JMU


Jurnal medika udayana


ISSN: 2597-8012 JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL. 11 NO.8,AGUSTUS, 2022

I—,⅛ o λ  Idirectoryof

;      OPEN ACCESS

IJOURNALS


Diterima: 2020-05-15 Revisi: 2021-07-28 Accepted: 25-08-2022

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERSEPSI MAHASISWA UNIVERSITAS UDAYANA TERHADAP PICTORIAL HEALTH WARNING PADA BUNGKUS ROKOK DI INDONESIA

Ida Bagus Yorky Brahmantya1, Kadek Dina Puspitasari2, Ni Luh Putu Suariyani3

  • 1Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana 2Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

  • 3Departemen Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Pencegahan, Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Jumlah perokok di Indonesia terdata meningkat dari tahun ke tahun. Fenomena merokok ini tidak jarang dijumpai di kalangan usia muda. Tren usia mulai merokok tertinggi di Indonesia berada pada rentang usia 15-19 tahun yang tergolong usia masuk Perguruan Tinggi. Pemerintah Indonesia berupaya menekan jumlah perokok dengan mengeluarkan peraturan mengenai pencantuman pictorial health warning (PHW) pada bungkus rokok. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan persepsi mahasiswa Universitas Udayana terhadap PHW pada bungkus rokok. Penelitian deskriptif cross-sectional ini dilakukan di 13 Fakultas Universitas Udayana, melibatkan seluruh mahasiswa aktif di tahun ajaran 2018/2019, dengan pengambilan sampel dilakukan secara accidental. Karakteristik sampel, pengetahuan, sikap, dan persepsi mahasiswa terhadap PHW diperoleh dengan kuesioner. Data dianalisis dengan statistical package software untuk Windows secara univariat. Responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini sebanyak 112 orang dengan mayoritas mahasiswa non-kesehatan (75%). Sebagian besar responden tahu (96,4%) dan berpersepsi paham mengenai makna dari PHW pada bungkus rokok (98,2%). Pencatuman PHW pada bungkus rokok membuat responden peduli terhadap bahaya merokok (87,5%) dan bersikap mendukung pencatuman PHW (98,2%). Pencantuman PHW pada bungkus rokok menciptakan rasa takut untuk mulai merokok (98,2%) dan semakin takut jika ukuran gambar diperbesar (81,3%). Mahasiswa Universitas Udayana memiliki pengetahuan dan sikap yang baik terhadap PHW pada bungkus rokok, serta memiliki persepsi bahwa PHW yang berlaku saat ini telah efektif untuk memberikan rasa takut dan meningkatkan kepedulian terhadap dampak kesehatan akibat merokok.

Kata Kunci: Mahasiswa., Pictorial Health Warning., Rokok

ABSTRACT

The number of smokers in Indonesia has increased from year to year. Smoking among young people is a common phenomenon. Age 15-19 years is the age of most smoking starts, which is classified as starting college age. The Indonesian government is trying to reduce the number of smokers by setting regulations regarding the inclusion of pictorial health warnings (PHW) on cigarette packs. This study aims to determine the knowledge, attitudes, and perceptions of Udayana University students on PHW on cigarette packs descriptively. This cross-sectional study was conducted at 13 Faculties at Udayana University, involving all active students in the 2018/2019 school year, with sampling taken accidentally. Sample characteristics, knowledge, attitudes, and students' perceptions of PHW were obtained by questionnaire. Data were analyzed univariately with a statistical package software for Windows. 112 respondents participated in this study with the majority of non-health students (75%). Most respondents knew (96.4%) and thought they understood the meaning of PHW on cigarette packages (98.2%). The inclusion of PHW on cigarette packs made respondents concerned about the dangers of smoking (87.5%) and was supportive of the

inclusion of PHW (98.2%). The inclusion of PHW on cigarette packs creates fear to start smoking (98.2%) and is


even more afraid if the image size is enlarged (81.3%). Udayana University students have good knowledge and


attitude towards PHW on cigarette packs, as well as having a perception that the current PHW has been effective in giving fear and increasing concern for the health effects of smoking.


Keywords: College Students., Pictorial Health Warning., Cigarettes


PENDAHULUAN

Perilaku merokok telah menjadi faktor risiko dari banyak penyakit. Secara global, kematian akibat penyakit yang berhubungan dengan rokok tiap hari mencapai 1.172 jiwa.1 Tidak hanya sebagai faktor risiko masalah kesehatan, perilaku merokok juga dapat menjadi pemicu masalah sosial, ekonomi, dan lingkungan yang juga berdampak pada orang lain. Ditinjau dari sisi manapun, perilaku merokok merupakan kegiatan yang sangat merugikan.

Mahasiswa merupakan salah satu populasi yang tidak lepas dari perilaku merokok. Fenomena merokok di kalangan mahasiswa merupakan hal yang wajar. Bahkan dalam beberapa tahun jumlahnya terus meningkat. Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2015, terdapat 72.723.300 perokok di Indonesia.2 Di Provinsi Bali, menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) tahun 2015, tercatat sebanyak 18% penduduk usia ≥ 10 tahun merokok setiap harinya. Tren usia mulai merokok tertinggi terdapat pada kelompok usia 15-19 tahun yang tergolong dalam usia masuk perguruan tinggi. Selain itu pada tahun 2013, Kemenkes RI melaporkan bahwa 16,6% penduduk mulai merokok pada usia 20-24 tahun yang juga merupakan usia mahasiswa pada umumnya.3 Survey di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menemukan 66,6% mahasiswa laki-lakinya adalah perokok. Di Fakultas Ilmu Kedokteran UMS bahkan ditemukan sebanyak 64,9% mahasiswanya merupakan perokok.4

Pemerintah Indonesia telah mengupayakan penanggulangan terhadap meningkatnya jumlah perokok dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 109 Tahun 2012 dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2013, yang mewajibkan produsen rokok untuk mencantumkan peringatan kesehatan dan pesan dengan label yang berupa gambar atau piktogram, yang selanjutnya disebut dengan istilah Pictorial Health Warning (PHW). Peraturan tersebut dibuat untuk meningkatkan kewaspadaan dan kepedulian masyarakat terhadap bahaya merokok, sehingga angka perokok dapat ditekan dan munculnya

perokok baru dapat dicegah. Di Indonesia, PHW sempat mengalami penyempurnaan pada pertengahan tahun 2017 melalui Peraturan Menteri Kesehatan 56 tahun 2017. Dari lima gambar yang ada, tiga dianggap kurang efektif, kemudian dirubah dan berlaku hingga saat ini.5 Terkait efektivitasnya, studi-studi terdahulu menyatakan bahwa efektivitas PHW dalam menekan jumlah perokok dan mencegah perokok baru tergantung pada sikap dan persepsi populasi terhadap PHW.6 Hal ini berarti semakin baik sikap

dan persepsi seseorang terhadap PHW maka semakin rendah minat mereka untuk merokok.

Untuk mendukung dan mengevaluasi kebijakan pemerintah ini, maka efektivitas PHW perlu dinilai pada populasi dengan tren usia mulai merokok yang tinggi. Salah satunya pada mahasiswa Universitas Udayana. Melalui penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah PHW mampu mencegah orang untuk mulai merokok, mempertahankan mantan perokok untuk berhenti merokok, dan membuat perokok aktif untuk berhenti merokok, sehingga PHW sejalan dengan visi pemerintah untuk menekan jumlah perokok di Indonesia.

BAHAN DAN METODE

Penelitian deskriptif dengan desain cross sectional ini dilakukan dari bulan November 2018 sampai April 2019 di seluruh Fakultas di Universitas Udayana. Fakultas tersebut terdiri dari Fakultas Ilmu Budaya, Kedokteran, Hukum, Teknik, Pertanian, Ekonomi dan Bisnis, Peternakan, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Kedokteran Hewan, Teknologi Pertanian, Pariwisata, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, serta Kelautan dan Perikanan. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa Universitas Udayana yang terdaftar sebagai mahasiswa aktif di Universitas Udayana pada tahun ajaran 2018/2019. Jumlah sampel minimum sebanyak 112 orang dihitung menggunakan rumus besar sampel untuk studi cross-sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode accidental sampling secara proporsional berdasarkan Fakultas. Informed consent telah diberikan kepada responden sebelum pengisian kuesioner dilakukan.

Karakteristik sampel, pengetahuan, sikap, dan persepsi terhadap PHW merupakan data primer yang dikumpulkan menggunakan kuesioner yang diisi oleh responden. Gambar PHW yang tertera pada kuesioner terdapat pada Gambar 1.

Gambar 1. Gambar-gambar PHW pada bungkus rokok

Perilaku merokok responden diklasifikasikan menjadi bukan perokok, mantan perokok, dan perokok aktif. Mantan

perokok didefinisikan sebagai orang yang merokok sedikitnya satu batang sehari selama sekurang-kurangnya setahun, namun saat ini tidak lagi merokok.7

Data dianalisis univariat menggunakan tabel distribusi frekuensi dengan bantuan statistical package software untuk Windows. Penelitian ini telah memperoleh keterangan laik etik oleh Komisi Etik Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas       Udayana       dengan       nomor

2258/UN14.2.2.VII.14/LP/2018 tertanggal 23 Oktober 2018.

HASIL

Penelitian ini mengikutsertakan 112 orang. Responden berasal dari program studi kesehatan 28 orang (25%) dan non kesehatan 84 orang (75%). Responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 68 orang (60,71%) dan laki-laki 44 orang (39,29%), dengan median usia 20 tahun. Responden terdiri dari 6 perokok (5,36%), 22 mantan perokok (19,64%), dan 84 bukan perokok (75%).

Sebanyak 67 responden (59,8%) mengetahui bahwa Indonesia memiliki peraturan pencantuman PHW pada bungkus rokok. Hampir seluruh responden (96,4%) mengetahui PHW sebagai gambar seram yang menunjukkan akibat dari merokok. Responden mengetahui dengan baik makna yang dikandung dari gambar-gambar PHW pada bungkus rokok, meskipun pada saat pengisian kuesioner makna sebenarnya dihilangkan dari gambar. Sebanyak 111 responden (99,1%) mengetahui makna gambar 1a, gambar 1b sebanyak 103 responden (92%), gambar 1c 106 (94,6%), gambar 1d 111 (99,1%), gambar 1e 112 responden (100%), gambar 1f 111 responden (99,1%), gambar 1g 108 responden (96,4%), dan gambar 1h 106 responden (94,6%). Hasil ini menunjukkan bahwa gambar-gambar yang tertera sebagai PHW pada bungkus rokok di Indonesia dapat diketahui maknanya dengan mudah.

Adanya PHW pada bungkus rokok membuat 98 responden (87,5%) peduli terhadap bahaya merokok bagi kesehatan. Sebanyak 101 responden (90,2%) percaya PHW lebih efektif untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya merokok dibandingkan hanya berupa tulisan. Mayoritas responden (98,2%) mendukung PHW pada bungkus rokok untuk membangun kesadaran masyarakat tentang bahaya merokok. Dari hasil tersebut, responden menunjukkan sikap mendukung PHW pada bungkus rokok sebagai upaya meningkatkan kepedulian dan kesadaran masyarakat terhadap bahaya merokok.

Sebanyak 110 responden (98,2%) berpersepsi paham mengenai gambar yang disampaikan sebagai PHW pada bungkus rokok. Persepsi bahwa PHW telah memberikan informasi yang benar kepada pengguna atau calon pengguna rokok dimiliki oleh 108 responden (96,4%). Persepsi yakin bahwa merokok dapat berakibat seperti gambar dalam PHW http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum doi:10.24843.MU.2022.V11.i8.P14

pada bungkus rokok dimiliki oleh 95 responden (84,8%), dan gambar tersebut membuat 102 orang (91,1%) merasa takut untuk merokok. Kelanjutan pencantuman PHW pada bungkus rokok didukung oleh 110 responden (98,2%). Sebanyak 91 responden (81,3%) merasa semakin takut merokok bila ukuran PHW pada bungkus rokok diperbesar, dan 96 orang (85,7%) mendukung pencantuman PHW pada bungkus rokok dalam ukuran yang lebih besar. Responden juga menilai gambar 1e adalah yang paling efektif untuk mencegah orang merokok, sedangkan gambar 1b merupakan yang paling tidak efektif.

Berdasarkan jawaban responden terkait pengetahuan, sikap, dan persepsi terhadap PHW, dibuat skoring terhadap masing-masing variabel yang disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Pengetahuan, sikap, dan persepsi responden terhadap PHW

Variabel

Jumlah (%)

Pengetahuan

Baik

106 (94,64)

Kurang

6 (5,36)

Sikap

Baik

105 (93,75)

Kurang

7 (6,25)

Persepsi*

Efektif

60 (53,57)

Kurang Efektif

52 (46,43)

*Persepsi terhadap

efeketivitas PHW dalam mengurangi

perokok

Mayoritas responden memiliki pengetahuan dan sikap yang baik. Responden memiliki persepsi bahwa PHW yang berlaku saat ini di Indonesia efektif dalam mengurangi jumlah perokok.

PEMBAHASAN

Peraturan pencantuman PHW pada bungkus rokok telah berlaku efektif sejak tahun 2014. Dari penelitian ini, sebanyak 30,2% responden belum mengetahui tentang adanya peraturan tersebut. Pemerintah harus mengupayakan sosialisasi peraturan ini hingga diketahui oleh seluruh masyarakat Indonesia, mengingat Indonesia merupakan negara dengan angka perokok yang tinggi. Berdasarkan hasil Global Youth Tobacco Survey (GYTS) Indonesia pada tahun 2014, masih ditemukan perokok berusia 13-15 tahun yang mendapatkan rokok dengan membeli berupa batangan atau berbungkus karton.8 Kemasan tersebut bisa jadi tidak mencantumkan PHW, sehingga bahaya kesehatan tidak tersampaikan seperti yang diharapkan pemerintah melalui PP Nomor 109 Tahun 2012 dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2013.

Upaya pemerintah dalam memvisualisasikan bahaya dari perilaku merokok dalam bentuk PHW ini tersampaikan dengan baik pada mahasiswa Universitas Udayana. Gambar yang saat ini tercantum mudah dipahami dan telah memberikan pesan langsung terkait dampak yang dapat ditimbulkan dari perilaku merokok. Hasil serupa juga disampaikan pada penelitian Sapiun dkk. yang menyatakan hampir semua PHW yang tercantum pada bungkus rokok dapat dimengerti oleh responden.9

Sejak berlakunya PHW pada tahun 2014, sebagian besar masyarakat sudah pernah melihat PHW pada bungkus rokok. Pada penelitian ini hampir seluruh responden pernah melihatnya. Hasil penelitian lain menunjukkan 74% dan 86,8% responden pernah melihat PHW pada bungkus rokok.10,11 Berdasarkan hasil-hasil tersebut, masih terdapat responden yang belum pernah melihat PHW pada bungkus rokok. Pada penelitian ini dapat disebabkan karena responden mayoritas perempuan dan bukan perokok. Oleh karena tidak merokok, perempuan cenderung jarang melihat PHW pada bungkus rokok. Hal ini perlu ditelusuri lebih lanjut pada penelitian berikutnya, agar pencantuman PHW pada bungkus rokok ini dapat tersampaikan pada masyarakat.

Pada penelitian ini PHW berhasil menumbuhkan kepedulian terhadap bahaya merokok bagi kesehatan pada mayoritas responden (87,5%), serta PHW dianggap lebih efektif dibandingkan peringatan kesehatan berupa tulisan. Penelitian Artawan dkk. juga menunjukkan PHW membuat 90,7% responden peduli terhadap bahaya kesehatan yang ditimbulkan akibat merokok dan 87,9% responden percaya PHW lebih efektif dibandingkan hanya berupa tulisan.11 Anshari dalam penelitiannya menemukan bahwa PHW berbeda bermakna dalam menimbulkan respon emosi negatif, kredibilitas pesan, dan efektivitas (nilai p<0,001) jika dibandingkan dengan peringatan berupa tulisan, sehingga secara statistik dikatakan lebih baik.12

Perilaku merokok merupakan faktor risiko dari berbagai penyakit tidak menular. Perilaku merokok tidak menimbulkan dampak terhadap kesehatan secara langsung, sehingga tidak cukup untuk meningkatkan kepedulian dan kewaspadaan sedini mungkin.13 Meski demikian, mayoritas responden (84,8%) pada penelitian ini yakin bahwa merokok dapat menyebabkan dampak kesehatan seperti yang tertera pada bungkus rokok saat ini. Rasa takut dialami pada sebagian besar responden (91,1%). Emosi negatif yang timbul dari PHW ini diharapkan mampu menimbulkan perubahan perilaku masyarakat, khususnya untuk tidak mencoba rokok. Penelitian Cho dkk. menunjukkan pada perokok yang menunjukkan emosi negatif yang kuat, cenderung berhasil berhenti merokok dibandingkan dengan yang kurang menunjukkan emosi negatif (seperti takut, jijik, atau khawatir). Dari penelitian tersebut, PHW yang http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum doi:10.24843.MU.2022.V11.i8.P14

mencetuskan emosi negatif yang kuat dapat dikatakan paling efektif menyampaikan dampak kesehatan akibat merokok, dan mengakibatkan perubahan perilaku.14

Poin dalam regulasi pencantuman PHW pada bungkus rokok di Indonesia saat ini mengatur bahwa luas PHW harus mencapai 40% dari seluruh bungkus rokok. Berdasarkan data WHO, negara lain memiliki regulasi yang berbeda terkait luas pencantuman PHW ini. Pada sebagian besar negara, dari awal diterapkannya PHW hingga saat ini, luas pencantuman PHW justru mengalami peningkatan.15 Seperti pada penelitian ini, lebih dari setengah responden akan merasa lebih takut dan mendukung jika ukuran PHW pada bungkus rokok diperbesar. Penelitian lebih lanjut terkait efektivitas dari luas PHW yang lebih besar diperlukan, sehingga pemerintah dapat mempertimbangkan hasil tersebut dalam memperbaiki kebijakan terkait pencantuman PHW pada bungkus rokok.

Penyempurnaan PHW pada tahun 2017 menghasilkan keputusan untuk mempertahankan dua dari lima gambar lama dan mengganti tiga sisanya. Tiga gambar yang diganti adalah gambar 1a, 1b, dan 1c, menjadi gambar 1f, 1g, dan 1h pada Gambar 1. Berdasarkan persepsi responden terhadap masing-masing PHW pada Tabel 3, gambar 1a dan 1b memang dianggap kurang menimbulkan rasa takut dan efektif. Langkah yang diambil pemerintah melalui Peraturan Menteri Kesehatan 56 tahun 2017 sudah tepat untuk mengganti dua gambar tersebut menjadi yang lebih efektif.

SIMPULAN DAN SARAN

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa Universitas Udayana memiliki pengetahuan dan sikap yang baik terhadap PHW pada bungkus rokok. Mahasiswa memiliki persepsi bahwa PHW yang berlaku saat ini telah efektif untuk mengurangi jumlah perokok, dengan menciptakan rasa takut untuk merokok dan meningkatkan kepedulian terhadap dampak kesehatan yang ditimbulkan rokok.

Untuk lebih mengetahui efektivitas pencantuman PHW, diperlukan penelitian analitik untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap mahasiswa terhadap perilaku merokok. Melalui penelitian analitik dapat diketahui apakah pengetahuan dan sikap memengaruhi keputusan untuk mulai dan berhenti merokok.

DAFTAR PUSTAKA

  • 1.    Tobacco Control Support Centre Ikatan Alumni Kesehatan Masyarakat Indonesia. Fakta Tembakau di Indonesia. Jakarta; 2013. p. 1.

  • 2.    World Health Organization. WHO global report on trends in prevalence of tobacco smoking [Internet]. Geneva; 2015.                   Tersedia                   di:

https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/156262/ 9789241564922_eng.pdf;jsessionid=18318DE7B3C3CE 50967CF3B71C8B4B5D?sequence=1.

  • 3.    Kementerian Kesehatan RI. Infodatin: Perilaku merokok masyarakat Indonesia berdasarkan riskesdas 2007 dan 2013. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. 2015. p. 2–12.

  • 4.    Rosita R, Dwi SL, Abidin Z. Penentu Keberhasilan Berhenti Merokok pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. J

Kesehat Masy [Internet]. 2013;8(1):2.  Tersedia di:

https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas/article/vi ew/2252/2689

  • 5.    Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peringatan Kesehatan Bergambar di Kemasan Rokok Berdasarkan Hasil Studi dan Berizin [Internet]. 2018 [Diakses pada tanggal 4 Januari 2020]. Tersedia    di:

https://www.depkes.go.id/article/view/18073000002/ke menkes-peringatan-kesehatan-bergambar-di-kemasan-rokok-berdasarkan-hasil-studi-dan-berizin.html

Gorontalo. Media Penelit dan Pengemb Kesehat. 2017;27(3):141–52.

  • 10.    Suyasa ING, Santhi DGDD. Efektifitas tulisan dan gambar peringatan kesehatan pada produk rokok terhadap kesadaran merokok di Kabupaten Badung, Bali. 2015. Intisari Sains Medis. 2018;9(1):19–24.

  • 11.    Putra IWGAE, Astuti PAS, Duana IMK, Suarjana K, Mulyawan H, Bam TS. Opini, Dukungan Masyarakat dan Efektivitas Peringatan Kesehatan Bergambar Terhadap Upaya Berhenti Merokok Di Provinsi Bali. In: 2nd ICTOH [Internet]. Jakarta; 2015. Tersedia di: https://www.researchgate.net/publication/322755302_O pini_Dukungan_Masyarakat_dan_Efektivitas_Peringata n_Kesehatan_Bergambar_Terhadap_Upaya_Berhenti_M erokok_Di_Provinsi_Bali

  • 12.    Anshari D. Effectiveness of pictorial health warning labels for Indonesia’s cigarette packages [Internet]. University of South Carolina; 2017. Tersedia di: https://scholarcommons.sc.edu/etd/4059/

  • 13.    West R. Tobacco smoking: Health impact, prevalence, correlates and interventions. Psychol Heal. 2017;32(8):1018–36.

  • 14.    Cho YJ, Thrasher JF, Yong HH, Szklo AS, O’Connor RJ, Bansal-Travers M, et al. Path analysis of warning label effects on negative emotions and quit attempts: A longitudinal study of smokers in Australia, Canada, Mexico, and the US. Soc Sci Med. 2018;

  • 15.    World Health Organization. Health warning labels on cigarette packages [Internet]. 2015. Tersedia di: https://apps.who.int/gho/data/view.main.TOB31600

9. Sapiun Z, Goi M, Herawati L. Persepsi Remaja Nonperokok terhadap Pictorial Health Warnings di Kota

http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum

doi:10.24843.MU.2022.V11.i8.P14

78