JMU

Jurnal medika udayana



ISSN: 2597-8012 JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL. 11 NO.9,SEPTEMEBER, 2022

I—∖∕~s A Idirectoryof OPEN ACCESS

I_√          JOURNALS


Diterima: 2022-06-13 Revisi: 2022-08-28 Accepted: 25-09-2022

KARAKTERISTIK RUJUKAN PASIEN ANAK PADA ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR TAHUN 2021

Ni Kadek Dwi Pramana Putri 1, Dyah Kanya Wati 2, Dewi Sutriani Mahalini 2, Nyoman Budi Hartawan 2

1Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

e-mail : [email protected]

ABSTRAK

Latar belakang: Rujukan ialah penyerahan tanggung jawab serta wewenang mengenai permasalahan kesehatan serat persoalan-persoalan penyakit yang dilaksanakan dengan timbal balik. Di era JKN, untuk mengoptimalkan layanan yang lebih berkualitas dikarenakan adanya tindakan rujukan yang ditunjukkan didalam persoalan-persoalan yang memiliki resiko tinggi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik rujukan Puskesmas pada pasien anak di era jaminan kesehatan nasional di Puskesmas Denpasar Timur. Metode: Penelitian ini memakai metode deskriptif kuantitatif yaitu pengambilan data dari rekam medis pasien dan dilakukan wawancara serta observasi singkat. Sampel dalam penelitian ini ialah peserta rujukan pasien anak dari jaminan kesehatan nasional di Puskesmas Denpasar Timur periode 2021. Hasil: Hasil penelitian menunjukan sumber daya manusia Puskesmas Denpasar Timur sudah memenuhi standar tenaga kesehatan. Fasilitas yang tersedia di puskesmas cukup memenuhi standar. Ketersediaan obat sudah sesuai dengan standar Formularium Nasional. Mayoritas pasien rujukan anak merupakan peserta BPJS Kesehatan dan penyakit yang paling banyak dirujuk yaitu gangguan tic. Simpulan: Pelaksanaan rujukan tingkat pertama peserta jaminan kesehatan nasional di Puskesmas Denpasar Timur dilakukan secara berjenjang dan dilakukan sesuai mekanisme rujukan yang telah ditetapkan.

Kata Kunci: Karakteristik., Rujukan., Puskesmas., JKN

ABSTRACT

Background: Referral is the distribution of authority and responsibility regarding health issues and cases of disease that are carried out reciprocally. In the JKN era, to improve quality services due to referral actions shown in cases that are classified as high risk. Objective: This study aims to find out the characteristics of Puskesmas referrals in pediatric patients in the era of national health insurance at Puskesmas Denpasar Timur. Methods: The study used quantitative descriptive methods by taking data from patient medical records and conducting interviews and brief observations. The sample in this study was a child patient referral participant from national health insurance at Puskesmas Denpasar Timur for the period 2021. Result: The results showed that the human resources of Puskesmas Denpasar Timur had met health standards. The facilities available at the health center are quite up to standard. The availability of the drug is in accordance with the national formulary standards. The majority of child referral patients are BPJS Kesehatan participants and the most referenced diseases are tic disorder. Conclusion: The implementation of the first level referral of national health insurance participants at Puskesmas Denpasar Timur is carried out in stages and carried out in accordance with the established referral procedures.

Keywords: Characteristics., Referrals., Community Health Centers., JKN

PENDAHULUAN

Kesehatan adalah pelayanan yang sangat mutlak dan memiliki hubungan yang erat kaitannya dengan kesejahteraan masyarakat. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang sebagai tanggungjawab dari Puskesmas adalah layanan kesehatan individu juga pelayanan kesehatan masyarakat. Menjadi alat pelayanan kesehatan tingkat pertama, keterampilan yang dimiliki Puskesmas terbilang terbatas, padahal Puskesmas telah berhadapan secara langsung dengan masyarakat dalam bermacam http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum doi:10.24843.MU.2022.V11.i9.P09

persoalan kesehatan. Puskesmas mengadakan fungsi penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama di wilayah kerjanya satu diantaranya yaitu dengan medis, indikasi serta pelayanan rujukan.1

Salah satu yang menjadi kekurangan layanan kesehatan ialah pelaksanaan rujukan yang masih kurang tepat serta cepat. Rujukan merupakan sebuah beban yang tinggi untuk mendahului keperluan masyarakat. Rujukan ialah penyerahan tanggung jawab serta wewenang mengenai permasalahan kesehatan juga persoalan penyakit

yang dilaksanakan dengan timbal balik baik secara vertikal ataupun horizontal.2

Pada era jaminan kesehatan nasional, untuk bisa mengoptimalkan layanan yang lebih berkualitas dikarenakan adanya tindakan rujukan yang ditunjukkan didalam kasus-kasus yang memiliki resiko tinggi. Jika layanan kesehatan primer tidak bisa melaksanakan sebuah penanganan medis di tingkat primer maka ia akan memberikan tanggung jawab itu pada tingkatan layanan yang lebih tinggi, begitu pula dengan seterusnya.

Secara preskriptif, dalam standar kompetensi dokter umum Indonesia yaitu 144 diagnosis penyakit dengan level 4. Lulusan dokter wajib mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas di fasilitas kesehatan tingkat pertama.3 Dengan total 144 jenis penyakit tersebut wajib diselesaikan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama karena termasuk kasus non spesialistik. Meningginya kasus tindakan rujukan disebabkan karena adanya rujukan penyakit non spesialistik yang sebenarnya dapat ditangani oleh faskes tingkat pertama Selain itu, tingginya kasus rujukan seringkali dikaitkan terhadap buruknya pelayanan, inefisiensi, serta diagnosis yang mengalami kegagalan. Walaupun banyak faktor yang memengaruhi seperti model pelayanan kesehatan, karakter pasien, serat sarana kesehatan.4

Tingginya angka rujukan dapat membuat pelayanan kesehatan tingkat pertama tidak berjalan secara optimal. Puskesmas di Provinsi Bali tepatnya di Kota Denpasar setiap bulannya hingga Desember 2020 menunjukkan rata-rata rasio rujukan di fasilitas kesehatan tingkat pertama Denpasar sebesar 7,31%.5 Penting untuk mengoptimalkan secara tuntas rujukan non spesialistik di Puskesmas Denpasar yang seharusnya mampu ditangani oleh Puskesmas sehingga kasus yang dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat lanjutan dapat dikendalikan. Penelitian dasar untuk mengetahui karakteristik rujukan di Puskesmas di Bali tidak banyak dikaji. Sebab itu, penelitian ini dilakukan guna melihat karakter rujukan Puskesmas pada pasien anak di era jaminan kesehatan nasional di Puskesmas Denpasar Timur Tahun 2021.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini memakai metode deskriptif kuantitatif yakni pengambilan data dari rekam medis pasien serta dilakukan wawancara serta observasi singkat. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 216 orang. Sampel yang diambil adalah 81 orang yang memenuhi kriteria inklusi. Kriteria inklusi dalam penelitian ini yakni merupakan peserta BPJS Kesehatan periode 2021.

HASIL

Kemampuan Pelayanan Di Puskesmas Denpasar Timur

Pelayanan dalam gedung memungkinkan untuk memberikan rujukan yang bisa berupa pelayanan utama ataupun pelayanan penunjang. Pada penelitian ini jumlah tenada kesehatan yang ada di Puskesmas Denpasar Timur sudah sesui dengan Peraturan Menkes RI No 75 Tahun 2014 tentang pusat kesehatan masyarakt yaitu dokter

umum, dokter gigi, perawat, perawat gigi, bidan, gizi, kesehatan masyarakat, analisis laboratorium, petugas farmasi, dan tenaga sanitasi.2

“Menurut saya, sumber daya manusia sudah cukup sesuai dengan standar namun pada bagian rekam medis belum ada petugas dan di bagian pengantar surat juga tidak ada. Kemampuan tenaga kesehatan sudah sesuai dengan kompetensinya masing-masing, seperti dokter yang sudah mengetahui 144 diagnosis yang harus ditangani, perawat, dan juga bidan ” (kepala puskesmas)

Tenaga kesehatan merupakan unsur utama dalam menyelenggarakan layanan di bidang medis atau kesehatan. Dari hasil penelitian memperlihatkan tidak adanya batasan tenaga medis, namun hanya ada di bagian rekam medis dan pengantar surat tetapi masih bisa diatasi puskesmas. Adapun kebutuhan total standar tenaga kesehatan di Puskesmas Denpasar Timur bisa dilihat dalam tabel seperti dibawah ini:

Tabel 1. Keperluan total Standar Ketenaga Kesehatan di Puskesmas Denpasar Timur

No

Jenis Tenaga Kesehatan

Jumlah yang ditetapkan

Jumlah yang tersedia

1.

Dokter Layanan Primer

2

11

2.

Dokter Gigi

1

5

3.

Perawat

8

16

4.

Bidan

7

25

5.

Tenaga Gizi

2

2

6.

Tenaga Kesehatan Masyarakat

2

4

7.

Ahli Teknologi Laboratorium

1

3

8.

Tenaga

Kefarmasian

2

5

9.

Tenaga Kesehatan Lingkungan

1

3

10.

Tenaga

Administrasi

3

3

Jumlah

31

76

Untuk ketersediaan sarana dan prasarana tidak terdapat masalah di Puskesmas Denpasar Timur. Hal ini terlihat dalam wawancara dengan Kepala Puskesmas Denpasar Timur.

“Ketersediaan sarana dan prasarana di Puskesmas Denpasar Timur sudah cukup sesuai dengan penyakit yang ditangani di puskesmas, jika alat yang dibutuhkan di puskesmas tidak ada maka akan dirujuk ke fasilitas kesehatan tipe C.”(kepala puskesmas)

Berdasarkan pernyataan diatas dapat diperoleh infomasi jika kesiapan prasarana serta sarana di Puskesmas Denpasar Timur telah cukup sesuai dan cukup dan apabila peralatan yang diperlukan tidak ada didalam puskesmas, dengan begitu pasien akan dirujuk.

Untuk ketersediaan obat, bedasarkan hasil wawancara dengan Kepala Puskesmas di Denpasar Timur, dikatakan bahwa puskesmas masih belum memenuhi formulariun nasional yang telah ditetapkan tetapi

puskesmas akan berusaha menggunakan obat yang ada, namun apabila dalam keadaan darurat maka akan diresepkan.

Ketersedian obat-obatan di Puskesmas Denpasar Timur hampir sesuai dengan formulasi nasional yang telah ditetapkan tapi belum lengkap. Namun dokter-dokter di puskesmas ini berusaha agar sesuai dengan obat yang ada. tapi jika darurat maka kita akan resepkan.” (Kepala Puskesmas)

Dari hasil observasi didapatkan Puskesmas Denpasar Timur memiliki 117 macam obat yang ada di puskesmas dari 243 macam obat-obatan yang seharusnya

ada di puskesmas contohnya yang terdapat pada Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/Menkes/523/2015 mengenai Formalarium Nasional di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.6

Karakteritik Rujukan Pasien Anak BPJS Kesehatan di Puskesmas Denpasar Timur.

Karakteristik rujukan pasien anak yang diteliti terdiri dari usia, jenis kelamin, pendidikan orangtua, dan status kepesertaan BPJS Kesehatan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Karakteritik Rujukan Pasien Anak BPJS Kesehatan di Puskesmas Denpasar Timur.


Variable

Jumlah

Persentase

Usia

Balita (0-5 tahun)

41

50,6

Anak-anak (6-12 tahun)

40

49,4

Jenis Kelamin

Laki-Laki

56

69,1

Perempuan

25

30,9


Pendidikan Orangtua

Tidak Sekolah

SD

SMP

SMA

Perguruan Tinggi

-

-

-

18

63

-

-

-

22,2

77,8

Status Kepesertaan

BPJS

81

100

Total

Berdasarkan tabel diatas. diketahui bahwa pada variable usia pasien anak rujukan di Puskesmas Denpasar Timur dibagi menjadi 2 yaitu balita (0-5 tahun) sebanyak

81                          100

Tabel 3. Sepuluh Penyakit Rujukan Pasien Anak BPJS Kesehatan Di Puskesmas Denpasar Timur

41 orang (50,6%) dan Anak-anak sebanyak 40 orang (49,4%), lalu dilanjutkan dengan kategori jenis kelamin

NO

Code

ICD 10

Jenis Penyakit

Jumlah

dibagi menjadi 2, yaitu laki-laki sebanyak 56 orang (69,1%) dan perempuan sebanyak 25 orang (30,9%). Pada kategori pendidikan orangtua yang ditemukan

hanya berpendidikan SMA sebanyak 18 orang (22,2%) dan berpendidikan perguruan tinggi sebanyak 63 orang (77,8%), lalu pada kategori status kepesertaan BPJS sebanyak 81 orang (100%).

Jenis Penyakit Rujukan Pasien Anak BPJS Kesehatan Di Puskemas Denpasar Timur

Hasil penelitian menunjukan dari 81 kasus rujukan pada pasien anak terdapat sepuluh besarjenis penyakit pasien anak rujukan BPJS Kesehatan terbanyak yang dirujuk di Puskesmas Denpasar Timur d dapat dilihat pada tablel berikut ini:

  • 1.

  • 2.

  • 3.

  • 4.

  • 5.

  • 6.

  • 7.

  • 8.

  • 9.

10

F95.5

Q21.0

D59

R06 H52.51

G40

J33

C91.0

H00.1

. H66

Tic disorder Ventricular septal defect

Hemolytic anemia Dyspnea Internal ophthalmoplegia Epilepsy and recurrent seizures Nasal polyp Leukemia lymphoblastic Chalazion Suppurative and unspecified otitis media

4

3

3

3

3

2

2

2

2

2


Berdasarkan data diatas, diketahui bahwa pada penyakit tic disorder (gangguan tic) sebanyak 4 orang, ventricular septal defect sebanyak 3 orang, hemolytic anemia sebanyak 3 orang, dyspnea sebanyak 3 orang, Internal ophthalmoplegia sebanyak 3 orang, epilepsy and recurrent seizures sebanyak 2 orang, nasal polyp sebanyak 2 orang, Leukemia lymphoblastic sebanyak 2 orang, Chalazion sebanyak 2 orang, dan suppurative and unspecified otitis media sebanyak 2 orang. Secara keseluruhan 10 jenis penyakit yang paling banyak dirujuk yang merupakan peserta BPJS Kesehatan.

Kesesuaian Pelaksanaan Rujukan Tingkat Pertama di Era JKN di Puskesmas Denpasar Timur

Kesesuaian pelaksanaan rujukan tingkat pertama di era jaminan kesehatan nasional di Puskesmas Denpasar Timur sudah sesuai dengan pelaksanaan rujukan tingkat pertama di era jaminan kesehatan nasional. Pelaksanaan rujukan pasien anak di Puskesmas Denpasar Timur yaitu menggunakan sistem rujukan berjenjang dengan rujukan pelayanan kesehatan diawali dari pelayanan kesehatan primer dan diteruskan ke jenjang pelayanan sekunder dan tersier yang hanya bisa dibagikan apabila terdapat rujukan dari pelayanan primer atau sekunder.7

PEMBAHASAN

Kemampuan Pelayanan Di Puskesmas Denpasar Timur

Menurut aturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat menyebutkan jenis tenaga kesehatan di puskesmas berisi dokter atau dokter layanan primer, dokter gigi perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga medis lingkungan ahli teknologi lab medik, tenaga gizi, tenaga kefarmasian, dan tenaga administrasi.2

Hasil wawancara dan observasi peneliti di Puskesmas Denpasar Timur terdapat 76 orang tenaga kesehatan Maka dapat dikatakan bahwa jumlah sumber daya manusia di Puskesmas Denpasar Timur sudah sangat tercukupi karena sudah memenuhi standar puskesmas rawat inap di perkotaan yang telah ditetapkan oleh Permenkes RI No. 75 Tahun 2014 mengenai Pusat Kesehatan Masyarakat bagian standar ketenagaan puskesmas.2 Hal ini menunjukan bahwa sumber daya manusia di Puskesmas Denpasar Timur telah menjalankan tugas pokok dan wewenangnya kepada masyarakat sudah sesuai dengan wewenangnya masing-masing sehingga mampu memberikan pelayanan yang baik.

Ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan yang maksimal bisa mengoptimalkan performance Puskesmas dan melaksanakan pengecekan sehingga tentunya dapat mempengaruhi dokter didalam memberikan layanan dan terpaksa memberi rujukan kepada pasien. Apabila sarana dan prasarana kesehatan puskesmas kurang lengkap maka hal ini menyebabkan pasien harus dirujuk ke rumah sakit.8 Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan di Puskesmas Denpasar Timur maka dapat dikatakan bahwa kelengkapan sarana dan prasarana kesehatan di Puskesmas Denpasar Timur sudah cukup memadai sehingga hampir memenuhi standar alat http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum doi:10.24843.MU.2022.V11.i9.P09

kesehatan yang tercantum dalam lampiran Permenkes No. 75 tahun 2014 mengenai Puskesmas bagian persyaratan peralatan puskesmas di ruangan pemeriksaan umum.2

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan di Puskesmas Denpasar Timur mengenai ketersediaan obat dapat dikatakan masih belum memenuhi standar formularium nasional, namun dokter akan mengusahakan menggunakan obat-obatan yang tersedia. Apabila dalam keadaan darurat maka dokter akan meresepkan obat tersebut. Hasil observasi yang dilakukan peneliti pada jumlah obat yang terdapat di Puskesmas Denpasar Timur sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/Menkes/523/2015 mengenai Formulatarium Nasional dari 243 jenis obat hanya 117 jenis obat yang tersedia di Puskesmas Denpasar Timur.6 Namun tidak dijelaskan secara detail mengenai alasan kekurangan ketersediaan obat-obatan yang tersedia.

Penelitian ini memiliki hasil yang sesuai terhadap penelitian Tarigan pada tahun 2018 bahwa kesiapan obat-obatan di Puskesmas Patumbak belum dan tidak sesuai dengan formularium nasional sehingga Puskesmas Patumbuk belum mampu memberikan pelayanan yang baik.9 Demikian juga hasil penelitian Rani tahun 2018 bahwa ketersediaan obat-obatan di Puskesmas Medan Tuntungan masih belum memenuhi standar karena terjadinya kekosongan obat akibat keterlambatan stok dari dinas kesehatan.10

Sesuai dengan Permenkes No 28 tahun 2014 mengenai Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional, pengadaan obat-obatan utamanya bagi pasien jaminan kesehatan nasional tidak terpisahkan terhadap obat-obatan yang lain.11 Pelayanan obat untuk peserta JKN pada Puskesmas mengarah pada daftar obat yang relevan terhadap standar Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor HK 02.02/Menkes/523/2015 mengenai Formulasi Nasional di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.6

Ketersediaan obat-obat di Puskesmas Denpasar Timur masih belum mencukupi standar formularium nasional di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama. Namun dokter di puskesmas akan berusaha untuk menggunakan obat yang tesedia kecuali bila dalam keadaan darurat maka dokter akan meresepkan obat tersebut.

Karakteritik Rujukan Pasien Anak BPJS Kesehatan di Puskesmas Denpasar Timur.

Berdasarkan data hasil penelitian didapatkan 81 sampel yang memenuhi kriteria inkulusi. Hal ini diketahui bahwa lebih dari setengah pasien rujukan anak di Puskesmas Denpasar Timur tahun 2021 berusia balita (0-5 tahun) dengan frekuensi 41 orang (50,6%). Hampir sebagian pasien rujukan anak memiliki jenis kelamin laki-laki frekuensi yaitu 56 orang (69,1%). Pendidikan orangtua pasien rujukan anak didominasi pada perguruan tinggi dengan frekuensi 63 orang (77,8%). Mayoritas pasien rujukan anak merupakan peserta BPJS Kesehatan dengan frekuensi 81 orang (100%).

Jenis Penyakit Rujukan Pasien Anak BPJS Kesehatan Di Puskemas Denpasar Timur

Peraturan Mentri Kesehatan No.5 Tahun 2014 mengatakan standar kompetensi dokter Indonesia ada 144 jenis penyakit yang perlu dipahami oleh dokter umum. Dokter layanan primer diinginkan bisa memberikan diagnosa serta dapat melaksanakan penatalaksanaan terhadap 144 jenis penyakit tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui jika penyakit yang sering dirujuk yaitu gangguan tic sebanyak 4 orang. Secara keseluruhan dari 10 besar jenis penyakit yang dirujuk, terdapat jenis penyakit yang seharusnya dapat ditangani oleh dokter layanan primer namun dilakukan rujukan yaitu otitis media supuratif akut. Hal ini membuktikan terdapat rujukan yang seharusnya dapat ditangani oleh dokter layanan primer di Puskesmas Denpasar Timur. Secara keseluruhan juga yang paling sering dirujuk merupakan bukan termasuk dari standar kompetensi dokter layanan primer, maka pasien tersebut harus dikirim ke pelayanan kesehatan yang memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu ke pelayanan kesehatan sekunder.

Kesesuaian Pelayanan Rujukan Tingkat Pertama di Era JKN di Puskesmas Denpasar Timur

Pelaksanaan rujukan tingkat pertama merupakan pelimpahan wewenang dan tanggung jawab mengenai masalah kesehatan dan kasus-kasus penyakit yang tidak bisa ditangani oleh puskesmas. Sesuai aturan Permenkes No. 001 tahun 2012 mengenai sistem rujukan berjenjang, pasien tidak mempunyai hak untuk meminta rujukan tapi wajib menurut pada jenis indikasi medis atau penyakit.7 Berdasarkan hasil penelitian diketeahui bahwa pelaksanaan rujukan tingkat pertama peserta jaminan kesehatan di Puskesmas Denpasar Timur dilakukan secara berjenjang dan dilakukan sesuai prosedur yang telah ditetapkan, hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ramah tahun 2015 yang menjelaskan jika prosedur pelaksanaan pelayanan rujukan akan dilakukan lewat pemeriksaan dokter awal oleh dokter puskesmas, namun jika pasien tidak bisa ditangani maka rujukan wajib diberikan.12 Jika diperoleh kasus yang tidak bisa ditindak lanjuti sesuai terhadap standar kemampuan dokter umum, dengan begitu pasien itu sesegera mungkin dibawa ke unit pelayanan kesehatan yang mempunyai kemampuan dalam menangani permasalahan itu yakni di rumah sakit.12

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai beriku: Kesiapan total dari SDM yang ada di Puskesmas I Denpasar Timur telah mencukupi standar dan relevan terhadap Permenkes No.75 Tahun 2014 mengenai Puskesmas      bagian      standar      ketenagaan

puskesmas.Kesiapan prasarana jiga saran yang ada di Puskesmas I Denpaasar Timur sudah cukup memadai sehingga hampir memenuhi standar alat kesehatan yang tercantum dalam lampiran Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang Puskesmas bagian persyaratan peralatan puskesmas di ruangan pemeriksaan umum.

Jumlah ketersediaan obat-obatan yang terdapat di Puskesmas Denpasar Timur belum memenuhi memenuhi standar formularium nasional namun dokter berusaha untuk      menggunakan      obat-obatan      yang

tersedia.Karakteristik rujukan pasien anak di Puskesmas Denpasar Timur pada tahun 2021 sebagian besar berusia balita (0-5 tahun) dengan jenis kelamin paling banyak adalah laki-laki, jenjang pendidikan orangtua pasien rujukan anak didominasi dengan jenjang pendidikan perguruan tinggi, dan hampir semua pasien rujukan anak adalah peserta BPJS.Jenis penyakit rujukan pasien anak paling banyak di Puskesmas Denpasar Timur pada tahun 2021 adalah gangguan tic. Kesesuaian pelaksanaan rujukan di Puskesmas Denpasar Timur dilakukan secara berjenjang sesuai prosedur rujukan.

SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, yaitu guna mengurangi tingginya rujukan di puskesmas, pemerintah daerah dan dinas kesehatan direkomendasikan untuk bisa mencukupi keperluan puskesmas akan prasarana dan obat-obatan sehingga busa mengoptimalkan kualitas dari pelayanan. Diperlukan juga penelitian lebih lanjut sehingga dapat membantu puskesmas untuk memberikan pelayanan yang terbaik dalam pelayanan rujukan.

DAFTAR PUSTAKA

  • 1.    Listyorini, P. dan Wijananto, D. Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas Jayengan Kota Surakarta. Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan. 2019;9(1),

hal.10-16.

  • 2.    Peraturan Mentri Kesehatan No. 75. Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta; 2014

  • 3.    Konsil Kedokteran Indonesia. Standar Kompetensi Dokter Indonesia. Jakarta; 2018

  • 4.    Liddy c, Singh J, Kelly R, Dahrouge S, Taljaard M, Younger J. What is the impact of primary care model type on specialist referral rates? A crosssectional study. BMC Familly Practice. 2014;15-22

  • 5.  Dewan Jaminan Sosial Nasional. Sistem

Monitoring Terpadu. Jakarta; 2020

  • 6.    Kepmenkes RI. Nomor HK 02.02/ Menkes/ 523/ 2015 Tentang Formulariun Nasional. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. 2015

  • 7.  Kementrian Kesehatan RI. Peraturan Mentri

Kesehatan No.001. Tentang Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan. Jakarta. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2014

  • 8.  Ali, Fauziah. Analisis Pelaksanaan Rujukan

Rawat Jalan Tingkat Pertama Peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Di Puskesmas Siko dan Puskesmas Kalumata Kota Ternate Tahun 2014. 2015

  • 9.    Tarigan, R.M. Analisis Pelaksanaan Rujukan Pasien Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas Patumbuk Tahun 2017. Repositori Institusi USU. 2018;hal 33-54

  • 10.    Rani, E. C. Analisis Pelaksanaan Rujukan Rawat Jalan Tingkat Pertama Peserta Program JKN di Puskesmas Medan Tuntungan. Repositori Institusi USU. 2018; hal. 33-50

  • 11.    Peraturan Mentri Kesehatan No. 28.Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional. Jakarta: Peraturan Menteri Kesehatan. 2014

  • 12.    Taher, A. Kesiapan Implementasi JKN dan Peran Fakultas Kedokteran Dalam Penyediaan Dokter Layanan Primer. Materi Seminar Kesiapan Implementasi JKN Di Provinsi Jawa Barat Bandung, 21 Desember 2013 Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI; 2013

http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum

doi:10.24843.MU.2022.V11.i9.P09

48