ISSN: 2597-8012 JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL. 11 NO.8,AGUSTUS, 2022


Diterima:2022-01-06 Revisi:2022-07-28 Accepted: 25-08-2022

EKSTRAK ETANOL BAWANG HITAM (Allium sativum L.) MENURUNKAN KADAR ASAM URAT MENCIT JANTAN MODEL HIPERURISEMIA

Gustinara Bakti Pangala1, Agung Nova Mahendra2, I Made Jawi2, Ni Wayan Sucindra Dewi2

1Program StudiSarjanaKedokteran dan ProfesiDokter, FakultasKedokteran Universitas Udayana, 2Departemen/KSM FarmakologiFK Unud/RSUP Sanglah Denpasar

Email: [email protected]

ABSTRAKx

Bawang hitam merupakan bawang putih yang melewati proses pemanasan dan memiliki bioaktivitas zat yang lebih tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh ekstrak bawang hitam terhadap penurunan asam urat mencit jantan model hperurisemia yang diberi jus hati ayam 25Ml/kgBB dan kalium oksonat 250 mg/Kg BB. Mencit yang digunakan adalah mencit jantan dengan kadar asam urat di atas 3,3 mg/dL atau 6,3-6,8 mg/dL. Pre Test – Post Test Control Group Design adalah metode penelitian eksperimental yang digunakan. Kelompok perlakuan adalah K+: Pemberian suspensi allopurinol 10 mg/kg bb, K-: Pemberian akuabides pada kelompok mencit kontrol negatif, P1: Pemberian ekstrak etanol bawang hitam 4,2 mg/20gr bb, P2: Pemberian ekstrak etanol bawang hitam 8,4 mg/20gr bb, P3: Pemberian ekstrak etanol bawang hitam 12,4 mg/20gr bb. Pengukuran kadar asam urat dilakukan pada H-10 setelah induksi diet tinggi asam urat, serta H-26 setelah pemberian perlakuan masing-masing kelompok. Uji One Way Anova digunakan untuk menganalisa data dan dilanjutkan dengan uji Post Hoc LSD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol bawang hitam mampu menurunkan kadar asam urat di dalam darah mencit dengan persentase penurunan tertinggi terdapat pada kelompok P3 (12,4 mg/20gr bb) sebesar 31,2%%, diikuti dengan P2 (8,4 mg/20gr bb) sebesar 18,03%. Persentase terendah adalah kelompok P1 (4,2 mg/20gr bb) sebesar 10,2 %. Ekstrak etanol bawang hitam dapat menurunkan kadar asam urat mencit jantan model hiperurisemia diakibatkan oleh kandungan antioksidan seperti flavonoid, polyphenol, 5-hydroxymethylfurfural (5-HMF), leucine, dan isoleucine.

Kata kunci: Bawang hitam, hiperurisemia, antioksidan, flavonoid.

ABSTRACT

Black garlic is garlic that goes through a heating process and has a higher bioactivity of substances. The purpose of this study was to determine the effect of black garlic extract on the reduction of uric acid in male mice with hperuricemia induced by 25 ml / kg of chicken liver juice and 250 mg / kg of potassium oxonate. The mice utilized were male mice with uric acid levels above 3.3 mg/dL or 6.3-6.8 mg/dL. This examination is a trial concentrate with the technique for Pre Test - Post Test Control Group Design. The treatment group was K +: Giving allopurinol suspension 10 mg / kg BW, K-: Giving aquabides to the negative control group of mice, P1: Giving black garlic ethanol extract 4.2 mg / 20gr bb, P2: Giving black garlic ethanol extract 8.4 mg / 20gr bb, P3: Provision of black garlic ethanol extract 12.4 mg / 20gr bb. Measurement of uric acid levels was carried out at D-10 after induction of a high uric acid diet, as well as D-26 after treatment of each group. Data were dissected by One Way Anova test and post hoc LSD test. The outcomes indicated that the ethanol concentrate of black garlic had the option to lessen uric acid levels in the blood of mice with the most elevated rate decrease in the P3 gathering (12.4 mg/20gr bb) by 31,2%, trailed by P2 (8.4 mg/20gr. bb) of 18,03%. The least rate decrease in uric acid levels was in the P1 gathering (4.2 mg/20gr bb) by 10,2%. Black garlic ethanol separate affects diminishing

all out uric acid levels in mice because of its cancer prevention agent substance, for example, flavonoids, polyphenols, 5-hydroxymethylfurfural (5-HMF), leucine, and isoleucine.

Keywords: Black garlic, hyperuricemia, antioxidants, flavonoids.

PENDAHULUAN

Asam urat adalah hasil akhir dari metabolisme senyawa purin yang dikekskresikan oleh keringat, urin, dan feses. Senyawa ini disintesis terutama di hati, usus dan endotel pembuluh darah dari kumpulan purin eksogen (makanan), dan endogen (sel-sel yang rusak dan mati), dimana asam nukleat berupa adenin dan guanin yang terkandung di dalamnya terdegradasi menjadi asam urat. Senyawa ini tidak berbahaya bagi tubuh jika kadarnya masih dalam batas normal, namun akan berbahaya dan dapat menyebabkan penyakit jika kadarnya melebihi batas normal1.

Kondisi saat kadar asam urat dalam darah seseorang meningkat disebut hiperurisemia2. Hiperuresemia yang tidak tertangani dengan baik dapat menimbulkan kerusakan pada sendi, jaringan lunak, dan ginjal. Namun hiperuresimia dapat tidak menampakkan gejala pada penderita atau asimtomatis. Dari semua kasus hiperurisemia dua per tiga tidak menimbulkan gejala3.

Pada tahun 2007 dan 2008 di Amerika Serikat dilakukan penelitian oleh National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) untuk melihat prevalensi penyakit gout juga hiperurisemia dan ditemukan sebesar 3,9% dan 21,4%4.

Asia Tenggara memiliki prevalensi hiperurisemia yang lebih tinggi, di Taiwan ditemukan bahwa prevalensi gout sebesar 4,74% dan hiperurisemia sebesar 36%. Sedangkan di Indonesia prevalensi hiperurisemia belum diketahui secara pasti, akan tetapi sebuah survey di Bandungan, Jawa Tengah yang dilakukan bersama WHO-COPCORD menemukan bahwa prevalensi gout pada wanita sebesar 11,7%5.

Selama proses pemanasan, bawang putih segar akan diubah menjadi bawang hitam, kemudian terbentuk beberapa senyawa akibat perubahan senyawa dari bawang putih menjadi senyawa Amadori/Heyns, senyawa iniadalah senyawa perantara dari Maillard Reaction. Reaksi ini menyebabkan bawang putih berubah warna menjadi coklat bahkan hitam. Selain itu senyawa bawang hitam seperti polyphenol, leucine, isoleucine, phenylalaninine, flavonoid dan gula larut air juga kadarnya meningkat dibandingkan dengan bawang putih segar. Sedangkan senyawa seperti fruktan, cysteine, dan tyrosin mengalami penurunan6.

Pada beberapa penelitian yang telah dilakukan dilaporkan bahwa ada beberapa senyawa di dalam bawang hitam yang mampu melawan penyakit akibat usia, beberapa senyawa tersebut adalah polifenol, flavonoid, dan beberapa senyawa perantara Maillard Reaction seperti 5-hydroxymethylfurfural (5-HMF) yang telah diketahui sebagai agen antioksidan. Bawang hitam juga menunjukkan

bioaktivitas yang jauh lebih tinggi dari pada bawang putih segar, seperti pada sifat antioksidan6.

Beberapa senyawa seperti flavonoid, polyphenol, 5-hydroxymethylfurfural (5-HMF), leucine, dan isoleucine terbukti mampu menurunkan kadar asam urat. Kandungan flavonoid lebih tinggi pada bawang hitam, 4-5 kali lebih tinggi dari pada bawang putih6.

Pada beberapa penelitian membuktikan bahwa flavonoid mampu untuk menurunkan asam urat. Salah satu penelitian di Bogor menyatakan jika zat yang terkandung dalam daun sidaguri (flavonoid dan alkaloid) ternyata mampu menurunkan kadar asam urat7. Penelitian lainnya juga menyatakan bahwa senyawa flavonoid pada kelopak rosela dapat menurunkan kadar asam urat8. Sedangkan penelitian yang dilakukan di Semarang juga menunjukkan bahwa zat flavonoid yang dimiliki oleh biji pepaya yang diolah menjadi jus biji papaya dapat menurunkan kadar asam urat pada tikus model dislipidemia9.

Selain flavonoid, senyawa polyphenol dan 5-hydroxymethylfurfural (5-HMF) yang dimiliki bawang hitam telah diteliti dapat menurunkan kadar asam urat sebagai inhibitor ksantin oksidase10,11,12.

Senyawa leucine dan isoleucine yang dimiliki bawang hitam adalah asam amino bercabang. Asam amino ini telah diteliti di Taiwan dengan metode pemberian suplemen asam amino bercabang (leucine, isoleucine, valin) kepada partisipan yang merupakan atlit selama 15 hari dengan adanya latihan fisik yang juga dilakukan. Hasi penelitian menunjukan adanya penurunan purin nucleotide cycle (PNC) yang menyebabkan penurunan kadar asam urat13.

Tingginya kandungan senyawa fungsional dan bioaktivitas dari bawang hitam, juga melihat bahwa banyak penyakit yang diakibatkan dari peningkatan asam urat membuat penulis tertarik untuk mengkaji potensi bawang hitam dalam menurunkan kadar asam urat.

BAHANxDANxMETODE

Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain, timbangan, oral sonde, alat pengukur (Easy touch®), strip asam urat, lancet steril 30g, vacuum rotary evaporator, pengayak 40/60 kandang mencit, pemanas water bath, alat penumbuk, cawan porselin, bawang hitam (Allium sativum L.), etanol 96%, mencit (Mus Musculus L.) jantan, akuabides, allopurinol, pakan mencit, kalium oksonat.

Hewan coba yang digunakan adalah mencit (Mus musculus L.) jantan, kemudia dengan menggunakan rumus frederer maka ditentukan besar sampel yaitu 30 sampel, lalu dikelompokkan dalam 5 kelompok. Kriteria inklusi pada mencit adalah mencit jantan (Mus musculus L.) usia 8-10 minggu dengan berat 25-35 gr dan sehat, sedangkan kriteria

eksklusinya adalah mencit jantan (Mus Musculus L.) yang tidak mau makan, sakit, atau mati

Pre Test – Post Test Control Group Design adalah metode penelitian eksperimental yang digunakan Kelompok perlakuan adalah K+: Pemberian suspensi allopurinol 10 mg/kg bb, K-: Pemberian akuabides pada kelompok mencit kontrol negatif, P1: Pemberian ekstrak etanol bawang hitam 4,2 mg/20gr bb, P2: Pemberian ekstrak etanol bawang hitam 8,4 mg/20gr bb, P3: Pemberian ekstrak etanol bawang hitam 12,4 mg/20gr bb.

Pembuatan Ekstrak Bawang Hitam

Dua Kg bawang hitam yang telah dikupas kulitnya dikeringkan dengan oven dengan suhu 30o-50oC, lalu ditumbuk halus hingga menjadi serbuk. Serbuk bawang hitam kering di saring menggunakan pengayak 40/60. Hasil saringan dicampurkan dengan etanol 96% dengan metode maserasi lalu selama 15 menit dilakukan pengadukan kemudian selama 24 jam didiamkan. Hasilnya kemudian disaring lalu ampasnya kemudian ditambahkan lagi dengan etanol 96% kemudian dilakukan hal yang sama sebanyak kurang lebih 3 kali hingga dihasilkan 91arametr. Filtrat kemudian diuapkan menggunakan vacuum rotary evaporator. Hasil dari evaporasi akan menghasilkan ekstrak yang kental, kemudian ekstrak tersebut dituang ke dalam cawan porselin lalu dipanaskan dengan water bath dengan suhu 70o C sambil terus diaduk, sehingga dihasilkan ekstrak bawang hitam.

Prosedur Pemberian Diet Tinggi Purin

Untuk membuat hewan uji menjadi hiperurisemia maka diberikan diet tinggi purin, dimana hewan coba diberikan sebanyak 25ml/kgBB hati ayam yang dibuat menjadi jus serta kalium oksonat sebanyak 250 mg/Kg BB 1 kali sehari Selama 10 hari.

Pengelompokkan Hewan Uji

Secara simple random sampling, 30 sampel dibagi menjadi 5 kelompok, yang dikelompokkan menjadi kelompok kontrol positif (K+), kelompok kontrol negatif (K-), kelompok perlakuan 1 (P1), kelompok perlakuan 2 (P2), dan kelompok perlakuan 3 (P3).

Masing-masing kelompok terdiri dari 6 ekor mencit jantan. Setiap kelompok diberikan diet tinggi purin selama 10 hari pertama. Setelah itu dilakukan pemeriksaan asam urat, jika mencit telah mangalami hiperurisemia maka dilanjutkan dengan pemberian sedian oral pada mencit jantan.

Pemberian Ekstrak Bawang Hitam Pada Hewan Uji

  •    Pada kelompok kontrol positif (K+) diberikan suspensi oral allopurinol 10 mg/kg bb per hari selama 16 hari

  •    Pada kelompok control negatif (K-) diberikan akuabides per oral selama 16 hari

  •    Pada kelompok perlakuan 1 (P1) diberikan ekstrak

etanol bawang hitam 4,2 mg/20gr bb per hari selama 16 hari

  •    Pada kelompok perlakuan 2 (P2) diberikan ekstrak

etanol bawang hitam 8,4 mg/20gr bb per hari selama 16 hari

  •    Pada kelompok perlakuan 3 (P3) diberikan ekstrak

etanol bawang hitam 12,6 mg/20gr bb per hari selama 16 hari

Pengamatan

Pada awal penelitian, tiap kelompok mencit akan diberikan diet tinggi purin selama 10 hari, dan pada hari ke 10 akan dipuasakan selama 7 jam lalu dilakukan monitoring asam urat. Setelah mencit jantan tiap kelompok telah mengalami hiperurisemia maka dilanjutkan dengan pemberian sediaan oral tiap kelompok perlakuan selama 16 hari selanjutnya pada hari ke 26 mencit akan dipuasakan selama 7 jam lalu dilakukan monitoring asam urat untuk melihat perkembangan efek sediaan oral yang diberikan.

Analisis Data

Uji normalitas data menggunakan uji Saphiro-Wilk, kemudian dilakukan uji homogenitas dengan uji Levene lalu menggunakan program SPSS untuk mengetahui distribusi data, distribusi data dinyatakan normal dan homogen jika p>0,05.

Analisis data dilakukan menggunakan oprasional statistik, analisis data yang digunakan untuk mengetahui perbandingan antara kelokmpok adalah uji One way ANOVA dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil signifikan didapatkan lewat uji One way ANOVA lalu dilanjutkan dengan uji Post-hoc LSD.

HASIL

Hasil Penurunan Uji Kadar Asam Urat

Penelitian ini menggunakan 5 kelompok perlakuan dengan total 30 sampel dan diberikan intervensi untuk menaikkan asam urat menggunakan hati ayam yang dibuat menjadi jus dan potassium oksonat selama 10 hari dan perlakuan dengan allopurinol juga ekstrak bawang hitam untuk melihat penurunan kadar asam urat selama 16 hari. Dari penelitian tersebut didapatkan data hasil penurunan asam urat hewan uji sebagai berikut:

Tabel 1. Data Pengaruh Ekstrak Bawang Hitam Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Hewan Uji

Kelompok

Hewan Uji

Kadar Asam Urat (mg/dL

Std. Deviasi

Persenta si Penurun an (%)

Selisih    Rata-

RataPenurunan

Kontrol Negatif

0.100

0.400

1,5%

Kontrol Positif

3.380

0.4087

51,3%

Perlakuan 1

0.700

0.2000

18,03%

Perlakuan 2

1.140

0.2881

10,2%

Perlakuan 3

2.060

0.2408

31,2 %

Tabel di atas menunjukkan adanya penurunan kadar asam urat pada semua kelompok post test. Selisih penurunan kadar asam urat yang paling tinggi dapat dilihat pada kelompok kontrol positif (51,3%) kemudian disusul

Gustinara Bakti Pangala1, Agung Nova Mahendra2, I Made Jawi2, Ni Wayan Sucindra Dewi2

oleh kelompok perlakuan 3 (31,2 %), perlakuan 2 (18,03%), dan perlakuan 1 (10,2%).

Analisis Statistik Kadar Asam Urat Hewan Uji

Uji normalitas (Shapiro-Wilk) dan uji homogenitas (Levene) digunakan untuk menguji data sebelum dan sesudah perlakuan. Uji Shapiro-Wilk digunakan karena sampel yang ada sedikit (<100 sampel). Hasil uji data menunjukkan data terdistribusi normal (p > 0,05) sehingga pengolahan data dapat dilanjutkan dengan uji homogenitas. Hasil uji homogenitas penurunan kadar asam urat hewan uji menggunakan uji Levene menunjukkan bahwa data homogen (p > 0,05). Dari hasil analisa data tersebut

didapatkan nilai pre test, post test, dan penurunan yang signifikan (p > 0,05) yang mana mengindikasikan bahwa data dari semua kelompok uji bervariasi homogen. Uji One Way ANOVA kemudian dilakukan karena telah memenuhi uji normalitas dan uji homogenitas. Uji ini bertujuan untuk melihat perbedaan yang bermakna atau tidak antara setiap kelompok uji. Dari uji ANOVA menunjukkan bahwa penurunan kadar asam urat hewan uji kelompok kontrol dan perlakuan menunjukan penurunan kadar asam urat yang bermakna (p = 0,000) < 0.05 yang mana kemudian

dilanjutkan dengan uji post-hoc LSD yang membandingkan perbedaan antar kelompok. Hasil analisa data menunjukan perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol positif dengan kelompok perlakuan juga antara kelompok kontrol positif dengan kelompok kontrol negatif (p < 0,05) 5.2 Pembahasan

Hasil penelitian menunjukan bahwa kenaikkan asam urat mencit akibat   induksi jus hati ayam serta

potassium oksonat. Hal ini akibat tingginya kandungan purin dalam hati ayam (100-1000 mg/100 gr) dan potassium oksonat yang berfungsi untuk menghambat enzim urikase.14.

Pemberian ekstrak etanol bawang hitam mampu menurunkan kadar asam urat di dalam darah hewan coba yang diinduksi jus hati ayam dan kalium oksonat, hal tersebut dapat dibuktikan melalui hasil uji ANOVA (p < 0,05) yang menunjukkan adanya perbedaan rata-rata yang bermakna antara kelompok. Penurunan kadar asam urat tersebut diduga karena kandungan senyawa-senyawa bioaktif yang terkandung dalam bawang hitam, seperti flavonoid, polyphenol, 5-hydroxymethylfurfural (5-HMF), leucine, dan isoleucine. Ini sejalan dengan beberapa penelitian yang juga menduga bahwa senyawa-senyawa tersebut dapat menurunkan kadar asam urat.

Penelitian yang dilakukan pada mencit jantan untuk melihat aktivitas antihiperurisemia oleh ekstrak etanol daun kluwih yang mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, fenolik, triterpenoid dan steroid terbukti dapat menurunkan kadar asam urat15, begitu juga penelitian yang menggunakan ekstrak daun durian untuk melihat aktivitas antihiperurisemia pada mencit jantan hiperurisemia, didapatkan bahwa kandungan senyawa metabolit yang paling berperan untuk penurunan asam urat adalah flavonoid, dimana beberapa senyawa dari golongan flavonoid mampu menekan kadar asam urat melalui

penekenan terhadap aktivitas dari ksantin oksidase dan superoksidase 16.

Pada penelitian yang dilakukan di China, senyawa polyphenol dalam teh hijau dapat menurunkan kadar asam urat pada mencit hiperurisemia, dengan cara menurunkan kerja ksantin oksidase dan meningkatkan ekskresi asam urat10. Selain itu studi in vitro yang juga dilakukan di China menggunakan bawang bombay menunjukan polyphenol pada bawang bombay menghambat kerja ksantin oksidase11. Penelitian di Taiwan menunjukan senyawa 5-hydroxymethylfurfural (5-HMF) yang terkandung di dalam cuka dapat bekerja sabagai inhibitor non-competitive ksantin oksidase12. Senyawa leucine dan isoleucine telah diteliti di Taiwan dengan metode pemberian suplemen asam amino bercabang (leucine, isoleucine, valin) kepada partisipan yang merupakan atlit selama 15 hari dengan adanya latihan fisik yang juga dilakukan. Hasil penelitian menunjukan adanya penurunan purin nucleotide cycle (PNC) yang menyebabkan penurunan kadar asam urat13.

Dari data yang didapatkan setelah mencari selisih rata-rata penurunan asam urat ditemukan bahwa kelompok kontrol positif yang diinduksi allopurinol memiliki hasil data penurunan yang paling tinggi (Tabel 1). Allopurinol digunakan sebagai pembanding karena obat ini adalah obat awam yang digunakan untuk menurunkan kadar asam urat dengan cara menghabat ksantin oksidase, enzim yang bekerja untuk merubah hipoksantin menjadi ksantin dan asam urat. Allopurinol juga merupakan inhibitor allosterik ksantin oksidase yang mereduksi gugus reaktif oksidasi-reduksi ksantin oksidase untuk menjaga metabolisme asam urat tetap stabil14.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

  • 1.    Pemberian ekstrak etanol 96% bawang hitam selama 16 hari menghasilkan penurunan kadar asam urat yang nyata

  • 2.    Variasi dosis ekstrak etanol 96% bawang hitam yang paling baik adalah pada dosis 12,6 mg/20 gr bb

  • 3.    Pemberian ekstrak etanol 96% bawang hitam masih belum bisa menandingi pemberian allopurinol untuk menurunkan kadar asam urat

Saran

  • 1.    Perlu dilakukan uji toksisitas bawang hitam untuk mengetahui dosis toksik dari penggunaan bawang hitam.

  • 2.    Bagi peneliti selanjutnya agar melanjutkan penelitian tentang efek ekstrak etanol 96% bawang hitam terhadap sistem metabolik lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

  • 1.    El Ridi, R.,  & Tallima, H. 2017. Physiological

functions and pathogenic potential of uric acid: A review. Journal of Advanced Research, 8(5), 487–493.

  • 2.    Manampiring, A. 2011. Hiperurisemia dan Respon Imun. Jurnal Biomedik, 3 (2); 102-110.

  • 3.    Lamb, E., Newman, J.D., Price, P.C. 2006. Kidney Function Test.Tietz Textbook of Clinical Chemistry and Molecular Diagnostic, eds. Burtis C, Ashwood RE and Bruns ED, fourth edition, Elseiver Saunders, p803-5.

  • 4.    Zhu, Y., Pandya, B.J., Choi, H.K. 2011. Prevalence of Gout and Hyperuricemia in the US General Population. The National Health and Nutrition Examination Survey 2007–2008. Arthritis and Rheumatism: 63(10): p3136– 3141

  • 5.    Mulyasari, A & Fillah, F. 2015. Faktor Asupan Zat Gizi Yang Berhubungan Kadar Asam Urat Darah Wanita Postmenopouse. Journal Of Nutrition College, 4 (2), 232-242.

  • 6.    Kimura, S., Tung, Y.-C., Pan, M.-H., Su, N.-W., Lai, Y.-J., & Cheng, K.-C. 2017. Black garlic: A critical review of its production, bioactivity, and application. Journal of Food and Drug Analysis, 25(1), 62–70.

  • 7.    Iswantini, D., Rahminiwati, M., Januwati, M. 2004. Bioprospeksi Sidaguri (sida rhombifolia l.) dan Seledri (Apium graveolens l.): formulasi obat gout dan aktifitas inhibisinya terhadap xantin oksidase. Bogor : Institus Pertanian Bogor.

  • 8.    Yulinto, D. 2009. Inhibisi Xantin Oksidase Secara In Vitro oleh Ekstrak Rosela (Hibiscus sabdariffa) dan Cuplikan (Physalis angulata). Bogor : Institusi Pertanian Bogor.

  • 9.    Arsyiyanti, C., Syauqy, A., Tjahjono, K. 2013. Pengaruh Pemberian Jus Biji Pepaya (Carica Papaya Linn.) Terhadap Kadar Asam Urat Tikus Sprague Dawley Dislipidemia. Journal of Nutrition College, 2 (1); 184-191.

  • 10.    Chen, G., Tan, M.-L., Li, K.-K., Leung, P.-C., & Ko, C.-H. 2015. Green tea polyphenols decreases uric acid

level through xanthine oxidase and renal urate transporters in hyperuricemic mice. Journal of Ethnopharmacology. 175, 14–20.

  • 11.    Ouyang, H., Hou, K., Peng, W., Liu, Z., & Deng, H. 2017. Antioxidant and Xanthine Oxidase Inhibitory Activities of Total Polyphenols from Onion. Saudi Journal of Biological Sciences.

  • 12.    Lin, S.-M., Wu, J.-Y., Su, C., Fer. 2012. Identification and Mode of Action of “5-Hydroxymethyl-2-furfural” (5-HMF)     and     “1-Methyl-1,2,3,4-tetrahydro-β-

carboline-3-carboxylic Acid” (MTCA) as Potent Xanthine Oxidase Inhibitors in Vinegars. Journal of Agricultural and Food Chemistry. 60(39)

  • 13.    Tang, F.-C., & Chan, C.-C. 2016. Contributio of

“branched-chain amino acids” to purine nucleotide cycle: a pilot study. European Journal of Clinical Nutrition, 71(5), 587–593.

  • 14.    Himawan, C, H., Effendi, F., Gunawan, W. 2017. Efek Pemberian Ekstrak Etanol 70% Tanaman Suruhan (Peperomia pellucida (l). H.b.k) Terhadap Kadar Asam Urat Darah Tikus Spragua Dawley Yang Diinduksi Kalium Oksonat. Fitofarmaka Vol 7. No 2

  • 15.    Wajdi, F., Kartik, R., Sale,, C. 2018. Uji Aktivitas Antihiperurisemia dari Ekstrak Etanol Daun Kluwih (Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg Terhadap Mencit Jantan (Mus musculus). Jurnal Atomik Vol.2 (111-115).

  • 16.    Sonia, R., Yusnelti., Fitrianingsih. 2020. Efektivitas Ekstrak Etanol Daun Durian (Durio zibethinus (Linn.)) Sebagai Antihiperurisemia. Jurnal Kefarmasian Indonesia. Vol.10 (130-139).

https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum

doi:10.24843.MU.2022.V11.i8.P17

93