ISSN: 2597-8012 JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL. 11 NO.10,OKTOBER, 2022


Diterima:2021-11-29 Revisi:2022-08-28 Accepted: 25-09-2022

PENGARUH MAKANAN CEPAT SAJI TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR Zabrina Aulia1, I Putu Gede Adiatmika2, Ketut Tirtayasa2, Susy Purnawati2

1Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Denpasar, Bali

2Departemen Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar, Bali e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Kecenderunganjperubahan pola makanjpada remaja sekarang tidaktterlepas dari pengaruhtpeningkatan sosial ekonomi danrbanyaknya tempat-tempattmakan yang menarik. Dengan komposisi makanan yang tidak seimbang itu, mengonsumsi makanan cepat saji secara rutin memungkinkan remaja untuk terkena anemia. Remaja yangrmenderita anemia dapatnmengalami gangguan pertumbuhan, penurunanndaya konsentrasi belajar, dan kuranggbersemangat dalam menjalani aktivitas dikarenakan cepatnmerasa lelah. Penelitian inibbertujuan untuk mengetahuippengaruh makanan cepat saji terhadap konsentrasi belajar pada remaja yang rutin mengonsumsi makanan cepat saji. Penelitian ini merupakannpenelitian analitikkobservasional dengannmenggunakan   metodeecross-sectional serta menggunakan 106 sampel.

Berdasarkanjanalisis bivariat dengan menggunakanlkorelasi Chi-square yang telahldilakukan terhadap kedua variabel, didapatkaniinterpretasi hasillakhir dari penelitianiini yaitu frekuensi konsumsi makanan cepat saji per minggu tidak memiliki hubungan terhadap konsentrasi belajar. Haliini dikarenakan bahwa hasil analisisjyang didapat menunjukan nilaissignifikansi antara frekuensi konsumsi makanan cepat saji per minggu dengan konsentrasi belajar sebesar 0,875 serta odd ratio menunjukan nilai 0,939. Kesimpulan dari penelitian ini tidak ada pengaruh makanan cepat saji terhadap konsentrasi belajar pada remaja yang rutin mengonsumsi makanan cepat saji.

Kata kunci: makanan cepat saji, konsentrasi belajar, anemia.

ABSTRACT

The trend of changing eating patterns in today's adolescents cannot be separated fromtthe influence of increasing socio-economic conditions and the number of interesting restaurants. With an unbalanced diet, eating fast food on a regular basis allows teens to develop anemia. Adolescents who suffer from anemia can experience growth disorders, decreased learning concentration, and lack of enthusiasm in carrying out activities because they feel tired quickly. This studyaaims to determinetthe effect of fast food on learning concentration in adolescents who regularly consume fast food. Thissstudy was an observational analytic studyjusing a cross-sectional methodaand involved 106 samples. Basedjon the bivariate analysis using Chi-square correlation that has been carried out on the two variables, the interpretation of the finalrresult of this studyiis that the frequency of fast food consumption per week has no correlation on learning concentration. This is because the analysis results obtained show a significant value betweennthe frequency of consumptionlof fast food per week with a learning concentration of 0.875 and the odd ratio shows a value of 0.939. The conclusionjof this study is thattthere is noeeffect of fast food on learning concentration in adolescents who regularly consume fast food.

Keywords : fast food, learning concentration, anemia.

PENDAHULUAN

Pada eraaglobalisasi ini, makanan dapat dengan mudahmidijumpai di segala tempat. Polamhidup masyarakat untuk mengonsumsi makanan cepattisaji (fast food) pun menjadi hal yang sangat lazim. Semakin meningkatnya taraf sosialnekonomi dan beragamnya tempat-tempat makanmyang menarik menyebabkan kecenderungan perubahanppola makan pada remaja saat ini. Dengan komposisi makanan yang tidak seimbang itu, mengonsumsi makanan cepat saji secara rutin memungkinkan remaja untuk terkena anemia.

Makananncepat saji merupakannmakanannyang memiliki kandungan lemak danmgula yang tinggi, namun rendah akan vitamin, mineral, serat, serta mikronutrien lain yang dibutuhkan tubuh1. Remaja mudah sekali dipengaruhi oleh lingkunganndan teman terdekat, remaja juga mudah mengikuti perkembangan zaman seperti dalam halnya makanan modern. Tempat-tempat makan tersebutmmenjual berbagai macam makanan produklolahan yang dikenal dengan makanan cepattisaji2. Kesalahan dalam memilih makanan dapat menyebabkan timbulnya berbagai masalahhgizi yang akhirnya memengaruhi status gizi yang salah satunya merupakan kejadian anemia3.

Anemia defisiensimbesi merupakan masalah kesehatannmasyarakat yang banyakkterjadi dan tersebar di seluruh duniawterutama di negaramberkembang, anemia banyakkterjadi terutama pada usiaaremaja baik kelompok pria maupunnwanita. Gangguan gizi pada usiamremaja yang seringiiterjadi diantaranyaiiadalah kekurangan energimdan protein, anemia gizi serta defisiensiiberbagai macam vitamin4.

Anemia defisiensimbesi dapat mengakibatkan gangguannfungsi hemoglobin yanggberfungsi sebagai alatttranspor oksigen. Zattbesi sendiri sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk pembentukanihemoglobin, mioglobin, dan berbagainenzim. Dilihat dari alat penyerapannzat besi diiusus, manusia dipersiapkan untukimenerima zat besi yangiberasal dari sumberrhewani, tetapi kemudian pola makannberubah dimana sebagiannbesar zat besi berasalldari sumber nabati, tetapi perangkattabsorpsi zat besi tidakkmengalaminevolusi yang sama, sehingga banyak menimbulkanldefisiensi zat besi. Dampakklain anemiaadefisiensi zat besi adalahhproduktivitas rendah, perkembanganmmental dan kecerdasan terhambat, menurunnya sistem imunitasstubuh, dan morbiditas5.

Anemia dapat menyebabkanmmudah lelah, konsentrasibbelajar menurunnsehingga prestasibbelajar rendah, dan dapatmmenurunkan produktivitasiikerja. Remaja yang menderitamanemia dapat mengalami gangguannpertumbuhan, penurunan dayamkonsentrasi belajar, dan kurang bersemangat dalammmenjalani aktivitas dikarenakan cepat merasa lelah.

Defisiensiibesi dapat memengaruhi pemusatannperhatian, kecerdasan, dan prestasiibelajar di sekolah6.

Berdasarkan uraian latarlbelakang di atas, penulis tertarikkuntuk mengangkat topik mengenai pengaruh makananncepat saji terhadappkonsentrasi belajar pada remaja yang rutin mengonsumsi makananccepat saji. Hal tersebut juga berdasarkan bahwa makananncepat saji sudahjmenjadi makanannfavorit yang di konsumsi secarajglobal.

BAHAN DAN METODEZ

Penelitian ini menggunakannmetode analytic cross-sectionalnstudy dimana variabelnterikat dan variabelsbebas diamatinhanya satuskali. Penelitian iniddiikuti oleh 106 remaja SMA di kecamatan Denpasar Barat, kota Denpasar. Penelitian ini dilakukan di SMA Kristen Global Tourism Anugrah, SMA Negeri 2 Denpasar, dan SMA Katolik Santo Yoseph pada tahun ajaran 2020-2021 pada bulan Januari sampai Maret tahun 2021. Teknik consecutive sampling digunakan dalam penentuan pengambilan sampel pada penelitian ini dimana sampel harus memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan. Kriterianinklusi penelitian ini yaitu bersedia berpartisipasi dalam penelitian dengan mengisi lembar inform consent dan kuesioner yang diberikan dan siswa atau siswi SMA Negeri 2 Denpasar, SMA Kristen Global Tourism Anugrah, dan SMA Katolik Santo Yoseph, kota Denpasar. Tidak terdapat kriteria eksklusi pada penelitian ini.

Data pada penelitianndianalisis menggunakan perangkat lunak StatisticallPackage for thesSocial Science (SPSS). Analisissuntuk uji hipotesis pada penelitian ini dilakukanmdengan uji korelasi. Penelitianmini sudahvmemiliki izin oleh Komisi EtikPPenelitian FakultasiiKedokteran Universitas Udayana dengan nomor surat 523/UN14.2.2.VII.14/LP/2020.

HASIL|

Penelitianndilakukan dengan menggunakan sampel dari 3 SMA di kecamatan Denpasar Barat, kota Denpasar, yaitu SMA Negeri 2 Denpasar, SMA Kristen Global Tourism Anugrah, dan SMA Katolik Santo Yoseph, pada Bulan Januari sampai Maret 2021. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara online. Penelitian ini dilakukan dengan melibatkan 106 sampel yang memenuhi kriteria inklusi.

  • 3.1.    Analisis Univariat

Tabel 1. KarakteristikjResponden

Karakteristik lResponden


Jumlahi(n)


Persentasei(%)


JenisjKelamin

iLaki-lakii

36

34,0

Perempuanl

70

66,0

Umur

14

1

0,9

15

71

67,0

16

30

28,3

17

3

2,8

18

1

0,9

FrekuensiiKonsumsi MakananiCepat Saji

Jarang Mengonsumsi MakananiCepat Saji                42                         39,6

Sering Mengonsumsi MakananiCepat Saji                64                         60,4

Konsentrasi Belajar

Mudah Berkonsentrasi                         54

50,9

Sulit Berkonsentrasi                             52

49,1

Berdasarkan tabel tersebut, persebaran responden menurut jeniskkelamin yaitu dari 106 responden yangddidapatkan, terdapat 36 responden berjenis kelamin laki-laki (34,0%) dan sebanyak 70 responden berjenis kelaminlperempuan (66,0%).

Kemudian, didapatkan persebaran jumlahjdan persentasenumur responden terbanyakkdi usia 15 tahunnsebanyak 71 responden (67,0%). Sedangkan jumlah| persentasesterkecil yaitu pada usia 14 dan 18 tahun dengan masing-masing 1 responden (0,9%).

Tingkat frekuensi konsumsi makanan cepat saji per minggu yaitu 42 responden (39,6%) termasuk dalam kategori jarang mengonsumsi makanan cepat saji dan 64 responden (60,4%) masuk dalammikategori sering

mengonsumsi makanan cepat saji. Hal inijditentukan berdasarkan hasil ujisnormalitas dan penentuansmedian sebagai titikmpotong data frekuensi konsumsi makanan cepat saji responden.

Hasil pengategorian konsentrasi belajar didapatkan bahwa sebanyak 54 responden (50,9%) termasuk dalam kategori mudah berkonsentrasi dan 52 responden (49,1%) masuk dalam kategori sulit berkonsentrasi. Hal ini ditentukan berdasarkan hasiliuji normalitas dan penentuan mediannsebagai titik potong data konsentrasi belajar.

  • 3.2.    Analisis Bivariat

    Tabel 2. Tabulasi SilangiFrekuensi Konsumsi MakananiCepat Saji Per Minggu dengan Konsentrasi Belajar

    Konsentrasi Belajar

    Jumlah

    Mudah Berkonsentrasi

    Sulit Berkonsentrasi

    Jarang Mengonsumsi MakananlCepat Saji

    21

    21

    42

    Sering Mengonsumsi MakananlCepat Saji

    33

    31

    64

    Jumlah

    54

    52

    106

Tabel 3. Uji Chi-square Frekuensi Konsumsi Makanan Cepat Saji Per Minggu dengan Konsentrasi Belajar

Interval Kepercayaan 95%

Variabel

Upper

Lower

Signifikansi

Odd Ratio (OR)

Frekuensi Konsumsi Makanan Cepat Saji Per Minggu dengan

2,046

0,431

0,875

0,939

Konsentrasi Belajar


Berdasarkan uji Pearson Chi-square antara frekuensi konsumsi makanan cepat saji per minggu dengan konsentrasi belajar didapatkan nilai pjvalue sebesar 0,875 sehingga nilaittersebut beradaddiatas nilaijα (0,05). Halnini menunjukkan bahwa data yang didapatkan tidakmimemiliki hasilmiyang signifikan.

Pada nilai odd ratio yang didapatkan yaitu 0,939 yang dapat diinterpretasikan sebagai mereka yang sering mengonsumsi makanan cepat saji dapat mengalami penurunan konsentrasi belajar sebesar 0,939 kali lipat, walaupun data yang dimiliki tidak signifikan.

PEMBAHASANn

Berdasarkan analisis bivariat dengan menggunakanjkorelasi Chi-square yang telahjdilakukan terhadap kedua variabel, didapatkanninterpretasi hasil akhirrpenelitian ini yaitu frekuensi konsumsi makanan cepat saji per minggu tidak memiliki hubungan terhadap konsentrasi belajar. Halnini dikarenakannbahwa hasil analisis yang didapatmmenunjukan nilai signifikansi antara frekuensi konsumsi makanan cepat saji per minggu dengan konsentrasi belajar sebesar 0,875 serta odd ratio menunjukan nilai 0,939. Olehkkarena hasil yang didapatkanndapat disimpulkan bahwanhipotesis nol (H0) diterima dan hipotesissalternatif (Ha) ditolak. Denganndemikian dapat dikatakannbahwa tidak ada pengaruh makananmcepat saji terhadap konsentrasi belajar pada remaja yang rutin mengonsumsi makanan cepat saji.

Timbulnya hasilkpenelitian ini dapat disebabkan oleh karena banyaknya variabel perancu, seperti kadar Hb, makanan lain, dan tingkat gizi dari setiap responden, faktor lingkungan, faktor sosial dan ekonomi, serta berbagai faktor lainnya yang dapat memengaruhi konsentrasi belajar. Selain keadaan yang tidak anemiajatau kadar hemoglobin|darah yang normal, hasilbbelajar juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial dan non-sosial, sarananprasarana, dan tenaga pengajargyang terdapat di sekolah. Saranapprasarana yang cukup sertaatenaga pengajar yang berkompetensi dapat menunjanglkeberhasilan proses belajarritu sendiri. Lalu, seperti pada umumnya, orang-orang Indonesia mengonsumsi berbagai macam makanan setiap harinya. Hal ini berbanding terbalik dengan budaya konsumsi makanan pada negara-negara barat yang jauh lebih sering mengonsumsi satu tipe makanan, salah satunya makanan cepat saji.

Terdapat penelitian yang dilakukan oleh Sulistyoningtyas mengenai hubungan kebiasaan makan cepatmsaji dengan kejadian anemiawpada mahasiswa prodi DIV bidanmpendidik Universitas Aisyiyah Yogyakarta. Penelitian| ini menggunakan metode| penelitian deskriptif| korelasional serta menggunakan 35 sampel. Pengambilannsampel pada penelitianjini juga menggunakan teknik systemrrandom sampling. Uji statisik yang

digunakan adalah uji Chi-square. Berdasarkan penelitian ini dapatwdiketahui bahwa dari 22 responden yang jarang mengonsumsi makananncepat saji terdapat 14 remaja yangjmengalami anemia, sedangkan dari 13 respondennyang sering mengonsumsi makananjcepat saji terdapat 9 responden yang mengalami anemia. Termasuk tinggi angka kejadiannanemia pada remaja putripprodi DIV Bidan Pendidik dan dari hasil penghitungan Chi-square memperlihatkan bahwa nilai p| = 0,114, sehinggajdapat disimpulkan bahwa tidakmada hubunganmantara kebiasaan makan cepat saji dengan kejadian anemia. Hal inimmenunjukkan bahwa yang mengakibatkan anemia padawremaja di prodi D4 bidanmpendidik Universitas Aisyiyah Yogyakarta adalah faktor lain. Anemia yang terjadi pada mahasiswa dikarenakan faktor psikologis dan kelelahan. Banyak juga didapatkan hasil penelitian bahwa banyak yang mengonsumsi makanncepat saji tetapi tidakkmengalami anemia hal ini terjadikkarena jumlah proteinndan gizi yang dikomsumsi cukup, dan banyakkfaktor lain yang memengaruhi7.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Indrayani untuk mengetahui hubunganmantara kadar hemoglobin (Hb) dengan prestasimbelajar pada anak kelas 4ndan 5 sekolah dasar di Kelurahan Maasing KecamatannTuminting Kota Manado. Jenis penelitian yangjdigunakan adalah penelitian observasional dengan menggunakanimetode analitik denganipendekatan cross sectional. Uji statistik yang digunakan untuk menganalisisshubungan antar variabellmenggunakan uji Fisher'ssExact Test. Hasilluji Fisher'ssExact Test pada tingkattkemaknaan 95% diperoleh taraf|signifikansi atau nilai ppsebesar 1,000nyakni lebihhbesar dibandingkan α|=|0,05. Hal ini menunjukkanmbahwa tidak ada hubungannantara kadar hemoglobin dengannprestasi belajar siswa. Prestasi belajar| seseorang dapat dipengaruhijoleh teman-temanjbergaul. Temannbergaul yangnbaik akan berpengaruhhbaik terhadappdiri siswa begitu jugaasebaliknya, teman bergaulyyang jelekkpasti akan memberikanppengaruh yanggburuk bagi siswa. Selain itu juga kehidupannmasyarakat di sekitarssiswa juga berpengaruhtterhadap belajar siswa8.

Berbeda halnya dengan penelitiannyang dilakukan oleh Fitriani dengan judul hubungan asupan makananndengan kejadian anemiaadan nilai praktik padassiswi kelas XI BogaaSMKN 1 BuduranjSidoarjo. Penelitian ini menggunakan desain crossmsectional, subjek penelitianmsebanyak 32 orang yang diambil secara total sampling. Uji statisik yangmdigunakan adalah uji Pearson Correlation Test. Hasilppenelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan asupan makananndengan kejadian anemiaasiswi kelas XI Jasa Boga 1SSMKN 1 BuduranmSidoarjo denganntingkat signifikansi ρ|=|0,000 (α|=|0,05) dan korelasinsebesar 0,656. Kemudian hasil analisis statistik lainnya menunjukan adanya hubungan asupan makananldengan nilaippraktik siswikkelas XI Jasa Boga 1SSMKN 1 BudurannSidoarjo dengan tingkattsignifikansi

ρ|=|0,000 (α|=|0,05) dan korelasissebesar 0,635. Ditemukan juga adanya hubungan kejadian anemiaadengan nilai praktik siswilkelas XI Jasa Boga 1SSMKN 1 BuduranjSidoarjo dengan tingkatnsignifikansi ρ|=|0,000 (α|=|0,05) dan korelasibsebesar 0,778. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam hasillpenelitian ini diperoleh hasillbahwa ada hubunganjasupan makananjdengan kejadianlanemia dan nilaippraktik pada siswi kelas XI BoganSMKN 1 Buduran Sidoarjo9.

Penelitian berbeda yang membahas mengenai hubungannkejadian anemia dengan prestasilbelajar pada siswa remajaaputri kelas XI SMAjNegeri 1 Tanjungsari KecamatanmTanjungsari KabupatenwGunung Kidul Yogyakarta yang dilakukan olehSSudisa ini merupakan penelitian analitik korelasional dengan menggunakan desain crossssectional. Subjek penelitian sebanyak 60 orangyyang diambil menggunakannteknik total sampling. Analisis statistikjyang dilakukanldengan menggunakan uji Fisher’ssExact Test, diperolehlnilai p value 0,043 pada tingkatkkemaknaan 95%. Sehingga dapat disimpulkanjbahwa ada hubunganjantara kejadian anemia dengantprestasi belajar pada siswarremaja putri kelas XI SMAmNegeri 1 Tanjungsari Kecamatan TanjungsariwGunung Kidulntahun 2017. Berdasarkan faktor risiko kejadiannanemia terhadap prestasibbelajar yang kurang, diperolehmnilai odd rasiomprevalensi sebesar 0,772 hal inibberarti siswa remajapputri yang mengalami anemiaamemiliki risiko sebesar 0,772 kali lipat memperolehmiprestasi belajarmyang kurang dibandingkanjdengan yangttidak mengalami anemia10.

Hal inissesuai dengan teori yang melatarbelakangi penelitian ini yangjmengemukakan bahwa padaakondisi anemia atau pada keadaankkadar hemoglobin darah yangkkurang, konsentrasi dankkemampuan daya pikir seseorang juga akannmenurun. Makanan yang sering dikonsumsi pada zaman sekarang memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan neurologis dari remaja. Biasanya remaja untuk pertama kalinya memiliki kebebasan dalam gaya hidup dan pemilihan makanan yang dikomsumsinya11. Makananncepat saji sebagai makananjyang tinggi kalori dan memiliki nutrisi rendah yang selalu tersedia di mana saja dan memiliki harga yang terjangkau, membuat makanan cepat saji menjadi menarik untuk para remaja. Remaja merupakan golongan usia yang memiliki tingkat konsumsi makanan rendah gizi yang paling tinggi dibandingkan dengan golongan usia lain12. Keadaan ini merupakan masalah yang semakinnmeningkat di kalangan anak-anak danrremaja. Maka dari itu, anak-anak dan remaja yanglsering mengonsumsi makananjcepat saji biasanya memiliki kesulitan dalam berkonsentrasi di sekolah.

Kebiasaan mengonsumsi camilan yanggrendah gizi dan makananjcepat saji menyebabkan remajattidak mampu memenuhi kebutuhan zat gizi yangjdibutuhkan oleh tubuhnyaauntuk proses pembentukanjhemoglobin (Hb). Bila hal ini terjadiidalam jangka waktuiyang lama, maka dapat menyebabkan penurunan kadar Hb yang berujung pada kejadian anemia13.

Anemia pada remaja akanmberdampak pada penurunan kesegaranvvjasmani dan kemampuan konsentrasimsehingga dapat menyebabkan penurunan prestasi belajar dan gangguan pertumbuhan. Hal ini menyebabkan tinggiibadan dan berat badan remaja tidak mencapai normal14. Tingkat gejalaaaanemia tergantung kepada seberapaccepat cadangan zat besi

tubuhmmenurun. Gejala yangmumum terjadi seperti mudahhtersinggung, kuranggberenergi, muka pucat, dan sulittberpikir15.

Defisiensi     besisissebagai     penyebab     anemia

terbanyaknmengakibatkan kadarhhemoglobin sebagai media transpor oksigenddalam darah akannberkurang, sehingga bisammengurangi laju metabolismessel dan berpengaruh negatifmimterhadap perkembangan psikomotorsserta intelektual seseorangssehingga terjadi penurunanwproduktivitas kerja maupunwkemampuan konsentrasi belajar16. Konsentrasi seorang siswaadalam proses belajarrmengajar dapat memengaruhi daya pikir siswa tersebut, yang mana hal ini akan berdampak terhadap tingkat prestasi yang dicapainya.

Pada periode anaknmenjalani pendidikan dasar merupakanntitik awal anak mengalamipperkembangan kognitif sehinggaiiseorang   anak sangatnmembutuhkan perhatian

danjdukungan dari orang tua. Prosesjberpikir, belajar danjberaktivitas juga perlujdidukung oleh nutrisi yangmcukup dan seimbangmagar hal tersebut tidak terhambat17.

  • 1.    SIMPULAN

Hasil kesimpulan berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan menggunakanmuji Chi-square didapatkan hasil sebagai berikut:

  • 1.  Hasil analisis univariat didapatkan jumlah responden yang

jarangxmengonsumsi makanan cepattsaji yaitu terdapat 42 responden     (39,6%)     dan    responden    yang

seringmmengonsumsi makanan cepatvsaji yaitu sebesar 64 responden (60,4%). Jumlah responden yang termasuk dalam kategori mudah berkonsentrasi yaitu terdapat 54 responden (50,9%) dan responden yang termasuk dalam kategori sulit berkonsentrasi sebesar 52 responden (49,1%).

  • 2.    Hasil analisis bivariat didapatkan tidak ada pengaruh makanan cepat saji terhadap konsentrasi belajar pada remaja yang rutin mengonsumsi makanan cepat saji.

  • 2.    SARAN

Adapula saranmyang dapat diberikan untuk penelitiannini yaitu perlu dilakukannpenelitian lanjutan yang bertujuan untuk menganalisis faktor risiko lain yang dapat menyebabkan penurunan konsentrasi belajar pada remaja. Penelitianmini juga dapat digunakan sebagaimacuan dalam penyusunan program yang berkaitan dengan kejadian anemia pada siswa-siswi. Berdasarkanmpenelitian ini, dapat diberikanmsaran bahwa setiap remaja dapat mengurangi jumlah konsumsi makanan cepat saji dan mengganti pola makanjdengan gizijseimbang.

DAFTAR PUSTAKA

  • 1.    Virgianto, G.nPurwaningsih, E. Konsumsi Fast FoodnSebagai Faktor Resiko TerjadinyaaObesitas Pada RemajaaUsia 15-17 Tahun. 2006;27(1):39-46

  • 2.  ProverawatinA.  IlmunGizi Untuk Keperawatan &

GizijKesehatan. PT MuhajMedika. 2010.

  • 3.    Hasibuan, Malayu S.P. ManajemeniSumber Daya Manusia, EdisiiRevisi. BumiiAksara. 2005.

  • 4.  KhomsannA.   Panganndan   Gizi untukkKesehatan.

RajajGrafindo Persada. 2003.

  • 5.    Bakta, I. M. Anemia Defisiensiibesi dalam Buku Ajar Ilmu PenyakittDalam Jilid II 5th. FKUI. 2006.

  • 6.    Almatsier, S. Prinsip Dasar IlmuuGizi. Gramedia PustakaaUtama. 2009.

  • 7.    Sulistyoningtyas S. Hubungan Kebiasaan Makan CepatmSaji Dengan Kejadian Anemia Pada MahasiswaaProdi Div Bidan PendidikiUniversitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. Jurnal Keperawatan Intan Husada. 2018;6(2):18-20.

  • 8.    IndrayaniiI. HubungannAntara KadarrHemoglobin (Hb) DengannPrestasi BelajarrPada Anak Kelas 4 Danm5 SekolahmDasar Di KelurahanmMaasing Kecamatan TumintingmKota Manado. Jurnal Penelitian Kesehatan SuaraaForikes. 2011;3(2):31-51.

  • 9.    Fitriani K. Hubungan AsupannMakanan Dengan KejadiannAnemia Dan Nilai PraktikkPada Siswi Kelas XI Boga SMKN 1mBuduran Sidoarjo. e-journal  boga.

2014;3(1):46-53.

  • 10.    Sudisa A. Hubungan KejadiannAnemia Dengan PrestasiiBelajar Pada SiswaiRemaja PutriiKelas XI SMA Negeri 1 TanjungsarimiKecamatan Tanjungsari|Kabupaten Gunung KiduliYogyakarta. 2017;8(1):19-26.

  • 11.    Story,| M., dan French,| S. FooddAdvertising and MarketingnDirected at Children anddAdolescents in the US. InternationalnJournal of Behavioral Nutritionjand Physical Activity. 2004;1(3):27-29.

  • 12.    Lipsky, LM, Nansel, TR, Haynie, DL, Liu, D, Li, K, Pratt, CA, Simons-Morton, B. Dietnquality of US adolescentssduring the transition toaadulthood: Changes anddpredictors. The AmericanjJournal of Clinical Nutrition. 2017;105:1424–1432.

  • 13.    Sitanggang,    MayamRumondang.    Faktor    yang

MempengaruhinAnemia Pada RemajamPutri di SMA PrimamTembung. Fakultas Farmasi dan Kesehatan. Intitusi Kesehatan Helvetia. Medan. 2019;7(1);20-21.

  • 14.    AstawannM dan Kasih LM. KhasiattWarna-Warni Makanan. GramediaaPustaka Utama. 2008.

  • 15.    DienyyF.    PermasalahaniGizi    Pada RemajaaPutri.

GrahaaIlmu. 2014.

  • 16.    Prasetya KAH. HubunganiAntara Anemia Dengan PrestasiiBelajar Pada SiswiiKelas XI Di SMAN I AbiansemallBadung. E-Jurnal Medika. 2019;(8)1:30-33.

  • 17.    Devi N. GiziiAnak Sekolah. PT KompassMedia Nusantara. 2012.

http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum

doi:10.24843.MU.2022.V11.i10.P12

74