ISSN: 2597-8012 JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL. 12 NO.9,SEPTEMBER, 2023


Diterima: 2022-07-15 Revisi: 2023-02-14 Accepted: 25-08-2023

PROFIL PASIEN KANKER KOLOREKTAL DI RSUP SANGLAH TAHUN 2019

  • 1Ni Kadek Putri Lia Krismayanti, 2Md Agus Dwianthara S., 2I Md Mahayasa, 2I Md Mulyawan 1Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2Departemen Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Udayana e-mail: 1[email protected]

ABSTRAK

Kanker kolorektal adalah suatu keganasan yang biasanya muncul dari kelenjar maupun sel epitel dari usus besar. Berdasarkan data dari GLOBOCAN tahun 2018, kanker kolorektal menjadi kanker yang paling mematikan ketiga serta keempat yang paling sering di dunia. Tujuan penelitian untuk mengetahui profil pasien kanker kolorektal di RSUP Sanglah pada tahun 2019. Penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan metode potong lintang. Sampel yang digunakan dipilih berdasarkan kriteria inklusi serta eksklusi. Subjek dari penelitian adalah 38 pasien kanker kolorektal di RSUP Sanglah tahun 2019. Pengambilan data dari rekam medis lalu dianalisis dengan software SPSS versi 26. Hasil dari penelitian didapatkan profil pasien kanker kolorektal di RSUP Sanglah tahun 2019 sangat bervariasi, dimana terbanyak terjadi pada kelompok usia <60 tahun. Pada jenis kelamin mayoritas laki-laki. Berdasarkan pekerjaan paling banyak kategori lain-lain (IRT dan Pensiunan) dengan IMT mayoritas normal. Seluruh pasien tidak memiliki riwayat keluarga sebelumnya dengan kanker kolorektal. Mayoritas sampel memiliki riwayat konsumsi serat lebih dari 2 kali sehari. Sebagian besar tidak mengonsumsi alkohol dengan aktivitas fisik sedang. Letak tumor tersering di rektum dengan temuan histopatologis terbanyak adenokarsinoma. Stadium tumor yang paling banyak ditemukan pada stadium III serta penatalaksanaan tersering yaitu kombinasi. Hasil dari penelitian ini bermanfaat sebab dapat memberikan wawasan terkait profil dari pasien kanker kolorektal di RSUP Sanglah tahun 2019. Diperlukan penelitian analitik selanjutnya untuk mencari hubungan dari berbagai variabel.

Kata kunci: Profil., Kanker Kolorektal., RSUP Sanglah

ABSTRACT

Colorectal cancer is a malignancy which that usually arises from the gland or epithelial cells of the large intestine. Based on data from GLOBOCAN 2018, colorectal cancer is the third most deadly and fourth most commonly cancer in the world. The aim of this study is to determine the profile of colorectal cancer patients at Sanglah General Hospital in 2019. This research is a descriptive study with the cross-sectional method. Samples were selected from the population based on inclusion and exclusion criteria. The subjects of this study were 38 colorectal cancer patients at Sanglah General Hospital in 2019. Data were collected from medical records and it is analyzed using SPSS version 26. The result of this study showed that the profile of colorectal cancer patients at Sanglah General Hospital in 2019 greatly varied, which most occurred in the <60 years age group and dominated by male. Based on the occupation, most categories were miscellaneous (IRT and Retired) with a very normal BMI. All patients had no previous family history of colorectal cancer. The majority of the samples had a history of fiber consumption more than twice a day. Most of them did not consume alcohol with physical activity. The most common tumor’s location was in the rectum with the most histopathological findings of adenocarcinoma. Most tumor was in stage III and combination was the most common method for the management. This finding is beneficial because it provides insight into the description of colorectal cancer patients at Sanglah General Hospital in 2019. Further analytical research is indispensable to find the correlation between various variables.

Keywords: Profile., Colorectal Cancer., Sanglah General Hospital

PENDAHULUAN

Kanker menjadi salah satu penyakit sebagai penyebab utama dari kematian di dunia, salah satunya adalah kanker kolorektal. Berdasarkan data dari GLOBOCAN tahun 2018, kanker kolorektal merupakan kanker yang paling mematikan ketiga dan keempat yang paling sering di dunia.1 Hampir 2 juta kasus baru dan sekitar 1 juta kematian diperkirakan terjadi pada tahun 2018.1 Insiden kanker kolorektal terus menerus meningkat di seluruh dunia, terutama pada negara berkembang.2

Kanker kolorektal biasanya muncul dari kelenjar, sel epitel dari usus besar. Kanker ini muncul ketika sel-sel tertentu dari epitel mengalami serangkaian mutasi genetik atau epigenetik.3 Dengan peningkatan replikasi dan survival sel secara tidak normal, sel hiperproliferatif ini dapat menyebabkan terbentuknya adenoma yang jinak dan kemudian dapat berkembang menjadi keganasan dan bermetastasis selama beberapa dekade.4

Secara garis besar terdapat dua faktor yang memicu munculnya kanker kolorektal. Dua faktor tersebut adalah faktor yang tidak dapat dimodifikasi dan faktor yang dapat dimodifikasi.4 Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi adalah etnis atau ras, usia, jenis kelamin,, riwayat penyakit kronis inflamatori usus, serta riwayat kanker kolorektal atau polip adenoma baik diri sendiri maupun keluarga. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi seperti aktivitas fisik, obesitas, merokok, konsumsi serat, alkohol dan konsumsi daging merah yaitu daging yang berasal dari sapi, babi, kambing dan domba serta olahannya yang berlebihan.2

Terdapat karakteristik sindrom herediter dari 5% kanker kolorektal dan terkait dengan gen spesifik dimana paling sering adalah sindrom Lynch atau yang dikenal dengan hereditary nonpolyposis colorectal cancer (HNPCC) yang merupakan penyebab sekitar 2% sampai 4% dari seluruh kasus. Familial adenomatous polyposis (FAP) merupakan sindrom yang paling umum kedua, dimana terjadi kurang dari 1%. Ditandai dengan terbentuknya ratusan sampai ribuan polip kolorektal pada suatu individu yang terkena.5

Sebagian besar pilihan penanganan pada kanker kolorektal berupa pembedahan, namun juga terdapat penatalaksanaan yang lain seperti kemoterapi, radiasi, maupun kombinasi. Dalam penentuan penanganan yang akan dijalankan pada pasien, penetapan stadium tumor sangat penting dilakukan serta untuk menilai prognosis dari pasien.6 Tingkat kelangsungan hidup 5 tahun orang dengan kanker kolorektal stadium lokal adalah 90%. Sekitar 39% pasien didiagnosis pada tahap awal ini. Jika kanker telah menyebar ke jaringan atau organ sekitarnya dan/atau kelenjar getah bening regional, tingkat kelangsungan hidup 5 tahun adalah 71%. Jika kanker sudah menyebar sampai ke bagian tubuh yang jauh, maka tingkat kelangsungan hidup selama 5 tahun adalah 14%.7

Mengingat kurangnya penelitian kanker kolorektal di Indonesia khususnya di Bali dan masyarakat masa kini yang mempunyai berbagai faktor risiko terjadinya kanker kolorektal maka penelitian mengenai profil kanker kolorektal penting untuk dilakukan dan diharapkan dapat melengkapi penelitian-penelitian sebelumnya, memacu penelitian-penelitian selanjutnya di bidang ini serta bermanfaat untuk masyarakat luas nantinya

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif menggunakan metode potong lintang (cross-sectional). Sampel yang diambil berdasarkan data sekunder berupa rekam medis pasien untuk mengetahui profil pasien kanker kolorektal di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar tahun 2019. Sampel diambil dari populasi terjangkau yaitu penderita kanker kolorektal yang terdaftar di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar periode 1 Januari 2019 sampai 31 Desember 2019 sesuai dengan kriteria inklusi maupun kriteria eksklusi. Adapun yang termasuk kriteria inklusi yaitu pasien yang mengalami kanker kolorektal yang terdata pada lembar rekam medis di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah tahun 2019 dan memiliki data yang sesuai dengan variabel yang diteliti. Sedangkan untuk kriteria inklusi yaitu data lembar rekam medis yang tidak lengkap maupun hilang.

Seluruh data yang didapat kemudian selanjutnya diolah serta disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan diberi penjelasan.

HASIL

Pasien yang terdiagnosis kanker kolorektal di Instalasi Rekam Medis RSUP Sanglah yang tercatat dalam lembar rekam medis pada tahun 2019, didapatkan jumlah data yang dapat dikumpulkan sampai akhir penelitian yaitu sebanyak 42 sampel. Lalu setelah melalui tahapan sesuai dari kriteria inklusi maupun kriteria eksklusi didapatkan sampel sejumlah 38. Dari ketiga puluh delapan sampel tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda-beda pada setiap variabelnya. Data sampel diambil lalu dicatat dalam kertas instrumen penelitian yang selanjutnya kemudian diolah dengan menggunakan software SPSS versi 26 untuk mendapatkan profil kasus kanker kolorektal berdasarkan usia, jenis kelamin, pekerjaan, Indeks Massa Tubuh (IMT), riwayat keluarga, riwayat konsumsi serat, riwayat konsumsi alkohol, aktivitas fisik, lokasi tumor, histopatologis, stadium tumor, dan penatalaksanaan. Profil tersebut akan disajikan dalam bentuk tabel dan diberi penjelasan.

Pada tabel 1 menunjukkan bahwa mayoritas subjek berjenis kelamin laki-laki (68,9%). Berdasarkan usia yang paling banyak adalah <60 tahun. Subjek mayoritas bekerja

dengan kategori lain-lain (IRT dan Pensiunan) sebanyak 28,9%.

Tabel 1. Profil Pasien Kanker Kolorektal di RSUP

Sanglah     Tahun     2019     Berdasarkan

Sosiodemografi

Variabel

Frekuensi (n=38)

Persentase (%)

Jenis kelamin

Laki-laki

26

68,9

Perempuan

16

31,6

Kelompok umur

<60

22

57,9

≥60

16

42,1

Pekerjaan

Tidak bekerja

1

2,6

PNS

6

15,8

Pegawai swasta

10

26,3

Petani

8

21,1

Wiraswasta

2

5,3

Lain-lain

11

28,9

Indeks massa

tubuh

Underweight

5

13,2

Normal

22

57,9

Overweight

7

18,4

Obesitas I

3

7,9

Obesitas II

1

2,6

Pada tabel 2 menunjukkan kebanyakan subjek mengonsumsi serat >2 kali sehari (81,6%) dengan sebanyak 37 subjek tidak memiliki Riwayat konsumsi alkohol (97,4%). Lalu untuk Riwayat aktivitas fisik mayoritas subjek memiliki Riwayat aktifitas fisik yang tergolong sedang (60,5%) dan seluruh subjek tidak memiliki Riwayat keluarga yang mengidap kanker kolorektal sebelumnya (100%).

Tabel 2. Profil Pasien Kanker Kolorektal di RSUP Sanglah Tahun 2019 Berdasarkan Gaya Hidup

Variabel

Frekuensi (n=38)

Persentase (%)

Riwayat konsumsi serat

<2 kali sehari

7

18,4

>2 kali sehari

31

81,6

Riwayat konsumsi alkohol

Ya

1

2,6

Tidak

37

97,4

Riwayat aktivitas fisik

Ringan

Sedang

15

39,5

Berat

23

60,5

Riwayat keluarga

0

0

Ada

Tidak

0

0

38

38

Tabel 3. Profil Pasien

Kanker Kolorektal di RSUP

Sanglah Tahun 2019 Berdasarkan

Temuan

Klinis

Variabel

Frekuensi

Persentase

(n=38)

(%)

Lokasi tumor

Kolon sigmoid

5

13,2

Rektum

32

84,2

Kolon desendens

1

2,6

Kolon transversum

0

0

Kolon asendens Histopatologis

0

0

Adenokarsinoma

36

94,8

Adenoskuamus karsinoma

1

2,6

Signet ring sel karsinoma

1

2,6

Skuamus sel karsinoma

0

0

Tidak terdiferensiasi

0

0

Stadium

Stadium 0

0

0

Stadium I

2

5,3

Stadium II

9

23,7

Stadium III

16

42,1

Stadium IV

11

28

Pada tabel 3 menunjukkan bahwa rektum merupakan lokasi tersering yang ditemukan pada subjek (84,2%) lalu pada temuan histopatologis mayoritas subjek dengan kanker kolorektal tipe adenokarsinoma (94,8%). Selanjutnya berdasarkan stadium, yang paling banyak ditemukan adalah stadium III sebanyak 16 subjek (42,1%).

Pada tabel 4 berdasarkan jenis penanganan yang didapatkan oleh subjek mayoritas dalam bentuk kombinasi yaitu sebanyak 24 subjek (63,2%).

Tabel 4. Profil Pasien Kanker Kolorektal di RSUP Sanglah Tahun 2019 Berdasarkan Jenis Penanganan

Variabel

Frekuensi (n=38)

Persentase (%)

Pembedahan

10

26,3

Radiasi

0

0

Kemoterapi

4

10,5

Kombinasi

24

63,2

PEMBAHASAN

Profil dari pasien kanker kolorektal di RSUP Sanglah tahun 2019 sangat bervariasi. Jika dilihat berdasarkan jenis kelamin, mayoritas subjek merupakan berjenis kelamin laki-laki. Hasil dari penelitian ini juga memiliki kesesuaian dengan penelitian sebelumnya yang dijalankan di RSUP Prof. Dr. R. D Kandou dan Siloam periode Januari-2016-Juni 2017 didapatkan dari 41 subjek, jenis kelamin laki-laki memiliki persentase lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan yaitu sebesar 63,4%.8 Laki-laki memiliki proporsi lebih banyak daripada perempuan, hal tersebut kemungkinan akibat efek protektif hormonal yang ada pada perempuan sehingga dapat mengurangi risiko dari kanker kolorektal dan menyebabkan prognosis kanker kolorektal laki-laki lebih buruk dibandingkan dengan perempuan.9 Berdasarkan kelompok usia, mayoritas subjek berusia <60 tahun. Peningkatan secara progresif kanker kolorektal terjadi setelah menginjak usia 40 tahun serta setelah berusia 50 tahun mengalami peningkatan yang tajam. Namun, pada saat ini kejadian dari kanker kolorektal mengalami peningkatan di usia muda pada beberapa individu kemungkinan akibat pola hidup yang tidak sehat.9

Pada jenis pekerjaan, paling banyak subjek tergolong memiliki pekerjaan lain-lain yaitu Ibu Rumah Tangga (IRT) dan sebagai pensiunan. Lalu untuk indeks massa tubuh subjek mayoritas memiliki indeks massa tubuh yang normal. Pada penelitian sebelumnya di RSUP Sanglah tahun 20162017 juga mendapatkan hasil yang sama, dimana didominasi oleh subjek dengan indeks massa tubuh yang normal sebanyak 61,7%.10 Mekanisme terkait peningkatan indeks masa tubuh dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker kolorektal belum diketahui secara pasti, namun hal ini dapat dikaitkan dengan mekanisme biologis secara langsung ataupun secara tidak langsung seperti faktor gaya hidup.11

Seluruh subjek pada penelitian ini tidak memiliki riwayat keluarga sebelumnya. Mayoritas subjek memiliki riwayat konsumsi serat >2 kali sehari. Diet rendah serat dikaitkan dengan adanya peningkatan dari risiko terjadinya kanker kolorektal.12 Hal ini dapat dikaitkan dengan perubahan dalam segi pola diet serta gaya hidup sebagai akibat globalisasi dan peningkatan dari status ekonomi masyarakat.13 Dalam riwayat konsumsi alkohol, kebanyakan subjek tidak memiliki riwayat konsumsi alkohol sebelumnya. Dikatakan bahwa konsumsi alkohol sebanyak 2-4 porsi dalam sehari akan meningkatkan risiko dari kejadian kanker kolorektal sebesar 23% jika dibandingkan dengan seseorang yang mengonsumsi alkohol yang kurang dari 1 porsi perhari.12 Berdasarkan aktivitas fisik, kebanyakan subjek memiliki riwayat aktivitas fisik yang tergolong sedang. Aktivitas fisik yang kurang lalu ditambah dengan sedentary lifestyle akan mengakibatkan terjadinya peningkatan pada berat badan. Berat badan juga merupakan

salah satu dari bentuk faktor risiko akan terjadinya kanker kolorektal.2

Pada temuan klinis, letak dari kanker kolorektal yang paling sering yaitu pada rektum sebanyak 32 subjek (84,2%). Hasil ini serupa dengan penelitian yang diakukan sebelumnya di RSUD Dr. M Haulussy Ambon pada periode Januari 2012 sampai Juni 2013 didapatkan untuk lokasi tumor dengan proporsi tertinggi yaitu pada bagian rektum sebesar 69%.14 Berdasarkan histopatologis yang paling sering ditemukan yaitu tipe adenokarsinoma. Lebih dari 96% karsinoma kolorektal merupakan adenokarsinoma yang berasal dari sel epitel mukosa.2 Stadium yang paling banyak ditemukan yaitu stadium III, dikarenakan banyak pasien yang baru memeriksakan diri ke rumah sakit setelah banyak gejala yang mulai muncul seperti obstruksi, perdarahan atau akibat metastasis sehingga akhirnya baru terdiagnosis pada stadium yang lanjut. Jenis penanganan pada subjek, mayoritas mendapatkan penanganan berupa kombinasi, yaitu pembedahan dan kemoterapi. Terlambatnya dalam melakukan deteksi dini dan juga penanganan dapat disebabkan karena kesadaran yang kurang ataupun dari pengetahuan masyarakat yang masih rendah untuk datang ke tenaga medis sehingga hal ini dapat berakibat pada terhambatnya dari penegakan diagnosis serta penatalaksanaan.15

SIMPULAN DAN SARAN

Pada penelitian ini yaitu profil pasien kanker kolorektal di RSUP Sanglah tahun 2019 sangat bervariasi. Dalam segi sosiodemografi banyak ditemukan subjek yang berjenis kelaim laki-laki dan mayoritas berusia <60 tahun. Temuan klinis yang ditemukan yaitu kanker kolorektal banyak terjadi pada bagian rektum, dan tipe histopatologi adenokarsinoma. Mayoritas subjek datang pada stadium III dan mendapatkan penanganan secara kombinasi.

Adapun saran dalam pelaksanaan studi ini, yang digunakan untuk penelitian lebih lanjut diperlukan untuk karakteristik yang lainnya seperti riwayat merokok dan etnis. Serta perlu dilaksanakan penelitian dengan bentuk analitik untuk mencari dari hubungan antara variabel yang telah diteliti dengan kejadian kanker kolorektal.

UCAPAN TERIMAKASIH

Dalam penelitian kali ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh dosen pembimbing maupun pihak lain yang terlibat dalam penulisan penelitian ini. Serta kepada Fakultas Kedokteran Udayana yang sudah memfasilitasi serta memberikan bantuan dalam pelaksanaan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

  • 1.Bray F, Ferlay J, Soerjomataram I, dkk. Global cancer statistics 2018:  GLOBOCAN estimates of incidence and

mortality worldwide for 36 cancers in 185 countries. CA Cancer J Clin. 2018;68:394–424.

colorectal cancer:         Incidence, mortality, survival,

and risk factors. Prz Gastroenterol. 2019;14(2):89–103

  • 3 .Ewing I, Hurley JJ, Josephides E, Millar A.The

molecular          genetics          of         colorectal

cancer. FrontlinexGastroenterol. 2014;5:26–30.

  • 4 .Kementerian Kesehatan RI Komite Penanggulangan Kanker Nasional.        Pedoman Nasional Pelayanan

Kedokteran     (PNPK) Kanker Kolorektal. 2014.

  • 5 .Smith RA, Andrews KS, Brooks D, et al. Cancer screening in the United States,     2017:a review of current

American Cancer        Society guidelines and current

issues in         cancer screening. CA Cancer J Clin.

2017;67:100-121

  • 6 .American Cancer Society. Colorectal     Cancer Facts &

Figures 2014-2016.       Colorectal Cancer Facts Fig.

2014;1–32.

  • 7 .American Cancer Society. American     Cancer Society

Facts & Figures 2019. Atlanta, GA: American Cancer Society; 2019.

  • 8 .Pantow RP, Waleleng BJ, Sedli BP. Profil Adenokarsinoma Kolon di RSUP Prof Dr. R. D. Kandou dan Siloam Hospitals     Periode Januari 2016 – Juni

2017. e- CliniC. 2017;5(2).

  • 9 .Rahdi DR, Wibowo AA, Rosida L.       Kolorektal Di

RSUD Ulin Banjarmasin Periode April-September 2014. Fak    Kedokt Univ Lambung Mangkurat Banjarmasin.

2014;221–32.

  • 10 .Barata IGNPNY, Sueta MAD, Adnyana MS. Hubungan Antara Kadar Carcinoembryonic Antigen (CEA) dan Stadium Kanker Kolorektal di RSUP Sanglah Tahun 2016-2017. E-Jurnal Med. 2018;7(12):1–5.

  • 11 .Shaukat A, Dostal A, Menk J, Church TR. BMI

is a Risk Factor for Colorectal     Cancer Mortality. Dig

Dis Sci. 2017;62(9):2511–7.

  • 12 .Murphy N, Norat T, Ferrari P, Jenab M, Bueno-de-

Mesquita B, Skeie G, dkk.        Dietary fibre intake and

risks of cancers of the colon and rectum in the European

prospective investigation into cancer and nutrition (EPIC). PLoS One. 2012;7(6).

  • 13 .Masrul M. Pengaruh Konsumsi Serat Dengan

Pengurangan Risiko Kanker      Kolon Di Negara Barat:

Studi Meta      Analisis. J Kesehat Masy Andalas.

2018;12(2):97.

  • 14 .Wahyuni Syukuriyah Tatuhey, Helfi Nikijuluw JM.

Karakteristik Kanker     Kolorektal di RSUD Dr. M

Haulussy Ambon Periode Januari 2012-Juni 2013. Mollucca Medica J Kedokt dan Kesehat. 2014;4(2):150– 7.

  • 15 .Winanda, W. Pola Distribusi Pasien     Kanker

Kolorektal di Ruang Rawat Inap RSU Dr. Soedarso

Pontianak Tahun 2007-   2011. Universitas Tanjungpura

Pontianak;      2013.

http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum

doi:10.24843.MU.2023.V12.i9.P04

19