ISSN: 2597-8012 JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL. 11 NO.5,MAY, 2022



Diterima: 2021-11-17 Revisi: 2021-12-17 Accepted: 2022-05-16

GAMBARAN KELELAHAN MATA (ASTHENOPIA) PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA ANGKATAN 2018 SETELAH BERLAKUNYA KULIAH ONLINE

Ni Made Ernita Refayanti1, Ni Made Laksmi Utari2, Ni Made Ayu Surasmiati2, I Wayan Eka Sutyawan2, I Made Sudarmaja3

1Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2Departemen Ilmu Kesehatan Mata, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Bali, Indonesia 3Departemen Parasitologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Bali, Indonesia

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Asthenopia adalah ketidaknyamanan periocular yang diakibatkan karena penggunaan mata secara intensif terutama dengan jarak yang dekat. Asthenopia tergolong kejadian yang sering terjadi yang dapat menyebabkan masalah kesehatan mata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka prevalensi dan gambaran kelelahan mata (asthenopia) pada mahasiswa Program Studi Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Udayana angkatan 2018 setelah berlakunya kuliah online. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian berjenis deskriptif analitik dengan rancangan potong lintang dan dengan sampel sebanyak 220 orang. Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner melalui google form dan didapatkan prevalensi kejadian asthenopia 98,18% dengan kejadian terbanyak adalah asthenopia ringan. Didapatkan perbedaan bermakna pada distribusi asthenopia berdasarkan jenis kelamin, penggunaan laptop atau komputer (p<0,05) dan tidak ditemukan perbedaan yang bermakna pada distribusi asthenopia berdasarkan penggunaan handphone (p≥0,05). Prevalensi kejadian asthenopia pada mahasiswa Program Studi Sarjana Kedokteran Universitas Udayana angkatan 2018 dikatakan tinggi. Kejadian asthenopia terbanyak adalah asthenopia ringan. Penggunaan laptop atau komputer lebih dari 8 jam paling banyak ditemukan pada kejadian asthenopia sedang dan berat.

Kata Kunci : Asthenopia., Mahasiswa., Menatap Layar

ABSTRACT

Asthenopia is a periocular discomfort caused by intensive use of the eye, especially at close range. Asthenopia is a common occurrence that can cause eye health problems. This study aims to determine the prevalence rate and ocular fatigue (asthenopia) in students from Bachelor of Medicine, Faculty of Medicine Udayana University class of 2018 after the implementation of online lectures. The method used in this research was descriptive analytic research with a crosssectional design from a sample of 220 students. Data collection in this study was carried out by distributing questionnaires via google form. It is found that the prevalence of asthenopia was 98.18% with the highest incidence being mild asthenopia. There was a significant difference in the distribution of asthenopia based on gender, laptop or computer use (p<0.05) and there was no a significant difference in the distribution of asthenopia based on mobile phone use (p>0.05). The prevalence of asthenopia in students from Bachelor of Medicine, Faculty of Medicine Udayana University class of 2018 can be categorized as quite high, with the highest incidence of asthenopia in the mild asthenopia range. The use of a laptop or computer for more that 8 hours was mostly found in moderate and severe asthenopia.

Keywords : Asthenopia., Students., Screen Exposure

kelelahan mata.2 Asthenopia adalah ketidaknyamanan periocular, kantuk dan rasa lelah pada mata yang diakibatkan dengan penggunaan mata secara intensif terutama dengan jarak yang dekat.3

GAMBARAN KELELAHAN MATA (ASTHENOPIA) PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA… Ni Made Ernita Refayanti1, Ni Made Laksmi Utari2, Ni Made Ayu Surasmiati2, I Wayan Eka Sutyawan2, I Made Sudarmaja3

Data prevalensi asthenopia di Indonesia sampai saat ini secara nasional belum banyak dilaporkan, hanya ada beberapa data penelitian yang dilaporkan seperti data asthenopia pada remaja di Jakarta Barat yang ditemukan sebesar 83,7% pada usia 15-17 tahun.4

Kelelahan mata dapat di pengaruhi beberapa faktor, baik faktor berasal dari faktor pekerja dan faktor lingkungan. Faktor pekerja berakitan dengan perilaku beresiko, usia, keturunan, kelainan refraksi dan berhubungan dengan lamanya bekerja.5 Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi terjadinya kelainan mata adalah ukuran objek atau kualitas iluminasi dan intesitas pencahayaan.6

Diagnosis asthenopia dibuat berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pada penelitian ini diagnosis dapat di lihat dari adanya gejala-gejala seperti mata terasa tegang atau berat, pengelihatan menjadi kabur, mata dirasakan sakit, sakit kepala, pengelihatan ganda, mata terasa gatal, kelopak mata berkedut, mata terasa panas atau perih, sulit untuk memfokuskan pengelihatan atau berkonsentrasi, mata berair, mata terasa lelah, perubahan terhadap pengelihatan warna, mata merah dan sakit pada leher dan punggung. Untuk diagnosis lebih lanjut dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan mata yang lebih komperhensif seperti pemeriksaan fisik mata. 7,8

Pencegahan asthenopia dapat dilakukan dengan cara mengistirahatkan mata dengan menggunakan metode 20-2020 yaitu setelah menatap layar selama 20 menit, melihat kejauhan dengan jarak 20 kaki selama 20 detik.9

Penatalaksanaan kelelahan mata dapat dilakukan dengan terapi pengelihatan atau yang disebut dengan terapi rehabilitasi mata.7

Pandemi Covid-19 membuat sistem pendidikan menjadi berbasis online dimana pembelajaran dilakukan menggunakan jaringan internet yang menyebabkan intensitas penggunaan mata melihat layar komputer ataupun handphone menjadi lebih tinggi. 10

Melihat permasalahan ini peneliti ingin mengetahui prevelansi kelelahan mata pada mahasiswa Program Studi Sarjana Kedokteran Universitas Udayana angkatan 2018.

merasakan mata terasa gatal? Pernahkah mengalami pengelihatan ganda atau berbayang? Pernahkah merasakan mata terasa berat atau tegang?

Pernahkah mengalami pengelihatan menjadi kabur?

Pernahkah mengalami mata terasa perih atau panas? Pernahkah mengalami kelopak mata yang berkedut? Pernahkah mengalami perubahan pengelihatan atau sensasi terhadap warna? Pernahkah mengalami sakit pada punggung dan leher? Pernahkah merasakan mata lelah? Pernahkah mengalami mata merah? Pernahkah mengalami kesulitan untuk memfokuskan pengelihatan? Terdapat jawaban pada masing masing pertanyaan adalah tidak pernah mendapat skor 1, kadang- kadang (skor 2), sering (skor 3) dan sangat sering (skor 4). 8

Untuk jumlah skoring dengan hasil 14 dapat dikatakan normal atau tidak mengalami asthenopia , jumlah skor 1528 dapat dikatakan asthenopia ringan , 29-42 dapat dikatakan asthenopia sedang dan jumlah skor 43-56 dapat dikatakan asthenopia berat.8

Kriteria inklusi penelitian ini adalah pada mahasiswa aktif (terdaftar) pada Program Studi Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Angkatan 2018 serta mahasiswa yang bersedia untuk mengisi kuisoner.

Data yang di dapat melalui kuisioner di input dalam program SPSS atau program pengolah data digital dengan menggunakan perangkat komputer. Perbedaan prevalensi berdasarkan lama dan durasi penggunaan mata serta jenis perangkat di analisis menggunakan chi square. Penelitian ini telah disetujui oleh Komosi Etik Penelitian (KEP) Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dengan Kelaikan Etik Nomor : 2525/UN 14.2.2.VII.14/LT/2020.

  • 3.    HASIL

Jumlah subjek pada penelitian berjumlah 220 dengan kriteria inklusi mahasiswa aktif (terdaftar) pada Program Studi Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Angkatan 2018 dan mahasiswa yang bersedia untuk mengisi kuisoner.

Tabel 1 menunjukan karakteristik sampel berdasarkan usia, pada 220 sampel didapatkan hasil usia 18 tahun 1 orang (0,5%), usia 19 tahun 6 orang (2,7%), usia 20 tahun 140 orang (63,6%), usia 21 tahun 64 orang (29,1%), usia 22 tahun 8 orang (3,6%) dan usia 23 tahun 1 orang (0,5%).

Tabel 1. Karakteristik Sampel Berdasarkan Usia

Usia

Jumlah

Presentase

18 Th

1

0,5

19 Th

6

2,7

20 Th

140

63,6

21 Th

64

29,1

22 Th

8

3,6

23 Th

1

0,5

Pada tabel 2 menunjukan karakteristik sampel berdasarkan kriteria asthenopia dengan hasil terbanyak adalah keluhan

sakit kepala dengan hasil kadang-kadang (60,0%), sering        Sangat Sering          0           0

(23,6%) dan sangat sering (1,8%).

Tabel 2. Karakteristik Sampel berdasarkan Kriteria Asthenopia

Perubahan Pengelihatan/Sensasi Terhadap Warna

Mata Terasa Sakit

Jumlah

Presentase%

Tidak Pernah

186

84,5

Saat Menatap Layar

Kadang-Kadang

34

15,5

Tidak Pernah

35

15,9

Sering

0

0

Kadang-Kadang

119

54,1

Sangat Sering

0

0

Sering

59

26,8

Sakit pada Leher dan

Sangat Sering

7

3,2

Punggung

Keluhan Mata Berair

Tidak Pernah

33

15,0

Tidak Pernah

64

29,1

Kadang-Kadang

105

47,7

Kadang-Kadang

120

54,5

Sering

62

28,2

Sering

32

14,5

Sangat Sering

20

9,1

Sangat Sering

4

1,8

Mata Terasa Lelah

Keluhan Sakit

Tidak Pernah

12

5,5

Kepala

Kadang-Kadang

107

48,6

Tidak Pernah

32

14,5

Sering

81

36,8

Kadang-Kadang

132

60,0

Sangat Sering

20

9,1

Sering

52

23,6

Keluhan Mata

Sangat Sering

4

1,8

Merah

Mata Terasa Gatal

Tidak Pernah

89

40,5

Tidak Pernah

45

20,5

Kadang-Kadang

123

55,9

Kadang-Kadang

128

58,2

Sering

6

2,7

Sering

43

19,5

Sangat Sering

2

0,9

Sangat Sering

4

1,8

Sulit Memfokuskan

Pengelihatan

Pengelihatan

Ganda/Berbayang

Tidak Pernah

97

44,1

Tidak Pernah

114

51,8

Kadang-Kadang

94

42,7

Kadang-Kadang

81

36,8

Sering

25

11,4

Sering

21

9,5

Sangat Sering

4

1,8

Sangat Sering

4

1,8

Mata Terasa

Tabel 3 menunjukan prevalensi kejadian asthenopia

Berat/Tegang

pada 220 sampel sebanyak 98.18%.

Kejadian normal atau

Tidak Pernah

55

25,0

tidak mengalami asthenopia sejumlah 4 orang (1,8%),

Kadang-Kadang

111

50,5

mengalami asthenopia ringan sejumlah 146 orang (66,4%),

Sering

44

20,0

asthenopia sedang sejumlah 69

orang (31,4%) dan

Sangat Sering

10

4,5

asthenopia berat sejumlah 1 orang (0,5%).

Tabel 3. Prevalensi dan Kriteria Asthenopia

Pengelihatan Kabur

Kriteria

Jumlah

Presentase

Tidak Pernah

97

44,1

Normal atau Tidak

4

1,8

Kadang-Kadang

89

40,5

Asthenopia

Sering

29

13,2

Asthenopia Ringan

146

66,4

Sangat Sering

5

2,3

Asthenopia Sedang

69

31,4

Mata Terasa

Asthenopia Berat

1

0,5

Panas/Perih

Pada  tabel  4

mengenai  prevalensi  asthenopia

Tidak Pernah

84

38,2

berdasarkan jenis kelamin, pada laki-laki didapatkan tidak

Kadang-Kadang

102

46,4

mengalami asthenopia dan asthenopia ringan sejumlah 68

Sering

28

12,7

orang (76,4%), asthenopia sedang dan berat sejumlah 21

Sangat Sering

6

2,7

orang (23,6%), sedangkan pada perempuan didapatkan tidak

Kelopak Mata

mengalami asthenopia dan asthenopia ringan sejumlah 81

Berkedut

orang (61,83%), asthenopia sedang dan berat sejumlah 50

Tidak Pernah

83

37,7

orang (38,17%). Distribusi prevalensi asthenopia sedang

Kadang-Kadang

115

52,3

dan berat pada perempuan ditemukan lebih tinggi

Sering

22

10,0

dibandingkan laki-laki

dan setelah

dilakukan uji statistik

Ni Made Ernita Refayanti1, Ni Made Laksmi Utari2, Ni Made Ayu Surasmiati2, I Wayan Eka Sutyawan2, I Made Sudarmaja3

menggunakan chi squre didapatkan hasil yaitu perbedaan bermakna (p<0,05).

Tabel4. Prevalensi Asthenopia Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Normal dan Ringan (%)

Sedang dan Berat (%)

Total (%)

p

Laki-laki

76,4

23,6

100

Perempuan

61,83

38,17

100

0,028

Total

67,73

32,27

100

Pada tabel 5 mengenai distribusi asthenopia berdasarkan lama waktu penggunaan laptop atau komputer didapatkan distribusi asthenopia berdasarkan lama waktu penggunaan laptop atau komputer pada 220 sampel adalah pada penggunaan laptop atau komputer dengan durasi 0-8 jam tidak mengalami asthenopia (normal) mengalami asthenopia ringan adalah 117 orang (71,78%) dan mengalami asthenopia sedang dan berat adalah 46 orang (28,22%), sedangkan pada penggunaan lebih dari 8 jam didapatkan tidak mengalami asthenopia (normal) dan asthenopia ringan adalah 32 orang (56,14%) dan mengalami asthenopia sedang dan berat adalah 25 orang (43,86%). Distribusi asthenopia sedang dan berat ditemukan lebih banyak pada sampel yang menggunakan perangkat laptop atau komputer lebih dari 8 jam yaitu sebanyak 25 dari 57 (43,86%) dibandingkan dengan yang menggunakan perangkat selama 0-8 jam yang mengalami kejadian asthenopia sedang atau berat sebanyak 46 dari 163 orang (28,22%). Bila dilakukan uji statistic menggunakan chi square maka prevalensi ini berbeda bermakna (p<0,05).

Tabel 5. Distribusi Asthenopia Berdasarkan Lama Waktu Penggunaan Komputer atau Laptop

Durasi Penggunaan Komputer atau Laptop

Normal dan Ringan (%)

Sedang dan Berat (%)

Total (%)

p

0-8 jam

71,78

28,22

100

>8 jam

56,14

43,86

100

0,033

Total

67,73

32,27

100

Pada tabel 6 mengenai distribusi asthenopia berdasarkan lama waktu penggunaan handphone didapatkan pada penggunaan handphone dengan durasi 0-8 jam didapatkan hasil tidak mengalami asthenopia (normal) dan mengalami asthenopia ringan adalah 94 orang (69,12%) dan mengalami asthenopia sedang dan berat adalah 42 orang (30,88%) ,sedangkan pada penggunaan lebih dari 8 jam didapatkan hasil tidak mengalami asthenopia dan asthenopia ringan adalah 55 orang (65,48%) dan mengalami asthenopia sedang dan berat adalah 29 orang (34,52%). Prevalensi sampel yang mengalami kejadian asthenophia sedang atau

berat yang menggunakan handphone > dari 8 jam dibandingkan dengan yang menggunakan handphone antara 0-8 jam ternyata tidak berbeda bermakna setelah dilakukan uji statistic chi square (p>0,05).

Tabel 6. Distribusi Asthenopia Berdasarkan Lama Waktu Penggunaan Handphone

Durasi Penggu naan Handp hone

Normal dan Ringan (%)

Sedang dan Berat (%)

Total (%)

p

0-8 jam

69,12

30,88

100

>8 jam

65,48

34,52

100

0,656

Total

67,73

32,27

100

PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian ini gejala yang paling banyak dijumpai adalah sakit kepala, penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Surhayanto, dkk yang mendapatkan penyebab terbanyak kejadian asthenopia disebabkan oleh gejala mata kabur.11 Pengelompokan asthenopia berdasarkan derajat keparahan asthenopia didapatkan hasil mahasiswa yang normal atau tidak mengalami asthenopia sejumlah 4 orang (1,8%), mengalami asthenopia ringan sejumlah 146 orang (66,4%), asthenopia sedang sejumlah 69 orang (31,4%) dan asthenopia berat sejumlah satu orang (0,5%). Penelitian ini sejalan dengan penelitian Abdul Rahim Sya’ban dan I Made Rai Riski yang dilakukan pada 27 responden karyawan yang menatap layar komputer selama lebih dari 4 jam.5 Penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh Febriana Supriati mengenai faktor - faktor berkaitan dengan kelelahan mata pada karyawan administrasi di PT. Indonesia Power UBP Semarang yang dilakukan pada 22 orang.6 Penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh Fatin Ulfah di Banda Aceh mengenai asthenopia pada 34 orang pengguna game online di warnet di dapatkan bahwa semua sampel mengalami asthenopia.8 Penelitian ini sejalan juga pada penelitian yang dilakukan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura Ambon terhadap kejadian asthenopia akibat bermain game online yang dilakukan pada 80 orang.12

Bila dilihat dari sampel yang mengalami kejadian asthenopia sedang dan berat maka didapatkan bahwa berjenis kelamin perempuan lebih banyak mengalami kejadian asthenopia sedang dan berat dibandingkan dengan jenis kelamin laki-laki. Dengan uji statistic didapatkan perbedaan bermakna berdasarkan distribusi jenis kelamin yaitu dengan nilai p<0,05. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura Ambon terhadap kejadian asthenopia akibat bermain game online dimana pada penelitian ini dari 80 responden lebih banyak berjenis kelamin laki-laki yang mengalami kejadian asthenopia. 12

Proporsi kejadian asthenopia paling banyak terjadi pada mereka yang menatap layar dengan menggunakan laptop atau komputer dan handphone. Penelitian ini sejalan dengan

penelitian mengenai hubungan antara durasi membaca dengan asthenopia pada mahasiswa dimana didapatkan hasil saat harikerja penggunaan hardcopy dan komputer dalam kurun waktu 1-3 jam memperoleh presentase paling tinggi dan saat akhir pekan didapatkan hasil penggunaan hardcopy dan komputer dalam kurun waktu satu hingga tiga jam memperoleh presentase tertinggi. 13

Tidak ada perbedaan bermakna dimana p = 0,656, antara mereka yang menggunkan handphone dalam waktu <8 jam dan >8 jam terhadap kejadian asthenopia sedang atau berat.

  • 4.    SIMPULAN DAN SARAN

Prevalensi kejadian asthenopia pada mahasiswa Program Studi Sarjana Kedokteran Universitas Udayana angkatan 2018 dikatakan tinggi. Kejadian asthenopia terbanyak adalah asthenopia ringan. Pada penelitian ini kejadian asthenopia terbanyak terjadi karena penggunaan laptop atau komputer dengan durasi penggunaan lebih dari 8 jam. Gejala asthenopia terbanyak pada penelitian ini adalah sakit kepala. Distribusi kejadian asthenopia lebih banyak terjadi pada jenis kelamin perempuan dibandingkan dengan berjenis kelamin laki-laki dan didapatkan perbedaan yang bermakna. Terdapat perbedaan bermakna antara durasi penggunaan laptop atau komputer dengan kejadian asthenopia. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara durasi penggunaan handphone dengan kejadian asthenopia.

Perlunya penelitian yang lebih lanjut mengenai asthenopia dengan sampel yang lebih banyak (besar), sampel yang lebih beresiko dan cakupan yang lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA

  • 1.    American Academy of Ophthalmology. Fundamentals and Principles of Ophtalmology. 2019.

  • 2.    Wirgunatha MW, Adiputra LMISH. Prevalensi Dan Gambaran Kelelahan Mata Pada Penjahit Garmen Di Kota Denpasar. E - J Med [Internet]. 2019;8(4):1–8. Available                                      from:

https://onesearch.id/Record/IOS266.article-50009

  • 3.    Nema, HV, Nema, N. Textbook of Ophthalmology. Sixth Edition. 2012.

  • 4.    Fernanda N, Amalia H. Hubungan akomodasi insufisiensi dan astenopia pada remaja di Jakarta Barat. J Biomedika dan Kesehat. 2018;1(1):10–7.

  • 5.    Sya’ban AR, Riski IMR. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Gejala Kelelahan Mata (Asstenopia) Pada Karyawan Pengguna Komputer Pt.Grapari Telkomsel Kota Kendari. Proseding Semin Bisnis Teknol. 2014:15–6.

  • 6.    Supriati F. Faktor-Faktor yang Berkaitan dengan Kelelahan Mata pada Karyawan Bagian Administrasi di PT. Indonesia Power UBP Semarang. J Kesehat Masy Univ Diponegoro. 2012;1(2):18791.

  • 7.    Aldrich, NW. The Computer Eye Strain. The Holistic Solution. 2021.

  • 8.    Ulfah, F. Hubungan Tingkat Kecanduan Game Online Terhadap Kejadian Astenopia pada Pelajar SMA di Warnet-Warnet Kota Banda Aceh. Skripsi, Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala. 2016.

  • 9.    American Optometric Association. Computer Vision Syndrome. 2021.

  • 10.    Sadikin A, Hamidah A. Pembelajaran Daring di Tengah Wabah Covid-19. Biodik. 2020;6(2):109–19.

  • 11.    Surhayanto, F.X., Safari, E. Asthenopia Pada Pekerja Wanita di Call Centre-X. Bul. Penelit.  Kesehat.

2010.38,119-130.

  • 12.    Assagaf, RA, Tamtelahitu, CA, Rahawarin, H. Hubungan Tingkat Kecanduan Bermain Online Game Dengan Tingkat Astenopia Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran    Universitas    Pattimura    Ambon.

2020;2(2),2686-5165

  • 13.    Chandra J, Kartadinata E. Hubungan antara durasi aktivitas membaca dengan astenopia pada mahasiswa. J Biomedika dan Kesehat. 2018;1(3):185–90.

https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum

doi:10.24843.MU.2022.V11.i5.P08

49