GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KUTA SELATAN
on

ISSN: 2597-8012 JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL.10 NO.4,APRIL, 2021


Diterima:03-05-2021 Revisi:17-05-2021 Accepted: 25-05-2021
GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KUTA SELATAN
Pande Made Respa Dharma Syantih1, Dyah Pradnyaparamita Duarsa2, Gde Ngurah Indraguna Pinatih2
1Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Denpasar, Bali
2Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas dan Kedokteran Pencegahan (IKK/IKP) Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Denpasar, Bali
Email: [email protected]
ABSTRAK
Anemiai dapati didefinisikani sebagaii suatui keadaani dimanai kadari hemoglobini (Hb)i dalami darahi kurangi darii normal.i Anemiai merupakani gangguani hematologii yangi palingi seringi terjadii selamai masai kehamilan.i Penelitiani inii bertujuani untuki mengetahuii gambarani kejadiani anemiai padai ibui hamili dii Puskesmasi Kutai Selatan.i Penelitiani inii dilakukani dengani metodei deskriptifi menggunakani studii potongi lintang.i Datai penelitiani diperolehi darii datai sekunderi dani jumlahi sampeli yangi digunakani adalahi sebanyaki 115i orang.i Hasili penelitiani menunjukkani proporsii kejadiani anemiai padai ibui hamili dii Puskesmasi Kutai Selatani tahuni 2018i adalahi sebanyaki 63iorangi (54,8%).i Kejadiani anemiai padai ibui hamili sebagiani besari terjadii padai ibui dengani usiai 20-35i tahun,i ibui dengani usiai kehamilani trimesteri II,i ibui dengani jaraki kehamilani ≥2i tahuni dani ibui dengani jumlahi paritasi ≤3i kali.i Padai penelitiani inii terdapati hubungani yangi signifikani antarai usiai kehamilani dengani kejadiani anemiai padai ibui hamil. Namun, terdapat hubungan yang tidak signifikan antara usia ibu, jarak kehamilan dan jumlah paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kuta Selatan. Temuan ini bermanfaat untuk menambah informasi dan refrensi mengenai data kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kuta Selatan.
Kata Kunci : anemia, ibu hamil, faktor risiko.
ABSTRACT
Anemiai cani bei definedi asi aiconditioni wherei thei leveli ofi hemoglobini (Hb)i ini thei bloodi isi lessi thani normal.i Anemiai isi thei mosti frequenti hematologicali disorderi duringi pregnancy.Thisi studyi aimsi toi determinei thei descriptioni ofithei incidencei ofi anemiai ini pregnanti womeni ati thei Southi Kutai Healthi Center.i Thisi researchi wasi conductedi withi ai descriptivei methodi usingi ai cross-sectionali study.i Thei researchi datai wasi obtainedi fromi secondaryi datai andi thei numberi ofi samplesi usedi wasi 115i people.i Thei resultsi showedi thei proportioni ofi anemiai ini pregnanti womeni ini thei Southi Kutai Healthi Centeri ini 2018i wasi 63i peoplei (54.8%).i Thei incidencei ofi anemiai ini pregnanti womeni mostlyi occursi ini mothersi agedi 20-35i years,i mothersi withi secondi trimesteri gestationali age,i mothersi withi ai 2-yeari gapi ini pregnancyi andi mothersi withi ai totali parityi ofi 3i times.i Ini thisi studyi therei isi ai significanti relationshipi betweeni gestationali agei andi thei incidencei ofi anemiai ini pregnanti women. However, there was no significant relationship between maternal age, pregnancy distance and the number of parities with the incidence of anemia in pregnant women at the South Kuta Health Center. This finding is useful to add information and references regarding data on the incidence of anemia in pregnant women at the South Kuta Health Center.
Keywords : anemia, pregnant mother, risk factors.
PENDAHULUAN
Kehamilani merupakani periodei yangi uniki dalami fasei awali kehidupan,i banyaki hali dapati berpengaruhi dalami fasei inii yangi dapati berdampaki padai kesehatani ibui dani kesehatani generasii berikutnya.1i Anemiai padai kehamilani merupakani salahi satui masalahi pentingi yangi sangati berpengaruh,i terkaiti dengani insidennyai yangi tinggii dani komplikasii yangi dapati ditimbulkani untuki ibui dani janin.i Berdasarkani WHOi 2015,i Prevalensii anemiai padai kehamilani secarai globali mencapaii 38,2%i dani hasili Riskesdasi terbarui tahuni 2018i menyatakani anemiai ibui hamili dii Indonesiai mengalamii peningkatani darii 37,1%i dii tahuni 2013i menjadii 48,9%i dii tahuni 2018.2,3
Anemia merupakan suatu kondisi dimana jumlah eritrosit/ sel darah merah ( termasuk kemampuannya untuk membawa oksigen) tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan fisiologis tubuh dan ibu hamil akan digolongkan anemia jika kadar Hemoglobin (Hb) kurang dari 11 gr/dL.4 Pada wanita hamil, secara fisiologis kadar hemoglobin (Hb) memang akan lebih rendah jika dibandingkan wanita tidak hamil sehingga wanita hamil memang lebih rentan terkena anemia, hal ini karena ibu hamil akan mengalami perubahan anatomis dan fisiologis yang signifikan untuk memelihara dan mengakomodasi janin yang sedang berkembang.5 Biasanyai volumei darahi ibui akani mulaii meningkati padai 6i minggui pertamai kehamilan,i sebagiani besari peningkatannyai akani mencapaii 50%i padai minggui ke–i34ikehamilanidani akani sebandingi dengani berati lahiri bayi,i karenai ekspansii dalami volumei plasmai darahi tidaki seimbangi dengani peningkatani massai seli darahi merah,i akani menyebabkani hemodilusii fisiologisi yangi mengakibatkani penurunani kadari hemoglobini (Hb),i hematokriti (Hct)i dani redi bloodi celli count.5,6i Selaini itu,i kurangnyai konsumsii besii darii makanani dani nafsui makani ibui yangi menuruni akibati adanyai emesisi gravidarumi (muali dani muntah)i dii awali kehamilani ataui terjadii pendarahani menahuni akibati parasiti sepertii ankilostomiasisi jugai menjadii penyebabi anemiai dalami kehamilan.7
Anemia pada kehamilan ini bukan tanpa risiko, bahkan WHO sendiri menyatakan anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat yang paling serius secara global dan menjadi penyebab kedua kecacatan didunia.8 Padai wanitai hamil,i anemiai dapati meningkatkani frekuensii komplikasii padai kehamilani dani persalinan,i risikoi kematiani maternal,i angkai premarturitas,i berati badani lahiri rendahi dani angkai kematiani perinatali meningkat.9i Melihati tingginyai insideni anemiai padai kehamilani
dani banyaknyai dampaki yangi mungkini ditimbulkani anemiai padai kehamilani kedepannya,i penulisi tertariki untuki mengetahuii lebihi lanjuti mengenaii angkai kejadiani ataui prevalensii anemiai padai ibui hamili dii daerahi Balii khususnyai dii puskesmasi Kutai Selatani kabupateni Badung.i Puskesmasi Kutai Selatani memilikii cakupani wilayahi kerjai keduai terluasi dii kabupateni Badungi i dani jumlahi kunjungani ibui hamili yangi terbilangi tinggii yaitui sekitari 1.626i orangi padai tahuni 2013.10,11 Selain itu, sampai saat ini masih belum ada pelaporan resmi mengenai proporsi kejadian anemia ibu hamil di puskesmas Kuta Selatan. Sehingga diperlukan penelitian mengenai anemia dalam kehamilan termasuk mengenai gambaran kejadian anemia dan faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil untuk menambah informasi, edukasi dan menunjang data bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian serupa.
BAHAN DAN METODE
Penelitiani inii merupakani penelitiani deskriptifi menggunakani studii potongi lintangi dimanai dilakukani dii Puskesmasi Kutai Selatan,i Kabupateni Badung,i Provinsii Bali.i Datai penelitiani diperolehi darii datai sekunderi yaitui bukui kohorti ibui Puskesmasi Kutai Selatani periodei Januarii 2018i sampaii Desemberi 2018.i Subyeki penelitiani dipilihi darii populasii yangi memenuhii kriteriai inklusii yaitui Ibui hamili yangi melakukani kunjungani pertamai (K1)i dani melakukani pemeriksaani kadari hemoglobini dii Puskesmasi Kutai Selatani periodei Januarii sampaii Desemberi tahuni 2018.i Sertai tidaki memenuhii kriteriai eksklusii yaitui Ibui i hamili denganidataitidaki lengkap.
Tekniki pengambilani sampeli yaitui randomi sampling.i Jumlahi sampeli didapatkani melaluii penghitungani besari sampeli dengani Pi =i 0,48i makai Qi =i 1i –i Pi =i 0,52.i Besari ketetapani relatifi yangi ditetapkanni yaitui 10%i (di =i 0,1).i Besarnyai Zαi =i 1,96.i Berdasarkani pperhitungan,i dibutuhkani minimali 96i subjeki penelitiani dani untuki mengantisipasii kejadiani dropi outi sampeli makai jumlahi sampeli ditambahi 20%i darii nilaii ni yangi didapatkani sehinggai jumlahi sampeli keseluruhani menjadii 115i subjeki penelitian.i Pengambilani datai sampeli dicatati dalami aplikasii formi ekstraksii datai yaitui Microsofti exceli dani diolahi menggunakani softwarei SPSSi ver.i 23i untuki mendapatkani gambarani kejadiani anemiai padai ibui hamili i dani hubungani karakteristiki ibui hamili dengani kejadiani anemia.i Semuai hali itui akani disajikani dalami bentuki tabeli dani diberii penjelasan.i Penelitiani inii
telahi mendapati izini kelaikani etiki darii Komisii Etiki Penelititani (KEP)i Fakultasi Kedokterani Universitasi Udayanai dengani nomori surati 253/UN14.2.2VII.i 14/LP/2019.
HASIL
Berdasarkan tabel 1 proporsi kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kuta Selatan sebanyak 63 orang responden (54,8%) dan ibu hamil yang tidak anemia sebanyak 52 orang responden (45,2%).
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Anemia Ibu Hamil di Puskesmas Kuta Selatan
Kadar Hb |
Jumlah |
Persentase (%) |
Anemia |
63 |
54,8 |
Tidak Anemia |
52 |
45,2 |
Total |
115 |
100 |
Tabel 2. Distribusi Ibu Hamil berdasarkan Usia Ib di Puskesmas Kuta Selatan | ||
Usia Ibu (tahun) |
Jumlah |
Persentase (%) |
<20 |
5 |
4,3 |
20 -35 |
97 |
84,3 |
>35 |
13 |
11,3 |
Total |
115 |
100 |
Pada tabel 2 menunjukkan distribusi karakteristik ibu hamil berdasarkan usia yaitu sebanyak 5 responden (4,3%) dengan usia <20 tahun , 97 responden (84,3%) dengan usia 20 – 35 tahun dan 13 responden (11,3%) dengan usia >35 tahun.
Tabel 3. Distribusi Ibu Hamil berdasarkan Usia Kehamilan di Puskesmas Kuta Selatan
Usia Kehamilan (minggu) |
Jumlah |
Persentase (%) |
Trimester I (0-12) |
28 |
24,3 |
Trimester II (13-14) |
47 |
40,9 |
Trimester III (>24) |
40 |
34,8 |
Total |
115 |
100 |
Pada tabel 3 menunjukkan distribusi karakteristik ibu hamil berdasarkan karakteristik ibu hamil berdasarkan usia kehamilan adalah 28 responden (24,3%) pada usia kehamilan Trimester I (0-12 bulan ), 47 responden (40,9%) pada usia kehamilan Trimester II (13-24 bulan) dan 40 responden (34,8%) pada usia kehamilan Trimester III (>24 bulan).
Tabel 4. Distribusi Ibu Hamil berdasarkan Jarak Kehamilan di Puskesmas Kuta Selatan
Jarak Kehamilan (tahun) |
Jumlah |
Persentase (%) |
Berisiko (<2 tahun) |
6 |
5,2 |
Tidak Berisiko |
109 |
94,8 |
(≥ 2 tahun) | ||
Total |
115 |
100 |
Pada tabel 4 menunjukkan dari 115 responden ibu hamil di Puskesmas Kuta Selatan, ibu hamil dengan jarak kehamilan tidak berisiko paling banyak yaitu sebanyak 109 orang (94,8%) dan ibu hamil dengan jarak kehamilan berisiko sebanyak 6 orang (5,2%).
Tabel 5. Distribusi Ibu Hamil berdasarkan Jumlah Paritas di Puskesmas Kuta Selatan
Jumlah Paritas |
Jumlah |
Persentase (%) |
Berisiko (> 3 kali) |
6 |
5,2 |
Tidak Berisiko (≤ 3 |
109 |
94,8 |
kali) | ||
Total |
115 |
100 |
Pada tabel 5 didapatkan bahwa ibu hamil dengan jumlah paritas tidak berisiko paling banyak, yaitu sebanyak 109 orang (94,8%) dan ibu hamil dengan jarak kehamilan berisiko sebanyak 6 orang (5,2%).
Tabel 6. Hubungan antara usia ibu dengan kejadian anemia di Puskesmas Kuta Selatan
Usia Ibu (tahun) |
Kadar Hemoglobin |
Total |
P value | ||||
Anemia |
Tidak Anemia | ||||||
N |
% |
N |
% |
N |
% | ||
<20 |
4 |
80 |
1 |
20 |
5 |
100 | |
20-35 |
51 |
52,6 |
46 |
47,4 |
97 |
100 |
0,400 |
>35 |
8 |
61,5 |
5 |
38,5 |
13 |
100 | |
Total |
63 |
54,8 |
52 |
45,2 |
115 |
100 |
Berdasarkan tabel 6, dapat diketahui bahwa anemia pada kehamilan lebih sering terjadi pada kategori usia reproduksi aman reproduksi (2035 tahun) yaitu sebanyak 51 kasus (52,6%). Hasil uji statistik chi- square yang dilakukan pada usia ibu dan kadar hemoglobin menunjukkan nilai P=0,400 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara usia ibu dengan kejadian anemia ibu hamil di Puskesmas Kuta Selatan.
Tabel 7. Hubungan antara usia kehamilan dengan kejadian anemia di Puskesmas Kuta Selatan
Usia Kehamilan (minggu) |
Kadar Hemoglobin |
Total |
P value | ||||
Anemia |
Tidak Anemia | ||||||
N |
% |
N |
% |
N |
% | ||
Trimester I (0-12) Trimester II (13-24) Trimester III (>24) |
6 |
21,4 |
22 18 12 |
78,6 |
28 |
100 100 100 |
0,000 |
29 |
61,7 |
38,3 |
47 | ||||
28 |
70,0 |
30,0 |
40 | ||||
Total |
63 |
54,8 |
52 |
45,2 |
115 |
100 |
Berdasarkani tabeli 7,i dapati diketahuii bahwai anemiai padai kehamilani lebihi seringi terjadii padai usiai Trimesteri IIi yaitui sebanyaki 29i kasusi (61,7%).i Hasili ujii statistiki chi-i squarei yangi dilakukani padai usiai kehamilani dani kadari hemoglobini menunjukkani nilaii P=0,0001i (p<0,05)i yangi menunjukkani bahwai adai hubungani yangi signifikani antarai usiai kehamilani dengani kejadiani anemiai ibui hamili dii Puskesmasi Kutai Selatan.
Tabel 8. Hubungan antara jarak kehamilan dengan kejadian anemia di Puskesmas Kuta Selatan
Jarak Kehamilan |
Kadar Hemoglobin |
Total |
P value | |||||
Anemia |
Tidak Anemia | |||||||
N |
% |
N |
% |
N |
% | |||
Berisiko tahun) Tidak |
(<2 |
4 |
66,7 |
2 |
33,3 |
6 |
100 100 |
0,688 |
Berisiko 2 tahun) |
(≥ |
59 |
54,1 |
50 |
45,9 |
109 | ||
Total |
63 |
54,8 |
52 |
45,2 |
115 |
100 |
Berdasarkani tabeli 8,i dapati diketahuii bahwai anemiai padai kehamilani lebihi seringi terjadii padai ibui hamili dengani jaraki kehamilani tidaki berisikoi (≥2i tahun)i yaitui sebanyaki 59i kasusi (54,1%)i yangi mengalamii anemia.i Hasili ujii statistiki chi-i squarei yangi dilakukani padai jaraki kehamilani dani kadari hemoglobini menunjukkani nilaii P=0,688i makai dapatidisimpulkanibahwaitidaki adaihubungani yangi signifikani antarai jaraki kehamilani dengani kejadiani anemiai ibui hamili dii Puskesmasi Kutai Selatan.
Tabel 9. Hubungan antara jumlah paritas dengan kejadian anemia di Puskesmas Kuta Selatan
Jumlah Paritas |
Kadar Hemoglobin |
Total |
P value | ||||
Anemia |
Tidak Anemia | ||||||
N |
% |
N |
% |
N |
% | ||
Berisiko (> 3 kali) Tidak |
4 |
66,7 |
2 |
33,3 |
6 |
100 100 |
0,688 |
Berisiko (≤ 3 kali) |
59 |
54,1 |
50 |
45,9 |
109 | ||
Total |
63 |
54,8 |
52 |
45,2 |
115 |
100 |
Berdasarkan tabel 9, dapat diketahui bahwa anemia pada kehamilan lebih sering terjadi pada ibu hamil dengan jumlah paritas yang tidak berisiko (≤3 kali) yaitu sebanyak 59 kasus (54,1%) yang mengalami anemia. Hasil uji statistik chisquare yang dilakukan pada jumlah paritas dan kadar hemoglobin menunjukkan nilai P=0,688 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara jumlah paritas dengan kejadian anemia ibu hamil di Puskesmas Kuta Selatan.
PEMBAHASAN
Darii hasili datai penelitian,i diperolehi bahwai darii 115i orangi respondeni didapatkani datai proporsii kejadiani anemiai yangi dialamii ibui hamili dii Puskesmasi Kutai Selatani masihi lebihi banyaki yaitui sejumlahi 63i orangi respondeni (54,8%)i i daripadai proporsii ibui hamili yangi tidaki mengalamii anemiai sejumlahi 52i orangi (45,2%).i Hasili datai proprosii kejadiani anemiai inii sesuaii dengani datai penelitiani yangi dilakukani sebelumnyai olehi Hendrayanii dii Puskesmasi IIi Denpasari Selatani i bahwai tercatati adai 57,4%i kasusi anemiai padai ibui hamili padai tahuni 2011-2012.12i Anemiai merupakani suatui kondisii dimanai jumlahi eritrosit/i seli darahi merahi (termasuki kemampuannyai untuki membawai oksigen)i tidaki adekuatiuntukimemenuhii kebutuhani fisiologisi tubuh.4i Anemiai dalami kehamilani seringi disebabkani olehi prosesi hemodilusii fisiologisi yangi dialamii tubuhi ibui sendirii sehinggai secarai tidaki langsungi mengakibatkani penurunani i kadari hemoglobini (Hb)i dalami darah,i hali inii terjadii gunai mendukungi tumbuhi kembangi janini saati kehamilan.5i Selaini itu,i faktori laini yangi dapati mempengaruhii terjadinyai anemiaidalami kehamilani adalahi adanyai pengaruhi usiai saati hamil,i penyakiti infeksi,i usiai kehamilan,i jaraki kehamilan,i pendidikani dani kurangi gizii jugai dapati mempengaruhii kadari hemoglobini (Hb)i saati kehamilan.13i Anemiai padai ibui hamili merupakani salahi satui permasalahani yangi menyumbangkani tingginyai angkai mortalitasi ibui dani janin.14 Menurut Manuaba, anemia selama kehamilan dapat berdampak bagi ibu dan janin. Pengaruh dan bahaya anemia dalam kehamilan pada ibu dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya abortus, persalinan prematur, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi, ancaman dekompensasi kordi (Hb<6 g/dL), molahidatidosa, hiperemis gravidarum, pendarahan antepartum, ketuban pecah dini, bahaya saat persalinan maupun bahaya kala nipas. Sedangkan pada janin, dapat terjadi abortus, kematian intrauteri, persalinan prematuritas tinggi, berat badan lahir rendah
(BBLR), kelahiran dengan anemia dan dapat terjadi cacat bawaan.7 Pada ibu hamil yang anemia harus dipastikan penyebab anemianya sehingga intervensi yang diberikan tepat, selain itu, keseimbangan zat besi dalam tubuh ibu perlu diperhatikan mengingat banyaknya kebutuhan zat besi selama kehamilan, zat besi yang dikeluarkan harus diganti oleh zat besi yang di serap dari asupan makanan.15
Hubungan usia ibu dengan kejadian anemia
Berdasarkan data tabel 2 sebagiani besari ibui hamili yangi berobati dii polii KIAi Puskesmasi Kutai Selatani beradai padai kategorii kelompoki usiai amani reproduksii (20-35i tahun)i sejumlahi 97i orangi respondeni (84,3%).i Tabeli 6i menunjukkani karakteristiki kejadiani anemiai padai ibui hamili berdasarkani usiai ibui dani menunjukkani adai ataui tidaki hubungani antarai faktori usiai dengani kejadiani anemiai ibui hamili dii PuskesmasiKutai Selatan. Hasil data karakteristik anemia berdasarkan usia didapatkan angka kejadian anemia terbanyak terjadi pada ibu yang masuk kategori usia aman reproduksi (20-35 tahun) sebanyak 51 orang (61,5%) , untuk ibu yang tergolong usia terlalu muda (<20 tahun) terdapat 4 orang (80%) yang mengalami anemia, usia terlalu tua (>35 tahun) terdapat 8 orang (61,5%) yang mengalami anemia. Hal ini dikarenakan, kebanyakan sampel pada penelitian ini berada pada kelompok usia aman reproduksi. Hasil uji statistik menunjukkan nilai P=0,400 sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara usia ibu dengan kejadian ibu hamil di Puskesmas Kuta Selatan. Hasili penelitiani inii berbedai dengani penelitiani yangi dilakukani Fitrianii mengenaii faktori –i faktori yangi mempengaruhii kejadiani anemiai padai ibui hamili dii Puskesmasi Plereti Bantuli Tahuni 2016i yangi menunjukkani adai hubungani signifikani antarai pengaruhi usiai ibui dengani kejadiani anemiai ibui hamil.17 Kehamilan di usia < 20 tahun dan > 35 tahuni memilikii risikoi untuki mengalamii anemia.i Hal ini karena, di usia < 20 tahun secara biologis memangi belumi optimal,i emosinyai masihi cenderungi labili dani mentali belumi matangi sehinggai akani mudahi mengalamii keguncangani yangi akani berdampaki padai kurangnyai pemenuhani gizi.16 Selain itu, ibu hamil usia < 20 tahun, asupani besinyai akani terbagii antarai pertumbuhani biologisnyai sendirii dani janini yangi dikandungnya,i sedangkani Ibui hamili dii atasi usiai 35i tahuni cenderungi mengalamii anemiai disebabkani karenai pengaruhi turunnyai cadangani zati besii dalami tubuhi dani fungsii faali tubuhi sudahi tidaki optimal.18 Tidak adanya hubungan signifikan ini kemungkinan
terjadi karena perbedaan jumlah sampel penelitian dan hampir sebagian besar (84,3%) usia subjek pada penelitian ini berada pada kategori usia aman reproduksi (20-35 tahun).
Hubungan usia kehamilan dengan kejadian anemia
Tabel 3 menunjukkan mayoritas ibu yang berobat ke poli KIA Puskesmas Kuta Selatan berada pada usia kehamilan Trimester II dan III. Hasili tabulasii silangi antarai usiai kehamilani dani kejadiani anemiai ibui hamili dii Puskesmasi Kutai Selatani padai tabeli 7,i menunjukkani karakteristiki kejadiani anemiai padai ibui hamili berdasarkani usiai kehamilani dani menunjukkani adai ataui tidaki hubungani antarai faktori usiai kehamilani dengani kejadiani anemiai ibui hamili dii Puskesmasi Kutai Selatan.i Hasili datai karakteristiki anemiai berdasarkani usiai kehamilani didapatkani padai Trimesteri Ii (0-12i bulan)i ibui yangi mengalamii anemiaisebanyaki 6iorangi(21,4%),iTrimesteriIIiibui yangi mengalamii anemiai sebanyaki 29i orangi (61,7%)i dani Trimesteri IIIi ibui yangi mengalamii anemiai sebanyaki 28i orangi (70%).i Hasili ujii statistiki mendapatkani nilaii P=0,0001i (p<0,05)i yangi menunjukkani adanyai hubungani yangi signifikani antarai usiai kehamilani dengani kejadiani anemiai ibui hamili dii Puskesmasi Kutai Selatan.i Selamai kehamilani kadari hemoglobini ibui akani menuruni secarai progresifi darii usiai kehamilani 6i minggui sampaii sekitari usiai kehamilani 35i minggui yangi diakibatkani olehi prosesi fisiologisi yangi dialamii olehi tubuhi ibu.6 Hal ini cenderung menyebabkan kejadian anemia akan meningkat seiring bertambahnya trimester mengingat kebutuhan besi dan zat gizi lainnya juga akan meningkat seiring bertambahnya usia kehamilan.19 Hasil pada penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Prahesti mengenai Analisis faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia padai ibui hamili dii Puskesmasi Prambanan,i Sleman,i Yogyakartai yangi menyatakani adanyai hubungani yangi signifikani antarai usiai kehamilani dengani kejadiani anemiaipadai ibui hamil,i semakini tuaiumuri kehamilan,i makai semakini besari risikoi anemiai denganirisikoi 0,35ikali.20
Hubungan jarak kehamilan dengan kejadian anemia
Tabel 4 menunjukkan mayoritas ibu yang berobat ke poli KIA Puskesmas Kuta Selatan memiliki jarak kehamilan yang tidak berisiko (≥ 2 tahun) yakni 109 orang (94,8%) dari 115 orang responden dan ibu yang memiliki jarak kehamilan yang berisiko (<2 tahun) hanya 6 orang (5,2%).
Hasil tabulasi silang antara usia kehamilan dan kejadian anemia ibu hamil di Puskesmas Kuta Selatan pada tabel 8, menunjukkan karakteristik kejadian anemia pada ibu hamil berdasarkan jarak kehamilan dan menunjukkan ada atau tidak hubungan antara faktor jarak kehamilan dengan kejadian anemia ibu hamil di Puskesmas Kuta Selatan. Hasil data karakteristik anemia berdasarkan jarak kehamilan didapatkan dari 109 ibu yang jarak kehamilannya tidak berisiko (≥ 2 tahun) terdapat 59 orang (54,1%) mengalami anemia dan 50 orang (45,9%) yang tidak mengalami anemia. Sedangkan, dari total 5 orang ibu hamil yang jarak kehamilannya berisiko (<2 tahun) terdapat 4 orang (66,7%) yang mengalami anemia dan 2 orang (33,3%) yang tidak mengalami anemia. Hasil uji statistik pada jarak kehamilan dan kejadian anemia mendapatkan nilai P=0,688i yangi menunjukkani tidaki adanyai hubungani signifikani antarai jaraki kehamilani dengani kejadiani anemiai ibui hamili dii Puskesmasi Kutai Selatan.i Hasili inii berbedai i dengani penelitiani yangi dilakukani Deprikai mengenaii faktori –i faktori yangi berhubungani dengani kejadiani anemiai padai ibui hamili dii Puskesmasi Mantrijeroni Yogyakartai yangi menunjukkani adanyai hubungani signifikani antarai jaraki kehamilani dengani kejadiani anemiai padai ibui hamil.21i Jaraki kehamilani sangati mempengaruhii statusi anemiai padai ibui hamil,i jaraki kehamilani minimali 2i tahuni dii tujukani agari kondisii reproduksii dani tubuhi seorangi ibui kembalii pulihi sepertii kondisii saati belumi hamili dani menyusui.20 Tidak adanya hubungan yang signifikan pada penelitian ini kemungkinan disebabkan mayoritas ibu di Kuta Selatan memiliki jarak kehamilan yang tidak berisiko yaitu 94,8%.
Hubungan jumlah paritas dengan kejadian anemia
Tabel 5 menunjukkan mayoritas ibu yang berobat ke poli KIA Puskesmas Kuta Selatan memiliki jumlah paritas yang tidak berisiko (≤ 3 kali) yakni 109 orang (94,8%) dari 115 orang responden dan ibu yang memiliki jumlah paritas yang berisiko (> 3 kali) hanya 6 orang (5,2%). Hasil tabulasi silang antara jumlah paritas dan kejadian anemia ibu hamil di Puskesmas Kuta Selatan pada tabel 9, menunjukkan karakteristik kejadian anemia pada ibu hamil berdasarkan jumlah paritas dan menunjukkan ada atau tidak hubungan antara faktor jumlah paritas dengan kejadian anemia ibu hamil di Puskesmas Kuta Selatan. Hasil data karakteristik anemia berdasarkan jumlah paritas didapatkan dari 109i ibui yangijaraki kehamilannyai tidakiberisikoi(≥i 2itahun)i
terdapati 59i orangi (54,1%)i mengalamii anemiai dani 50i orangi (45,9%)i yangi tidaki mengalamii anemia.i Sedangkan,i darii totali 5i orangi ibui hamili yangi jaraki kehamilannyai berisikoi (<2i tahun)i i terdapati 4i orangi (66,7%)i yangi mengalamii anemiai dani 2i orangi (33,3%)i yangi tidaki mengalamii anemia.i Hasili ujii statistiki padai jaraki kehamilani dani kejadiani anemiai mendapatkani nilaii P=0,688i yangi menunjukkani tidaki adanyai hubungani signifikani antarai jaraki kehamilani dengani kejadiani anemiai ibui hamili dii Puskesmasi Kutai Selatan.i Hasili inii berbedai i dengani penelitiani yangi dilakukani Deprika mengenaii faktori –i faktori yangi berhubungani dengani kejadiani anemiai padai ibui hamili dii Puskesmasi Mantrijeroni Yogyakartai yangi menunjukkani adanyai hubungani signifikani antarai jaraki kehamilani dengani kejadiani anemiai padai ibui hamil.21 Jumlah paritas > 3 kali cenderung akan memiliki risiko anemia yang lebih tinggi, karena pada kehamilan yang berulang akan menimbulkan kerusakan pembuluh darah dan dinding uterus yang biasanya akan mempengaruhi suplai nutrisi ke janin. Selain itu, paritas atau kehamilan yang terlalu sering akan mengakibatkan penurunan cadangan zat besi serta proses hemodilusi fisiologis yang terjadi cenderung akan lebih besar lagi sehingga risiko untuk terjadinya anemia dan komplikasi persalinan lainnya juga akan meningkat.22 Tidak adanya hubungan yang signifikan pada penelitian ini kemungkinan disebabkan mayoritas ibu di Kuta Selatan memiliki jumlah paritas yang tidak berisiko yaitu 94,8%.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian proporsi kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Kuta Selatan tahun 2018 adalah sebanyak 63 orang (54,8%). Kejadian anemia pada ibu hamil sebagian besar terjadi pada ibu dengan usia 20-35 tahun, ibu dengan usia kehamilan trimester II, ibui dengani jaraki kehamilani ≥2i tahuni dani ibui dengani jumlahi paritasi ≤3i kali.i Padai penelitiani inii terdapati hubungani yangi signifikani antarai usiai kehamilani dengani kejadiani anemiai padai ibui hamil.i Namun,i terdapati hubungani yangi tidaki signifikani antarai usiai ibu,i jaraki kehamilani dani jumlahi paritasi dengani kejadiani anemiai padai ibui hamili dii Puskesmasi Kutai Selatan.
SARAN
Mengingat keterbatasan penelitian karena penggunaan data sekunder perlu dilakukan penelitian lebihi lanjuti dengani merekonstruksii
modeli penelitiani dani penambahani variabeli karakteristiki berupai pekerjaani pasien,i pendidikan,i konsumsii tableti Fe,i statusi KEK,i kebiasaani untuki ANCi dani sebagainyai padai penelitiani selanjutnya,i agari dapati mengetahuii lebihi jelasi faktori risikoi terjadinyai anemiai padai kehamilan.i Lalui perlui bagii Puskesmasi untuki melakukani peningkatani
kelengkapani dani kerapiani pencatatani agari datai padai bukui kohorti ibui dapati menjadii sumberi informasi yang lebih akurat serta melaksanakan penyuluhan secara rutin pada ibu untuk memiliki kesadaran tentang adanya anemia dalam kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA
-
1. Cetin I dan Laoreti A. The importance of maternal nutrition for health. Journal of Pediatric Neonatal Individual Medicine. 2015;4(2):1-3.
-
2. WHO. The global prevalence of anaemia in 2011 [Internet]. Who.int. 2015. [diakses pada 31 Agustus 2018].
-
3. Riskesdas [Internet]. Depkes.go.id. 2018 [diakses pada 2 Januari 2019].
-
4. WHO.i Haemoglobini concentrationsi fori thei diagnosisi ofi anaemiai andi assessmenti ofi severityi [Internet].i Who.int.i 2011i [diaksesi padai 3i Septemberi 2018].i
-
5. Soma-Pillayi P,i Nelson-Piercyi C,i Tolppaneni
H,i Mebazaai A.i Physiologicali changesi ini pregnancy.i Cardiovasculari Journali ofi Africa.i 2016;27(2):89-94.
-
6. Horowitz, K., Ingardia, C. and Borgida, A. Anemia in Pregnancy. Clinics in Laboratory Medicine. 2013;33(2):281-291
-
7. Manuaba. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2013. h38-40.
-
8. WHO. Micronutrient Deficiencies [Internet]. Who.int. 2014 [diakses pada 3 September
2018].
-
9. Rukiyah dan Yulianti. Asuhan Kebidanan (Patologi). Jakarta:TIM; 2010.
-
10. Dinas Kesehatan Kabupaten Badung. Profil Kesehatan Kabupaten Badung Tahun 2017. Badung: Dinas Kesehatan Kabupaten Badung; 2018.
-
11. Dinkes badung. Situs Resmi Puskesmas Kuta Selatan [Internet]. Dikes.badungkab.go.id. 2013. [diakses pada 11 November 2018].
-
12. Hendrayani, M., Sawitri, A. dan Karmaya, M. Perilaku pemeriksaan antenatal sebagai faktor risiko anemia gizi ibu hamil di Puskesmas II Denpasar Selatan tahun 2012. Public Health
and Preventive Medicine Archive. 2013; 1(1):1-2.
. Zamzam, I. Prevalensi Anemia dan Faktor yang Mempengaruhi Kadar Hemoglobin Pada Wanita Hamil di Rumah Sakit Umum Hasanah Graha Afiah Depok Periode April 2016 – Juli 2017. 2017. Skripsi. Universita Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
. Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2015.
. Rahmawati, E. Asuhan Kebidanan. Jakarta :Victory Inti Cipta; 2011.
. Surinati, I. Perbedaan Berat Badan Lahir Dan Berat Plasenta Lahir Pada Ibu Hamil Aterm Dengan Anemia Dan Tidak Anemia Di Rsud Wangaya Kota Denpasar Tahun 2011. 2012. Thesis. Universitas Udayana.
. Fitriani,i A.i Faktori Faktori Yangi
Mempengaruhii Kejadiani Anemiai Padai Ibui Hamili Dii Puskesmasi Plereti Bantuli Tahuni 2016.i 2017.i Skripsi.i Universitasi ‘Aisyiyahi Yogyakarta.
. Proverawati,i A.i Anemiai dani Anemiai
Kehamilan.iYogyakarta:iNuhaiMedika;i2012.
. Quadrat-E-Elahi,i M.,i Rahman,i M.,i Momtaz,i S.,i Ferdousi,i M.i dani Bhuyan,i F.i Haemoglobini Statusi Ofi Pregnanti Womeni Ani Analysisi Ofi 1804i Cases.i Journali ofi Armedi Forcesi Medicali College,i Bangladesh.i 2012;7(2):18-20
. Prahesti,i R.i Analisai Faktori –i Faktori Yangi Berhubungani Dengani Kejadiani Anemiai Padai Ibui Hamili Dii Puskesmasi Prambanan,i Sleman,i Yogyakarta.i 2017.i Thesis.i Universitasi Sebelasi Mareti Surakarta.
. Deprika, C. Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta. 2017. Skripsi. Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
. Hidayati, I. dan Andyarini, E. Hubungan Jumlah Paritas dan Umur Kehamilan dengan Kejadian Anemia Ibu Hamil. Journal of Health Science and Prevention. 2018;2(1):42-47.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
doi:10.24843.MU.2021.V10.i5.P16
94
Discussion and feedback