ISSN: 2597-8012           JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL. 8 NO.8,AGUSTUS, 2019

∏∩Λ s≡                OsTnta

KARAKTERISTIK PASIEN UVEITIS DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR PERIODE MARET 2016 SAMPAI DESEMBER 2016

Kadek Ayu Dorinda Sari1, Ni Ketut Niti Susila2, Putu Budhiastra2 1Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah, Denpasar

Email :[email protected]

ABSTRAK

Uveitis merupakan inflamasi pada uvea, dapat juga disertai dengan inflamasi pada jaringan sekitar. Uveitis diperkirakan sekitar 10% sebagai penyebab kebutaan di dunia. Angka kejadian uveitis di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah tahun 2016 ditemukan sebanyak 28 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien uveitis di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar periode Maret 2016 sampai Desember 2016.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif cross sectional yang dilakukan di RSUP Sanglah Denpasar. Data yang diperoleh berupa data sekunder rekam medis pasien periode Maret 2016 sampai Desember 2016. Data diolah dengan menggunakan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 22 pasien, rata-rata usia penderita uveitis yaitu 43,8 tahun dengan proporsi penderita terbanyak yaitu usia 45 – 64 tahun. Jenis kelamin terbanyak pada pasien uveitis yaitu laki-laki sebanyak 54,5%. Pasien yang tinggal di Denpasar paling banyak menderita uveitis sebanyak 6 orang (27,3%) pasien. Keluhan utama terbanyak yaitu mata kabur sebanyak 77% mata dengan beberapa pasien uveitis memiliki keluhan utama lebih dari satu. Jenis uveitis berdasarkan anatomi menunjukkan bahwa pasien uveitis paling banyak mengalami uveitis anterior sebanyak 80%. Sebanyak 18 orang (81,8%) pasien uveitis mengalami uveitis unilateral. Pada penelitian ini dapat disimpulkan pasien uveitis di RSUP Sanglah periode Maret 2016 – Desember 2016 lebih banyak pada usia 45 – 64 tahun, jenis kelamin laki-laki, bertempat tinggal di Denpasar, keluhan utama pengelihatan kabur, jenis uveitis terbanyak adalah uveitis anterior, dan keterlibatan mata yaitu unilateral.

Kata kunci: Uveitis, Penglihatan Kabur, Unilateral

ABSTRACT

Uveitis is an inflammation of the uvea; it can also be accompanied by inflammation of the surrounding tissue. Uveitis is estimated at about 10% as the cause of blindness in the world. In 2016 the incidence of uveitis in RSUP Sanglah Denpasar was found in 28 cases. This study aims to determine the characteristics of uveitis patients at RSUP Sanglah Denpasar period March 2016 to December 2016. This study is a cross sectional descriptive study conducted at RSUP Sanglah Denpasar. The data obtained are secondary data of patient's medical record from March 2016 until December 2016. The data is processed by using SPSS program. The results showed that of 22 patients, the average age of uveitis patients is 43.8 years with the highest proportion of patients aged 45 - 64 years. The most sexes in uveitis patients are men as much as 54.5%. Patients living in Denpasar suffered most of uveitis as many as 6 people (27.3%) patients. The main complaint of most uveitis patients is blurred eyes as much as 77% of eyes with some uveitis patients have more than one major complaint. The type of uveitis based on anatomy shows that uveitis patients have most of the anterior uveitis as much as 80% of eyes. A total of 18 people (81.8%) of uveitis patients had unilateral uveitis. In this study, it can be concluded that uveitis patients at RSUP Sanglah Denpasar period March 2016 - December 2016 more at the age of 45 - 64 years, male gender, residing in Denpasar, the main complaint of blurry vision, type uveitis most is anterior uveitis, and involvement eyes are unilateral.

Keywords:Uveitis, Blur Vision, Unilateral

DOAJ


DIRECTORY OF OPEN ACCESS JOURNALS



PENDAHULUAN

Uveitis merupakan inflamasi pada uvea, dapat juga disertai dengan inflamasi pada jaringan sekitar. Sekitar 10% penyebab kebutaan di Amerika Serikat disebabkan oleh uveitis.Insiden uveitis di negara maju sekitar 200 per 100.000 populasi, 50% diantaranya mengalami komplikasi, dan 35% mengalami gangguan tajam penglihatan.1

Klasifikasi uveitis berdasarkan anatomi mata dibedakan menjadi uveitis anterior, uveitis intermediet, uveitis posterior, dan panuveitis. Uveitis anterior merupakan kejadian yang paling sering dari peradangan uvea dengan kejadian yang bervariasi dalam populasi umum dari berbagai negara di seluruh dunia.2Uveitis dapat disebabkan oleh karena genetik, infeksi, lingkungan, penyakit sistemik, dan reaksi imunologi, namun 20-30% kasus uveitis adalah idiopatik.3

Insiden uveitis di negara berkembang sebanyak 714 per 100.000 populasi dan 25% diantaranya menjadi penyebab kebutaan. Negaraberkembang khususnya negara tropis memiliki iklim dan patogen yang berbeda-beda dengan negara maju sehingga prevalensi penyakit uveitis akibat infeksi seperti toxoplasma dan tuberculosis lebih tinggi.4

Diagnosis uveitis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan mata menyeluruh dan pemeriksaan fisik. Ketika telah teridentifikasi, uveitis dapat diobati dan kemungkinan terjadinya komplikasi dapat dihindari.5Munculnya komplikasi dapat disebabkan karena kurangnya kesadaran dan pengetahuan pasien mengenai penyakit uveitis.

Sampai saat ini penelitian mengenai uveitis masih sedikit di Indonesia. Untuk itu, penulis berkeinginan melakukan penelitian pada kasus uveitis yang bertujuan mencari karakteristik pasien uveitis di RSUP Sanglah Denpasar periode Maret – Desember 2016.

BAHAN DAN METODE

Pada penelitian ini menggunakan rancangan penelitian observasional deskriptif dengan pendekatan cross-sectionalyang dilakukan di RSUP Sanglah Denpasar.

Kriteria inklusi yang digunakan yaitu pasien yang didiagnosis dengan uveitis berdasarkan hasil pemeriksaan klinis di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar dari bulan Maret 2016 sampai bulan Desember 2016. Kriteria eksklusi yang digunakan yaitu pasien dengan catatan medis tidak lengkap yang meliputi informasi tentang semua variabel yang diteliti.

Data yang diperoleh merupakan data sekunder rekam medis pasien uveitis periode Maret 2016 – Desember 2016. Data yang dicari meliputi umur, jenis kelamin, tempat tinggal, keluhan utama, penyebab uveitis, jenis uveitis, dan keterlibatan mata. Datapasien yang telah memenuhi kriteria inklusi akan digunakan sebagai sampel penelitian. Data yang sudah terkumpul akan dicatat dan dianalisis dengan software SPSS. Data yang telah dianalisis selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel atau diagram beserta penjelasannya.

HASIL

Pada Tabel 1.Menggambarkan karakteristik pasien uveitis berdasarkan umur dan jenis kelamin. Rerata usia sampel pasien uveitis yaitu 43,8 tahun. Sejumlah 11 orang (50%) pasien uveitis memiliki rentang usia 45 – 64 tahun.Ditinjau dari jenis kelamin, pasien laki – laki lebih banyak menderita uveitis yaitu sebanyak 12 orang (54,5%) sedangkan pasien perempuan sebanyak 10 orang (45,5%).

Pada Tabel 2.Menggambarkan karakteristik pasien uveitis berdasarkan tempat tinggal. Pasien uveitis paling banyak bertempat tinggal di daerah denpasar sebanyak 6 orang (27,3%) pasien. Pasien yang tinggal di Badung dan Buleleng yang menderita uveitis masing-masing 4 orang (18,2%) pasien.

Tabel 1.Distribusi proporsi pasien uveitis

berdasarkan umur dan jenis kelamin

Karakteristik

Jumlah (N = 22)

Persen (%)

Umur

0 – 14 tahun

1

4,5

15 – 24 tahun

2

9,1

25 – 44 tahun

7

31,8

45 – 64 tahun

11

50

≥ 65 tahun

1

4,5

Jenis Kelamin

Laki-laki

12

54,5

Perempuan

10

45,5

DOAJ


DIRECTORY OF OPEN ACCESS JOURNALS



Tabel 2.Distribusi proporsi pasien uveitis berdasarkan tempat tinggal

Alamat

Jumlah   (N =

22)

Persen (%)

Denpasar

6

27,3

Gianyar

1

4,5

Badung

4

18,2

Tabanan

4

18,2

Buleleng

3

13,7

Karangasem

1

4,5

Jembrana

1

4,5

Klungkung

1

4,5

Lombok

1

4,5

Tengah

Pada Tabel 3.Memperlihatkan distribusi proporsi pasien uveitis berdasarkan keluhan utama dan jenis uveitis yang datang ke RSUP Sanglah. Mata kabur merupakan keluhan utama terbanyak yang dialami oleh pasien uveitis dengan presentasi sebesar 77% mata. Sementara keluhan dari 22 sampel yang diteliti sebanyak 7 orang memiliki

DOAJ


DIRECTORY OF OPEN ACCESS JOURNALS



Tabel 3. Distribusi proporsi pasien uveitis berdasarkan keluhan utama dan jenis uveitis

Karakteristik

OD

OS

ODS

Jumlah

Persen (%)

Keluhan Utama

Mata Kabur

7

5

4

20

77

Mata Nyeri

2

2

0

4

15

Mata Merah

6

3

1

11

42

Jenis Uveitis

Uveitis Anterior

9

6

3

21

80

Uveitis Posterior

1

1

0

2

7

Uveitis Intermediet

0

0

0

0

0

Panuveitis

2

1

0

3

12

*OD = mata kanan ; OS = mata kiri ; ODS = mata kiri dan kanan

keluhan lebih dari satu.Berdasarkan jenis uveitis sebanyak 80% mata pasien menderita uveitis anterior. Sedangkan untuk jenis uveitis posterior dan panuveitis masing masing memiliki presentasi penderita yang sebanyak 7% mata dan 12% mata. Pada penelitian ini tidak ditemukan pasien uveitis intermediet.

Pada penelitian ini didapatkan proporsi karakteristik pasien uveitis berdasarkan keterlibatan mata. Terdapat 18 orang (81,8%) pasien yang menderita uveitis unilateral. Sementara sebanyak 4 orang (18,2%) pasien yang menderita uveitis bilateral.

PEMBAHASAN

Pada penelitian ini dapat dilihat bahwa penderita uveitis paling banyak memiliki rentang umur 45 – 64 tahun. Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan Fernandez di Sao Paulo, Brazil mendapatkan 41,8% pasien mengalami uveitis dengan rentang umur 41 – 64 tahun.6 Hasil penelitian yang berbeda didapatkan oleh Dandona di India didapatkan pasien uveitis paling banyak diderita dengan umur 0 – 15 tahun yaitu 663 pasien (26,3%) dengan total sampel penelitian 2522 pasien.1Hasil yang berbeda dengan penelitian ini juga didapatkan oleh penelitian yang dilakukan Jakob di Jerman dengan pasien uveitis paling banyak pada rentang umur 30 – 39 tahun yaitu 440 orang (23%) dengan total sampel penelitian 1916 pasien.7Uveitis dapat terjadi pada usia berapapun dan usia tidak memiliki hubungan terhadap kejadian uveitis, namun umumnya uveitis menimpa orang dewasa yaitu usia 20 - 59 tahun.6Variasi hasil penelitian ini dengan

sebelumnya mungkin disebabkan oleh perbedaan jumlah sampel yang diteliti, penelitian ini menggunakan sampel lebih sedikit dari penelitian sebelumnya dengan jumlah sampel pada penelitian ini yaitu 22 orang.

Pada penelitian dapat dilihat bahwa pasien uveitis paling banyak dialami oleh laki-laki. Hasil penelitian yang sama juga didapatkan pasien uveitis paling banyak dialami oleh laki-laki sebanyak 579 orang (59,1%) pada penelitian yang dilakukan Venkatesh di India.8Beberapa penelitian didapat hasil yang tidak serupa dengan penelitian ini. Penelitian yang dilakukan oleh Dandona di India didapatkan hasil penelitian pasien uveitis paling banyak dialami oleh perempuan yaitu 1347 orang (53,4%) dengan total sampel penelitian 2522 pasien.1Pada penelitian yang dilakukan oleh Fox didapatkan pasien uveitis paling banyak dialami oleh perempuan sebanyak 113 orang (66,5%) dengan total sampel 170 pasien.9 Secara keseluruhan, laki-laki dan perempuan memiliki pengaruh yang sama pada kejadian uveitis pada semua jenis.6Variasi ini terjadi kemungkinan hanya pengaruh populasi penduduk terkait dominasi jenis kelamin pada daerah tertentu terhadap kejadian uveitis, baik laki-laki maupun perempuan.

Pada penelitian ini dapat dilihat bahwa penderita uveitis paling banyak mengeluhkan penglihatan kabur dengan beberapa pasien uveitis yang memiliki keluhan lebih dari satu. Hal ini tidak serupa dengan beberapa penelitian lainnya. Penelitian yang dilakukan oleh Simsek di Turki didapatkan pasien uveitis paling banyak tidak memiliki keluhan sebanyak 68 orang

n∩∆ s=                OsTnta

journals                                                              ---------------------

(42,2%) dan pasien uveitis yang memiliki keluhan paling banyak datang dengan keluhan penglihatan kabur yaitu 63 orang (39,1%).7Pada penelitian yang dilakukan oleh Benezra didapatkan hasil berupa pasien uveitis paling banyak tidak memiliki keluhan yaitu 80 orang (29%) dan pasien uveitis yang memiliki keluhan paling banyak datang dengan keluhan fotofobia sebanyak 67 orang (24,3%).9 Uveitis terjadi karena adanya proses inflamasi menyebabkan kerusakan pada blood aqueous barrier sehingga sel darah putih masuk ke dalam mata. Hal tersebut dapat menimbul mekanisme alergi merupakan reaksi hipersensitivitas terhadap antigen dari luar atau antigen dari dalam. Sehubungan dengan hal ini peradangan uvea terjadi lama setelah proses infeksinya yaitu setelah munculnya mekanisme hipersensitivitas. Proses inflamasi inilah yang dapat menimbulkan keluhan utama berupa mata kabur, mata merah, fotofobia dan mata nyeri.5

Pada penelitian ini menunjukkan bahwa secara anatomi pasien uveitis paling banyak mengalami uveitis anterior. Hal ini serupa dengan beberapa penelitian lainnya, seperti penelitian yang dilakukan oleh Vekatesh tahun 2015 mendapatkan pasien uveitis secara anatomi paling banyak mengalami uveitis anterior sebanyak 413 orang (51,7%).8 Penelitian yang dilakukan oleh Jakob di Jerman didapatkan juga bahwa uveitis anterior yang paling banyak diderita oleh pasien uveitis yaitu sebanyak 45,4%.7 Pada penelitian dengan hasil berbeda

SIMPULAN

Rerata usia penderita uveitis yaitu 43,8 tahun dengan proporsi penderita terbanyak yaitu usia 45 – 64 tahun. Jenis kelamin terbanyak pada pasien uveitis yaitu laki-laki sebanyak 54,5%.Pasien yang tinggal di Denpasar paling banyak menderita uveitis sebanyak 6 orang (27.3%) pasien.Keluhan utama terbanyak pasien uveitis yaitu mata kabur sebanyak 77% mata dengan beberapa pasien uveitis memiliki keluhan utama lebih dari satu.Jenis uveitis berdasarkan anatomi menunjukkan bahwa pasien uveitis paling banyak mengalami uveitis anterior sebanyak 80% mata.Sebanyak 18 orang (81.8%) pasien uveitis mengalami uveitis unilateral. DAFTAR PUSTAKA

  • 1.     Dandona L, Dandona R, John RK,

McCarty CA, Rao GN. Population based assessment  of uveitis in an urban

population  in  southern India.  Br J

Ophthalmol. 2000;84(7):706–9.

  • 2.      Kanski JJ, Bowling B. Clinical

ophthalmology: a systematic approach. Elsevier Health Sciences; 2011.

yang dilakukan oleh Fernandez didapatkan pasien uveitis paling banyak mengalami uveitis posterior yaitu sebanyak 40,1%.6 Secaraetiologi uveitis anterior dapat disebabkan oleh beberapa penyakit sistemik seperti spondylitis ankylosing, arthritis reaktif, arthritis psoriasis dan juga dapat disebabkan oleh infeksi virus herpes. Pada pasien uveitis anterior didapatkan juga positif HLA B27. Pada penelitian lain yang mendapatkan hasil bahwa kejadian uveitis posterior lebih tinggi, ini berhubungan dengan tingginya insiden toxoplasmosis dan onchocerciasis atau rendahnya kejadian HLA B27 positif pada populasi tersebut.10

Pada penelitian ini dapat dilihat bahwa pasien uveitis paling banyak mengalami uveitis unilateral. Penelitian ini serupa dengan beberapa penelitian lainnya, seperti penelitian yang dilakukan Simsek mendapatkan hasil bahwa pasien uveitis paling banyak mengalami uveitis unilateral sebanyak 93,8%.7 Penelitian yang dilakukan oleh Yangdidapatkan juga hasil yang sama yaitu sebanyak 86,5% pasien uveitis mengalami uveitis unilateral.10 Penelitian yang dilakukan Norrsell didapatkan sebanyak 94,5% pasien uveitis mengalami uveitis unilateral sebagai hasil penelitian yang paling banyak.9 Keterlibatan mata tidak memiliki hubungan dengan kejadian uveitis. Variasi ini terjadi kemungkinan hanya pengaruh dari jumlah sampel.

  • 3.    Chams H, Rostami M, Mohammadi S-F,

Ohno S. Epidemiology and prevalence of uveitis:  review of literature. Iran J

Ophthalmol. 2009;21(4):4–16.

  • 4.     Rathinam SR, Namperumalsamy P.

Global variation and pattern changes in epidemiology of uveitis. Indian J Ophthalmol. 2007;55(3):173.

  • 5.     Mustafa M, Muthusamy P, Hussain SS,

Shimmi S, Sein M. Uveitis: pathogenesis, clinical presentations and treatment.     IOSR     J     Pharm.

2014;4(12):42–7.

  • 6.     Gonzalez Fernandez D, Nascimento H,

Nascimento C, Muccioli C, Belfort Jr R. Uveitis in Sao Paulo, Brazil: 1053 new patients in 15 months. Ocul Immunol Inflamm. 2017;25(3):382–7.

  • 7.     Jakob E, Reuland MS, Mackensen F,

Harsch N, Fleckenstein M, Lorenz H-M, et al. Uveitis subtypes in a German interdisciplinary uveitis center—analysis of 1916 patients. J Rheumatol. 2009;36(1):127–36.

  • 8.     Venkatesh P, Gogia V, Shah B, Gupta S,

DOAJ


Sagar P, Garg S. Patterns of uveitis at the Apex Institute for Eye Care in India: results from a prospectively enrolled patient data base (2011–2013). Int Ophthalmol. 2016;36(3):365–72.

  • 9.     Canna SW, Shi G, Gery I, Sen HN.

Chronic, Systemic Interleukin-18 Does Not Promote Macular Degeneration or Choroidal Neovascularization. Invest Ophthalmol Vis Sci. 2017;58(3):1764–5.

  • 10.    Siak J, Jansen A, Waduthantri S, Teoh

C-S, Jap A, Chee S-P. The pattern of uveitis among Chinese, Malays, and Indians in Singapore. Ocul Immunol Inflamm. 2017;25(sup1):S81–93.

DOAJ


https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum