Ecotrophic ♦ 5 (1): 7 - 12

ISSN: 1907-5626

STUDI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS KOMUNITAS ADAT DI DESA ADAT SEMINYAK KECAMATAN KUTA KABUPATEN BADUNG

I. A. Trisna Eka Putri 1), N.K. Mardani dan I. B.G. Pujaastawa 3)

  • 1)    Fakultas Pariwisata Unud

  • 2)    Program Magister Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana Unud

  • 3)    Fakultas Sastra Unud

ABSTRACT

Study of community based waste management system at Desa Adat Seminyak- Kuta, Badung Regency, has done on June until October 2009. The aims of this study to know about : (1) characteristic and volume of waste at Desa Adat Seminyak; (2) community based waste management system at Desa Adat Seminyak; (3) role of the household and tourism in supporting industry on waste management system at Desa Adat Seminyak; (4) strategic for the suitable pattern of the waste management which can be applied at Desa Adat Seminyak.

This study was conducted with direct observation at the TPST in Desa Adat Seminyak and also in the surrounding area of the Desa Adat Seminyak. The distribution of questionaire and conducting direct interview with some institutions that related on the service of waste management and library studies. Analyze data used is description analyze which supporting with Internal (IFAS) and External (EFAS) analyze to obtain grand strategy, SWOT analyze to alternative strategy of the waste management system at Desa Adat Seminyak.

Result of this study showed that : (1) organic waste has highest percentage of waste Desa Adat Seminyak than another such as plastic, paper, textile, glass and box, with volume level 32,29 m3/day; (2) waste management system of adat community at Desa Adat Seminyak is conducting with the bottom up system to find a better solution on waste management, the role of participation of the adat community is conducting some processes : planning process, cooperate process, command and evalution process, and also advantage process; (3) role of the household on waste management system, more than 70% household participation at waste disposal, waste banisment, waste reuse, transfer system and payment of waste distribution. For 97,78% of the household less participation on waste regulations. Role of tourism supporting industry on the waste management was less optimal that 86,67% of tourism supporting industry not yet had waste handling which waste handling was done by desa adat; (4) grand strategy will be implemantation in waste management system at Desa Adat Seminyak is growth oriented strategy, and SWOT analized to find strategy alternative etc : (1) prosperity strategic of the waste management; (2) strategic to improving institutions and human resources; (3) strategic to prosperity on waste handling; (4) strategic to improving quality of waste management.

Keywords : waste management system, adat community

ABSTRAK

Penelitian tentang Sistem Pengelolaan Sampah Berbasis Komunitas Adat di Desa Adat Seminyak, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, dilaksanakan pada Bulan Juni sampai Oktober 2009. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) karakteristik dan volume sampah di Desa Adat Seminyak; (2) sistem pengelolaan sampah berbasis komunitas adat di Desa Adat Seminyak; (3) peran serta rumah tangga dan industri pariwisata dalam sistem pengelolaan sampah di Desa Adat Seminyak; (4) strategi yang sesuai diterapkan dalam sistem pengelolaan sampah di Desa Adat Seminyak.

Penelitian dilakukan dengan pengamatan langsung (observasi) di TPST Desa Adat Seminyak khususnya dan di wilayah Desa Adat Seminyak umumnya, penyebaran kuesioner, wawancara mendalam dengan pihak-pihak terkait dalam sistem pengelolaan sampah, serta studi kepustakaan. Data dianalisis dengan analisis deskriptif, analisis lingkungan internal (IFAS) dan eksternal (EFAS), serta analisis SWOT untuk mendapatkan strategi alternatif pengelolaan sampah di Desa Adat Seminyak.

Hasil penelitian menunjukkan : (1) Desa Adat Seminyak memiliki persentase karakteristik sampah organik tertinggi diantara jenis sampah lainnya yaitu sampah plastik, kertas, tekstil, kaca dan kaleng, serta rata-rata volume sampah 32,29 m3/hari; (2) sistem pengelolaan sampah oleh komunitas adat di Desa Adat Seminyak dilakukan dengan pendekatan yang bersifat bottom up yang memberikan keleluasaan kepada komunitas adat untuk merumuskan pengelolaan yang dikehendaki, dimana peran sertanya dapat dilihat dari beberapa tahap pengelolaan yaitu : tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengendalian dan evaluasi serta tahap pemanfaatan hasil; (3) lebih dari 70% rumah tangga sudah

berperan serta dalam bentuk-bentuk peran serta pengelolaan sampah seperti pewadahan sampah, pembuangan sampah, pemanfaatan sampah, pengangkutan sampah dan pembayaran retribusi sampah. Sebanyak 97,78% rumah tangga kurang mengetahui mengenai peraturan persampahan. Peran serta industri pariwisata dalam pengelolaan sampah belum optimal, dimana sebanyak 86,67% industri pariwisata tidak memiliki sarana pengelolaan sampah. Pengelolaan sampah oleh industri pariwisata diserahkan kepada pengelola sampah (desa adat). Pelayanan penanganan sampah di wilayah Desa Adat Seminyak dinyatakan baik oleh rumah tangga (71,11%) dan industri pariwisata (80%); (4) strategi umum yang harus diterapkan dalam sistem pengelolaan sampah adalah growth oriented strategy, serta dari analisis SWOT diperoleh empat set alternatif strategi yaitu : (1) strategi pengembangan pengelolaan sampah; (2) strategi perbaikan kelembagaan dan SDM pengelola sampah ; (3) strategi pengembangan sarana dan prasarana pengelolaan sampah serta; (4) strategi perbaikan dan peningkatan kualitas pelayanan pengelolaan sampah.

Kata kunci : sistem pengelolaan sampah, komunitas adat

PENDAHULUAN

Aktivitas perekonomian di Bali umumnya dan Desa Adat Seminyak khususnya hampir sebagian besar bertumpu pada sektor pariwisata yang mengedepankan keindahan alam, budaya dan seni. Masalah sampah adalah salah satu dampak negatif dari perkembangan pariwisata yang dapat merusak sumber daya alam dan budaya apabila tidak ditangani secara serius, karena industri pariwisata bergantung pada keberlangsungan lingkungan yang berkualitas tinggi dan kemudian berperan untuk meningkatkan sumber daya alam dan budaya Untuk mencegah berbagai dampak dan permasalahan-permasalahan yang timbul akibat sampah, maka perlu kiranya sampah dikelola dengan baik, seperti dalam pemungutannya, penyimpanan sementara di Tempat Penampungan Sementara (TPS), pengangkutannya maupun pembuangan di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dengan melibatkan peran serta masyarakat.

Desa Adat Seminyak melalui Program Community Based Development (CBD) bidang sanitasi/kesehatan lingkungan, mendirikan jasa penanganan sampah untuk masyarakat (rumah tangga, industri pariwisata, dan fasilitas umum lainnya seperti sekolah, pasar, kantor-kantor, dan lain-lain) dengan sistem angkut dan buang. Jasa penanganan sampah tersebut dilakukan secara mandiri oleh Tim Pembangunan Jangka Pendek (Tim PJP) dan Badan Perencanaan Pembangunan Desa (Bappedes) Desa Adat Seminyak dan bantuan dari berbagai pihak (pemerintah dan swasta). Jasa persampahan Desa Adat Seminyak sudah memiliki 3 (tiga) armada angkut, fasilitas Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) dan merubah sistem angkut dan buang dengan pola angkut, pilah dan olah atau dengan konsep reduse, reuse dan recycle (3R). Di samping itu, dengan adanya sistem pengelolaan sampah oleh komunitas adat di Desa Adat Seminyak juga dapat membuka lapangan pekerjaan bagi warga (krama) Desa Adat Seminyak dan juga dapat memberikan manfaat ekonomi bagi Desa Adat Seminyak.

Berdasarkan uraian di atas menarik untuk diteliti mengenai sistem pengelolaan sampah berbasis komunitas adat di Desa Adat Seminyak. Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui : (1) karakteristik dan volume sampah di Desa Adat Seminyak; (2) sistem pengelolaan sampah berbasis komunitas adat di Desa Adat Seminyak; (3) peran serta rumah tangga dan industri pariwisata dalam sistem pengelolaan sampah di Desa Adat Seminyak; (4) strategi yang sesuai diterapkan dalam sistem pengelolaan sampah di Desa Adat Seminyak.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian dilakukan dengan pengamatan langsung (observasi) di TPST Desa Adat Seminyak khususnya dan di wilayah Desa Adat Seminyak umumnya, penyebaran kuesioner, wawancara mendalam dengan pihak-pihak terkait dalam sistem pengelolaan sampah serta studi kepustakaan. Data dianalisis dengan analisis deskriptif, analisis lingkungan internal (IFAS) dan eksternal (EFAS) untuk mendapatkan strategi umum, serta analisis SWOT untuk mendapatkan strategi alternatif pengelolaan sampah di Desa Adat Seminyak.

HASIL DAN PEMBAHASAN

  • 1.    Karakteristik dan Volume Sampah

Berdasarkan hasil penelitian karakteristik sampah, maka persentase masing-masing jenis sampah yang terdapat dalam timbulan sampah yang terangkut oleh jasa pelayanan pengangkutan sampah Desa Adat Seminyak adalah sebagai berikut : sampah organik sebanyak 83,07%, plastik 7,45%, kertas 4,80%, tekstil 2,33%, kaca 1,36% serta kaleng 0,99%. Menurut data dari TPST Desa Adat Seminyak, persentase sampah organik sebesar 85%, sampah anorganik sebesar 10% dan sampah lainnya sebesar 5% (Bappedes, 2007). Dibandingkan dengan hasil penelitian, maka persentase sampah organik mengalami penurunan 1,93%, sedangkan untuk sampah anorganik mengalami peningkatan sebesar 6,93%. Kuantitas kehadiran jenis sampah dalam timbulan sampah disamping disebabkan oleh faktor peningkatan jumlah penduduk, tingkat pertumbuhan ekonomi dan gaya hidup masyarakat, kecenderungan perubahan komposisi atau karakteristik sampah (waste trend), juga dapat dipengaruhi oleh aktivitas pemilahan atau pemulungan

Gambar 1. Persentase Karakteristik Sampah yang Terangkut oleh Jasa Pelayanan Pengangkutan Sampah Desa Adat Seminyak

sampah sebelum dan sesudah sampah masuk ke TPS (Atmaja, 2004). Gambar 1. menunjukkan persentase karakteristik sampah yang terangkut oleh jasa pelayanan pengangkutan sampah Desa Adat Seminyak.

Rata-rata volume sampah yang diangkut oleh jasa pelayanan pengangkutan sampah Desa Adat Seminyak adalah 32,29 m3/hari. Sampah yang terangkut bersumber dari masyarakat (rumah tangga/RT) sebesar 20% dengan volume 6,617 m3/hari, selain itu terdapat sumber sampah yang lain dalam jumlah besar yang dihasilkan selain RT seperti dari industri pariwisata seperti hotel, restoran, villa dan lain-lain yaitu sebesar 80% dengan volume 25,95 m3/hari (Bappedes, 2007). Kuantitas dan kualitas sampah dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain : (1) faktor penduduk yang jumlahnya bertambah pesat; (2) keadaan sosial ekonomi; (3) kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) (Neolaka, 2008). Perkembangan

pariwisata selama ini menjadikan semakin berat tekanan lingkungan di wilayah Desa Adat Seminyak. Kehadiran wisatawan, baik wisatawan nusantara (domestik) maupun wisatawan mancanegara tidak hanya menyumbangkan “dollar” ke Pendapatan Asli Daerah (PAD), namun juga meninggalkan sampah dimana-mana, yang menyebabkan volume sampah menjadi meningkat serta kualitas lingkungan menurun.

  • 2.    Sistem Pengelolaan Sampah oleh Komunitas Adat di

    Desa Adat Seminyak

Mekanisme perencanaan dan pengambilan keputusan terkait dengan implementasi program manajemen komunitas khususnya dalam pengelolaan sampah di Desa Adat Seminyak, pada dasarnya dilakukan dengan pendekatan yang bersifat bottom up, yang memberikan keleluasaan kepada masyarakat lokal dalam hal ini komunitas adat untuk merumuskan pengelolaan yang dikehendaki sesuai dengan aspirasi yang muncul diantara mereka.

Sistem pengelolaan sampah di Desa Adat Seminyak merupakan suatu proses kegiatan pengelolaan sampah dengan memanfaatkan unsur-unsur atau komponen sistem pengelolaan (manajemen) yaitu man, money, material, method (4M) dan ditambah dengan 1 (satu) regulasi atau peraturan (1R), di mana antara komponen yang satu dengan yang lainnya saling berhubungan atau berkaitan secara efisien untuk mencapai tujuan yang diinginkan, dan hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. berikut.


Sumber : Hasil Penelitian (2009)

Gambar 2. Unsur-unsur atau Komponen Sistem Pengelolan Sampah di Desa Adat Seminyak

Tabel 1. Peran Serta Masyarakat (Krama) Desa Adat Seminyak dalam Pengelolaan Sampah

Tahap Pengelolaan

Bentuk Kegiatan

Mekanisme

1. Perencanaan

Penyusunan /pengesahan

Pengambilan keputusan

  •    Pengajuan alternatif perencanaan kepada pengurus/prajuru desa adat (bottom up)

  •    Diputuskan lewat pertemuan pengurus dusun untuk dilaksanakan

2. Pelaksanaan

Penyusunan program Sosialisasi Persiapan

Pelaksanaan

  •    Dikoordinasikan dalam rapat untuk menyusun program

  •    Rapat, pertemuan warga, pertisipasi, pengurus

  •    Koordinasi dengan stakeholder

  •    Pendampingan oleh tim konsultan

  •    Dilaksanakan dengan partisipasi dan gotong royong

  •    Partisipasi langsung

  • 3.    Pengendalian dan evaluasi

  • 4.    Pemanfaatan hasil

Pengawasan kegiatan dan evaluasi

Pemanfaatan hasil kegiatan

  •    Dilakukan langsung oleh pengurus dan krama (masyarakat) baik perorangan maupun kelompok

  •    Pertemuan rutin pengurus/pengelola sampah dan pertemuan desa

  •    Pelaporan kepada pengurus/prajuru Desa

Sumber : Hasil Penelitian (2009)

Partisipasi atau peran serta masyarakat (krama) Desa Adat Seminyak dalam pengelolaan sampah dapat dilihat dari beberapa tahap pengelolaan yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi, serta tahap pemanfaatan hasil. Partisipasi atau peran serta masyarakat (krama) Desa Adat Seminyak dalam pengelolaan sampah dapat dilihat pada Tabel 1.

  • 3.    Peran Serta Masyarakat (Rumah Tangga dan Industri Pariwisata) dalam Pengelolaan Sampah Hasil penelitian menunjukkan lebih dari 70% rumah tangga sudah berperan serta dalam pengelolaan sampah seperti pewadahan sampah (100%), pembuangan sampah (85,56%), pemilahan sampah (73,33%), pemanfaatan sampah (81,11%), pengangkutan sampah (76,67%) dan pembayaran retribusi sampah (100%). Di sisi lain sebanyak 97,78% rumah tangga kurang mengetahui mengenai peraturan persampahan. Peran serta industri pariwisata dalam pengelolaan sampah belum optimal, dimana sebanyak 86,67% industri pariwisata tidak memiliki  sarana pengelolaan  sampah. Pengelolaan

sampah oleh industri pariwisata diserahkan kepada pengelola sampah (desa adat). Pelayanan penanganan sampah di wilayah Desa Adat Seminyak dinyatakan baik oleh rumah tangga (71,11%) dan industri pariwisata (80%).

  • 4.    Strategi Pengelolaan Sampah di Desa Adat Seminyak 4.1 Matriks Posisi Sistem Pengelolaan Sampah di Desa Adat Seminyak

Untuk mengetahui posisi dari sistem pengelolaan sampah di Desa Adat Seminyak, maka dilakukan tahapan analisis berupa Matriks IFAS dan EFAS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi lingkungan internal sistem pengelolaan sampah secara umum ada pada posisi sangat kuat dengan total skor kekuatan dan kelemahan sebesar 3,69. Total nilai skor dari kekuatan adalah 2,24,

sedangkan total nilai skor dari kelemahan adalah 1,45.

Selisih antara kekuatan dan kelemahan adalah 0,79. Posisi

lingkungan eksternal sistem pengelolaan sampah secara umum ada pada posisi sangat kuat dengan total skor peluang dan ancaman sebesar 3,58. Total nilai skor dari peluang adalah 2,12 dan total nilai skor dari ancaman adalah 1,46. Selisih antara peluang dan ancaman adalah 0,66. Matriks Posisi dari sistem pengelolaan sampah di

Desa Adat Seminyak, dapat dilihat pada Gambar 3.

Sumber : Hasil Analisis Data (2009) (Diadopsi dari Rangkuti, 2001)

Gambar 3. Matriks Posisi Sistem Pengelolaan Sampah di Desa Adat Seminyak

  • 4.2    Strategi Umum (Grand Strategy) Pengelolaan

    Sampah di Desa Adat Seminyak

Berdasarkan Matriks Posisi sistem pengelolaan sampah di Desa Adat Seminyak, menunjukkan bahwa posisi sistem pengelolaan berada pada Kuadran I. Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan karena sistem pengelolaan sampah memiliki kekuatan dan peluang yang cukup baik. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy). Strategi pertumbuhan (growth strategy) digunakan untuk mencapai pertumbuhan baik dalam penjualan, asset, keuntungan, atau kombinasi dari ketiganya (Duartha, 2008). Hal ini bisa dicapai dengan melakukan strategi penetrasi pasar (market

penetration), strategi pengembangan pasar (market development) dan strategi pengembangan produk (product development). Strategi penetrasi pasar artinya mencari pangsa pasar yang lebih besar untuk produk dan jasa yang sudah ada. Sistem pengelolaan sampah di Desa Adat Seminyak, hendaknya bisa menerapkan strategi penetrasi, yaitu fokus dalam mempertahankan dan menggarap lebih maksimal pangsa pasar yang telah ada. Pangsa pasar ini sangat potensial untuk bisa meningkatkan pendapatan. Kegiatan pemasaran difokuskan untuk mencari pangsa pasar yang lebih banyak dalam jasa pengelolaan sampah baik itu dalam jasa pelayanan pengangkutan sampah maupun dalam pembuatan atau produksi kompos. Strategi pengembangan pasar adalah strategi untuk meningkatkan penjualan dengan mencari pangsa pasar baru untuk menambah pangsa pasar yang sudah ada. Dalam sistem pengelolaan sampah di Desa adat Seminyak sasarannya adalah hotel-hotel, restoran, villa yang baru berdiri yang belum terdaftar menjadi pelanggan pengelolaan sampah. Sedangkan strategi pengembangan produk yakni strategi untuk meningkatkan penjualan dengan mengembangkan dan memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada dengan menciptakan produk baru yang merupakan trend. Strategi pengembangan produk ini dalam sistem pengelolaan sampah di Desa Adat Seminyak bisa berupa penambahan fasilitas (sarana dan prasarana) maupun pengembangan sistem pelayanan. Pengembangan tersebut meliputi pengembangan fasilitas TPST yang baru dengan lahan yang lebih luas sebagai tempat pengolahan sampah, menambah armada pengangkut sampah serta menambah mesin pencacah sampah.

  • 4.3    Strategi Alternatif (Analisis SWOT) Pengelolaan Sampah di Desa Adat Seminyak

Berdasarkan faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal sistem pengelolaan sampah di Desa Adat Seminyak, maka dilakukan analisis SWOT (Strenghts, Weaknesses, Opportunities, Threats) yang merupakan strategi alternatif pengelolaan sampah di Desa Adat Seminyak. Berpedoman pada variabel analisis SWOT, ditentukan main issu (isu pokok) dari masing-masing faktor. Adapun main issu ditentukan berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan yang ada di Desa Adat Seminyak, yang selanjutnya dirumuskan strategi-strategi dalam sistem pengelolaan sampah ke depan. Hasil pembahasan tersebut akan dituangkan ke dalam suatu matriks analisis SWOT.

Matriks analisis SWOT dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis pengelolaan sesuai dengan kondisi lingkungan internal dan eksternal sistem pengelolaan sampah di Desa Adat Seminyak. Dari setiap strategi dapat dijabarkan atau diturunkan berbagai macam strategi alternatif/program pengelolaan yang mendukung

pengelolaan sampah di Desa Adat Seminyak. Adapun Matriks Analisis SWOT pengelolaan sampah Desa Adat Seminyak tampak pada Tabel 2.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Karakteristik sampah di Desa Adat Seminyak terdiri dari sampah organik 83,07%, plastik 7,45%, kertas 4,80%, tekstil 2,33%, kaca 1,36% dan kaleng 0,99%, sedangkan rata-rata volume sampah di Desa Adat Seminyak adalah 32,29 m3/hari. Sistem pengelolaan sampah oleh komunitas adat di Desa Adat Seminyak dengan mengambil bentuk manajemen komunitas yang dilakukan dengan pendekatan bottom up, dan peran serta komunitas adat dalam sistem pengelolaan sampah dapat dilihat dari beberapa tahap pengelolaan yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi serta pemanfaatan hasil. Lebih dari 70% rumah tangga sudah berperan serta dalam bentuk-bentuk peran serta dalam pengelolaan sampah yaitu dalam pewadahan sampah, pembuangan sampah, pemanfaatan sampah, pengangkutan sampah dan pembayaran retribusi sampah, sedangkan sebanyak 97,78% rumah tangga kurang mengetahui mengenai peraturan persampahan. Pelayanan penanganan sampah di wilayah Desa Adat Seminyak dinyatakan baik oleh 71,11% rumah tangga dan 80% industri pariwisata. Strategi umum yang harus diterapkan dalam sistem pengelolaan sampah di Desa Adat Seminyak adalah strategi yang mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy), sedangkan hasil analisis SWOT pengelolaan sampah di Desa Adat Seminyak menghasilkan empat set alternatif strategi pengelolaan sesuai dengan kondisi lingkungan internal dan eksternal sistem pengelolaan sampah yaitu : (1) strategi pengembangan pengelolaan sampah; (2) strategi perbaikan kelembagaan dan sumber daya manusia (SDM) pengelola sampah; (3) strategi pengembangan sarana dan prasarana pengelolaan sampah serta; (4) strategi perbaikan dan peningkatan kualitas pelayanan pengelolaan sampah.

Saran

Pihak-pihak terkait di Desa Adat Seminyak seperti pihak pengelola sampah, pemerintah dalam hal ini Pemerintah di Tingkat Kecamatan Kuta maupun di Tingkat Kabupaten Badung serta swasta (LSM) lebih meningkatkan dan menggalakan lagi mengenai pengenalan dan pemasyarakatan program 3R kepada seluruh lapisan masyarakat khususnya di Desa Adat Seminyak. Hal tersebut dimaksudkan untuk meminimalisasi timbulan sampah di Desa Adat Seminyak dan mengurangi beban TPA serta beban lingkungan. Pengelola sampah di Desa Adat Seminyak perlu melakukan pembenahan dan penyempurnaan yang berkaitan langsung dengan sistem pengelolaan sampah, yaitu dari aspek sumber daya

Tabel 2. Matriks Analisis SWOT Pengelolaan Sampah di Desa Adat Seminyak

IFAS

EFAS

Kekuatan/Strenghts (S)

Kelemahan/Weaknesses (W)

  • 1.   Memiliki lembaga pengelolaan sampah oleh

desa adat

  • 2.   Memberikan    lapangan   pekerjaan    bagi

krama/warga desa adat

  • 3.   Memberikan pemasukan/kontribusi bagi desa

adat

  • 4.   Dapat membiayai operasional   pengelolaan

sampah

  • 5.   Adanya dukungan yang kuat dari masyarakat

  • 6.   Tersedianya fasilitas pengolahan sampah

  • 7.   Memiliki tenaga kerja dari krama/warga desa

adat

  • 8.   Memiliki peraturan yang  mengatur tentang

pengelolaan sampah

  • 1.   Kurang lengkapnya struktur

organisasi pengelola sampah

  • 2.   Minimalnya upah/gaji karyawan

  • 3.   Belum optimalnya peran serta

masyarakat yaitu industri pariwisata dalam pengelolaan sampah

  • 4.   Terbatasnya jumlah armada

dan mesin pencacah sampah

  • 5.   Terbatasnya lahan TPST

  • 6.   Kurangnya jumlah dan

kualitas SDM pengelola sampah

  • 7.   Belum tertuangnya peraturan

pengelolaan sampah ke dalam awig-awig/pararem

Peluang/Opportunities (O)

Strategi SO

Strategi WO

  • a.    Pembenahan struktur organisasi dengan dukungan komponen adat

  • b.    Peningkatan jumlah pelanggan dan permintaan pupuk kompos

  • c.    Program pendidikan lingkungan bagi masyarakat

  • d.    Peningkatan hubungan kerjasama  dengan pihak-

pihak terkait dalam pengadaan sarana dan prasarana pengelolaan sampah

  • e.    Peningkatan bidang pendidikan dan pelatihan bagi pengelola sampah

  • f.    Tertuangnya peraturan pengelolaan   sampah ke

dalam awig-awig/pararem

Strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang :

Strategi pengembangan pengelolaan sampah (S1,2,3,4,5,6,7,8;Oa,b,c,d,e,f)

Strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang :

Strategi pengembangan sarana dan prasarana pengelolaan sampah

(W1,2,3,4,5,6,7;Oa,b,c,d,e,f)

Ancaman/Threats (T)

Strategi ST

Strategi WT

  • a.    Belum adanya kader pengurus sampah

  • b.    Permintaan pupuk kompos oleh konsumen belum seluruhnya terpenuhi

  • c.    Masih adanya masyarakat yang tidak melakukan pemilahan sampah

  • d.    Perawatan fasilitas pengelolaan   sampah masih

kurang

  • e.    Berkurangnya tenaga kerja yang mau direkrut

  • f.    Tidak ada tindakan/sanksi yang tegas dan mengikat dalam setiap pelanggaran di dalam peraturan pengelolaan sampah

Strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman :

Strategi perbaikan kelembagaan dan sumber daya manusia (SDM) pengelola sampah

(S1,2,3,4,5,6,7,8;Ta,b,c,d,e,f)

Strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman :

Strategi perbaikan dan peningkatan kualitas pelayanan pengelolaan sampah

(W1,2,3,4,5,6,7,;Ta,b,c,d,e,f)

Sumber : Hasil Analisis Data (2009)

manusia dalam hal ini adalah masyarakat dan lingkup pengelola sampah, aspek regulasi atau peraturan serta aspek institusi/kelembagaan. Pengelola sampah di Desa Adat Seminyak perlu meningkatkan sarana dan prasarana dalam pengelolaan sampah seperti penambahan armada angkut dan perluasan area atau lahan TPST. Hal tersebut akan dapat memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat. Bagi Desa Adat Seminyak dan khususnya kepada pengelola sampah Desa Adat Seminyak perlu membuat peraturan yang mengikat yang dituangkan ke dalam peraturan adat (awig-awig/pararem) tentang pengelolaan sampah kepada masyarakat agar penegakan hukum dapat diterapkan dengan baik dengan melibatkan masyarakat dan penyelenggara pengelolaan sampah. Peraturan yang dimasyarakatkan tersebut harus memiliki kejelasan sanksi atas setiap pelanggaran yang dilakukan. Pemerintah Kecamatan Kuta dan Pemerintah Kabupaten Badung serta Desa Adat Seminyak khususnya agar dapat melaksanakan

program-program dari alternatif strategi pengelolaan sampah yang dihasilkan.

DAFTAR PUSTAKA

Atmaja P, I.B.Gede. 2004. Studi Karakteristik dan Potensi Daur Ulang Sampah Rumah Tangga dalam Upaya Pemilihan Teknologi Pengelolaan Sampah di Kota Denpasar.   Tesis Program Pasca Sarjana

Universitas Udayana.

Bappedes. 2007. Program Clean  Seminyak.  Badan

Perencanaan Pembangunan Desa Adat Seminyak, PU Provinsi Bali, Pemda Badung dan DKP Badung.

Duartha, I Wyn. 2008. Formulasi Strategi Pemasaran Hotel-hotel Melati di Kawasan Pariwisata Ubud. Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Udayana.

Neolaka, Amos. 2008. Kesadaran Lingkungan. Jakarta : Rineka Cipta.

12