HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MASALAH PERILAKU DAN EMOSIONAL PADA ANAK DI SD SARASWATI 5 DENPASAR
on
ISSN: 2597-8012 JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL. 8 NO.8,AGUSTUS, 2019
n∩∆ ISprEeNcI0CrCyES0Sf ^ ^TltH
LJkJγΛU JOURNALS
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MASALAH PERILAKU DAN EMOSIONAL PADA ANAK DI SD SARASWATI 5 DENPASAR
-
D. A. Devi Anjaswari Putera1, A. A. Sri Wahyuni2, Ni Ketut Putri Ariani3 1Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana
-
2,3Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Email: anjaswaridevi@gmail.com
ABSTRAK
Masalah perilaku dan emosional sejak kanak dikhawatirkan bisa berkembang menjadi gangguan kejiwaan yang lebih berat semakin bertambahnya usia anak. Sehingga orang tua perlu memerhatikan tumbuh kembang anak sejak dini termasuk kesehatan fisik dan mental anak. Praktik pengasuhan dikaitkan dengan pembentukan karakter termasuk perilaku dan emosional anak. Menemukan hubungan antara praktik pola asuh orang tua dengan masalah perilaku dan emosional yang terjadi pada anak sekolah dasar merupakan tujuan dilakukannya penelitian. Analitik observasional dengan pendekatan cross sectional merupakan jenis penelitian yang digunakan. Seratus siswa kelas VI di SD Saraswati 5 Denpasar dipilih sebagai sampel menggunakan teknik simple random sampling. Parental Acceptance Rejection Questionnaire (PARQ) diisi oleh orang tua dan Strenghts and Difficulties Questionnaire (SDQ) diisi oleh siswa atas persetujuan wali kelas. Pola asuh yang dipraktikkan oleh orang tua didapatkan memiliki hubungan dengan masalah perilaku dan emosional pada anak di SD Saraswati 5 Denpasar dengan nilai r= -0,36 dan p= 0,0001.
Maka dapat disebutkan bahwa masalah perilaku dan emosional pada anak sekolah dasar dipengaruhi oleh pola asuh (penerimaan) yang diterapkan orang tua.
Kata kunci: praktik pola asuh, masalah perilaku dan emosional, anak sekolah dasar
ABSTRACT
The behavior and emotional problem since childhood feared to develop into more severe psychiatric disorders as children get older. So that parents need to pay attention to child development including physical and mental health of children. The practice of parenting is associated with character building including the child's behavior and emotions. Finding the relationship between the practice of parenting and behavioral and emotional problems that occur in primary school children is the purpose of the study. Observational analytic study with a cross sectional approach was used. One hundred grade VI students at SD Saraswati 5 Denpasar were selected as samples using simple random sampling technique. Parental Acceptance Rejection Questionnaire (PARQ) completed by parents. While the Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ) was filled by students with the approval of the teacher. Parenting practiced by parents were found to have a relationship with behavioral and emotional problems in children at SD Saraswati 5 Denpasar with values of r = -0.36 and p = 0,0001.
Then it can be stated that behavioral and emotional problems in elementary school children are influenced by parenting (acceptance) applied by parents.
Keywords: parenting practices, behavioral and emotional problems, primary school children
DIRECTORY OF OPEN ACCESS JOURNALS

PENDAHULUAN
Pelaku kasus kriminal atau perilaku-
perilaku menyimpang beberapa diantaranya
dilaporkan memiliki masalah kejiwaan dan
bahkan masih tergolong usia kanak-remaja.
World Health Organization (WHO) menemukan bahwa 10–20% anak–anak dan remaja sedunia hidup dengan masalah mental dan perilaku.8 Suatu penelitian pada anak sekolah dasar di Karachi, Pakistan menemukan bahwa 34,4% anak mengalami masalah perilaku dan
emosional abnormal.5 Kehilangan minat
beraktivitas dan berinteraksi, merugikan orang
lain, bahkan bisa berkembang menjadi gangguan kejiwaan yang lebih berat semakin bertambahnya usia anak merupakan dampak yang cukup serius dari masalah perilaku dan emosional.8 Hal
tersebut membuat orang tua perlu memerhatikan tumbuh kembang anak sejak dini termasuk
kesehatan jiwa anak.
Pengasuhan yang diterapkan orang tua sangat penting dalam pembentukan karakter termasuk perilaku dan emosional anak.
Berdasarkan “Parental Acceptance Rejection Theory” pola asuh orang tua dibedakan menjadi pola asuh acceptance/penerimaan dan rejection/ penolakan. Berbagai penelitian terdahulu
menyimpulkan bahwa respon positif orang tua secara fisik/verbal dibutuhkan oleh semua anak dengan kondisi normal maupun dengan
kekhususan sebagai penanda bahwa ia diterima. Sehingga ketidaktepatan pola asuh dapat
membuat anak merasa dibatasi kebebasannya, tidak diperhatikan, bahkan merasa tidak
disayangi oleh orang tuanya. Sikap dan cara berpikir anak juga akan terpengaruh.1
Suatu penelitian pada salah satu dusun di kecamatan Denpasar Timur mendapatkan bahwa masalah perilaku dan emosional abnormal masih cukup tinggi prevalensinya pada usia prasekolah. Perilaku-perilaku anak yang menyimpang
termasuk masalah perilaku dan emosional seringkali terbawa hingga anak memasuki sekolah dasar dan dikaitkan dengan pola asuh orang tua.4
Sampai saat ini masih sedikit penelitian yang menghubungkan pola asuh dengan masalah perilaku dan emosional pada anak sekolah dasar. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini ditujukan untuk mencari hubungan praktik pola asuh yang berbeda dengan masalah perilaku dan emosional yang terjadi pada anak di SD Saraswati 5 Denpasar yaitu salah satu sekolah dasar di Kecamatan Denpasar Timur.
BAHAN DAN METODE
Tipe analitik observasional dengan desain potong lintang dilakukan pada penelitian. Siswa SD Saraswati 5 Denpasar dan orang tuanya ditetapkan sebagai populasi penelitian. Sampel merupakan populasi penelitian dengan kesesuaian kriteria inklusi dan eksklusi yang sudah ditentukan. Siswa kelas VI dan orang tuanya, serta bersedia berpatisipasi dengan menandatangani informed consent merupakan kriteria inklusi. Usia siswa lebih dari 13 tahun, orang tua siswa bercerai, orang tua siswa memiliki masalah/gangguan mental dan atau fisik, serta orang tua dan siswa tidak tinggal serumah merupakan kriteria eksklusi. Teknik simple random sampling digunakan sebagai cara pengambilan sampel. Sedangkan penetapan jumlah sampel didapatkan dari perhitungan menggunakan rumus yaitu 100 responden. Siswa dan orang tuanya dihitung sebagai satu responden. Strenghts and Difficulties Questionnaire (SDQ) yang dikembangkan oleh Robert Goodman (sudah diadaptasi ke Bahasa Indonesia dan dinyatakan valid dan reliabel) untuk mengetahui masalah perilaku dan emosional yang dialami.7,9 Parental Acceptance Rejection Questionnaire (PARQ) (sudah diadaptasi ke Bahasa Indonesia dan dinyatakan valid dan reliabel) diisi untuk memahami praktik pola asuh oleh orang tua kepada anaknya selama ini.1,3 Kuisioner yang telah diisi kemudian dianalisis memakai aplikasi Statistical Package for the Social Science (SPSS). Karakteristik sampel dan kategori penelitian disajikan secara deskriptif dengan menggunakan tabel dan hubungan antar variabel diketahui dari uji Kendall's tau b.
Penelitian telah dinyatakan Laik Etik oleh Komisi Etik Penelitian (KEP) Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar, sesuai dengan yang tertera pada Surat Keterangan Kelaikan Etik. Surat keterangan tersebut telah dibawa ke instansi-instansi terkait.
HASIL
Sejumlah 107 kuisioner diterima dan setelah dinilai sebanyak 100 kuisioner bisa digunakan. Pada tabel 1 disajikan rata-rata usia siswa yaitu 12,8 tahun. Dua belas tahun adalah usia termuda dan 13 tahun usia tertua. Dari 100 siswa 72 diantaranya berusia 12 tahun dan siswa lainnya berusia 13 tahun. Ada lebih banyak siswa laki-laki dibandingkan perempuan dengan rasio jenis kelamin yaitu 1,13. Mayoritas pekerjaan ayah sebagai wiraswasta (52%) dan pekerjaan ibu sebagai ibu rumah tangga (31%).
Tabel 1. Karakteristik Demografi Subjek
Karakteristik |
N (%) |
Rerata (SB) |
Umur (tahun) |
12,8 | |
a. 12 tahun |
72 (72) |
(0,451) |
b. 13 tahun |
28 (28) | |
Jenis Kelamin | ||
a.Laki-laki |
53 (53) | |
b.Perempuan |
47 (47) | |
Pekerjaan Ayah | ||
a.Wiraswasta |
52 (52) | |
b.Pegawai swasta |
14 (14) | |
c.PNS |
7 (7) | |
d.Lain-lain |
27 (27) |


Pekerjaan Ibu
a.Ibu rumah tangga 31 (31)
Hasil crosstabulation pada tabel 4
menunjukkan anak dengan masalah perilaku dan emosional abnormal lebih sering terjadi jika anak dibesarkan dengan pola asuh penerimaan sedang oleh orang tua. Sebanyak 56 dari 100 anak yang dibesarkan dengan pola asuh penerimaan sedang mengalami masalah perilaku dan emosional abnormal.
Tabel 4. Crosstabulation Pola Asuh Orang Tua dengan Masalah Perilaku dan Emosional
Mas alah Perilaku dan Emosional Normal Borderline Abnormal | |
Pola Penerimaan Asuh Sedang Orang Penerimaan |
4 (17,4%) 6 (26,1%) 13 (56,5%) |
Tua Tinggi |
43 (55,8%) 20 (26%) 14 (18,2%) |
b.Wiraswasta c.Pegawai swasta d.PNS
29 (29)
15 (15)
e.Lain-lain
13 (13)
12 (12)
Hasil analisis bivariat Kendall's tau b pada tabel 5 menyajikan signifikansi, kuat, dan arah hubungan antar variabel. Didapatkan besar koefisien korelasi (r) = -0,36 dan p= 0,0001.
Orang tua lebih banyak menerapkan pola asuh penerimaan tinggi (77%) daripada pola asuh penerimaan sedang (23%). Pola asuh penerimaan rendah tidak diterapkan (Tabel 2).
Tabel 2. Kategori Pola Asuh Orang Tua (Parental Acceptance-Rejection Score)
Tabel 5. Uji Kendall's tau b Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Masalah Perilaku dan Emosional
Variabel
P Koefisien
Korelasi
(r)
Rentang Nilai |
Kategori |
N (%) |
66_<_ X |
Tinggi |
77 |
44(77)X < 66 |
Sedang |
23 (23) |
X < 44 |
Rendah |
0 (0) |
Pola Asuh * Masalah Perilaku dan Emosional
0,0001
-0,36
Jumlah siswa dengan perilaku dan
emosional normal lebih banyak daripada kategori lainnya yaitu 47 dari 100 siswa. Jumlah siswa dengan perilaku dan emosional borderline terendah yaitu ada 26 dari 100 siswa (Tabel 3).
Tabel 3. Kategori Masalah Perilaku dan Emosional (Total diffficulties score)
Nilai Kategori N (%)
0-15 Normal 47 (47)
16-19 Borderline 26 (26)
20-40 Abnormal 27 (27)
Praktik pola asuh dihubungkan dengan masalah perilaku dan emosional dianalisis menggunakan analisis bivariat Kendall's tau b dan disajikan crosstabulation antar variabel.


PEMBAHASA
N
Siswa-siswi kelas VI di SD Saraswati 5 Denpasar merupakan sampel pada penelitian ini. Sebagian besar siswa berusia 12 tahun dan beberapa lainnya berusia 13 tahun. Jumlah laki-laki melebihi perempuan. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna dari segi usia (p=0,875;p>0,05) dan jenis kelamin (p= 0,275;p>0,05) yang didapatkan dari hasil uji independent sample t-test. Hasil tersebut selaras dengan penelitian terdahulu bahwa masalah perilaku dan emosional pada anak usia 5-13 tahun tidak dipengaruhi oleh perbedaan usia dan jenis kelamin.2
Sebagian besar orang tua menerapkan pola asuh penerimaan tinggi (77%) dan beberapa lainnya menerapkan pola asuh penerimaan sedang (23%). Kondisi tersebut diketahui dari tingginya skor total pada item-item kehangatan
Π∩Δ |SpREENCI0CRCYES0SF O SHltH
LJκJrΛU journals
pengasuhan. Sebagian besar orang tua
memberikan perhatian penuh kepada anak,
menyatakan rasa sayang secara terbuka, dan memperlakukan anak dengan lembut dan penuh kebaikan. Hasil tersebut cukup berbeda dengan penelitian terdahulu yaitu sebagian besar ibu menerapkan pola asuh penerimaan sedang.6
Penetapan kriteria eksklusi dan inklusi pada
penelitian dapat sebagai penyebab dari
perbedaan hasil. Belum banyak terdapat
penelitian mengenai pola asuh penerimaan-
penolakan yang diterapkan oleh orang tua
kepada anak sekolah dasar.
Sesuai interpretasi Total Difficulties Score dari Strenghts and Difficulties Questionnaire (SDQ) sebagian besar siswa mengalami masalah perilaku dan emosional normal (47%), kemudian abnormal (27%) dan borderline (26%). Hasil yang serupa juga ditemukan pada penelitian terdahulu mengenai masalah perilaku dan emosional pada anak sekolah dasar.5
Hasil crosstabulation pada tabel 4
menunjukkan anak dengan masalah perilaku dan emosional abnormal lebih sering terjadi jika anak dibesarkan dengan pola asuh penerimaan sedang. Dari 100 penerapan pola asuh
penerimaan sedang oleh orang tua ada 56 anak yang mengalami masalah perilaku dan
emosional abnormal.
Praktik pola asuh oleh orang tua didapatkan memiliki hubungan dengan masalah perilaku dan emosional pada anak di SD Saraswati 5 Denpasar. Hubungan tersebut dapat dilihat dari koefisien korelasi sebesar -0,36 dengan nilai p= 0,0001 maka dapat disebutkan adanya hubungan negatif lemah bermakna pada penelitian. Kurangnya pola asuh (penerimaan menurun) yang dipraktikkan oleh orang tua maka dapat meningkatkan Total Difficulties Score atau masalah perilaku dan emosional semakin tidak diharapkan. Hasil yang sepadan pun ditemukan pada penelitian sebelumnya. Sehingga faktor protektif salah satunya yaitu praktik pengasuhan pada anak perlu diperhatikan karena
ketidaktepatan pola asuh turut berkontribusi pada terjadinya masalah perilaku dan emosional yang terjadi pada anak sekolah dasar.2
SIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di SD Saraswati 5 Denpasar sebagian besar orang tua menerapkan pola asuh penerimaan tinggi dan siswa-siswi mengalami masalah perilaku dan emosional normal. Praktik pola asuh oleh orang tua didapatkan memiliki hubungan dengan masalah perilaku dan emosional yang terjadi pada anak yaitu kurangnya penerapan pola asuh (penerimaan menurun) oleh orang tua, maka masalah perilaku dan emosional yang dialami https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
anak akan meningkat (semakin tidak
diharapkan). Pola asuh orang tua berperan menurunkan masalah perilaku dan emosional.
SARAN
Orang tua diharapkan mampu mengenali permasalahan perkembangan anak khususnya masalah perilaku dan emosional, sehingga pencegahan dan perbaikan dapat dilakukan
sedini mungkin. Pola asuh orang tua (dalam hal ini penerimaan tinggi) yang konsisten
diharapkan dapat mencegah masalah perilaku
dan emosional pada anak. Kepada institusi akademik diharapkan ikut membantu mengenali masalah perilaku dan emosional anak, kemudian membimbing pihak terkait untuk memperbaiki perilaku dan emosional anak. Dapat
dipertimbangkan pula melakukan screening kesehatan mental di awal penerimaan siswa baru. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan meneliti faktor-faktor yang memengaruhi
masalah perilaku dan emosional pada anak sekolah dasar dengan sampel yang lebih besar. Walaupun karakteristik sampel homogen,
namun penelitian ini mengambil sampel pada sekolah dasar swasta sehingga adanya perbedaan karakteristik keluarga dari siswa sekolah dasar swasta dan negeri.
DAFTAR PUSTAKA
-
1. Fath, NM. “Hubungan Antara Spiritualitas
dengan Penerimaan Orang Tua pada Orang Tua yang Memiliki Anak Autis”.
(Disertasi). Makassar: Universitas Negeri
Makassar. 2015
-
2. Hj Suhaimi AF. “Estimates of Childhood
Behavioural Problems in Malaysia and
Their Relationship with Parenting
Behaviour”.(Disertasi).Tasmania:University of Tasmania. 2012
-
3. Rohner RP, Khaleque A, Cournoyer DE.
Introductıon to Parental Acceptance-
Rejectıon Theory, Methods, Evıdence, And Implıcatıons.Connecticut. 2012
-
4. Sari LG, Indah Ardani I. Prevalensi Masalah
Emosi dan Perilaku pada Anak Prasekolah di Dusun Pande Kecamatan Denpasar Timur. Jurnal Medika Udayana. 2014;3(11)
-
5. Syed E, Hussein S. Prevalence of emotional
and behavioural problems among primary school children in Karachi, Pakistan—multi informant survey. The Indian Journal of Pediatrics. 2009;76(6):623-7
-
6. Voluntir, Fitriani. & Alfiasari. Penerimaan
Orang Tua Menentukan Lingkungan
Pengasuhan Keluarga Dengan Anak Remaja di Wilayah Suburban. Jurnal Pendidikan Karakter. 2014; Th IV No. 3
DIRECTORY OF OPEN ACCESS JOURNALS

-
7. Wiguna T, Manengkei PS, Pamela C, Rheza
AM, Hapsari WA. Masalah Emosi dan Perilaku pada Anak dan Remaja di
Poliklinik Jiwa Anak dan Remaja RSUPN dr. Ciptomangunkusumo (RSCM), Jakarta. Sari pediatri. 2010;12(4):270-7
-
8. World Health Organization. 2016. Module:
Child and adolescent.[Online].Tersedia:
http://www.who.int/mental_health/mhgap/c mh_module.pdf?ua=1 (Diakses: 21 Januari 2018)
-
9. Youth in Mind. 2014. SDQ Information for
Researchers and Professionals about the Strengths & Difficulties Questionnaires. [Online].Tersedia:www.sdqinfo.com (Diakses 3 Mei 2018)
DIRECTORY OF OPEN ACCESS JOURNALS

DIRECTORY OF OPEN ACCESS JOURNALS

Discussion and feedback