ISSN: 2597-8012 JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL. 12 NO.6,JUNI, 2023

DOAJ


DIRECTORY OF OPEN ACCESS JOURNALS



Diterima: 2023-03-12 Revisi: 2023-05-02 Accepted: 25-05-2023

ANALISIS POLIMORFISME GENETIKA ALDEHID DEHIDROGENASE 2 (ALDH2) PADA ETNIS MINANGKABAU

Taufik Hidayat1, Yudha Nurhantari2, Suhartini2

1Departemen Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang 2Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Enzim Aldehid dehidrogenase 2 (ALDH2) merupakan isozim utama yang dapat mengkonversi asetaldehid menjadi asam asetat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis polimorfisme genetik ALDH2 pada etnis Minangkabau. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi dan sampel adalah kelompok orang etnis Minangkabau yang tinggal di Yogyakarta dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Dilakukan pemeriksaan polimorfisme genetika enzim ALDH2 dengan metode PCR-RFLP dengan enzim restriksi EarI. Dari 24 sampel yang dilakukan elektroforesis RFLP didapatkan frekuensi genotip wild type pada 5 sampel (20.8%), heterozigot polimorfisme pada 16 sampel (66.7%) dan homozigot polimorfisme/polymorphic type pada 3 sampel (12.5%). Terdapat sebaran frekuensi genotip polimorfisme ALDH2 heterozigot dan homozigot polimorfisme pada etnis Minangkabau dewasa muda non alkoholik dan sehat.

Kata kunci: aldehid dehidrogenase 2., polimorfisme., etnis Minangkabau

ABSTRACT

Aldehyde dehydrogenase 2 (ALDH2) is the main isozymes that can converted efficiently acetaldehyde into acetic acid. The aim of this study is to analyze genetic polymorphism of ALDH2 of Minangkabau ethnic group and its relationship with alcohol sensitivity. This research use descriptive methodology. Population and sample taken from Minangkabau people who lived in Yogyakarta who passed the inclusion and exclusion criteria. Examination of polymorphism of ALDH2 was conducted to the sample with PCR-RFLP with Ear! Restriction enzyme. From 24 electrophoresis samples we got genotype frequency of wild type is 5 samples (20.8%), heterozygote polymorphism is 16 samples (66.7%) and homozygote polymorphism/polymorphic type is 3 samples (12.5%). We conclude that there are heterozygote polymorphism and homozygote polymorphism in the young adult, non alcoholic and healthy Minangkabau ethnic group.

Keywords: aldehyde dehydrogenase 2., polymorphism., Minangkabau ethnic

PENDAHULUAN

Metabolisme oksidatif alkohol tergantung pada 2 enzim utama yaitu alkohol dehidrogenase (ADH) dan aldehid dehidrogenase (ALDH). ALDH mengkonversi asetaldehid menjadi asetat, karbon dioksida dan air. Beberapa isoform ALDH mempunyai aktifitas lemah dan lambat dalam mengubah asetaldehid sehingga terjadilah penumpukan asetaldehid dalam tubuh1. Penumpukan asetaldehid mengakibatkan gejala mabuk seperti muka kemerahan, takikardia, hipotensi, sakit kepala, mual, muntah, kelemahan otot dan mengantuk, meskipun kadar alkohol didalam darahnya masih relatif rendah. ALDH2

merupakan isozim utama yang dapat mengkonversi secara efisien asetaldehid menjadi asam asetat di hati2.

Etnis Minangkabau termasuk ke dalam kelompok Deutro Melayu (Ras Mongoloid) dan menghuni pulau Sumatra bagian tengah3. Pada etnis Asia didapatkan sensitivitas yang rendah terhadap alkohol yang bervariasi antar kawasan4. Hal ini diakibatkan oleh polimorfisme genetika enzim ADH dan ALDH. Keadaan inilah yang mengakibatkan kepekaan orang oriental terhadap minuman beralkohol sangat heterogen. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis polimorfisme genetika ALDH2 pada etnis Minangkabau sehat non peminum alkohol.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menganalisis polimorfisme genetika enzim ALDH2 pada etnis Minangkabau sehat non peminum alkohol. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada dimulai bulan Agustus sampai Oktober 2016.

Populasi dalam penelitian ini adalah individu etnis Minangkabau. Populasi target penelitian adalah seluruh orang yang beretnis Minangkabau. Populasi terjangkau dari penelitian ini adalah orang beretnis Minangkabau yang tinggal di Daerah Istimewa Yogyakarta. Subjek penelitian merupakan sukarelawan yang bersedia diperiksa dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Sampel diambil berdasarkan metode consecutive sampling. Kriteria inklusi meliputi sukarelawan laki-laki dan perempuan, etnis Minangkabau, sehat, berusia diatas 18 tahun serta menandatangani informed consent (bersedia diperiksa). Kriteria eksklusi adalah orang coba yang memiliki hubungan darah dan membatalkan keikutsertaan mengikuti penelitian oleh karena berbagai sebab. Besar sampel 24 orang yang memenuhi syarat.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah etnis Minangkabau. Variabel tergantung adalah polimorfisme genetika enzim ALDH2. Variabel yang berpengaruh dalam pengukuran antara lain pengambilan sampel, pengolahan sampel dan pemeriksaan sampel.

Cara kerjanya sebagai berikut:

  • 1.    Diambil darah 5 cc dari vena cubiti setelah sebelumnya diberikan penjelasan dan persetujuan (informed consent) naracoba.

  • 2.    Darah dimasukkan ke dalam tabung EDTA dan dikirim ke laboratorium.

  • 3.    Pemeriksaan gen ALDH2 dengan cara:

  • a.    Ekstraksi DNA:

Menggunakan protokol dari Wizard® Genomic DNA Putrification Kit:

Reagen dan cara ekstraksi DNA:

  • 1.    Isi tabung dengan 300 µl darah EDTA ditambahkan 700 µl red blood cell lysis.

  • 2.    Kocok larutan diatas dan inkubasi selama 10 menit didalam temperatur ruangan.

  • 3.    Sentrifuse dengan kecepatan 13.000 rpm selama 5 menit dengan suhu 40 C.

  • 4.    Supernatan dibuang dengan hati-hati agar endapan tidak ikut terbuang, apabila masih merah ulangi 4-5 kali sampai larutan jernih.

  • 5.    Tabung kemudian di vortex.

  • 6.    Ke dalam tabung lalu ditambahkan 300 µl nuclei lysis solution kemudian tabung dibolak-balik.

  • 7.    Selanjutnya kedalam tabung ditambahkan 100µl protein precipitation solution dan tabung di vortex selama 20 detik.

  • 8.    Sentrifuse dengan kecepatan 13.000 rpm selama 5 menit dengan suhu 40 C

  • 9.    Pindahkan supernatan ke dalam tabung yang berisi 300 µl isopropanolol dan tabung dibolak-balik.

  • 10. Sentrifuse dengan kecepatan 13.000 rpm selama 5 menit dengan suhu 40 C

  • 11. Supernatan dibuang, ke dalam tabung ditambahkan 300 µl etanol 70%

  • 12. Sentrifuse dengan kecepatan 13.000 rpm selama 5 menit suhu 40 C

  • 13. Etanol 70% dalam tabung dibuang dan tabung dikeringkan

  • 14. DNA direhidrasi dengan 100 µl DNA rehydration solution.

  • 15. Simpan dalam suhu 40 C semalaman.

  • b.    Mengukur kadar DNA dengan menggunakan spektrofotometer.

  • c.    Amplifikasi:

Pasangan primer yaitu f primer    5’-

CAAATTACAGGGTCAACTGCT-3’ dan r primer 5’-CCACACTCACAGTTTTCTCTT-3’ (Goedde et al,1989; Takeshita et al., 1994). Amplifikasi PCR akan dilakukan menggunakan PCR master mix Promega 30 µl yang terdiri dari: Master mix sebanyak 15 µl.

Pasangan primer F dan R sebanyak 2 µl. H2O sebanyak 11 µl. DNA sebanyak 2 µl. PCR kondisi yang akan digunakan 35 siklus yang terdiri dari: 960 C selama 4 menit, 940 C selama 1 menit, 550 C selama 1 menit, 720 C selama 1 menit, 720 C selama 7 menit dan 40 C selama 7 menit.

  • d.    Proses elektroforesis

Hasil amplifikasi selanjutnya akan dicek dengan gel agarose 2% dengan pewarnaan ethidium bromida. Proses elektroforesis dengan 100 v selama 30 menit.

  • e.    Hasil elektroforesis kemudian dibaca dan didapatkan persebaran gen ALDH2.

  • f.    RFLP (Restriction Fragment Length Polymorphism).

Hasil amplifikasi kemudian didigest dengan enzim EarI (New England BioLabs.Inc) yang memotong DNA pada recognition site (5’-CTCTTC): Enzim EarI       :  0,5

µl, Buffer :4 µl, H2O: 4 µl. PCR product: 1,5 µl. Disentrifuse, diinkubasi selama 5 menit suhu 370 dan dielektroforesis dengan gel agarose 3%, 100 v selama 35 menit.

  • g.    Elektroforesis lagi dan pembacaan hasil

Setelah digest dan elektroforesis kemudian dilihat sebaran gambaran DNA enzim ALDH2. Hasilnya dikelompokkan atas 3 genotip yaitu ALDH2*1/*1 (wild type), ALDH2*2/*2 (homozigot polimorfisme), dan

ALDH2*1/*2 (heterozigot polimorfisme).

Analisis data dengan statistik deskriptif data kategorik, yaitu frekuensi tiap kategori (n) dan persentase tiap kategori (%), yang umumnya disajikan dalam bentuk tabel atau grafik. Dilakukan analisis chi square untuk menentukan kebermaknaan frekuensi genotip yang didapat. Ethical clearance penelitian ini dikeluarkan oleh Komisi Etik Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

HASIL

Karakteristik Subyek Penelitian

Karakteristik subyek penelitin seperti terlihat pada tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1. Karakteristik subyek penelitian

Data

Jumlah (n)

Persentase (%)

Jenis kelamin

Laki-laki

22

91,7

Perempuan

2

8,3

Usia

18-28 tahun

24

100

Pendidikan

Mahasiswa

21

87,5

S1/sederajat Mahasiswa

3

12,5

Status

S2/sederajat

Belum menikah

22

91,7

pernikahan

Menikah

2

8,3

Riwayat

Belum pernah

24

100

minum alkohol

Pernah

0

0

Riwayat

Tidak pernah

24

100

penyakit berat

Pernah

0

0

Hasil pengamatan elektroforesis dengan media agarose 2% pada sampel etnis Minangkabau bisa terlihat pada gambar 1:

Gambar 1. Hasil elektroforesis

Ringkasan polimorfisme enzim ALDH2 pada etnis Minangkabau terlihat pada tabel 2 sebagai berikut.

Tabel 2. Polimorfisme enzim ALDH2 pada Etnis Minangkabau.

No

Sampel

RFLP-elektroforesis

Interpretasi

1

TH1

112bp, 23 bp

Wild type

2

TH2

112bp, 23 bp

Wild type

3

TH3

112bp,  23bp,

135bp

Polimorfisme heterozigot

4

TH4

112bp,  23bp,

135bp

Polimorfisme heterozigot

5

TH5

112bp, 23bp

Wild type

6

TH6

112bp,  23bp,

135bp

Polimorfisme heterozigot

7

TH7

112bp,  23bp,

135bp

Polimorfisme heterozigot

8

TH8

112bp,  23bp,

135bp

Polimorfisme heterozigot

9

TH9

112bp,  23bp,

135bp

Polimorfisme heterozigot

10

TH10

135bp

Polimorfisme homozigot

11

TH11

112bp,  23bp,

135bp

Polimorfisme heterozigot

12

TH12

112bp,  23bp,

135bp

Polimorfisme heterozigot

13

TH13

112bp,  23bp,

135bp

Polimorfisme heterozigot

14

TH14

112bp,  23bp,

135bp

Polimorfisme heterozigot

15

TH15

112bp,  23bp,

135bp

Polimorfisme

16

TH16

135bp

Polimorfisme homozigot

17

TH17

135bp

Polimorfisme homozigot

18

TH18

112bp, 23bp

Wild type

19

TH19

112bp,  23bp,

135bp

Polimorfisme heterozigot

20

TH20

112bp, 23bp

Wild type

21

TH21

112bp,  23bp,

135bp

Polimorfisme heterozigot

22

TH22

112bp,  23bp,

135bp

Polimorfisme heterozigot

23

TH23

112bp,  23bp,

135bp

Polimorfisme heterozigot

24

TH24

112bp,  23bp,

135bp

Polimorfisme heterozigot

Ringkasan jumlah dan frekuensi polimorfisme ALDH2 pada etnis Minangkabau seperti terlihat pada tabel 3 berikut.

Tabel 3. Jumlah dan frekuensi polimorfisme genetika ALDH2 pada etnis Minangkabau.

No             Klasifikasi             Jumlah       Frekuensi

(n)             (%)

1      Wild type (ALDH2*1/*1)            520.8

(ALDH2*1/*2)

(ALDH2*2/*2)

Total                             24100

  • 1.    PEMBAHASAN

Gen ALDH2 menempati lokus 12q24.2 dan mempunyai polimorfisme G-A (Glu487Lys). Amplifikasi gen ALDH2 menggunakan metode PCR dengan menggunakan forward primer (5’-CAATTACAGGGTCAACTGCT) dan reverse primer (5’-CAACACTCACAGTTTTCTCTT)5. Kedua primer inilah yang akan menjadi untaian komplementer dari template DNA. F-primer berkomplementer dengan untaian yang satu dan R-primer berkomplementer dengan untaian yang lainnya. R-primer memiliki 2 nukleotida yang tidak berkomplementer dengan kodon yang terdapat di template strand. Kondisi ini didesain secara khusus untuk membentuk area restriksi untuk enzim Ksp 632I dalam produk PCR2,6. Pada penelitian ini digunakan enzim EarI yang memiliki area restriksi yang sama dengan enzim Ksp 632I. Enzim EarI merupakan strain E coli yang membawa gen EarI dari Enterobacter aerogenes (C. Pollison).

DNA akan terpotong oleh enzim EarI diarea yang dikenali oleh enzim tersebut (area restriksi) yaitu 5’-CTCTTC. Reaksi restriksi (RFLP) tersebut terjadi pada suhu 370C selama 5-15 menit. Pada prosedur selanjutnya dilakukan identifikasi golongan alel gen ALDH2 dengan menggunakan RFLP yang kemudian kembali dibaca menggunakan agarose gel elektroforesis dan sinar UV. Jika terdapat perbedaan molekul dalam urutan nukleotida, fragmen dengan ukuran yang berbeda mungkin dihasilkan. Perbedaan dalam hasil panjang fragmen DNA adalah disebabkan dari substitusi dasar, penambahan, penghapusan atau penyusunan ulang dalam rekognisi enzim restriksi.

Hasil pemisahan dengan menggunakan RFLP ini kemudian dikelompokkan menjadi 3 genotip berbeda yaitu genotip ALDH2*1/*1 (GG, wild type), ALDH2*1/*2 (GA, heterozygote) dan ALDH2*2/*2 (AA, polymorphic type) dan

distribusi ketiga jenis genotip ini adalah sangat berbeda (Bosro, 2011). Individu yang memiliki polimorfisme ALDH2*1/*1 akan terpotong oleh enzim restriksi EarI, hal ini karena polimorfisme ALDH2*1/*1 tidak mengalami mutasi atau substitusi dasar pada fragmen DNA-nya. Didapatkan hasil pemotongan genotip ALDH2 yang wild type terletak di band 112bp dan 23 bp. Pada 5 naracoba (20.8%) dari 24 naracoba etnis Minangkabau merupakan wild type.

Individu dengan polimorfisme ALDH2*1/*2 juga akan terpotong oleh enzim EarI. Hasil pemotongan genotip ALDH2 dengan polimorfisme heterozigot terletak di band 135 bp, 112bp dan 23bp. Kondisi ini terjadi karena alel ALDH2*1/*2 ini memiliki kondisi heterozigot dimana alel ini membawa satu alel dari wild type dan satu alel lagi dari polymorphic type yang telah terjadi mutasi atau disebut juga alel mutant. Pada 16 naracoba (66.7%) dari 24 naracoba etnis Minangkabau merupakan polimorfisme heterozigot.

Individu dengan polimorfisme ALDH2*2/*2 tidak akan terpotong oleh enzim EarI. Jadi didapatkan alel ALDH2*2/*2 hanya terletak pada band 135bp. Kondisi ini terjadi karena telah terjadinya mutasi pada genotip ALDH2 yang akhirnya terbentuk polimorfisme ALDH2*2/*2 yaitu polymorphic type atau alel mutan. Pada 3 naracoba (12.5%) dari 24 naracoba etnis Minangkabau merupakan polimorfisme homozigot /polymorphic type.

Mutasi ini bisa terjadi di fragmen DNA yang bisa disebabkan oleh adanya reaktif oksigen, sepsis, substitusi dasar, penambahan atau penghapusan. Homozigot ALDH2*2 secara esensial pada dasarnya tidak menunjukkan aktifitas dari ALDH2, sedangkan heterozigot walau berkurang aktifitasnya tetapi masih terdeteksi. Satu perubahan nukleotida menghasilkan polimorfisme Glu487Lys. Ini sangat penting bagi fungsi ALDH2. Alel ALDH2*1 (487Glu) memiliki aktifitas enzim penuh, sedangkan alel ALDH2*2 (487Lys) tidak memiliki aktifitas. Ini berarti bahwa individu dengan ALDH2*2 tidak bisa minum segelas bir karena adanya kelemahan dalam mendetoksifikasi asetaldehid7,8.

Keberadaan alel ALDH2*2 menyebabkan kecepatan metabolisme alkohol (dari asetaldehid menjadi asetat) berkurang sehingga terjadi penumpukan asetaldehid didalam darah yang dapat terjadi hanya dengan meminum sedikit alkohol. Alel ALDH2*2 memberikan efek protektif yaitu adanya kecendrungan untuk tidak meminum alkohol dan rentan terhadap efek toksik yang dapat merusak berbagai organ vital9,10,11

Frekuensi alel ALDH2 bervariasi pada populasi yang berbeda8. Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini setelah dilakukan RFLP adalah terdapatnya distribusi ketiga genotip ALDH2 ini pada etnis Minangkabau. Etnis Minangkabau merupakan bagian dari ras Mongoloid. Ras Mongoloid memiliki distribusi genotip ALDH2*1/*2 heterozygot polymorphic type dan genotip ALDH2*2/*2 polymorphic type yang lebih banyak daripada ras Kaukasoid dan Negroid. Kedua atipikal type ALDH2 diatas merupakan

slower alel yang menyebabkan sensitivitas orang-orang dari ras Mongoloid terhadap alkohol menjadi rendah sehingga mereka lebih cepat mabuk dibandingkan dengan orangorang dari kedua ras lainnya. Penurunan aktifitas ALDH2 tersebut dikarenakan adanya substitusi pada 1 nukleotida (dari G menjadi A) di kodon 487, sehingga terjadi perubahan glutamic acid (GAA) menjadi lysine (AAA) diposisi 487 subunit ß dan menyebabkan isoenzimnya menjadi tidak aktif (Kitagawa et al., 2000). Pada individu dengan alel ALDH2*2 homozigot, meminum alkohol dapat memberikan efek kardiovaskular, disforia, palpitasi, mulut kering, sakit kepala, mual dan facial flushing yang muncul akibat penumpukan asetaldehid. Individu dengan alel ini dapat menurunkan risiko menjadi pecandu alkohol sampai 10 kali12,13,14,15,16,17,18,19,20.

Polimorfisme ALDH2 sesama ras Mongoloid pun berbeda tergantung subetnisnya, sehingga penelitian analisis polimorfisme genetika enzim ALDH2 pada etnis Minangkabau ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih yang bermakna terhadap kemajuan ilmu pengetahuan kedokteran, khususnya dibidang ilmu kedokteran forensik molekuler.

  • 2.    SIMPULAN DAN SARAN

Pada penelitian ini ditemukan band gen ALDH2 etnik Minangkabau dewasa muda non peminum alkohol dan sehat berada diantara 100bp-200bp dengan expected size 135bp. Setelah dilakukan RFLP dengan enzim EarI didapatkan hasil frekuensi genotip wild type (ALDH2*1/*1) sebesar 20.8%, polimorfisme heterozigot (ALDH2*1/*2) sebesar 66.7% dan polimorfisme homozigot atau polymorphic type (ALDH2*2/*2) sebesar 12.5%. Penelitian pada ras dan subetnis yang menghuni Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dilakukan analisis genotip ADH untuk mengetahui peran gen ADH dalam metabolisme alkohol pada etnis Minangkabau.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terimakasih untuk staf pengajar Departemen dan PPDS Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada dan staf Instalasi Kedokteran Forensik RSUP dr. Sardjito Yogyakarta.

DAFTAR PUSTAKA

  • 1.    Scott, D.M., Taylor, R.E. Health Related Effects of Genetic Variations of Alcohol-Metabolizing Enzymes in African American. Alcohol Research&Health. 2007;30(I)

  • 2.    Wanandi, S.I. Distribution of Genetic Metabolism of Aldehid dehidrogenase 2 (ALDH2) in Indonesian Subjects. Med.J.Indonesia. 2002;11(3):135-142.

  • 3.    Koentjaraningrat. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Djambatan, Jakarta.1987

  • 4.    Thomasson, H.R., et al. Alcohol and Aldehid dehidrogenase Genotypes and Alcoholism in Chinese Men. Am. J. Hum. Genet. 1991; 48:677-681

  • 5.    Goedde, H.W., Agrawal, D.P. Asetaldehid Metabolism: Genetic Variation and Physiological Implications. In: Alcoholism:   Biomedical and Genetics Aspect.

Pergamon Press, Elmsford. 1989

  • 6.    Bosron, W.F,. Li, T.K. Genetic Polymorphisms of Human Liver Alcohol and Aldehid dehidrogenase, and Their Relationship  to  Alcohol Metabolism and

Alcoholism. Hepatology 6.1986

  • 7.    Crabb, D.W., Edenberg, H.J., Bosron, W.F., Li, T.K. Genotypes for Aldehid dehidrogenase Deficiency and Alcohol Sensitivity. J.Clin.Invest. 1989;83, pp.314-316.

  • 8.    Cichoz-Lach, H., Partycka, J,. Nesina, I., Celinski, K., Siomka, M., Wojcierowski, J. Genetic Polymorphism of Alkohol dehidrogenase 3 in Alcohol Liver Cirrhosis and In Alcohol Chronic Pancreatitis, Alcohol and Alcoholism. 2005;41,No.I,14-17.

  • 9.    Borras, E., Coutelle, C., Rossel, A., et al,. Genetic Polymorphism of Alkohol dehidrogenase in Europeans: The ADH2*2 Allele Decreases the Risk for Alcoholism and     Its     Associated     with     ADH3*1.

Hepatology.2000;31(4):984-989.

  • 10.    Charalambous, M.P. Alcohol and the Accident and Emergency Department. A Current Review, Alcohol and Alcoholism.2002; 37(4):307-312.

  • 11.    Chiao-Chicy, C., et  al.  Interaction between the

Functional Polymorphisms of the Alcohol-Metabolism Genes in Protection Against Alcoholism, American Journal of Human Genetic.1999; 65: 795-807.

  • 12.    Dharam, P., Agarwal, D.P., Helmut, K., Seitz. Alcohol in Health and Disease. New York.2001

  • 13.    Edenberg,H.J.The      Genetics      of     Alcohol

Metabolism.AlcoholResearch&Health.2007;30.(I)

  • 14.    Ehlers, C.L. Variations in ADH and ALDH in Southwest California Indians.2007; A, 14-17.

  • 15.    Eng, M.Y., Luczak, S.E., Wall, T.L. ALDH2,ADH1B&ADH1C Genotypes in Asians: A Literature              Review.              Alcohol

Research&Health.2007;30(I)

  • 16.    Fachtiyah, Arumingtyas, E.L., Widyarti, S., Rahayu, S. Biologi Molekuler. Prinsip Dasar Analisis. Erlangga. Jakarta.2011

  • 17.    Greenfield, N.J., Pietruszko, R. Two Aldehid dehidrogenasees from Human Liver: Isolation via Affinity Chromatography and Characterization of the Isozymes. Biochemica et Biophysica Acta.1977;483,34-45.

  • 18.    Kayaaltı, Z., Söylemezoğlu, T. Distribution of ADH1B, ALDH2, CYP2E1 *6, and CYP2E1 *7B genotypes in Turkish                                    population.

AlcoholFayetteville,N.Y.2010;44(5),415–23.

  • 19.    Kim, J. S., Kim, Y. J., Kim, T. Y., Song, J. Y., Cho, Y. H., Park, Y. C., Chung, H. W. Association of ALDH2 Polymorphism with Sensitivity to Asetaldehid-Induced

Micronuclei and Facial Flushing after Alcohol Intake. Toxicology.2005;210(2-3), 169–74.

  • 20.    Luo, X., Kranzler, H.R., Zoo, L., et.al. Diplotype Tread Regression Analysis of the ADH Gene Cluster and the ALDH2 Gene Multiple Significant Association for Alcohol Dependence. American Journal of Human Genetics.2006; 78:973-987,2006.PMID 16685648

http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum

doi:10.24843.MU.2023.V12.i6.P10

59