ISSN: 2597-8012 JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL. 12 NO.9,SEPTEMBER, 2023


DOAJ


DIRECTORY OF OPEN ACCESS JOURNALS


Diterima: 2021-01-05 Revisi: 2023-02-14 Accepted: 25-08-2023

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DENGAN SIKAP DAN TINDAKAN PENANGANAN DIARE DALAM MENCEGAH TERJADINYA DEHIDRASI PADA BALITA DI RSUD SANJIWANI, GIANYAR, BALI

Ni Luh Putu Mulia Laksmi Dewi1, Ketut Dewi Kumara Wati2, Ni Nyoman Metriani Nesa2, Putu Mas Vina Paramitha Cempaka2, I Putu Gede Karyana2 1Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

2Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah, Denpasar

ABSTRAK

Diare adalah salah satu permasalahan sekaligus penyebab kematian utama pada anak, khususnya di negara berkembang. Diare pada balita dapat menyebabkan dehidrasi hingga kematian. Ibu memiliki peranan penting terhadap jumlah kasus diare pada balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu dengan sikap dan tindakan penanganan diare dalam mencegah terjadinya dehidrasi pada balita. Penelitian ini merupakan penelitian merupakan jenis penelitian dengan metode analitik observasional yang menggunakan dengan pendekatan studi potong lintang dengan teknik consecutive sampling. Jumlah responden minimal dalam penelitrian ini adalah sebanyak 94 orang. Pengambilan data dilakukan dengan instrument kuisioner, kemudian dilakukan analisis data univariate dan bivariate. Analisis bivariate dilakukan dengan uji Chi square menggunakan aplikasi SPSS dengan tujuan untuk mengetahui hubungan variabel yang diuji. Dari 96 orang responden bahwa nilai median dari usia ibu adalah 30 tahun dengan nilai median dari usia balita adalah 24 bulan. Karakteristik subjek didapatkan bahwa sebanyak 61 orang (63,5%) ibu dengan pendidikan terakhir D1/D2/D3/D4/S1, sebanyak 26 orang (37,5%) ibu bekerja sebagai pegawai swasta, sebanyak 67 orang (69,8%) ibu dengan kategori pengetahuan cukup, sebanyak 73 orang (76%) ibu dengan kategori sikap positif, sebanyak 61 orang (63,5%) ibu dengan kategori tindakan tepat terhadap penanganan diare. Dari hasil uji chi square mengenai hubungan pengetahuan dengan sikap ibu didapatkan hasil OR 3,594, P=0,009, 95% CI 1,346-9,592. Hubungan bersifat searah antara pengetahuan dengan sikap ibu karena OR bernilai positif. Pengetahuan ibu meningkatkan sikap penanganan diare sebesar 3,594 kali. Hubungan pengetahuan dengan tindakan ibu didapatkan hasil OR 4,813, P= 0,001, 95% CI 1,898-12,202. Hubungan bersifat searah antara pengetahuan dengan tindakan ibu karena OR bernilai positif. Pengetahuan ibu meningkatkan tindakan penanganan diare sebesar 4.813 kali.

Kata Kunci : Pengetahuan., Sikap, Tindakan

ABSTRACT

Diarrhea is one kind of the disease that causes of death in children in developing countries. Diarrhea in children under five can cause dehydration to death. Mother has very important role in the incidence of diarrhea in children under five. The purpose of this research was to test the relationship between knowledge of mother with attitudes and practice of diarrhea management in preventing dehydration in children under five. This research is an observational analytic study with a cross-sectional approach with consecutive sampling. The minimum respondents of this research is 94 peoples. Data were collected with a questionnaire, then univariate and bivariate. This research’s analysis was using Chi square test with SPSS application to test the relationship between the variables. From 96 respondents, the median value of mother’s age is 30 years with the median value of children’s age is 24 months. Characteristics of the subject found that as many as 61 people (63.5%) mothers with education D1/D2/D3/D4/S1, 26 people (37.5%) mothers work as private employees, 67 people (69.8%) mothers with adequate knowledge category, 73 people (76%) mothers with positive attitude category, 61 people (63.5%) mothers with appropriate practice category of diarrhea management in preventing dehydration in children under five. The results of the chi square regarding the relationship between knowledge and attitudes of mothers, the result were OR 3.594, P = 0.009, 95% CI 1.3469.592. The relationship is unidirectional between mother’s knowledge and attitude because OR is positive. Mother’s knowledge increased attitudes in diarrhea management by 3.594 folds. The relationship between

knowledge and practice obtained OR 4.813, P = 0.001, 95% CI 1.898-12.202. The relationship is unidirectional between mother’s knowledge and practice because OR is positive. Mother's knowledge increased practices in diarrhea management by 4.813 times.

Keywords: Knowledge., Attitude., Practice

PENDAHULUAN

Diare merupakan suatu kondisi tubuh dimana terjadinya peningkatan frekuensi defekasi dan peningkatan likuiditas tinja. Pada diare akut terdapat banyak permasalahan, yang menyebabkan dehidrasi tidak kunjung membaik, yang dapat menyakibatkan abnormalnya peredaran darah, menurunnya aliran darah,yang akan menyebabkan organ ginjal, organ pernafasan, hati, otak dan bagian tubuh lainnya mengalami kerusakan. Yang utama dan menjadi permasalahan kematian bayi di seluruh dunia disebabkan oleh diare akut. Salah satu penyebab utama kematian pada anak di Negara berkembang adalah diare.1 Sebanyak satu juta Sembilan ratus anak kisaran umur lima tahun meninggal setiap tahunnnya berdasarkan data WHO pada tahun 2015 menunjukkan 2 miliar kasus anak diare setiap tahunnya yang terjadi di seluruh dunia. Di Asia terjadi sebanyak 78% kematian dari kasus tersebut.2 Berdasarkan data dari Kemenkes RI pada tahun 2014 di negara Indonesia, terjadi kasus diare yang luar biasa, dimana pada tahun 2012 terjadi peningkatan kasus yaitu dari 646 persoalan yang pada tepatnya terjadi di tahun 2014 sampai menjadi 2.549 persoalan. Peningkatan Case Fatality Rate mengalami peningkatan yang tetap , menjadi 2,47 yang sebelumnya 1,14. Di seluruh Indonesia dari 34 Provinsi, Provinsi Bali menempati peringkat ke-17 yang sebanyak 83.839 kasus diare terjadi pada tahun 2015.3 Dari peringkat 10 besar, Kabupaten Gianyar memasuki peringkat ke-2 kasus penyakit gastroenteritis yang termasuk diare pada tahun 2014 dengan pasien rawat inap terbanyak. Terjadi peningkatan kasus diare sebanyak 10.544 di tahun 2014 sedangkan sebanyak 10.364 terjadi di tahun 2013.4

Biasanya pada awal masa bayi dan anak-anak akan mengalami dehidrasi yang mengakibatkan penyakit diare yang berujung pada kematian.5 Kehilangan cairan ekstraselular atau air dan garam (terutama natrium klorida) sebagaimana dehidrasi itu diartikan. Infeksi bakteri atau virus adalah penyebab utama paling sering terjadinya diare pada anak.6 Terjadinya malnutrisi, kematian, ataupun kesembuhan pada pasien yang menderita diare akan dapat mempengaruhi hal tersebut.

Kejadian diare lebih berbahaya pada pasien balita dibandingkan dengan pada pasien dewasa. Hal ini dikarenakan komposisi tubuh pada balita lebih banyak mengandung air dibandingkan orang dewasa. Dehidrasi lebih rentan terjadi pada balita yang mengalami diare dan merujuk malnutrisi diikuti komplikasi dan kematian. Peranan ibu pada kejadian diare balita memiliki factor yang sangat penting. Dikarenakan balita paling dekat dengan sosok ibu. Tindakan yang ibu ambil saat balita terserang diare akan menentukan perjalanan penyakitnya. Seringnya terjadi kematian akibat salah atau terlambatnya bersikap dan bertindak untuk kasus diare. Pengetahuan http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum doi:10.24843.MU.2023.V12.i9.P08

akan berpengaruh pada berbagai hal, yaitu tindakan dan sikap. Tindakan dibentuk oleh pengetahuan yang merupakan landasan domain seseorang. Dibuktikan oleh penelitian, sikap baik dan tindakan ibu yang didasari oleh pengetahuan lebih dibandingkan dengan tindakan dan sikap yang tidak didasari pengetahuan.7

Pengertian, gejala klinis, penyebab, cara penanganan dan pencegahan, sudah tepat sejak masalah diare atas bayi merupakan landasan pengetahuan ibu. Ilmu tersebut dapat menggiring orang tua guna memikirkan serta mengusahakan tindakan cepat pada kasus diare untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Kejadian malnutrisi dan diare pada anak mengalami penurunan angka, pengetahuan diatas berperan penting untuk penanggulangan pertama. Sehingga ibu mempunyai sikap waspada terhadap suatu yang serupa penyakit diare itu.7 Penanganan diare berkaitan dengan pengetahuan ibu pada anak balita untuk mencegah terjadinya dehidrasi, yang dapat menyebabkan kematian pada balita. Bila pengetahuan ibu yang baik, sang ibu akan menyikapi dan menindak lanjut terhadap penanganan diare pada anak balita. Empat puluh persen saja anak umur lima tahun kebawah akan dapatkan melakukan pengobatan rehidrasi oral kemudian dilanjutkan dengan memberikan konsumsi sesuai anjuran secara global.8 Oleh karena itu, diperlukan sikap dan tindakan yang baik ibu dalam penanganan diare anak.

Berdasarkan data-data diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian terkait dengan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Ibu mengenai Diare dalam mencegah terjadinya Dehidrasi pada Balita.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini dilaksanakan dengan metode analitik observasional dengan pendekatan potong-lintang. Penelitian ini menekankan pada observasi data atau waktu pengukuran pada satu waktu yang dilakukan terhadap variabel terikat dan variabel bebas. Pendekatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lainnya. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah kuisioner. Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling, metode ini dilakukan dengan memilih individu yang jumpai dan memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi hingga jumlah sampel terpenuhi sesuai dengan yang diinginkan.

Dalam penelitian ini populasi target yang digunakan adalah semua ibu-ibu yang beralamat tinggal di Kabupaten Gianyar. Sedangkan populasi terjangkau yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang membawa anak balita untuk berobat ke Poliknlinik Anak atau anak balitanya sedang di Rawat Inap di RSUD Sanjiwani, Gianyar, periode Januari 2020 hingga November 2020. Sampel dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Sehingga diperoleh sampel sebanyak 96 responden. Kriteria inklusi yang digunakan adalah

seorang ibu yang tinggal di Kabupaten Gianyar, responden yang memiliki balita dan responden memiliki balita yang sedang menjalani pengobatan di Poliklinik anak atau sedang di Rawat Inap di RSUD Sanjiwani Gianyar. Sedangkan sampel dengan kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah responden yang tidak bersedia mengisi IC (Informed Consent) dan data kuisioner yang tidak terbaca atau tidak jelas.

Terdapat 3 variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas yaitu pengetahuan, variabel terikat yaitu sikap dan tindakan serta variabel perancu berupa Usia Ibu, Usia Balita, Pendidikan, Pekerjaan. Usia merupakan selisih waktu antara saat responden mengisi kuesioner dan hari lahir responden, dibulatkan ke bawah dalam satuan tahun terdekat. Usia diukur menggunakan skala diskrit. Tingkat pendidikan dalam penelitian ini dibagi menjadi tidak sekolah, SD, SMP, SMA, Diploma/S1 dan S2/S3. Sedangkan pekerjaan dalam penelitian ini dibagi menjadi PNS/TNI/Polri/ BUMN/BUMD, pegawai Swasta, wiraswasta, petani, nelayan, buruh dan tidak bekerja. Pengetahuan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang diketahui responden terkait dengan cara melakukan pencegahan dehidrasi yang diakibatkan oleh diare pada balita. Sikap merupakan pandangan yang dimiliki responden tentang cara melakuakan pencegahan dehidrasi yang diakibatkan oleh diare pada balita. Tindakan merupakan segala sesuatu yang dikerjakan atau dilakukan oleh responden dalam menangani dan mencegah terjadinya dehidrasi yang diakibatkan oleh diare pada balita.

Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini dilakukan dengan mengambil data-data dari kuisioner bagi ibu-ibu memiliki anak balita yang sedang menjalani pengobatan di Poliklinik Anak atau atau Ruang Rawat Inap di RSUD Sanjiwani, Gianyar pada periode waktu Januari 2020 hingga November 2020. Selain itu, digunakan juga bahan seperti buku dan alat tulis untuk mencatat data.

Penelitian dilaksanakan di Poliklinik Anak dan Ruang Rawat Inap RSUD Sanjiwani, Gianyar, Bali yang direncanakan berlangsung mulai bulan Januari 2020 hingga November 2020.

Data penilaian mengenai variabel berupa usia, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, sikap, dan tindakan. Data diambil menggunakan kuisioner. Dilakukan pemeriksaan kembali data yang sudah didapat bertujuan untuk mengetahui kekurangan dan kelayakan data untuk dapat dianalisi atau tidak. Adapun hal yang perlu diperiksa adalah kejelasan tulisan, kelengkapan data, dan lainnya. Selanjutnya dilakukan analisis data sesuai dengan variabel yang sudah ada menggunakan program computer. Kemudian dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Statistical Package for the Social Science (SPSS). Lalu data diolah secara bertahap yaitu dimulai dengan editing, coding, tabulating, dan entry data, melalui beberapa tahapan yaitu analisis univariat dan bivariat.

HASIL

Penelitian ini melibatkan 96 orang ibu yang mengisi kuisioner didapatkan sebanyak 2 orang atau 2.1 % dengan pendidikan terakhir SMP, sebanyak 27 orang atau 28,1% dengan pendidikan terakhir SMA/SMK, sebanyak 61 orang (63,5%) dengan pendidikan terakhir D1/D2/D3/D4/S1, sebanyak 6 orang atau 6,3% dengan pendidikan terakhir S2/S3. Ditinjau dari variabel pekerjaan dari 96 responden didapatkan bahwa sebanyak 21 orang atau 21,9% bekerja sebagai PNS/TNI/Polri/BUMN/BUMD, 36 orang atau 37,5% bekerja sebagai pegawai swasta, 8 orang atau 8,3% bekerja wiraswasta, sebesar 3,1% atau sebanyak 3 orang bekerja sebagai petani, 3,1% atau sebanyak 3 orang sebagai nelayan, dan sebesar 16,7% atau sebanyak 16 orang sebagai buruh, serta 9,4% atau sebanyak 9 orang tidak bekerja (Tabel 1).

Tabel 1. Karakteristik Subjek

Variabel

Frekuensi (%)

Pendidikan

Tamat SMP

2 (2,1%)

Tamat SMA/SMK

27 (28,1%)

Tamat D1/D2/D3/D4/S1

61 (63,5%)

Tamat S2/S3

6 (6,3%)

Pekerjaan

PNS/TNI/Polri/BUMN/BUMD

21 (21,9%)

Pegawai Swasta

36 (37,5%)

Wiraswasta

8 (8,3%)

Petani

3 (3,1%)

Nelayan

3 (3,1%)

Buruh

16 (16,7%)

Tidak bekerja

9 (9,4%)

Kategori Pengetahuan Ibu

Cukup

67 (69,8%)

Tidak Cukup

29 (30,2%)

Kategori Sikap Ibu

Positif

73 (76%)

Negatif

23 (24%)

Kategori Tindakan Ibu

Tepat

61 (63,5%)

Tidak Tepat

35 (36,5%)

Berdasarkan uji normlaitas pada kelompok data numerik, didapatkan hasil pada usia ibu sig <0,05 yang artinya sebaran data tidak normal, hasil uji normalitas pada variabel usia balita sig. <0,05 yang artinya sebaran data bersifat tidak normal, hasil uji normalitas pada variabel skor pengetahuan sig. <0,05 yang artinya sebaran data bersifat tidak normal, hasil uji normalitas pada variabel skor sikap sig. <0,05 yang artinya sebaran data bersifat tidak normal, hasil uji normalitas pada variabel skor tindakan sig. <0,05 yang artinya sebaran data bersifat tidak normal. Berdasarkan hal tersebut maka penyajian data numerik pada variabel usia ibu, usia balita, skor pengetahuan, skor sikap, dan skor tindakan disajikan dalam bentuk median dan nilai percentiles.

Data tabel percentiles dari Kolmogorov-Smirnov didapatkan bahwa variabel usia ibu memiliki nilai median sebesar 30,00 dengan nilai interquartile range adalah 27,00-36,00, variabel usia balita memiliki nilai median 24,00 dengan nilai interquartile range adalah 12,0036,00, variabel skor pengetahuan memiliki nilai median

sebesar 14,50 dengan nilai interquartile range adalah 12,25-16,00, variabel skor sikap memiliki nilai median sebesar 44,00 dengan nilai interquartile range adalah 39,00-46,00, variabel skor ibu tindakan memiliki nilai median sebesar 8,00 dengan nilai interquartile range adalah 7,00-9,00 (Tabel 2).

Tabel 2. Uji Normalitas

Variabel                        Statistic

Df     Sig.*      Median       Interquartil Range

Usia Ibu (Th)                 0,109

Usia Balita (Bln)               0,136

Skor_Pengetahuan            0,110

Skor_Sikap                   0,158

Skor_Tindakan              0,193

96     0,006      30,00         27,00-36,00

96     0,000      24,00          12,00-36,00

96     0,006       14,50          12,25-16,00

96     0,000      44,00         39,00-46,00

96     0,000      8,00           7,00-9,00

*) Uji Kolmogorov-Smirnov

Berdasarkan output uji chi square didapatkan bahwa dari 96 orang responden didapatkan sebanyak 56 orang ibu memiliki pengetahuan cukup dengan sikap positif, sebanyak 11 orang ibu memiliki pengetahuan cukup dengan sikap negatif, sebanyak 17 orang ibu memiliki pengetahuan tidak cukup dengan sikap positif, dan sebanyak 12 orang ibu memiliki pengetahuan tidak cukup dengan sikap negatif. Berdasarkan uji chi square tentang hubungan antara pengetahuan ibu dengan sikap penanganan diare didapatkan hasil OR 3,594, P= 0,009, 95% IK 1,346-9,592. Artinya terdapat hubungan bersifat searah antara pengetahuan dengan sikap ibu karena OR bernilai positif.

Pengetahuan ibu meningkatkan sikap penanganan diare sebesar 3,594 kali. Semakin cukup tingkat pengetahuan maka semakin positif sikap ibu terhadap penanganan diare pada anak balita. Nilai Asymp sig. (2-sided) atau P=0,009 (<0,05) artinya H0a ditolak dan H1a diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa memang ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan sikap penanganan diare dalam mencegah dehidrasi pada balita (Tabel 3).

Tabel 3. Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu

Sikap Ibu

Total

n=96

P-Value Asymp. Sig. (2-Sided)

OR

Value

95% Cl

Negatif n=23

Positif n=73

Pengetahuan ibu

Tidak cukup

12

17

29

0,009*

3,549

1,346-9,592

Cukup

11

56

67

*) Uji Chi square

Hasil output uji chi square didapatkan bahwa dari 96 orang responden bahwa sebanyak 50 orang memiliki pengetahuan cukup dengan tindakan tepat, 17 orang memiliki pengetahuan cukup dengan tindakan tidak tepat, 11 orang memiliki pengetahuan tidak cukup dengan tindakan tepat, dan 18 orang memiliki pengetahuan tidak cukup dengan tindakan tidak tepat. Berdasarkan uji chi square tentang hubungan antara pengetahuan ibu dengan tindakan penanganan diare didapatkan hasil OR 4,813, P= 0,001, 95% CI 1,898-12,202. Artinya terdapat hubungan bersifat searah antara pengetahuan dengan tindakan ibu

karena OR bernilai positif. Pengetahuan ibu meningkatkan tindakan penanganan diare sebesar 4,813 kali. Semakin cukup tingkat pengetahuan ibu, maka tindakan yang dilakukan ibu dalam menangani diare pada balita semakin tepat. Nilai Asymp sig. (2-sided) atau P=0,001 (<0,05) artinya H0a ditolak dan H1a diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa memang ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan tindakan penanganan diare dalam mencegah dehidrasi pada balita (Tabel 4).

Tabel 4. Hubungan Pengetahuan dengan Tindakan Ibu

Tindakan Ibu

Total

P-Value

OR

Tepat n=35

Tidak tepat n=61

n=96

Asymp. Sig. (2-Sided)

Value

95% Cl


Pengetahuan ibu

Tidak cukup          18         11

Cukup              17        50

29             0,001*      4,813     1,989-12,202

67


PEMBAHASAN

Pengetahuan ibu tentang penanganan diare pada anak adalah salah satu komponen faktor predisposisi yang mempengaruhi sikap ketika melaksanakan penanganan diare pada anak.7 Ibu ialah salah satu orang yang paling dekat dengan anak. Pengetahuan ibu dalam merawat anaknya sangat menentukan keselamatan anak yang mengalami diare. Pada penelitian ini didapatkan bahwa tingkat pengetahuan dari 96 orang responden didapatkan sebanyak 67 orang atau 69,8% orang memiliki pengetahuan cukup dan sebanyak 29 orang atau 30,2% orang memiliki pengetahuan tidak cukup. Hal yang sama juga dilakukan pada penelitian di RSCM Kiara dimana didapatkan bahwa dari 102 orang responden terdapat sebanyak 101 orang atau 99% responden dengan pengetahuan baik dan sebanyak 1 orang atau 1% dengan yang kurang baik. Hal tersebut berkaitan dengan responden yang dominan memiliki pendidikan tinggi.9 Namun Penelitian pembanding yang dilakukan oleh Khaliq pada tahun 2015 di daerah Gadap, Pakistan mendapatkan hasil bahwa sebanyak 225 orang ibu dengan pengetahuan tidak cukup dan sebanyak 158 orang ibu dengan pengetahuan yang cukup. Hal tersebut menunjukkan hasil yang berbeda mengenai pengetahuan ibu di daerah Gadap Pakistan lebih rendah.10 Hal tersebut karena usia ibu di daerah tersebut rata-rata lebih muda dan rata-rata ibu di kota tersebut memiliki tingkat pendidikan di daerah tersebut masih rendah. Pada penelitian yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Abang 1 ditemukan dari 62 orang responden bahwa tingkat pengetahuan ibu mengenai diare adalah 5 orang (8,1%) baik dan 57 orang (91,9%) dengan tingkat pengetahuan yang kurang.11 Hal ini berkaitan dengan lokasi penelitian dimana Puskesmas Abang I terletak di daerah rural atau pedesaan dimana memiliki tingkat pendidikan yang masih rendah dan akses pada layanan kesehatan yang sulit dijangkau.

Sikap adalah pandangan seseorang, dalam penelitian ini adalah suatu pandangan ibu mengenai cara melakuakan pencegahan dehidrasi akibat diare pada balita. Sikap juga dipengaruhi oleh adanya pengetahuan dalam suatu hal. Ibu akan menentukan perjalanan dari diare. Hal tersebut karena ibu merupakan sosok paling dekat dalam merawat balita. merupakan sosok yang berhubungan paling dekat dengan balita. Jika balita terkena diare, maka sikap dan tindakan yang ibu ambil sangat penting untuk menangani diare. Pada kategori sikap dari 96 orang responden didapatkan sebanyak 73 orang atau 76% orang memiliki sikap positif dan sebanyak 23 orang atau 24% orang memiliki sikap negatif. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian Nasution pada tahun 2019 yang melibatkan sebanyak 55 orang responden menunjukkan bahwa sikap ibu mengenai penanganan diare pada balita yang berada di Puskesmas Polonia Medan lebih banyak positif yaitu sebesar 58,2% dan yang menunjukkan sikap negatif sebanyak 41,8%.12 Pada penelitian di Puskesmas Cempaka Putih Kota Banjarmasin didapatkan bahwa dari terdapat sebanyak 40 orang (78,4%) yang memiliki sikap positif dan sebanyak 11 orang (21,6%) dengan sikap negative.13 Penelitian

yang dilakukan di RSCM Kiara menunjukkan hasil bahwa dari 102 orang responden terdapat sebanyak 55 orang atau 53,9% responden yang memiliki sikap positif dan sebanyak 47 orang (46,1%) dengan sikap negatif. Hal tersebut berkaitan dengan responden yang dominan memiliki pendidikan tinggi.9 Penelitian yang dilakukan Khaliq pada tahun 2015 di daerah Gadap, Pakistan mendapatkan hasil yang berbeda bahwa sebanyak 116 orang dengan sikap positif dan 261 orang dengan sikap negatif.10 Hal tersebut karena usia ibu di kota tersebut rata-rata lebih muda dan rata-rata ibu di daerah tersebut memiliki tingkat pendidikan di daerah tersebut masih rendah. Pada penelitian lain di wilayah kerja Puskesmas Abang 1 ditemukan dari 62 orang responden bahwa sikap ibu mengenai tindak lanjut diare adalah 11 orang (17,7%) baik dan 51 orang (82,3%) dengan sikap kurang, pada sikap ibu mengenai penanganan diare cukup oralit didapatkan hanya 20 orang (32,3%) baik dan 42 orang (67,7%) dengan penanganan kurang.11 Hal ini berkaitan dengan lokasi penelitian dimana Puskesmas Abang I terletak di daerah rural atau pedesaan yang memiliki tingkat pendidikan rendah dan akses layanan kesehatan sulit dijangkau.

Tindakan merupakan cara beritindak atau berkelakuan yang sering disebut sebagai perilaku suatu individu yang dipengaruhi oleh salah satu faktor yakni pengetahuan.14 Dalam penelitian ini didapatkan bahwa tindakan ibu dalam menangani diare untuk mencegah dehidrasi pada balita sangat penting dan dipengaruhi oleh pengetahuan. Pada kategori tindakan dari 96 orang responden didapatkan sebanyak 61 orang atau 63,5% orang dengan tindakan tepat dam sebanyak 35 orang atau 36,5% orang dengan tindakan tidak tepat. Hal ini sejalan dengan Adeleke tahun 2019 di derah urban atau Perkotaan Lesotho, Afrika Selatan bahwa 67,9% ibu memiiki tindakan yang baik dan 32,1 % ibu memiliki tindakan yang tidak baik.15 Hal ini menunjukkan bahwa terdapat keterkaitan antara jumlah ibu yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi di kota tersebut dan jumlah ibu yang bekerja di Kota tersebut. Lesotho merupakan salah satu daerah perkotaan di Afrika selatan sehingga mempermudah para ibu dalam mengakses layanan kesehatan dan pendidikan. Hal yang sama pada penelitian dilakukan di RSCM Kiara dimana didapatkan bahwa dari 102 orang responden terdapat sebanyak 55 orang (53,9%) dengan perilaku baik dan 47 orang (46,1%) dengan tindakan yang kurang baik. Hal tersebut berkaitan dengan responden yang dominan memiliki pendidikan tinggi.9 Hasil penelitian Khaliq pada tahun 2015 di daerah Gadap, Pakistan menunjukkan hasil yang berbeda bahwa sebanyak 355 orang tindakan yang tidak tepat dan hanya 29 orang memiliki tindakan yang tepat.10 Hal tersebut karena usia ibu di kota tersebut rata-rata lebih muda dan rata-rata ibu di kota tersebut memiliki tingkat pendidikan di daerah tersebut masih rendah. Pada penelitian lain di wilayah kerja Puskesmas Abang 1 ditemukan dari 62 orang responden bahwa praktik pemberian obat tradisional adalah hanya 24 orang (45,2%) baik dan 34 orang (54,8%) buruk, pada praktik pemberianteh manis

hanya 18 orang (29%) dan 44 orang (71%) kurang. Hal ini berkaitan dengan lokasi penelitian dimana Puskesmas Abang I terletak di daerah rural atau pedesaan yang memiliki tingkat pendidikan rendah dan akses layanan kesehatan sulit dijangkau.

Hasil uji chi square mengenai hubungan pengetahuan dengan sikap penanganan diare mendapatkan hasil OR 3,594, P=0,009, 95% KI 1,346-9,592. Artinya terdapat hubungan bersifat searah antara pengetahuan dengan sikap ibu karena OR bernilai positif. Pengetahuan ibu meningkatkan sikap penanganan diare sebesar 3,594 kali. Semakin cukup tingkat pengetahuan maka semakin positif sikap ibu dalam penanganan diare pada balita. Nilai P sebesar 0,009 (<0,05) artinya terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan sikap penanganan diare dalam mencegah dehidrasi pada balita. Hasil penelitian ini menunjukkan kesamaan dengan penelitian Listianingsih pada tahun 2014 menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan (P= 0,000 atau<0.05) antara pengetahuan dan sikap dalam penaganan awal diare pada anak prasekolah. Penelitian yang dilakukan oleh Dusak pada tahun 2018 di Puskesmas Abang 1 menunjukkan bahwa terdapat hubungan pada pengetahuan dan sikap dalam menangani diare, hubungan negatif ditunjukkan dimana pengetahuan yang kurang akan menimbulkan sikap yang kurang terhadap penanganan diare. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya sebesar 51 orang (84,2%) responden memiliki tingkat pengetahuan yang kurang dan menunjukkan sikap negatif terhadap cara menyikapi kejadian diare pada anak dan sebesar 39 orang (68,4%) responden dengan pengetahuan yang kurang dengan sikap negatif.11 Hal ini berkaitan dengan lokasi penelitian dimana Puskesmas Abang I terletak di daerah rural atau pedesaan dengan tingkat pendidikan rendah dan akses pada layanan kesehatan yang sulit dijangkau.

Hasil uji chi square mengenai hubungan pengetahuan dengan tindakan penanganan diare mendapatkan hasil OR 4,813, P=0,001, 95% KI 1,89812,202. Artinya terdapat hubungan bersifat searah antara pengetahuan dengan tindakan ibu karena OR bernilai positif. Pengetahuan ibu meningkatkan tindakan penanganan diare sebesar 4,813 kali. Semakin cukup tingkat pengetahuan maka akan semakin tepat ibu dalam memberikan tindakan mengenai penanganan diare pada balita. Nilai P=0,001 (<0,05), artinya ada hubungan mengenai pengetahuan dengan tindakan ibu terhadap cara menangani diare dalam mencegah dehidrasi pada balita.. Penelitian serupa yang didapatkan oleh Herwindasari pada tahun 2014 bahwa ada hubungan secara signifikan (P=0,017 atau <0,05) antara pengetahuan terhadap penatalaksanaan dari diare yang terjadi pada balita.16 Selain itu Fedriani menyebutkan bahwa semakin rendah pengetahuan ibu dalam menangani diare, maka semakin kurang pula tindakannya. Penelitian Safitri pada tahun 2018 didapatkan hasil bahwa P=0,002 atau <0,05, artinya ada hubungan pengetahuan dengan perilaku penanganan diare anak. Penelitian Dusak tahun 2018 di Puskesmas Abang 1 menunjukkan bahwa terdapat hubungan pengetahuan dan sikap dalam menangani diare, hubungan

negatif ditunjukkan dimana pengetahuan yang kurang akan menimbulkan praktik yang kurang pula, yaitu sebanyak 41 orang (71,9%) responden memiliki tingkat pengetahuan yang kurang dan praktik yang kurang tepat.11 Hal ini berkaitan dengan lokasi penelitian dimana Puskesmas Abang I terletak di daerah rural atau pedesaan dimana memiliki tingkat pendidikan yang masih rendah dan akses pada layanan kesehatan yang sulit dijangkau.

SIMPULAN

Adapun simpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara pengetahuan dengan sikap penanganan diare dalam mencegah dehidrasi pada balita di RSUD Sanjiwani, Gianyar, Bali. Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tindakan penanganan diare dalam mencegah terjadinya dehidrasi pada balita di RSUD Sanjiwani, Gianyar, Bali.

DAFTAR PUSTAKA

  • 1.    Gidudu J. Diarrhea: Case definition and guidelines for collection, analysis, and presentation of immunization     safety      data.      ProQuest.

2011;29(5):1053-1071.

  • 2.    World Health   Organization.   Birth Defects

Surveillance Training Facilitator’s Guide.  2015.

[Online]           Available           at           :

https://www.who.int/publications/i/item/9789241549 288# [diunduh 19 April 2020].

  • 3.    Kementrian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia. 2015. Jakarta : Kemenkes RI.

  • 4.    Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar. Profil Kesehatan Kabupaten Gianyar Tahun 2014. 2015. Denpasar : Seksi Pengolahan Data dan Pelaporan Bidang Pengkajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan 2015.

  • 5.    Hayajneh, W.A., Jdaitawi, 1-I., Shunnan, A.A., Hayajneh, YA. Comparison of Clinical Associations and Laboratory Abnormalities in Children With Moderate and Severe Dehydration. Original article: Gastroenterology. 2010;250(3):290-294.

  • 6.    Finberg, L. Dehydration in Infancy and Childhood. Article fluid & electrolytes. 2012;23(8):277-282.

  • 7.    Notoatmodjo, S. Ilmu Kesehatan Masyarakat: Prinsip-Prinsip Dasar.  2003. Edisi II. Jakarta :

Rineka Cipta.

  • 8.    UNICEF. Diarrhoeal  Disease.  2015. [Online]

Available from:    http:// data.unicef.org/child-

health/diarrhoeal-disease [diunduh 19 April 2020].

  • 9.    Hapsari, A.I dan Gunardi H. Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan PErilaku Orangtua tentang Diare pada Balita di RSCM Kiara. Sari Pediatri. 2018;19(6):216-20.

  • 10.    Khaliq, Asif. “Knowledge Attitude and Practice Regarding Diarrhea Management among Mother’s of Children Under 2 years Dwelling in Goths of Gadap Town, Karachi”. 2015. Karachi : Baiq Medical University.

  • 11.    Dusak, M.R.S., Sukmayani, Y., Hardika, S.A., & Ariastuti, L.P. Gambaran pengetahuan, sikap, dan

praktik ibu balita terhadap penatalaksanaan diare pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Abang 1. Intisari Sains Medis. 2018;9(2):85-94.

  • 12.    Nasution, Z., dan Samosir, R.F. Pengetahuan dan sikap ibu tentang penanganan diare di Puskesmas Polonia Medan. Jurnal Darma Agung Husada. 2019;5(1):46-51.

  • 13.    Alita, Priska. “Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Ibu terhadap Kejadian Diare pada Balita di Puskesmas Cempaka Putih Kota Banjarmasin”. 2015. Banjarmasin: Universitas Islam Kalimantan.

  • 14.    Maulana, II.D.J. Promosi Kesehatan. Edisi I. 2009. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

  • 15.    Adeleke, A.I. Maternal Knowledge, Attitudes, and Practices towards Prevention and Management of Child Diarrhoea in Urban and Rural Maseru, Lesotho. International Journal of TROPICAL DISEASE & Health. 2019;36(2):1-20.

  • 16.    Herwindasari. “Hubungan tingkat Pengetahuan Ibu dengan Penatalaksanaan Awal Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas II Pontianak Tahun 2013 . 2014. Pontianak:

Universitas Tanjungpura.

http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum

doi:10.24843.MU.2023.V12.i9.P08

46