ISSN: 2303-1395

E-JURNAL MEDIKA, VOL. 5 NO.9, SEPTEMBER, 2016

PENGARUH TERAPI BEKAM TERHADAP TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI ESENSIAL DI RUMAH BEKAM DENPASAR MEI-JUNI TAHUN 2014

Bahar Sangkur G1, Dini Nurmuharomah1, Inge Nandya1, Ni Putu Diah1 , Nurtyana Utami1 I Nyoman Sutarsa, MD, MPH2

1Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana 2Ilmu Kedokteran Komunitas-Ilmu Kedokteran Pencegahan, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Email: [email protected]

ABSTRAK

Bekam adalah terapi yang bertujuan membersihkan tubuh dari darah yang mengandung toksin dengan penyayatan tipis atau tusukan-tusukan kecil pada permukaan kulit. Sejauh ini berkembang kepercayaan masyarakat khususnya umat Islam bahwa bekam dapat digunakan sebagai terapi hipertensi, hal ini dikarenakan bekam merupakan terapi yang dianjurkan Nabi Muhammad saw yang dapat mengatasi berbagai macam penyakit. Namun, hingga saat ini data obyektif tentang hal ini belum banyak diteliti lebih jauh. Oleh karena hal tersebut, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menggambarkan dampak terapi bekam terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi esensial yang menjalani bekam di Rumah Bekam Denpasar dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian ini melibatkan 27 sampel penelitian yang berlangsung pada bulan Mei sampai Juni 2014. Dilakukan pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah bekam dengan menggunakan dua jenis tensimeter yang berbeda untuk meminimalisir bias. Hasil yang didapatkan pada penggunaan tensimeter digital menunjukkan rata-rata penurunanan tekanan darah sistole sebesar 8,54 mmHg dan diastole sebesar 5,53 mmHg. Sedangkan pada penggunaan tensimeter air raksa, penurunan rata-rata tekanan darah sistole 7,44 mmHg dan diastole 4,59 mmHg. Kesimpulan pada penelitian ini menunjukkan bahwa bekam dapat menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.

Kata Kunci: bekam, hipertensi, penurunan tekanan darah

ABSTRACT

Cupping is a therapy that aims to rid the body of blood containing toxins by slicing thin or small punctures on the skin surface. So far growing public confidence especially Muslims that cupping could be hypertension therapy based on reason that cupping was the recommended therapeutic from Prophet Muhammad can cope with various diseases. However, nowadays, there is not may evidence based data that support this matter. Regarding of this matter, the study was conducted with the aim to illustrate the impact of cupping therapy on reduction of blood pressure in patients with essential hypertension who underwent cupping at Rumah Bekam Denpasar by using quantitative descriptive approach. This research involving 27 samples from May until June 2014. The blood pressure measurements were taken before and after cupping using two different types of sphygmomanometer to minimize bias. The result showed that there is a decrease in blood pressure in hypertensive patients undergoing cupping, where the use of digital sphygmomanometer blood pressure decrease of 8.54 mmHg for systole and 5.53 mmHg for diastole. While the use of mercury sphygmomanometer, a decrease in blood pressure were obtained at 7.44 mmHg for systole and 4.59 mmHg for diastole. Conclusion on this study showed that cupping can decrease the blood pressure on patients with hypertension.

Keywords: Cupping, hypertension, blood pressure reduction

PENDAHULUAN

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana dijumpai tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg. Kategori hipertensi ada dua, yaitu hipertensi primer atau hipertensi esensial dan hipertensi sekunder 1-4

Kasus hipertensi sangat sering dijumpai diberbagai belahan dunia. Menurut WHO pada tahun 2013 prevalensi hipertensi dunia mencapai 29,2% pada laki-laki dan 24,8%.5 Di Indonesia prevalensi hipertensi pada tahun 2013 menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sebesar 26,5%.6-8

1

Sedangakan di Provinsi Bali, data dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali menyebutkan hipertensi merupakan penyakit nomor empat dari pola 10 besar penyakit pada pasien di puskesmas dengan jumlah kasus 108.295 pada tahun 2013. 9

Pengobatan non farmakologis atau non medis sebagai pengobatan alternatif diharapkan dapat menekan biaya pengobatan. Terdapat berbagai macam jenis pengobatan atau terapi non farmakolologis yang bisa digunakan sebagai alternatif salah satunya yaitu bekam. Bekam atau hijamah (bahasa lainnya canduk, kop, cupping) adalah terapi yang bertujuan membersihkan tubuh dari darah yang mengandung toksin dengan penyayatan tipis atau tusukan-tusukan kecil pada permukaan kulit. 10

Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh terapi bekam terhadap tekanan darah pasien hipertensi esensial di Kota Denpasar. Salah satu luaran utama dari penelitian ini adalah tersedianya data yang valid dan reliabel berkaitan dengan outcome pasien hipertensi esensial yang mendapatkan terapi bekam, sehingga dapat diketahui potensi bekam sebagai alternative klinis untuk pengobatan hipertensi esensial pada pasien dewasa.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini dilakukan di Rumah Bekam Denpasar, Jalan Letda Ngurah Putra no 2, Yangbatu, Desa Dangin Puri Klod, Kecamatan Denpasar Timur, Denpasar selama 3 bulan yaitu bulan Mei 2014 sampai Juli 2014.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif untuk menggambarkan dampak terapi bekam terhadap tekanan darah pada pasien hipertensi esensial yang menjalani bekam di Rumah Bekam Denpasar.

Data yang digunakan berupa data primer, dimana data primer merupakan data yang berupa hasil

pengukuran tekanan darah sebelum dan setelah pasien melakukan terapi bekam.

Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah semua pasien hipertensi yang datang untuk terapi bekam di Rumah Bekam Denpasar.

Sampel penelitian adalah pasien hipertensi yang datang untuk terapi bekam di Rumah Bekam Denpasar yang datang pada bulan Mei 2014 sampai Juli 2014 yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian.

Tahapan pelaksanaan meliputi persiapan perizinan penelitian ke dinas- dinas terkait, koordniasi dengan Rumah Bekam Denpasar sebagai tempat dilakukan penelitian, inform consent sampel penelitian, pengambilan data, analisis data, dan penulisan laporan penelitian.

Data yang dikumpulkan melalui penelitian ini meliputi karakteristik pasien dan jenis hipertensi pasien yang dilakukan melalui anamnesis dan kuisoner. Kemudian data tekanan darah pasien sebelum dan setelah melakukan terapi bekam di dapatkan dengan melakukan tensi menggunakan tensimeter raksa dan tensimeter digital, penggunaan dua jenis tensimeter dilakukan untuk meminimalisir bias.

Analisis dilakukan untuk melihat perbedaan rata-rata tekanan darah pasien sebelum dan setelah menjalani terapi bekam. Data tentang rata-rata penurunan tekanan darah sebelum dan setelah bekam juga didokumentasikan untuk menganalisis potensi dampak klinis terapi bekam dalam penatalaksanaan hipertensi esensial pasien dewasa.

HASIL DAN DISKUSI

Penelitian yang melibatkan 27 sampel yang terdiri dari 15 orang laiki- laki dan 12 orang perempuan ini mendapat hasil sebagai berikut yang disajikan pada tabel 1 dan tabel 2 berikut.

Tabel. 1 Hasil Pengukuran Tekanan Darah Hipertensi Essensial Menggunakan Tensimeter Digital

Jumlah Sampel (n)            Rerata Tekanan Darah           Rerata Tekanan Darah

Sebelum Bekam (Mmhg)         Setelah Bekam (Mmhg)

Sistole             Diastole             Sistole        Diastole

Perempuan Laki – Laki Total Sampel

(n = 12)         152,3               92,3               142,5          88,54

(n= 15)         148,9              96,5              141,4         89,56

(n = 27)        150,42             94,64             141,88        89,11

Tabel. 2 Hasil Pengukuran Tekanan Darah Hipertensi Essensial Menggunakan Tensimeter Raksa

Jumlah sampel (n)          Rerata Tekanan Darah           Rerata Tekanan Darah

Sebelum Bekam (Mmhg)         Setelah Bekam (Mmhg)

Sistole            Diastole             Sistole         Diastole

Perempuan Laki – Laki Total Sampel

(n = 12)       149,41            97,91             139,79         89,75

(n= 15)       142,57            94,43             136,87         92,70

(n = 27)       145,61            95,98             138,17         91,39

Dari tabel 1 didapatkan penurunan rerata mmhg serta tekanan darah diastole dari 92,3 mmhg tekanan darah pada sampel perempuan yaitu rerata menjadi 88,54 mmhg. Untuk sampel lakil-laki tekanan sistole dari 152,3 mmhg menjadi 142,5 didapatkan penurunan rerata tekanan darah sistole

dari 148,9 mmhg menjadi 141,4 mmhg. Dan untuk rerata tekanan darah diastole pada sampel laki-laki juga mngalami penurunan yaitu dari 96,5 mmhg menjadi 89,56 mmhg. Dimana data pada tabel 1 diambil menggunakan tensimeter digital.

Dari tabel 2 didapatkan penurunan rerata tekanan darah pada sampel perempuan yaitu rerata tekanan sistole dari 149,41 mmhg menjadi 139,79 mmhg serta tekanan darah diastole dari 97,91 mmhg menjadi 89,75 mmhg. Untuk sampel lakil-laki didapatkan penurunan rerata tekanan darah sistole dari 142,57 mmhg menjadi 136,87 mmhg. Dan untuk rerata tekanan darah diastole pada sampel laki-laki juga mngalami penurunan yaitu dari 94,43 mmhg menjadi 92,70 mmhg. Dimana data pada tabel 1 diambil menggunakan tensimeter raksa.

Dari hasil analisis deskriptif didapatkan adanya perbedaan tekanan darah pada pasien hipertensi esensial sebelum menjalani terapi bekam dan sesudah menjalani terapi bekam, dimana pada penggunaan tensimeter digital penurunanan tekanan darah sistole sebesar 8,54 mmHg dan diastole sebesar 5,53 mmHg. Sedangkan pada penggunaan tensimeter air raksa, penurunan tekanan darah sistole yang didapatkan sebesar 7,44 mmHg dan diastole sebesar 4,59 mmHg. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh dari terapi bekam terhadap penurunan tekanan darah yang didapatkan dari sampel penelitian.

SIMPULAN

Pada penelitian ini disimpulkan bahwa terapi bekam dapat menurunkan tekanan darah pasien hipertensi. Penelitian selanjutnya diharapkan akan dikembangkan dengan melakukan penelitian terhadap titik- titik bekam pada tubuh yang paling berpengaruh pada penurunan tekanan darah. Diharapkan kedepannya terapi bekam dapat menjadi terapi alternative untuk menurunkan tekanan darah pada pasien-pasien hipertensi essensial sebagai tambahan terapi selain terapi medis yang diberikan di rumah sakit dan instansi kesehatan terkait.

DAFTAR PUSTAKA

  • 1.    World Health Organization (WHO). International society of hypertension statement on management of hypertension. JHypertension 2003;21:1983-1992

  • 2.    Chobanian AV et al. Seventh report of the joint national committee on prevention, detection, evaluation, and treatment of high blood pressure. JAMA 2003; 289: 2560-2572

  • 3.    Dosh SA. The diagnosis of essential and secondary hypertension in adults. JFarm Pract 2001;50;707-712

  • 4.    Vasan RS et al. Impact of high normal blood pressure on the risk of cardiovascular disease. NEJM 2001;345:1291-1297

  • 5.    World Health Organization.  World  health

statistic 2013. Italy: WHO; 2014. 117p.

  • 6.    Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil data kesehatan Indonesia tahun 2013. Jakarta: Kemkes RI; 2014.163p.

  • 7.    Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Riset kesehatan dasar tahun 2013. Jakarta: Depkes RI; 2014. 89p.

  • 8.    Rahajeng W dan Tumimah S. Prevalensi Hipertensi dan Determinannya di Indonesia. Majalah Kedokteran Indonesia. 2009;  59(12):

580-587

  • 9.    Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Profil kesehatan provinsi Bali tahun 2013. Denpasar: Dinkes Prov Bali. 2014. 21p.

  • 10.    Yasin, S. A. Bekam sunnah nabi dan mukjizat medis.. Cetakan VIII. Jakarta: Al-Qowam. 2007

3

http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum