PREVALENSI FLATFOOT PADA ANAK USIA 7-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR CIPTA DHARMA DENPASAR
on
JMU
Jurnal medika udayana ISSN: 2597-8012 JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL. 9 NO.12,DESEMBER, 2020
Diterima:26-11-2020 Revisi:03-12-2020 Accepted: 12-12-2020
PREVALENSI FLATFOOT PADA ANAK USIA 7-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR CIPTA DHARMA DENPASAR
Anak Agung Sagung Karinia Jaya1, I Nyoman Gede Wardana2, I Nyoman Mangku Karmaya2
1Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2Bagian Anatomi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana Koresponding : Anak Agung Sagung Karinia Jaya
Email: [email protected]
ABSTRAK
Latar Belakang: Flatfoot adalah kondisi medis yang ditandai dengan hilangnya arkus longitudinalis medialis. Flatfoot biasanya disebabkan oleh obesitas, kelemahan ligamen, gangguan neurologi, kelainan otot, sindrom genetik, gangguan kolagen, iatrogenik, trauma. Flatfoot dapat menyebabkan komplikasi yang memiliki pengaruh terhadap kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi flatfoot pada anak usia tujuh sampai dua belas tahun di Sekolah Dasar Cipta Dharma Denpasar. Metode Penelitian: Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif menggunakan studi cross-sectional. Penelitian ini dilakukan pada 930 murid. Sampel penelitian dipilih berdasarkan total sampling. Hasil: Hasil penelitian ini mengungkapkan prevalensi flatfoot sebesar 53,3%. Prevalensi flatfoot tertinggi ditemukan pada usia tujuh tahun. Simpulan: Flatfoot ditemukan pada anak usia tujuh sampai dua belas tahun.
Kata kunci : Flatfoot, Usia, Siswa sekolah dasar.
ABSTRACT
Background: Flatfoot is a medical condition characterized by loss of the medial longitudinal arch. Flatfoot was caused by obesity, ligamentous weakness, neurological disorders, muscle disorders, genetic syndromes, collagen disorders, iatrogenic. Flatfoot is able to caused complications that have an effect on health. This study aims to determine prevalence of flatfoot among seven until twelve years old in Cipta Dharma Primary School at Denpasar. Research methods: This study has used observational descriptive study with a cross-sectional approach. This study involved 930 students in Cipta Dharma Primary School at Denpasar. The samples were select by total sampling. Results: The results of this studies that 53.3% of the sample were flatfoot, flatfoot prevalence was highest among seven years old group. Conclusion: Flatfoot condition is found among seven until twelve years old group.
Keywords : Flatfoot, Age, Student.
PENDAHULUAN
Flatfoot adalah kondisi medis dimana kaki tidak memiliki lengkung longitudinal medial yang normal saat berdiri. Flatfoot dapat disebabkan oleh banyak faktor, termasuk obesitas, posisi duduk dan posisi tidur dari seorang anak, kelainan pada ekstremitas bawah, kelemahan otot dan ligamen, dan robekan tendon. Kondisi flatfoot ini dapat menyebabkan masalah seperti bunion, hammertoes, dan shin splints.1
Kondisi flatfoot secara bertahap dapat menyebabkan disfungsi kaki dan plantar fasciitis.2
Prevalensi flatfoot secara global sebesar 15,7%, tersebar di beberapa tempat yaitu 20,8% di Bogota dan 7,9% di Barranquilla.3 Prevalensi flatfoot pada anak sekolah dasar di Tehran sebesar 74% .4 Penelitian yang dilakukan di Kecamatan Sukajadi menunjukkan bahwa kondisi flatfoot terjadi pada 129 (40%) anak.5 Faktor predisposisi terjadinya flatfoot adalah usia, jenis kelamin, kompisisi tubuh, kelemahan ligamen, riwayat keluarga, jenis alas kaki dan usia di mana pemakaian sepatu dimulai. Laki – laki dua kali lebih rentan mengalami flatfoot dibandingkan perempuan. Anak – anak dengan obesitas dan overweight lebih rentan
Tabel 1. Karakteristik Responden
Karakteristik |
Jumlah (n=930) |
Persentase (%) |
Bentuk Kaki | ||
Flatfoot |
496 |
53,3% |
Normal |
434 |
46,7% |
Jenis Kelamin | ||
Laki – laki |
502 |
53,9% |
Perempuan |
428 |
46,1% |
IMT | ||
Underweight |
482 |
51,9% |
Normal |
353 |
38,0% |
Overweight |
79 |
8,4% |
Obesitas I |
16 |
1,7% |
Kelompok Usia | ||
7 tahun |
163 |
17,5% |
8 tahun |
150 |
16,1% |
9 tahun |
154 |
16,5% |
10 tahun |
137 |
14,8% |
11 tahun |
173 |
18,6% |
12 tahun |
153 |
16,5% |
mengalami flatfoot. Penggunaan sepatu sebelum usia enam tahun kemungkinan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya flatfoot.6 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi flatfoot pada anak usia tujuh sampai dua belas tahun di Sekolah Dasar Cipta Dharma Denpasar.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif menggunakan studi cross sectional. Populasi penelitian ini adalah siswa Sekolah Dasar Cipta Dharma Denpasar
HASIL
yang memenuhi kriteria inklusi yaitu bersedia dan hadir saat dilakukan penelitian. Metode pengambilan sampel dengan total sampling. Penelitian ini melibatkan 930 siswa. Pada penelitian ini flatfoot diperiksa dengan metode wet footprint test dan diklasifikasikan berdasarkan denis method. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April hingga September 2019 di Sekolah Dasar Cipta Dharma Denpasar. Setelah data dikumpulkan, kemudian diolah menggunakan SPSS. Komisi etik penelitian FK Unud telah memberikan izin untuk melakukan penelitian ini dengan ethical clearance nomor: 556/UN14.2.2.VII.14/LP/2019.
Tabel 1 menunjukkan bahwa flatfoot ditemukan pada 496 siswa (53,3%). Pada penelitian ini lebih banyak sampel dengan jenis kelamin laki – laki yaitu 502 siswa (53,9%). Mayoritas sampel yang mengikuti penelitian ini adalah sampel dengan status gizi underweight yaitu sebanyak 482 siswa (51,9%). Sampel pada penelitian lebih banyak pada kelompok usia 7 dan 11 tahun yaitu 163 siswa (17,5%) dan 173 siswa (18,6%).
Tabel 2. Distribusi Flatfoot berdasarkan Derajat Flatfoot
Derajat Flatfoot |
Jumlah |
Persentase |
Derajat 1 |
252 |
50,8% |
Derajat 2 |
244 |
49,2% |
Derajat 3 |
0 |
0,00% |
Total |
496 |
100% |
Tabel 2 menunjukkan bahwa flatfoot derajat 1 ditemukan pada 252 siswa (50,8%), sedangkan flatfoot derajat 2 ditemukan pada 244 siswa (49,2%). Siswa dengan flatfoot derajat 3 tidak ditemukan pada penelitian ini.
Anak Agung Sagung Karinia Jaya1, I Nyoman
Gede Wardana2, I Nyoman Mangku
Karmaya2
Tabel 3. Distribusi Flatfoot berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin |
Derajat 1 |
Flatfoot Derajat 2 |
Derajat 3 |
Jumlah |
Persentase (%) |
Laki – laki |
149 |
153 |
0 |
302 |
60,8% |
Perempuan |
103 |
91 |
0 |
194 |
39,2% |
Total |
252 |
244 |
0 |
496 |
100% |
Tabel 3 menunjukkan bahwa flatfoot pada laki – laki terjadi pada 302 siswa (60,8%), sedangkan pada perempuan flatfoot terjadi pada 194 siswa (39,2%).
Tabel 4. Distribusi Flatfoot berdasarka Indeks Massa Tubuh
Indeks Massa Tubuh |
Flatfoot Jumlah Siswa Normal Jumlah Persentase (%) Derajat 1 Derajat 2 Derajat 3 |
Underweight Normal Overweight Obesitas I |
134 113 0 247 235 482 51,2% 86 95 0 181 172 353 51,3% 28 27 0 55 24 79 69,6% 4 9 0 13 3 16 81,3% |
Tabel 4 menunjukkan bahwa pada status gizi underweight yang mengalami flatfoot sebanyak 247 siswa dari 482 siswa dengan persentase sebesar 51,2%, sedangkan pada status gizi normal siswa yang mengalami flatfoot sebanyak 181 siswa dari 353 siswa dengan persentase sebesar 51,3%. Pada status gizi overweight yang mengalami flatfoot sebanyak 55 siswa dari 79 siswa dengan persentase sebesar 69,6%, sedangkan pada status gizi obesitas I yang mengalami flatfoot sebanyak 13 siswa dari 16 siswa dengan persentase 81,3%.
Tabel 5. Distribusi Flatfoot berdasarkan Usia
Usia |
Derajat 1 |
Flatfoot Derajat 2 |
Derajat 3 |
Jumlah |
Persentase (%) |
7 tahun |
43 |
66 |
0 |
109 |
22,0% |
8 tahun |
40 |
47 |
0 |
87 |
17,5% |
9 tahun |
40 |
37 |
0 |
77 |
15,5% |
10 tahun |
43 |
30 |
0 |
73 |
14,8% |
11 tahun |
53 |
36 |
0 |
89 |
17,9% |
12 tahun |
33 |
28 |
0 |
61 |
12,3% |
Total |
252 |
244 |
0 |
496 |
100% |
Tabel 5 menunjukkan bahwa flatfoot lebih banyak terjadi pada anak usia 7 tahun yaitu sebanyak 109 siswa (22,0%), flatfoot lebih sedikit terjadi pada anak usia 12 tahun yaitu sebanyak 61 siswa (12,3%)
PEMBAHASAN
Prevalensi flatfoot pada penelitian ini adalah sebesar 53,3 %. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Tehran mengenai flatfoot ditemukan prevalensi flatfoot sebesar 74%.4 Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian di India mengenai flatfoot ditemukan prevalensi flatfoot sebesar 57,5%.7
Menurut hasil penelitian Pourghasem dkk didapatkan bahwa anak laki-laki memiliki kecenderungan untuk flatfoot daripada anak perempuan dengan prevalensi flatfoot pada anak laki-laki adalah 17,5% dan 14,5% pada anak perempuan.1 Hasil penelitian tersebut sependapat dengan hasil penelitian ini, terdapat prevalensi kaki datar pada laki – laki lebih tinggi, sedangkan prevalensi kaki datar pada perempuan lebih rendah. Perkembangan lengkung pada laki – laki lebih lambat dibandingkan perempuan. Studi lainnya di Taiwan dan Kongo menemukan bahwa laki – laki
memiliki arkus longitudinalis medialis lebih rendah, sedangkan perempuan lebih tinggi.8
Pada hasil penelitian ini ditemukan bahwa prevalensi flatfoot pada status gizi underweight adalah 51,2%, pada status gizi normal adalah 51,3%, pada status gizi overweight 69,6%, dan pada status gizi obesitas I adalah 81,3%. Hasil penelitian ini sependapat dengan penelitian Pourghasem dkk didapatkan bahwa prevalensi flatfoot pada anak-anak dengan underweight (13,9%), berat badan normal (16,1%), overweight (26,9%), dan obesitas (30,8%).1 Obesitas menyebabkan ketidaknyamanan dan nyeri pada saat berjalan, malalignment ekstremitas bawah, dan sering menyebabkan flatfoot. Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa peningkatan berat sama dengan peningkatan beban tekanan pada sendi, khusus untuk kaki dalam posisi berdiri, sehingga muncul anggapan bahwa bertambahnya berat badan pada anak maka dapat mempengaruhi postur kaki.8 Pengukuran secara
langsung menggunakan radiografi menemukan bahwa perubahan jejak kaki pada anak dengan obesitas disebabkan perubahan struktur osseous dari arkus 5.
longitudinalis medialis. Anak dengan status gizi obesitas atau overweight memiliki prevalensi flatfoot lebih tinggi.8
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa flatfoot banyak ditemukan pada anak usia 7 tahun yaitu .
sebanyak 109 siswa (22,0%). Hasil penelitian ini sependapat dengan penelitian flatfoot di Kecamatan Sukajadi, didapatkan bahwa flatfoot lebih banyak terjadi pada anak umur tujuh tahun (9,28%).5 Studi lainnya di Taiwan menemukan bahwa prevalensi flatfoot tertinggi 7. ditemukan pada usia tujuh dan delapan tahun.8 Prevalensi flatfoot akan menurun seiring dengan bertambahnya usia. Kelompok usia lebih muda memiliki insiden flatfoot lebih tinggi dibandingkan kelompok usia lebih tua. Hal tersebut sesuai dengan 8. perkembangan alami dari tahap pematangan lengkung dan pada kelompok usia lebih muda lengkung masih belum terbentuk dengan baik, sedangkan lengkung sudah terbentuk secara sempurna pada kelompok usia lebih tua.8
SIMPULAN
Primary School Students. Iranian Rehabilitation Journal, 2013; 11(18): 22-24
Fadillah, Viena Nissa Mien., Mayasari, Wulan., Chaidir, M. Rizal. Gambaran Faktor Risiko Flat Foot pada Anak Umur 6 – 10 Tahun di Kecamatan Sukajadi. JSK, 2017; 3(2): 97-102
Halabchi, Farzin., Mazaheri, Reza., Mirshahi, Maryam., Abbasian, Ladan. Pediatric Flexible Flatfoot; Clinical Aspects and Algorithmic Approach. Iranian Journal of Pediatrics, 2013; 23(3): 247-260
Bhattacharjee1, Nairrita ., Goswami, Monali. Footprint analysis and prevalence of flatfoot: a study among the children of South 24 Parganas, West Bengal, India. Anthropological Review, 2017; 80(4): 369-380
Droubi, Farah. Pes planus in children: its implications and the influencing factors on its development. Thesis. Faculty of Physical Education and Sports. Charles University. Prague. 2013
Prevalensi flatfoot pada anak usia tujuh sampai dua belas tahun di Sekolah Dasar Cipta Dharma Denpasar sebesar 53,3%. Flatfoot lebih banyak terjadi pada laki – laki yaitu terjadi pada 302 siswa (60,8%). Flatfoot lebih banyak ditemukan pada siswa dengan status gizi obesitas I yaitu dengan persentase 81,3%. Flatfoot ditemukan pada usia tujuh sampai dua belas tahun dengan persentase yang berbeda – beda. Pada penelitian ini prevalensi flatfoot tertinggi pada usia 7 tahun yaitu sebesar 22%.
DAFTAR PUSTAKA
-
1. Pourghasem, M., Kamali, N., Farsi, M & Soltanpur, N. Prevalence of flatfoot among school students and its relationship with BMI. Acta Orthopaedica et Traumatologica Turcica, 2016; 50(5): 554-557
-
2. Park, Se-Yeon., Bang, Hyun-Seok., Park, Du-Jin. Potential for foot dysfunction and plantar fasciitis according to the shape of the foot arch in young adults. J Exerc Rehabil, 2018; 14(3): 497-502
-
3. Amador, E., Sánchez, R., Posada, J., Molano, A.
and Guevara, O. Prevalence of flatfoot in school between 3 and 10 years. Study of two different populations geographically and socially. Colomb Med, 2012; 43(2): 141-146
-
4. Kachoosangy, Reihaneh Askary., Aliabadi, Faranak., Ghorbani, Mostafa. Prevalence of Flat Foot: Comparison between Male and Female
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
doi:10.24843.MU.2020.V9.i12.P04
24
Discussion and feedback