ISSN: 2597-8012 JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL. 11 NO.4,APRIL, 2022


Diterima: 30-12-2020 Revisi: 19-08-2021 Accepted: 2022-04-16

PEROKOK PASIF SEBAGAI FAKTOR RISIKO PENYAKIT KARDIOVASKULAR DAN KEMATIAN TERKAIT PENYAKIT KARDIOVASKULAR: SYSTEMATIC REVIEW

Ni Nyoman Sriwulan Pratiwi1, I Made Putra Swi Antara2, A.A. Ayu Dwi Adelia Yasmin3, Made Satria Yudha Dewangga4

  • 1    Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Denpasar, Bali.

  • 2    Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Denpasar, Bali.

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Latar belakang: Rokok tidak hanya memiliki dampak buruk pada perokok aktif, tetapi juga berdampak buruk pada perokok pasif. Perokok pasif dilaporkan mengalami peningkatan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular dan kematian terkait penyakit kardiovaskular. Maka dari itu, systematic review ini bertujuan untuk mengevaluasi lebih lanjut peran perokok pasif sebagai faktor risiko penyakit kardiovaskular dan kematian terkait penyakit kardiovaskular. Metode: Systematic review ini dilakukan berdasarkan pedoman PRISMA. Tinjauan ini menggunakan artikel dengan desain studi kohort prospektif yang relevan dari lima tahun terakhir pada PubMed, Science Direct, dan Cochrane Library. Hasil: Terdapat lima studi yang relevan dimasukkan pada tinjauan ini. Empat studi menemukan bahwa perokok pasif mempunyai risiko lebih tinggi mengalami penyakit kardiovaskular. Satu studi melaporkan bahwa perokok pasif merupakan faktor risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular. Kesimpulan: Perokok pasif merupakan faktor risiko dari penyakit kardiovaskular dan mortalitas kardiovaskular.

Kata kunci: secondhand smoker., passive smoking., cardiovascular disease., cardiovascular mortality.

ABSTRACT

Background: The harmfull effects of smoking are not only applied to active smokers but also secondhand smokers. Reseach show that secondhand smokers have an increased risk of cardiovascular disease and cardiovascular mortality. Hence, this systematic review aims to evaluate further the role of passive smoking as the risk factor for cardiovascular disease and cardiovascular mortality. Methods: This systematic review was conducted based on the new PRISMA guidelines. This review included the relevant cohort prospective studies from the last five years in Pubmed, Science Direct, and Cochrane Library. Results: There were five relevant studies included in this review. Four studies found that passive smoking has a higher risk of cardiovascular disease. One study reported that passive smoking is a risk factor for cardiovascular mortality. Conclusion: Passive smoking is a significant risk factor for both cardiovascular disease and cardiovascular mortality.

Keywords: secondhand smoker., passive smoking., cardiovascular disease., cardiovascular mortality

PENDAHULUAN

Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit tidak menular yang memengaruhi jantung dan pembuluh darah. Berdasarkan laporan WHO 2017, menyatakan bahwa penyakit tidak menular merupakan penyebab nomor satu kematian di dunia mewakili 63% dari semua kematian dan terjadi sebanyak 36 juta orang pada setiap tahunnya. Sekitar 80% terjadi di negara-negara berkembang yang memiliki penghasilan rendah dan menengah. Pada tahun 2015, jumlah kematian karena penyakit jantung dan pembuluh darah

sekitar 17,7 juta, sebanyak 31% dari seluruh kematian yang terjadi di dunia.1

Pada umumnya faktor risiko utama dari penyakit kardiovaskular antara lain riwayat keluarga, obesitas, kurangnya aktivitas fisik, jenis kelamin, kebiasaan merokok, usia, dan kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi lemak. Salah satu faktor risiko paling dominan yang ada di masyarakat adalah merokok. Merokok dapat menyebabkan kerusakan endotel pembuluh darah, meningkatkan tekanan darah dan denyut nadi, menurunkan kadar oksigen ke jantung, serta menurunkan High-Density Lipoproteins

PEROKOK PASIF SEBAGAI FAKTOR RISIKO PENYAKIT KARDIOVASKULAR DAN KEMATIAN TERKAIT PENYAKIT KARDIOVASKULAR.., Ni Nyoman Sriwulan Pratiwi1, I Made Putra Swi Antara2, A.A. Ayu Dwi Adelia Yasmin3, Made Satria Yudha Dewangga4

(HDL).2 Sekitar 1,1 miliar dari penduduk dunia adalah perokok. Menurut WHO, Indonesia masuk dalam lima negara dengan perokok terbanyak di dunia.3

Berbagai penelitian menyatakan bahwa rokok tidak hanya memiliki dampak buruk pada perokok aktif, tetapi juga berdampak buruk pada perokok pasif.4 Terdapat dua jenis asap rokok yang dapat dihirup perokok pasif yaitu secondhand smoke (SHS) dan thirdhand smoke (THS). SHS merupakan campuran asap yang dihasilkan dari rokok (sidestream smoke) dan asap yang dikeluarkan oleh perokok aktif (mainstream smoke).5 SHS juga dikenal sebagai asap rokok tembakau atau polusi asap tembakau.6 Sedangkan THS merupakan residu atau sisa asap rokok yang tersebar di tempat-tempat yang terpapar asap rokok.7

Hasil penelitian Attard, dkk menyatakan bahwa perokok pasif memiliki risiko terjadinya penyakit kardiovaskular. Penelitian ini menunjukkan peningkatan risiko infark miokard pada perokok pasif yang dikaitkan dengan perubahan profil lipid yaitu terjadi peningkatan kadar trigliserida dan penurunan kadar HDL.8 Selain itu, berdasarkan penelitian Lu, dkk menunjukkan bahwa adanya hubungan antara SHS dan peningkatan risiko kematian. Berdasarkan data retrospektif dari 192 negara yang digunakan untuk menilai beban penyakit secara global dan pada tahun 2004 diperkirakan sekitar 603.000 kematian dini terkait SHS, serta penyakit yang memberikan kontribusi terbesar terhadap kematian tersebut yaitu penyakit jantung iskemik.9

Tinjauan sistematis bertujuan untuk mengetahui apakah perokok pasif memiliki risiko terjadinya penyakit kardiovaskular dan kematian terkait penyakit kardiovaskular.

BAHAN DAN METODE

Kriteria Eligibility (Kelayakan)

Penulisan laporan systematic review ini menggunakan pedoman PRISMA. Rumusan masalah menggunakan kriteria PICO + S10 yaitu Population (P) = non-perokok; Intervention atau exposure (I) = terpapar SHS; Control atau comparison (C) = tidak terpapar SHS; Outcome (O) = penyakit kardiovaskular dan kematian terkait penyakit kardiovaskular; Study design (S) = studi kohort prospektif.

Kriteria inklusi pada systematic review ini adalah 1) jurnal berbahasa Inggris, 2) penelitian yang diterbitkan pada tahun 2015-2020 dengan teks lengkap, 3) studi kohort prospektif, 4) non-perokok (mantan perokok atau tidak pernah merokok) yang berusia ≥18 tahun, 5) terpapar SHS, 6) hasil yang diinginkan yaitu kejadian penyakit kardiovaskular dan kematian terkait penyakit kardiovaskular, 7) studi yang melaporkan Relative Risk (RR) atau Hazard Ratio (HR) dengan Interval kepercayaan (IK) 95%. Kriteria eksklusi dari tinjauan ini adalah teks lengkap tidak bisa diakses.

Sumber Informasi

Database yang digunakan untuk pencarian literatur dalam penyusunan tinjauan ini adalah PubMed, Science Direct, dan Cochrane Library.

Strategi Penelusuran Literatur

Pencarian menggunakan Boolean operator agar penelurusan menjadi lebih spesifik. Penelusuran literatur menggunakan cara pencarian elektronik menggunakan database. Kata kunci dengan penerapan Boolean operator yang digunakan pada tinjauan ini adalah (“coronary heart disease” OR “ischemic heart disease” OR “myocardial ischemia” OR “cardiovascular disease” OR “cardiovascular mortality”) AND (“passive smoking” OR “tobacco smoke pollution” OR “second hand smoke”). Setelah dilakukan pencarian literatur, dilakukan pembatasan terhadap tahun terbit yaitu dari tahun 2015 sampai 2020, penggunaan jenis bahasa yaitu berbahasa Inggris, dan jenis literatur yaitu berupa jurnal.

Seleksi

Penelusuran literatur dilakukan menggunakan kata kunci dan batasan yang sudah dibuat sebelumnya. Literatur yang didapat dari masing-masing database akan dimasukkan ke Mendeley untuk mengidentifikasi dan menghilangkan jurnal yang sama (duplikat). Selanjutnya, dilakukan penyaringan dengan melihat judul dan abstrak dari setiap jurnal. Pada tahap ini, jurnal yang tidak memenuhi kriteria inklusi dan jurnal yang tidak berisi abstrak akan dilakukan eksklusi, sedangkan jurnal yang memenuhi kriteria inklusi dan PICO question akan dilakukan penyaringan selanjutnya yaitu dengan mengunduh teks lengkap serta dilakukan evaluasi terhadap metode, hasil, diskusi, dan kesimpulan secara manual satu per satu. Jurnal yang tidak memenuhi kriteria inklusi dan PICO question serta jurnal yang tidak dapat diakses akan dieksklusi. Hasil dari peninjauan jurnal dengan membaca teks lengkap ini akan dijadikan dasar dalam penyusunan systematic review.

Seleksi

Metode ekstraksi pada systematic review ini dilakukan secara independen dengan membaca dan meninjau jurnal secara lengkap. Ekstraksi data dilakukan agar dapat mengumpulkan informasi yang diperlukan dari jurnal dan direkap menggunakan Microsoft Excel sehingga dapat mempermudah analisis. Ekstraksi dilakukan dengan mengumpulkan informasi mengenai penulis dan tahun terbit, desain studi, tahun investigasi, lokasi penelitian, jumlah sampel, rentang usia, jenis kelamin, hasil, sumber paparan, variabel terkontrol, HR/ RR (IK 95%), dan waktu follow-up. Selanjutnya, dilakukan telaah kritis atau critical appraisal pada seluruh studi untuk melihat kualitas jurnal yang akan digunakan dalam penyusunan systematic review.

Jenis Data dan Variabel

Dalam tinjauan ini menggunakan jenis data kualitatif. Variabel yang digunakan yaitu paparan SHS sebagai variabel bebas, sedangkan penyakit kardiovaskular dan kematian terkait penyakit kardiovaskular sebagai variabel terikat.

Penilaian Risiko Bias

Pada systematic review ini menggunakan desain studi kohort prospektif, maka dari itu penilaian risiko bias menggunakan Newcastle-Ottawa Quality Assessment Scale untuk studi kohort. Newcastle-Ottawa Quality Assessment Scale dapat mengevaluasi tahapan seleksi, perbandingan, dan hasil dari suatu penelitian. Artikel yang mendapatkan 79 bintang memiliki kualitas baik, mendapatkan 4-6 bintang memiliki kualitas cukup, dan artikel dengan 0-3 bintang memiliki kualitas buruk.11

Summary Measures

Skala ukur yang digunakan dalam tinjauan ini adalah RR/ HR untuk mengetahui apakah perokok pasif memiliki risiko terjadinya penyakit kardiovaskular dan kematian terkait penyakit kardiovaskular.

Sintesa Hasil

Dalam systematic review ini menggunakan sintesis data kualitatif yang bertujuan untuk mengumpulkan hasil-hasil penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif, ini disebut dengan meta-sintesis.

Langkah-langkah dalam melaksanakan meta-sintesis yaitu memformulasikan pertanyaan penelitian (PICO questions), melakukan pencarian literatur, melakukan seleksi artikel penelitian yang memenuhi kriteria inklusi, melakukan analisis dan sintesis hasil-hasil kualitatif. Pada tinjauan ini melakukan meta-sintesis dengan pendekatan meta-agregasi yaitu sintesis yang memiliki tujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian dengan cara mengumpulkan berbagai hasil yang ditemukan dalam penelitian yang sebelumnya sudah dilakukan.12

HASIL

Seleksi Studi

Pencarian literatur dilakukan dengan menggunakan kata kunci yang telah ditetapkan sebelumnya dan artikel yang terbit diantara tahun 2015 sampai 2020, didapatkan 1106 artikel yang teridentifikasi, setelah duplikasi dihilangkan maka jumlah artikel yang didapat adalah 1065 artikel. Setelah dilakukan skrining berdasarkan judul dan abstrak didapatkan 60 artikel dengan mengeksklusi 90 artikel yang judul dan abstraknya tidak tersedia, 184 artikel dengan desain studi yang tidak sesuai, 318 artikel dengan variabel terikat tidak sesuai, 289 artikel dengan variabel bebas yang tidak sesuai, 124 artikel merupakan tinjauan dan chapter. Selanjutnya dilakukan seleksi artikel sesuai dengan kriteria eligibilitas dan didapatkan 5 artikel, dimana 12 artikel dieksklusi dikarenakan partisipan merupakan perokok, 10 artikel tidak dapat diakses, 20 artikel dengan eksposur atau paparan yang tidak relevan, 11 artikel dengan data yang tidak lengkap, dan 2 artikel merupakan tinjauan atau meta-analisis. Dengan demikian, penyusunan systematic review ini menggunakan 5 artikel.

Inklusi           Eligibity               Skrining                Identifikasi


Gambar 1.        Alur seleksi studi berdasarkan PRISMA flowchart


Karakteristik Studi


Tabel I. Karakteristik Studi



Risiko Bias Studi

Penilaian risiko bias atau kualitas studi pada systematic review ini menggunakan Newcastle-Ottawa Quality Assessment Scale untuk studi kohort dan semua studi penyusunan systematic review dalam dinilai berkualitas baik dengan skor ≥7.

Hasil dari Masing-Masing Studi

Berdasarkan penelitian Rajkumar dkk. memperoleh HR 1,22 dengan IK 95% 1,03 – 1,44 yang artinya peserta yang terpapar asap rokok tembakau atau SHS memiliki risiko lebih tinggi secara signifikan untuk mengembangkan penyakit kardiovaskular dibandingkan dengan peserta yang tidak terpapar.13

Penelitian Diver dkk ditemukan bahwa orang yang terpapar SHS dikaitkan dengan risiko lebih tinggi mengalami kematian akibat penyakit jantung iskemik dan stroke fatal.14

Penelitian Pistilli dkk. menunjukkan HR (IK95% ) dari stroke adalah 1,66 (1,29 – 2,13) dan 1,15 (0,82 – 1,59) untuk PJK. Sehingga temuan utama dari penelitian ini adalah bahwa diantara mereka yang tidak pernah merokok, berusia lebih dari 45 tahun dengan paparan SHS selama masa kanak-kanak dari dua atau lebih perokok rumah tangga dikaitkan dengan peningkatan risiko stroke sebesar 1,66 kali, tetapi tidak memiliki peningkatan yang signifikan terhadap kejadian PJK.15

Penelitian Critselis dkk. ini menunjukkan bahwa paparan SHS dikaitkan dengan peningkatan risiko dua kali lipat terjadinya penyakit kardiovaskular selama 10 tahun (HR = 2,04, IK95% : 1,43– 2,92), bahkan setelah menyesuaikan berbagai variabel klinis (misalnya hipertensi, hiperkolesterolemia, dan diabetes) dan gaya hidup (misalnya Mediterranean Diet dan aktivitas fisik).16

Pada penelitian Sadeghi dkk. menunjukkan bahwa risiko kejadian PJK pada peserta yang telah berhenti merokok tetapi terpapar asap rokok orang lain di rumah atau tempat kerja adalah 1,55 kali lebih tinggi (HR = 1,55, IK95% : 1,15 – 2,08), dan 1,27 kali pada peserta tidak pernah merokok tetapi terpapar asap rokok orang lain (perokok pasif) (HR = 1,27, IK95% : 1,07 – 1,51).17

PEMBAHASAN

Ringkasan Bukti

Pada tinjauan ini dilakukan analisis pada kelima studi kohort prospektif yang telah meneliti hubungan paparan SHS dengan kejadian penyakit kardiovaskular serta kematian akibat penyakit kardiovaskular. Empat dari kelima studi menyatakan bahwa seseorang yang terpapar SHS memiliki risiko lebih tinggi mengalami penyakit kardiovaskular.

Penelitian Pistilli dkk.memiliki hasil yang berbeda dengan penelitian Sadeghi dkk. ,Berdasarkan penelitian Pistilli dkk. menyatakan bahwa paparan SHS pada masa kanak-kanak tidak mempunyai hubungan signifikan dengan peningkatan kejadian PJK15, sedangkan penelitian Sadeghi

dkk. menyatakan bahwa seseorang yang terpapar SHS baik pada mantan perokok atau seseorang yang tidak pernah merokok memiliki risiko mengalami kejadian PJK.17 Tinjauan sistematis dan meta-analisis oleh Lv dkk. juga menyatakan bahwa orang terpapar SHS memiliki peningkatan risiko yang signifikan sebesar 23% untuk penyakit kardiovaskular, 23% untuk PJK, 29% untuk stroke, dan 18% untuk semua penyebab kematian.18 Berdasarkan tinjauan sistematis dan meta-analisis yang dilakukan oleh Khoramdad dkk. juga membuktikan bahwa perokok pasif dapat meningkatkan risiko kejadian penyakit kardiovaskular sebesar 28% dengan RR 1,28 (IK95% 1,09-1,50).19 Tinjauan sistematis dan meta-analisis oleh Zhang dkk. juga menunjukkan paparan SHS secara signifikan dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular sebesar 22% pada non-perokok. Semua karakteristik paparan SHS seperti intensitas, jumlah, kotinin, durasi harian dan kumulatif terkait dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.20

Paparan SHS dari masa kanak-kanak dapat meningkatkan risiko kematian terkait penyakit kardiovaskular yaitu penyakit jantung iskemik dan stroke.14 Tinjauan sistematis dan meta-analisis yang dilakukan oleh Khoramdad dkk. juga menyatakan bahwa perokok pasif dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian terkait dengan penyakit kardiovaskular sebesar 12% dengan HR = 1,12 (IK95% 1,06-1,20).19

Efek merugikan dari SHS dimediasi oleh tar atau fase partikulat dan fase gas, dimana keduanya mengandung radikal bebas dalam jumlah yang signifikan serta dapat menyebabkan stress oksidatif. Mainstream smoke merupakan asap yang dikeluarkan oleh perokok aktif. Asap ini terdiri dari komponen gas (92%) dan beberapa komponen tar (8%). Sidestream smoke merupakan asap yang berasal dari rokok yang menyala. Asap ini mengandung konsentrasi bahan kimia gas beracun (polycyclic hydrocarbons dan volatile nitrosamines) lebih tinggi dibandingkan mainstream smoke. SHS merupakan campuran dari mainstream smoke (15%) dan sidestream smoke (85%).21

SHS dapat menyebabkan terjadinya aterosklerosis dan trombosis. Terdapat beberapa mekanisme terjadinya aterosklerosis yaitu pertama, SHS menyebabkan penurunan fungsi vasodilatasi endotel karena terjadinya penurunan produksi nitric oxide (NO), SHS juga dapat secara langsung menyebabkan kerusakan endotel. Kedua, SHS dapat meningkatkan kekakuan dari arteri karena adanya peningkatan tekanan darah sistolik. Ketiga, SHS dapat menyebabkan peningkatan kadar sitokin inflamasi. Keempat, adanya peningkatan modifikasi profil lipid yang dikaitkan dengan peningkatan deposisi low-density lipoprotein (LDL) dan penurunan kadar HDL. Sedangkan mekanisme terjadinya trombosis yaitu pertama, peningkatan aktivasi dan adhesi platelet karena dikaitkan dengan peningkatan kadar tromboksan dalam serum, dimana tromboksan merupakan penanda aktivasi trombosit. Kedua,

peningkatan profil pro-koagulasi karena SHS memediasi peningkatan kadar fibrinogen di sirkulasi.22

Dari berbagai penelitian eksperimental dan klinis lainnya, telah menunjukkan kontribusi paparan SHS pada penyakit kardiovaskular dan terdapat beberapa mekanisme. Pertama, komponen utama dari asap rokok terbukti menjadi pemicu respon inflamasi melalui tekanan oksidatif.23 Kedua, paparan SHS dapat meningkatkan pengendapan lipoprotein sekaligus meningkatkan kemungkinan lesi intravaskular.22 Terakhir, paparan SHS dapat menyebabkan kerusakan sel endotel dan disfungsi diastolik, sehingga terjadi trombosis dan pembentukan plak yang dapat mendorong perkembangan aterosklerosis.22,24 Secara keseluruhan, menunjukkan bahwa hubungan antara paparan SHS dan penyakit kardiovaskular memiliki efek biologis.

Keterbatasan

Dalam penyusunan systematic review terdapat beberapa keterbatasan yaitu pertama kelima studi tidak melakukan pengukuran secara objektif terkait paparan SHS sehingga kemungkinan adanya bias dan kesalahan klasifikasi. Namun, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kredibilitas paparan SHS yang dilaporkan sendiri sangat berkorelasi dengan konsentrasi kotinin yang diukur secara objektif.25 Kedua, systematic review ini hanya bersifat deskriptif kualitatif tidak kuantitatif (meta-analisis).

SIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil analisis menunjukkan bahwa perokok pasif secara signifikan terkait dengan peningkatan risiko kejadian penyakit kardiovaskular dan kematian terkait penyakit kardiovaskular. Dengan demikian, salah satu cara untuk mencegah kejadian penyakit kardiovaskular dan kematian terkait penyakit kardiovaskular yaitu menghindari paparan SHS. Untuk kedepannya diperlukan meta-analisis mengenai hubungan antara perokok pasif dan penyakit kardiovaskular agar mendapatkan hasil yang lebih objektif mengenai hubungan tersebut.

UCAPAN TERIMA KASIH

Peneliti ucapkan terima kasih kepada dr. I Made Putra Swi Antara, S. Ked., SpJP(K), FIHA dan dr. A.A. Ayu Dwi Adelia Yasmin, M. Biomed, SpJP, FIHA sebagai dosen pembimbing, serta dr. Made Satria Yudha Dewangga, M Biomed, SpJP sebagai dosen penguji.

DAFTAR PUSTAKA

  • 1.    WorldxHealthxOrganizationx(WHO).   Cardiovascular

disease.x2017.       [Online]       Tersedia       di:

http://www.who.int/cardiovascular_diseases/en/ [Diunduh: 18 April 2018]

  • 2.    Wikansari, xN., Kertia, xN., & Dewi, F. xS. xT. Determinants ofxsmokingxcessation behaviour in people with      hypertension.xBKM      Journal      of

CommunityxMedicinexand Public Health. 2017; 33(3): x135-140.

  • 3.    Afriyanti, xR., Pangemanan, xJ. & Pallar, S. Hubungan AntaraxPerilaku Merokokxdengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner. E-Clinic. 2015; x3(1): x99-101.

  • 4.    Saesarwati, D. &xSatyabakti, P. Analisis faktor risiko yang dapatxdikendalikanxpada kejadian PJK usiaxproduktif. JurnalxPromkes. 2016; 4(1): x22-23.

  • 5.    McGhee, S. M. & Hedley, A. xJ. Secondhand Smoke. InternationalxEncyclopedia  of Public Health, 2nd

edition. x2017; x6: 455-458.

  • 6.    Yang, T., Jiang, S., Barnett, R., dkk. Individual and city-levelxdeterminantsxof secondhand smoke exposure in China. International Journal of Health Geographic. x2015; x14(36): x1-9.

  • 7.    Jacob III, P., Benowitz, xN.L., Destaillats, H., dkk. Thirdhand smoke:   new evidence, xchallenges,

andxfuture     directions. Chemical    research     in

toxicology. 2017; 30(1): x270-294.

  • 8.    Attard, xR., Dingli, P., Doggen, C. J. M., dkk. Theximpact of passivexand active smoking on inflammation, lipidxprofile and the risk of myocardialxinfarction. OpenxHeart. 2017; 4(2): 1-8.

  • 9.    Lu, L., Mackay, D. F., &xPell, J. P. Secondhand smokexexposure and risk of incidentxperipheral arterial disease andxmortality: a Scotland-wide retrospective cohort study of 4045xnon-smokersxwith cotinine measurement. BMC Public Health. 2018; 18(1): 348.

  • 10.    McInnes, M.D., Moher, D., Thombs, B.D.,  dkk..

Preferred reportingxitems for a systematic review andxmeta-analysis of diagnosticxtest accuracy studies: thexPRISMA-DTAxstatement. Jama. 2018;     319(4):

388-396.

  • 11.    Penson, D.F., Krishnaswami, xS. and Jules, A., Newcastle–OttawaxQualityxAssessment Form for Cohort Studies; 2012. 2018.

  • 12.    Pertiwi, xJ., Systematic review:   Faktor yang

Mempengaruhi AkurasixKodingxDiagnosis di Rumah Sakit. SMIKNAS, 2019; pp.41-50.

  • 13.    Rajkumar, S., Fretts, A.M., Howard, B.V., dkk. The relationshipxbetweenxenvironmental tobaccoxsmoke exposurexand cardiovascular disease and the potential modifying effect of diet inxa prospectivexcohort among American     Indians:     The     Strong     Heart

Study. International journalxof environmentalxresearch and public health. 2017; 14(5): 504.

  • 14.    Diver, W. xR., Jacobs, E. J., & Gapstur, S. xM.

Secondhand Smoke Exposure in Childhood and Adulthoodxin Relation toxAdult Mortality among Never Smokers. xAmerican Journal of Preventive Medicine. 2018; 55(3): x345-352

  • 15.    Pistilli, M., Med, M. S., Howard, V. J., dkk. Association of        secondhand        tobacco        smoke

exposurexduringxchildhoodxonxadultxcardiovascular disease risk among never-smokers. Annals of Epidemiology. 2019; x32: 28-34.

  • 16.    Critselis, E., Panagiotakos, xD. B., Georgousopoulou, xE. N., dkk. Exposure to second hand smoke andx10-

year (2002–2012) incidence of cardiovascularxdisease in never smokers:   The ATTICA cohort study.

InternationalxJournal of Cardiology. 2019; x295: 29-35.

  • 17.    Sadeghi, xM., Daneshpour, M. xS., Khodakarim, S., dkk. Impact of secondhand smoke exposure in former smokersxon their subsequent risk of coronary heart disease: evidencexfrom the population-basedxcohort of the Tehran Lipid and Glucose Study. Epidemiologyxand Health epiH. 2020; x42: 1-10.

  • 18.    Lv, X., Sun, xJ., xBi, Y., dkk. Risk of all-cause mortality and       cardiovascular       disease       associated

withxsecondhandxsmoke exposure: A systematic review and    meta-analysis.     InternationalxJournal    of

Cardiologyx199, 2015; pp. x106-155.

  • 19.    Khoramdad, xM., Vahedian-azimi, xA., Karimi, xL., dkk.    Association    betweenxpassive    smoking

andxcardiovascular disease:  A systematic review

andxmeta-analysis. IUBMB life, 2019; xpp. 1-10.

  • 20.    Zhang, xD., Liu, xY., Cheng, C., dkk. Dose-related effect of secondhandxsmoke on cardiovascularxdisease inxnonsmokers: Systematicxreview and meta-analysis. InternationalxJournal of Hygiene and Environmental Health 228, 2020; pp. x113546.

  • 21.    Morris, P. xB., Ference, B. xA., Jahangir, E., dkk. Cardiovascularxeffects of exposure to cigarettexsmoke andxelectronic cigarettes: clinical perspectives fromxthe Prevention of Cardiovascular Disease Section Leadership Council and EarlyxCareer Councils of the American College of Cardiology. Journal of the American   Collegexof   Cardiology. 2015;   x66(12),

pp.1378-1391.

  • 22.    DiGiacomo, S. xI., Jazayeri, M. xA., Barua, R.S., dkk. Environmentalxtobacco          smoke          and

cardiovascularxdisease.  Int. J. Environ.  Res. Publ.

Health 16. 2018.

  • 23.    Jones, M. xR., Magid, H. S., Al-Rifai, xM., dkk. Secondhand Smoke Exposurexand Subclinical CardiovascularxDisease: The Multi-Ethnic Study of Atherosclerosis.         Journal         of         the

AmericanxHeartxAssociation. 2016; 5(12), p.e002965.

  • 24.    Raghuveer, xG., White, D. xA., Hayman, L.L., Woo, J.G., Villafane, xJ., Celermajer, xD., Ward, K.D., de Ferranti,       S.D.       and      Zachariah,       J.

Cardiovascularxconsequences of childhood secondhand tobacco smoke exposure: prevailingxevidence, burden, and racial and socioeconomic disparities: xa scientific statement     from     the     American     Heart

Association. Circulation. 2016; x134(16), pp.e336-e359.

  • 25.    Kim, xS. Overviewxof cotinine cutoff values for

smoking statusxclassification. International journal of environmental research  and public health.  2016;

x13(12), p.1236.

https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum

doi: https://doi.org/10.24843/eum.v11i4.68471

27