ISSN: 2303-1395

E-JURNAL MEDIKA, VOL. 5 NO.11, NOVEMBER, 2016

PROFIL KANKER SERVIKS PADA WANITA DENGAN USIA DI BAWAH 40 TAHUN DI RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE JULI 2013-JUNI 2014

Adys Aprilia1, I Gede Ngurah Harry Wijaya Surya2

1Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi FK UNUD/ RSUP Sanglah Denpasar

ABSTRAK

Latar belakang: Kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker paling mematikan, dan menempati posisi pertama pada negara berkembang. Saat ini telah terjadi perubahan tren dimana rata-rata penderita kanker serviks menjadi lebih muda. Hal ini banyak dipengaruhi baik itu faktor eksternal dan internal. Penelitian ini bertujuan mengetahui profil dan distribusi kanker serviks pada wanita dengan usia di bawah 40 tahun di RSUP Sanglah Denpasar periode Juli 2013-Juni 2014. Metode: Rancangan deskriptif observasional dengan sampel penelitian adalah semua data rekam medis pasien wanita kanker serviks dengan usia di bawah 40 tahun di RSUP Sanglah Denpasar periode Juli 2013-Juni 2014. Sampel dipilih dengan cara purposive sampling yang memenuhi kriteria inklusi, dan data disajikan dalam bentuk tabel. Hasil: Penderita kanker serviks pada wanita dengan usia di bawah 40 tahun sebanyak 48 orang dimana mayoritas usia menikah adalah 20-30 tahun sebanyak 34 orang (70,8%); paritas pada kelompok paritas 2-4 sebanyak 33 orang (68,8%); dan pendidikan sedang sejumlah 34 orang (70,8%); stadium IIIB sejumlah 20 orang (41,7%); dengan gambaran histopatologi Non Keratinizing Squamous Cell Carcinoma 22 orang (45,8%); serta paling banyak berasal dari Denpasar yaitu sebanyak 11 pasien (22,9%). Simpulan: Usia menikah muda dan tingkat pendidikan rendah memiliki jumlah yang tinggi terhadap kejadian kanker serviks pada wanita dengan usia di bawah 40 tahun, namun paritas tinggi tidak didapatkan pada penelitian ini. Rata- rata pasien kanker serviks dengan usia di bawah 40 tahun datang di saat stadium lanjut dengan gambaran histopatologi terbanyak adalah Squamous Cell Carcinoma tipe Non Keratinizing.

Kata Kunci: Kanker serviks, usia di bawah 40 tahun, profil, usia menikah, paritas, pendidikan, stadium, histopatologi, distribusi

ABSTRACT

Background: Cervical cancer is one of the most deadly types of cancer, and takesthe first place in developing countries. Recently there has been a change in the trend that the average cervical cancer patientsbecome younger. It is influenced by both of the external and internal factors. This objective study is identifying the profile and distribution of 40 years old women with cervical cancer in Sanglah Hospital on July 2013-June 2014. Method: A retrospective descriptive design was conducted by using samplesfrom all the medical record of under 40 years old female patients with cervical cancer in Sanglah hospital on July 2013-June 2014. Samples were selected by purposive sampling that met the inclusion criteria, and the data was presented in tabularform. Result: Patients with cervical cancer in women under 40 years old is as many as 48 people. From the data is found that majority of married age is 20-30 years old which is about 34 persons (70.8%); parity on the parity group of 2-4is as many as 33 people (68.8%); and the average education is 34 people (70.8%); stage IIIB is 20 people (41.7%); with histopathological Non Keratinizing Squamous Cell Carcinomais 22 people (45.8%); and most of patientscome from Denpasar as many as 11 patients (22.9%). Conclusion: From this study, we find that young married age and low levels of education have a high incident of cervical cancer in under 40 years old women, but high parity was not obtained in this study. Average of under 40 years old female patients with cervical cancer come at advanced stage with the most histopathology is Non-Keratinizing Squamous Cell Carcinoma type.

Keywords: Cervical Cancer, under 40 years old, profil, first married age, parity, education, stage, histopathological, distribution.

PENDAHULUAN

Dalam dunia modern ini, kesehatan adalah hal yang perlu mendapat perhatian lebih, terutama pada wanita. Setiap wanita perlu mewaspadai

setiap masalah dan gangguan kesehatan yang dialami agar tak menjadi lebih buruk. Salah satu masalah dan gangguan kesehatan yang kerap dialami oleh banyak wanita adalah gangguan

1

kesehatan reproduksi wanita. Salah satu penyakit yang sering dikeluhkan menyerang kesehatan reproduksi wanita adalah kanker serviks.

Berdasarkan data Kemenkes jenis kanker serviks ini adalah jenis kanker tertinggi pada wanita setelah kanker payudara, dan menjadi urutan pertama pada negara berkembang.Kanker serviks menempati urutan kedua dengan incidence rate 16 per 100.000 perempuan, dengan jumlah kematian yang tinggi dari seluruh kasus kanker pada perempuan di dunia.1

Bahkan di Indonesia sendiri, kanker serviks masih merupakan masalah kesehatan perempuan di Indonesia sehubungan dengan angka kejadian dan angka kematiannya yang tinggi. Menurut Rasjidi, banyak faktor risiko yang ikut mempengaruhi keterlambatan diagnosis pada stadium lanjut seperti, keadaan umum yang lemah, keterbatasan keadaan ekonomi dan rendahnya pendidikan, kekurangan sumber daya serta  kurangnya

akomodasi, berperan dalam menentukan prognosis penderita. Hal ini, berdasarkan data dari Badan Registrasi Kanker Ikatan Dokter Ahli Patologi Indonesia (IAPI) tahun 1998 di 13 Rumah Sakit di Indonesia kanker serviks menduduki peringkat pertama dari seluruh kanker. Menurut Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) di Indonesia tahun 2007 diketahui bahwa kanker leher rahim menempati urutan kedua pada pasien rawat inap dan pasien rawat jalan dan menempati urutan pertama sebagai data kanker berbasis patologi di sejumlah laboratorium patologi di Indonesia.1,2 Salah satu penyebab tingginya angka mortalitas dan morbiditas pada kanker serviks adalah keterlambatan diagnosis. Sama halnya dengan Rasjdi, menurut laporan penelitian Anggraeni dkk, kanker serviks biasanya banyak ditemukan pada stadium lanjut yaitustage III B. Hal tersebut dikarenakan kurang efektifnya program skrining yang tersedia dalam mendeteksi dan menatalaksana kondisi pre kanker.3

Kanker serviks yang memiliki pengertian keganasan yang terjadi pada leher rahim yang merupakan bagian terendah dari rahim yang menonjol ke puncak liang senggama (vagina), 95% disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus (HPV) yang biasa terjadi pada perempuan usia produksi. Indonesia yang merupakan bagian dari wilayah Asia memiliki prevalensi infeksi HPV 18 tertinggi, termasuk untuk wilayah Denpasar.1,4 Kejadian kanker serviks ini mempunyai hubungan erat dengan sejumlah faktor ekstrinsik, di antaranya adalah insidensi lebih tinggi pada mereka yang kawin, terutama pada gadis yang koitus pertama dialami pada usia amat muda (<16 tahun); tingginya paritas, apalagi bila jarak persalinan terlampau dekat; golongan sosial ekonomi rendah

yang mengakibatkan higiene seksual yang rendah, sering berganti-ganti pasangan seksual; dan memiliki kebiasaan merokok.5

Banyak referensi yang mengatakan bahwa kanker serviks banyak muncul pada wanita dengan usia 35-55 tahun, namun tren yang terjadi saat ini menyebutkan bahwa banyak usia muda yang sudah mengidap kanker serviks. Menurut Prof Dr dr Ketut Suwiyoga, SpOG (K) dalamartikel kompas “Waspada Kanker Serviks”, dibanding tahun 1980-an, pada 2010, rata-rata usia penderita kanker serviks makin muda. Hal ini sangat berhubungan dengan faktor eksternal yang telah disebutkan di atas. Terutama dengan meningkatnya menikah pada usia muda yaitu kurang dari 20 tahun, multisexual partner, dan merokok.6

Berpijak dari latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui profil kanker serviks pada wanita dengan usia di bawah 40 tahun di RSUP Sanglah Denpasar periode Juli 2013-Juni 2014.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan menggunakan rancangan cross-sectional yang bertujuan untuk mengetahui profil kanker serviks pada wanita dengan usia di bawah 40 tahun di RSUP Sanglah Denpasar periode Juli 2013-Juni 2014. dengan sampel penelitian adalah semua data rekam medis pasien wanita kanker serviks dengan usia di bawah 40 tahun di RSUP Sanglah Denpasar periode Juli 2013-Juni 2014. Sampel dipilih dengan cara purposive sampling yang memenuhi kriteria inklusi, dan data disajikan dalam bentuk tabel. Data yang telah terkumpul selanjutnya diolah, dianalisis dan diinterpretasikan dalam bentuk naratif deskriptif.

HASIL

Dari hasil penelitian didapatkan 48 penderita kanker serviks pada wanita dengan usia di bawah 40 tahun dengan berbagai latar belakang, dari berbagai stadium dan gambaran histopatologi. Hal ini terlihat dari hasil penelitian yang tedapat pada tabel1 dan 2 yang menunjukkan profil serta distribusi kanker serviks pada pada wanita dengan usia di bawah 40 tahun di RSUP Sanglah Denpasar periode Juli 2013 - Juni 2014.

Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa usia menikah paling banyak terkena kanker serviks pada usia di bawah 40 tahun adalah 20-30 tahun sebanyak 34 orang (70,8%). Sedangkan pada paritas paling banyak adalah pada kelompok paritas 2-4 sebanyak 33 orang (68,8%). Sebanyak 34 orang (70,8%) penderita kanker serviks adalah berpendidikan sedang yaitu hanya sekitar lulusan

2

Tabel 1 Profil Kanker Serviks pada Wanita dengan Usia di Bawah 40 Tahun di RSUP Sanglah Denpasar Periode Juli 2013 - Juni 2014

Karakteristik

Frekuensi

Persentase (%)

Usia menikah

<20 tahun

13

27,1

20-30 tahun

34

70,8

30-40 tahun

1

2,1

Paritas

<2

15

31,3

2-4

33

68,8

>4

0

0

Pendidikan

Rendah

14

29,2

Sedang

34

70,8

Tinggi

0

0

Stadium

Suspek Ca Cx

5

10,4

IA

0

0

IB

5

10,4

IIA

6

12,5

IIB

11

22,9

IIIA

1

2,1

IIIB

20

41,7

IVA

0

0

IVB

0

0

Gambaran Histopatologi

ASCUS

4

8,3

KSCC

6

12,5

NKSCC

22

45,8

Adenocarcinoma

11

22,9

Lainnya

5

10,4

Tabel 2 Distribusi Kanker Serviks pada Wanita dengan Usia di Bawah 40 Tahun di RSUP Sanglah Denpasar Periode Juli 2013 - Juni 2014

Tempat

Frekuensi

Persentase (%)

Badung

4

8,3

Bangli

1

2,1

Buleleng

6

12,5

Gianyar

8

16,7

Jembrana

6

12,5

Karangasem

2

4,2

Klungkung

4

8,3

Tabanan

2

4,2

Denpasar

11

22,9

Lainnya

4

8,3

Untuk stadium yang paling dominan mengenai pasien wanita kanker serviks di bawah usia 40 tahun adalah stadium IIIB sejumlah 20 orang (41,7%). Selain itu, NKSCC juga merupakan gambaran histopatologi yang paling sering ditemui pada penelitian ini yaitu sebesar 22 orang (45,8%).

Dari tabel 2 bisa diketahui bahwa Denpasar menempati posisi teratas untuk penderita kanker serviks pada wanita dengan usia di bawah 40 tahun di RSUP Sanglah periode Juli 2013-Juni 2014 dengan jumlah 11 pasien (22,9%).

PEMBAHASAN

Pasien kanker serviks yang tercatat di RSUP Sanglah denpasar selama periodeJuli 2013-Juni 2014 sejumlah 48 orang.Pada penelitian ini didapatkan pasien kanker serviks dengan usia di bawah 40 tahun terbanyak didapatkan pada golongan usia menikah 20-30 tahun dan diikuti oleh golongan usia menikah <20 tahun. Hal ini sesuai dengan penelitian Louie dkk yang menyatakan kerentanan terkena kanker serviks dengan menikah usia muda terkait dalam hal koitus pertama.7

Sedangkan untuk kelompok paritas tertinggi terdapat pada kelompok paritas 2-4 dengan jumlah 33 orang, kemudian kelompok paritas kurang dari 2 sejumlah 15 orang. Hal ini berbeda dari teori yang diungkapkan Chen dkk yang menyatakan bahwa kanker serviks banyak ditemukan pada mutigravida yang pernah melahirkan lebih dari 4 kali, karena pada penelitian ini tidak ditemukan kejadian kanker serviks dengan usia di bawah 40 tahun pada kelompok paritas >4. Hal ini diperkirakan karena dibatasinya faktor risiko umur pada pasien kanker serviks, yaitu hanya di bawah 40 tahun.8

Pada kelompok pendidikan ditemukan kejadian kanker serviks dengan usia di bawah 40 tahun terbanyak pada kelompok pendidikan sedang (SMP-SMA) yaitu 34 orang dan diikuti oleh kelompok pendidikan rendah (Tidak sekolah-SD) sejumlah 14 orang. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Mardjikoen yang menyebutkan bahwa kejadian kanker serviks berkaitan dengan golongan sosial ekonomi rendah. Hal tersebut diperkirakan akibat dari tidak memadainyauntuk skrining serviks kanker, rentan terhadap higienitas seksual yang jelek, serta masalah nutrisi.5,9 Berdasarkan stadium, diperoleh jumlah pasien kanker serviks dengan usia di bawah 40 tahun dengan suspek Ca sebanyak 5 (10,4%); IA sebanyak 0; IB sebanyak 5 (10,4%); IIA sebanyak 6 (12,5%); IIB sebanyak 11 (22,9); IIIA sebanyak 1 (2,1%); IIIB sebanyak 20 (41,7%); dan IVA serta IVB sebanyak 0 orang. Dari data di atas pasien terbanyak terdapat pada pasien dengan stadium IIIB. Hal ini mungkin dikarenakan sedikitnya pengetahuan penderita mengenai kanker serviks dan faktor risikonya serta rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan yang berkaitan dengan rendahnya pelaksanaan skrining sebagai bentuk pencegahan.10 Penderita kanker serviks dengan gambaran histopatologi NKSCC adalah yang terbanyak dengan jumlah penderita 22 orang (45,8%). Hal ini sesuai dengan teori Mardjikoen bahwa kejadian kanker serviks terbanyak dengan

3

gambaran histopatologi Squamous Cell Carcinoma yaitu sebesar 95-97%.5,11 Mayoritas penderita kanker serviks berasal dari Denpasar yaitu sebanyak 11 orang (22,9%) yang diperkirakan karena adanya RSUP Sanglah Denpasar sebagai tempat rujukan utama. Hal ini juga disebabkan Denpasar yang merupakan ibu kota provinsi Bali dengan penduduknya yang heterogen, baik yang berasal dari pulau Bali ataupun dari luar bali. Selain itu sebagai salah satu kota metropolitan yang lebih maju dibandingkan dengan kota lain, menjadikan salah satu dampak negatif dari globalisasi yaitu hubungan seksual bebas meningkat. Hal tersebut berkaitan dengan kejadian kanker serviks terutama pada usia di bawah 40 tahun. Gianyar sebagai kota dengan pasien kanker serviks di bawah 40 tahun terbanyak nomor dua setelah Denpasar juga diperkirakan karena letaknya yang berdekatan dengan Denpasar.

Adapun keterbatasan penelitian ini adalah pada sampel penelitian yang dirasa masih kurang untuk menggambarkan keseluruhan populasi. Hal tersebut disebabkan banyaknya rekam medis yang tidak sesuai dengan register di poliklinik obgyn dan computerize di ruang rekam medis, serta sejumlah data rekam medis yang hilang atau tidak tersimpan di ruang rekam medis, dan juga informasi yang tidak ditulis secara lengkap sehingga peneliti kesulitan dalam mencari faktor risiko yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disampaikan sebelumnya, ditemukan insiden kejadian kanker serviks yang tinggi pada pasien wanita di bawah 40 tahun dengan faktor risiko usia menikah muda dan tingkat pendidikan rendah. Selain itu, rata- rata pasien kanker serviks dengan usia di bawah 40 tahun datang di saat stadium lanjut dengan gambaran histopatologi terbanyak pasien kanker serviks pada wanita dengan usia di bawah 40 tahun adalah Squamous Cell Carcinoma tipe Non Keratinizing. Dari hasil penelitian, tidak didapatkan kejadian kanker serviks pada wanita berusia di bawah 40 tahun dengan paritas tinggi. Dari data yang dikumpulkan, juga didapatkan bahwa Denpasar menjadi tempat asal mayoritas penderita kanker serviks dengan usia di bawah 40 tahun di RSUP Sanglah Denpasar.

DAFTAR PUSTAKA

  • 1.    Kementerian Kesehatan RI. 2010. Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara & Kanker Leher Rahim. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.p. 49-56

  • 2.    Rasjidi, Imam. 2009. Epidemiologi Kanker Serviks. Indonesian Journal of Cancer. [Online] 3(3),   103-108. Tersedia di:

http://indonesianjournalofcancer.org/images/sto

ries/2009/IJoC_2009_3_103.pdf [diunduh: 19 November 2013].

  • 3.    Anggraeni T., Laila N, Catherine, Cecep S., Fitri R., Christin W.,Tofan Utami W., Kartiwa Nuryanto H., Andi Putra D., Hariyono W., Gatot P., Sigit P.,Andrijono, Muhammad Azis F. 2011. Distribution of Age, Stage and Histopathology of Cervical Cancer:   A

Retrospective Study on Patients. Indonesian journal of Obstetry and Gynecology. [Online]35(1),     21-24.     Tersediadi:

http://indonesia.digitaljournals.org/index.php/IJ OG/article/download/998/991[diunduh:26

November 2013]

  • 4.    Mahendra, Nyoman Bayu. 2012.Human

Papilloma Virus. Medicina.  [Online] 43(2),

122-126.             Tersediadi:

http://ojs.unud.ac.id/index.php/medicina/article/ view/5062 [diunduh: 26 November 2013]

  • 5.    Mardjikoen, Prastowo. 2008. Tumor Ganas Alat Genital. Dalam: Winkjosastro, Hanifa; Abdul Bari Saifuddin; Trijatmo Rachimhadhi; editors. Ilmu Kandungan. 2nd ed. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. p. 380390.

  • 6.    Rochmi, Nur. 2011. Waspada kanker Serviks. Kompas.      [Online].      Tersedia      di:

http://www.tempo.co/read/news/2011/03/30/06 0323807/Waspada-Kanker-Servikshtml [diunduh: 26 November 2013].

  • 7.    Louie KS.,Sanjose S., Diaz M., Castellsague X., Herrero R., Meijer CJ., Shah K., Franceschi S., Munoz N., Bosch FX. 2009. Early Age at First Sexual Intercourse and Early Pregnancy are Risk Factors for Cervical Cancer in Developing Countries. British journal of Cancer.[Online] 100,       1191–1197.      Tersedia      di:

http://www.nature.com/bjc/journal/v100/n7/pdf/ 6604974a.pdf [diunduh: 4 Januari 2014]

  • 8.    Chen, Suping H., Sumin W.dkk. 2009. Interactions    of    IL-12A    and    IL-

12BPolymorphisms on the Risk of Cervical Cancer in Chinese Women. Clinical Cancer Research. [Online] 15(1), 400-405. Tersedia di: http://clincancerres.aacrjournals.org/content/15/ 1/400.full.pdf [diunduh: 4 Januari 2014]

  • 9.    Franceschi S., Plummer M., Clifford G., Sanjose S., Bosch X., Herrero R., Munoz N., Vaccarella S,. 2009. Differences in The Risk of Cervical Cancer and Human Papillomavirus Infection by Education Level. British Journal of Cancer. [Online] 101, 865 – 870. Tersedia di: http://www.nature.com/bjc/journal/v101/n5/full /6605224a.html [diunduh: 4 Januari 2014]

  • 10.    International Agency for Research on Cancer. 2003. Pathology and Genetics of Tumours of the Breast and Female Genital Organs. [Online] Lyon, IARC Press. Tersedia di: http://www.iarc.fr/en/publications/pdfs-

4

online/pat-gen/bb4/bb4-chap5.pdf . [diakses: 2 November 2014]

5

http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum