HUBUNGAN ANTARA PERILAKU BERISIKO TERHADAP PREVALENSI INFEKSI SOIL-TRANSMITTED HELMITNHS PADA SISWA SD 2 PADANGBULIA
on
ISSN: 2303-1395
E-JURNAL MEDIKA, VOL. 7 NO.8,AGUSTUS, 2018
I--∖z—∖ A I DIRECTORY OF OPEN ACCESS
I__∕ V_>/ \~_J JOURNALS
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU BERISIKO TERHADAP PREVALENSI
INFEKSI SOIL-TRANSMITTED HELMITNHS PADA SISWA SD 2 PADANGBULIA
Kadek Yuda Dira Pratama1I Made Sudarmaja2
1Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kdokteran Universitas Udayana 2 Bagian SMF Ilmu Parasitologi Universitas Udayana
Email: [email protected]
ABSTRAK
Soil-transmitted Helminths (STH) adalah infeksi cacing dengan media tanah, ataupun makanan. Dampak dari infeksi STH ini adalah kekurangan gizi, gangguan pertumbuhan dan gangguan kognitif pada anak. Di Bali dikatakan prevalensi STH pada siswa sekolah dasar berkisar antara 33%- 72,8%. Perilaku berisiko seperti tidak mencuci tangan sebelum makan, buang air besar di sembarang tempat, minum air yang tidak dimasak, kuku yang kotor dapat menigkatkan kejadian infeksi STH. Penelitian ini bertujuan melihat hubungan antara perilaku berisiko terhadap prevalensi infeksi STH pada siswa SD 2 Padangbulia. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan sampel yang digunakan adalah siswa SD2 Padangbulia tahun ajaran 2014/2015 dengan instrumen kuesioner dan juga pemeriksaan sampel feses. Dari 80 sampel didapakan 4(5%) sampel positif terinfeksi STH dengan perilaku buang air besar di luar WC memiliki nilai p=0,001(p<0,005). Dapat disimpulkan bahwa Perilaku buang air besar diluar WC/jamban merupakan faktor risiko kejadian infeksi STH.
Kata Kunci: Soil-Transmitted Helminth, Perilaku
ABSTRACT
Soil-transmitted helminths (STH) is infection of the worm which transmitted via soil or food. STH can cause malnutrutition, growth retardation, and cognitive impairment, in elementary students in Bali prevalence of STH is between 33-72.8%. Bad behaviour like not washing han dbefore eating, defecating not in toilet, drink uncooked water, and dirty nails can increase the risk of infection.This study aims to see corelation between bad behaviour and preavelnce of soil-transmitted helminths on padangbulia 2 elemntary school’s students. This research is an analytical research with sample used is Padangbulia 2 elementary school’s students thes instrument used are questionare and sample of feces. From 80 samples, 4(5%) was positive with infection of STH and defecation not in toilet hasl p=0.001 (p<0.005) . Defecation not in toilet is risk factor of STH infection.
Keywords: Soil-Transmitted Helminth, Behaviour
PENDAHULUAN
Soil Transmitted helminths (STH) adalab infeksi cacing yang menginfeksi manusia dengan media anah, ataupun makanan.1 Berdasarkan penelitian di Ethiopia pada tahun 2011. Sebesar 401 dari 778 sampel https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
positif terinfeksi Soil Transmitted Helminthsatau sekitar 51,5%. Dengan cacing penginfeksi paling sering adalah A.lumbricoid.2 Infeksi dari Soil
Transmitted Helminths ini dapat
1
I!--∖z—∖ A I DIRECTORY OF OPEN ACCESS I_> ^ √/ ι^√ JOURNALS
menimbulkan gangguan kesehatan yang serius, walau jarang menimbulkan kematian. Gangguan kesehatan yang muncul dapat berupa kekurangan gizi, gangguan pertumbuhan serta penurunan gangguan fungsi kognitif anak .3
Di Indonesia sendiri prevalensi terjadinya infeksi Soil Transmitted Helminths masih sangat tinggi yaitu berkisar antara 2,2%-96,3% (subidt diare).Prevalensi infeksi STH di Bali cukup tinggi yaitu berkisar antara 33%-72,8% tergantung dari
wilayah dilakukan penelitian. 3,4,5,6,7
Faktor pendukung terjadinya infeksi Soil Transmitted Helminths di Indonesia adalah iklim tropis yang sangat cocok untuk perkembangan telur cacing menjadi infektif juga karena pengetahuan dan kebiasaan masyarakat tentang cara hidup sehat yang masih rendah.8 Sumber infeksi yang potensial yaitu anak-anak usia sekolah maupun pre sekolah yang sering buang air besar di sembarang tempat, dan suka memasukkan tangan yang kotor ke mulut saat bermain menyebabkan tingginya prevalensi infeksi dari Soil Transmitted Helminths.3
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan potong silang (cross-sectional) dimana metode ini adalah suatu rancangan studi dengan tujuan mempelajari hubungan suatu kasus dengan variabel tertentu pada satu waktu atau periode. Metode ini digunakan untuk mengetahui perilaku yang merupakan faktor risiko infeksi Soil Transmitted Helminths pada siswa SD 2 Padangbulia. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SD 2 Padangbulia tahun ajaran 2014/2015. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan kriteria inklusi yaitu merupakan siswa SD 2 Padangbulia yang masih aktif, dan kooperatif serta bersedia ikut menjadi subjek penelitian. Kriteria ekslusinya adalah subjek tidak bersedia menjadi sampel.
Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data primer yaitu data yang didapatkan melalui wawancara terhadap sampel menggunkan kuesioner dan juga dari hasil pemeriksaan feses masing-masing sampel.
I--∖z—∖ A I DIRECTORY OF OPEN ACCESS
I__∕ V_>/ \~_J JOURNALS
didapatkan 4 kejadian infeksi dimana 2
Sedangkan data sekunder didapatkan dari data catatan kesiswaan dari bagian tata usaha SD 2 Padangbulia yag mencakup nama subjek, dan alamat subjek.
Pengambilan sampel menggunakan total sampling dimana berdasarkan perhitungan didapatkan bahwa sampel yang diperlukan sebanyak 80 sampel. Dari data kesiswaan kemudian akan dicatat dan diberikan nomor serta dengan bantuan random sample generator. Maka didapatkan 80 sampel yang diperlukan dan dimasukkan sebagai data sampel. Kemudian dilakukan kunjungan ke SD 2 Padangbulia untuk mendapatkan data primer melalui wawancara , dan juga pengambilan sampel feses untuk nantinya diperiksa.Data kemudian dimasukan ke dalam program SPSS 15.0 untuk dianalisis.
HASIL
Dari 80 sampel siswa yang memenuhi kriteria inklusi, dan ekslusi terdapat 27 (33,75%) siswa kelas 3, 27 (33,75%) siswa kelas 4, dan 26 (32,5%) siswa kelas 5 yang terdiri dari 43 (53,75%) sampel laki-laki, dan 37 (42,25%) sampel perempuan.
Prevalensi infeksi STH pada penelitian ini https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
(50%) infeksi disebabkan oleh A.Lumbricoides dan 2 (50%) infeksi disebabkan oleh T.Trichiura. Dimana infeksi tersebar pada kelas 3 sebanyak 1 (3,7%) sampel, kelas 4 sebanyak 1 (3,7%) sampel, dan kelas 5 sebanyak 2 (7,69%)
Tabel 1. Hubungan Faktor Risiko Terhadap Kejadian Infeksi STH
TaiitorRSko EteH IiM Odd httπιl⅛trnyιaι Hek>i runs Bata: BataaAtaiS P
___________________________________Basal_________________
Buau≡ AirBeiar BABfcWCM |
3(5θ) |
3(50) | ||||
BABdiWC(,/.) |
I(IJJ) |
73 |
73,000 |
5,753 |
926,245 |
0,001 |
(98,65) | ||||||
Cuci Tjujsm ⅝teta∣B M⅛M lidah JffijtaJiIJii M |
1 |
6 (85,71) | ||||
SffiiiffiHaM |
(1429) 3(4Jl) |
70 |
0,349 |
43,379 |
3,89 |
3,89 |
(95,89) | ||||||
KeberdbauKuku &MM |
3(4,98) |
40 | ||||
(93,02) |
2,700 |
43,379 |
3,89 |
0,367 | ||
BsafcTO |
ICT |
36(97,3) | ||||
AirMluuui | ||||||
J⅛itaa⅛TO |
3(133) |
33 | ||||
Jta⅛TO |
1(2,27) |
(91,6?) 43 |
3,909 |
0,389 |
39,310 |
0,236 |
(97,73) | ||||||
MMjUiiitJlakMM WM Ya 0⅛ |
22 3(4,17) |
7(87,5) 69(95,83) |
3,286 |
0,300 |
35,966 |
0,35 |
Berdasarkan tabel 1 maka dapat kita lihat
I--∖z—∖ A I DIRECTORY OF OPEN ACCESS
I__∕ V_>/ \~_J JOURNALS
bahwa faktor risiko buang air besar tidak pada WC/jamban memiliki nilai P sama dengan 0,001 (lebih kecil daripada 0,005) sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa buang air besar tidak pada WC/ jamban merupakan faktor risiko kejadian infeksi STH.
PEMBAHASAN
Infeksi dari Soil-Transmitted Helminths merupakan salah satu permasalahan yang dihdapai di bali karena masih tingginya tingkat infeksi dari penyakit ini terutama anak-anak. 3,4,5,6,7 Salah satu penyebab dari tingginya angka infeksi tersebut adalah perilaku atau kebiasaan masyarakat sendiri. Pada penelitan ini perilaku yang diamati dari sampel adalah perilaku buang air besar, kebersihan kuku, kebiasaan minum, kebiasaan mencuci tangan dan menutup makanan. Kebiasaan mencuci tangan tidak bermakna secara statistic akan tetapi kebiasaan mencuci tangan sebelum makan harus di biasakan karena dapat meningkatkan higienitas seseorang dan mengurangi kemungkinan infeksi soil-transmitted helminthes .9 Kebersihan kuku tidak bermakna secara statistika akan tetapi kuku yang bersih akan mengurangi resiko terjadinya infeksi. Karena banyak telor dari soil-transmitted helminthes yang https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
dapat terdeposit di kotoran kuku dan termakan oleh siswa tersebut.9Kebiasaan menutup makanan tidak bermakna secara statistik, akan tetapi menutup makanan dapat mengurangi terjadinya paparan pada makanan baik berupa debu, lalat, atau kecoak yang berlaku sebagai vector mekanik soil-transmitted helminths.Buang air besar tidak pada WC /jamban didapatkan hasil yang bermakna secara statistic dimana buang air besar di luar WC/jamban memungkinkan telur cacing keluar bersama tinja dan dapat mencemari tanah. Telur ini kemudian dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan ataupun minuman yang sudah terkontaminasi telur cacing melalui perantara lalat ataupun debu dari tanah yang sudah tercemari telur cacing.9
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa 4 siswa (5%) positif terinfeksi STH serta kebiasaan buang air besar tidak pada WC/jamban merupakan faktor risiko kejadian infeksi STH
SARAN
Bagi orang tua ,pihak sekolah, sertadinas yang terkait hendaknya memberikan edukasi yang baik serta perhatian mengenai perilaku siswa agar tidak terkena 4
I--∖z—∖ A I DIRECTORY OF OPEN ACCESS
I__∕ V_>/ \~_J JOURNALS
infeksi soil-transmitted helminthes dan juga agar hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian berikutnya mengenai faktor risiko terhadap infeksi soil-transmitted helminthes. Disarankan juga agar faktor risiko lain juga diteliti seperti tingkat pengetahuan, dan juga faktor-faktor risiko lain.
DAFTAR PUSTAKA
-
1. Lobo DA, Velayudhan R, Chatterjee P, Kohli H, Hotez PJ. The neglected tropical diseases of India and South Asia: review of their prevalence, distribution, and control or elimination. PLoS Negl Trop. 2011;5:e1222.
-
2. Abera, Bayeth. Epidemiology of soil-transmitted helminths, Schistosoma mansoni, and haematocrit values among schoolchildren in Ethiopia. Journal of Infection in Developed Countries. 2013;7(3):253-260.
-
3. Kapti, I Nengah.Soil-Transmitted Helminths pada Anak-Anak SD Desa Jagapati dan Punggul, Kecamatan Abiansema, Badung, Bali. Majalah Kedokteran Udayana. 2003; 34(122) :242-246.
-
4. Dewitini ,Kadek. Lestari ,DN. Sudarmaja, Made,dkk Faktor Faktor https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
Risiko Perilaku yang Mempengaruhi Kejadian Infeksi Cacing Usus pada Siswa SD 1 Sobangan Kecamatan Mengwi Badung. Medicina. 2008; 39(3):227- 230
5Asri Damayanti, Putu.Pengobatan dan Penilaian Status Gizi Anak SDN 1 Luwus,Baturiti yang Menderita Cacingan (Soil- transmitted -Helminthiasis).Jurnal Pengabdian kepada masyarakat
2013;12(1):1-9.
-
6 .Dewa Putu Widjana.The prevalence of Strongyloides stercoralis infection in rural population of Bali: A preliminary study. Medi j Indonesia. 2001; 10(2):174-177 7.Kapti, I Nengah.Ariwati,Luh
.Sudarmaja, Made. Faktor-faktor risiko reinfeksi Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura pada anak anak SD daerah binaan PKK Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar.Universitas Udayana. Laporan Hasil Hibah Penelitian. 2004.
-
8 . Sayono. Infeksi Cacing Usus yang di Tularkan Melalui Tanah pada Anak Sekolah Dasar di Perkotaan dan Pedesaan di Wilayah Kerja Puskesas Unggaran I. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia. 2003; 1(1): 8-14
I!--∖z—∖ A I DIRECTORY OF OPEN ACCESS I_> ^ √/ ι^√ JOURNALS
-
9 .Depkes RI. Pedoman Umum Program Nasional Pemberantasan Cacingan di Era Desentralisasi Jakarta:Depkes RI;2004
-
10 .J Cuomo, penyunting Michael,
Diagnosing Medical Parasites :A Public Health Officers Guide to Assisting Laboratory and Medical Officers . Air education and Training commando. 2010
-
11 .Puspita. Anna. Prevalensi Cacing di Desa Mainang Alor setelah lima tahun tahun program filariasis dengan albendazole. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, 2009.
-
12 .Rahmawati. Hygiene Sanitation adn the Soil Transmitted Helminths (STH) Infection among Elementary School Students in West Lombok. J Med Sci. 2014;46(2):94-101.
13. Supritiastuti. Infeksi Soil Transmitted Helminths: Ascariasis,trichiuaris, dan cacing tambang. Universa Medicina. 2006;25(2):84-93
I--∖z—∖ A I DIRECTORY OF OPEN ACCESS
I__∕ V_>/ \~_J JOURNALS
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
7
Discussion and feedback