KARAKTERISTIK PREVALENSI FINGERTIP INJURY DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR TAHUN 2012-2014
on
ISSN: 2597-8012
JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL. 8 NO.10,OKTOBER, 2019
DIRECTORY OF
OPEN ACCESS
JOURNALS
DOAJ

KARAKTERISTIK PREVALENSI FINGERTIP INJURY DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR TAHUN 2012-2014
Try Parama Arthika. Aryana Wien IGN, Kambayana G.
Program Studi Pendidikan Dokter. SMF Orthopaedi dan Traumatologi serta SMF Penyakit Dalam Rheumatologi RSUP Sanglah.
Email : Tryparama1993@gmail.com.
ABSTRAK
Setiap luka ataupun trauma area kuku, soft tissue, tulang distal dari insersi tendon musculus flexsor digit et pollicis longus dan ekstensor digitalis et pollicis longus merupakan definisi dari fin gertip injury. Fingertip injury seperti subungual hematoma phalang (crush injury pada fingertip), l aserasi nail bed, amputasi parsial atau komplit dari fingertip, amputasi pulp, dan fraktur pada
area distal, mallet finger, avulsi flexor digitorum profundus, dan dislokasi pada sendi distal interphala ng.Metode penelitian ini merupakan deskritif observasional dengan pendekatan cross-sectional untuk mengetahui gambaran epidemiologi fingertip Injury dan mengetahui jumlah kasus di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali pada tahun 2012-2014 dimana diambil dari data sekunder catatan medik penderita di SMF Orthopaedi dan IGD RSUP Sanglah Denpasar sejak Juli 2015 sampai dengan Agustus 2015.Berdasarkan umur Fingertip Injury paling banyak pada kelompok umur 26-40 tahun sebesar 45% dan paling sedikit kelompok umur 71-85 sebesar 1,7%. Berdasarkan jenis kelamin dapat diketahui bahwa pasien yang mengalami Fingertip Injury paling banyak pada jenis kelamin laki-laki sebesar 85%.
Kata Kunci: Fingertip Injury, Crush Injury, Digitalis et Pollicis Longus.
ABSTRACT
Any injury or trauma to the nail area, soft tissue, distal bone from tendon insertion of flexural flexurveur et pollicis longus and extensor digitalis et pollicis longus is the definition of fingertip injury. Fingertip injury such as subungual phalang hematoma (crush injury on fingertip), laceration of nail bed, partial or complete amputation of fingertip, pulp amputation, and fracture in the distal area, finger mallet, avulsion flexor digitorum profundus, and dislocations in interphalange distal joints.This study is a descriptive observational study using cross-sectional approach to determine the number and to know epidemiology of cases fingertip Injury in Sanglah General Hospital in Denpasar, Bali in 20122014 where taken from secondary data in the sufferes medical records and emergency department of Orthopaedic SMF Sanglah since July 2015 until August 2015.Based on the age it can be seen that patients with Injury Fingertip most in the age group 26-40 years by 45% and at least the age group 7185. by 1.7%.By sex showed that patients who experienced Injury Fingertip most on male sex by 85%. Keywords : Fingertip Injury, Crush Injury, Digitalis et Pollicis Longus.
DOAJ

PENDAHULUAN
Trauma pada tangan terjadi sekitar 5-10% dari kasus
kegawatdaruratan yang ada di seluruh rumah sakit. Fingertip injury dapat diklasifikasian sesuai dengan anatomi1,4. trauma tangan berbeda dengan trauma kepala, dada, abdomen/ pelvis. Karena trauma pada tangan tersebut tidak menimbulkan kematian. Namun sering kali kematian terjadi karena perdarahan hebat akibat terputusnya pembuluh darah besar 4,5,6.
Setiap luka ataupun trauma area kuku, jaringan lunak, tulang distal dari insersi tendon musculus flexsor digit et pollicis longus dan ekstensor digitalis et pollicis longus merupakan definisi dari fingertip injury. Fingertip injury seperti subungual hematoma phalang (crush injury pada fingertip), laserasi nail bed, amputasi parsial atau komplit dari fingertip, amputasi pulp, dan fraktur pada area distal, mallet finger, avulsi flexor digitorum profundus, dan dislokasi pada sendi distal interphalang5, 6,7,8 .
Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas, maka dapat di rumuskan pertanyaaan seperti berikut :
-
1) Bagaimanakah gambaran
epidemiologi kasus Fingertip Injury
-
2) Bagaimanakah prevalensi kasus Fingertip Injury berdasarkan usia
-
3) Bagaimanakah prevalensi kasus Fingertip Injury berdasarkan jenis kelamin.
Tujuan Umum penelitian ini ialah mengetahui prevalensi kejadian
Fingertip Injury pada pasien di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali tahun 20122014.
Tujuan Khusus penelitian ini untuk mengetahui gambaran
epidemiologi kasus Fingertip Injury pada pasien di RSUP Sanglah, Denapasar, Bali pada tahun 2012-2014.
Untuk mengetahui prevalensi kasus Fingertip Injury berdasarkan usia, Dan untuk mengetahui prevalensi kasus Fingertip Injury berdasarkan jenis kelamin di RSUP Sanglah, Denapasar, Bali pada tahun 2012-2014.
Manfaat keilmuan Proposal penelitian ini sebagai pemenuhan tugas akhir semester V Elective Study penulis di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar, Bali tahun 2014.
Manfaat pelayananya adalah Penelitian ini boleh memberikan informasi data mengenai angka
DOAJ

prevalensi Fingertip Injury.
Hasil penelitian ini bisa menjadi sumber informasi kepada masyarakat agar masyarakat mengetahui bahwa semua orang mempunyai kecenderungan mengalami Fingertip Injury ini dan mereka dapat mengambil mengetahui bagaimana mencegah terjadinya Fingertip Injury. Peneliti selanjutnya bisa menjadikan penelitian ini sebagai refrensi penelitian lebih lanjut.
BAHAN DAN METODE
Seperti yang kita ketahui Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah penuduk terbanyak di dunia, diperoleh data trauma yang mengalami fingertip injury merupak dampak paling tinggi dari kecelakaan dan fingertip injury menjadi salah satu trauma yang memiliki angka prevalensi cukup tinggi di dunia akibat dari kecelakaan lalu lintas.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin meneliti data prevalensi dan persebaran kejadian fingertip injury akibat kecelakaan lalu lintas baik dari segi usia, dan jenis kelamin, Diharapkan nantinya kita dapat membuat suatu rencana pencegahan.
KERANGKA KONSEP
Deskritif observasional dengan pendekatan cross-sectional merupan metode yang digunakan oleh peneliti Dilakukan penelitian sejak Juli 2015 sampai dengan Agustus 2015. Penelitian cross-sectional ini merupakan jenis penelitian yang pengukuranya dan pengamatan variabel-variabelnya dilakukan hanya satu kali, pada satu waktu saja
Penelitian ini dilaksanakan di Bagian Orthopaedi dan Traumatologi serta IGD Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah.
Variabilitas Populasi
Populasi target yang digunakan peneliti ini merupakan pasien dewasa
JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL. 8 NO.9,SEPTEMBER, 2019
C*sTnta
dengan rentang umur 15-50 tahun yang mengalami fingertip injury.
Populasi Terjangkau Populasi terjangkau adalah seluruh pasien dewasa berusia 15-50 tahun yang mengalami fingertip injury yang menerima perawatan di RSUP Sanglah Denpasar, Bali sejak Bulan Januari 2012 hingga bulan Desember 2014.
Sampel Penelitian
Sampel pada penelitian ini merupakan populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak mempunyai kriteria eksklusi.
Pada penelitian ini kriteria inklusi subjek adalah mengalami fingertip injury, berusia 15-50 tahun,
mendapatkan perawatan medis di RSUP Sanglah dan tercatat dalam rekam medis di RSUP Sanglah. Peneliti tidak menyediakan kriteria eksklusi untuk subjek.
Teknik pengumpulan sampel yang digunakan adalah total sampling. Total Sampling merupakan cara pengambilan sampel dimana penentuan sampel dengan menggunakan semua populasi yang ada hingga batas waktu yang telah ditentukan.
Adapun variabel-variabel yang diperhitungkan pada penelitian ini adalah terdiagnosis fingertip injury, usia,
dan jenis kelamin.
Variabel bebas disini yaitu Usia, jenis kelamin.
Variabel terikat yang dimaksud disini adalah yang mengalami fingertip injury.
Diagnosis fingertip injury adalah diagnosis yang tertera pada rekam medik RSUP Sanglah tahun 2012-2014.
Jenis kelamin adalah jenis kelamin yang tertera pada rekam medis RSUP Sanglah tahun 2012-2014.
Dengan kategori sebgai berikut :
-
a. Wanita
-
b. Laki-Laki
Skala : Normal
Usia adalah lamanya hidup pasien (dalam tahun) terhitung sejak dilahirkan sampai sekarang. Dengan kategori
sebgai berikut :
-
a. 15-30 Tahun
-
b. 31-40 Tahun
-
c. 41-50 Tahun
Skala : Interval
Data yang telah terkumpul lalu diolah dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
-
1. Data-data sampel yang
diperlukan akan dilihat melalui rekam medis dan dicantumkan pada formulir penelitian
-
2. Pengecekan data dilakukan untuk memastikan kelengkapan rincian
data karakteristik tiap pasien terkumpul, bila terdapat kekurangan ataupun kesalahan pada
pengumpulan data pengumpulan, maka dilakukan pengambilan data ulang.
-
3. Hal tersebut terus dilakukan hingga batas waktu yang ditentukan.
-
4. Setelah data terkumpul, dilanjutkan dengan perhitungan statistik
sederhana yang bertujuan agar rincian frekuensi data yang diperoleh dapat disajikan dalam suatu ukuran deskritif, dapat berupa rata-rata (mean), nilai tengah (median), modus (data yang paling sering muncul ) , dan tendensi sentral.
-
5. Hasil penelitian nantinya akan dikelompokkan sesuai golongan variabelnya dan disajikan dalam bentuk table sekunder yaitu melihat rekam medis pasien.
Analisis yang dilakukan meliputi distribusi frekuensi, rerata, dan standar deviasi masing-masing variabel serta dilakukan analisis univariat. Kemudian disajikan dalam bentuk naratif atau tabel. Nantinya seluruh data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan perangkat lunak SPSS 17.0. Nantinya diperoleh distribusi keseimbangan dari
kasus fingertip injury berdasarkan umur, dan jenis kelaminnya.
Kelemahan penelitian ini adalah sebagai berikut:
-
1. Studi deskriptif yang digunakan menyebabkan penelitian ini tidak dapat membuat suatu analisis hubungan setiap variabel
penelitian.
-
2. Pemanfaatan studi ini berlaku terbatas akibat dilaksanakan pada satu waktu saja.
HASIL
Subjek dalam penelitian ini adalah semua pasien yang mengalami fingertip injury akibat kecelakaan lalu lintas maupun kecelakaan akibat terkena benda tajam atau puntul di RSUP Sanglah Denpasar pada tahun 2012- 2014.
Pengambilan sampel dikerjakan dengan metode total sampling yakni suatu metode pengumpulan sampel dengan menggunakan semua populasi yang ada hingga batas waktu yang telah ditentukan,
DOAJ

-
1. Waktu
Tabel 1. Kasus Fingertip Injury
Waktu |
Frekuensi (f) |
Percent (%) |
2012 |
25 |
41,7 |
2013 |
26 |
43,3 |
2014 |
9 |
15,0 |
Total |
60 |
100,0 |
Berdasarkan Waktu
Berdasarkan waktu dapat diketahui bahwa pasien yang mengalami Fingertip Injury paling banyak pada tahun 2013 sebesar 43,3% dan paling sedikit tahun 2014 sebesar 15%.
-
2. Tempat
Sampel merupakan data sekunder rekam medis dari ruang perawatan pasien di ruang Angsoka, ruang penyimpanan rekam medis RSUP Sanglah dan data morning report dari SMF Orthopaedi dan Traumatologi RSUP Sanglah.
-
3. Orang
Beberapa faktor yang berpengaruh dalam distribusi penyakit pada sekelompok penduduk tertentu, adalah sebagai berikut.
Tabel 4. Kelompok Orang Berdasarkan
Umur
Umur Frekuensi (f) Percent (%)
Responden | ||
Mean |
34,30 | |
(Standar Deviasi) |
(14,23) | |
Kelompok Umur | ||
11-25 |
19 |
31,7 |
26-40 |
27 |
45,0 |
41-55 |
9 |
15,0 |
56-70 |
4 |
6,7 |
71-85 |
1 |
1,7 |
Total |
60 |
100,0 |
Rerata umur pasien yang mengalami fingertip injury adalah kelompok umur 34 tahun.
Berdasarkan umur dapat diketahui bahwa pasien yang mengalami Fingertip Injury paling banyak pada kelompok umur 26-40 tahun yaitu sebesar 45% dan paling sedikit yaitu pada kelompok umur 71-85 tahun yakni sebesar 1,7%.
Tabel 5. Kelompok Orang Berdasarkan Jenis Kelamin
DOAJ

Berdasarkan jenis kelamin dapat diketahui bahwa pasien yang mengalami Fingertip Injury paling banyak pada jenis kelamin laki-laki sebesar 85%.
Tabel 6. Prevalensi Kasus Fingertip Injury Berdasarkan Usia di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali pada tahun 2012-2014
Umur Frekuensi (f) Percent (%) Responden
11-25 |
19 |
31,7 |
26-40 |
27 |
45,0 |
41-55 |
9 |
15,0 |
56-70 |
4 |
6,7 |
71-85 |
1 |
1,7 |
Total |
60 |
100,0 |
Berdasarkan kelompok umur prevalensi kasus fingertip injury di RS Sanglah pada tahun 2012-2014 pada kelompok umur 11-25 tahun yakni sebesar 31,7%, Pada kelompok umur 26-40 tahun prevalensi kasus yakni sebesar 45%, pada kelompok umur 41-55 tahun prevalensi sebesar 15%, pada kelompok umur 56-70 tahun prevalensinya sebesar 6,7% dan pada kelompok umur 71-85 tahun prevalensi sebesar 1,7%.
Berdasarkan data tersebut terlihat prevalensi kasus paling banyak terjadi
Jenis Kelamin F |
rekuensi(f) |
Percent(%) |
Laki-Laki |
51 |
85 |
Perempuan |
9 |
15 |
Total |
60 |
100,0 |
pada kelompok umur 26-40 tahun. |
Tabel 7. Prevalensi kasus Fingertip Injury Berdasarkan Jenis Kelamin di RSUP Sanglah, Denpasar, Bali pada tahun 2012-2014.
Jenis Frekuensi (f) Kelamin |
Percent (%) | |
Laki-Laki |
51 |
85 |
Perempuan |
9 |
15 |
Total |
60 |
100,0 |
Berdasarkan data diatas prevalensi kasus fingertip injury di RS Sanglah tahun 2012-2014 pada jenis kelamin laki-laki sebesar 85% dan pada perempuan sebesar 15%.
PEMBAHASAN
Dari 60 sampel penelitian pasien fingertip Injury akibat kecelakaan lalu lintas maupun kecelakaan akibat terkena benda tajam atau puntul yang didapat dari ruang Angsoka, ruang penyimpanan rekam medis, dan data morning report dari SMF Orthopaedi dan Traumatologi RSUP Sanglah 1 Januari 2012-31
DOAJ

Desember 2014, yang terdiri dari pria sebanyak 51 orang (85%) dan wanita sebanyak 9 orang (15%).
Data tersebut menunjukan bahwa jumlah pasien Fingertip Injury pada pasien berjenis kelamin laki-laki denag persentase kasus tinggi yaitu dua kali lipat dibandingkan pada pasien berjenis kelamin perempuan. Tingginya kasus Fingertip Injury pada laki-laki merupak salah satu faktor dikarenakan laki-laki memiliki kecendrungan aktifitas yang lebih aktif luar rumah seperti bekerja, olahraga, serta rata-rata laki mempunyai perilaku mengendarai kendaraan lebih cepat dibandingkan dengan wanita.
Berdasarkan 60 sampel penelitian pasien Fingertip Injury akibat kecelakaan lalu lintas yang didapat dari ruang Angsoka, ruang penyimpanan rekam medis, dan data morning report dari SMF Orthopaedi dan Traumatologi RSUP Sanglah 1 Januari 2012-31 Desember 2014, pasien Fingertip Injury akibat kecelakaan usia 11-25 tahun sebanyak 19 orang (31,7%), pasien berusia 26-40 tahun sebanyak 27 orang (45,0%), pasien berusia 41-55 tahun sebanyak 9 orang (15,0%), pasien berusia 56-70 tahun berjumlah 4 orang (6,7%), dan pasien berusia 71-85 tahun berjumlah 1 orang (1,7%) Pasien
Fingertip Injury kisaran umur 26-40 tahun meupakan jumlah kasus yang tertinggi dengan penyebabnya yaitu kecelakaan lalu lintas, terkena benda tajam atau terkena benda tumpul.
SIMPULAN
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa gambaran karakteristik Fingertip Injury akibat kecelakaan pada umur 11-25 tahun adalah sebesar 19 orang (31,7%), pada umur 26-40 tahun adalah sebesar 27 orang (45,0 %), pada umur 41-55 tahun adalah sebesar 9 orang (15,0%), pada umur 56-70 tahun adalah sebesar 4 orang (6,7%), pada umur 71-75 tahun adalah sebesar 1 orang (1,7%) di RSUP Sanglah Tahun 2012-2014 adalah lebih sering terjadi pada kelompok umur 26-40 tahun.
DAFTAR PUSTAKA
-
1. Buckley SC, Scott S, Das K. Late review of the use of silver sulphadiazine dressings for the treatment of fingertip injuries. Injury. 2000; 31:301-4.
-
2. Calandrucio JH. Amputations of the hands: fingertip amputations. Dalam: Canale ST, Beaty JH, editor. Campbell’s operative orthopaedics. Edisi ke-12. Maryland Heights: Mosby; 2013.
-
3. Lemmon J, Janis JE, Rohrich RJ. Soft tissue injuries of the fingertip: method of evaluation and treatment. An algorithmic approach. American
DOAJ

Society of Plastic Surgeon. 2008; 105e-117e.
-
4. Zook EG. Anatomy and physiology of the perionychium. Hand Clin 2002 Nov;18(4):553–559.
-
5. Ramirez MA, Means KR Jr. Digital soft tissue trauma: a concise primer of soft tissue reconstruction of traumatic hand injuries. Iowa Orthopaedic Journal. 2011; 31: 110119.
-
6. Sungur N, Kankaya Y. Bilateral V-Y rotation advancement flap for
fingertip amputations. American
Association for Hand Surgery. 2012; 7: 79-8.
-
7. Tos P, Titolo P, Chirila NL, Catalano F, Artiaco S. Surgical treatment of acute fingernail injuries. J Orthop Traumatol. 2012;13:57–62. [PMC free article] [PubMed].
-
8. Bharathi RR, Bajantri B. Nail bed injuries and deformities of nail. Indian J Plast Surg. 2011;44:197– 202. [PMC free article] [PubMed].
Discussion and feedback