PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG KONTRASEPSI PADA SISWI KELAS DUA DI SMA NEGERI 1 DENPASAR
on
ISSN: 2597-8012
JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL. 8 NO.12,DESEMBER,2019
C>sTnta
PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG KONTRASEPSI PADA SISWI KELAS DUA DI SMA NEGERI 1 DENPASAR
Indry Apryanti Manullang1, I Gede Ngurah Harry Wijaya Surya2, Made Bagus Dwi Aryana2 1Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana 2Departemen Obsetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana – RSUP Sanglah Denpasar
ABSTRAK
Remaja masa kini memiliki kehidupan seksual yang telah dipengaruhi oleh adanya globalisasi. Hal tersebut dapat berdampak buruk pada kesehatan reproduksi remaja dan juga laju pertumbuhan penduduk di Indonesia jika remaja tidak mengetahui persepsi yang benar dari kesehatan reproduksi. Remaja umumnya tidak memiliki cukup informasi dan memiliki kesalahan persepsi mengenai kesehatan reproduksi, termasuk masalah kontrasepsi pada remaja. Kontrasepsi pada remaja bukan berarti mendukung remaja akan kehidupan seks bebas, namun untuk mengenalkan remaja akan keluarga berencana untuk merancang kehidupan mereka dalam berkeluarga dimasa depan, dan menjadi pertimbangan dalam kehidupan saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap siswi kelas dua di SMA Negeri 1 Denpasar tentang kontrasepsi pada remaja. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-kuantitatif dengan metode cross-sectional. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Denpasar pada bulan Juli 2018. Penelitian menggunakan data primer yang diambil menggunakan kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan tentang kontrasepsi pada remaja baik dengan jawaban benar atas setiap poin pertanyaan kuisioner diatas 70%, namun 1 poin pertanyaan mengenai informasi tentang GenRe masih buruk dengan jawaban benar dibawah 50%. Tingkat sikap tentang kontrasepsi pada remaja didapatkan baik dengan sikap yang diharapkan atas setiap pernyataan diatas 85%.
Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Kontrasepsi, Remaja, Kesehatan Reproduksi Remaja.
ABSTRACT
Adolescents nowadays have a sexual life that has been influenced by globalization. This can adversely affect the reproductive health of adolescents and also the rate of population growth in Indonesia if adolescents do not know the correct perception of reproductive health. Teens generally do not have enough information and have misperceptions about reproductive health, including contraceptive problems in adolescents. Contraception in adolescents does not mean supporting adolescents to a free sex life, but to introduce teenagers to family planning to design their lives in a family in the future, and become a consideration in today's life. This study aims to determine the level of knowledge and attitude of second grade female students in SMA Negeri 1 Denpasar about contraception in adolescents. This type of research is descriptive-quantitative research with cross-sectional method. The study was conducted at 1 Senior High School of Denpasar in July 2018. The study used primary data taken using a questionnaire. The results showed that the level of knowledge about contraception in adolescents was good with the correct answers to each question above 70%, however, the question about information of GenRe was still bad with the correct answer below 50%. The level of attitudes about contraception in adolescents is obtained both with the expected attitude of each statement above 85%.
Keywords: Knowledge, Attitude, Contraception, Youth, Adolescent Reproductive Health.
ISSN: 2597-8012
ΓΛfT Λ Ioirectoryof OPEN ACCESS L√V√∕ V√ JOURNALS
PENDAHULUAN
Kehidupan remaja masa kini sangat dipengaruhi oleh globalisasi. Informasi yang berasal dari seluruh dunia dapat di akses dengan cepat dan mudah terutama oleh setiap orang, termasuk remaja di Indonesia. Mudahnya akses informasi yang ada mempengaruhi kehidupan dan perilaku remaja sehari-hari, termasuk dalam kehidupan seksual remaja. Penelitian di Indonesia menunjukkan terdapat 2,5% remaja perempuan sudah pernah melakukan hubungan seksual sebelu menikah1 dan tidak menggunakan alat kontrasepsi saat pertama kali berhubungan seksual sebesar 86,7%2. Perilaku tidak aman tersebut dapat menyebabkan hal-hal tidak diinginkan pada remaja seperti kehamilan diluar pernikahan ataupun terkena penyakit menular seksual (PMS). Perilaku ini dapat disebabkan karena beberapa hal seperti kurangnya pengetahuan mengenai kontrasepsi1.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah
memperhatikan kesehatan reproduksi remaja (termasuk didalamnya kontrasepsi pada remaja). Dalam program BKKBN, pemahaman akan kesehatan reproduksi harus dimulai sejak dini. Oleh karena itu remaja diperkenalkan tentang Keluarga Berencana (KB) sejak dini3. Pengetahuan tentang kontrasepsi dianggap penting untuk remaja, dimana pengetahuan ini dibutuhkan untuk pembentukan sikap remaja. Selain itu, pengetahuan tentang KB juga diperlukan untuk para remaja, yang suatu saat membentuk keluarga baru, agar memiliki pengetahuan yang lebih matang mengenai pemilihan KB, hal ini berkaitan dengan laju pertumbuhan penduduk di Indonesia di masa yang akan datang. Pengetahuan akan kontrasepsi pada remaja bukan memberikan akses yang bebas ataupun menyediakan kontrasepsi pada remaja, namun pengetahuan ini diberikan agar memnajdi pertimbangan para remaja dalam mengambil sikap dan berperilaku dalam masyarakat yang memiliki kehidupan lebih bebas4.
Sikap terhadap kontrasepsi merupakan gambaran akan pemahaman terhadap kontrasepsi, sikap akan membentuk perilaku dalam pengambilan keputusan. Pengetahuan dan sikap mengenai kontrasepsi akan mempengaruhi kehidupan seksual remaja. Penelitian tentang pengetahuian dan sikap remaja terhadap kontrasepsi sudah pernah dilkakukan di Jakarta pada tahun 20075. Penelitian serupa belum pernah dilakukan di Bali, khususnya kota Denpasar, karena itu penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana gambaran pengetahuan dan sikap mengenai kontrasepsi pada remaja di Denpasar. SMA Negeri 1 Denpasar dipilih dalam penelitian karena lokasi yang berada di tengah-tengah kota yang memiliki peluang terkena dampak globalisasi yang lebih besar dan kelas dua dipilih karena usia rata-rata siswi di kelas dua adalah 16-18 tahun,
dimna penelitian menunjukkan usia rata-rata remaja putri berhubungan seksual pertama kali adalah di usia 18 tahun2,6.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode crosssectional, bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap siswi kelas dua di SMA Negeri 1 Denpasar tentang kontrasepsi pada remaja. Sebanyak 96 orang dari 106 kuisioner tersebar digunakan menjadi sampel dari penelitian ini. Penelitian menggunakan data primer (kuesioner), dimana kuisioner di isi langsung oleh responden. Data yang terkumpul dalam penelitian diolah dengan menggunakan SPSS dan hasil di sajikan dalam bentuk tabel.
HASIL
Pengetahuan responden tentang kontrasepsi pada remaja dapat dilihat secara rinci pada tabel 1. Secara umum, pengetahuan mengenai pengertian kontrasepsi remaja sangat baik, pertanyaan terkait dijawab sesuai dengan jawaban yang diharapkan oleh lebih dari 70% responden. Namun, responden yang tidak mengetahui tentang program pemerintah mengenai kesehatan reproduksi remaja (59,4%) masih lebih banyak di bandingkan yang mengetahuinya (40,6%). Tabel 2 menunjukkan hasil penelitian mengenai sikap yang telah dilakukan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa sikap responden sangat baik dengan jawaban yang diharapkan dijawab lebih dari 80% responden.
PEMBAHASAN
Pernyataan bahwa kontrasepsi hanya digunakan oleh perempuan ditentang oleh 80,2% responden. Pernyataan ini berkaitan dengan diskriminasi gender dalam penggunaan kontrasepsi, dimana di beberapa daerah di Indonesia belum menyadari kesetaraan gender yang membentuk pola pikir bahwa kontrasepsi hanya menjadi kewajiban wanita saja7-9. Jawaban responden akan hal ini dapat menjadi dasar akan kesadaran kesetaraan gender dalam penggunaan KB dimasa mendatang.
Sebanyak 70,8% responden menyatakan bahwa kontrasepsi bukan hal yang tabu untuk dibicarakan oleh remaja. Hasil dari penelitian dapat menunjukkan bahwa terdapat pergeseran budaya karena pengaruh globalisasi. Penelitian tentang hubungan konsep diri dan perilaku seksual pranikah pada remaja di Kuta-Bali menunjukkan sebagian masyarakat bali tradisional telah menjadi masyarakat modern yang menyebabkan perubahan pola pikir mengenai reproduksi atau perilaku seksual remaja, karena itu diperlukan wawasan tentang kesehatan reproduksi agar dapat menghindari perilaku seksual pranikah atau
DIRECTORY OF OPEN ACCESS JOURNALS
kesalahan persepsi reproduksi10.
dari
konsep kesehatan
cukup besar.
Proporsi responden yang tidak mengetahui
Tabel 1. Pengetahuan Responden tentang Kontrasepsi pada Remaja
Pernyataan Kuisioner |
Jawaban (%) | ||
Benar |
Salah | ||
Pengetahuan Pengertian Kontrasepsi pada Remaja | |||
(1) Pengertian Kontrasepsi |
97,9 |
2,1 | |
(4) Kesetaraan Gender dalam penggunaan kontrasepsi |
80,2 |
19,8 | |
(5) Kontrasepsi bukan hal yang tabu untuk remaja |
70,8 |
29,2 | |
(9) Konsep “kontrasepsi pada remaja” |
90,6 |
9,4 | |
Informasi Kontrasepsi pada remaja | |||
(2)Pernah mendapat informasi |
77,1 |
22,9 | |
(10) Program pemerintah untuk kesehatan reproduksi remaja |
40,6 |
59,4 | |
Alat dan metode kontrasepsi | |||
(3)Mengetahui metode/alat selain kondom |
76 |
24 | |
(6) Efek samping kontrasepsi hormonal terhadap berat badan |
53,1 |
46,9 | |
(7) Metode mantap bukan untuk remaja |
85,4 |
14,6 | |
(8) Mengetahui metode Alamiah |
72,9 |
27,1 | |
Sebanyak 77,1% responden menyatakan pernah mendapatkan informasi mengenai kontrasepsi dari sekolah, orang tua, seminar, ataupun iklan pemerintah. Penelitian yang dilakukan di Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember menunjukan remaja yang seringkali mengakses informasi kesehatan reproduksi dari berbagai media, sekolah, dan pernah mengikuti penyuluhan lebih mungkin menggunakan KB di masa depan dibandingkan remaja yang tidak pernah mendapat informasi kesehatan reproduksi11. Hal tersebut menunjukan peluang harapan untuk responden menggunakan KB atau kontrasepsi di masa depan |
tentang program pemerintah mengenai kesehatan reproduksi remaja (59,4%) lebih banyak di bandingkan yang mengetahuinya (40,6%). Padahal pada laporan kinerja BKKBN, BKKBN telah melakukan peningkatan sosialisasi program GenRe kepada remaja melalui berbagai media cetak, elektronik, maupun media sosial, dan telah mengeluarkan GenRe Apps yaitu aplikasi berbasis Web dan Android yang dapat digunakan menjadi sumber informasi tentang kesehatan reproduksi remaja. Pada aplikasi tersebut, pengguna juga dapat melakukan konsultasi secara online (chatting) mengenai masalah kesehatan reproduksi remaja5,11. |
Tabel 2 Sikap mengenai kontrasepsi pada remaja
Pernyataan Kuisioner |
Jawaban (%) | ||
Setuju |
Tidak Setuju | ||
(1) |
Lebih baik memakai alat kontrasepsi dari pada hamil kemudian melakukan |
94,8 |
5,2 |
aborsi | |||
(2) |
Pemakaian kondom saat melakukan hubungan seks dengan pacar atu PSK |
86,5 |
13,5 |
(3) |
Mempertimbangkan menggunakan kontrasepsi setelah menikah |
92,7 |
7,3 |
(4) |
Remaja perlu tahu mengenai kegunaan dan efek samping kontrasepsi |
94,8 |
5,2 |
(5) |
Remaja memerlukan pendidikan kesehatan reproduksi (termasuk mengenai kontrasepsi) |
92,7 |
7,3 |
ISSN: 2597-8012
ΓΛ<Λ Λ IDiRECTORVOF OPEN ACCESS L√VJ∕ ∖^ JOURNALS
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan, masih kurangnya informasi mengenai GenRe kepada responden.
Sebanyak 92,7% responden menyatakan akan mempertimbangkan menggunakan metode/ alat kontrasepsi untuk mendukung program pemerintah maupun untuk kesehatan reproduksinya sendiri saat menikah nanti. Respon ini sejalan dengan data SKDI tahun 2012 tentang rencana remaja wanita menggunakan kontrasepsi di masa depan, sebanyak 71,6% responden yang berasal dari provinsi Bali menyatakan berencana menggunakan kontrasepsi di masa mendatang1.
-
94,8% responden menyatakan setuju bahwa remaja perlu mengetahui kegunaan kontrasepsi beserta efek samping penggunaannya agar dapat mempertimbangkan pemakaian dari kontrasepsi, dan 92,7% menyatakan setuju bahwa remaja memerlukan pendidikan kesehatan reproduksi, termasuk informasi mengenai kontrasepsi agar terhindar dari kehamilan yang tidak di inginkan dan melahirkan di usia remaja. Hasil penelitian ini menunjukkan respon yang sama dengan data SKDI tahun 2012 dimana 80% remaja wanita di Indonesia berpendapat bahwa suatu pelayanan KB harus tersedia untuk remaja, Data menunjukkan di Provinsi Bali pelayanan KB yang diinginkan meliputi penyuluhan KB, konseling tentang KB, penyediaan metode kontrasepsi 1.
SIMPULAN DAN SARAN a. Simpulan
Secara umum, pengetahuan dan sikap siswi kelas dua di SMA negeri 1 Denpasar mengenai kontrasepsi remaja sangat baik, Hal ini dapat menjadi gambaran yang positif untuk tindakan responden terhadap kontrasepsi pada remaja. Namun mengenai informasi tentang program pemerintah untuk kesehatan reproduksi masih belum diketahui lebih dari 50% responden.
-
b. Saran
-
1. Disarankan bagi pemerintah melalui BKKBN untuk tetap mensosialisasi tentang Generasi Berencana pada masyarakat khususnya generasi muda di daerah Denpasar. Agar dapat meningkatkan pengetahuan kesehatan
reproduksi dan KB bagi remaja.
-
2. BKKBN dapat mengembangkan aplikasi
GenRe yang dimiliki karena program ini sangat baik dan berguna untuk generasi muda agar mendapatkan informasi yang valid dari sumber terpercaya.
-
3. Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai perilaku terhadap kontrasepsi pada remaja ataupun hubungan antara pengetahuan dan sikap terhadap kontrasepsi pada remaja.
KETERBATASAN PENELITIAN
-
1. Penelitian hanya bersifat deskriptif tidak bisa menghubungkan antara pengetahuan dan sikap
maupun faktor- faktor lain yang mempengaruhi variabel yang dinilai
-
2. Penelitian tidak meneliti perilaku dari responden yang berkaitan dengan pengetahuan dan sikap dalam kehidupan sehari-hari.
UCAPAN TERIMAKASIH
Peneliti mengucapkan terimkasih kepada berbagai pihak yang tidak dapat di sebutkan satu per satu atas diskusi, saran dan masukan untuk penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
-
1. Badan Pusat Statistik (BPS). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Kesehatan Reproduksi Remaja. MEASURE DHS ICF International. 2013. 8,16
-
2. Pratiwi, Niniek Lely dan Hari Basuki. Hubungan Karakteristik Remaja terkait Risiko Penularan HIV_AIDS dan Perilaku Seks Tidak Aman di Indonesia. Peneliti pada Pusat Humaniora, Kebijakan kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2011. 347
-
3. BKKBN. Arah Kebijakan dan Strategi BKKBN Tahun 2013; [online] 2012 [Dikunjungi 10 September 2017] Diunduh dari : http://www.bkkbn.go.id/.
-
4. BKKBN. Remaja Bicara KB, Nikah Dini dan Kesehatan Reproduksi [online] 2016 [Diunduh 7 September 2017].Diunduh dari : : https://health.detik.com/read/2016/01/25/ 073641/3125962/763/remaja-bicara-kb-nikah-dini-dan-kesehatan-reproduksi
-
5. Musafaah. Pengetahuan dan Sikap Pemakaian Kontrasepsi pada Remaja Putri “ Gaul ” di Parkir Timur Senayan , Jakarta. 2007. 104.
-
6. Mantik, M. C. Hubungan antara Konsep Diri dengan Perilaku Seksual Pranikah pada Remaja di Kuta-Bali. Universitas Kristen Satya Wacana. [online] 2014 [Diunduh 28 September 2018]. Diunduh dari : http://repository.uksw.edu/handle/123456789/ 8940
-
7. Dalem, D. N. Faktor-faktor yang mempengaruhi bias gender penggunaan kontrasepsi pada pasangan usia subur di Desa Dawan Kaler Kecamatan Dawan Klungkung. Piramida. [online] 2012 [Diunduh 27 September 2018] VIII(2), 93–102. Diunduh dari :
http://ojs.unud.ac.id/index.php/piramida/articl e/view/7001
-
8. Handayani, L. Informasi Tentang Kb: Hak Kesehatan Reproduksi Yang Perlu Diperhatikan Oleh Program Pelayanan Keluarga Berencana. Buletin Penelitian …, [online] 2012 [Diunduh 27 September 2018] 15(3), 289–297. Diunduh dari :
n∩∆ J = O sTnta
L√∖JΓΛJ JOURNALS -----.......-,""-
http://bpk.litbang.depkes.go.id/index.php/hsr/a rticle/view/3003
-
9. Putri, C. P. Kesetaraan Gender Dalam Program Keluarga Berencana (Kb) Di Dusun Sawahan Desa Sawahan Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto. Kti D3 Kebidanan.
[online] 2014 [Diunduh 28 September 2018].
Diunduh dari :
http://www.repository.poltekkesmajapahit.ac.i d/index.php/PUB-KEB/article/view/179
-
10. Yuni Suryani, Andrei Ramani, D. M. W. Preferensi Remaja dalam Mengikuti Keluarga Berencana di Masa Depan ( Studi Pada Remaja di Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember ) Preferences Of Adolescent In Family
Planning In The Future. Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2015. 2015. 1–8.
-
11. BKKBN. Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah 2017 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Jakarta, [online] 2018 [Diunduh 27 September 2018] hal.14-15; 30-32; 69, Diunduh dari : :
Discussion and feedback