Pattern Of Perception And Public Participation In The Management Of Household Waste And Waste Banks In The District Of East Denpasar, Bali Province
on
ECOTROPHIC • VOLUME 11 NOMOR 2 TAHUN 2017
p-ISSN: 1907-5626, e-ISSN: 2503-3395
POLA PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN BANK SAMPAH DI KECAMATAN DENPASAR TIMUR PROVINSI BALI
Murdiman1*), Made Sudiana Mahendra2), I Made Adhika3)
-
1) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Surabaya
-
2) Fakultas Pertanian Universitas Udayana
-
3) Fakultas Teknik Universitas Udayana
*Email: [email protected]
ABSTRACT
PATTERN OF PERCEPTION AND PUBLIC PARTICIPATION IN THE MANAGEMENT OF HOUSEHOLD WASTE AND WASTE BANKS IN THE DISTRICT
OF EAST DENPASAR, BALI PROVINCE
Efforts to reduce of waste generated by the community requires awareness, participation and cooperation among stakeholders. Denpasar Government implement strategies to manage waste handling and hygiene can be handled in each region. This step requires the integration between the systems of waste management, legal framework and clear support to be able to walk well, effectively and efficiently. On one hand, the management of solid waste management, especially those involving real role of the community, not separated from the support of government, private sector and society itself. This study was designed using descriptive analysis of qualitative and interpretative. Data was obtained through data collection techniques. Interpretative with reference to the theory and frame of mind, in order to obtain an understanding of the data in accordance with the purpose of research. Data that have been collected from questioner lets further processed and analyzed by using Likert scale and then draw conclusions, resulting descriptive data to observe the household waste management system based Waste Bank in East Denpasar District. In principle, it was observed that the principle of the 3R (reduce, reuce, and recycle) has been applied substantially in the management of household waste bins bank based in East Denpasar District involving the community. The role of the community looked to their participation in the environmental clean-up activities, including composting, biopore and willingness to be come a member of waste bank. The results showed that (1) the perception of the community in the management of household waste is categorized as good with an average score of 3,83 (2) community participation in the management of household waste bank-based garbage in both categories with an average score of 3,68, then used as a basis in determining strategies for the management of household waste bank based in East Denpasar District.
Keywords: waste management, publicsperception, publics participation, management strategy
persampahan yaitu merubah persepsi masyarakat terhadap pengelolaan sampah yang tertib, lancar dan merata, merubah kebiasaan masyarakat dalam pengelolaan sampah yang kurang baik dan faktor-faktor sosial, struktur dan budaya setempat. Menurut Notoatmodjo (2007), dari segi kualitas, partisipasi atau peran serta masyarakat penting sebagaiinput atau masukan dalam rangka pengambilan keputusan/kebijakan, strategi untuk memperoleh dukungan dari masyarakat sehingga kredibilitas dalam mengambil suatu keputusan akan lebih baik, komunikasi bahwa pemerintah memiliki tanggung jawab untuk menampung pendapat, aspirasi dan concern masyarakat, media pemecahan masalah untuk mengurangi ketegangan dan memecahkan konflik untuk memperoleh konsensus.
Timbulan sampah di Kota Denpasar tahun 2015 diperkirakan mencapai 3.238,50 m3/hari, seluruhnya
bersumber dari sampah rumah tangga (SLHD Denpasar, 2015). Jumlah yang cukup besar karena angka ini diperkirakan semakin meningkat setiap tahunnya, seiring pertambahan penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis, serta karakteristik sampah yang semakin beragam. Dari jumlah timbulan sampah 3.238,50 m3/hari yang dihasilkan, hanya sekitar 161 m3yang terserap menjadi kompos.
Produksi sampah Kecamatan Denpasar Timur, dari sekitar 558,34 m3 sampah anorganik per hari, sebanyak 72 persen masih belum dikelola atau diolah secara maksimal menjadi produk bernilai ekonomis. Sebagai realisasi peraturan daerah tentang pengelolaan sampah tersebut, serta untuk mengatasi menumpuknya sampah anorganik, salah satu program yang diharapkan dapat mengurai permasalahan sampah, pemerintah Kota Denpasar menggalakkan program bank sampah di Kecamatan Denpasar Timur. Bank sampah ini menampung sampah anorganik yang dihasilkan oleh masyarakat dari segala jenis sampah mulai dari plastik, alumunium, seng, kertas, besi, tembaga, kuningan hingga botol kaca. Data dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Denpasar (2014) menunjukkan bahwa Kecamatan Denpasar Timur memiliki jumlah bank sampah 9 unit dan memiliki jumlah anggota yaitu 1.774 orang.
pengelolaan sampah, seperti pemilahan sampah, penyerahan sampah ke bank sampah, penimbangan sampah, pencatatan hasil penjualan sampah yang diserahkan ke dalam buku tabungan, dan bagi hasil penjualan sampah antara penabung dan pelaksana.
Pemilihan lokasi penelitian ini atas pertimbangan kondisi nyata dari lokasi penelitianantara lain konsekuensi perkembangan wilayah khususnya Kecamatan Denpasar Timur telah memicu meningkatnya jumlah penduduk, pendapatan dan tingkat konsumsi, yang juga meningkatkan volume timbulan sampah. Hal ini juga menyebabkan terjadi pencemaran lingkungan, pemandangan yang kumuh, bau busuk beberapa titik lokasi di Kecamatan Denpasar Timur. Keberadaan TPA Regional Sarbagita di Suwung dirasakan tidak memberikan manfaat secara langsung dan merata kepada masyarakat khususnya yang berada di Kecamatan Denpasar Timur. Keberadaan bank sampah yang sejalan dengan program Pemerintah Kota Denpasar telah dirasakan manfaat langsung oleh masyarakat di Kecamatan Denpasar Timur.
-
A. Jenis Data
-
1) Data Kuantitatif
Dalam penelitian ini data kuantitatif yang dipaparkan dalam bentuk angka-angkayang diperoleh dari penelitian langsung, yaitu jumlah penduduk dan volumetimbulan sampah di Kecamatan Denpasar Timur, Provinsi Bali.
-
2) Data Kualitatif
Data yang bersifat kualitatif adalah data yang didapatkan dari responden yangtidak berbentuk angka melainkan hanya berupa keterangan dan informasi untukmelengkapi dalam interprestasi data, yaitu uraian pertanyaan kepada respondenyang dipergunakan untuk memberikan penjelasan tentang karakteristik dan datalainnya yang sifatnya mendukung penelitian ini. Penggunaan data kualitatif inidimaksudkan untuk memperoleh klarifikasi data dari fenomena atau masalahyang akan diteliti.
-
B. Sumber Data
-
1) Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung darisumber serta tidak melalui perantara (Sangadji dan Sopiah, 2010). Data primer yang dipergunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menyebarkan kuisioner mengenai persepsi dan partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan sampah berbasis bank sampah di Kecamatan Denpasar Timur serta di dukung hasil wawancara terstruktur langsung dari informan.
Informan digunakan untuk menggali lebih jauh tentang pengelolaan bank sampah di Kecamatan Denpasar Timur. Sebagai sumber data perseorangan yang diwawancarai adalah orang-orang yang memiliki kompetensi untuk memberikan jawaban atau keterangan yang relevan dengan tema penelitian. Pengambilan data dilakukan melalui observasi dan wawancara mendalam.
-
2) Sumber Data Sekunder
Sangadji dan Sopiah (2010) lanjut menjelaskan bahwa data sekunder umumnya tidak dirancang secara spesifik untuk memenuhi kebutuhan penelitian tertentu. Sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari publikasi resmi, seperti DinasPekerjaan Umum Provinsi Bali, UPT. Pengelolaan Sampah, perpustakaan Universitas Udayana, perpustakaan lingkungan, Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Bali dan Nusra, serta Dinas Kebersihandan Pertamanan Kota Denpasar.
Instrumen penelitian yang diperlukan dalam penelitian ini adalah berupapedoman wawancara (interview guide) yang mengacu kepada tujuan penelitian. Selain itu, untuk mendapatkan data sekundernya diperoleh dengan cara mencatat data yang diperlukan, yang bersumber dari berbagai dokumen yang relevan dengan tujuan penelitian.
Penentuan subjek penelitian atau informan dalam penelitian ini adalah ditentukan dengan teknik purposive sampling, yaitu teknik sampling yang digunakan peneliti jika memiliki pertimbangan tertentu dalam pengambilan sampelnya (Idrus, 2007). Cara menentukan informan seperti ini didasarkan kepada informan yang mempunyai pengetahuan tentang keberadaan Bank Sampah diKecamatan Denpasar Timur. Subjek yang diteliti terdiri atas
beberapa kelompok, maka penentuan informan didasarkan atas ciri-ciri dan sifat-sifat dari subjek yang diteliti. Masyarakat yang diambil sebagai informan sebanyak 12 orang, terdiri atas:
-
1. Masyarakat dari kelompok yang tempat tinggalnya tidak berdekatan secara langsung dengan TPA dalam hal ini masyarakat yang tempat tinggalnya jauh dari TPA, tetapi masih berada di lingkungan Kecamatan Denpasar Timur.
-
2. Pemerintah yang dimaksud adalah Pemerintahan Desa, baik Desa Dinas maupun Desa Adat di Kecamatan Denpasar Timur, serta Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Denpasar.
Wawancara dalam kaitannya dengan penelitian ini merupakan usaha untuk mengumpulkan keterangan-keterangan tentang kehidupan manusia dalam suatu masyarakat beserta pandangan-pandangannya yang sekaligus dipakai sebagai alat bantu observasi (Kuntjaraningrat, 1985). Menurut Bungin (2004), wawancara adalah proses percakapan dengan maksud untuk mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, motivasi, perasaan dan sebagainya yang dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dengan orang yang diwawancarai (interviewee). Kuesioner digunakan untuk mendapatkan data terkait persepsi masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga di Kecamatan Denpasar Timur dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga berbasis Bank Sampah. Roscoe (1975) dalam Uma Sekaran( 1992: 252 ) memberikan pedoman penentuan jumlah sampel sebaiknya ukuran sampel di antara 30 sampai 500 elemen. Jika sampel dipecah lagi ke dalam subsampel (laki/ perempuan, SD/SLTP/SMU, dan sebagainya), jumlah minimum subsampel harus 30.
-
2.6.2. Observasi
Metode observasi juga digunakan sebagai metode utama selain wawancara tidak terstruktur,
Tabel 1 Instrumen Penelitian
No. |
Pertanyaan |
Metode Penelitian |
Instrumen |
1. |
Persepsi masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga di Kecamatan Denpasar Timur |
Analisis persepsi masyarakat |
|
2. |
Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga berbasis Bank Sampah |
Analisis partisipasi masyarakat |
|
3. |
Bagaimana pengelolaan sampah rumah tangga berbasis Bank Sampah di wilayah Kecamatan Denpasar Timur |
Forum Group Diskusi |
|
untuk mengumpulkan data. Pertimbangan digunakan teknik ini adalah bahwa apa yang orang katakan, sering kali berbeda dengan apa yang orang itu lakukan (Bungin, 2001). Metode observasi digunakan dengan tujuan untuk mengecek data yang diperoleh dari informan tentang keadaan di lapangan yang sebenarnya. Bersamaan dengan observasi dilakukan juga pencatatan hasil pengamatan di lapangan, pengambilan gambar, pemakaian alat bantu perekam (Bungin, 2001).
-
2.6.3. Studi Dokumen
Dokumen-dokumen yang diperlukan sebagai sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah dokumen yang dapat memberi informasi mengenai objek penelitian melalui literatur, tulisan, hasil penelitian, koran, majalah dan lainnya yang ada hubungannya dengan TPA, pembuangan sampah dan teknik pengelolaan sampah, serta sikap masyarakat terhadap tempat pembuangan sampah. Dokumen– dokumen tersebut peneliti dapatkan dari kantor Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Denpasar,Kantor Camat Denpasar Timur dan laporan hasil penelitian yang tersimpan di perpustakaan Universitas Udayana maupun perpustakaan lingkungan kantor P3E Bali & Nusra.
Penelitian ini dirancang menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan interpretatif. Data yang dideskripsikan adalah data yang diperoleh melalui teknik pengumpulan data. Pendeskripsiannya bersifat interpretatif dengan acuan teori dan kerangka berpikir, sehingga diperoleh pemahaman terhadap data yang sesuai dengan tujuan penelitian. Data koesioner yang sudah terkumpul selanjutnya diolah dan dianalisis dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert menurut Djaali (2008:28) ialah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu gejala atau fenomena pendidikan. Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survey.
Data kuesioner setelah diolah digunakan guna menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan sesuai tujuan disesuaikan pada masing-masing masalah sebagai berikut:
-
1. Tujuan pertama yaitu mengenai persepsi masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan bank sampah di Kecamatan Denpasar Timur, selanjutnya komponen dari kuesioner persepsi dibuatkan nilai. Penentuan nilai dengan menjumlahkan nilai masing-masing komponen sehingga diperoleh nilai maksimal 4,0 dan nilai minimal 1,0. Selanjutnya
menghitung kelas interval dengan cara selisish skor maksimum dan skor minimum dibagi kelas interval. Pada skala Likert menggunakan rumus untuk mengetahui interval penilaian skala numerik sebagai berikut.
Nilai ukur:
Untuk pernyataan yang bersifat positif, memiliki skor nilai 4 = huruf a, 3 = huruf b, 2 = huruf c, 1 = huruf d
Keterangan :
RS = Rentang skala
m = Angka tertinggi dalam pengukuran
n = Angka terendah dalam pengukuran
b = Banyaknya kelas/kategori yang dibentuk
Rumus: RS=(m-n)/b
RS=(4-1)/4 RS=0,75
Untuk mengukur instrument/pernyataan berdasarkan konklusi berikut.
1 - 1,75 = Buruk
1,76 - 2,50 = Kurang Baik
2,51 - 3,25 = Cukup
3,26 - 4,00 = Baik
Untuk mengukur instrument/pernyataan berdasarkan rentang kelas dapat dilihat pada Tabel 2
Tabel 2. Rentang Kelas
Jawaban Kategori Nilai
-
1 - 1,75 Buruk
1,76 - 2,50 Kurang Baik
2,51 - 3,25 Cukup
3,26 - 4,00 Baik
-
2. Tujuan kedua yaitu partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan bank sampah di kecamatan Denpasar Timur, selanjutnya komponen dari koesioner partisipasi dibuatkan nilai. Penentuan nilai dengan menjumlahkan nilai masing-masing komponen sehingga diperoleh nilai maksimal 4,0 dan nilai minimal 1,0. Selanjutnya menghitung kelas interval dengan cara selisish nilai maksimum dan nilai minimum dibagi kelas interval. Pada skala Likert menggunakan rumus untuk mengetahui interval penilaian skala numerik sebagai berikut:
Nilai ukur:
Untuk pernyataan yang bersifat positif, memiliki skor nilai 4 = huruf a, 3 = huruf b, 2 = huruf c, 1 = huruf d
Keterangan :
RS = Rentang skala
m = Angka tertinggi dalam pengukuran
n = Angka terendah dalam pengukuran
b = Banyaknya kelas/kategori yang dibentuk
Rumus: RS=(m-n)/b
RS=(4-1)/4 RS=0,75
Untuk mengukur instrument/pernyataan berdasarkan rentang kelas dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 3. Rentang Kelas
Jawaban |
Kategori Nilai |
1 - 1,75 |
Buruk |
1,76 - 2,50 |
Kurang Baik |
2,51 - 3,25 |
Cukup |
3,26 - 4,00 |
Baik |
-
3. Tujuan ketiga yaitu menentukan strategi pengelolaan sampah rumah tangga dan bank sampah, berdasarkan hasil nilai persepsi dan partisipasi, serta hasil pertemuan dengan melibatkan informan
-
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
-
3.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian
-
3.1.1. Kondisi Geografis Kecamatan Denpasar Timur Kota Denpasar terletak pada posisi 8°35’31"
-
sampai 8°44’49" Lintang Selatan dan 115°00’23" sampai 115°16’27" Bujur Timur dengan luas wilayah 127,78 km2. Kota Denpasar berada di sebelah Selatan pulau Bali yang secara administratif terbagi dalam 4 (empat) Kecamatan dan terdiri dari 43 Desa/Kelurahan dengan 404 Banjar/Dusun.
Denpasar Timur adalah satu dari 4 (empat) Kecamatan yang berada di wilayah Kota Denpasar selain Kecamatan Denpasar Barat, Kecamatan Denpasar Selatan, dan Kecamatan Denpasar Utara, berjarak kurang lebih 7 kilometer dari pusat Kota Denpasar.
-
3.1.2. Kondisi Secara Administratif dan Demografi Kecamatan Denpasar Timur
Kecamatan Denpasar Timur memiliki luas wilayah 22,32 Km² atau 2.232 Ha, terdiri dari 7 Desa dan 4 Kelurahan serta 54 Dusun, 33 Lingkungan. Jumlah Penduduk Kecamatan Denpasar Timur sampai bulan Desember 2013 sesuai dengan data dari Badan Pusat Statistik Kota Denpasar adalah 146.510 jiwa, laki-laki sebanyak 74.460 jiwa dan perempuan sebanyak 146.510 jiwa. Kepadatan penduduk Kecamatan Denpasar Timur adalah 6.567 jiwa/ km (Sumber: Denpasar Timur Dalam Angka Tahun 2014)
Tabel 4. Kuesioner
No. Persepsi Partisipasi
-
1 Pengurangan timbulan sampah dari sumbernya yaitu tingkat rumah tangga
-
2 Semua orang harus memiliki kepedulian terhadap persoalan sampah di lingkungan sekitar, baik rumah maupun lingkungan sekitar
-
3 Manfaat biopori dalam mengurangi sampah daun, genangan air dan menyuburkan tanah
-
4 Sampah minimal dibedakan ke dalam 2 kategori, yaitu sampah organik dan non organik.
-
5 Larangan untuk melakukan tindakan membakar sampah
-
6 Peluang masyarakat untuk memanfaatkan sampah
yang dihasilkannya
-
7 Pemakaian kemasan berbahan plastik sebaiknya mulai dikurangi karena sulit terurai secara alami
-
8 Sebaiknya sampah yang masih dapat dipakai dapat dipilah/ dimanfaatkan kembali
-
9 Kewajiban produsen menarik kembali sampah kemasan produk untuk didaur ulang:
-
10 Pemberian label pada produk kemasan berisi ajakan untuk tidak membuang sampah sembarangan
-
11 Denda bagi yang membuang sampah sembarangan seperti termuat dalam peraturan daerah tentang
-
12 Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang menggunakan konsep
open dumping /terbuka, harus ditutup
-
13 Pengelolaan sampah rumah tangga sangatlah mudah, untuk itu . diharapkan semua lapisan masyarakat melakukannya
-
14 Pendirian Bank Sampah merupakan upaya efektif mengurangi timbulan sampah yang dilakukan masyarakat.
-
15 Bank sampah dapat meningkatkan pendapatan.
Menjaga kebersihan lingkungan, dengan mengelola sampah rumah tangga yang dihasilkan.
Partisipasi untuk memilah sampah dan memanfaatkan yang masih berguna
Tindakan membawa tas belanja dari rumah dan menghindari pemberian tas plastik (kresek)
Peduli terhadap permasalahan sampah baik di rumah maupun lingkungan sekitar
Anjuran untuk membawa tas belanja dari rumah
Partisipasi membuat kompos dari sampah organik yang dihasilkan di rumah.
Memperlakukan sampah yang masih dapat digunakan dan menabung di bank sampah
Sikap terhadap keberadaan Bank Sampah di lingkungan sekitar
Anjuran dari pemerintah maupun pengurus warga untuk menjadi nasabah Bank Sampah?
Menjadi nasabah Bank Sampah, dan melakukan proses pemilahan sampah pada skala rumah tangga
Kebersihan Pelatihan / sosialisasi tentang pengolahan sampah termasuk bank sampah kepada masyarakat
Menjadi nasabah Bank Sampah, berarti berkontribusi dalam pengurangan timbulan sampah.
Keberadaan Bank Sampah berpengaruh positif dalam memotivasi dan membentuk karakter peduli lingkungan
Pendirian Bank Sampah harus melibatkan masyarakat sekitar.
Kesediaaan menjadi anggota (nasabah) suatu Bank Sampah.
Total nilai persepsi pengelolaan sampah rumah tangga dan bank sampah dengan Skala Likert untuk lebih jelasnya dapat dilihat melalui Tabel 5.
Tabel 5. Total Nilai Persepsi | ||||||
No. Variabel |
Skor Jawaban |
Nilai |
Interpretasi | |||
1 |
240 |
18 |
0 |
0 |
3,91 |
Baik |
2 |
260 |
3 |
0 |
0 |
3.98 |
Baik |
3 |
220 |
30 |
0 |
1 |
3.80 |
Baik |
4 |
228 |
27 |
0 |
0 |
3.86 |
Baik |
5 |
200 |
42 |
2 |
1 |
3.71 |
Baik |
6 |
256 |
6 |
0 |
0 |
3.97 |
Baik |
7 |
252 |
9 |
0 |
0 |
3.95 |
Baik |
8 |
236 |
21 |
0 |
0 |
3.89 |
Baik |
9 |
136 |
9 |
56 |
1 |
3.06 |
Cukup |
10 |
248 |
12 |
0 |
0 |
3.94 |
Baik |
11 |
236 |
9 |
6 |
1 |
3.82 |
Baik |
12 |
212 |
39 |
0 |
0 |
3.80 |
Baik |
13 |
260 |
0 |
0 |
1 |
3.95 |
Baik |
14 |
232 |
18 |
4 |
0 |
3.85 |
Baik |
15 |
252 |
9 |
0 |
0 |
3.95 |
Baik |
Nilai rata-rata |
3,83 |
Baik |
Total nilai partisipasi pengelolaan sampah rumah tangga dan bank sampah dengan Skala Likert untuk lebih jelasnya dapat dilihat melalui Tabel 6.
Tabel 6. Total Nilai Partisipasi
No. Variabel |
Skor Jawaban |
Nilai |
Interpretasi | |||
1 |
264 |
0 |
0 |
0 |
4.00 |
Baik |
2 |
156 |
30 |
4 |
15 |
3.11 |
Cukup |
3 |
140 |
75 |
6 |
3 |
3.39 |
Baik |
4 |
168 |
6 |
4 |
0 |
3.91 |
Baik |
5 |
88 |
81 |
24 |
5 |
3.00 |
Cukup |
6 |
240 |
18 |
0 |
0 |
3.91 |
Baik |
7 |
132 |
9 |
56 |
2 |
3.02 |
Baik |
8 |
232 |
24 |
0 |
0 |
3.88 |
Baik |
9 |
196 |
30 |
14 |
0 |
3.64 |
Baik |
10 |
248 |
9 |
2 |
0 |
3.92 |
Baik |
11 |
264 |
0 |
0 |
0 |
4.00 |
Baik |
12 |
256 |
6 |
0 |
0 |
3.97 |
Baik |
13 |
236 |
21 |
0 |
0 |
3.89 |
Baik |
14 |
232 |
21 |
0 |
1 |
3.85 |
Baik |
15 |
216 |
21 |
10 |
0 |
3.74 |
Baik |
Nilai rata-rata |
3,68 |
Baik |
Kendala yang dihadapi dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan bank sampah di Kecamatan Denpasar Timur antara lain pemilahan belum optimal, lokasi bank sampah tidak merata, peningkatan kesejahteraan anggota bank sampah belum terlihat, sarana pemilahan instansi terkait sedikit, permasalahan lahan untuk berdirinya bank sampah, dan pola pikir masyarakat yang belum
merata dalam pengelolaan sampah.Mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan strategi untuk perubahan mendasar yang harus diwujudkan menjadi langkah-langkah kedepan antara lain:
-
1. Melakukan pemeliharaan sarana pemilahan sampah dengan mengecat ulang dan memperbaiki. Anggaran yang dibutuhkan bisa didapatkan dari instansi terkait sendiri maupun swadaya masyarakat. Alternatif lain dengan memotong keuntungan sampah plastik yang dijual pada bank sampah.
-
2. Mengoptimalkan pengangkutan swadaya masyarakat dan penyediaan sarana angkut sampah yang sudah dipilah agar tidak bercampur kembali.
-
3. Mendorong bank sampah untuk menerima segala jenis plastik termasuk bungkus kemasan
-
4. Mendirikan bank sampah di tingkat banjar bekerjasama dengan induk bank sampah yang memiliki armada pengangkut, termasuk ketiadaan lahan yang dihadapi kelompok warga dalam mendirikan bank sampah melalui kerjasama/kesepakatan dengan bank sampah yang memiliki armada pengangkut.
-
5. Pemerintah sebagai regulator dan fasilitator masyarakat diharapkan memberikan ruang yang lebih jelas melalui peraturan agar bank sampah dapat berkembang, termasuk juga pendampingan kepada masyarakat.
Berdasarkanhasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
-
1. Tingkat persepsi rata-rata masyarakat terhadap pengelolaan sampah rumah tangga dan bank sampah di Kecamatan Denpasar Timur sebesar 3,83 kategori baik,mempermudah pelaksanaan program/kegiatan yang dilakukan pemerintah melalui dinas terkait, camat maupun banjar.
-
2. Tingkat partisipasi rata-rata masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga di Kecamatan Denpasar Timur sebesar3,68 kategori baik, berdampak pada kondisi lingkungan menjadi bersih dan sehat, kondisi sosial ekonomi masyarakat meningkat, dan pengurangan volume sampah yang dibuang ke TPA.
-
3. Strategi pengelolaan sampah rumah tangga dan bank sampah di Kecamatan Denpasar Timur didasarkan pada hambatan/kendala yang ditemui meliputi pemilahan belum optimal, lokasi bank sampah tidak merata, peningkatan kesejahteraan anggota bank sampah belum terlihat, sarana pemilahan instansi terkait sedikit, permasalahan lahan untuk berdirinya bank sampah, dan pola pikir masyarakat yang belum merata dalam pengelolaan sampah
DAFTAR PUSTAKA
Bungin Burhan. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Penerbit:PT Rajagrafindo Persada, Jakarta
Koentjaraningrat, 1985. Aspek Manusia Dalam
Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT Gramedia
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Denpasar, 2015
Mamang Sangadji, Etta dan Sopiah, 2010. Metodologi Penelitian, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Moleong, Lexy, (2004): Metodologi Penelitian Kualitatif
Muhammad Idrus, 2007. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta: Erlangga
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta
Sekaran Uma, (1992), Research Method for Business A Skill Building Approach. John Wiley and Sons, Inc. New York.
Tatang M. Amirin, 2010, Skala Likert : Penggunaannya dan Analisis Datanya
100
Discussion and feedback