ISSN: 2597-8012    JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL. 8 NO.12,DESEMBER, 2019

I—A I directory of

DOAJ^T⅛ess                      Osintsx

PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK PITYRIASIS VERSICOLOR DI RSUP

SANGLAH DENPASAR PERIODE JANUARI 2017 – DESEMBER 2017

Karina Chandra1, NLP. Ratih Vibriyanti Karna2, A.A.G.P. Wiraguna2 1Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP Sanglah Denpasar

Email : [email protected]

ABSTRAK

Pityriasis versicolor (PV) merupakan infeksi jamur yang hampir selalu ditemukan di seluruh dunia dan banyak sekali dijumpai di daerah tropis dengan kelembaban tinggi, Indonesia satu diantaranya. Penelitian dilakukan dengan tujuan mengetahui berapa prevalensi serta bagaimana karakteristik Pityriasis versicolor di RSUP Sanglah Denpasar periode dari Januari tahun 2017 – Desember tahun 2017. Penelitian ini adalah cross sectional deskriptif menggunakan metode total sampling. Sumber data adalah 36 rekam medis pasien Pityriasis versicolor periode Januari 2017 – Desember 2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total jumlah pasien poli kulit dan kelamin di RSUP Sanglah Denpasar periode Januari 2017 – Desember 2017 adalah 3185 orang, dimana 36 orang (1,13%) merupakan pasien Pityriasis versicolor. Dari 36 orang pasien Pityriasis versicolor ditemukan umumnya pada kelompok umur 11-20 tahun sejumlah 14 orang (38,8%), terbanyak pada jenis kelamin laki-laki sejumlah 22 orang (61,1%) dan paling banyak dijumpai pada pasien dengan profesi sebagai pelajar sejumlah 11 orang (30,6%). Lesi hipopigmentasi paling banyak ditemukan sejumlah 29 orang (80,6%) dengan lokasi lesi pada daerah badan sejumlah 17 orang (47,2%). Sebagian besar pasien tidak ada riwayat keluarga dengan Pityriasis versicolor sejumlah 33 orang (91,7%). Pasien sebagian besar memiliki riwayat pengolesan minyak sejumlah 25 orang (69,4%), memiliki riwayat penggunaan obat imunosupresan (steroid) sejumlah 24 orang (66,7%) dan sebagian besar tidak ada riwayat diabetes melitus sejumlah 30 orang (83,3%).

Kata kunci: Prevalensi Penderita, Karakteristik Penderita, Pityriasis versicolor

ABSTRACT

Pityriasis versicolor is almost found around the world, but is easily seen in tropical regions, including Indonesia. This research was aimed to figure out the prevalence and characteristics of Pityriasis versicolor at Sanglah Hospital Denpasar in the period of January 2017 - December 2017. The study is a descriptive cross sectional study conducted at Sanglah Central General Hospital (RSUP) Denpasar using the total sampling method. The data sources were 36 medical records of Pityriasis versicolor patients in the period of January 2017 - December 2017. The results displayed that total of patients in Sanglah Hospital Denpasar on January 2017 - December 2017 were 3185 people, of which 36 people (1,13%) were Pityriasis versicolor. Most of the 36 Pityriasis versicolor patients were found in the 11-20 year age group with 14 people (38.8%), the most common found in male with 22 people (61.1%) and most often found in patients with professions as a student with total of 11 people (30.6%). The most common was hypopigmented lesions were found in 29 people (80.6%) with the location of lesions in the body area of 17 people (47.2%). Most of the patients had no family history of Pityriasis versicolor with 33 people (91.7%). The patients mostly had history of using oil treatment 25 people (69.4%), had a history of immunosuppressant drugs (steroids) 24 people (66.7%) and 30 people had no history of diabetes mellitus (83.3%).

Keywords: Prevalence of Patients, Characteristics of Patients, Pityriasis versicolor

DOAJ


DIRECTORY OF OPEN ACCESS JOURNALS


^√* ≡ιntsx


PENDAHULUAN

Penyakit kulit di Indonesia umumnya disebabkan oleh Pityriasis versicolor. Pityriasis versicolor (PV) merupakan infeksi jamur yang hampir selalu ditemukan di seluruh dunia dan banyak sekali dijumpai pada daerah-daerah beriklim tropikal disertai curah hujan yang tinggi, Indonesia termasuk didalamnya. Daerah tropis dengan suhu yang tinggi dan lembab menjadi tempat untuk tumbuhnya jamur. Pityriasis versicolor umumnya dipengaruhi oleh iklim tropis, kelembapan, keringat berlebih, serta kepadatan hunian.1

Pityriasis versicolor merupakan infeksi jamur yang ditandai munculnya macula pada kulit, disertai skuama halus dan rasa gatal. Pityriasis versicolor umumnya menginfeksi daerah seperti, leher, wajah, badan, lengan, dan paha. Faktor-faktor yang dapat memengaruhi infeksi ini antara lain herediter, sakit kronik, atau penggunaan steroid, dan malnutrisi. Selain itu, infeksi ini juga dikaitkan dengan kulit berminyak, produksi keringat yang banyak, dan daerah tropis. Umumnya penyakit ini asimtomatik, sehingga pasien tidak sadar bila telah terinfeksi.1

Insidensi Pityriasis versicolor di Indonesia angkanya cukup tinggi walaupun data aktual belum ada, terlebih lagi angka kejadian Pityriasis versicolor di Denpasar Bali. Berdasarkan alasanalasan yang sudah dijelaskan pada latar belakang maka dilakukanlah penelitian tentang prevalensi dan karakteristik Pityriasis versicolor di RSUP Sanglah Denpasar periode Januari 2017 - Desember 2017.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif menggunakan data sekunder berupa rekam medis pasien Pityriasis versicolor yang berobat ke poli kulit dan kelamin di RSUP Sanglah Denpasar pada periode Januari 2017 – Desember 2017. Desain penelitian berupa cross-sectional study, dimana dilakukan pengumpulan data dari catatan medis di poli penyakit kulit dan kelamin RSUP Sanglah Denpasar. Penelitian ini sudah memiliki kelaikan etik dengan nomor 796/UN14.2.2/PD/KEP/2018 tertanggal 5 April 2018. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2018 – Oktober 2018. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pasien Pityriasis versicolor yang mengunjungi poli kulit dan kelamin RSUP Sanglah Denpasar periode Januari 2017 – Desember 2017 disertai kriteria inklusi dan eksklusi. Adapun yang termasuk dalam kriteria inklusi

merupakan seluruh data pasien Pityriasis versicolor baik yang baru terdiagnosis ataupun yang sedang menjalani kontrol berdasarkan pemeriksaan klinis maupun pemeriksaan penunjang seperti Wood’s lamp dan KOH 10-20%. Sedangkan kriteria eksklusi adalah pasien Pityriasis versicolor yang tidak memiliki data rekam medis lengkap sesuai variabel yang diteliti. Teknik mengambil sampel dilakukan dengan total sampling. Variabel bebas adalah usia, jenis kelamin, pekerjaan, warna lesi, distribusi lokasi lesi, riwayat keluarga, riwayat pengolesan minyak, riwayat penggunaan obat imunosupresan (steroid) dan riwayat diabetes melitus sedangkan variabel tergantung adalah Pityriasis versicolor. Data dianalisis dengan menggunakan program SPSS.

HASIL

Tabel 1. Distribusi kasus Pityriasis versicolor

Tahun

Jumlah seluruh kasus

Jumlah kasus PV

%

2017

3185

36

1,13

Tabel 1 menunjukkan dari 3185 kasus penyakit kulit dan kelamin terdapat 36 kasus Pityriasis versicolor (1,13%) di Poli Kulit dan Kelamin RSUP Sanglah Denpasar

Tabel 2. Distribusi kasus Pityriasis versicolor berdasarkan usia

Variable

Karakteristik

Jumlah (n)

Present (%)

Usia

0-10 tahun

5

13,9

11-20 tahun

14

38,8

21-30 tahun

6

16,7

31-40 tahun

4

11,1

41-50 tahun

4

11,1

51-60 tahun

1

2,8

>60 tahun

2

5,6

Total

36

100,0

Tabel 2 menunjukkan bahwa pasien Pityriasis versicolor di RSUP Sanglah Denpasar umumnya ditemui pada kelompok umur 11-20 tahun sejumlah 14 orang (38,8%).

Tabel 3. Distribusi kasus berdasarkan jenis kelamin

Variable Karakteristik Jumlah  Present

(n)      (%)

Jenis       Laki-laki        22       61,1

kelamin

DIRECTORY OF OPEN ACCESS JOURNALS

Perempuan

14

38,9

Total

36

100,0

Tabel 3 menunjukkan bahwa pasien Pityriasis versicolor di RSUP Sanglah Denpasar lebih banyak berjenis kelamin laki-laki (61,1%) dibandingkan jenis kelamin perempuan (38,9%).

Tabel 4. Distribusi kasus berdasarkan pekerjaan

Variable

Karakteristik

Jumlah (n)

Present (%)

Pekerjaan

Pelajar

11

30,6

Mahasiswa

3

8,3

PNS/TNI/POLRI

1

2,8

Pegawai swasta

9

25,0

Wiraswasta

1

2,8

Petani

1

2,8

Buruh

1

2,8

Ibu rumah tangga

2

5,6

Pensiunan

2

5,6

Belum ada

2

5,6

pekerjaan

Tidak diketahui

2

5,6

Lain-lain

1

2,8

Total

36

100,0

DOAJ


Tabel 4 menunjukkan bahwa pasien Pityriasis versicolor di RSUP Sanglah paling banyak terdapat pada pasien dengan profesi sebagai pelajar yaitu sebanyak 11 orang (30,6%).

Tabel 5. Distribusi kasus berdasarkan warna lesi

Variable

Karakteristik

Jumlah (n)

Present (%)

Warna

Hipopigmentasi

29

80,6

lesi

Hiperpigmentasi

3

8,3

Eritematosus

2

5,6

Kombinasi

2

5,6

Total

36

100,0

^√* ≡ιntsx

Tabel 6 menunjukkan pasien Pityriasis versicolor di RSUP Sanglah, berdasarkan data penelitian yang didapatkan, dari 36 kasus Pityriasis versicolor yang ditemukan, paling banyak menyerang badan sebanyak 17 kasus (47,2%), sisanya sebanyak 4 kasus (11,1%) menyerang wajah, 8 kasus (22,2%) menyerang ekstremitas dan 7 kasus (19,4%) kombinasi.

Tabel 7. Distribusi kasus berdasarkan riwayat keluarga

Variable

Karakteristik

Jumlah (n)

Present (%)

Riwayat keluarga

Ada riwayat

3

8,3

Tidak ada riwayat

33

91,7

Total

36

100,0

Berdasarkan tabel 7 distribusi Pityriasis versicolor di RSUP Sanglah Denpasar berdasarkan karakteristik riwayat keluarga didapatkan sebanyak 3 orang (8,3%) ada riwayat keluarga dengan Pityriasis versicolor sedangkan sisanya sebanyak 33 orang (91,7%) tidak ada riwayat Pityriasis versicolor.

Tabel 8. Distribusi kasus berdasarkan riwayat pengolesan minyak

Variable

Karakteristik

Jumlah (n)

Present (%)

Riwayat pengolesan minyak, krim, lotion

Ada riwayat

25

69,4

Tidak ada riwayat

11

30,6

Total

36

100,0

Tabel 5 menunjukkan pasien Pityriasis versicolor di RSUP Sanglah dari segi warna lesi, kasus terbanyak didapatkan dengan makula hipopigmentasi sebanyak 29 orang (80,6%).

Tabel 6. Distribusi kasus berdasarkan lokasi lesi

Variable

Karakteristik

Jumlah (n)

Present (%)

Lokasi

Wajah

4

11,1

lesi

Badan (dada,

17

47,2

punggung, abdomen) Ekstremitas

8

22,2

Kombinasi

7

19,4

Total

36

100,0

Berdasarkan tabel 8, distribusi Pityriasis versicolor di RSUP Sanglah Denpasar berdasarkan karakteristik riwayat pengolesan minyak sebanyak 25 orang (69,4%) ada riwayat pengolesan minyak sedangkan sisanya 11 orang (30,6%) tidak ada riwayat pengolesan minyak.

Tabel 9. Distribusi kasus berdasarkan riwayat penggunaan obat imunosupresan

Variable

Karakteristik

Jumlah (n)

Presen t (%)

Riwayat penggunaan obat imunosupresa n (steroid)

Ada riwayat

24

66,7

DOAJ

DIRECTORY OF OPEN ACCESS JOURNALS

Tidak ada riwayat

12

33,3

Total

36

100,0


Berdasarkan tabel 9 distribusi Pityriasis versicolor di RSUP Sanglah Denpasar berdasarkan karakteristik riwayat penggunaan obat imunosupresan (steroid) sebanyak 24 orang (66,7%) ada riwayat penggunaan obat imunosupresan sedangkan sisanya 12 orang (33,3%) tidak ada riwayat penggunaan obat imunosupresan. Hal ini menandakan pasien yang ada riwayat penggunaan obat imunosupresan sebagian besar memiliki kecendrungan untuk mengalami Pityriasis versicolor.

Tabel 10. Distribusi kasus berdasarkan riwayat Diabetes Melitus

Variable

Karakteristik

Jumlah (n)

Present (%)

Riwayat

Ada riwayat

6

16,7

Diabetes

Tidak ada

30

83,3

Melitus

riwayat

Total

36

100,0

Tabel 10 menunjukkan distribusi Pityriasis versicolor berdasarkan karakteristik riwayat diabetes melitus sebanyak 6 orang (16,7%) ada riwayat diabetes melitus sedangkan sisanya 30 orang (83,3%) tidak ada riwayat diabetes melitus.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan sebanyak 36 kasus (1,13%) yang didiagnosis Pityriasis versicolor dari 3185 jumlah kasus penyakit kulit yang ada.

Dari 36 kasus Pityriasis versicolor di Poli Kulit dan Kelamin RSUP Sanglah Denpasar periode Januari 2017 – Desember 2017 ditemukan Pityriasis versicolor umumnya ditemui pada kelompok umur 11-20 tahun sejumlah 14 orang (38,8%), Hasil ini serupa dengan penelitian oleh Motta de Morais dkk1 dengan judul penelitian “Clinical aspects of patients with Pityriasis versicolor seen at a referral center for tropical dermatology in Manaus, Amazonas, Brazil“ dimana kasus yang paling banyak terjadi adalah pada kelompok umur 10-20 tahun dengan persentase 33,6%. Di Amerika Serikat dimana Pityriasis versicolor lebih sering ditemui pada kelompok usia 15-24 tahun ketika kelenjar sebaceous sedang aktif-aktifnya. Pada negara beriklim tropis, pola distribusi Pityriasis versicolor berdasarkan usia memiliki variasi, umumnya kasus ditemukan pada

^√* ≡ιntsx

kelompok usia kisaran 10-19 tahun yang meninggali suatu kawasan atau area yang bersuhu panas disertai kelembaban yang tinggi salah satunya adalah Liberia dan India. Hal ini disebabkan karena usia remaja merupakan usia dimana terjadi perubahan hormonal dan peningkatan aktivitas kelenjar sebaseus, di samping itu saat seseorang pada usia remaja, mereka cenderung melakukan banyak aktifitas fisik yang menyebabkan tubuh berkeringat sehingga jamur Malasezzia dapat tumbuh berkembang biak. Kasus Pityriasis versicolor pada saat seseorang belum mencapai pubertas dan setelah mencapai umur 65 tahun tidak umum. Hal ini disebabkan kelenjar sebaceous saat sebelum pubertas masih belum aktif sedangkan aktivitas kelenjar sebaceous saat usia di atas 40 tahun sudah semakin menurun.

Penelitian ini menunjukkan bahwa Pityriasis versicolor ditemukan terbanyak pada jenis kelamin laki-laki sejumlah 22 orang (61,1%) dibandingkan perempuan (38,9%). Hasil penelitian serupa dengan “Frequency of Pityriasis versicolor in Diabetic Patients Attending a Tertiary Care Hospital“ oleh Zarnaz Wahid dkk2 dimana ditemukan prevalensi pasien laki-laki (57,1%) yang mengalami Pityriasis versicolor lebih banyak dibandingkan perempuan (42,9%). Hal ini diduga karena laki-laki mempunyai aktifitas fisik dan kegiatan yang lebih banyak di luar rumah dibanding perempuan, sehingga lebih sering terpajan suhu panas, sinar matahari dan sering berkeringat.

Dilihat dari segi pekerjaan, pada penelitian ini kasus Pityriasis versicolor paling banyak terdapat pada pasien dengan profesi sebagai pelajar sejumlah 11 orang (30,6%). Hasil penelitian hampir sama dengan penelitian oleh Ghosh SK dkk1 dalam jurnal yang berjudul “Pityriasis versicolor: A clinicomycological and epidemiological study from a tertiary care hospital“ dimana Pityriasis versicolor lebih sering ditemukan pada profesi pelajar dengan persentase masing-masing 29,09%. Hal ini kemungkinan disebabkan karena pada usia pelajar terjadi perubahan hormonal dan peningkatan sebum sehingga menyebabkan jamur Malasezzia tumbuh subur. Di samping itu, pelajar sering terlibat dengan aktivitas olahraga di luar ruangan yang menyebabkan banyak berkeringat sehingga menjadi salah satu faktor predisposisi pertumbuhan jamur Malasezzia sp.

Kasus terbanyak untuk warna lesi didapatkan dengan makula hipopigmentasi sejumlah 29 orang (80,6%). Hasil penelitian mirip dengan penelitian milik Kalyani M dkk3 di India pada periode Agustus 2011 sampai Januari 2012 juga mendapatkan hasil yang serupa, dengan kasus Pityriasis versicolor

DOAJ


DIRECTORY OF OPEN ACCESS JOURNALS


^√* ≡ιntsx


yang terbanyak ialah makula hipopigmentasi sebanyak 83 orang (83%). Lesi hipopigmentasi paling banyak ditemukan disebabkan karena umumnya pasien yang datang berkunjung untuk berobat memiliki warna kulit agak gelap atau tidak terang, seperti warna kulit orang-orang yang hidup di daerah tropis umumnya. Lesi hipopigmentasi diduga terjadi karena peran asam azeleat, suatu asam dikarboksilat metabolit Malasezzia sp. yang menghambat tirosinase sehingga menyebabkan melanin menjadi sedikit pada kulit. Lesi hiperpigmentasi terjadi oleh karena peningkatan ukuran melanosom disertai dengan penebalan stratum korneum, sedangkan pada lesi eritematosus disebabkan karena adanya reaksi inflamasi pada kulit. Reaksi inflamasi ini berupa meningkatnya sel radang pada kulit yang terinfeksi disertai lepasnya mediator inflamasi sehingga terjadilah peningkatan permeabilitas dan vasodilatasi kapiler. Hal ini menyebabkan hiperemi pada lesi dan memberikan gambaran eritematosus.2

Berdasarkan data penelitian yang didapatkan, dari 36 kasus Pityriasis versicolor yang ditemukan, paling banyak menyerang daerah badan sejumlah 17 orang (47,2%). Tabaseera dkk4 pada penelitiannya tahun 2014 menyebutkan bahwa Pityriasis versicolor paling banyak menyerang daerah badan dimana dari 105 kasus, Pityriasis versicolor menyerang daerah badan sebanyak 40 kasus (38,1%). Kim dan Lockey5 pada penelitiannya dengan judul “Dermatology for the allergist” tahun 2010 turut melaporkan bahwa Pityriasis versicolor paling sering timbul di daerah kulit yang paling banyak terdapat kelenjar sebaseus, seperti daerah kulit kepala, dahi, bahu, dan badan.

Distribusi Pityriasis versicolor di RSUP Sanglah Denpasar berdasarkan karakteristik riwayat keluarga didapatkan sebanyak 3 orang (8,3%) ada riwayat keluarga dengan Pityriasis versicolor sedangkan sisanya sebanyak 33 orang (91,7%) tidak ada riwayat Pityriasis versicolor. Hal ini serupa dengan penelitian oleh Robert SO6 dalam penelitiannya yang berjudul “Pityriasis Versicolor: A Clinical and Mycological Investigation“ bahwa hanya terdapat 3 orang (7,5%) saja yang positif ada riwayat keluarga dengan Pityriasis versicolor. Hal ini menandakan bahwa Pityriasis versicolor bersifat poligenik dan multifaktorial. Akan tetapi hasil penelitian tidak selaras dengan penelitian milik He Sm dkk1 pada tahun 2007 dimana pasien dengan riwayat keluarga Pityriasis versicolor memiliki kecendrungan untuk lebih gampang terkena Pityriasis versicolor dan memiliki durasi lebih lama dibandingkan dengan pasien tanpa riwayat Pityriasis versicolor, disamping itu, faktor

lingkungan juga memainkan peranan penting sehingga penyebab Pityriasis versicolor bersifat multifaktorial (genetik-environmental).

Distribusi Pityriasis versicolor di RSUP Sanglah Denpasar berdasarkan karakteristik riwayat pengolesan minyak sebanyak 25 orang (69,4%) ada riwayat pengolesan minyak sedangkan sisanya 11 orang (30,6%) tidak ada riwayat pengolesan minyak. Pengolesan minyak biasanya digunakan oleh pasien untuk menghilangkan rasa gatal yang disebabkan oleh Pityriasis versicolor akan tetapi tetap tidak berhasil dan rasa gatal menjadi semakin bertambah. Hal ini disebabkan minyak terutama minyak olive merupakan standard untuk media kultur Malassezia karena jamur tersebut memiliki enzim oksidasi yang dapat mengubah asam lemak pada lipid yang terdapat pada minyak olive menjadi asam dikarboksilat sehingga penggunaan minyak dapat menyebabkan jamur tersebut tumbuh dengan pesat dan menimbulkan inflamasi serta pembentukan skuama.7

Distribusi Pityriasis versicolor di RSUP Sanglah Denpasar berdasarkan karakteristik riwayat penggunaan obat immunsuppressant (steroid) sebanyak 24 orang (66,7%) ada riwayat penggunaan obat imunosupresan sedangkan sisanya 12 orang (33,3%) tidak ada riwayat penggunaan obat imunosupresan. Hal ini menandakan pasien yang ada riwayat penggunaan obat imunosupresan sebagian besar memiliki kecendrungan untuk mengalami Pityriasis versicolor. Penelitian ini sejalan dengan penelitian milik Canizares dkk6 dengan judul “Cushing’s Syndrome and Dermatomycosis“ dimana pasien dengan pengobatan kortikosteroid jangka panjang memiliki Pityriasis versicolor yang menjalar ke seluruh tubuh dan dibutuhkan waktu yang panjang untuk mencapai kesembuhan. Hal ini kemungkinan disebabkan karena adanya peningkatan plasma kortisol selama pemakaian obat imunosupresan jangka panjang.

Penelitian ini menunjukkan distribusi Pityriasis versicolor berdasarkan karakteristik riwayat diabetes melitus sebanyak 6 orang (16,7%) ada riwayat diabetes melitus sedangkan sisanya 30 orang (83,3%) tidak ada riwayat diabetes melitus. Hal ini serupa dengan penelitian oleh Roberts6, yang menyatakan bahwa 3 dari 30 pasien dengan Pityriasis versicolor mempunyai riwayat diabetes melitus dimana menandakan bahwa kejadian diabetes melitus pada Pityriasis versicolor sangat rendah. Hal ini menyatakan bahwa walaupun diabetes melitus dapat memberikan kontribusi pada Pityriasis versicolor tetapi diabetes melitus bukanlah faktor utama penyebab atau patogenesis dari infeksi ini.

SIMPULAN

DOAJ


DIRECTORY OF OPEN ACCESS JOURNALS


^√* ≡ιntsx


Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan jumlah keseluruhan pasien di RSUP Sanglah Denpasar pada bulan Januari 2017 hingga Desember 2017 sejumlah 3185 orang, kemudian didapatkan jumlah seluruhnya pasien Pityriasis versicolor sejumlah 36 orang. Berdasar pada data tersebut, prevalensi pasien Pityriasis versicolor di RSUP Sanglah Denpasar periode Januari 2017 – Desember 2017 sebesar 1,13%. Pasien Pityriasis versicolor di RSUP Sanglah Denpasar umumnya ditemui pada kelompok umur 11-20 tahun, lebih banyak berjenis kelamin laki-laki dan paling banyak dijumpai pada pasien dengan profesi sebagai pelajar. Pityriasis versicolor terbanyak didapatkan dengan makula hipopigmentasi dan paling banyak menyerang badan. Sebagian besar pasien tidak ada riwayat keluarga dengan Pityriasis versicolor. Pasien sebagian besar memiliki riwayat pengolesan minyak, memiliki riwayat penggunaan obat imunosupresan (steroid) dan sebagian besar tidak ada riwayat diabetes melitus.

SARAN

Saran untuk peneliti berikutnya diperlukan penelitian yang lebih lanjut menggunakan metode dan variabel yang berbeda, tempat dan banyak sampel penelitian yang lebih sehingga dengan demikian diharapkan dapat mencapai atau memperoleh hasil penelitian yang lebih lengkap dan baik.

DAFTAR PUSTAKA

  • 1.    Heidrich D, Daboit TC, Stopiglia CD, Magagnin CM, Vetoratto G, Amaro TG, Scroferneker ML. Sixteen years of pityriasis versicolor in metropolitan area of Porto Alegre, Southern Brazil. Rev. Inst. Med. Trop. Sao Paulo. 2015.h.277-280.

  • 2.    Hay RJ, Moore MK. Mycology. Dalam: Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C, Penyunting. Rook's Textbook of Dermatology. 6th ed. Oxford:   Blackwell Science.

2010.h.31.1–101.

  • 3.    Kalyani M, Bhuvaneshwari G, Narasimmhalu, Shameem B, Mathew R, Jayakumar S. Characterization and in-vitro susceptibility of Malassezia Species in pityriasis versicolar cases from a Tertiary Care Centre. RJPBSC. 2014.h.585-92.

  • 4.    Tabaseera N, Kuchangi N, Swaroop MR.

Clinico-epidemiological       study       of

epidemiological and mycological study of tinea-versicolor. Int J Res Med Sci. 2014.h.1438-40.

  • 5.    Kim D, Lockey R. Dermatology for The Allergist. WAO Journal. 2010.h.202.

  • 6.    Bukhari I, AlShehab S. Pityriasis Versicolor During Infancy. Journal of the American Osteopathic College of Dermatology. 2006.h.33

  • 7.    Siegfried E, Glenn E. Use of the olive oil for the treatment of seborrheic dermatitis in children. Arch Pediatr Adolesc Med. 2012.h.967.

    DOAJ


    DIRECTORY OF OPEN ACCESS JOURNALS


    ^√* ≡ιntsx


    DOAJ


    DIRECTORY OF OPEN ACCESS JOURNALS


    ^√* ≡ιntsx


8

https://ojs.unud.ac.id