ECOTROPHIC VOLUME 11 NOMOR 2 TAHUN 2017

p-ISSN: 1907-5626, e-ISSN: 2503-3395

STRATEGI PENGELOLAAN EKOWISATA MOKWAM AREA UNTUK MENDUKUNG PELESTARIAN LINGKUNGAN DI KABUPATEN MANOKWARI PROVINSI PAPUA BARAT

Fina Elziana Sapary1*), I Nyoman Rai2), I Nyoman Sunarta3)

1)Program Magister Ilmu Lingkungan Universitas Udayana 2)Fakultas Pertanian Universitas Udayana 3)Fakultas Pariwisata Universitas Udayana

*Email:[email protected]

ABSTRACT

ECOROUEISM MANAGEMENT STRATEGY TO SUPPORT ENVIRONMENTAL CONSERVATION IN MOKWAM AREA, MANOKWARI REGENCY, WEST PAPUA

Mokwam Area is one of the ecotourism objects in Warmare District, Manokwari Regency, West Papua Province. Whilst, it has a wide variety of endemic flora and fauna, ecotourism of Mokwam is also rich in herbs used by indigenous Mokwam known as Arfak tribe. The aim of this study were: 1) to identify the potential of ecotourism in Mokwam Area, 2) to better understanding constraints in ecotourism management supporting environmental preservation in Mokwam Area, and 3) to determine the ecotourism management strategies in favor of Mokwam environmental preservation. Data collection techniques of this research were observation, interview and documentation. The collected data was analysed by using qualitative descriptive and SWOT analysis. The SWOT is used to frame ecotourism management strategy by identifying internal and external factors. The results shows that the ecotourim potential of Mokwam area is a beautiful natural scenery, as well as biodiversity of flora and fauna. The potential attracted endemic faunas of Mokwam ecotourism is a variety of Birds of Paradise (Burung Cenderawasih) which are Cenderawasih Raja (Western Parotia), Cenderawasih Bela Rotan (Magnificent Bird of Paradise), Cenderawasih Ekor Panjang (Arfak Astrapia), Cenderawasih Bufftailed sicklebill, Cenderawasih Long-tailed paradigala, Cenderawasih Black Sicklebill, as well as Namdurpolos Clever Bird (Vogelkop Bowerbird). Several considerable constraints in managing Mokwam ecotourism considering the environmental conservation is shifting cultivation method implementing by Arfak tribe. This method would potentially exterminate the forest as a habitat of the endemic flora and fauna if there is an increase in population, hot mix road access to Mokwam areas has still not been available and lack of cooperation between villages in Mokwam Area. The strategies based conservation concept in managing Mokwam ecotourism are promoting Mokwam potential ecotourim to the outside audiences; preserving the local wisdom of igya ser hanjob in order to protect the forests which are the habitat of endemic flora and fauna; improving road access to Mokwam Area; conducting comparative studies to similar tourism objects; establishing effective cooperation with other available tourism objects around Mokwam Area; empowering Arfak community about ecotourism management so that the community competitiveness towards other ecotourism areas could potentially be realised.

Keywords: Ecotourism, biodiversity of flora and fauna, management strategy, local wisdom

  • 1.    PENDAHULUAN

Menurut Widyastuti (2010), urgensi pelestarian fungsi lingkungan dalam rangka pembangunan adalah untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam pengembangan pariwisata, juga perlu mendapat perhatian serius karenaterjadi kecenderungan dalam pengembangan kepariwisataan dimana kita bisa membangun dan mengembangkan objek wisata, tetapi kurang memperhatikan bagaimana kelestarian objek wisata tersebut dalam jangka panjang. Termasuk di dalamnya pada pengelolaan lingkungan sekitar daya tarik wisata bahkan terhadap objek wisata itu sendiri.

Ekowisata adalah suatu bentuk wisata yang bertanggungjawab terhadap kelestarian area yang

masih alami, memberi manfaat secara ekonomi dan mempertahankan keutuhan budaya bagi masyarakat setempat. Bentuk ekowisata pada dasarnya merupakan bentuk gerakan konservasi yang dilakukan oleh penduduk dunia (Fandeli, 2000).

Manokwari merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Papua Barat, dimana Manokwari merupakan ibu kota Provinsi Papua Barat. Kabupaten Manokwari berbatasan dengan Kabupaten Pegunungan Arfak yang memiliki Cagar Alam seluas 45.000 Ha. Kabupaten ini juga berbatasan dengan Kabupaten Manokwari Selatan. Masyarakat asli yang tinggal di Kabupaten Manokwari adalah Suku Arfak yang terdiri atas tiga suku besar, yaitu Hatam, Moule dan Soughb. Ketiga suku ini memiliki orientasi tinggal pada setiap sisi

Kabupaten Manokwari, yang salah satunya yaitu Mokwam Area.

Mokwam Area merupakan salah satu obyek ekowisata yang dikelola oleh pemerintah. Ekowisata Mokwam Area berada pada ketinggian 1.600 m di atas permukaan laut (dpl) dan meliputi tiga kampung yaitu Kampung Syoubri, Kampung Mokwam dan Kampung Kwau yang ketiganya terletak di Distrik Warmare. Ketiga kampung ini memiliki berbagai macam flora dan fauna endemik, dan juga tumbuhan yang dapat diramu menjadi obat-obat-obatan herbal oleh masyarakat asli Suku Arfak.

Kampung Syoubri memiliki berbagai macam flora dan fauna. Beberapa diantaranya tergolong fauna endemik yaitu Burung Cenderawasih Raja (Western Parotia), Burung Pintar Namdurpolos (Vogelkop Bowerbird), Burung Cenderawasih Ekor Panjang (Arfak Astrapia), dan Burung Cenderawasih Long-tailed paradigala. Terdapat juga bunga anggrek yang indah dan buah merah yang dapat diramu menjadi obat herbal. Kampung Mokwam memiliki fauna endemik yang sebagian besar sama seperti Kampung Syoubri dan Kampung Kwau yaitu Burung Cenderawasih Raja (Western Parotia), Burung Pintar Namdurpolos (Vogelkop Bowerbird), Burung Cenderawasih Buff Tailed Sicklebill dan Burung Cenderawasih Black Sicklebill. Bunga anggrek dan buah merah juga menjadi kekhasan di Kampung Mokwam. Sama seperti Kampung Syoubri dan Kampung Mokwam, Kampung Kwau pun memiliki fauna endemik yaitu Burung Cenderawasih Raja (Western Parotia), Burung Pintar Namdurpolos (Vogelkop Bowerbird) dan Burung Cenderawasih Bela Rotan (Magnificent Bird of Paradise). Terdapat juga flora yang endemik yaitu Pohon Pisang Raksasa. Bunga Anggrek dan Buah Merah juga merupakan potensi yang ada di Kampung Kwau. Kampung ini juga memiliki rumah adat kaki seribu yang merupakan rumah adat suku Arfak.

Suku Arfak yang berada di Mokwam Area memiliki ketergantungan yang kuat terhadap hutan. Hal ini disebabkan dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari penduduk masih mengambil hasil dari hutan. Penduduknya memiliki tingkat kehidupan yang masih relatif sederhana yaitu bermata pencaharian sebagai petani tradisional, berburu dan meramu. Bagi Suku Arfak, hutan adalah “ibu” yang memberikan kehidupan dan dapat memenuhi segala kebutuhan mereka. (Salosaet al., 2014).

Masyarakat asli Suku Arfak mempunyai mata pencaharian sebagai petani tradisional. Dengan mata pencaharian tersebut, Suku Arfak bercocok tanam dengan ladang berpindah, sehingga membuat mereka harus menebang pohon di hutan yang menjadi tempat hidup flora dan fauna endemik yang terdapat di Mokwam Area. Hal ini menjadi suatu ancaman bagi lingkungan dan habitat berbagai flora dan fauna yang terdapat di Mokwam Area. Selain adanya kendala penurunan biodiversitas seperti burung dan

satwa lainnya, terdapat indikasi kerusakan lingkungan.

Dengan adanya ancaman terhadap kerusakan lingkungan dan musnahnya flora dan fauna endemik, maka perlu dilakukan strategi pengelolaan ekowisata dalam mendukung pelestarian lingkungan agar setiap potensi yang ada di Mokwam Area dapat dijadikan sebagai suatu bentuk wisata bertanggungjawab terhadap kelestarian area yang masih alami, memberi manfaat secara ekonomi dan mempertahankan keutuhan budaya bagi masyarakat setempat.

  • 2.    METODOLOGI

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Manokwari, terutama di Mokwam Area yang meliputi tiga kampung yaitu Kamung Syoubri, Kampung Mokwam dan Kampung Kwau. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi lapangan, wawancara (interview), dan dokumentasi. Metode dan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dan analisis SWOT (Rangkuti, 2011)

  • 3.    HASIL DAN PEMBAHASAN

    • 3.1.    Gambaran Umum Daerah Penelitian

Mokwam Area merupakan area ekowisata yang berada di Distrik Warmare Kabupaten Manokwari. Batas wilayah Distrik Warmare yaitu di sebelah utara adalah Distrik Prafi, sebelah selatan adalah Distrik Catubouw, sebelah barat adalah Distrik Prafi, dan sebelah timur adalah Distrik Manokwari Selatan. Mokwam Area berada di daerah ketinggian 1.600 m diatas permukaan laut, dengan luas 89.45 km2. Mokwam Area terdiri atas tiga kampung yaitu Kampung Syoubri, Mokwam dan Kwau. Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

Secara umum kondisi topografi lahan yang ada di Distrik Warmare adalah bergelombang, tetapi di Mokwam Area tergolong terjal dan curam karena Mokwam Area berada di Pegunungan Arfak, yang mana letak Mokwam Area berada pada perbatasan antara kabupaten Manokwari dan Kabupaten Pegunungan Arfak. Kondisi topografi wilayah yang terjal dan curam yang terdapat di setiap sisi Mokwam Area dengan keindahan tebing menjadi sesuatu yang berbeda dibandingkan dengan daerah lain.

Berdasarkan data dari Badan Meteorologi dan Geofisika, data suhu udara rata-rata Kabupaten Manokwari tahun 2016 yaitu 27,79oC. Mokwam Area berada pada perbatasan antara Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Pegunungan Arfak. Letak Mokwam Area yang berada pada kedua Kabupaten ini membuat suhu udara di Mokwam Area berbeda dengan suhu udara di Kabupaten Manokwari, tetapi

Gambar 1. Peta Lokasi Mokwam Area

memiliki suhu udara yang sama dengan suhu udara di Kabupaten Pegunungan Arfak yang berada pada ketinggian. Karena berada pada daerah ketinggian maka suhu udara di Mokwam Area merupakan suhu udara yang rendah, yang mana suhu tersebut sangat berbeda dengan suhu udara di Kabupaten Manokwari.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Distrik Warmare Dalam Angka (2016), jumlah penduduk Distrik Warmare pada tahun 2015 yaitu sebanyak 8.418 jiwa yang terdiri dari 4.282 jiwa berkelamin laki-laki dan 4.136 jiwa berkelamin perempuan. Apabila dilihat berdasarkan kampung/kelurahan bisa diketahui bahwa jumlah penduduk Kampung Syoubri adalah 74 jiwa, Kampung Mokwam adalah 257 jiwa dan Kampung Kwau adalah 161 jiwa.

Berdasarkan data Kabupaten Manokwari Dalam Angka Tahun 2016, pendidikan terakhir penduduk di Kabupaten Manokwari yang paling banyak adalah pada jenjang SMA/SMK. Berdasarkan hasil wawancara, pendidikan terakhir sebagian besar masyarakat di Mokwam Area adalah SD dan SMP. Aksesibilitas yang sulit untuk mencapai sekolah membuat rendahnya partisipasi untuk sekolah bagi masyarakat di Mokwam Area.

  • 3.2.    Potensi Ekowisata

    • 3.2.1.    Potensi Fisik dan Keindahan Alam

Potensi fisik dan keindahan alam merupakan salah satu potensi di Mokwam Area yang menjadi

daya tarik wisata. Kampung Syoubri, Kampung Mokwam dan Kampung Kwau yang berada di Mokwam Area merupakan kampung yang tertata dengan rapi dan bersih, serta mempunyai pesona alam yang indah.

Berdasarkan data Distrik Warmare Dalam Angka Tahun 2016, Kampung Mokwam merupakan kampung dengan penduduk berjumlah 257 orang dengan total 65 rumah tangga, yang mana penduduk terbanyak di Mokwam Area terdapat pada Kampung Mokwam. Perumahan warga di Kampung Mokwam berupa rumah yang sederhana dan tidak ada yang berupa rumah kaki seribu yang merupakan rumah asli suku Arfak. Perumahan di Kampung ini merupakan perumahan yang memakai bahan yang diambil langsung dari hutan.

Sama seperti kampung Mokwam, kampung Syoubri merupakan kampung yang tertata rapi dan bersih, dengan total jumlah penduduk sebanyak 74 dan rumah tangga sebanyak 24. Terdapat satu homestay di Kampung Syoubri yang juga banyak dikunjungi wisatawan sehingga masyarakat di Kampung Syoubri bekerjasama dalam melayani para wisatawan yang datang ke Mokwam Area.

Kampung Kwau memiliki jumlah penduduk sebanyak 161 dan 43 rumah tangga. Terdapat satu guesthouse di Kampung Kwau yang juga bekerjasama dengan Dinas Kehutanan dan Dinas Pariwisata Provinsi Papua Barat. Kampung Kwau merupakan salah satu kampung yang masih memiliki rumah adat Suku Arfak yaitu Rumah Kaki Seribu. Perumahan warga di Kampung Kwau tertata dengan rapi, indah dan bersih. Masyarakat menanam bunga-bunga yang berwarna-warni di pekarangan rumah mereka, sehingga membuat Kampung ini terlihat sangat menawan.

  • 3.2.2.    Biodiversitas Fauna

Daerah Mokwam Area mempunyai biodiveristas fauna yang itnggi. Keragaman fauna di Mokwam Area merupakan daya tarik bagi para wisatawan yang berkunjung di Mokwam Area. Terdapat beberapa fauna endemik di Mokwam Area yaitu Burung Cenderawasih Raja (Western Parotia), Burung Cenderawasih Bela Rotan (Magnificent Bird of Paradise), Burung Cenderawasih Ekor Panjang (Arfak Astrapia), Burung Cenderawasih Buff-tailed sicklebill, Burung Cenderawasih Long-tailed paradigala, Burung Cenderawasih Black Sicklebill danBurung Pintar Namdurpolos (Vogelkop Bowerbird).

  • 3.2.3.    Potensi Sosial, Adat dan Budaya

Dengan adanya kesamaan agama, arsitektur, seni musik/tari, dan pakaian tradisional di Kampung Syoubri, Mokwam dan Kwau di Mokwam Area, menjadi sebuah daya tarik/potensi yang sudah siap untuk ditawarkan kepada wisatawan yaitu :

  • a.    Rumah adat Kaki Seribu adalah rumah adat

Suku Arfak dengan arsitektur yang khas. Rumah kaki seribu dibuat dengan menggunakan bahan-bahan alami yang diambil dari hutan, dengan penahan atau penyangga rumah menggunakan kayu yang banyak, sehingga disebut rumah kaki seribu. Arsitektur tersebut dibuat dengan maksud melindungi dari binatang buas di tengah hutan.

  • b.    Tarian tradisional (traditional dancing) Suku Arfak yaitu tarian tumbu tana, yang dilakukan untuk menyambut tamu yang datang ke Mokwam Area dan yang dilakukan saat upacara adat Suku Arfak.

  • c.    Makanan tradisional (traditional cooking) Suku Arfak menjadi salah satu hal yang menarik perhatian tourist. Makanan tradisional yang khas dan cara penyajiannya yang unik memberikan daya tarik pada ekowisata Mokwam Area. Suku Arfak memasak dengan menggunakan kulit kayu dan bambu sebagai alat untuk memasak.

  • 3.2.4.    Atraksi Wisata

Sebagai daerah tujuan ekowisata, Mokwam Area memiliki nilai jual yang tinggi karena terdapat berbagai macam daya tarik baik berupa panorama alam yang indah dengan suhu udara yang rendah dan terdapat tempat hiking, trekking dan birdwatching. Terdapat pula tarian tradisional suku Arfak yang merupakan tarian penyambutan bagi tourist yang datang.

Potensi buatan yang dimiliki Mokwam Area yaitu berupa areal trekking yang dibuat untuk menjangkau tempat birdwatching. Hiking dan trekking merupakan paket wisata yang ditawarkan kepada tourist. Selain itu, potensi buatan yang juga dimiliki Mokwam Area yaitu tempat pengintaian burung pintar dan burung cenderawasih yang dibuat agar tourist dapat menyaksikan atraksi dari burung pintar dan burung cenderawasih yang menari. Tour guide dan masyarakat akan melihat dimana saja tempat yang sering didatangi burung cenderawasih dan burung pintar tersebut, sehingga mereka dapat membuat tempat pengintaian tersebut.

Atraksi wisata birdwatching yaitu sebuah atraksi wisata dengan menyaksikan secara langsung tarian burung cenderawasih dan burung pintar namdurpolos, yang mana tourist yang ingin menyaksikan atraksi dari burung-burung tersebut akan diantar menuju lokasi birdwatching pada ketinggian sekitar 1.700 m dpl. Atraksi wisata birdwatching merupakan atraksi wisata yang menjadi tujuan utama tourist lokal dan tourist mancanegara yang datang untuk melihat burung cenderawasih yang menari untuk menarik perhatian cenderawasih betina dan burung pintar namdurpolos yang membuat sarang dan mengumpulkan buah-buahan atau sampah yang berwarna cerah dan

dikumpulkan serta diatur sesuai warnanya di depan sarangnya untuk menarik perhatian betina.

  • 3.3.    Permasalahan dan Kendala Pengembangan Ekowisata

    • 3.3.1.    Permasalahan Terhadap Lingkungan

  • a.    Tekanan Terhadap Biodiversitas Flora Berdasarkan hasil wawancara terhadap masyarakat, yang salah satunya yaitu Bapak Yafet, tekanan terhadap biodiversitas flora yang terjadi di Mokwam Area yaitu kebiasaan masyarakat Suku Arfak yaitu memasak dengan menggunakan kayu bakar dan rumah warga yang menggunakan bahan-bahan dari hutan.Kebiasaan masyarakat Suku Arfak tersebut menjadi ancaman bagi hutan yang menjadi sumber penghidupan masyarakat Suku Arfak, apabila bertambah jumlah penduduk di Mokwam Area. Kayu yang digunakan sebagai kayu bakar diambil dari batang pohon Arwop. Selain penghasil energy panas, kayu tersebut digunakan juga untuk membuat rumah dan pagar. Hal-hal seperti ini akan menjadi tekanan terhadap lingkungan, khususnya tekanan terhadap biodiversitas flora.

  • b.    Tekanan Terhadap Biodiversitas Fauna Tekanan terhadap biodiversitas fauna yang terjadi di Mokwam Area yaitu hingga saat ini masih terdapat masyarakat yang suka memanah Burung Cenderawasih dan Burung Namdurpolos. Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat, Burung Cenderawasih yang dipanah, kemudian dikeraskan dan dijual. Burung Cenderawasih yang telah dikeraskan, dibuat sebagai hiasan dan mahkota kepala. Burung Namdurpolos dipanah oleh masyarakat untuk dimakan. Berdasarkan hasil wawancara, tekanan terhadap biodiversitas fauna juga terjadi pada beberapa fauna yang dicuri oleh wisatawan asing. Terdapat beberapa kasus pencurian fauna endemik di Mokwam Area yang menjadi ancaman terhadap punahnya fauna endemik di Mokwam Area.

  • 3.3.2.    Kendala Sumber Daya Manusia

  • a.    Kurangnya tenaga kerja yang diikutsertakan dalam pengelolaan paket ekowisata Mokwam Area. Dalam pengelolaan paket ekowisata Mokwam Area, hanya terdapat tiga tour guide pada ketiga kampung, yang mana satu tour guide untuk satu kampung.

  • b.    Kemampuan dan kompetensi. Kemampuan dan kompetensi dalam pengelolaan

ekowisata Mokwam Area sangat dibutuhkan, terutama kemampuan berbahasa asing, khususnya bahasa inggris agar dapat berkomunikasi dengan tourist. Dari hasil wawancara dengan tourist, beberapa tourist menyatakan bahwa mereka sulit berkomunikasi dengan masyarakat karena kendala bahasa.

  • c.    Struktur Organisasi. Kendala dalam membuat struktur organisasi merupakan hal yang patut memperoleh perhatian dalam pengelolaan ekowisata Mokwam Area. Terdapat beberapa organisasi dalam pengelolaan ekowisata dari masing-masing kampung di Mokwam Area, tetapi ada sebagian organisasi yang tidak memiliki struktur organisasi yang jelas. Salah satu organisasi yang ada di Mokwam Area adalah organisasi yang ada di Kampung Kwau.

  • 3.3.3.    Kendala Kondisi Fisik

  • a.    Perkebunan rakyat dengan sistem ladang berpindah, yaitu hasil kebun diambil oleh masyarakat untuk kebutuhan pangan dan hutan yang sudah tidak berproduksi lagi akan ditebas bakar dan masyarakat akan membuat ladang di tempat yang lain. Hal ini menjadi kendala kondisi fisik, yaitu hutan menjadi rusak dan kedepannya akan berkurang apabila jumlah penduduk masyarakat Suku Arfak semakin meningkat, maka akan menjadi ancaman bagi keberadaan flora dan fauna yang ada di Mokwam Area.

  • b.    Kondisi topografi yang beragam dari bergelombang hingga ekstreem terjal. Dengan kondisi topografi yang terjal, wisatawan akan dituntut tenaga yang lebih karena untuk menyaksikan birdwatching maka wisatawan harus berjalan kaki ke atas gunung yang terjal.

  • 3.3.4.    Kendala Aksesibilitas

Sesuai dengan data yang diperoleh di lapangan dapat digambarkan bahwa dilihat dari aspek aksesibilitas menuju ke Mokwam Area, rupanya jalan (akses) menuju ke Mokwam Area sangat memprihatinkan.

Melihat dari dekat fisik ketersediaan infrastruktur jalan yang belum memadai dengan kondisi jalan belum di hot mix dan kondisi topografi yang curam, membuat sulitnya akses menuju Mokwam Area. Secara spesifik lokasi dimaksud bisa atau mampu diakses dari kota Manokwari, tetapi karena kondisi jalan yang belum di hot mix dan topografi yang curam maka harus menggunakan kendaraan dengan tipe khusus yaitu truk atau mobil dengan gardan ganda seperti mobil hilux, triton dan lain sebagainya. Kondisi jalan dengan sisi kiri kanan

jalan yang merupakan jurang membuat kawasan Mokwam Area menjadi suatu tantangan tersendiri untuk diakses.

Masyarakat yang hendak pergi ke kota harus memakai kendaraan umum dengan tarif Rp. 120.000/penumpang sekali jalan (one way). Biaya carter mobil yaitu sebesar Rp.1.200.000 untuk masyarakat dan Rp.1.500.000 untuk wisatawan.

  • 3.3.5.    Kendala Fasilitas Penunjang Pariwisata (Amenitas)

  • a.    Air Bersih

Penduduk yang bermukim di Mokwam Area masih merasa kesulitan dalam penyediaan air bersih. Mereka tidak menggunakan sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air bersih, sehingga mereka memanfaatkan sumber air dari mata air pegunungan karena di Mokwam Area banyak terdapat sumber mata air dan masyarakat menggunakan selang untuk mengalirkan air ke rumah-rumah penduduk. Terdapat beberapa sumber mata air yang letaknya berdekatan dengan salah satu kali (anak sungai) yang berada di Mokwam Area.

  • b.    Sumber Daya Listrik

Sumber daya listrik yang tersedia di kawasan Mokwam Area belum tersedia sehingga tidak dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan keperluan wisatawan khususnya bagi wisatawan yang menginap di homestay penduduk. Karena ketidaksediaan listrik, maka masyarakat menggunakan genset yang dipakai hanya pada malam hari, dan juga sebagian masyarakat menggunakan pelita sebagai sumber penerangan.

  • c.    Sistem Telekomunikasi

Sistem telekomunikasi dan media komunikasi sangat diperlukan di daerah pengembangan pariwisata. Sistem telekomunikasi di Mokwam Area yang tersedia yaitu telepon tanpa kabel. Fungsi lain media komunikasi seperti internet, sekarang ini lebih banyak digunakan sebagai media promosi serta dapat memperoleh informasi secara on line tetapi di Mokwam Area belum tersedia jaringan internet. Sebagian masyarakat menggunakan telepon genggam untuk berkomunikasi tetapi dengan kondisi jaringan (signal) yang tidak terlalu bagus.

  • d.    Sarana Akomodasi

Sebagai daerah pengembangan ekowisata yang terletak di Distrik Warmare, sampai saat ini Mokwam Area sudah terdapat sarana akomodasi wisata berjumlah tiga yaitu satu guest house dan dua homestay. Guest house berada pada kampung Kwau

dan homestay berada pada kampung Mokwam dan Kampung Syoubri.

  • 3.3.6.    Kendala Pelestarian Atraksi Wisata

Kendala dalam pelestarian atraksi wisata yaitu hingga saat ini masih ada masyarakat yang berburu di hutan. Masyarakat tersebut memanah burung-burung yang merupakan fauna endemik di Mokwam Area. Ada yang memanah burung-burung tersebut untuk dimakan, ada pula yang memanah untuk dijual. Kondisi ini sebenarnya sudah lebih membaik dibandingkan dahulu, saat masyarakat belum paham akan pengelolaan ekowisata.

Salah satu yang juga menjadi kendala dalam pengelolaan ekowisata yaitu masih kurangnya areal trekking yang membuat para wisatawan agak sulit berjalan pada saat hiking dan pada saat berjalan menuju lokasi birdwatching.

  • 3.4.    Analisis SWOT dan Strategi Pengelolaan Ekowisata

    • 3.4.1.    Analisis SWOT

Berdasarkan hasil penelitian melalui metode wawancara terhadap informan, didapatkan beberapa faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pengelolaan ekowisata Mokwam Area di Kabupaten Manokwari. Faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pengelolaan ekowisata Mokwam Area yang telah diidentifikasi tersebut perlu dianalisis sehingga memperoleh sebuah kesimpulan strategi pengelolaan.

  • 1)    Analisis faktor internal

Analisis faktor internal dapat dilihat pada Tabel 2.

  • 2)    Analisis faktor eksternal

Analisis faktor eksternal dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 2. Analisis faktor internal

No

Faktor Internal

Bobot %

Rating

Skor

I

Kekuatan

1

Terdapat fauna endemik yaitu Burung Cenderawasih Raja (Western Parotia), Burung Cenderawasih Bela Rotan (Magnificent Bird of Paradise), Burung Cenderawasih Ekor Panjang (Arfak Astrapia), Burung Cenderawasih Buff-tailed sicklebill dan Burung Cenderawasih Long-tailed paradigala, Burung Cenderawasih Black Sicklebill dan Burung Pintar Namdurpolos (Vogelkop Bowerbird)

7

3

21

2

Mokwam Area memiliki biodiversitas flora yang tinggi yaituAnggrek Hitam (Coelogyne Pandurata), Anggrek Tanah (Spathoglottis Plicata Blume), Anggrek Macan (Grammatophylum Speciosum), Anggrek Bulan (Dendrodium Phalaenopsis), Anggrek Jamrud (Dendrodium Macrophilum), Buah Merah dan Pohon Pisang Raksasa

6

3

18

3

Mokwam Area memiliki potensi fisik dan panorama alam yang indah dengan suhu udara yang rendah

5

3

15

4

Terdapat rumah kaki seribu yang merupakan rumah adat Suku Arfak

5

3

15

5

Terdapat Tarian Tumbu Tana yang merupakan tarian adat Suku Arfak yang digunakan untuk menyambut tamu yang datang

5

3

15

6

Terdapat tradisi memasak menggunakan kulit kayu dan bambu sebagai alat untuk memasak

5

3

15

7

Terdapat tempat lokasi birdwatchinguntuk Burung Cenderawasih dan Burung Pintar Namdurpolos, serta tempat pengintaian burung yang dibuat menggunakan dari dedaunan dan terlihat sangat alami

6

3

18

8

Terdapat keyakinan igya ser hanjobyang berarti “berdiri menjaga batas” yang merupakan kearifan lokal dalam mengelola hutan.

6

3

18

9

Kesadaran masyarakat yang tinggi untuk menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan

5

3

15

Jumlah Skor Kekuatan

50

150

II

Kelemahan

1

Sistem ladang berpindah yang menjadi ancaman bagi flora dan fauna endemik

9

-3

-27

2

Kebiasaan masyarakat dalam mengambil kayu bakar di hutan yang akan menjadi ancaman bagi hutan apabila bertambah jumlah penduduk.

8

-2

-16

3

Masih terdapat beberapa Masyarakat yang memanah Burung Cenderawasih untuk dijual . dan Burung Namdurpolos untuk dimakan

9

-3

-27

4

Kurangnya keterlibatan masyarakat lokal

8

-3

-24

5

Kondisi fasilitas penunjang pariwisata yang belum memadai

8

-2

-16

6

Kurangnya kemampuan dalam berbahasa inggris untuk melayani para wisatawan yang datang ke Mokwam Area

8

-3

-24

Jumlah Skor Kelemahan

50

-134

Total (Kekuatan+kelemahan)

16

Keterangan :

  • 1.    Bobot diberikan untuk masing-masing elemen sesuai dengan tingkat penting relatif terhadap keberhasilan pencapaian tujuan

  • 2.    Rating untuk kekuatan dan kelemahan, diberikan atas dasar kesepakatan, yakni masing-masing rating 3 untuk kategori sangat bagus; 2 untuk kategori bagus, dan 1 untuk kategori cukup bagus. Sementara itu rating untuk kelemahan diberikan atas dasar kesepakatan, yakni masing-masing rating -3 untuk kategori sangat buruk; -2 untuk kategori buruk, dan -1 untuk kategori cukup buruk.

Tabel 3. Analisis Faktor Eksternal

No

Faktor Eksternal

Bobot %

Rating

Skor

I

Peluang

1

Adanya Kebijakan Investasi Wisata Alam bagi Provinsi Papua Barat

15

3

45

2

Sumber pendapatan pada sektor pariwisata Provinsi Papua Barat

15

3

45

3

Mokwam Area dijadikan objek penelitian dan pendidikan di Provinsi Papua Barat

10

2

20

Jumlah skor peluang

50

135

II

Ancaman

1

Kurangnya promosi ekowisata Mokwam Area ke khalayak luar

10

-3

-30

2

Migrasi penduduk dari Kabupaten Pegunungan Arfak ke Mokwam Area

10

-3

-30

3

Akses jalan menuju Mokwam Area yang belum memadai

10

-3

-30

4

Tingginya minat daerah lain dalam pengembangan Objek Wisata

10

-3

-30

5

Para wisatawan yang dengan sengaja merusak atau mencuri flora dan fauna endemik di Mokwam Area

10

-3

-30

Jumlah skor ancaman

50

-150

Total (Peluang-Ancaman)

-15

Keterangan :

  • 1.    Bobot diberikan untuk masing-masing elemen sesuai dengan tingkat penting relatif terhadap keberhasilan pencapaian tujuan

  • 2.    Rating untuk kekuatan dan kelemahan, diberikan atas dasar kesepakatan, yakni masing-masing rating 3 untuk kategori sangat bagus; 2 untuk kategori

bagus, dan 1 untuk kategori cukup bagus. Sementara itu rating untuk kelemahan diberikan atas dasar kesepakatan, yakni masing-masing rating -3 untuk kategori sangat buruk; -2 untuk kategori buruk, dan -1 untuk kategori cukup buruk.

  • 3.4.2.    Strategi Pengelolaan Ekowisata

Berdasarkan data yang telah dijabarkan pada faktor internal dan eksternal analisis SWOT, strategi pengelolaan ekowisata Mokwam Area dengan analisis SWOT dapat dilihat dalam tabel 4. Selanjutnya,

Tabel 4. Matriks Analisis SWOT

berdasarkan skor dalam analisis faktor internal dan faktor eksternal sebelumnya, maka kesimpulan SWOT dapat digambarkan pada diagram analisis SWOT yang dapat dilihat pada Gambar 2.


Kekuatan/Strength (S)

  • 1.    Mokwam Area memiliki biodiversitas fauna yang tinggi

  • 2.    Mokwam Area memiliki biodiversitas flora yang tinggi

  • 3.    Mokwam Area memiliki potensi fisik dan keindahan alam

  • 4.   Terdapat rumah adat Suku Arfak yang khas yaitu rumah

kaki seribu

  • 5.   Terdapat tarian Tumbu Tana yang merupakan tarian adat

Suku Arfak

  • 6.    Terdapat tradisi memasak menggunakan kulit kayu dan bambu sebagai alat untuk memasak

  • 7.    Terdapat lokasi birdwatching dan tempat pengintaian burung

  • 8.    Terdapat kearifan lokal Igya Ser HanjobKesadaran masy yang tinggi untuk menjaga lingkungan


Kelemahan/Weaknessess (W)


1.


2.


  • 3.

  • 4.

  • 5.


Sistem ladang berpindah yang akan menjadi ancaman bagi flora dan fauna endemik apabila bertambah jumlah penduduk

Kebiasaan Masyarakat dalam mengambil kayu bakar di hutan yang akan menjadi ancaman bagi hutan apabila bertambah jumlah penduduk

Masih terdapat beberapa Masyarakat yang memanah Burung Cenderawasih untuk dijual dan Burung Pintar Namdurpolos untuk dimakan.

Kurangnya keterlibatan masyarakat lokal dalam pengelolaan ekowisata Mokwam Area

Kurangnya kemampuan masyarakat dalam berbahasa inggris untuk melayani para wisatawan yang datang ke Mokwam AreaKondisi fasilitas penunjang pariwisata belum memadai


yang


Peluang/Opportunities (O)

Peluang/Opportunities (O)

  • 1.    Investasi wisata alam bagi Provinsi

Papua Barat

  • 2.    Sumber pendapatan di sektor pariwisata Provinsi Papua Barat

  • 3.    Dijadikan objek penelitian dan pendidikan di Provinsi Papua Barat

Strategi SO

  • 1.    Meningkatkan pengelolaan ekowisata dalam pelestarian biodiversitas flora dan fauna serta kebudayaan masyarakat Suku Arfak

  • 2.    Menjadikan kearifan lokal sebagai suatu landasan dalam menjaga biodiversitas flora dan fauna

  • 3.    Meningkatkan kerjasama diantara organisasi yang ada dengan tokoh masyarakat dan

Strategi WO

  • 1.    Memberikan perhatian khusus bagi masyarakat Suku Arfak dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari

  • 2.    Memberikan sosialisasi kepada Masyarakat terkait pentingnya ekowisata dan serta flora dan fauna endemik yang harus dilindungi

  • 3.    Membentuk organisasi pengelola

    pemerintah Provinsi Papua Barat dalam pengelolaan ekowisata

    • 4.    Menjaga kelestarian rumah kaki seribu

    • 5.    Mengkemas kebudayaan Suku Arfak ke dalam paket ekowisata


ekowisata yang juga mengikutsertakan masyarakat

  • 4.    Memberikan pelatihan-pelatihan terkait ekowisata bagi masyarakat di Mokwam Area

  • 5.    Memberikan kursus bahasa inggris bagi masyarakat di Mokwam Area

  • 6.    Menjalin kerjasama diantara pemerintah kabupaten Manokwari dan pemerintah Provinsi Papua Barat dalam pengelolaan ekowisata Mokwam Area

Ancaman/Threat (T)

  • 1.    Kurangnya promosi ekowisata Mokwam Area ke khalayak luar

  • 2.    Migrasi penduduk dari wilayah lain ke Mokwam Area

  • 3.    Akses jalan menuju Mokwam Area yang juga merupakan jalan lintas provinsi yang belum di hot mix, dan juga kondisi jalan yang rusak dan terjal.

  • 4.    Tingginya minat daerah lain dalam pengembangan objek ekowisata. Salah satunya yaitu ekowisata di Pegunungan Arfak

  • 5.    Para wisatawan yang dengan sengaja merusak atau mencuri flora dan fauna endemik di Mokwam Area

Strategi ST

  • 1.    Lebih aktif mempromosikan potensi ekowisata

Mokwam Area ke khalayak luar

  • 2.    Menjaga kearifan lokal igya ser hanjob agar tetap dapat melindungi hutan yang sebagai sumber kehidupan masyarakat Suku Arfak

  • 3.    Memperbaiki akses jalan menuju Mokwam Area yang juga merupakan jalan lintas provinsi yang menghubungkan Kabupaten Manokwari dan Kota Sorong

  • 4.    Menyelenggarakan studi banding ke objek wisata sejenis

  • 5.    Menjalin kerjasama yang baik dengan objek wisata yang berada di sekitar Mokwam Area

  • 6.    Memberikan wawasan dan pengetahuan tentang pengelolaan ekowisata Mokwam Area kepada masyarakat suku Arfak agar mereka dapat turut andil dalam bersaing dengan kawasan ekowisata Kabupaten Pegunungan Arfak.

  • 7.    Membuat aturan-aturan adat yang mengatur

tentang perlindungan flora dan fauna endemik, sehingga dapat diberikan sanksi bagi tourist yang dengan sengaja mencuri flora dan fauna endemik

Strategi WT

  • 1.    Merancang program untuk meningkatkan kerjasama yang baik diantara organisasi dalam pengelolaan ekowisata Mokwam Area

  • 2.    Memberikan pelatihan dan sosialisasi mengenai ekowisata dan juga memberikan kursus bahasa asing (bahasa inggris) bagi masyarakat Suku Arfak, agar mereka lebih siap untuk melayani para wisatawan yang berkunjung ke Mokwam Area

  • 3.    Membatasi penduduk yang bermigrasi dari wilayah lain ke Mokwam Area agar hutan yang menjadi habitat flora dan fauna dapat tetap terjaga.

  • 4.    Menjalin kerjasama yang baik dengan objek ekowisata yang ada di Kabupaten Pegunungan Arfak

  • 5.    Memperbaiki akses jalan yang rusak dan juga membuat perkerasan jalan di jalan yang belum dihotmix.

  • 6.    Memberikan sanksi bagi masyarakat maupun tourist yang dengan sengaja mengambil atau membunuh flora dan fauna endemik.

    Konservati f/berbenah


    Kelemahan


    Peluang


    29


    -20



    Agresif


    Kekuatan


Defensif KompetitifZdiversifikasi

Ancaman

Gambar 2

Diagram Analisis SWOT

Berdasarkan hasil analisis SWOT menggunakan balance score card seperti terjadi pada Gambar 1dapat disimpulkan bahwa posisi ekowisata Mokwam Area berada pada posisi kuadran II. Posisi kuadran II menunjukan bahwa potensi ekowisata Mokwam Area bersifat kompetitif (diversifikasi).

Strategi kompetitif (diversifikasi) yaitu strategi yang dirumuskan dalam kombinasi antara kekuatan (strength) dan ancaman (threats). Strategi kekuatan (strength) dan ancaman (threats) yang telah dirumuskan pada matriks analisis SWOT sebelumnya yaitu, a) mempromosikan potensi ekowisata Mokwam Area ke khalayak luar dengan lebih aktif, b) menjaga kearifan lokal igya ser hanjob agar tetap dapat melindungi hutan yang menjadi habitat flora dan fauna endemik dan juga sebagai sumber kehidupan masyarakat Suku Arfak, c) memperbaiki akses jalan menuju Mokwam Area yang juga merupakan jalan lintas provinsi yang menghubungkan Kabupaten Manokwari dan Kota Sorong, d) menyelenggarakan studi banding ke objek wisata sejenis, e) menjalin kerjasama yang baik dengan objek wisata yang berada di sekitar Mokwam Area, f) memberikan wawasan dan pengetahuan tentang pengelolaan ekowisata Mokwam Area kepada masyarakat suku Arfak agar mereka dapat turut andil dalam bersaing dengan kawasan ekowisata Kabupaten Pegunungan Arfak.

  • 4.    SIMPULAN DAN SARAN

    • 4.1.    Simpulan

  • 1.    Potensi ekowisata di Mokwam Area yaitu panorama alam yang indah, serta biodiversitas flora dan fauna yang tinggi di Mokwam Area. Fauna endemik yang sangat berpotensi menjadi daya tarik ekowisata yaitu Burung Cenderawasih Raja (Western Parotia), Burung Cenderawasih Bela Rotan (Magnificent Bird of Paradise), Burung Cenderawasih Ekor Panjang (Arfak Astrapia), Burung Cenderawasih Bufftailed sicklebill, Burung Cenderawasih Longtailed paradigala, Burung Cenderawasih Black Sicklebill dan Burung Pintar Namdurpolos (Vogelkop Bowerbird)

  • 2.    Kendala yang dihadapi dalam pengelolaan ekowisata yang mendukung pelestarian lingkungan yaitu mata pencaharian Suku Arfak sebagai petani tradisional dengan ladang berpindah yang berpotensi akan merusak hutan yang menjadi habitat flora dan fauna endemik apabila jumlah penduduk bertambah. Bertambahnya jumlah penduduk, menjadikan kebutuhan pangan bertambah dan hal itu akan menjadi ancaman bagi hutan. Kendala lainnya

adalah akses jalan menuju Mokwam Area yang masih buruk, sehingga mengurangi minat wisatawan mngunjungi tempat ini.

  • 3.    Strategi pengelolaan ekowisata yang mendukung pelestarian lingkungan di Mokwam Area yaitu mempromosikan potensi ekowisata Mokwam Area ke khalayak luar dengan lebih aktif; menjaga kearifan lokal igya ser hanjob agar tetap dapat melindungi hutan yang merupakan habitat flora dan fauna endemik; memperbaiki akses jalan menuju Mokwam Area; menyelenggarakan studi banding ke objek wisata sejenis; menjalin kerjasama yang baik dengan objek wisata yang berada di sekitar Mokwam Area; memberikan wawasan dan pengetahuan tentang pengelolaan ekowisata Mokwam Area kepada masyarakat suku Arfak agar mereka dapat turut andil dalam bersaing dengan ekowisata lainnya; Menggunakan aturan-aturan adat yang berlaku di Suku Arfak dalam menjaga pelestarian lingkungan agar dapat memberikan sanksi terhadap siapa saja yang melanggar aturan-aturan adat tersebut.

  • 4.2.    Saran

  • 1.    Perlu memanfaatkan kearifan lokal dalam pengelolaan ekowisata Mokwam Area dengan menciptakan hubungan yang harmonis dan sinergis antara pihak pemerintah dan tokoh-tokoh masyarakat

  • 2.    Perlu menerapkan aturan-aturan adat yang berlaku di masyarakat Suku Arfak dalam bentuk peraturan yang resmi bagi Tourist yang berkunjung ke Mokwam Area

  • 3.    Perlu melakukan penyuluhan kepada masyarakat Suku Arfak agar bisa memenuhi kebutuhan pangan mereka tidak dengan ladang berpindah tetapi dengan inovasi teknologi budidaya pertanian lainnya.

  • 4.    Perlu memperbaiki jalan yang rusak menuju Mokwam Area.

  • 5.    Perlu kerja sama yang baik diantara organisasi masyarakat yang ada di kampung Syoubri, Mokwam dan Kwau di Mokwam Area, yang juga dibimbing oleh pemerintah.

  • 6.    Menjaga kerjasama yang baik antar objek wisata yang berada di sekitar Mokwam Area

  • 7.    Perlu dilakukan monitoring, kontrol dan evaluasi yang dilakukan secara berkala oleh pemerintah dengan melibatkan masyarakat di sekitar Mokwam Area

  • 8.    Perlu memberi masukan pada RTRW Kabupaten Manokwari agar ekowisata Mokwam Area dapat ditetapkan sebagai salah satu kawasan pariwisata alam di Kabupaten Manokwari.

DAFTAR PUSTAKA

Butarbutar, R., Soemarno. (2013). Environmental Effects of Ecotourism In Indonesia. Journal of Indonesian Tourism and Development Studies.

Fandeli, C. 2000. Pengertian Dan Konsep Dasar Ekowisata. UGM. Yogyakarta.

Rangkuti, Freddy. 2011. Balanced Scorecard Teknik Menyusun Strategi Korporat yang Efektif plus Cara Mengelola Kinerja dan Risiko. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Salosa, S T., S A. Awang., P. Suryanto., R H. Purwanto. (2014) Hutan Dalam Kehidupan Masyarakat Hatam Di Lingkungan Cagar Alam Pegunungan Arfak, Jurnal Manusia Dan Lingkungan, 21,3:349-355

Undang-Undang (UU) No. 32 Tahun 2009.Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Widyastuti, A R. (2010) Pengembangan Pariwisata Yang Berorientasi Pada Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup, Jurnal EKOSAINS, 2,3

165