir Pernyataan

Rerata

3

4

5

Persentase

(SB)

N(%)

N(%)

N(%)

(Interpretasi)

Kepuasan terhadap PBL

Saya yakin bahwa saya menguasai isi dari kegiatan simulasi yang disajikan fasilitator

4,07

15(12,0)

86(68,8)

24(19,2)

81,44 Sangat Setuju

saya kepada saya

Saya yakin bahwa simulasi ini mencakup konten penting yang diperlukan untuk penguasaan kurikulum pembelajaran IPE

4,26

5(4,0)

83(66,4)

37(29,6)

85,12 Sangat Setuju

Saya yakin bahwa saya mengembangkan keterampilan dan memperoleh pengetahuan yang diperlukan dari simulasi ini untuk melakukan tugas-tugas yang diperlukan dalam pengaturan klinis

4,22

3(2,4)

91(72,8)

31(24,8)

84,48 Sangat Setuju

Fasilitator saya menggunakan sumber pembelajaran yang bermanfaat untuk mengajarkan simulasi

4,24

5(4,0)

85(68,0)

35(28,0)

85,92 Sangat Setuju

Fasilitator membangun rasa tanggung jawab saya sebagai mahasiswa untuk mempelajari apa yang perlu saya ketahui dari

4,30

2(1,6)

84(67,2)

39(31,2)

84,96 Sangat Setuju

kegiatan simulasi ini

Tahu cara mendapatkan bantuan ketika saya tidak memahami

4,25

6(4,8)

82(65,6)

37(29,6)

84,96

konsep yang tercakup dalam simulasi

Sangat Setuju

Saya menjadi tahu cara menggunakan kegiatan simulasi untuk mempelajari aspek-aspek penting dari keterampilan yang dipelajari

Fasilitator memberi ahu saya apa

4,25

4(3,2)

86(68,6)

35(28,0)

83,168

Sangat Setuju

yang perlu saya pelajari tentang konten aktivitas simulasi selama waktu pembelajaran

4,25

1(0,8)

92(73,6)

32(25,6)

84,58 Sangat Setuju

Keseluruhan Kepercayaan Diri

4,23

84,58 Sangat Setuju

PEMBAHASAN

Problem Based Learning merupakan studi pembelajaran yang berfokus pada diskusi antar siswa atau kelompok untuk merepresentasikan masalah secara nyata untuk diselesaikan. Penelitian yang berfokus pada tingkat kepuasan dan kepercayaan diri terhadap metode problem based learning dalam mata kuliah IPE menemukan bahwa rerata tingkat kepuasaan sebesar 4,16 dan tingkat kepercayaan diri sebesar 4,23. Persentase kedua indicator ini menunjukkan hasil yang baik, secara berurutan 83,168% dan 84,58% yang keduanya menggambarkan hasil sangat setuju terhadap pernyataan yang diberikan pada kuesioner Student Satisfaction and Self-Confidence in Learning.

Problem Based Learning (PBL) merupakan sebuah metode pembelajaran yang termasuk pada jenis pembelajaran student centered learning (SCL). Metode ini akan menitikberatkan pada keaktifan mahasiswa dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Adapun gagasan ini dibentuk dengan kemajuan teknologi yang memberikan kebebasan bagi mahasiswa untuk menjadikan lahan internet untuk mencari dan mengolah informasi dan pengetahuan yang ada. Secara singkat, metode yang berfokus pada mahasiswa ini akan

menjadikan dosen sebagai pendamping mitra pembelajaran.13 Pada penelitian ini, didapatkan tingkat kepuasan yang sangat tinggi dengan data kuesioner menunjukkan pada kelima indikator kepuasan mencapai hasil sangat setuju terhadap pernyataan. Hasil ini didukung oleh studi dari Susanty yang menilai kepuasan mahasiswa terhadap metode PBL di program studi ilmu keperawatan STIKES Medan. Hasil menunjukkan persentase kepuasan sebesar 88,7% yang menandakan metode PBL dianggap sukses dalam mengolah kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.14 Hasil penelitian lain yang mendukung penelitian ini dijelaskan oleh Rangkuti dan Saragih dengan menunjukkan metode ceramah dan metode PBL secara signifikan memberikan kepuasan yang berbeda pada nilai p = 0,010. Pada metode ceramah, mahasiswa cenderung hanya mendengarkan materi serta penyampaian yang monolog oleh pemateri,

sedangkan PBL akan memfokuskan pada diskusi terbuka antara kelompok diskusi baik kecil maupun besar. Pertukaran ide serta gagasan akan terjadi sehingga dapat menuntun pada pemerataan pengetahuan baru di antara individunya.15 Kedua hasil ini sejalan dengan penelitian ini yang menggambarkan bahwa didapatkan hasil yang memuaskan dari metode PBL dalam IPE.

Secara spesifik, tingkat kepuasaan merupakan suatu penilaian yang dapat mengukur kepuasan sesorang dalam suatu hal, dalam hal ini metode pembelajaran PBL. Tingginya hasil kepuasan yang didapat, dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu diantaranya adalah mahasiswa dapat dengan leluasa memecahkan permasalahan dengan metode atau ilmu-ilmu terbaru yang terkadang tidak dikuasai oleh dosen pengajar. Hal ini dibuktikan oleh studi Batubara yang menunjukkan bahwa hubungan antara dosen pengajar dengan metode PBL dengan hasil yang tidak memuaskan dengan p = 0,001. Hasil studi ini memberikan gambaran bahwa dengan kehadiran dosen dalam metode PBL, dapat menurunkan kualitas diskusi. Banyak pengajar dirasa belum beradaptasi dengan metode kurikulum yang berkembang, dengan rencana pembelajaran metode konvensional yang masih diterapkan pada PBL.16 Apabila diskusi dilakukan dengan metode PBL, tujuh tahapan belajar atau seven jumps steps dapat membantu mahasiswa mengidentifikasi permasalahan serta menyusun rancangan pembelajaran untuk memecahkan kasus secara mandiri. Dengan tercapainya tujuan yang mereka inginkan, kepuasan akan timbul dari sikap reward dari hasil pembelajaran diskusi yang mereka lakukan.17

Tidak hanya tingkat kepuasan, metode pembelajaran dapat memengaruhi tingkat kepercayaan diri sesorang dalam proses belajar dan diskusi. Kepercayaan diri atau self-confidence dapat diartikan sebagai kemampuan mahasiswa dalam berani menyampaikan dan merepresentasikan pembelajaran yang telah dilakukan, dalam hal ini metode PBL. Dalam penelitian ini, tingkat kepercayaan diri ditemukan baik, dengan rerata 4,23 dan persentase 84,58 yang menandakan sangat setuju terhadap pernyataan positif dari kuesioner. Representasi yang dimaksud merupakan kemampuan mahasiswa dalam memberi gagasan guna menyelesaikan masalah melalui ide-ide yang sistematis.18 Hasil penelitian ini didukung oleh Syaifatunnisa (2015) menunjukkan bahwa representasi pada mahasiswa dengan

metode pembelajaran problem based learning lebih tinggi dibandingkan sebelumnya. Tingkat kepercayaan diri mahasiswa terukur sebesar 78,33%.18 Studi lain oleh Nisa (2019) menunjukkan bahwa model PBL dapat meningkatkan selfconfident mahasiswa dengan persentase meningkat 5% menjadi 6,67% pada pretest dan posttest yang diberikan.19

Peningkatan kepercayaan diri ini didasari oleh kemampuan siswa dalam memecahkan persoalan masalah. Dengan rancangan dan konsep pembelajaran yang disusun, siswa akan merasa lebih bangga terhadap dirinya ketika berhasil memecahkan permasalahan. Sebuah metode pembelajaran dan proses yang bermakna dapat dirasakan oleh siswanya. Dengan peningkatan kepercayaan diri juga, individu dapat meningkatkan hasil pencapaian belajar kedepannya.18

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis didapatkan hasil bahwa, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana memiliki tingkat kepuasan terhadap metode Problem Based Learning pada Interprofessional Education dengan rerata tingkat kepuasan sebesar 4,16 yang dikategorikan puas (satisfied)   dan rerata tingkat

kepercayaan diri sebesar 4,23 yang dikategorikan sangat percaya diri (very confident).

Adapun beberapa saran, bagi mahasiswa, agar dapat mengikuti dan memahami materi yang diberikan melalui metode pembelajaran Problem Based Learning (PBL), bagi fasilitator, agar dapat membina dan meningkatkan kepercayaan diri mahasiswa dalam proses pembelajaran, bagi dosen, dapat terus memberikan materi yang baik agar mahasiswa mudah memahami materi yang diberikan, Bagi peneliti, agar dapat memperluas penelitian kepada mahasiswa angkatan lain, serta dapat mengukur kepuasan lainnya dengan metode pembelajaran yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

  • 1.    Toman, K. P., Probandari, A. N. dan R, A. B. T.

“Interprofessional Education ( IPE ): Luaran Masyarakat terhadap Pelayanan Kesehatan dalam Praktik Kolaborasi di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret”, Nexus Pendidikan Kedokteran dan Kesehatan, 2016;5(2)

  • 2.    Board on Global Health; Health and Medicine Division; National Academies of Sciences, Engineering, dan M. 2016. "Establishing an African Association for Health Professions Education and Research”, Establishing an African Association for Health Professions Education and Research, (April), h. 1– 10

  • 3.    Susanti, D., dkk. “Penerapan Interprofessional Education (IPE) pada Kelas Ibu Balita oleh Mahasiswa Tenaga Kesehatan untuk Meningkatkan Sikap Ibu terhadap Kesehatan Balita di Kota Cimahi”, Jurnal Sistem Kesehatan, 2017;3(2), h. 51–57

  • 4.    Khoshnevisasl, P., dkk. “Comparison of Problem-based Learning With Lecture-based Learning”, Iranian Red Crescent medical journal, 2014;16(5), h. e5186

  • 5.    Kathmandu, E. G. 2010. “Improving the Teaching of Public Health at Undergraduate Level in Medical Schools – suggested guidelines”, Group, (August), h. 10–12.

  • 6.    Joseph, N., dkk. “Problem-Based Learning as an Effective Learning Tool in Community Medicine: Initiative in a Private Medical College of a Developing Country”, Indian journal of community medicine: official publication of Indian Association of Preventive & Social Medicine, 2016;41(2):133–140

  • 7.    Uluwiah, E. “Efektivitas Metode Pembelajaran Diskusi Kelompok dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di Mts Al Hikmah Bandar Lampung,” Tugas Akhir, Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2018.

  • 8.    Zhao, W., dkk. “The effectiveness of the combined problembased learning (PBL) and case-based learning (CBL) teaching method in the clinical practical teaching of thyroid disease”, BMC Medical Education, 2020;20(1), h. 1–10

  • 9.    Wilson, J. A., dkk. “Traditional lecture versus jigsaw learning method for teaching Medication Therapy Management (MTM) core elements”, Currents in Pharmacy Teaching and Learning, 2017;9(6), h. 1151–1159

  • 10.    Dehghanzadeh, S. dan Jafaraghaee, F. “Comparing the effects of traditional lecture and flipped classroom on nursing students’ critical thinking disposition: A quasi-experimental study”, Nurse Education Today, 2018;71, h. 151–156

  • 11.    Sutrisno, V. L. P. dan Siswanto, B. T. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Praktik Kelistrikan Otomotif Smk Di Kota Yogyakarta”, Jurnal Pendidikan Vokasi, 2016;6(1), h. 111

  • 12.    Dodi Sukma R.A, Hardianto, R. dan Heleni Filtri “Analisa Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Perkuliahan Daring Pada Era Pandemi COVID-19”, ZONAsi: Jurnal Sistem Informasi, 2021;3(2), h. 130–142

  • 13.    Liansyah, T. M. 2015. “Problem Based Learning Sebagai Metode Perkuliahan Kedokteran Yang Efektif Universitas Syiah Kuala Banda Aceh”, (8) (1), h. 55–63

  • 14.    Susanty, A. “Perbandingan Kepuasan Mahasiswa dengan Pembelajaran Metode Problem Based Learning dan Konvensional pada Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan di Medan.” Tugas Akhir, Magister Ilmu Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan, Medan, 2013

  • 15.    Rangkuti, S. dan Saragih, D. S. “Perbandingan Kepuasan Mahasiswa antara Metode Pembelajaran Problembased Learning (PBL) dan Ceramah di STIKes RS Haji Medan Tahun 2019”, SINTAKS, 2019, h. 421–426

  • 16.    Batubara, I., Dasuki, D. Dan Hasanbasri, M. “Evaluasi Kepuasan Mahasiswa Dalam Problem Based Learning Asuhan Kebidanan Kehamilan Di Program Studi Kebidanan Padangsidimpuan”, Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist,

Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist), 2019;9(1), h. 67–71

  • 17.    Zaluchu, R. P. “Persepsi Mahasiswa Mengenai Tingkat Pelaksanaan Problem Based Learning ( PBL ) pada Tutorial di FK Universitas HKBP Nommensen”, Nommensen Journal of Medicine, 2017;3(1), h. 38–40

  • 18.    Syaifatunnisa, I., Noer, S. H. dan Gunawibowo, P. (2015) “Efektivitas Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Representasi Dan Self Confidence Matematis Siswa”. Jurnal Pendidikan Matematika Universitas Lampung, 2015;3(4)

  • 19.    Nisa, E. K. dan Wulandari, F. “Pengaruh Model Problem Based Leaning terhadap Self-Confident dan Hasil Belajar Siswa”, Proceedings of The ICECRS, 2019;2(1), h. 195–202

http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum

doi:10.24843.MU.2023.V12.i4.P03

20