SIKAP REMAJA PUTRI SMA TERHADAP KEHAMILAN USIA DINI DI DESA PANCASARI, KECAMATAN SUKASADA, KABUPATEN BULELENG

Putu Dyah Laksmi Dewi P.1, Ni Luh Putu Ariastuti2

  • 1Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

2

  • 2Bagian/SMF Ilmu Kedokteran Komunitas dan Ilmu Kedokteran Pencegahan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

ABSTRAK

Kehamilan usia dini merupakan masalah yang dihadapi oleh remaja putri di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, tercatat 25 kasus kehamilan usia dini selama periode tahun 2013-2014. Sebagian besar adalah remaja putri yang baru menamatkan pendidikan SMA/SMK. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk mengetahui gambaran sikap remaja putri SMA terhadap kehamilan usia dini dengan menggunakan metode studi potong lintang. Sampel pada penelitian ini berasal dari kelas X, XI, dan XII di dua SMA/SMK di Desa Pancasari yang dipilih dengan metode simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner angket yang dibagikan kepada 150 responden, dimana data dari 129 responden dianalisis setelah melewati proses data cleaning. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden (n=68, 52,7%) memiliki sikap negatif terhadap kehamilan usia dini. Dilihat dari per item sikap terhadap kehamilan usia dini, sebagian besar responden bersikap positif terhadap penerimaan terhadap kehamilan usia dini, dan bersikap negatif terhadap intensi terhadap kehamilan usia dini, perilaku seksual remaja, pemakaian kondom, dan tindakan aborsi.

Kata kunci: kehamilan usia dini, remaja putri SMA, sikap negatif

THE ATTITUDE OF SENIOR HIGH SCHOOL GIRLS TOWARDS ADOLESCENT PREGNANCY AT PANCASARI VILLAGE, SUKASADA SUBDISTRICT, BULELENG REGENCY

ABSTRACT

Adolescent pregnancy is a major problem faced by girls in every country, including Indonesia. There were 25 cases of adolescent pregnancy in 2013-2014 at Pancasari village, Sukasada subdistrict. Most of them were fresh-graduated from senior high school. This study conducted to describe the attitude of senior high school girls towards adolescent pregnancy using cross-sectional method. The sample was drawn using simple random sampling involving students at grade X, XI and XII at two senior high schools at Sukasada village. The data was collected from self-administered questionnaire filled by 150 respondents. After data cleaning, only data from 129 respondens were analized. This study’s results shown more than half of respondents (n=68, 52,7%) had negative attitude towards adolescent pregnancy in general. Most of respondents showed they could tolerate adolescent pregnant. Meanwhile, most of respondents showed rejection towards intention of adolescent pregnancy, sexual behavior, condom using and abortion.

Keywords: adolescent pregnancy, senior high school girl, negative attitude

PENDAHULUAN

Kehamilan usia dini (adolescent pregnancy), meliputi kehamilan yang diinginkan ataupun tidak diinginkan, yang terjadi pada usia 15-19 tahun, adalah salah satu permasalahan yang dihadapi oleh remaja putri.1 Setiap tahunnya terdapat 16 juta kasus kehamilan usia dini yang berkontribusi terhadap 11% total kelahiran di seluruh dunia.1,2 Kehamilan usia dini juga berkontribusi besar terhadap angka kematian ibu dan anak.1

Di wilayah kerja Puskesmas Sukasada II, Kabupaten Buleleng tercatat sebanyak 77 kunjungan kehamilan usia dini pada tahun 2013.

Di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, terdapat 25 kasus kehamilan usia dini sejak periode Januari 2013-Oktober 2014. Sebagian besar (68%) merupakan remaja putri yang baru saja tamat SMA/SMK dengan rentang usia 1819 tahun.

Informasi tentang sikap remaja terhadap kehamilan usia dini sangat penting untuk dapat memahami fenomena tersebut. Akan tetapi, penelitian terkait sikap remaja putri SMA terhadap kehamilan usia dini di Desa Pancasari belum pernah dilakukan sebelumnya.

METODE PENELITIAN

Penelitian deskriptif ini dilakukan di 1 SMA dan 1 SMK di yang terletak di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng menggunakan metode studi potong lintang.

Sebanyak 150 responden dipilih secara acak dengan metode simple random sampling di masing-masing kelas X, XI, dan XII untuk mengisi kuesioner angket. Data yang berasal dari 129 responden dianalisis dengan perangkat lunak SPSS Windows 16.0 setelah melalui proses data cleaning.

Kuesioner pada penelitian ini merupakan kuesioner yang dimodifikasi dari materi pada Buku Suplemen Bahan Ajar Strategi Ekoparma Kesehatan Reproduksi Remaja dan dari kuesioner penelitian sejenis yang dilakukan oleh Dian dan Lubis pada tahun 2012.2,3.

Penilaian sikap terhadap kehamilan usia dini pada penelitian ini menggunakan skala Likert. Nilai rata-rata skor sikap didapatkan sebesar 2,22±0,34 SD. Kriteria sikap positif dan sikap negatif terhadap kehamilan usia dini masing-masing diberikan pada jumlah skor ≥2,2 dan <2,2.

HASIL PENELITIAN

Usia rata-rata responden dalam penelitian ini adalah 15,94±0,891 SD tahun. Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan cukup terkait kehamilan usia dini (n=68, 52,7%), yang disusul oleh tingkat pengetahuan baik (n=45, 43,4%), dan tingkat pengetahuan kurang (n=5, 3,9%). Sebagian besar responden (n=68, 52,7%) menunjukkan sikap negatif terhadap kehamilan usia dini, menyisakan 61 responden atau 47,3% dengan sikap positif.

Tabel 1. Karakteristik Demografis Responden

Karakteristik

Frekuensi (%)

Usia (tahun) 14

2 (1,6)

15

46 (35,7)

16

42 (32,6)

17

36 (27,9)

18

3 (2,3)

Kelas          X

59 (45,7)

XI

39 (30,2)

XII

31 (24,0)

Tabel 2. Proporsi Item Sikap Remaja Putri SMA terhadap Kehamilan Usia Dini

Item Sikap terhadap Kehamilan Usia Dini

Kriteria Sikap

Positif (F/%)

Negatif (F/%)

Penerimaan terhadap kehamilan usia dini

73 (56,6)

56 (43,4)

Intensi terhadap kehamilan usia dini

40 (31,0)

89 (69,0)

Perilaku seksual remaja

59 (45,7)

70 (54,3)

Pemakaian kondom

41 (31,8)

88 (68,2)

Tindakan aborsi

18 (14,0)

111 (86,0)

PEMBAHASAN

Pengetahuan adalah faktor penting yang mempengaruhi sikap.4,5 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan yang cukup terkait kehamilan usia dini (52,7%). Penelitian sejenis yang dilakukan pada remaja putri SMP di Kota Denpasar pada tahun 2012 menunjukkan sebagian besar responden mereka (98,6%) memiliki tingkat pengetahuan baik terkait kehamilan usia dini.2

Perbedaan hasil penelitian dapat berkaitan dengan beberapa faktor. Pertama, kesimpulan sebanyak 98,6% responden memiliki tingkat pengetahuan baik pada penelitian tersebut didasarkan pada jumlah responden yang menjawab benar pada 1 soal pengetahuan, yaitu usia menstruasi. Pada penelitian ini, kategori tingkat pengetahuan baik

diberikan pada ≥70%, tingkat pengetahuan cukup pada 50%-69%, dan tingkat pengetahuan kurang pada <50% soal terjawab benar untuk setiap responden.

Kedua, akses terhadap sumber informasi yang lebih mudah dijangkau remaja di wilayah perkotaan dibandingkan dengan di wilayah pedesaan. Sumber informasi tersebut dapat meliputi internet dan kegiatan penyuluhan, baik yang berasal dari pihak sekolah, seperti pelajaran kesehatan reproduksi, dan pihak luar sekolah, seperti penyuluhan dari kalangan mahasiswa dan LSM.

Sikap merupakan kesediaan atau kesiapan untuk berperilaku.4 Sikap negatif didefinisikan sebagai sikap yang menolak, menentang, atau ketidaksetujuan terhadap suatu objek. Hal yang sebaliknya berlaku pada sikap positif. Pada penelitian

ini, sebagian besar responden (52,7%) menunjukkan sikap negatif terhadap kehamilan usia dini. Hasil penelitian Fengxue dkk7 juga memperlihatkan hasil yang serupa.

Pada item sikap penerimaan terhadap kehamilan usia dini, nampak bahwa lebih dari separuh responden (56,6%) menerima fenomena kehamilan usia dini. Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian Fengxue dkk6 yang menyatakan bahwa sebagian besar respondennya tidak dapat menerima kehamilan usia dini karena dianggap sebagai kehamilan yang tidak diinginkan.

Penerimaan terhadap fenomena kehamilan usia dini ditunjukkan dengan preferensi mendukung sikap tidak menjauhi remaja putri yang mengalami kehamilan usia dini dan sikap yang menganggap bahwa lingkungan di sekitar responden (keluarga, masyarakat, dan sekolah) juga mampu menerima fenomena kehamilan usia dini tersebut.

Hasil pada penelitian ini dapat dikaitkan dengan beberapa faktor, salah satunya adalah kebiasaan untuk menikah dan hamil di usia remaja yang masih berlangsung di wilayah pedesaan di Indonesia.7,8 Faktor

lainnya berkaitan dengan pernyataan pada kuesioner dalam penelitian ini yang hanya menyatakan kehamilan pada rentang usia 15-19 tahun, terlepas dari status menikah ataupun belum menikah, dan masih sekolah ataupun tidak sekolah.

Pada item pemakaian kondom, sebagian besar responden (68,2%) bersikap menentang pemakaian kondom sebagai pencegahan kehamilan usia dini. Pemakaian kondom sendiri dapat mencegah kehamilan usia dini. Akan tetapi, jika pernyataan tersebut disetujui, hal tersebut justru menunjukkan sikap menerima perilaku seksual remaja yang berisiko tinggi, yaitu hubungan badan di usia remaja. Sedangkan sebagian besar responden (54,3%) tidak menerima berbagai bentuk perilaku seksual remaja.

Dilihat dari tingkat risiko perilaku seksual remaja, sebagian besar responden (55,8%) menentang perilaku seksual remaja risiko rendah, yang meliputi berkhayal akan kegiatan seksual, berpacaran, berpegangan tangan, dan berpelukan. Perilaku seksual remaja berisiko tinggi, seperti berciuman hingga berhubungan badan juga ditentang

oleh lebih dari separuh responden (62%).

Hasil ini juga serupa dengan hasil penelitian Dian dan Lubis yang menunjukkan bahwa sebagian besar responden menolak perilaku seksual meliputi meraba-raba dada, petting, seks anal, seks oral, dan penetrasi 2 atau hubungan badan.2

Pada penelitian ini sebagian besar responden (86,0%) tidak menerima tindakan aborsi. Sedangkan pada penelitian Fengxue dkk di Thailand menunjukkan sebagian besar responden mereka (56,7%) menyetujui tindakan aborsi pada kehamilan usia dini.6

Hasil pada penelitian ini dapat berkaitan dengan peraturan hukum di Indonesia yang menyatakan tindakan aborsi tanpa indikasi medis adalah tindakan ilegal. Tindakan aborsi juga ditentang oleh seluruh agama di Indonesia yang dapat mempengaruhi sikap remaja tersebut.

Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini menggabungkan 2 bentuk perilaku petting, yaitu perabaan payudara dan alat kelamin dalam 1 pernyataan yang sama pada kuesioner. Kedua bentuk perilaku

tersebut memiliki tingkatan risiko yang berbeda terhadap kehamilan usia dini yang mempengaruhi preferensi sikap perilaku seksual remaja dalam penelitian ini.

SIMPULAN

Sebagian besar remaja putri SMA di Desa Pancasari menunjukkan sikap negatif terhadap kehamilan usia dini secara umum. Dilihat dari per item sikap terhadap kehamilan usia dini, sebagian besar responden bersikap positif terhadap penerimaan terhadap kehamilan usia dini, dan bersikap negatif terhadap intensi terhadap kehamilan usia dini, perilaku seksual remaja, pemakaian kondom, dan tindakan aborsi.

DAFTAR PUSTAKA

  • 1.    WHO. 2014. Adolescent Pregnancy. (Diunduh 15 Oktober 2014). Tersedia dari: http://www.who.int/mediacen tre/factsheets/fs364/en/

  • 2.    Dian DAKD, Lubis DSM. Tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri terhadap kehamilan usia dini di kota Denpasar. Indonesian

Journal of Public Health. 2012;1(1):63-8.

  • 3.    Citrawathi, DM. 2014. Buku Suplemen Bahan Ajar Strategi Ekoparma Kesehatan Reproduksi        Remaja.

Denpasar: Program Doktor Universitas Udayana.

  • 4.    Notoadmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Riheka Cipta.

  • 5.    Amrillah, A. Hubungan anatara pengetahuan seksualitas dan kualitas komunikasi orang tua-anak dengan perilaku seksual pranikah. Indonesian Journal of Public Health. 2007;2(3):54-8.

  • 6.    Fengxue Y, dkk. Attitudes towards           adolescent

pregnancy, induced abortion and supporting health

services among high school students in Phuttamonthon district, Nakhon Pathom province, Thailand. J of Public H & Dev. 2003;1(1):25-32.

  • 7.    Simbolon D, Aini N. Kehamilan usia remaja prakondisi dampak status gizi terhadap berat lahir bayi di kabupaten Rejang Lebing provinsi          Bengkulu.

Disampailkan pada Prosiding Seminar           Nasional

Kependudukan Jember 16 November 2013.

  • 8.    Sastrawinata, US. Gambaran epidemiologi          klinik

kehamilan remaja di RS Immanuel Bandung. Jurnal Fakultas        Kedokteran

Universitas          Kristen

Maranatha. 2005;5(3):70-85.

LAMPIRAN

Tabel 3. Proporsi Pilihan Pernyataan Sikap Remaja Putri SMA terhadap

Kehamilan Usia Dini

Pilihan

No.

Item Pernyataan Sikap

Sangat Setuju (F/%)

Setuju (F/%)

Tidak Setuju (F/%)

Sangat Tidak Setuju (F/%)

1.

Perempuan yang hamil di usia 15-19

1

53

47

28

tahun tidak akan dijauhi di keluarga

(0,8)

(41,1)

(36,4)

(21,7)

2.

Perempuan yang hamil di usia 15-19

2

44

61

22

tahun tidak akan dijauhi di banjar

(1,6)

(34,1)

(47,3)

(17,1)

3.

Perempuan yang hamil di usia 15-19

24

57

35

13

tahun akan dijauhi di sekolah

(18,6)

(44,2)

(27,1)

(10,1)

4.

Akan menjauhi perempuan yang

5

20

77

27

hamil di usia 15-19 tahun

(3,9)

(15,5)

(59,7)

(20,9)

5.

Hamil di usia 15-19 tahun memalukan

77

42

4

6

(59,7)

(32,6)

(3,1)

(4,7)

6.

Akan kecewa jika hamil di usia 15-19

97

24

3

5

tahun

(75,2)

(18,6)

(2,3)

(3,9)

7.

Tidak akan sedih jika hamil di usia

3

3

26

97

15-19 tahun

(2,3)

(2,3)

(20,2)

(75,2)

8.

Tidak akan cemas jika hamil di usia

1

2

25

101

15-19 tahun

(0,8)

(1,6)

(19,4)

(78,3)

9.

Akan bahagia jika hamil di usia 15-19

0

3

32

94

tahun

(0,0)

(2,3)

(24,8)

(72,9)

10.

Tidak akan dijauhi keluarga jika hamil

3

32

64

30

di usia 15-19 tahun

(2,3)

(24,8)

(49,6)

(23,3)

11.

Akan dijauhi masyarakat di banjar jika

11

54

46

18

hamil di usia 15-19 tahun

(8,5)

(41,9)

(35,7)

(14,0)

12.

Akan dijauhi disekolah jika hamil di

14

59

37

19

usia 15-19 tahun

(10,9)

(45,7)

(28,7)

(14,7)

13.

Keinginan untuk berhubungan badan

1

21

42

65

atau keinginan seksual hal yang wajar

(0,8)

(16,3)

(32,6)

(50,4)

14.

Menghindari pacaran saat remaja

21

46

46

16

untuk mencegah kehamilan di usia 1519 tahun

(16,3)

(35,7)

(35,7)

(12,4)

15.

Tidak perlu menghindari berkhayal

12

31

48

38

hubungan badan/hubungan seksual untuk mencegah kehamilan di usia 1519 tahun

(9,3)

(24,0)

(37,2)

(29,5)

16.

Berpegangan tangan saat berpacaran

7

23

77

22

hal yang tidak wajar

(5,4)

(17,8)

(59,7)

(17,1)

17.

Berpelukan saat berpacaran hal yang

12

85

25

7

wajar

(9,3)

(65,9)

(19,4)

(5,4)

18.

Berciuman     kening/pipi     saat

berpacaran hal yang wajar

11

(8,5)

84

(65,1)

29

(22,5)

5 (3,9)

19.

Berciuman bibir/lidah saat berpacaran hal yang tidak wajar

28

(21,7)

65

(50,4)

31 (24,0)

5 (3,9)

20.

Berciuman di area leher saat berpacaran hal yang tidak wajar

37

(28,7)

65

(50,4)

25

(19,4)

2 (1,6)

21.

Dicium di area payudara saat berpacaran hal yang tidak wajar

54

(41,9)

53

(41,1)

12

(9,3)

10

(7,8)

22.

Dirabanya payudara ataupun alat kelamin selama masih berpakaian saat berpacaran hal yang wajar

1 (0,8)

3

(2,3)

37

(28,7)

88

(68,2)

23.

Dirabanya payudara ataupun alat kelamin selama masih berpakaian separuh badan ataupun telanjang saat berpacaran hal yang tidak wajar

81

(62,8)

36

(27,9)

6

(4,7)

6

(4,7)

24.

Dimasukkannya alat kelamin laki-laki kedalam lubang pantat saat berpacaran hal yang tidak wajar

89 (69,0)

30

(23,3)

4

(3,1)

6

(4,7)

25.

Dimasukkannya alat kelamin laki-laki kedalam mulut saat berpacaran hal yang wajar

1 (0,8)

0 (0,0)

20

(15,5)

108

(83,7)

26.

Mulut laki-laki bersentuhan dengan alat kelamin saat berpacaran hal yang tidak wajar

90

(69,8)

24

(18,9)

5

(2,3)

10

(7,8)

27.

Masuknya alat kelamin laki-laki kedalam alat kelamin saat berpacaran hal yang wajar

0 (0,0)

2 (1,6)

20

(15,5)

107

(82,9)

28.

Masuknya cairan mani kedalam kelamin saat berpacaran hal yang tidak wajar

86

(66,7)

27

(20,9)

3

(2,3)

13

(10,1)

29.

Pemakaian kondom saat berpacaran untuk mencegah kehamilan di usia 1519 tahun hal yang wajar

6

(4,7)

35

(27,1)

25

(19,4)

63

(48,8)

30.

Tindakan aborsi pada kehamilan di usia 15-19 tahun hal yang wajar

2

(1,6)

2

(1,6)

14

(10,9)

111 (86,0)