JMU

Jurnal medika udayana


ISSN: 2597-8012 JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL. 12 NO.9,SEPTEMBER, 2023

Iλ Idirectoryof OPEN ACCESS

I_√ <JΛAJ JOURNALS


Diterima: 2021-01-09 Revisi: 2023-07-10 Accepted:30-08-2023

KARAKTERISTIK PASIEN YANG MENJALANI BAYI TABUNG DENGAN PROTOKOL ANTAGONIS DI KLINIK BAYI TABUNG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH TAHUN 2014 – 2017

Putu Mahadevy Pradnyandhari Putri1, I.B.G. Fajar Manuaba2, A.A. Gede Putra Wiradnyana2, I.B. Putra Adnyana2

  • 1.    Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

  • 2.    Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP Sanglah Denpasar Email: [email protected]

ABSTRAK

  • 1    dari 7 pasangan di dunia mengalami infertilitas. Di Indonesia, prevalensi infertilitas mencapai lebih dari 20% pada populasi dan meningkat setiap tahunnya. In Vitro Fertilization (IVF) dapat menjadi solusi bagi pasien yang mengalami infertilitas. Pada awalnya, stimulasi ovarium yang sering digunakan adalah protokol agonis. Namun, seiring waktu, masyarakat lebih banyak menggunakan protokol antagonis oleh karena hari stimulasi yang lebih pendek dan lebih murah. Namun, data mengenai pasien yang menjalani bayi tabung dengan protokol antagonis di Indonesia khususnya di Denpasar masih sulit ditemukan. Sehingga penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui karakteristik pasien yang menjalani bayi tabung dengan protokol antagonis di Klinik Bayi Tabung RSUP Sanglah tahun 2014 - 2017. Penelitian ini adalah penelitian dengan desain studi deskriptif retrospektif dengan menggunakan data rekam medis dan teknik penentuan sampel total sampling. Data yang didapat kemudian dianalisis dengan SPSS versi 26. Penelitian ini menunjukkan dari 87 pasien yang menjalani program bayi tabung, 83 pasien menggunakan protokol antagonis. Kemudian, 9 pasien tereksklusi sehingga pasien yang memenuhi kriteria inklusi adalah sebanyak 74. Mayoritas usia pasien wanita dan pria masing – masing adalah 35 tahun, yakni sebanyak 38 (54,1%) dan 47 (63,5%). Sebagian besar pasien mengalami infertilitas primer yakni sebanyak 52 (70,3%) dan lama infertilitas 4 – 6 tahun sejumlah 18 (24,3%). Serta pasien yang mendapatkan keberhasilan kehamilan lahir hidup adalah 14 (18,9%).

Kata kunci : karakteristik, bayi tabung, protokol antagonis, RSUP Sanglah.

ABSTRACT

  • 1    in 7 couples is infertile. In Indonesia, the prevalence of infertility reaches more than 20% of the population and increases every year. In Vitro Fertilization (IVF) can be a solution for infertile patients. Initially, ovarian stimulation drugs frequently used was agonist protocol. However, over time, people use more the antagonist protocol because of the shorter and cheaper stimulation days. However, data of patients undergoing IVF with antagonist protocol in Indonesia, especially in Denpasar, are still difficult to find. So, this study aims to determine the characteristics patients undergoing IVF with antagonist protocol at the IVF Clinic Sanglah General Hospital in 2014 - 2017. This research is a descriptive study with data taken retrospectively from secondary data in the form of medical records using a total sampling technique. The data obtained were analyzed using SPSS version 26. This study showed that out of 87 patients who underwent IVF, 83 patients used the antagonist protocol. Then, 9 patients were excluded so that patients who fit the inclusion criteria were 74. The majority of the female and male patients were 35 years old, 38 (54,1%) and 47 (63,5%), respectively. Most of the patients had primary infertility were 52 (70,3%) and the duration of infertility 4 - 6 years were 18 (24,3%). Patients who had successful live births were 14 (18,9%).

Keywords : characteristics, IVF, antagonist protocol, Sanglah General Hospital.

PENDAHULUAN

Infertilitas merupakan salah satu penyebab morbiditas yang didefinisikan oleh adanya kegagalan untuk mendapatkan kehamilan klinis yang dilihat melalui USG, setelah >1 tahun melakukan hubungan seksual teratur tanpa kontrasepsi.1 Infertilitas dikelompokkan menjadi dua, yakni infertilitas primer dan sekunder.2 WHO menyatakan bahwa terdapat 50 – 80 juta kasus pasangan infertil di dunia atau setidaknya satu dari tujuh pasangan di dunia mengalami infertilitas. Diperkirakan terdapat 2 juta pasangan infertil baru setiap tahun secara global dan angka ini diperkirakan akan bertambah seiring meningkatnya tahun.3 Di Indonesia, prevalensi infertilitas mencapai 21,3% dan meningkat setiap tahunnya.4 Secara umum, proporsi usia wanita yang mengalami infertilitas didominasi oleh pasangan usia aktif seksual.5 Sedangkan, untuk tipe infertilitasnya, rata-rata yang mengalami infertilitas primer dan sekunder masing-masing adalah 67,37% dan 32,63%.6 Hal ini membuat masalah infertilitas menjadi hal yang lebih serius. WHO menyatakan bahwa etiologi infertilitas yang disebabkan oleh faktor laki-laki sebesar 36% dan 64% disebabkan oleh faktor perempuan.3

Dengan semakin majunya perkembangan ilmu kedokteran dan teknologi, beberapa modalitas telah diperkenalkan sebagai solusi infertilitas, salah satunya adalah bayi tabung. Bayi tabung atau dalam in vitro fertilization merupakan suatu metode bantuan fertilisasi dimana pembuahan terjadi di luar tubuh (in vitro) yaitu di sebuah cawan petri yang terletak di laboratorium terkontrol yang kemudian embrio ditransfer ke uterus ibu.7 Dalam tatalaksana bayi tabung terdapat beberapa proses penting yang harus dilewati, salah satunya yakni stimulasi ovarium.8 Hal yang paling penting dari stimulasi ovarium pada IVF adalah melibatkan mekanisme untuk mencegah luteinisasi dini. Dua pendekatan untuk ini adalah dengan desensitisasi hipofisis dengan pemberian GnRH agonis atau memblok sekresi hormon luteinizing (LH) hipofisis secara instan dengan GnRH antagonis. Kedua pendekatan tersebut efektif dalam memblokir lonjakan LH dini. Pada awalnya, secara ideal yang lebih banyak digunakan adalah protokol agonis. Namun, penelitian terbaru menyebutkan, sejak 2009 didapatkan adanya pergeseran tren pasien dimana lebih banyak pasien yang menjalani bayi tabung dengan protokol antagonis dibandingkan dengan agonis.9 Seiring perkembangan zaman, masyarakat lebih banyak menggunakan protokol antagonis oleh karena hari stimulasi yang lebih pendek dan lebih murah.10,11 Secara efikasi dan keamanan, protokol antagonis juga lebih unggul dibandingkan protokol agonis.11

Secara global, tingkat keberhasilan IVF yakni 3542% di berbagai pusat IVF di dunia. Di 32 pusat IVF di

Indonesia, angka keberhasilan kehamilan adalah 28,57%. Variasi tingkat keberhasilan kehamilan di setiap klinik dipengaruhi oleh berbagai faktor selain metode stimulasi ovarium, seperti usia, tipe dan lama infertilitas.12

Melihat tingginya kasus infertilitas setiap tahun dan semakin tingginya minat masyarakat menjalani program bayi tabung dengan protokol antagonis serta pentingnya mengetahui karakteristik pasien yang menjalani bayi tabung dengan protokol antagonis untuk meningkatkan keberhasilan kehamilan yang diinginkan, maka perlu untuk dilakukan penelitian mengenai Karakteristik Pasien Yang Menjalani Bayi Tabung dengan Protokol Antagonis di Klinik Bayi Tabung RSUP Sanglah Tahun 2014 – 2017.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini adalah sebuah penelitian dengan desain studi deskriptif kuantitatif dengan data yang diambil secara retrospektif dari data sekunder berupa rekam medis Klinik Bayi Tabung RSUP Sanglah tahun 2014 - 2017 dengan menggunakan teknik penentuan sampel yakni total sampling. Sampel diambil dari populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi pada penelitian ini. Sehingga sampel penelitia ini adalah semua pasien yang menjalani bayi tabung dengan protokol antagonis di Klinik Bayi Tabung yang tercatat dalam ruang penyimpanan rekam medis RSUP Sanglah tahun 2014 – 2017. Variabel yang diamati meliputi usia, tipe infertilitas, lama infertilitas, dan tingkat keberhasilan kehamilan lahir hidup. Data yang terkumpul kemudian diolah secara statistik menggunakan SPSS versi 26 sehingga dapat disajikan dalam suatu ukuran deskriptif, berupa tendensi sentral diantaranya adalah rerata dan nilai tengah, yang nantinya dapat menjelaskan karakteristik setiap variabel yang diteliti.Penelitian ini telah diajukan oleh peneliti untuk layak etik di bagian komisi Penelitian dan Pengembangan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana sebelum memulai penelitian. Setelah itu, peneliti mengajukan permohonan izin penelitian ke pihak RSUP Sanglah Denpasar dan bagian Rekam Medis RSUP Sanglah Denpasar.

HASIL

Pasien yang tercatat menjalani bayi tabung di Klinik Bayi Tabung RSUP Sanglah tahun 2014 – 2017 adalah 87 orang. Dari jumlah tersebut, jumlah pasien yang menjalani bayi tabung dengan protokol antagonis adalah 83 orang, namun tereksklusi sebanyak 9 orang karena data tidak lengkap. Sehingga total data rekam medis yang digunakan adalah 74. Kemudian karakteristik sampel pasien dipaparkan berdasarkan usia wanita, usia pria, tipe infertilitas, lama infertilitas, dan tingkat keberhasilan kehamilan kelahiran lahir hidup.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Jumlah Pasien Yang Menjalani Bayi Tabung Dengan Protokol Antagonis di Klinik Bayi Tabung RSUP Sanglah Tahun 2014 – 2017

Tahun

Frekuensi (n)

Persentase (%)

2014

22

29,73

2015

18

24,32

2016

22

29,73

2017

12

16,22

Total

74

100,00

Berdasarkan hasil penelitian ini didapat bahwa ada kecendrungan tren penurunan pasien yang menjalani bayi

tabung dengan protokol antagonis di Klinik Bayi Tabung Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah tahun 2014 – 2017.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pasien Yang Menjalani Bayi Tabung Dengan Protokol Antagonis Berdasarkan Usia di Klinik Bayi Tabung RSUP Sanglah Tahun 2014 – 2017

Variabel

Kategori

Frekuensi (n)

Persentase (%)

Usia Wanita

20 - 29

15

20,3

30 - 34

21

28,4

35

38

51,4

Total

74

100,0

Usia Pria

20 - 29

6

8,1

30 - 34

21

28,4

35

47

63,5

Total

74

100,0

Berdasarkan tabel 2. lebih banyak wanita dan pria yang berusia 35 tahun, masing-masing sebanyak 51,4% dan 63,5%. Rerata usia wanita 34,12 ± 4,943 tahun. Usia wanita paling rendah dalam penelitian ini adalah 23 tahun dan usia tertinggi yaitu 45 tahun. Sedangkan rerata usia pria 36,82 ± 5,904 tahun, dengan usia pria paling rendah adalah

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pasien Yang Menjalani Bayi Tabung Dengan Protokol Antagonis Berdasarkan Tipe Infertilitas di Klinik Bayi Tabung RSUP Sanglah Tahun 2014 – 2017


20 tahun dan usia paling tinggi yakni 60 tahun. Dari penelitian ini dapat terlihat bahwa rerata usia pria lebih tinggi dibanding rerata usia wanita pada pasien yang menjalani bayi tabung dengan protokol antagonis di Klinik Bayi Tabung RSUP Sanglah tahun 2014 - 2017.

Tipe Infertilitas

Frekuensi (n)

Persentase (%)

Primer

52

70,3

Sekunder

22

29,7

Total

74

100,0

Berdasarkan tabel 3. terlihat bahwa pasien yang menjalani bayi tabung dengan protokol antagonis di Klinik Bayi Tabung RSUP Sanglah tahun 2014-2017 lebih banyak

disebabkan oleh infertilitas primer yakni sejumlah 70,3% dibandingkan infertilitas sekunder yakni sebanyak 29,7%.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pasien Yang Menjalani Bayi Tabung Dengan Protokol Antagonis Berdasarkan Lama Infertilitas di Klinik Bayi Tabung RSUPSanglah Tahun 2014 – 2017

Lama Infertilitas (tahun)             Frekuensi (n)              Persentase (%)

1 - 3                                       17                              23,0

4 - 6                                     18                            24,3

7 - 9                                       13                              17,6

10 - 12                                  15                            20,3

>12                                   11                           14,9

Total                                  74                           100,0

Berdasarkan tabel 4. mayoritas lama infertilitas sedikit berasal dari kelompok lama infertilitas >12 tahun, pasien yang menjalani bayi tabung dengan protokol sejumlah 14,8%. Rerata lama infertilitas 7,689 ± 4,3303 antagonis di Klinik Bayi Tabung RSUP Sanglah tahun 2014 tahun dengan lama infertilitas minimum 1,5 tahun dan - 2017 adalah 4 – 6 tahun sebanyak 24,3% dan paling maksimum adalah 19 tahun.

Tabel 5. Tabulasi Silang Antara Tipe Infertilitas Dengan Usia Wanita Pasien Yang Menjalani Bayi Tabung Dengan Protokol Antagonis di Klinik Bayi Tabung RSUP Sanglah Tahun 2014 – 2017

Usia Wanita            Tipe Infertilitas (%)

Total

Primer                Sekunder

20 – 29

10 (66,7)                        5                            15

(33,3)                         (100,0)

30 – 34

17 (81,0)                        4                        21 (100,0)

(19,0)

35

25 (65,8)                        13                        38 (100,0)

(34,2)

Total

52 (70,3)                        22                        74 (100,0)

(29,7)

Berdasarkan tabel 5. didapatkan bahwa tipe menarik disini adalah usia maksimum pasien pria adalah 60 infertilitas yang paling banyak dari masing-masing tahun dan ternyata tipe infertilitasnya adalah primer dengan kelompok usia wanita adalah tipe infertilitas primer. Yang usia istri adalah 41 tahun.

Tabel 6. Tabulasi Silang Antara Tipe Infertilitas Dengan Lama Infertilitas Pasien Yang Menjalani Bayi Tabung Dengan Protokol Antagonis di Klinik Bayi Tabung RSUP Sanglah Tahun 2014 – 2017

Lama Infertilitas (tahun)                     Tipe Infertilitas (%)                           Total

Primer               Sekunder

  • 1    – 3                            11                          6                        17 (100,0)

(64,7)                       (35,3)

  • 4    – 6                            11                          7                        18 (100,0)

  • (61,1)                       (38,9)

  • 7    – 9                          13                         0                          13

(100,0)                      (0,0)                       (100,0)

  • 10    – 12                         10                         5                          15

(66,7)                      (33,3)                       (100,0)

>12                           7                         4                          11

(63,6)                      (36,4)                       (100,0)

Total                          52                    22 (100,0)                  74 (100,0)

(100,0)

Berdasarkan tabel 6. dengan menggunakan tabel tabulasi silang antara tipe infertilitas dengan durasi infertilitas,

terlihat bahwa ternyata tipe infertilitas primer memiliki lama infertilitas yang paling banyak berada dalam kelompok 7 – 9

tahun. Sedangkan tipe infertilitas sekunder, durasi infertilitasnya paling banyak masuk ke dalam kelompok 4 – 6 tahun. Apabila kita lihat data, usia minimum pasien wanita dalam penelitian ini adalah 23 tahun dengan durasi infertilitas masuk ke dalam

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Pasien Yang Menjalani Bayi Tabung Dengan Protokol Antagonis Berdasarkan Tingkat Keberhasilan di Klinik Bayi Tabung RSUP Sanglah Tahun 2014 – 2017


kelompok 4 – 6 tahun. Pada pasien pria dengan usia maksimum pada penelitian ini yakni 60 tahun mengalami lama infertilitas masuk ke dalam kelompok 4 – 6 tahun.

Variabel

Frekuensi (n)                 Persentase (%)

Tingkat Keberhasilan

Berhasil

Tidak Berhasil

Total

14                               18,9

60                              81,1

74                       100,0

Berdasarkan tabel 7. Berdasarkan tabel 5.18 didapat bahwa dari 74 pasien yang menjalani bayi tabung dengan protokol antagonis, hanya 14 pasien saja yang dinyatakan berhasil mendapatkan kehamilan lahir hidup dengan persentase 18,9%. Kehamilan lahir hidup pada penelitian ini didominasi oleh

Tabel 8. Tabulasi Silang Antara Tingkat Keberhasilan Dengan Usia Wanita Pasien Yang Menjalani Bayi Tabung Dengan Protokol


Antagonis di Klinik Bayi Tabung RSUP Sanglah Tahun 2014 – 2017

kelompok kehamilan lahir hidup tunggal, kemudian gemeli, dan paling sedikit adalah triplet. Mayoritas pasien yang menjalani bayi tabung dengan protokol antagonis adalah tidak berhasil dengan persentase 81,1%.

Usia Wanita


Tingkat Keberhasilan (%)


Total


Berhasil          Tidak Berhasil

20-29

6

9

15

(40,0)

(60,0)

(100,0)

30-34

3

18

21

(14,3)

(85,7)

100,0)

35

5

33

38

(13,2)

(86,8)

(100,0)

Total

14

60

74

(18,9)

(81,1)

(100,0)

Berdasarkan tabel tabulasi silang antara tingkat keberhasilan dengan usia wanita didapatkan bahwa jumlah proporsi keberhasilan lahir hidup paling banyak didapatkan pada usia 20 – 29 tahun. Sedangkan untuk kelompok usia 35 tahun, mendapatkan keberhasilan kehamilan lahir hidup paling sedikit.

PEMBAHASAN

Hasil analisis data penelitian menunjukkan, pasien yang menjalani bayi tabung dengan protokol antagonis di Klinik Bayi Tabung RSUP Sanglah didominasi oleh wanita dan pria yang berusia 35 tahun. Apabila dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan di Arab Saudi dan di Amerika Serikat, didapatkan hasil yang berbanding terbalik dengan penelitian ini.13,14 Di Arab Saudi, usia wanita didominasi oleh wanita berusia <35 tahun.13 Selain itu, penelitian di Amerika Serikat juga menyebutkan bahwa rerata usia wanita yang melakukan bayi tabung dengan protokol antagonis lebih muda yakni 30.5 ± 2.8 tahun.14 Adanya perbedaan hasil penelitian ini terhadap usia wanita dengan usia wanita pada penelitian sebelumnya dapat disebabkan oleh adanya perbedaan pengetahuan pasangan

terhadap adanya solusi infertilitas, yakni bayi tabung. Hal ini juga dapat terjadi oleh masih kurangnya ketersediaan dan kemudahan pasien untuk menjangkau akses bayi tabung. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah pasien yang menjalani bayi tabung dengan protokol antagonis yang mengalami kecendrungan tren penurunan pasien. Sedangkan penelitian di Amerika Serikat menyebutkan terdapat 7112 pasien wanita yang menjalani bayi tabung dengan protokol antagonis dalam periode 2 tahun.14

Usia wanita adalah prediktor utama yang mempengaruhi risiko keberhasilan dan kegagalan kehamilan pasien yang menjalani bayi tabung. Tahun reproduksi terbaik seorang wanita untuk mendapatkan kehamilan adalah usia 20-an. Kesuburan mulai menurun di usia 30-an, terutama setelah usia 35. Wanita yang berusia 30 tahun memiliki peluang 20% untuk hamil. Pada wanita yang berusia 40, peluang wanita kurang dari 5%. Tidak seperti penurunan kesuburan yang terjadi lebih awal pada wanita, penurunan karakteristik kesuburan dan fungsi seksual pada pria terjadi lebih lama. Kualitas sperma menurun seiring bertambahnya usia pria, namun biasanya terlihat pada usia pria 60-an. Seiring bertambahnya usia, testis cenderung

mengecil, morfologi (bentuk) dan motilitas (gerakan) sperma cenderung menurun. Selain itu, ada risiko cacat gen yang lebih tinggi pada sperma. Semakin bertambahnya usia dapat mengembangkan penyakit medis yang berdampak buruk pada fungsi seksual dan reproduksi seorang pria.15

Pada penelitian kohort yang dilakukan di Inggris dari tahun 2000-2007 menyebutkan hasil signifikan dimana kegagalan kehamilan lahir hidup lebih sering pada kelompok usia lebih tinggi.16 Adanya peningkatan umur juga mempengaruhi jumlah oosit yang didapat saat ovum pick up. Dimana semakin meningkat usia maka jumlah oosit yang didapat saat ovum pick up semakin sedikit dan secara signifikan mengurangi angka kumulatif kelahiran hidup (CLBR).9Mayoritas pasien yang menjalani bayi tabung dengan protokol antagonis di RSUP Sanglah mengalami infertilitas primer. Dimana hasil ini memiliki hasil yang serupa seperti didapatkan pada penelitian yang dilakukan di Iran dimana infertilitas primer lebih banyak dialami oleh pasangan yang melakukan prosedur bayi tabung.17 Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan di Inggris didapatkan pasien lebih banyak menderita infertilitas sekunder dibanding infertilitas primer.16 Infertilitas primer secara signifikan lebih muda dibandingkan wanita dengan infertilitas sekunder; mereka juga memiliki oosit yang secara signifikan lebih banyak dan embrio yang lebih sedikit, dan secara signifikan menurunkan tingkat fertilisasi dan kehamilan.18

Lama infertilitas pasien yang menjalani bayi tabung dengan protokol antagonis di RSUP Sanglah didominasi oleh pasien yang mengalami infertilitas 4 – 6 tahun. Hasil ini didapatkan berbeda dengan penelitian yang dilakukan di Inggris dimana lebih banyak pasien yang menjalani infertilitas 1 – 3 tahun. Dimana hal ini dapat terjadi oleh karena masih berkaitan dengan kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat yang lebih rendah mengenai bayi tabung. Diperkirakan pengaruh sosial-ekonomi dan kepercayaan juga mempengaruhi. Didapatkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi menurunnya kemungkinan kelahiran hidup disebabkan oleh meningkatnya durasi infertilitas.19 Tingkat keberhasilan pasien disini didefinisikan oleh adanya kehamilan kelahiran lahir hidup. Dimana tingkat keberhasilan pasien yang menjalani bayi tabung dengan protokol antagonis di RSUP Sanglah adalah 18,9%. Penelitian ini menyatakan hasil yang lebih rendah dalam hal kehamilan lahir hidup dibandingkan dengan penelitian di New York yang menyebutkan angka kehamilan lahir hidup pasien yang menjalani bayi tabung dengan protokol antagonis sebanyak 27,7%.20 Angka ini jauh berbeda dengan tingkat keberhasilan di dunia maupun di Indonesia yakni 35-42% dan 28,57%. Namun, perbedaan ini dapat disebabkan oleh definisi operasional tingkat keberhasilan kehamilan yang berbeda-beda di setiap penelitian. Beberapa penelitian memaparkan bahwa usia wanita sangat berpengaruh dalam siklus bayi tabung, wanita yang lebih tua cenderung menghasilkan lebih sedikit oosit dan potensi implantasi embrio lebih rendah, yang akibatnya

adalah menurunkan angka keberhasilan.12 Salah satu penyebab tingkat keberhasilan kehamilan lahir hidup pada penelitian ini dan penelitian di New York lebih rendah dibandingkan tingkat keberhasilan dunia adalah usia wanita pada kedua penelitian ini dominan berada pada kelompok usia 35 tahun.

SIMPULAN

Dari hasil penelitian didapatkan simpulan berupa mayoritas usia pasien wanita dan pria yang menjalani bayi tabung dengan protokol antagonis di Klinik Bayi Tabung RSUP Sanglah tahun 2014 – 2017 adalah 35 tahun. Sebagian besar pasien mengalami infertilitas primer dan lama infertilitas yang paling banyak adalah 4 – 6 tahun. Tingkat keberhasilan kehamilan lahir hidup pasien yang menjalani bayi tabung dengan protokol antagonis di Klinik Bayi Tabung RSUP Sanglah tahun 2014 - 2017 adalah 18,9%, dimana sebagian besar mendapatkan kehamilan lahir hidup tunggal.

SARAN

Adanya keterbatasan pada penelitian ini yang hanya dapat menggambarkan beberapa karakteristik pasien yang menjalani bayi tabung dengan protokol antagonis di Klinik Bayi Tabung RSUP Sanglah, maka perlu dilakukan penelitian deskriptif lanjutan dengan menambahkan karakteristik, seperti: penyebab infertilitas, BMI, siklus bayi tabung, jumlah oosit yang didapat, dan jumlah embrio yang berhasil ditransfer. Diharapkan juga dilakukan penelitian lebih lanjut khususnya penelitian analitik untuk mencari hubungan antara karakteristik pada penelitian ini dengan keberhasilan kehamilan lahir hidup pada pasien bayi tabung dengan protokol antagonis di RSUP Sanglah sehingga dapat menjadi pertimbangan lebih jauh bagi pasangan yang ingin melakukan prosedur bayi tabung. Selain itu, adanya keterbatasan dalam sumber penelitian yakni rekam medis dimana pencatatan data pasien kurang lengkap dan seragam, maka dirasa perlu untuk menerapkan standar pencatatan data yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

  • 1.    WHO. Infertility definitions and terminology. 2020.

  • 2.    Mascarenhas, M.N., Flaxman, S.R., Boerma, T., Vanderpoel, S., Stevens, G.A. National, regional, and global trends in infertility prevalence since 1990: a systematic analysis of 277 health surveys. PLoS Med. 2012; 9 (12).

  • 3.    WHO. Infertility/subfertility. 2013.

  • 4.    HIFERI. Konsensus Penanganan Infertilitas. 2013.

  • 5.    Roupa, Z., Polikandrioti, M., Sotiropoulou, P., Faros, E., Koulouri, A., Wozniak, G., et al. Causes of infertility in women at reproductive age 2009. Health Sciece Journal. 2009; 3(2): 80-7.

    • 6.    Benksim, A., Elkhoudri, N., Addi, R.A., Baali, A.,    13.

    Cherkaoui, M. Difference between primary and secondary infertility in morocco: Frequencies and associated factors. Int J Fertil Steril. 2018; 12(2): 142–

    • 6.                                                                     14.

    • 7.    Hanevik, H.I., Hessen, D.O., Sunde, A., Breivik, J. Can IVF influence human evolution?. Hum Reprod. 2016; 31(7): 1397–402.

    • 8.    Coelho, F., Aguiar, L.F., Cunha, G.P., Cardinot, N., Lucena, E. Comparison of results of cycles treated 15. with modified mild protocol and short protocol for ovarian stimulation. Int J Reprod Med. 2014; 2014: 367-474.

    • 9.    Devesa, M., Tur, R., Rodríguez, I., Coroleu, B., Martínez, F., Polyzos, N.P. Cumulative live birth rates 16. and number of oocytes retrieved in women of advanced age: A single centre analysis including 4500 women ≥38 years old. Hum Reprod. 2018; 33(11): 2010–17.                                               17.

    • 10.    Lambalk, C.B., Banga1, F.R., Huirne1, J.A., Toftager, M.A., Pinborg, A., Homburg, R., et al. GnRH

    antagonist versus long agonist protocols in IVF: a systematic review and meta-analysis accounting for patient type. Human Reproduction Update. 2017;    18.

    23(5): 560–579.

    • 11.    Depalo, R., Jayakrishan, K., Garruti, G., Totaro, I., Panzarino, M., Giorgino, F., et al. GnRH agonist versus GnRH antagonist in in vitro fertilization and embryo transfer (IVF/ET). Reprod Biol Endocrinol. 2012; 10(1): 26.                                             19.

    • 12.    Kartha, I.B., Mahadinata, I.M., Indira, I.A., Tunas, I.K., Putrawa, N.O. Characteristics and Pregnancy Rate of IVF-ICSI Patients with Short Antagonist Protocols: A 4-Year Single Center Retrospective Study. JCDR. 2019; 13(11): QC01-QC04.               20.


Almaslami, F., Aljunid, S., Ghailan, K. Demographic Determinants and Outcome of In Vitro Fertilization (IVF) Services in Saudi Arabia. J Int Med Research. 2018; 46(4): 1537-44.

Grow, D., Kawwass, J.F., Kulkarni, A.D., Durant, T., Jamieson, D.J., Macaluso, M. GnRH agonist and GnRH antagonist protocols: comparison of outcomes among good- prognosis patients using national surveillance data. RBMO. 2014; 29: 299–304.

American Society For Reproductive Medicine. 2012. Age and Fertility: A Guide for Patients. Tersedia di www.reproductivefacts.org/globalassets/rf/news-and-publications/bookletsfact-sheets/english-fact-sheets-and-info booklets/Age_and_Fertility.pdf

Bhattacharya, S., Maheshwari, A., Mollison, J. Factors associated with failed treatment: an analysis of 121,744 women embarking on their first IVF cycles. PLOS ONE. 2013; 8(12): e82249.

Ashrafi, M., Sadatmahalleh, S., Akhoond, M., Ghaffari, F., Zolfaghari, Z. ICSI Outcome in Infertile Couples with Different Causes of Infertility: A CrossSectional Study. Int J Fertility and Sterility. 2013; 7(2): 88-95.

National Collaborating Centre for Women’s and Children’s Health UK. (2013) Fertility: Assessment and Treatment for People with Fertility Problems. [Online] London, Royal College of Obstetricians & Gynaecologists.             Tersedia             di:

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK327761/

Nelson, S.M., & Lawlor, D.A. Predicting live birth, preterm delivery, and low birth weight in infants born from in vitro fertilisation: a prospective study of 144,018 treatment cycles. PLoS Med. 2011; 8(1):e1000386.

Berin, I., Stein, D.E., Keltz, M.D. A comparison of gonadotropin-releasing hormone (GnRH) antagonist and GnRH agonist flare protocols for poor responders undergoing in vitro fertilization. Fertil Steril. 2010; 93(2): 360-3.

http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum

doi:10.24843.MU.2023.V12.i9.P06

30