PENURUNAN JUMLAH LEUKOSIT PADA KASUS KANKER SERVIKS TIPE SQUAMOUS PASCA KEMOTERAPI PERTAMA DI RSUP SANGLAH DENPASAR
on
ISSN: 2597-8012 JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL. 10 NO.6,JUNI, 2021
DOAJ
DIRECTORY OF OPEN ACCESS JOURNALS
Diterima: 2020-12-05 Revisi: 2020-12-26 Accepted: 08-06-2021
PENURUNAN JUMLAH LEUKOSIT PADA KASUS KANKER SERVIKS TIPE SQUAMOUS PASCA KEMOTERAPI PERTAMA DI RSUP SANGLAH DENPASAR
Putu Purna Astika Utama1, Sianny Herawati2, A.A. Ngurah Subawa2, Ida Ayu Putri Wirawati2
ProgramStudi Sarjana Kedokteran danProfesi Dokter, FakultasKedokteran Universitas Udayana
2SMF Patologi KlinikRSUP Sanglah E-mail:[email protected]
ABSTRAK
Kanker ialah salah satu penyakit yang mematikan di dunia.Etiologi dari kanker serviks adalah infeksi Human Papilloma Virus (HPV).Salah satu penanganan kanker serviks adalah kemoterapi.Sebelum melakukan kemoterapi pasien diwajibkan untuk melakukan pemeriksaan darah lengkap yang salah satunya adalah Leukosit.Penelitian bersifat deskriptif retrospektif dengan pendekatan longitudinal dari data sekunder pasien yang terdiagnosis kanker serviks tipe squamous sebelum dan pasca kemoterapi pertama yang didapat di Ruang Rekam Medis Rumah Sakit Umum Provinsi Sanglah Denpasar. Data yangdidapatkansebesar 57 kasus yang telah terinklusi dan tereksklusi.Data tersebut dianalisis secara deskriptif dan didapat penurunan Leukosit sebesar 5,46 x 103/µL, Neutrofil sebesar 5,24 x 103/µL, Limfosit sebesar 0,36 x 103/µL, Eosinofil sebesar 0,10 x 103/µL dan Basofil sebesar 0,02 x 103/µL. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pasien kanker serviks tipe squamous setelah dilakukan kemoterapi pertama mengalami penurunan nilai dari Leukosit, Neutrofil, Limfosit, Eosinofil dan Basofil.
Kata Kunci :Kankerserviks, kemoterapi, leukosit, neutrofil, limfosit, eosinofil, basofil, RSUP Sanglah Denpasar
ABSTRACT
Cancer is one of the deadliest diseases in the world. Etiolgy of crvical cancer is an infection of Human Papilloma Virus (HPV). One of the treatments for cervical cancer is chemotherapy. Before doing chemotherapy the patient is required to do a complete blood test, one of which is Leukocytes. The research was descriptive retrospective longitudinal approach using secondary data of squamous type cervical cancer patients before and after the first chemotherapy obtained from the Sanglah Hospital Denpasar medical record section. During the study, 57 cases collected that met the inclusion and exclusion criteria which were analyzed descriptively and obtained a reduction in Leukocytes of 5.46 x 103/µL, Neutrophils by 5.24 x 103/µL, Lymphocytes by 0.36 x 103/µL, Eosinophils by 0.10 x 103/µL, Neutrophils by 5.24 x 103/µL, Lymphocytes by 0.36 x 103/µL, Eosinophils by 0.10 x 103/µL and Basophils by 0.02 x 103/µL. The results of this study indicate that squamous type cervical cancer patients after the first chemotherapy had decreased values of Leukocytes, Neutrophils, Lymphocytes, Eosinophils and Basophils.
Keywords:cervical cancer, chemotherapy, leukocytes, neutrophils, lymphocytes, eosinophils, basophils, Sanglah Hospital Denpasar.
PENURUNAN JUMLAH LEUKOSIT PADA KASUS KANKER SERVIKS TIPE SQUAMOUS PASCA KEMOTERAPI.. Putu Purna Astika Utama1, Sianny Herawati2, A.A. Ngurah Subawa2, Ida Ayu Putri Wirawati2
PENDAHULUAN
Kanker serviks adalah suatu keadaan abnormal yang berlokasi pada leher rahim atau serviks akibat dari infeksi Human Papilloma Virus (HPV).HPV tipe 16 dan 18 merupakan tipe HPV yang paling banyak mengakibatkan kanker serviks.1
Kriteria diagnosis untuk kanker serviks harus melalui beberapa pemeriksaan yaituwawancara pasien, pemeriksaan fisik dan ginekologi, dan pemeriksaan tambahan. Pada anamnesis akan didapatkan keluhan pasien seperti terjadi keputihan yang berlebih, pendarahan pada vagina serta gangguan pada saluran kencin. Pada pemeriksaan fisik mungkin akan ditemukan pembesaran kelenjar limfe supra klavikular atau inguinal. Selain pemeriksaan fisik, pemeriksaan ginekologi juga dilakukan seperti vaginal toucher (VT) dan rectal toucher (RT).2
Kemoterapi dapat menyerang sel kanker maupunsel normal. Hal itu menyebabkan kadar leukosit yang awalnya baik bisa mengalami penurunan sehingga hal ini bisa mempengaruhi kondisi. Hal tersebut dikarenakan kemoterapi dapat mempengaruhi produksi sel-sel darah baru pada sumsum tulang belakang yang dapat menyebabkan myelosupresi sehingga menimbulkan anemia, leukopenia dan trombositopenia.3
Berdasarkan hal tersebut diperlukan penelitian mengenai penurunan jumlah leukosit pada kasus kanker serviks tipe squamous pasca kemoterapi pertama di Rumah Sakit Umum Provinsi Sanglah Denpasar.
BAHAN DAN METODE
Jenis dari penelitian ini adalah penelitian deskriptif secara longitudinal dengan pengambilan sampel sebanyak dua kali di Bagian Ruang Rekam Medis Rumah Sakit Umum Provinsi Sanglah Denpasar mulai bulan Desember 2018 hingga bulan September 2019.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah total sampling. Penelitian ini terdapat kriteria inklusi yaitu pasien yang terdiagnosis kanker serviks tipe squamousdengan data lab sebelum dan sesudah kemoterapi pertama di Rumah Sakit Umum Provinsi Sanglah Denpasar pada tahun 2018.Sedangkan untuk kriteria ekslusinya ialahpasien kanker serviks dengan tipe selain tipe squamousatau data lab sebelum dan sesudah kemoterapi pertama tidak lengkap.Kemudian hasil tersebut diproses dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 17, Microsoft Word dan Microsoft Excel.No etik dari penelitian ini adalah No:591/UN14.2.2.VII.14/LP/2019.yang didapat dari Komisi Etik Penelitian FK UNUD.
HASIL
Sampel didapat yaitu sebesar 57 pasien yang telah memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi dipaparkan berdasarkan distribusi usia, tempat tinggal, tingkat pendidikan, stadium klinis, indeks massa tubuh, dan penurunan leukosit.
Tabel 1.Distribusi Berdasarkan Usia
Usia (Tahun) |
Frekuensi |
Persentase (%) |
26-35 |
4 |
7,0 |
36-45 |
5 |
8,8 |
46-55 |
24 |
43,1 |
56-65 |
19 |
33,3 |
>65 |
5 |
8,8 |
Tabel 1 menunjukkan dari 57 pasien yang diteliti, Pasien dengan rentan usia 26-35 tahun sebesar 4 orang (7,0%), rentan usoa 36-45 tahun sebesar 5 orang (8,8%), 46-55 tahun sebanyak 24 orang (43,1%), 56-65 tahun sebanyak 19 orang (33,3%) dan >65 tahun sebanyak 5 tahun (8,8%). Sehingga dapat disimpulkan jumlah pasien terbanyak pada rentan usia 46-55 tahun.
Tabel 2.Distribusi Berdasarkan Tempat Tinggal
Tempat Tinggal |
Frekuensi |
Persentase (%) |
Banyuwangi |
7 |
12,3 |
Singaraja |
9 |
15,8 |
Gianyar |
6 |
10,5 |
Badung |
6 |
10,5 |
Tabanan |
8 |
14,0 |
Bangli |
5 |
8,80 |
Denpasar |
8 |
14,0 |
Jembrana |
6 |
10,5 |
Karangasem |
1 |
1,80 |
Sulawesi Selatan |
1 |
1,80 |
Tabel 2 menunjukkan daerah tempat tinggal dari 57 pasien yang diteliti, ditemukan jumlah pasien yang bertempat tinggal di Banyuwangi sebanyak 7 orang (12,3%), Singaraja sebesar 9 orang (15,8%), Gianyar sebesar 6 orang (10,5%), Badung sebanyak 5 orang (10,5%), Tabanan 8 orang (14,0%), Bangli sebanyak 5 orang (8,80%), Denpasar sebanyak 8 orang (14,0%), Jembrana sebanyak 6 orang (10,5%), Karangasem sebnayak 1 orang (1,80%), dan sulawesi selatan sebanyak 1 orang (1,80%). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan jumlah pasien terbanyak bertempat di Singaraja.
PENURUNAN JUMLAH LEUKOSIT PADA KASUS KANKER SERVIKS TIPE SQUAMOUS PASCA KEMOTERAPI..
Tabel 3.Distribusi Berdasarkan Tingkat
Pendidikan
Tabel 6.Penurunan Leukosit, Neutrofil, Limfosit, Monosit, Eosinofil dan Basofil.
Tingkat Pendidikan |
Frekuensi |
Persentase (%) |
SD |
32 |
56,1 |
SMP |
8 |
14,0 |
SMA |
15 |
26,3 |
Sarjana |
2 |
3,5 |
Marker |
Nilai Penurunan (103/µL) |
Leukosit |
5,46 |
Neutrofil |
5,24 |
Limfosit |
0,36 |
Monosit |
0,00 |
Eosinofil |
0,10 |
Basofil |
0,02 |
Tabel 3 menunjukkan 4 jenjang pendidikan dari 57 pasien, Pasien dengan tingkat pendidikan Sekolah Dasar sebesar 32 orang (56,1%), Sekolah Menengah Pertama sebesar 8 orang (14,0%), Sekolah Menengah Atas sebesar 15 orang (26,3%), dan sarjana sebesar 2 orang (3,5%). Jadi dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pasien dengan tingkat pendidikan Sekolah Dasar memiliki frekuensi tertinggi.
Tabel 4.Distribusi Berdasarkan Stadium Klinis
Stadium Klinis |
Frekuensi |
Persentase (%) |
IB |
2 |
3,5 |
IIA |
1 |
1,8 |
IIB |
21 |
36,8 |
IIIB |
33 |
57,9 |
Tabel 4 menunjukkan stadium klinis dari 57 pasien yang diteliti, ditemukan jumlah pasien dengan stadium klinis IB sebanyak 2 orang (3,5%), IIA sebanyak 1 orang (1,8%), IIB sebanyak 33 orang (36,8%) dan IIIB sebanyak 33 orang (57,9%). Jadi dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pasien dengan stadium IIIB memiliki frekuensi tertinggi.
Tabel 5.Distribusi Berdasarkan Indeks Massa
Tubuh
Stadium Klinis |
Frekuensi |
Persentase (%) |
Underweight |
9 |
15,8 |
Normal weight |
17 |
29,8 |
Overweight |
12 |
21,1 |
Obese class 1 |
17 |
29,8 |
Obese class 2 |
2 |
3,5 |
Tabel 5 menunjukkan Indeks Massa Tubuh dari 57 pasien yang diteliti, ditemukan jumlah pasien dengan IMT Underweight sebanyak 9 orang (15,8%), Normal weight sebesar 17 orang (28,9%), Overweight 12 orang (21,1%), Obese class 1 17 orang (29,8%) dan Obese class 2 sebesar 2 orang (3,5%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah pasien terbanyak terdapat pada pasien dengan Indeks Massa Tubuh Normal weight dan Obese class 1.
Tabel 6. menunjukkan nilai penurunan dari Leukosit, Neutrofil, Limfosit, Monosit, Eosinofil dan Basofil pasca kemoterapi pertama, ditemukan Leukosit mengalami penurunan sebesar 5,46 x 103/µL, Neutrofil sebesar 5,24 x 103/µL, Limfosit sebesar 0,36 x 103/µL, Eosinofil sebesar 0,10 x 103/µL, Basofil sebesar 0,02 x 103/µL dan Monosit tidak mengalami penurunan.
PEMBAHASAN
Pada penelitian ini didapatkan bahwa insiden tertinggi terjadinya kanker serviks tipe squamous di RSUP Sanglah Denpasar pada tahun 2018yaitu usia 46-55 tahun dengan jumlah pasien 24 orang (42,1%) sedangkan usia 26-35 tahun memiliki frekuensi terendah sebesar 4 orang (7%). Hal tersebut menunjukkan kesesuaian dengan penelitianPrandana pada tahun 2013dengan jumlah kasus tertinggi pada usia 40-55 tahun (58.3%) dan penelitian Watulingas pada tahun 2016 dengan jumlah pasien terbanyak rentan usia 45-49 tahun.5,6
Tempat tinggal dari pasien tersebut didominasi di Kota Singaraja dengan jumlah sampel 9 orang (15,8%) serta Denpasar dengan jumlah sampel sebanyak 8 orang (14,0%). Hal tersebut menunjukkan kesesuaian dengan penelitian Aprilia pada tahun 2016 dengan pasientebanyak di Denpasar (22,9%).6
Sampel dari penelitian ini didominasi oleh tingkat pendidikan SD dengan jumlah 32 orang (56,1%) . Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Maulida di wilayah Palembang yang menyatakan pasien kanker serviks didominasi dengan pasien dengan pendidikan rendah (<SMA) sebesar 71,7%.7
Stadium pasien kanker serviks didominasi oleh sampel dengan stadium IIIB sebanyak 33 orang (57,9%). Terdapat kesesuaian dengan penelitian Watulingas dkk.5 sejumlah 22 pasien (25,12%) dan Lala dkk.8 di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado sejumlah 27 pasien (26,47%).
Pasien pada penelitian ini didominasi oleh pasien dengan indeks massa tubuh Normal weight dan Obese class 1 yaitu sebanyak 17 orang (29,8%). Hal tersebut menunjukkan ketidaksesuaian dengan hasil penelitian Trijayanti dkk.9 pada tahun 2016 yang mendapatkan pasien
Putu Purna Astika Utama1, Sianny Herawati2, A.A. Ngurah Subawa2, Ida Ayu Putri Wirawati2
yang didominasi indeks massa tubuh underweight.
Hasil penelitian nilai rerata Leukosit yang mengalami penurunan sebesar 5,46 x 103/µL pascakemoterapi yang sejalandengan penelitian dari Charles pada tahun 2016 yang mendapatkan nilai rerata Leukosit pasca dilakukan kemoterapi mengalami penurunan sebesar 3,7 x 103/µL.10 Hasil nilai rerata Neutrofil ini sejalan dengan penelitian Zulkarnain pada tahun 2017 mendapatkan rerata nilai neutrofil terjadi penurunan pasca kemoterapi jika dibandingkan dengan prakemoterapi. Nilai penurunan reratanya sebesar 2,86 x 103/µL pasca kemoterapi.11 Kemudian untuk nilai rerata Basofil, Limfosit dan Eosinofil yang sejalan dengan Wang tahun 2018 yang mendapatkan hasil penurunan walau tidak signifikan.12
SIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu dari 57 pasien kanker serviks serviks tipe squamous yang telah menjalani kemoterapi pertama di RSUP Sanglah Denpasar pada tahun 2018 didapatkan bahwa pasien terbanyak terdapat pada usia 46-55 tahun, bertempat tinggal di Singaraja, tingkat pendidikan SD, stadium IIIB dan indeks massa tubuh normal serta pasien mengalami penurunan nilai rerata Leukosit, Neutrofil, Limfosit, Basofil, dan Eosinofil namun Monosit tidak mengalami penurunan maupun peningkatan.
SARAN
Terdapat beberapa data pasien yang kurang lengkap sehingga diperlukan peningkatan sistem pencatatan dan penyimpanan data.selain itu diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan usia, stadium dan IMT terhadap kanker serviks.
DAFTAR PUSTAKA
-
1. Novel SS, Safitri R, Nuswantara S.Aplikasi hybrid II system dalam deteksi dini kanker serviks. Cermin Dunia Kedokteran.
2009;36(1):24-26
-
2. Han, K.,Michael, M., Fyles, A., dkk.Trends
in the Utilization of Brachytherapy in cervical Cancer in the United States.International Journal of Radiation Oncology.2013;87(1):111-119.
-
3. Friedlander, M. L., Markman,
M.Chemotherapy. In: Berek, J. S. & Hacker N. F., editors. Berek & Hacker’s
Gynecologic Oncology. Edisi ke-6. Ed. China: Wolters Kluwer.2015:(1):98-123.
-
4. Prandana, D.A., Rusda, M. Pasien Kanker Serviks di RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2011. Sumatera Utama : Universitas Sumatera Utara. 2013;1(2):1-3
-
5. Watulingas, A.M., Loho, M., Wagey., Karakteristik Penderita Kanker Serviks di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode 1 Januari 2013 – 31 Desember 2015. Manado : Universitas Sam Ratulangi. 2016;4(2):1-5
-
6. Aprilia, A., Surya, H.W., Profil Kanker Serviks Pada Wanita Dengan Usia di Bawah 40 Tahun Di RSUP Sanglah Denpasar Periode Juli 2013-Juni 2014. Denpasar : Universitas Udayana. 2016;5(11):1-5
-
7. Maulida, M.N., Idriansari, A., Adhisty, K.,Gambaran Kualitas Hidup Penderita Kanker Serviks Stadium III Quality Of Life Description Of Stage III Cervical Cancer Patients. Sumatera Selatan : Universitas Sriwijaya. 2016
-
8. Lala, Z., Wagey, F., Loho, M. Evaluasi penanganan kanker serviks di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou periode 1 Januari 2013 – 31 Desember 2014. Manado : Universitas Sam Ratulangi Manado. 2016;4(1):1-4
-
9. Trijayanti, E., Probosari, E., Hubungan Asupan Makan dan Status Gizi pada Pasien Kanker Serviks Post Kemoterapi. Semarang : Universitas Diponegoro. 2016;5(4):751-760
-
10. Charles, A., Dewayani, B.M., Sahiratmadja, E., Winarno, G.N.A., Susanto, H. Paclitaxelcarboplatin chemotherapy induced
hematologic toxicities among epithelial ovarian cancer patients.2016;35(3):165-170
-
11. Zulkarnain, I., Penurunan Hemoglobin, Neutrofil, dan Trombosit Pascakemoterapi Cisplatin-Paclitaxel Pada Penderita Tumor Ganas Kepala dan Leher. 2017;10(1):1-10
-
12. Wang, Y.L. The values of applying classification and counts of white blood cells to the prognostic evaluation of resectable gastric cancers. 2018;18(99):1-12
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
doi:10.24843.MU.2020.V10.i6.P07
37
Discussion and feedback