ISSN: 2303-1395

E-JURNAL MEDIKA, VOL. 6 NO.6, JUNI, 2017

GAMBARAN KASUS PREEKLAMPSIA DENGAN PENANGANAN KONSERVATIF DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH, DENPASAR – BALI TAHUN 2013

Putu Dyah Widhyaningrum1, I.B.G. Fajar Manuaba2

  • 1    Program Studi Pendidikan Dokter

  • 2    Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi RSUP Sanglah Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

ABSTRAK

Kasus Preeklampsia merupakan salah satu diantara empat penyebab teratas kematian ibu, tetapi penurunan jumlah kasusnya paling sedikit sehingga masih menyebabkan morbiditas dan mortalitas. Diperlukan sebuah penelitian analitik untuk keadaan ini. Gambaran epidemiologi pasien preeklampsia di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar belum tersaji spesifik, sehingga data tersebut belum memadai untuk digunakan sebagai dasar analisis mengapa penurunan jumlah kasus preeklampsia masih belum optiml. Desain penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif untuk mengetahui gambaran kasus preeklampsia di IGD RSUP Sanglah. Penelitian dilakukan selama bulan November – Desember 2014 pada rekam medik pasien dan mengeksklusi kasus dengan data pasien yang tidak lengkap. Dari 219 rekam medik terdapat 195 kasus yang memenuhi kriteria inklusi. Tercatat 60 kasus rujukan (30.7%) dari total 195 pasien preeklampsia yang ditangani secara konservatif di IGD RSUP Sanglah. Kota Denpasar adalah daerah asal rujukan kasus preeklampsia yang terbanyak selama tahun 2013, yakni 21 dari 60 kasus rujukan atau 35%. Perujuk kasus preeklampsia tercatat paling banyak ialah dari pusat pelayanan tingkat kabupaten yakni Rumah Sakit Umum Daerah sebanyak 21 dari 60 kasus rujukan atau 35%. 70.76% merupakan kasus PEB tercatat terdapat 138 kasus, sedangkan 57 kasus PER (29.23%). Kasus preeklampsia lebih banyak ditemukan pada kelompok usia ibu 20-35 tahun yakni terdapat 126 orang atau sekitar 64.61%. Preeklampsia lebih jarang ditemukan pada primigravida yaitu hanya 90 orang (46.15%) dibandingkan dengan pasien multigravida sejumlah 105 orang (53.84%). Penggunaan bantuan pembiayaan kesehatan oleh pasien menunjukkan bahwa 107 pasien (54.87%) menggunakan bantuan untuk pembiayaan pelayanan kesehatan.

Kata kunci: Preeklampsia

ABSTRACT

The case of Preeclampsia is one among the top four causes of maternal death, but the decrease in the number of cases at least that still causes of morbidity and mortality. Required an analytical study for this situation. Epidemiological picture of preeclampsia patients in the ER General Hospital presented Sanglah not specific, so the data is not sufficient to be used as the basis for the analysis of why the decline in the number of cases of preeclampsia is still optimal. This was a descriptive quantitative research to describe cases of preeclampsia in the Emergency Room Sanglah. The study was conducted during the months of November-December 2014 patient records and exclude cases with incomplete patient data. Of the 219 medical records, there were 195 cases that met the inclusion criteria. Recorded 60 cases of referral (30.7 %) of the total 195 patients with preeclampsia were managed conservatively. The city of Denpasar is the origin of the reference area that most cases of preeclampsia during 2013, that was 21 out of 60 cases, or 35 % referral. Referrer cases of preeclampsia was recorded at most of the district -level service centers Regional General Hospital as many as 21 out of 60 cases, or 35% referral. 70.76 % was recorded there PEB cases 138 cases, while 57 cases of PER (29.23 %). The case of pre-eclampsia is more common in the age group 20-35 years old mother that there were 126 people, or approximately 64.61%. Preeclampsia is rarer in primigravida that only 90 people (46.15 %) compared with multigravida patients (53.84%). The use of health financing assistance by patients showed that 107 patients (54.87 %) using assistance for health care financing.

Keywords: Preeclampsia

PENDAHULUAN

Angka kematian ibu merupakan indikator umum dari kesehatan sebuah populasi secara keseluruhan, indikator dari status perempuan dalam masyarakat, serta bagaimana efisiensi fungsi dari sistem pelayanan kesehatan yang ada. Tingginya angka kematian ibu tersebut dianggap sebagai pertanda adanya masalah pada status kesehatan dan pelayanan kesehatan di suatu negara.1 Menurut catatan SDKI 2007, di Indonesia Angka Kematian Ibu (AKI) telah mengalami penurunan dari 318 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1997 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007.2

Preeklampsia adalah salah satu dari empat penyebab utama kematian ibu di dunia selain perdarahan postpartum, distosia, dan sepsis.3,4,5 Diagnosis klinis dan definisi preeklampsia umumnya didasarkan pada pengukuran tanda-tanda spesifik dan gejala, terutama proteinuria dan hipertensi.6,7 Angka kematian ibu di Indonesia yang disebabkan oleh perdarahan dan sepsis kini sudah dapat dikendalikan dengan tindakan perbaikan pada kualitas pusat pelayanan kesehatan tingkat dasar hingga komprehensif. Sedangkan di sisi lain, jumlah angka kematian ibu akibat preeklampsia masih cenderung stabil dengan penurunan minimal. Untuk mencari tau latar belakang dari keadaan tersebut tentu saja memerlukan analisis lebih lanjut. Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah merupakan rumah sakit terbesar dengan pelayanan komprehensif di Bali yang menjadi pusat rujukan kasus preeklampsia, sehingga dianggap paling representatif untuk digunakan sebagai lokasi pengambilan data penelitian.

Gambaran pasien preeklampsia di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar belum tersaji spesifik, sehingga data tersebut belum memadai untuk digunakan sebagai data dasar analisis. Berangkat dari latar belakang ini, peneliti memilih untuk melaksanakan penelitian deskriptif kuantitatif berjudul “Gambaran Kasus Preeklampsia yang ditangani secara konservatif di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar – Bali selama tahun 2013”.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang menggambarkan kasus preeklampsia yang ditangani secara konservatif di UGD Rumah Sakit Sanglah, Denpasar, Bali selama tahun 2013. Penelitian ini berdasar pada data sekunder yakni catatan medis pasien di UGD Kandungan dan Kebidanan Rumah Sakit Sanglah - Denpasar selama tahun 2013. Populasi penelitian adalah pasien preeklampsia ditangani secara konservatif.

Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan dilakukan perhitungan statistik sederhana agar rincian frekuensi data yang diperoleh saat tabulasi data dapat disajikan dalam suatu ukuran deskriptif, dapat berupa mean, median, modus, dan tendensi sentral

yang nantinya dapat menjelaskan karakteristik setiap variable yang diteliti.

HASIL

195 kasus preeklampsia ditangani secara konservatif yang terdapat di IGD RSUP Sanglah selama tahun 2013. 60 dari 195 pasien preeklampsia merupakan kasus rujukan (30.7%). Kota Denpasar adalah daerah asal rujukan kasus preeklampsia terbanyak selama tahun 2013 yang tercatat di data register IGD RSUP Sanglah. Rujukan kasus preeklampsia berasal dari seluruh kabupaten di Provinsi Bali, di mana telah ditampilkan pada diagram-diagram di atas bahwa rujukan terbanyak datang dari Kota Denpasar sebanyak 21 kasus rujukan, disusul oleh Gianyar 13 kasus, Badung 7 kasus, Klungkung, Negara, dan Bangli masing-masing 5 kasus, Singaraja 2 kasus, Karangasem 1 kaus, dan Tabanan 1 kasus. Perujuk kasus preeklampsia tercatat paling banyak ialah dari pusat pelayanan tingkat kabupaten yakni Rumah Sakit Umum Daerah sebanyak 21 kasus. RS Swasta merujuk sebanyak 12 kasus, Puskesmas 12 kasus, Praktek dokter 7 kasus, Bidan 8 kasus.

Terdapat 138 (70.76%) merupakan kasus preeklampsia berat, 57 (29.23%) kasus preeklampsia ringan yang tercatat dari total 195 kasus preeklampsia yang ditangani secara konservatif di IGD RSUP Sanglah selama tahun 2013. Pada penelitian ditemukan juga perbedaan jumlah kasus preeklampsia berdasarkan usia ibu serta usia kehamilannya. Hal ini terbukti dari data tercatat bahwa jumlah kasus preeklampsia tertinggi ditemukan pada pasien dengan kelompok usia 20-35 tahun yakni 126 pasien dari 195, atau sekitar 64.61%. Jumlah pasien preeklampsia mengerucut pada kelompok usia diatas 35 tahun yakni 45 orang (23.58%), kelompok usia dibawah 20 tahun sebanyak 24 kasus (12.30%). Penelitian ini juga menyajikan data riwayat gravida pasien. Preeklampsia lebih jarang ditemukan pada primigravida yaitu 90 kasus (46.15%) dibandingkan dengan pasien multigravida yaitu 105 kasus (53.84%).

Karakteristik sosial tiap pasien juga berbeda-beda, dalam hal ini peneliti melirik pasien dari sisi penanggung bantuan biaya pelayanan kesehatan. Data mengenai penggunaan bantuan pembiayaan kesehatan oleh pasien menunjukkan bahwa 107 pasien (54.87%) menggunakan bantuan untuk pembiayaan pelayanan kesehatan di IGD RSUP Sanglah selama tahun 2013 berupa JKBM, Jamkesmas, dan sangat sedikit dari itu terdapat penggunaan Jamsostek. Sedangkan 88 pasien lainnya (45.12%) menggunakan biaya pribadi.

Menurut rumusan masalah yang telah disusun, penelitian ini menghasilkan data karakteristik seluruh pasien preeklampsia yang ditangani secara konservatif di IGD RSUP Sanglah selama tahun 2013, sehingga dapat memenuhi tujuan dari dilaksanakannya penelitian dan nantinya dapat dijadikan landasan untuk penelitian analitik.

2

DISKUSI

60 (30.7%) dari 195 pasien preeklampsia merupakan kasus rujukan, Kota Denpasar adalah daerah asal rujukan kasus preeklampsia terbanyak selama tahun 2013 yang tercatat di data register IGD RSUP Sanglah. Hal ini dapat disebabkan karena RSUP Sanglah merupakan pusat pelayanan kesehatan terdekat di kawasan Kodya Denpasar yang memiliki fasilitas lengkap, jadi seluruh kasus preeklampsia yang tidak mampu ditangani di pusat pelayanan kesehatan lapis bawah merujuknya ke RSUP Sanglah. Apabila terdapat kasus preeklampsia di luar Kodya Denpasar, menurut jalur administrasi akan berusaha ditangani terlebih dahulu di Rumah Sakit tipe B setingkat Rumah Sakit Umum Daerah yang ada di setiap Kabupaten.8

Dadapatkan 138 kasus (70.76%) merupakan kasus preeklampsia berat dan sisanya 57 kasus (29.23%) merupakan preeklampsia ringan. Secara tidak langsung, hal ini sesuai dengan prosedur layanan rujukan untuk kasus preeklampsia. Di mana dalam Sistem Kesehatan Nasional 2009 dikatakan bahwa kasus preeklampsia yang memerlukan rujukan ke Rumah Sakit Pusat ialah preeklampsia berat.2

Pada penelitian ditemukan juga perbedaan jumlah kasus preeklampsia berdasarkan usia ibu serta usia kehamilannya. Hal ini terbukti dari data tercatat bahwa jumlah kasus preeklampsia tertinggi ditemukan pada pasien dengan kelompok usia 20-35 tahun yakni 126 pasien dari 195, atau sekitar 64.61%. Hasil penelitian pada kelompok usia ibu hamil dengan preeklampsia ini kurang sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa kehamilan yang mengalami preeklampsia cenderung kehamilan dengan ibu berusia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun. Tetapi data ini dapat diterima mengingat epidemiologi di masyarakat dewasa ini bahwa jumlah ibu hamil terbanyak pada kelompok usia 20-35 tahun, sehingga menyebabkan penyebaran data ibu hamil dengan preeklampsia yang tercatat adalah pada kelompok usia tersebut.9

Pada aspek sosial pasien, peneliti melirik pasien dari sisi penanggung bantuan biaya pelayanan kesehatan. Data mengenai penggunaan bantuan pembiayaan kesehatan oleh pasien menunjukkan bahwa 107 pasien (54.87%) menggunakan bantuan untuk pembiayaan pelayanan kesehatan di IGD RSUP Sanglah selama tahun 2013 berupa JKBM, Jamkesmas, dan sangat sedikit dari itu terdapat penggunaan Jamsostek. Data yang didapatkan dari penelitian ini jelas menggambarkan kondisi masyarakat yang menjadi pasien pada umumnya, jumlah kunjungan pasien ke pusat pelayanan kesehatan meningkat sejak pemerintah mulai mensosialisasikan program jaminan kesehatan bagi masyarakat yang kurang mampu dari segi ekonomi, begitu pula yang terjadi pada karakteristik pasien preeklampsia yang tercatat di IGD RSUP Sanglah Denpasar tahun 2013.

SIMPULAN

Berdasarkan penelitian terhadap gambaran kasus preeklampsia yang ditangani secara konservatif di IGD RSUP Sanglah, Denpasar – Bali selama tahun 2013, dapat disimpulkan terdapat 195 kasus yang memenuhi kriteria inklusi, tercatat 60 kasus rujukan (30.7%) dari total 195 pasien preeklampsia yang ditangani secara konservatif di IGD RSUP Sanglah selama tahun 2013. Kota Denpasar adalah daerah asal rujukan kasus preeklampsia yang terbanyak selama tahun 2013, yakni 21 dari 60 kasus rujukan atau 35%. Perujuk kasus preeklampsia tercatat paling banyak ialah dari pusat pelayanan tingkat kabupaten yakni Rumah Sakit Umum Daerah sebanyak 21 dari 60 kasus rujukan atau 35%. 70.76% merupakan kasus PEB tercatat terdapat 138 kasus, sedangkan 57 kasus PER (29.23%). Kasus preeklampsia lebih banyak ditemukan pada kelompok usia ibu 20-35 tahun yakni terdapat 126 orang atau sekitar 64.61%. Preeklampsia lebih jarang ditemukan pada primigravida yaitu hanya 90 orang (46.15%) dibandingkan dengan pasien multigravida sejumlah 105 orang (53.84%). Penggunaan bantuan pembiayaan kesehatan oleh pasien menunjukkan bahwa 107 pasien (54.87%) menggunakan bantuan untuk pembiayaan pelayanan kesehatan di IGD RSUP Sanglah selama tahun 2013 berupa JKBM, Jamkesmas, dan Jamsostek.

DAFTAR PUSTAKA

  • 1.    World Health Organization. Reproductive Health Indicators. “Guidelines for Their Generation, Interpretation,   and  Analysis for Global

Monitoring”. Switzerland: WHO Press. 2006. hlm 18 – 19

  • 2.  Supari, Fadilah  S.  Departemen Kesehatan

Republik Indonesia: Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta. 2009. hlm 6

  • 3.    Angsar, M.D.  Hipertensi  dalam Kehamilan.

Dalam:  Saifuddin,  A.B.,  Rachimhadhi, T.,

Winknjosastro, G.H., Ilmu Kebidanan Sarwono

Prawirohardjo. Edisi ke-4. Jakarta: PT Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2008: 532-535.

  • 4.    Putra IGM, Pratiwi SIM. High level of soluble FMS-like Tyrosine Kinase-1 (sFlt-1) serum in pregnancy as a risk factor of preeclampsia. Bali Medical Journal (Bali Med J). 2016. Volume 5, Number 2: 144-147.

  • 5.    Nawal, M Nour. Review in Obstetrics and Gynecology:  An Introduction to Maternal

Mortality. Journal of Women’s Health in The Developing World. 2008. 1(2): 1.

  • 6.    Roberts, J.M; Cooper, D.W. Pathogenesis and Genetics of Preeclampsia. Lancet. 2013; 57: 5356.

  • 7.    Uzan,     Jenifer     dkk.     Pre-eclampsia:

pathophysiology, diagnosis, and management. Vascular Health and Risk Management. 2011. 1(2): 470 – 471.

  • 8.    Biro Hukum dan Organisasi Setjen Depkes RI.

3

9.


Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. 2008. hlm 21 – 22.

Rahayu, Dewi I. Hubungan Usia Dan Paritas

Dengan Kejadian Preeklampsia Di Rawat Inap SMF Obstetri Ginekologi RSU Dr. Saiful Anwar Malang. 2012. hlm 3-4.

4

http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum