GAMBARAN KELELAHAN MATA (ASTHENOPIA) PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA ANGKATAN 2018 SETELAH BERLAKUNYA KULIAH ONLINE
on
ISSN: 2597-8012 JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL. 11 NO.5,MAY, 2022
Diterima: 2021-11-17 Revisi: 2021-12-17 Accepted: 2022-05-16
GAMBARAN KELELAHAN MATA (ASTHENOPIA) PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA ANGKATAN 2018 SETELAH BERLAKUNYA KULIAH ONLINE
Ni Made Ernita Refayanti1, Ni Made Laksmi Utari2, Ni Made Ayu Surasmiati2, I Wayan Eka Sutyawan2, I Made Sudarmaja3
1Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2Departemen Ilmu Kesehatan Mata, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Bali, Indonesia 3Departemen Parasitologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Bali, Indonesia
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Asthenopia adalah ketidaknyamanan periocular yang diakibatkan karena penggunaan mata secara intensif terutama dengan jarak yang dekat. Asthenopia tergolong kejadian yang sering terjadi yang dapat menyebabkan masalah kesehatan mata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka prevalensi dan gambaran kelelahan mata (asthenopia) pada mahasiswa Program Studi Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Udayana angkatan 2018 setelah berlakunya kuliah online. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian berjenis deskriptif analitik dengan rancangan potong lintang dan dengan sampel sebanyak 220 orang. Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner melalui google form dan didapatkan prevalensi kejadian asthenopia 98,18% dengan kejadian terbanyak adalah asthenopia ringan. Didapatkan perbedaan bermakna pada distribusi asthenopia berdasarkan jenis kelamin, penggunaan laptop atau komputer (p<0,05) dan tidak ditemukan perbedaan yang bermakna pada distribusi asthenopia berdasarkan penggunaan handphone (p≥0,05). Prevalensi kejadian asthenopia pada mahasiswa Program Studi Sarjana Kedokteran Universitas Udayana angkatan 2018 dikatakan tinggi. Kejadian asthenopia terbanyak adalah asthenopia ringan. Penggunaan laptop atau komputer lebih dari 8 jam paling banyak ditemukan pada kejadian asthenopia sedang dan berat.
Kata Kunci : Asthenopia., Mahasiswa., Menatap Layar
ABSTRACT
Asthenopia is a periocular discomfort caused by intensive use of the eye, especially at close range. Asthenopia is a common occurrence that can cause eye health problems. This study aims to determine the prevalence rate and ocular fatigue (asthenopia) in students from Bachelor of Medicine, Faculty of Medicine Udayana University class of 2018 after the implementation of online lectures. The method used in this research was descriptive analytic research with a crosssectional design from a sample of 220 students. Data collection in this study was carried out by distributing questionnaires via google form. It is found that the prevalence of asthenopia was 98.18% with the highest incidence being mild asthenopia. There was a significant difference in the distribution of asthenopia based on gender, laptop or computer use (p<0.05) and there was no a significant difference in the distribution of asthenopia based on mobile phone use (p>0.05). The prevalence of asthenopia in students from Bachelor of Medicine, Faculty of Medicine Udayana University class of 2018 can be categorized as quite high, with the highest incidence of asthenopia in the mild asthenopia range. The use of a laptop or computer for more that 8 hours was mostly found in moderate and severe asthenopia.
Keywords : Asthenopia., Students., Screen Exposure
kelelahan mata.2 Asthenopia adalah ketidaknyamanan periocular, kantuk dan rasa lelah pada mata yang diakibatkan dengan penggunaan mata secara intensif terutama dengan jarak yang dekat.3
GAMBARAN KELELAHAN MATA (ASTHENOPIA) PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA… Ni Made Ernita Refayanti1, Ni Made Laksmi Utari2, Ni Made Ayu Surasmiati2, I Wayan Eka Sutyawan2, I Made Sudarmaja3
Data prevalensi asthenopia di Indonesia sampai saat ini secara nasional belum banyak dilaporkan, hanya ada beberapa data penelitian yang dilaporkan seperti data asthenopia pada remaja di Jakarta Barat yang ditemukan sebesar 83,7% pada usia 15-17 tahun.4
Kelelahan mata dapat di pengaruhi beberapa faktor, baik faktor berasal dari faktor pekerja dan faktor lingkungan. Faktor pekerja berakitan dengan perilaku beresiko, usia, keturunan, kelainan refraksi dan berhubungan dengan lamanya bekerja.5 Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi terjadinya kelainan mata adalah ukuran objek atau kualitas iluminasi dan intesitas pencahayaan.6
Diagnosis asthenopia dibuat berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pada penelitian ini diagnosis dapat di lihat dari adanya gejala-gejala seperti mata terasa tegang atau berat, pengelihatan menjadi kabur, mata dirasakan sakit, sakit kepala, pengelihatan ganda, mata terasa gatal, kelopak mata berkedut, mata terasa panas atau perih, sulit untuk memfokuskan pengelihatan atau berkonsentrasi, mata berair, mata terasa lelah, perubahan terhadap pengelihatan warna, mata merah dan sakit pada leher dan punggung. Untuk diagnosis lebih lanjut dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan mata yang lebih komperhensif seperti pemeriksaan fisik mata. 7,8
Pencegahan asthenopia dapat dilakukan dengan cara mengistirahatkan mata dengan menggunakan metode 20-2020 yaitu setelah menatap layar selama 20 menit, melihat kejauhan dengan jarak 20 kaki selama 20 detik.9
Penatalaksanaan kelelahan mata dapat dilakukan dengan terapi pengelihatan atau yang disebut dengan terapi rehabilitasi mata.7
Pandemi Covid-19 membuat sistem pendidikan menjadi berbasis online dimana pembelajaran dilakukan menggunakan jaringan internet yang menyebabkan intensitas penggunaan mata melihat layar komputer ataupun handphone menjadi lebih tinggi. 10
Melihat permasalahan ini peneliti ingin mengetahui prevelansi kelelahan mata pada mahasiswa Program Studi Sarjana Kedokteran Universitas Udayana angkatan 2018.
merasakan mata terasa gatal? Pernahkah mengalami pengelihatan ganda atau berbayang? Pernahkah merasakan mata terasa berat atau tegang?
Pernahkah mengalami pengelihatan menjadi kabur?
Pernahkah mengalami mata terasa perih atau panas? Pernahkah mengalami kelopak mata yang berkedut? Pernahkah mengalami perubahan pengelihatan atau sensasi terhadap warna? Pernahkah mengalami sakit pada punggung dan leher? Pernahkah merasakan mata lelah? Pernahkah mengalami mata merah? Pernahkah mengalami kesulitan untuk memfokuskan pengelihatan? Terdapat jawaban pada masing masing pertanyaan adalah tidak pernah mendapat skor 1, kadang- kadang (skor 2), sering (skor 3) dan sangat sering (skor 4). 8
Untuk jumlah skoring dengan hasil 14 dapat dikatakan normal atau tidak mengalami asthenopia , jumlah skor 1528 dapat dikatakan asthenopia ringan , 29-42 dapat dikatakan asthenopia sedang dan jumlah skor 43-56 dapat dikatakan asthenopia berat.8
Kriteria inklusi penelitian ini adalah pada mahasiswa aktif (terdaftar) pada Program Studi Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Angkatan 2018 serta mahasiswa yang bersedia untuk mengisi kuisoner.
Data yang di dapat melalui kuisioner di input dalam program SPSS atau program pengolah data digital dengan menggunakan perangkat komputer. Perbedaan prevalensi berdasarkan lama dan durasi penggunaan mata serta jenis perangkat di analisis menggunakan chi square. Penelitian ini telah disetujui oleh Komosi Etik Penelitian (KEP) Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dengan Kelaikan Etik Nomor : 2525/UN 14.2.2.VII.14/LT/2020.
Jumlah subjek pada penelitian berjumlah 220 dengan kriteria inklusi mahasiswa aktif (terdaftar) pada Program Studi Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Angkatan 2018 dan mahasiswa yang bersedia untuk mengisi kuisoner.
Tabel 1 menunjukan karakteristik sampel berdasarkan usia, pada 220 sampel didapatkan hasil usia 18 tahun 1 orang (0,5%), usia 19 tahun 6 orang (2,7%), usia 20 tahun 140 orang (63,6%), usia 21 tahun 64 orang (29,1%), usia 22 tahun 8 orang (3,6%) dan usia 23 tahun 1 orang (0,5%).
Tabel 1. Karakteristik Sampel Berdasarkan Usia
Usia |
Jumlah |
Presentase |
18 Th |
1 |
0,5 |
19 Th |
6 |
2,7 |
20 Th |
140 |
63,6 |
21 Th |
64 |
29,1 |
22 Th |
8 |
3,6 |
23 Th |
1 |
0,5 |
Pada tabel 2 menunjukan karakteristik sampel berdasarkan kriteria asthenopia dengan hasil terbanyak adalah keluhan
sakit kepala dengan hasil kadang-kadang (60,0%), sering Sangat Sering 0 0
(23,6%) dan sangat sering (1,8%). Tabel 2. Karakteristik Sampel berdasarkan Kriteria Asthenopia |
Perubahan Pengelihatan/Sensasi Terhadap Warna | ||||
Mata Terasa Sakit |
Jumlah |
Presentase% |
Tidak Pernah |
186 |
84,5 |
Saat Menatap Layar |
Kadang-Kadang |
34 |
15,5 | ||
Tidak Pernah |
35 |
15,9 |
Sering |
0 |
0 |
Kadang-Kadang |
119 |
54,1 |
Sangat Sering |
0 |
0 |
Sering |
59 |
26,8 |
Sakit pada Leher dan | ||
Sangat Sering |
7 |
3,2 |
Punggung | ||
Keluhan Mata Berair |
Tidak Pernah |
33 |
15,0 | ||
Tidak Pernah |
64 |
29,1 |
Kadang-Kadang |
105 |
47,7 |
Kadang-Kadang |
120 |
54,5 |
Sering |
62 |
28,2 |
Sering |
32 |
14,5 |
Sangat Sering |
20 |
9,1 |
Sangat Sering |
4 |
1,8 |
Mata Terasa Lelah | ||
Keluhan Sakit |
Tidak Pernah |
12 |
5,5 | ||
Kepala |
Kadang-Kadang |
107 |
48,6 | ||
Tidak Pernah |
32 |
14,5 |
Sering |
81 |
36,8 |
Kadang-Kadang |
132 |
60,0 |
Sangat Sering |
20 |
9,1 |
Sering |
52 |
23,6 |
Keluhan Mata | ||
Sangat Sering |
4 |
1,8 |
Merah | ||
Mata Terasa Gatal |
Tidak Pernah |
89 |
40,5 | ||
Tidak Pernah |
45 |
20,5 |
Kadang-Kadang |
123 |
55,9 |
Kadang-Kadang |
128 |
58,2 |
Sering |
6 |
2,7 |
Sering |
43 |
19,5 |
Sangat Sering |
2 |
0,9 |
Sangat Sering |
4 |
1,8 |
Sulit Memfokuskan | ||
Pengelihatan |
Pengelihatan | ||||
Ganda/Berbayang |
Tidak Pernah |
97 |
44,1 | ||
Tidak Pernah |
114 |
51,8 |
Kadang-Kadang |
94 |
42,7 |
Kadang-Kadang |
81 |
36,8 |
Sering |
25 |
11,4 |
Sering |
21 |
9,5 |
Sangat Sering |
4 |
1,8 |
Sangat Sering |
4 |
1,8 | |||
Mata Terasa |
Tabel 3 menunjukan prevalensi kejadian asthenopia | ||||
Berat/Tegang |
pada 220 sampel sebanyak 98.18%. |
Kejadian normal atau | |||
Tidak Pernah |
55 |
25,0 |
tidak mengalami asthenopia sejumlah 4 orang (1,8%), | ||
Kadang-Kadang |
111 |
50,5 |
mengalami asthenopia ringan sejumlah 146 orang (66,4%), | ||
Sering |
44 |
20,0 |
asthenopia sedang sejumlah 69 |
orang (31,4%) dan | |
Sangat Sering |
10 |
4,5 |
asthenopia berat sejumlah 1 orang (0,5%). | ||
Tabel 3. Prevalensi dan Kriteria Asthenopia | |||||
Pengelihatan Kabur |
Kriteria |
Jumlah |
Presentase | ||
Tidak Pernah |
97 |
44,1 |
Normal atau Tidak |
4 |
1,8 |
Kadang-Kadang |
89 |
40,5 |
Asthenopia | ||
Sering |
29 |
13,2 |
Asthenopia Ringan |
146 |
66,4 |
Sangat Sering |
5 |
2,3 |
Asthenopia Sedang |
69 |
31,4 |
Mata Terasa |
Asthenopia Berat |
1 |
0,5 | ||
Panas/Perih |
Pada tabel 4 |
mengenai prevalensi asthenopia | |||
Tidak Pernah |
84 |
38,2 |
berdasarkan jenis kelamin, pada laki-laki didapatkan tidak | ||
Kadang-Kadang |
102 |
46,4 |
mengalami asthenopia dan asthenopia ringan sejumlah 68 | ||
Sering |
28 |
12,7 |
orang (76,4%), asthenopia sedang dan berat sejumlah 21 | ||
Sangat Sering |
6 |
2,7 |
orang (23,6%), sedangkan pada perempuan didapatkan tidak | ||
Kelopak Mata |
mengalami asthenopia dan asthenopia ringan sejumlah 81 | ||||
Berkedut |
orang (61,83%), asthenopia sedang dan berat sejumlah 50 | ||||
Tidak Pernah |
83 |
37,7 |
orang (38,17%). Distribusi prevalensi asthenopia sedang | ||
Kadang-Kadang |
115 |
52,3 |
dan berat pada perempuan ditemukan lebih tinggi | ||
Sering |
22 |
10,0 |
dibandingkan laki-laki |
dan setelah |
dilakukan uji statistik |
Ni Made Ernita Refayanti1, Ni Made Laksmi Utari2, Ni Made Ayu Surasmiati2, I Wayan Eka Sutyawan2, I Made Sudarmaja3
menggunakan chi squre didapatkan hasil yaitu perbedaan bermakna (p<0,05).
Tabel4. Prevalensi Asthenopia Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin |
Normal dan Ringan (%) |
Sedang dan Berat (%) |
Total (%) |
p |
Laki-laki |
76,4 |
23,6 |
100 | |
Perempuan |
61,83 |
38,17 |
100 |
0,028 |
Total |
67,73 |
32,27 |
100 |
Pada tabel 5 mengenai distribusi asthenopia berdasarkan lama waktu penggunaan laptop atau komputer didapatkan distribusi asthenopia berdasarkan lama waktu penggunaan laptop atau komputer pada 220 sampel adalah pada penggunaan laptop atau komputer dengan durasi 0-8 jam tidak mengalami asthenopia (normal) mengalami asthenopia ringan adalah 117 orang (71,78%) dan mengalami asthenopia sedang dan berat adalah 46 orang (28,22%), sedangkan pada penggunaan lebih dari 8 jam didapatkan tidak mengalami asthenopia (normal) dan asthenopia ringan adalah 32 orang (56,14%) dan mengalami asthenopia sedang dan berat adalah 25 orang (43,86%). Distribusi asthenopia sedang dan berat ditemukan lebih banyak pada sampel yang menggunakan perangkat laptop atau komputer lebih dari 8 jam yaitu sebanyak 25 dari 57 (43,86%) dibandingkan dengan yang menggunakan perangkat selama 0-8 jam yang mengalami kejadian asthenopia sedang atau berat sebanyak 46 dari 163 orang (28,22%). Bila dilakukan uji statistic menggunakan chi square maka prevalensi ini berbeda bermakna (p<0,05).
Tabel 5. Distribusi Asthenopia Berdasarkan Lama Waktu Penggunaan Komputer atau Laptop
Durasi Penggunaan Komputer atau Laptop |
Normal dan Ringan (%) |
Sedang dan Berat (%) |
Total (%) |
p |
0-8 jam |
71,78 |
28,22 |
100 | |
>8 jam |
56,14 |
43,86 |
100 |
0,033 |
Total |
67,73 |
32,27 |
100 |
Pada tabel 6 mengenai distribusi asthenopia berdasarkan lama waktu penggunaan handphone didapatkan pada penggunaan handphone dengan durasi 0-8 jam didapatkan hasil tidak mengalami asthenopia (normal) dan mengalami asthenopia ringan adalah 94 orang (69,12%) dan mengalami asthenopia sedang dan berat adalah 42 orang (30,88%) ,sedangkan pada penggunaan lebih dari 8 jam didapatkan hasil tidak mengalami asthenopia dan asthenopia ringan adalah 55 orang (65,48%) dan mengalami asthenopia sedang dan berat adalah 29 orang (34,52%). Prevalensi sampel yang mengalami kejadian asthenophia sedang atau
berat yang menggunakan handphone > dari 8 jam dibandingkan dengan yang menggunakan handphone antara 0-8 jam ternyata tidak berbeda bermakna setelah dilakukan uji statistic chi square (p>0,05).
Tabel 6. Distribusi Asthenopia Berdasarkan Lama Waktu Penggunaan Handphone
Durasi Penggu naan Handp hone |
Normal dan Ringan (%) |
Sedang dan Berat (%) |
Total (%) |
p |
0-8 jam |
69,12 |
30,88 |
100 | |
>8 jam |
65,48 |
34,52 |
100 |
0,656 |
Total |
67,73 |
32,27 |
100 |
PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian ini gejala yang paling banyak dijumpai adalah sakit kepala, penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Surhayanto, dkk yang mendapatkan penyebab terbanyak kejadian asthenopia disebabkan oleh gejala mata kabur.11 Pengelompokan asthenopia berdasarkan derajat keparahan asthenopia didapatkan hasil mahasiswa yang normal atau tidak mengalami asthenopia sejumlah 4 orang (1,8%), mengalami asthenopia ringan sejumlah 146 orang (66,4%), asthenopia sedang sejumlah 69 orang (31,4%) dan asthenopia berat sejumlah satu orang (0,5%). Penelitian ini sejalan dengan penelitian Abdul Rahim Sya’ban dan I Made Rai Riski yang dilakukan pada 27 responden karyawan yang menatap layar komputer selama lebih dari 4 jam.5 Penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh Febriana Supriati mengenai faktor - faktor berkaitan dengan kelelahan mata pada karyawan administrasi di PT. Indonesia Power UBP Semarang yang dilakukan pada 22 orang.6 Penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh Fatin Ulfah di Banda Aceh mengenai asthenopia pada 34 orang pengguna game online di warnet di dapatkan bahwa semua sampel mengalami asthenopia.8 Penelitian ini sejalan juga pada penelitian yang dilakukan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura Ambon terhadap kejadian asthenopia akibat bermain game online yang dilakukan pada 80 orang.12
Bila dilihat dari sampel yang mengalami kejadian asthenopia sedang dan berat maka didapatkan bahwa berjenis kelamin perempuan lebih banyak mengalami kejadian asthenopia sedang dan berat dibandingkan dengan jenis kelamin laki-laki. Dengan uji statistic didapatkan perbedaan bermakna berdasarkan distribusi jenis kelamin yaitu dengan nilai p<0,05. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura Ambon terhadap kejadian asthenopia akibat bermain game online dimana pada penelitian ini dari 80 responden lebih banyak berjenis kelamin laki-laki yang mengalami kejadian asthenopia. 12
Proporsi kejadian asthenopia paling banyak terjadi pada mereka yang menatap layar dengan menggunakan laptop atau komputer dan handphone. Penelitian ini sejalan dengan
penelitian mengenai hubungan antara durasi membaca dengan asthenopia pada mahasiswa dimana didapatkan hasil saat harikerja penggunaan hardcopy dan komputer dalam kurun waktu 1-3 jam memperoleh presentase paling tinggi dan saat akhir pekan didapatkan hasil penggunaan hardcopy dan komputer dalam kurun waktu satu hingga tiga jam memperoleh presentase tertinggi. 13
Tidak ada perbedaan bermakna dimana p = 0,656, antara mereka yang menggunkan handphone dalam waktu <8 jam dan >8 jam terhadap kejadian asthenopia sedang atau berat.
Prevalensi kejadian asthenopia pada mahasiswa Program Studi Sarjana Kedokteran Universitas Udayana angkatan 2018 dikatakan tinggi. Kejadian asthenopia terbanyak adalah asthenopia ringan. Pada penelitian ini kejadian asthenopia terbanyak terjadi karena penggunaan laptop atau komputer dengan durasi penggunaan lebih dari 8 jam. Gejala asthenopia terbanyak pada penelitian ini adalah sakit kepala. Distribusi kejadian asthenopia lebih banyak terjadi pada jenis kelamin perempuan dibandingkan dengan berjenis kelamin laki-laki dan didapatkan perbedaan yang bermakna. Terdapat perbedaan bermakna antara durasi penggunaan laptop atau komputer dengan kejadian asthenopia. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara durasi penggunaan handphone dengan kejadian asthenopia.
Perlunya penelitian yang lebih lanjut mengenai asthenopia dengan sampel yang lebih banyak (besar), sampel yang lebih beresiko dan cakupan yang lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA
-
1. American Academy of Ophthalmology. Fundamentals and Principles of Ophtalmology. 2019.
-
2. Wirgunatha MW, Adiputra LMISH. Prevalensi Dan Gambaran Kelelahan Mata Pada Penjahit Garmen Di Kota Denpasar. E - J Med [Internet]. 2019;8(4):1–8. Available from:
https://onesearch.id/Record/IOS266.article-50009
-
3. Nema, HV, Nema, N. Textbook of Ophthalmology. Sixth Edition. 2012.
-
4. Fernanda N, Amalia H. Hubungan akomodasi insufisiensi dan astenopia pada remaja di Jakarta Barat. J Biomedika dan Kesehat. 2018;1(1):10–7.
-
5. Sya’ban AR, Riski IMR. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Gejala Kelelahan Mata (Asstenopia) Pada Karyawan Pengguna Komputer Pt.Grapari Telkomsel Kota Kendari. Proseding Semin Bisnis Teknol. 2014:15–6.
-
6. Supriati F. Faktor-Faktor yang Berkaitan dengan Kelelahan Mata pada Karyawan Bagian Administrasi di PT. Indonesia Power UBP Semarang. J Kesehat Masy Univ Diponegoro. 2012;1(2):18791.
-
7. Aldrich, NW. The Computer Eye Strain. The Holistic Solution. 2021.
-
8. Ulfah, F. Hubungan Tingkat Kecanduan Game Online Terhadap Kejadian Astenopia pada Pelajar SMA di Warnet-Warnet Kota Banda Aceh. Skripsi, Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala. 2016.
-
9. American Optometric Association. Computer Vision Syndrome. 2021.
-
10. Sadikin A, Hamidah A. Pembelajaran Daring di Tengah Wabah Covid-19. Biodik. 2020;6(2):109–19.
-
11. Surhayanto, F.X., Safari, E. Asthenopia Pada Pekerja Wanita di Call Centre-X. Bul. Penelit. Kesehat.
2010.38,119-130.
-
12. Assagaf, RA, Tamtelahitu, CA, Rahawarin, H. Hubungan Tingkat Kecanduan Bermain Online Game Dengan Tingkat Astenopia Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura Ambon.
2020;2(2),2686-5165
-
13. Chandra J, Kartadinata E. Hubungan antara durasi aktivitas membaca dengan astenopia pada mahasiswa. J Biomedika dan Kesehat. 2018;1(3):185–90.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
doi:10.24843.MU.2022.V11.i5.P08
49
Discussion and feedback