PENGARUH KEBISINGAN TERHADAP FUNGSI KOGNITIF PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
on
ISSN: 2303-1395 E-JURNAL MEDIKA, VOL. 8 NO.4 APRIL, 2019
I!--∖z—S A I DIRECTORY OF OPEN ACCESS I\-_J JOURNALS
PENGARUH KEBISINGAN TERHADAP FUNGSI KOGNITIF PADA
MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
IGN Alit Hendra Wahyudi1, Made Krisna Dinata2, Dewa Ayu Inten Dwi Primayanti2 1Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2Bagian Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
ABSTRAK
Kebisingan merupakan sesuatu yang menimbulkan bunyi pada tingkat intensitas dan waktu tertentu yang menyebabkan masalah pada kesehatan dan kenyamanan manusia. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh kebisingan terhadap fungsi kognitif pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan randomized post test only control-grup design. Penelitian ini dilakukan di Ruang Small Grup Discussion (SGD) lantai tiga, Kampus Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Pelaksanan penelitian dilakukan pada bulan September 2017. Sampel dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Progam Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana semester dua (II) berjumlah 38 orang dan tiap masing-masing kelompok dibagi menjadi 19 orang. Kelompok eksperimen diberikan intervensi kebisingan 45dB dan kelompok kontrol dengan kebisingan 25dB. Setelah diberi intervensi selama 1 jam fungsi kognitif sampel diukur menggunakan stroop color word test (SCWT) dan Digit span test yang menghasilkan 10 variabel hasil tes. Hasil penelitian diperoleh nilai yang signifikan (p<0,05) berdasarkan perhitungan akurasi SCWT 1(p=0,001), akurasi SCWT 2(p=0,026), waktu total SCWT 2(p=0,045), akurasi SCWT 3(p=0,007), mean respon time SCWT 3(p=0,001), waktu total SCWT 3(p=0,002) dan digit span test (p=0,000). Hal ini menunjukkan terjadinya penurunan konsentrasi pada sampel yang mengalami kebisingan dengan intervensi 45dB. Kebisingan berpengaruh terhadap fungsi kognitif mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
Kata Kunci: Kebisingan, Fungsi Kognitif, Mahasiswa, Konsentrasi
ABSTRACT
Noise is an activity that causes noise at a certain level of intensity and time that causes disruption to health and human environmental comfort. The purpose of this research is to know the influence of noise towards cognitive function on students of Medical Study Program in School of Medicine, Udayana University. This research was an experimental research using randomized post-test only control-group design method. The research localated in Small Group Discussion (SGD) room on the third floor, School of Medicine, Udayana University. This research was done in September, 2017.
I--∖z—∖ A I DIRECTORY OF OPEN ACCESS
I__∕ V_>/ \~_J JOURNALS
Sample in this research are medical students at Medical Faculty of Udayana University second degree totally 38 people and each group was divided into 19 persons. The experiment group were given with the noise of 45dB and control group with noise of 25dB. And then given intervention long 1 hours, kognitif function sample measure by using strop color word test (SCWT) and digit span test which result 10 variabel test. The research result that p value (p<0.05) which mean there are significant showed from calculation reveals accuracy value SCWT 1(p=0.001), accuracy SCWT 2(p=0.026), the total time SCWT 2(p=0.045), accuracy SCWT 3(p=0.007), mean respon time SCWT 3(p=0.001) the total time SCWT 3(p=0.002), and digit span test (p=0.000). The conclusion of this research are decreased concentration in the sample experiencing noise with intervention 45dB. The noise is influential towards cognitive function on students of Medical Study Program in Medical Faculty of Udayana University.
Keywords: Noise, Cognitive Function, Students, Concentration
PENDAHULUAN
Belajar merupakan salah satu kewajiban pokok mahasiswa. Belajar Belajar adalah proses pembentukan krakter prilaku baru serta hasil pengalaman pribadi mahasiswa terhadah lingkungan sekitar. Pembentukan proses pembelajaran membutuhkan konsentrasi belajar untuk memahami setiap materi pelajaran yang diberikan.1 Ketika terbentuk suatu konsentrasi pada objek yang menjadi target menyebabkan individu menjadi fokus pada objek tersebut, yang akan berdampak terhadap informasi yang didapat. Salah satu bentuk yang berperan terhadap keberhasilan individu terhadap perubahan tingkah laku yaitu konsetrasi belajar.
Pengaruh konsentrasi terhadap daya ingat sangat berperan tinggi yang akan
berdampak terhadap kemudahan dalam memahami sesuatu yang di pelajari.2 Konsentrasi juga diperlukan oleh mahasiswa kedokteran khususnya program studi pendidikan dokter, karena ilmu kedokteran memerlukan daya ingat yang lebih tajam untuk mengingat semua ilmu yang berkaitan dengan obat-obatan, penyakit serta cara pengobatan dari penyakit tersebut.
Konsentrasi akan mempengaruhi fungsi kognitif pada mahasiswa. Perubahan perilaku kognitif yang terjadi ketika mahasiswa berkonsentrasi adalah adanya kesiapan pengetahuan yang dapat muncul apabila diperlukan, sehingga pengetahuan yang diperoleh dapat di aplikasikan.2 Konsentrasi belajar dipengaruhi oleh berbagai macam faktor
I--∖z—∖ A I DIRECTORY OF OPEN ACCESS
I__∕ V_>/ \~_J JOURNALS
lingkungan, modalitas belajar, pergaulan, psikologi.3 Keadaan lingkungan yang tidak kondusif akan menghambat mahasiswa dalam memperhatikan apa yang diberikan dosen pengajar.
Kebisingan merupakan salah satu faktor yang dapat mengganggu konsentrasi mahasiswa. Halil menjelaskan bahwa segala sumber suara yang memiliki efek buruk terhdap kualitas hidup kesehatan itu merupakan salah satu bentuk kebisingan.4 Menurut SK Menteri Negara Lingkungan Hidup No.Kep.Men 48/MEN.LH/11/1996, kebisingan akibat bunyi yang di timbulkan pada tingkat intensitas serta waktu dapat mempengaruhi kesehatan manusia.4 Efek adanya kebisingan berlebihan akan berpengaruh terhadap permasalahan pada pendengaran dan menyebabkan penurunan pada proses belajar. Timbulnya Gangguan pendengaran tidak diakibatkan oleh semua bunyi yang timbul namun hal tersebut berkaitan dengan intensitas tinggi rendahnya kebisingan.5,6 Nilai ambang batas kebisingan yang diperkenankan oleh Pemerintah Indonesia pada Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 78/MENKES/PER/X/1987 menyebutkan
bahwa kebisingan yang diperuntukkan bagi tempat pendidikan antara 45dB sampai 55dB. Perbandingan paparan kebisingan dengan perubahan Choice Reaction Time dan Psychophysics menunjukan hasil yang meningkat. 4
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan randomized post test only control-grup design. Subjek adalah mahasiswa semester III program studi pendidikan dokter. Penelitian dilakukan di Ruang Small Grup Discussion (SGD) lantai tiga, Kampus Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dan jumlah sampel yang didapat sebanyak 38 sampel dan sampel yang telah dipilih, diacak (random alokasi) menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diberikan intervensi kebisingan 45dB sedangkan kelompok kontrol dengan kebisingan 25dB. Semua sampel dari kedua kelompok diberi intervensi selama satu jam. Dalam rentang waktu satu jam sampel diminta untuk melakukan aktivitas membaca tanpa tambahan aktivitas lainnya. Materi bacaan yang
![](https://jurnal.harianregional.com/media/50006-1.jpg)
digunakan dalam intervensi kedua kelompok, merupakan materi kuliah di blok ketika penelitian dilakukan. Variabel penelitian terdiri dari fungsi kognitif, kebisingan, life style, usia , status pendidikan, genetik, riwayat kesehatan , polutan, stres lainnya.
Underweight (<18,5) |
2 |
5,3 |
Normal (18,5-22,9) |
33 |
86,8 |
Overwight (23-24,9) |
3 |
7,9 |
Total |
38 |
100 |
HASIL
Tabel 1. Karakteristik Sosiodemografi
Subjek Penelitian
Karakteristik |
n |
Persentase(%) |
Jenis | ||
Kelamin | ||
Laki-laki |
22 |
57,9 |
Perempuan |
16 |
42,1 |
Total |
38 |
100 |
Umur | ||
(tahun) | ||
18 |
2 |
5,3 |
19 |
30 |
78,9 |
20 |
6 |
15,8 |
Total |
38 |
100 |
IMT | ||
(kg/m2) |
Berdasarkan Tabel 1, dari 38 sampel yang ikut dalam penelitian, proporsi laki-laki lebih mendominasi dengan jumlah presentase sebesar 57,9% dibandingkan dengan perempuan. Sedangkan untuk umur, dari keseluruhan sampel ketika dilakukan pengambilan data memiliki rentang diantara 18-20 tahun, dengan lebih dari setengah sampel berumur 19 tahun (78,9%). Dilihat dari indeks massa tubuh, keseluruhan sampel bervariasi diantara kriteria underweight, normal, dan overweight. Tetapi secara keseluruhan hampir sebagian besar didominasi oleh berat badan normal (86,8%).
I--∖z—∖ A I DIRECTORY OF OPEN ACCESS
I__∕ V_>/ \~_J JOURNALS
Tabel 2. Mean Variabel Hasil Test
Rerata ± SD
Variabel hasil tes |
Kelompok Eksperimen |
Kelompok Kontrol |
SCWT |
15,44 |
15,95 |
1 |
±0,51 |
±0,22 |
15,22 |
15,7 | |
Akurasi SCWT 2 |
±0,73 |
±0,57 |
14,44 |
15,15 | |
SCWT 3 | ||
±0,78 |
±0,67 | |
1317,61 |
1068,75 | |
SCWT 1 | ||
Mean |
±137,59 |
±231,09 |
Respon SCWT 2 |
1278,28 |
1213,6 |
Time(ms) |
±206,31 |
±256,02 |
1383 |
1363,5 | |
SCWT 3 |
±301,78 |
±250,65 |
20000 |
19500 | |
SCWT 1 | ||
±3289,91 |
±3859,37 | |
Waktu |
22500 |
19900 |
Total(ms) SCWT 2 |
±4259,94 |
±3447,35 |
25722,22 |
20900 | |
SCWT 3 |
±4403,28 |
±4290,75 |
DST | ||
(Maksimal |
6,44 |
7,15 |
Digit |
±0,51 |
±0,49 |
Diingat) |
waktu total selalu didapatkan lebih besar pada kelompok ruangan bising dibandingkan dengan ruangan normal. Berkebalikan dengan hasil pada variabel akurasi yang menunjukkan nilai mean keseluruhan tes lebih besar pada ruangan yang normal dibandingkan dengan ruang yang bising. Digit span test hasil mean dari kedua kelompok berada dalam rentangan batas rata-rata standar yang dapat diingat, meskipun hasil mean dari ruangan normal didapatkan lebih tinggi daripada kelompok ruangan bising.
Dari Tabel 2 dapat diketahui pemberian stroop color word test dalam 3 bentuk tes yang berbeda menghasikan tiga kategori varibel hasil test diantaranya akurasi, mean respon time dan waktu total. Dimana untuk hasil mean respon time dan waktu total yang didapat spesifik dalam satuan milisecond. Secara keseluruhan hasil mean dari mean respon time dan
I--∖z—∖ A I DIRECTORY OF OPEN ACCESS
I__∕ V_>/ \~_J JOURNALS
Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Data
Setiap Variabel Tes Penelitian
Jenis Tes |
Variabel hasil tes |
Nilai P | ||
Kelompok Eksperimen |
Kelompok Kontrol | |||
SCWT 1 |
0,000 |
0,000 | ||
Akurasi |
SCWT 2 |
0,002 |
0,000 | |
SCWT 3 |
0,014 |
0,001 | ||
SCWT 1 |
0,006 |
0,007 | ||
Stroop Color Word Test |
Mean Respon Time |
SCWT 2 |
0,066 |
0,273 |
SCWT 3 |
0,048 |
0,360 | ||
SCWT 1 |
0,388 |
0,023 | ||
Waktu Total |
SCWT 2 |
0,470 |
0,400 | |
SCWT 3 |
0,047 |
0,539 | ||
Maksimal | ||||
Digit span test |
Digit Diingat |
0,000 |
0,000 |
Dari Tabel 3 didapat nilai p-value untuk masing-masing kelompok. Pada variabel hasil tes akurasi, untuk semua tes dan kelompok memiliki nilai p<0,05 sehingga seluruh data tidak normal. Pada variabel hasil tes mean respon time, SCWT 1 memiliki nilai p<0,05 pada setiap kelompok sehingga data tidak normal. Berkebalikan dengan SCWT 2 yang memiliki nilai p>0,05 pada setiap kelompok sehingga data berdistribusi normal. Sedangkan pada SCWT 3, kelompok eksperimen dan kontrol berdistribusi normal. Begitu pula pada variabel hasil tes waktu total SCWT 1
dan SCWT 3 data berdistribusi normal. Variabel digit span test memiliki nilai p<0,05 pada kedua kelompok maka datanya tidak berdistribusi normal. Secara keseluruhan, perhitungan memberikan hasil lima variabel yang menunjukan data dengan distribusi normal yaitu mean respon time SCWT 2 dan SCWT 3, serta waktu total SCWT 1, SCWT 2 dan SCWT 3. Sedangkan untuk lima variabel hasil tes sisanya, semua berdistribusi data tidak normal (p≤0,05). Untuk variabel hasil tes dengan distribusi normal dilakukan uji hipotesis dengan independent sampel t-test, sedangkan data dari variabel hasil tes dengan distribusi tidak normal duji dengan Mann Whitney
test.
Tabel 4. Uji independent sampel t test
Variabel hasil tes |
Beda mean(ms) |
P-value |
IK 95% |
Mean Respon Time SCWT 2 |
64,68 |
0,40 |
-89,42-218,77 |
Mean Respon Time SCWT 3 |
19,5 |
0,83 |
-162.35-201,35 |
Waktu Total SCWT |
500 |
0,67 |
-1873,21- |
1 |
2873,21 | ||
Waktu Total SCWT |
2600 |
0,045 |
61,54-5138,46 |
2 | |||
Waktu Total SCWT |
4822,22 |
0,002 |
1959,73-7684,71 |
3 |
Dari Tabel 4 didapat hasil analisis dari mean respon time SCWT 2 dan SCWT 3 masing-masing didapatkan nilai p=0,4 dan p=0,83 dengan IK 95% mengandung
I--∖z—∖ A I DIRECTORY OF OPEN ACCESS
I__∕ V_>/ \~_J JOURNALS
nilai 1, dengan demikian H0 pada tes ini diterima. Nilai yang di dapatkan menunjukan tidak adanya perbedaan yang signifikan pada varibel hasil tes tersebut pada ruangan bising dibandingkan dengan ruangan normal, meskipun pada penelitian yang dilakukan ditemukan adanya beda mean pada sampel. Sedangkan pada analisis waktu total SCWT 1, SCWT 2, dan SCWT 3 masing-masing didapatkan nilai p=0,67, p=0,045 dan p=0,002, dengan IK 95% yang mengandung nilai 1 pada SCWT 1, serta tidak mengandung nilai 1 pada SCWT 2 dan SCWT 3. Kesimpulannya, pada SCWT 1 terjadi penerimaan H0, sedangkan pada SCWT 2 dan SCWT 3 dilakukan penolakan terhadap H0, dimana dapat dinterpretasikan bahwa mean waktu total pada kelompok ruangan bising dan normal memang berbeda secara signifikan, baik itu dipopulasi maupun di sampel. Meskipun pada analisis ditemukan IK 95% yang lebar, hal ini tidak bertentangan dengan penolakan H0 yang dilakukan dikarenakan rentang IK yang didapat masih dalam nilai millisecond. Berikut merupakan lima variabel hasil tes sisanya.
Tabel 5. Uji Mann Whitney
Variabel hasil tes |
Nilai P |
Akurasi SCWT 1 |
0,001 |
Akurasi SCWT 2 |
0,026 |
Akurasi SCWT 3 |
0,007 |
Mean Respon Time SCWT 3 |
0,001 |
DST |
0,000 |
Pada Tabel 5 perhitungan uji hipotesis menggunakan data tendensi sentral median yang telah diolah dari kedua data dengan diikuti nilai signifikansi disetiap tesnya. Semua variabel hasil tes memiliki nilai p≤0,05 yaitu akurasi SCWT 1 (p=0,001), akurasi SCWT 2 (p=0,026), akurasi SCWT 3 (p=0,007), mean respon time SCWT 1 (p=0,001), dan digit span test (0,000). Dengan ini disimpulkan bahwa H0 dari variabel tes tersebut ditolak, yang berarti terdapat perbedaan signifikan dari lima variabel hasil tes tersebut antara kelompok ruangan bising dibandingkan ruangan normal baik dipopulasi maupun di sampel.
PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh kebisingan terhadap fungsi kognitif mahasiswa Fakultas Kedokteran
I--∖z—∖ A I DIRECTORY OF OPEN ACCESS
I__∕ V_>/ \~_J JOURNALS
Universitas Udayana, hasil yang didapatkan bervariasi. Fungsi kognitif dalam hal ini diwakili stroop color word test dan digit span test yang terbagi dalam 10 hasil tes menunjukan variasi hasil signifikan dan non signifikan. Dengan adanya variasi hasil ini, domain fungsi kognitif yang terganggu juga menyesuaikan dengan variabel hasil tes yang didapatkan signifikan. Stroop color word test merupakan test yang digunakan untuk mengukur fungsi kognitif terutama pada fungsi eksekutif, atensi dan konsentrasi. Tes ini terdiri dari tiga bagian. Tes pertama subjek memilih nama kata berdasarkan kata yang keluar dari layar. Tes kedua subjek memilih nama warna berdasarkan warna yang keluar dari layar. Sedangkan tes ketiga subjek memilih nama warna berdasarkan warna yang berisi tulisan kata yang tidak sama dengan warnannya. Hasil dari ketiga tes ini berupa angka akurasi/jumlah benar, mean respon time dan waktu total. Angka akurasi menunjukan tingkat sustained attention (konsentrasi) pada orang tersebut. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa pada ketiga bagian tes terdapat adanya
perbedaan mean antara ruangan yang bising dengan ruangan yang normal.
Hasil perhitungan menunjukkan nilai akurasi SCWT 1 sebesar p=0,001, SCWT 2 p=0,026 dan SCWT 3 p=0,007. Hal ini menunjukkan terjadinya penurunan konsentrasi pada sampel yang mengalami kebisingan dalam mempengaruhi kemampuan kognitif diantaranya adalah berkurangnya konsentrasi, meningkatnya kesadaran, serta noise annoyance.7,8 Adanya kebisingan yang terjadi pada ruangan dapat memecah konsentrasi mahasiswa dalam mengerjakan tes yang sedang berlangsung. Penelitian lainnya menunjukkan bahwa paparan dari kebisingan pesawat memiliki hubungan signifikan dengan rasa terganggu (p<0,01), dan perasaan terganggu ini dapat menyebabkan mahasiswa tidak akurat dalam mengerjakan tes.9
Variabel hasil tes selanjutnya yaitu mean respon time dan waktu total yang menunjukkan kecepatan reaksi dan berhubungan dengan atensi dan fungsi eksekutif dari seseorang. Peningkatan pada mean respon time atau waktu total menunjukan adanya gangguan pada fungsi kognitif. Hasil perhitungan
I--∖z—∖ A I DIRECTORY OF OPEN ACCESS
I__∕ V_>/ \~_J JOURNALS
menunjukkan bahwa pada mean respon time tes bagian pertama ditemukan adanya perbedaan yang signifikan (p=0,001), namun pada tes bagian kedua dan ketiga tidak ditemukan adanya beda yang signifikan. Begitu pula pada waktu total, dimana SCWT 1 menunjukkan beda yang tidak signifikan, namun pada SCWT 2 dan SCWT 3 ditemukan beda yang signifikan.
Hal ini sesuai dengan studi dari Clark yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara paparan kebisingan pesawat dengan kemampuan sesorang dalam mengenali memori (p=0,01) dan merecall konsep (p<0,01), sedangkan asosiasi dengan membaca komprehensif (p=0,06) dan recall informasi (p=0,055) berada pada batas signifikan.8 Studi dari Tzivian juga mendukung studi dari Clark, dikatakan bahwa paparan suara mempengaruhi kognitif secara keseluruhan, paparan kebisingan sedang sudah dapat mengganggu performa memori yang bergantung pada fungsi korteks prefontral dan pelepasan dopamin secara signifikan.9 Kebisingan lingkungan mempengaruhi performa secara negatif, baik pada kelompok dewasa muda
maupun tua. Secara umum, peserta studi dari Dupuis di tahun 2016 menunjukkan penurunan skor yang signifikan pada tes kognitif yang dilaksanakan pada lingkungan yang berisik dibandingkan dengan yang tidak (p<0,001).
Variabel terakhir berupa digit span test merupakan tes lain yang digunakan untuk mengukur fungsi kognitif khususnya perhatian, konsentrasi, dan memori khususnya working memori. Pada tes ini, sampel diberikan beberapa digit angka di layar yang ditampilkan selama tiga detik. Setelah itu layar akan berganti dengan layar baru dengan pilihan jawaban dari digit angka yang ditampilkan. Hasil dari tes ini adalah jumlah dari digit angka maksimal yang mampu diingat. Pada keadaan normal manusia dewasa dapat mengingat rata-rata tujuh digit (lima-sembilan digit). Penurunan jumlah digit yang diingat dibawah rentang normal menunjukan adanya gangguan pada fungsi kognitif seseorang.
Rata-rata DST sampel pada ruangan bising dan normal masing-masing adalah 6,44 dan 7,15. Kedua nilai tersebut masih berada pada ambang batas normal dan terlihat bahwa sampel pada
I--∖z—∖ A I DIRECTORY OF OPEN ACCESS
I__∕ V_>/ \~_J JOURNALS
ruang normal memiliki nilai DST yang lebih tinggi dibanding ruangan bising. Kemudian dilanjutkan dengan uji beda rata-rata yang menunjukkan perbedaan hasil. Hasil ini sesuai dengan sebuah studi yang telah lama dilakukan menunjukkan bahwa efek yang paling konsisten pada paparan kebisingan pesawat yang ditemukan pada anak dan dewasa muda adalah gangguan kognitif terutama pada tugas yang berhubungan dengan proses sentral dan komprehensi bahasa seperti membaca, konsentrasi, pemecahan masalah dan daya ingat.10
Diduga bukan hanya kebisingan lingkungan yang dapat mengganggu kognitif, tetapi latar musik juga dianggap sebagai kebisingan yang dapat mengganggu kognitif karena meningkatkan kesadaran dan memecahkan konsentrasi terutama pada orang-orang yang memiliki tipe kepribadian introvert. Dikatakan bahwa ingatan seseorang menjadi lebih rendah ketika ada musik dimainkan dibandingkan pada keadaan tenang tanpa suara. Latar musik memiliki asosiasi dalam menurunkan hasil uji Raven untuk melihat kemampuan abstract reasoning sebesar 0,8 kali dibandingkan dengan
kondisi tanpa suara (p<0,001), menurunkan kemampuan uji Wonderlik untuk menilai performa kerja perorangan sebesar 5,87 kali (p<0,001) serta menurunkan 0,4 kali hasil uji verbal reasoning dibandingkan dengan kondisi hening (p<0,01).10 Secara keseluruhan, kebisingan lebih banyak mengganggu dan menurunkan kemampuan kognitif seseorang.
SIMPULAN
Terdapat pengaruh kebisingan terhadap fungsi kognitif mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Adanya pengaruh kebisingan terhadap Fungsi kognitif membutuhkan perhatian terutama masyarakat, pihak kampus khususnya mahasiswa untuk menyediakan kondisi ruangan yang nyaman dan menjamin kenyaman bekerja/belajar termasuk dari segi fungsi kognitif. Adanya penambahan variasi kondisi intervensi sangat disarankan untuk dilakukan pada penelitian lanjutan.
I--∖z—∖ A I DIRECTORY OF OPEN ACCESS
-
I__∕ V_>/ \~_J JOURNALS
DAFTAR PUSTAKA
-
1. Aprilia, Diana, Suranata, K. Penerapan Konseling Kognitif Dengan Teknik Pembuatan Kontrak (Contingency
Contracting) Untuk Meningkatkan Konsentrasi Belajar Siswa Kelas X Tkr1 Smk Negeri 3 Singaraja. Universitas Pendidikan Ganesha : Singaraja. 2014; 2: 1.
-
2. Linasari, Rifninda N. Upaya Peningkatan Konsentrasi Belajar Siswa Kelas IV Melalui Penerapan Teknik Kuis Tim di SD Negeri Sidomulyo Sleman. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. 2015.
-
3. Kaur, D. Pengaruh Pengaturan Tempat Duduk U Shape terhadap Konsentrasi Belajar Siswa
Primary di Harvard English
Course Sei Rampah. Skripsi.
2014. [Online] Tersedia di http://repository.usu.ac.id, diakses pada tanggal 5 September 2016.
-
4. Halil, A., Yanis, A., Mustafa. Pengaruh Kebisingan Lalulintas terhadap Konsentrasi Belajar Siswa SMP N 1 Padang. Jurnal
Kesehatan Andalas. Universitas Andalas : Padang. 2015; 4: 1.
-
5. Justian, Alex. Analisis Pengaruh Kebisingan Terhadap Performa Siswa Sekolah Dasar di Ruang Kelas. Skripsi. Universitas
Indonesia : Depok. 2012.
-
6. Handoko, Sungging. Kebisingan dan Pengaruh pada Lingkungan. Educare Jurnal Pendidikan dan Budaya. 2004; 2: 2.
-
7. Charlotte, C., Patrik, S. A 3 Years Update on The Influence of Noise on Peformance and Behavior. ABimonthly Inter-disclipinary International Journal. 2012; 14(61): 292-29
-
8. Tzivian, L., Dulgaj, M., Angela W., Weinmayr, G., Schikowsk, T., Erbel, R. Long Term Air Pollution and Traffic Noise Exposure and Mild Cognitive Impairment in Older Adults A Crosectional Analysis of the Heinz Nixdord Recall Study. Environmental Health Perspectives. 2016.
I--∖z—∖ A I DIRECTORY OF OPEN ACCESS
I__∕ V_>/ \~_J JOURNALS
-
9. Haines, M.M., Stansfeld S.A., Berglund B., Job, R.F.S., Head, J. Chronic Aircraft Noise Exposure, Stress Response, Mental Health and Cognitive Performance in School Childern. Psychological Medicine. 2001; 31: 265-277
-
10. Dobbs Stacey, Furnham Adrian, McClelland Alastair. The Effect of Background Music and Noise on The Cognitive Test Performance of Introberts and Extroverts. Applied Cognitive Psychology. 2011; 25(2): 307-313
Discussion and feedback