ISSN: 2597-8012 JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL.10 NO.4,APRIL, 2021



Diterima:03-05-2021 Revisi:17-05-2021 Accepted: 25-05-2021

HUBUNGAN ASUPAN TOMAT TERHADAP TEKANAN DARAH PADA DEWASA TUA

Ni Made Winda Novitasari1, Ida Ayu Dewi Wiryanthini2, I Wayan GedeiSutadarma2 1Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2Departemen Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Udayana e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Di era-globalisasi ini terdapat banyak jenis penyakit degeneratif, salah satunya adalah hipertensi. Hipertensi adalah kondisi dimana terjadinya peningkatan pada dinding pembuluh darah arteri dalam jangka waktu yang lama. Penanganan secara non-farmakologis pada hipertensi dapat berupa mengatur perilaku hidup dengan lebih sehat seperti meningkatkan konsumsi buah dan sayur. Karotenoid, kalium, serat, dan asam lemak ω3 adalah zat gizi yang dapat mencegah hipertensi. Likopen adalah salah satu karotenoid yang terdapat dalam makanan. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan potong lintang dengan total 85 sampel. Pemeriksaan tekanan darah dilakukan kepada sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan untuk mengetahui jumlah konsumsi asupan tomatnya diperoleh menggunakan formulir semi kuantitatif Food Frequency Questionnaire. Pada penelitian ini rerata responden mengkonsumsi tomat sebanyak 122,44 g/bulan, dengan rerata tekanan darah sistolik 120,74 mmHg, rerata tekanan diastolik 75,07 mmHg. Setelah dilakukan uji normalitas didapatkan nilai p sebesar 0,0001 yang berarti tidak berdistribusi dengan normal pada masing-masing variabel. Pada uji statistik penelitian ini dengan korelasi spearman diperoleh nilai p antara tekanan darah sistolik dengan asupan tomat 0,000 dan nilai r -0,557 yang berarti asupan tomat memiliki hubungan tidak searah yang sedang terhadap tekanan darah sistolik, sedangkan tekanan darah diastolik dan asupan tomat didapatkan nilai p 0,003 dan r -0,314 yang berarti asupan tomat meniliki hubungan tidak searah yang lemah terhadap tekanan darah diastolik.

Kata Kunci: Likopen, tomat, tekanan darah.

ABSTRACT

In this globalization era there are many kinds of degenerative diseases, on of those is hypertension. Hypertension is a condition in which blood pressure on the arterialwall continues to increase over a long period of time. One of the non pharmacological treatments in hypertension is changing lifestyle to be healthier by increasing consumption of fruits and vegetables. Nutrients that can prevent hypertension are carotenoids, potassium, omega-three fatty acid and fiber. One of the caratenoids in food is lycopene. This study used a cross-sectional method with a total of 85 samples. Blood pressure examinations are performed on samples that meet the inclusion criteria and to calculate the amount of tomato consumption was using the semi-quantitative Food Frequency Questionnaire form. Research results obtained the average respondent consumed tomatoes was 122.44 g/month, average of systolic blood pressure was 120.74 mmHg, diastolic blood pressure

averaged was 75.07 mmHg. After the normality test, a p value of 0.0001 is obtained, which mean that it wasn’t normally distributed to each variable. In the statistical test by invoking spearman, the p value was obtained between systolic blood pressure and tomato intake of 0.000 and r -0.557 which mean tomato intake has a moderate unrelated relationship with systolic blood pressure. In diastolic blood pressure and tomato intake p values were 0.003 and r -0.314 which mean tomato intake has a weak unrelated relationship with diastolic blood pressure.

Keywords: Lycopene, tomato, blood pressure.

PENDAHULUAN

Di era-globalisasi ini terdapat banyak jenis penyakit degeneratif yang tanpa kita sadari berada disekitar kita, salah satunya adalah hipertensi. Hipertensi (tekanan darah tinggi) adalah kondisi dimana terjadinya peningkatan pada dinding arteri dalam dua kali pengukuran. Prehipertensi dikatakan apabila tekanan darah sistolik lebih dari 120 dan tekanan darahdiastolik lebih dari 80, hipertensi stage satu terjadi apabila tekanan darah sistolik lebih dari 140 dan tekanan darahdiastolik lebih dari 90, apabila tekanan darah sistoliknya lebihMdari 160Mdan tekananIdarah diastoliknya lebihIdariI100 maka disebut hipertensi stage dua.1 Dijumpai 26,4% orang atau sekitar 927 juta orang di dunia mengidap hipertensi, di Indonesia sendiri ada sekitar 25,8% pendudukIIndonesiaImenderita hipertensi. Bangka Belitung adalah provinsi dengan prevalensi tertinggi di Indonesia sebesar sekitar 30,9% dan Papua menjadi provinsi dengan prevalensi terendah yaitu sebesar 16,8%.1

Dengan penanganan yang tepat dan efisien dapat mencegah hipertensi agar tidak mengalami komplikasi dengan cara farmakologis dan non farmakologis. Penanganan secara farmakologis dengan cara pemberian obat-obatan yang bersifat diuretik, simpatetik, betabloker dan vasodilator.2Penanganan secara non farmakologis meliputi mengurangi konsumsi alkohol, menghentikan kebiasaan merokok, memperbanyak latihan fisik, dan meningkatkan konsumsi buah dan sayur.3

Karotenoid, kalium, serat dan asam lemak ω 3 merupakan zat gizi yang baik untuk mencegah tekanan darah tinggi. Likopen merupakan salah satu karotenoidNyangIterdapat dalamNmakanan. Likopen adalah salah satu karotenoid berpigmen merah terang yangIsering ditemukanNdalam buah-buahanIyangIberwarna merah. Karotenoid merupakan salah satu antioksidan yang kuat. Kemampuan antioksidan dalam karotenoid untuk mengendalikanNradikal bebas 12500 kali lebih efisienIdari pada gluthation dan 100 kali dari pada vitamin E. Tomat merupakan salah satu bahan makanan sumber likopen, terdapatM9,27 mg likopenIdalam 100 g tomatImentah.3 Antioksidan

pada tomat memiliki peran dalam menurunkan tekanan darah dengan cara mencegah pengerasan dan penebalan pada dinding arteri dengan cara mengendalikan tonus otot polos pembuluh darah. Berbagai hasil penelitian menemukan bahwa olahan jus dan pasta tomat akan mempermudah likopen diserap tubuh. Selain likopen,vitamin E, vitamin C, serat, kalium, dan protein merupakan kandungan yang terdapat didalah buah tomat. Kalium yang berfungsi sebagai diuretika yang terdapat dalam tomat juga dapat mengakibatkan penurunan tekanan darah.4

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat observasional dengan metode pendekatan potong lintang yang dilakukan dari bulan Maret-Oktober 2019 selama 8 bulan. Sampel pada penelitian ini merupakan perempuan dan laki-laki yang berumur 45-60 tahun yang tinggal di banjar Pelagan, Denpasar Timur yang memenuhiIkriteriaMpenelitian. KriteriaMinklusi padaMIpenelitian ini adalah laki-laki maupun perempuan yang berusian 45-60 tahun, sehat, dan bersedia mengikuti keseluruhan dari penelitian. SedangkanIuntukIkriteriaIeksklusi padaIpenelitian iniIadalah warga yang memiliki riwayat diabetes mellitus, gangguan ginjal kronik, penyakit jantung koroner, dan tidak bersedia mengikuti penelitian ini. Setelah dilakukan penghitungan sampel dengan menggunakan rumus koefisienMkorelasi sampelItunggal diperoleh jumlah sampel sebanyak 85 orang.

Penelitianiini telah mendapatkan keterangan layakaetik oleh KomisiiEtik Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dengan nomor 825/UN14.2.2.VII.14/LP/2019,dengan tanggal 28 MaretK2019. Peneliti juga telah menghubungi pihak kelurahan Desa Penatih untuk menjelaskan gambaran umum penelitian dan mendapatkan persetujuan untuk melakukan penelitian.

Peneliti menjelaskan terlebih dahulu tujuan dan tata cara penelitian yang akan dilakukan dan memberi kesempatan bagi responden untuk bertanya

mengenai penelitian sebelum dimulainya pengambilan data. Setelah responden mengerti, peneliti mulai mengukur tekanan darah responden dengan menggunakan sphygmomanometer air raksa pada lengan kanan bagian atas responden dengan posisi duduk dan mencatat setiap nilai tekanan darah sistolik dan diastolik responden. Setelah itu responden melakukan tes pikun/Mini COG Test yang terdiri dari pengulangan kata, apabila responden dapat mengulang kata sesuai instruksi maka responden dapat mengikuti tahap

wawancara. Selanjutnya responden diwawancarai sesuai dengan kuisioner mengenai pola makan dan asupan tomatnya dengan menggunakan formulir Food Recall dan formulir Semi Kuantitatif Food Frequency Questionnaire.

HASIL

Responden pada penelitian ini adalah masyarakat di banjar Pelagan yang memiliki usia 4560 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dengan total 85 responden setelah di hitung dengan menggunakan rumus koefisien korelasi sampel tunggal. Berdasarkan hasil pengumpulan data yang telah dilakukan maka diperoleh distribusi karakteristik responden seperti pada tabel 1 berikut ini

Tabel 1. Karakteristik Responden Penelitian

Karakteristik

Frekuensi(n)

(%)

Jenis Kelamin

Laki-laki

41

48,2

Perempuan

44

51,8

Kelompok Usia

45-50

31

36,5

51-55

19

22,4

56-60

35

41,2

Pekerjaan

Buruh

2

2,4

Guru

4

4,7

Ibu rumah tangga

15

17,6

Keamanan

1

1,2

Pedagang

14

16,5

Pemangku

1

1,2

Penjahit

2

2,4

Perawat

1

1,2

Petani

8

9,4

PNS

4

4,7

Swasta

33

38,8

Karakter responden berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa lebih banyak responden berjenis kelamin perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Rerata usia didominasi oleh kelompok 56-60 tahun yaitu sebanyak 35 orang selain itu 33 responden dalamNIpenelitianMIini memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta. Berdasarkan tabel diatas dilihat bahwa hasil uji normalitas terhdap tekanan darah sistolik serta

Para responden pada penelitian ini mengkonsumsi berbagai jenis olahan tomat yang dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini

Tabel 2. Bahan Makan Sumber Tomat Yang Dikonsumsi

Makanan

Konsumen

Rata-rata (g/bulan)

Tomat segar

20

85,00

Jus tomat

61

568,52

Selai tomat

28

126,07

Sari     buah

24

158,33

tomat

Sambal tomat

79

122,34

Sup tomat

53

145,01

Tomat kukus

24

97,92

Tomat goreng

28

107.14

Campuran

85

230,16

tomat

Pada tabel terlihat bahwa seluruh responden penelitian mengkonsumsi campuran tomat dengan rata-rata 230,16 g/bulan, baik tomat yang dicampur dengan sayuran jenis lain maupun yang dicampur dengan buah lain untuk salad. Selain itu sebanyak 79 responden juga mengkonsumsi sambal tomat dengan rerata 122,34 g/bulan dan 61 responden mengkonsumsi jus tomat dengan rerata 568,52 g/bulan.

Pada penelitian ini menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov karena data pada penelitian ini bersifat numerik dan sampel tunggal. Nilai pada kolom signifikansi (Sig.) merupakan kriteria pengujian normalitas dari masing-masing variabel. Jika nilai signifikansi yangMdiperolehMlebihMdari 0,05 maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal, namun jika dibawah 0,05 sampel tidak berdistribusiMnormal. Hasil dari ujiLnormalitas pada penelitianKini dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.

Ni Made Winda Novitasari1, Ida Ayu Dewi Wiryanthini2, I Wayan GedeiSutadarma2

Tabel 3. Uji Normalitas

menandakan terdapatnyahubungan tidak searah yang sedang antara asupan tomat terhadap tekanan darah

Karakteristik

Median

Nilai Minimum   Nilai Maksimum         p

Usia

Tekanan sistol

Tekanan diastol

Asupan tomat

53

120

70

96,44

45

90

50

52,66

60               0,002

190               0,0001

120               0,0001

287,77             0,0001

diastolik dan asupan tomat didapatkan signifikansi masing-masing variabel tersebut 0,0001 serta pada usia didapatkan signifikan sebesar 0,002 berarti kurang dariN0,05 yang menandakanIbahwaItidak berdistribusiInormal.

Setelah    dilakukannya    uji    normalitas,

selanjutnya dilakukan uji statistik menggunakan uji korelasi spearman. Pada uji korelasi ini apabila

sistolik dan nilai r pada tekanan diastolik dengan asupan tomat sebesar -0,314 yang menandakan bahwa asupan tomat memiliki hubungan tidak searah yang lemah terhadap tekanan darah diastolik.Apabila nilai r 0-0,199 menandakan korelasi yang sangat lemah, jika nilai r 0,20-0,399 berarti korelasi yang lemah, jika nilai r 0,40-0,599 korelasi sedang, jika nilai r0,60-

Tabel 4. Distribusi Hubungan Asupan Tomat dengan Tekanan Darah

Variabel

Median

Nilai Minimum

Nilai Maksimum

p

r

Asupan tomat

96,44

52,66

287,77

Tekanan sistolik

120

90

190

0,000

-0,557

Tekanan diastolik

70

50

120

0,003

-0,314

Tabel diatas menunjukan hasil uji statistik yang menggunakan korelasi spearman yang diperoleh nilai p 0,000 yang berarti terdapatnya hubungan yang signifikan antara asupan tomat dan tekanan darah sistolik. Pada uji statistik ini juga diperoleh nilai r -0,557. Selanjutnya untuk hubunganIasupan tomat terhadapItekananIdarah diastolik diperoleh nilai p 0,003 yang menandakan bahwa adanya hubunganIyangIsignifikanIantara asupan tomat dan tekananIdarahIdiastolik. Pada penelitian ini diperoleh nilai r yaitu -0,314.

PEMBAHASAN

Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan kepada 85 responden terlihat bahwa seluruh responden mengkonsumsi campuran tomat, baik yang dicampur dengan sayuran lain ataupun buah lain.Kolmogorov-Smirnov merupakan uji normalitas yangMdigunakanNpadaIpenelitian ini, setelahNdilakukanNuji terhadap semua variabel didapatkan nilai p 0,0001 dan 0,002 pada usia. Setelah dilakukan uji normalitas dilakukan uji statistik dengan menggunakan korelasi spearman, pada uji ini didapatkan nilai p antara tekanan darah sistolik dan diastolik 0,000 dan 0,003 yang menandakan adanya hubungan yang signifikan. Selain itu didapatkan nilai r pada tekanan darah sistolik dengan asupan tomat -0,557 yang

nilai signifikansi (p) kurang dari 0,05 maka terdapat korelasi yang signifikan antara variabel yang di hubungkan. HasilNdariNuji statistik spearman dapat dilihatIpadaItabel 4.

0,799 korelasi yang kuat dan apabila nilai r 0,80-1 berarti korelasi sempurna.5

Tomat kaya akan kandungan yang bermanfaat bagi tubuh, salah satunya adalah kalium. Kalium berfungsi sebagai diuretika sehingga meningkatkan pengeluaran natrium dan cairan. Kalium juga menghambat pelepasan renin sehingga menghubah aktivitas renin angiotensin, sekresi renin berbanding terbalik dengan ion kalium dalam pelepasan plasma yang dimana seharusnya renin mengubah angiotensin menjadi angiotensin I lalu dengan bantuan angiotensin converting enzyme berubah lagi menjadi angiotensin II namum karena adanya blok oleh ion kalium pada system ini maka pembuluh darah mengalami vasodilatasi sehingga tekanan darah menurun.6

Selain kalium, tomat juga mengandung likopen yang merupakan salah satu kelompok karotenoid pigmen berwarna merah terang yang banyak terdapat dalam buah dan sayuran berwarna merah. Karotenoid pada tomat memiliki antioksidan yang tinggi dimana dapat mencegah terbentuknya Reactive Oxygen Spesies (ROS) dengan cara menyumbangkan satu elektronnya sehingga radikal bebas menjadi

seimbang. Selain itu antioksidan dapat mengakibatkan                          produksi

NitritNIOksidaNIpadaNIendotelium   dan dapat

meningkatkanMfungsiMvaskuler.4  Nitrit Oksida

adalah suatu faktor vasodilator dari sel endotel pada pembuluh arteri dan pembuluh resisten yang dapat menyebabkan guanilil siklase pada otot polos vaskuler tidak aktif, sehingga terjadi akumulai Guanosin Monophosphate dan relaksasi pada pembuluh darah.7Antioksidan memberikan efek antiinflamasi sehingga dapat mengurangi kerusakan sel, dilaporkan bahwa komponen antioksidan pada tomat sebagian merupakan asam-asam fenolik, flavonoid      dan      vitamin      C.8      Hal

iniIselarasIdenganIpenelitianIyang dilakukan pada 2013, dimana pada penelitian tersebut menggunakan 38 responden yang dibagi menjadi dua kelompok, kelompok pertama adalah kelompok responden yang diberikan jus tomat dengan kulitnya lalu kelompok kedua diberi jus tanpa kulitnya, setelah tujuh hari pemberian jus ditemukan hasil dari penelitian ini terdapat penurunan tekanan sistolik kelompok pertama rerata 10,00 mmHg dan kelompok kedua rerata 5,88 mmHg. Perbedaan penurunan ini terjadi karena pada kulit tomat mengandung likopen yang merupakan karotenoid dan perbedaan yang tidak terlalu signifikan karena tomat juga kaya akan kalium, vitamin A dan vitamin C dengan atau tanpa kulit.3

SIMPULAN

BerdasarkanNhasilNpenelitianNyangMtelah dilakukan pada 85 responden di banjar Pelagan, didapatkan    hubunganMyangMsignifikanMantara

asupan tomat terhadap tekanan darahIsistolik dan tekananIdarah diastolik. Terdapatnya hubungan tidak searah yang sedang antara asupan tomat terhadap tekanan darah sistolik. Terdapatnya hubungan tidak searah yang lemah antara asupan tomat terhadap tekanan darah diastolik.

SARAN

Diharapkan kedepannya kepada masyarakat untukMselaluMmenjagaMpolaMhidupIyang sehat seperti lebih memperhatikan jenis makanan yang dikonsumsi dan dapat meningkatkan konsumsi tomat sehingga terhindar dari penyakit hipertensi. Selain itu untuk peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian lebih lanjut mengingat begitu banyak faktor yang dapat mempengaruhi hipertensi.

UCAPANITERIMAIKASIH

PenelitiMinginMmengucapkanLterimaIkasih kepada warga banjar Pelagan karena senantiasa bersediaMmenjadi responden pada penelitian ini sehingga penelitianMini dapat dengan berjalan lancar. Peneliti juga ingin menyampaikan ucapan terimaMkasih kepadaMkeluargaIdan jugaIteman-teman yangLtelah memberikan dukungan baik secara materiil maupun moral.

DAFTAR PUSTAKA

  • 1.  Depkes RI. Pusat dan Informasi. Jakarta:

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006.

  • 2.    Rofacky,HH. dan Aini,LF. PengaruhITerapi SpiritualKEmotionalKFreedomLIITechnique (SEFT)KTerhadap TekananIDarahIPenderita Hipertensi. JurnalIKeperawatanLSoedirman. 2015;10(1):41-51.

  • 3.    Aiska, G. dan Candra, A. Perbedaan PenurunanNTekananNDarahISistolik Lansia HipertensiNNYangNNDiberiNNJus    Tomat

(Lycopersicum Commune) DenganIKulit dan TanpaKKulit. JournalLOf Nutrition College. 2013;3(1):158-162.

  • 4.    Hasibuan, N. dan Ramadhian, M. Efektivitas KandunganKKalium dan LikopenNYang TerdapatNNNDalamNNTomatNN(Solanum Lycopersicum) TerhadapPPenurunanDDarah Tinggi.LMajority. 2009;5(3):185-200.

  • 5.  Sugiyono.ZMetodeZPenelitianZIKuantitatif

KualitatifZdanZRZ& D. Bandung:IAlfabeta. 2011.

  • 6.    Raharjo,PP. PengaruhPPemberianIJus Tomat TerhadapIPerubahanITekanan Darah Sistolik dan    DiastolikIPadaIPenderitaIHipertensiIDi

DesaIWonorejoIKecamatanILawang Malang TahunNN2007.     Jurnal    Keperawatan.

2007;1(2):138-143.

  • 7.    Lentz, S. Rodionov. dan Dayal, S.

Hyperhomosisteinemia,            Endothelial

Dysfunction, and Cardiovaskular risk. Atherosclerosis suppl. 2003;4:61-65.

  • 8.  Vallverdu-Queralt,NA.NMedina-Remon,IIA.

Casals, I.ILamuela, R. ThereIAny Difference BetweenNTheNPhenolicNofNNOrganicIand ConventionalNTomatoNJuice?. Journal of Food Chemistry. 2011;130:222-227.

https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum

doi:10.24843.MU.2021.V10.i5.P15

87