PENETAPAN KADAR PENCEMARAN LOGAM Pb DAN Cr PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DI MUARA SUNGAI BADUNG
on
ISSN 1907-5626
Penetapan Kadar Pencemaran Logam Pb dan Cr Pada Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) di Muara Sungai Badung
PENETAPAN KADAR PENCEMARAN LOGAM Pb DAN Cr PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DI MUARA SUNGAI BADUNG
N. W. Bogoriani 1
-
1) Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang penetapan kadar Pb dan Cr pada ikan nila (Oreochromis niloticus) di Waduk Estuaria Muara Sungai Badung. Pengambilan sample dilakukan setiap minggu selama setengah bulan. Lima gram sample yang sudah dikeringkan didestruksi dengan campuran 10 mL H2SO4 pekat dan 40 mL HNO3 pekat. Kadar. Pb dan Cr pada sample dianalisis dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) dengan metode penambahan standar.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kadar Pb pada ikan nila rata-rata berkisar antara 10,1910-10,7710 mg/kg berat basah dan telah melampui batas maksimum cemaran logam Pb pada makanan khususnya daging dan hasil olahannya yaitu 2,0 mg/kg berat basah. Kadar Cr yang diperoleh rata-rata berkisar antara 1.34602,9640 mg/kg berat basah dan juga telah melampui batas maksimum cemaran logam Cr pada daging yaitu 0,4 mg/kg berat basah.
Kata kunci: ikan nila, kadar Pb dan Cr.
ABSTRACT
The study about determination of Pb and Cr content in nile fishes (Oreochromis niloticus) found at Estuaria Dam (Badung River Downtream) has been carried out. Some samples were taken every week during half a month. Five grams of dried sample was destructed with a mixture of 10 mL concentrated H2SO4 and 40 mL concentrated HNO3. The composition of Pb and Cr in the samples was analyzed Atomic Absorption Spectrofotometer using Standar Addition Method.
The results showed that the content of Pb in the nile fishes was about 10.1910-10.7710 mg/kg wet samples and it was over the maximum level of 2.0 mg/kg. On the other hand, the content of Cr was found(1.3460-2.9640 mg/kg wet samples) to be out of level as well (maximum 0.4 mg/kg).
Keywords: nile fishes, Pb and Cr content.
PENDAHULUAN
Muara Sungai Badung merupakan wilayah magrove dan pantai estuaria. Meningkatnya kegiatan domestik dan kegiatan pencelupan yang limbahnya dialirkan ke Sungai Badung, merupakan masalah bagi ekosistem perairan di sekitarnya. Limbah
tersebut akan mengalir ke Muara Sungai Badung dan perairan pantai sekitarnya. Terdapatnya berbagai jenis logam berat sebagai pencemar yang terkandung di dalam limbah tersebut merupakan masalah yang perlu mendapat perhatian khusus, karena logam berat tersebut dapat memberikan pengaruh buruk

terhadap organisme yang hidup pada perairan Sungai Badung dan Muara Sungai Badung.(1,2, 3,)
Bawa (1997) menyatakan bahwa kandungan logam berat pada air Muara Sungai Badung berkisar antara 0,14-0,98 mg/L Pb dan 0,09-0,56 mg/L Cr.(5) Data tersebut menunjukkan bahwa konsentrasinya telah melampui ambang batas kehidupan untuk perikanan dan peternakan, yaitu Pb ≤ 0,03 mg/L dan Cr ≤ 0,05 mg/L.(4) Tingginya kandungan kedua logam berat tersebut pada air di Muara Sungai Badung diduga dapat meracuni organisme air, jika logam itu diabsorpsi dalam jumlah berlebihan. Bila pada waktu tertentu, banyaknya logam berat yang diabsorpsi lebih besar dari yang diekskresikan, maka akan terjadi penumpukan logam berat dalam jaringan tubuh organisme air(6).
Pada perairan waduk Estuaria yang merupakan Muara Sungai Badung sering dijumpai beberapa penduduk melakukan penangkapan ikan (salah satunya ikan nila), siput dan berbagai jenis biota laut untuk dikonsumsi. Dugaan adanya pencemaran logam berat pada biota-biota tersebut kemungkinan dapat mempengaruhi kesehatan penduduk yang mengkonsumsinya. Menurut keputusan Pengawasan Obat dan makanan (POM) No. 03725/B/sk/VII/89 tentang batas maksimum cemaran logam berat pada makanan, khususnya daging dan hasil olahannya, ditentukan batas maksimum untuk Pb = 2,0 mg/kg. Sedangkan
menurut Zook (1976) batas maksimum Cr pada makanan (daging) adalah 0,4 mg/kg berat basah.(3,6)
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui konsentrasi logam berat dalam ikan nila sebagai salah satu indicator biologis yang hidup pada perairan Waduk Estuaria, karena ikan nila sering dikonsumsi bagi masyarakat sekitarnya. Hal ini berguna sebagai petunjuk ada atau tidaknya pencemaran lingkungan melalui analisis kandungan logam berat sebelum sampai ke manusia.
METODE PENELITIAN
Bahan
Asam nitrat pekat,asam sulfat pekat, timbal nitrat, kalium kromat, aquades dan ikan nila (Oreochromis niloticus).
Alat
Seperangkat alat gelas,pemanas listrik, neraca analitik, Spektrofotometer Serapan Atom (SSA),desikator, oven, cawan porselin dan mortar.
Persiapan Sampel
Sampel diambil dagingnya dan dipotong kecil-kecil dan ditimbang berat basahnya. Kemudian dikeringkan dan dibuat serbuk serta ditentukan kadar airnya.
Prosedur Kerja
Destruksi sampel
Sampel berupa serbuk ditimbang 5 gram, dimasukkan dalam labu, tambahkan 10 mL H2SO4 pekat dan 40 mL HNO3 pekat. Kemudian campuran tersebut dipanaskan sampai diperoleh larutan yang jernih. Dinginkan dan tambahkan 50 mL aquades. Kemudian campuran dikocok sampai homogen, lalu disaring ke dalam labu ukur 250 mL dan diencerkan sampai tanda batas.(8)
Penentuan Pb dan Cr
Disiapkan sebanyak 8 buah labu ukur 25 mL yang telah diisi 10 mL larutan sampel hasil destruksi ke dalam 4 buah labu ukur pertama ditambahkan larutan standar Pb 25 ppm masing-masing sebanyak 0, 1, 2, dan 3 mL dan ke dalam 4 labu ukur kedua ditambahkan larutan standar Cr 25 ppm masing-masing sebanyak 0, 1, 2, dan 3 mL. Larutan sample yang telah ditambahkan larutan standar dengan volume berbeda-beda kemudian diencerkan dengan aquades sampai tanda batas.
Absorbansi Pb dan Cr dari 4 buah labu pertama, dan kedua diukur dengan spektrofotometer serapan Atom pada panjang gelombang 217,0 nm untuk Pb dan untuk Cr pada 357,9 nm. Analisis kedua logam ini menggunakan nyala udara-asetilen(7).
Teknik Analisis
Teknik analisis untuk kadar Pb dan Cr pada sampel dilakukan dengan metode penambahan standar yaitu dengan mengalurkan antara absorbansi larutan sampel yang sudah ditambahkan larutan standar dengan berbagai konsentrasi yang berbeda mengikuti model regresi: y = a + bx di mana y = At, x = Cs, At = absorbansi larutan sampel yang ditambahkan larutan standar. Cx = konsentrasi larutan sample dan Cs = konsentrasi larutan standar.
Kurva hubungan absorbansi dan konsentrasi
Dari kurva di atas dapat diketahui:
C0, C1, C2 dan C3 adalah konsentrasi dari masing-masing larutan standar 0, 1, 2, dan 3 ppm yang ditambahkan dalam larutan sampel.
A0, A1, A2, dan A3 adalah absorban dari larutan sampel yang masing-masing mengandung 0,1, 2, dan 3 ppm larutan standar. Untuk mengetahui konsentrasi logam berat dalam sample diperoleh dengan mengekstrapolasikan kurva pada At = 0
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Pengambilan sampel dilakukan setiap minggu selama 3 minggu, sehingga pengambilan sampel menjadi 3x. Pada minggu I sample mempunyai berat basah, berat kering dan kadar air masing-masing 100,6820 gram, 20,1402 gram dan 79,99%. Pada minggu II sample mempunyai berat basah 100,7980 gram, berat kering sebesar 20,4102 gram, dan kadar air 80,28%. Minggu III sample mempunyai berat basah, berat kering dan kadar air masing-masing 100,5410 gram, 21,0514 gram dan 79,06%.
Dari sample kering tersebut diambil 5 gram untuk didestruksi dengan campuran 10 mL H2SO4 pekat dan 40 mL HNO3 pekat. Jika berat sample yang didestruksi dikembalikan ke dalam berat basah, maka dapat dipakai rumus sebagai
100K
berikut: B = di mana B = berat basah, K =
(100 - y)
berat kering dari sampel, dan y = prosentase kadar air.Pada Tabel 3 dan 4. diperlihatkan konversi sampel dari berat kering ke berat basah.
Absorbansi sample yang ditambahkan standar dengan konsentrasi yang bervariasi kemudian diukur dengan Spektrofotometer Serapan Atom pada panjang gelombang 217,0 nm untuk Pb dan 357,9 nm untuk Cr.
Data absorbansi yang ditambahkan standar Pb dan Cr dengan konsentrasi bervariasi dapat dilihat pada Tabel 1. dan 2.
Tabel 1. Data absorbansi Pb dari larutan sampel
yang ditambahkan standar (At)
Pengambilan sampel |
Ulangan |
Absorbansi sample yang ditambah standar (At) | |||
C0 |
C1 |
C2 |
C3 | ||
I |
1 |
0,010 |
0,035 |
0,062 |
0,085 |
2 |
0,011 |
0,035 |
0,062 |
0,086 | |
3 |
0,010 |
0,035 |
0,062 |
0,085 | |
II |
1 |
0,011 |
0,036 |
0,061 |
0,085 |
2 |
0,011 |
0,035 |
0,062 |
0,084 | |
3 |
0,011 |
0,035 |
0,061 |
0,085 | |
III |
1 |
0.010 |
0,034 |
0,061 |
0,085 |
2 |
0,011 |
0,035 |
0,061 |
0,085 | |
3 |
0,011 |
0,035 |
0,065 |
0,086 |
Tabel 2. Data absorbansi Cr dari larutan sampel yang ditambahkan standar (At)
Pengambilan sampel |
Ulangan |
Absorbansi sample yang ditambah standar (At) | |||
C0 |
C1 |
C2 |
C4 | ||
I |
1 |
0,002 |
0,033 |
0,062 |
0,095 |
2 |
0,003 |
0,030 |
0,063 |
0,094 | |
3 |
0,003 |
0,030 |
0,063 |
0,094 | |
II |
1 |
0,003 |
0,035 |
0,063 |
0,096 |
2 |
0,003 |
0,035 |
0,065 |
0,094 | |
3 |
0,004 |
0,035 |
0,064 |
0,094 | |
III |
1 |
0.003 |
0,035 |
0,063 |
0,096 |
2 |
0,002 |
0,034 |
0,063 |
0,095 | |
3 |
0,003 |
0,033 |
0,065 |
0,095 |
Kadar Pb dan Cr (mg/kg sampel) dapat V
dihitung dengan rumus : Cx.n. di mana Cx adalah
B
konsentrasi logam yang diperoleh dari hasil ektrapolasi persamaan kurva regresi pada At = 0 (μg∕mL), n = factor pengenceran (2,5 kali), V = volume akhir sample hasil destruksi (250 mL), B = berat sample yang ditimbang (gram). Dengan menggunakan rumus ini, maka diperoleh kadar Pb dan Cr seperti pada Tabel 3. dan 4.
Table 3. Hasil perhitungan kadar Pb pada sampel
Pengambi lan sampel |
Ulanga n |
Berat Sampel (gram) |
Cx (µg/mL) |
Kadar Pb (mg/kg) | ||
Kering |
Basah |
Kering |
Basah | |||
I |
1 |
5,0150 |
25,0625 |
0,4050 |
50,4741 |
10,1011 |
2 |
5,0901 |
25,4407 |
0,4246 |
52,1360 |
10,4320 | |
3 |
5,0440 |
25,2074 |
0,4050 |
50,1832 |
10,0411 | |
Rata-rata |
50,9311 |
10,1910 | ||||
II |
1 |
5,0420 |
25,5679 |
0,4400 |
54,5421 |
10,7551 |
2 |
5,0801 |
25,7612 |
0,4510 |
55,4861 |
10,9420 | |
3 |
5,0501 |
25,6090 |
0,4350 |
53,8356 |
10,6160 | |
Rata-rata |
54,6213 |
10,7710 | ||||
III |
1 |
5,0511 |
24,1218 |
0,3850 |
47,6381 |
9,9760 |
2 |
5,0542 |
24,1366 |
0,4350 |
53,7920 |
11,2620 | |
3 |
5,0750 |
24,2359 |
0,4230 |
52,0936 |
10,9065 | |
Rata-rata |
51,1746 |
10,7343 |
Table 3. Hasil perhitungan kadar Pb pada sampel
Pengam bilan sampel |
Ulangan |
Berat Sampel (gram) |
Cx (µg/mL) |
Kadar Pb (mg/kg) | ||
Kering |
Basah |
Kering |
Basah | |||
I |
1 |
5,0150 |
25,0625 |
0,4050 |
50,4741 |
10,1011 |
2 |
5,0901 |
25,4407 |
0,4246 |
52,1360 |
10,4320 | |
3 |
5,0440 |
25,2074 |
0,4050 |
50,1832 |
10,0411 | |
Rata-rata |
50,9311 |
10,1910 | ||||
II |
1 |
5,0420 |
25,5679 |
0,4400 |
54,5421 |
10,7551 |
2 |
5,0801 |
25,7612 |
0,4510 |
55,4861 |
10,9420 | |
3 |
5,0501 |
25,6090 |
0,4350 |
53,8356 |
10,6160 | |
Rata-rata |
54,6213 |
10,7710 | ||||
III |
1 |
5,0511 |
24,1218 |
0,3850 |
47,6381 |
9,9760 |
2 |
5,0542 |
24,1366 |
0,4350 |
53,7920 |
11,2620 | |
3 |
5,0750 |
24,2359 |
0,4230 |
52,0936 |
10,9065 | |
Rata-rata |
51,1746 |
10,7343 |
Table 4. Hasil perhitungan kadar Cr pada sampel
Pengambilan sampel |
Ulangan |
Berat Sampel (gram) |
Cx (µg/mL) |
Kadar Cr (mg/kg) | ||
Kering |
Basah |
Kering |
Basah | |||
I |
1 |
5,0150 |
25,0625 |
0,0584 |
7,2782 |
1,4565 |
2 |
5,0901 |
25,4407 |
0,0523 |
6,4218 |
1,2849 | |
3 |
5,0440 |
25,2074 |
0,0523 |
6,4805 |
1,2966 | |
Rata-rata |
6,7268 |
1,3460 | ||||
II |
1 |
5,0420 |
25,5679 |
0,0945 |
11,7141 |
2,3098 |
2 |
5,0801 |
25,7612 |
0,1188 |
14,6158 |
2,8824 | |
3 |
5,0501 |
25,6090 |
0,1371 |
17,7005 |
3,7005 | |
Rata-rata |
14,6768 |
2,9642 | ||||
III |
1 |
5,0511 |
24,1218 |
0,3850 |
12,0890 |
2,0890 |
2 |
5,0542 |
24,1366 |
0,4350 |
11,2407 |
2,3535 | |
3 |
5,0750 |
24,2359 |
0,4230 |
11,1946 |
2,3437 | |
Rata-rata |
11,5081 |
2,3621 |
Pembahasan
Berdasarkan laporan penelitian Bawa (1997) diketahui bahwa air Muara Sungai badung telah tercemar logam berat Pb dan Cr masing-masing 0,14-0,98 mg/L dan 0,09-0,59 mg/L.(3). Sumber pencemaran ini berasal dari limbah kegiatan pertanian, rumah tangga, perbengkelan, industri garmen ataupun air limbah perkotaan lainnya yang masuk ke sungai Badung, sehingga menimbulkan pencemaran sepanjang aliran Sungai Badung dan Muara Sungai Badung.(1,2,3) Keadaan kemungkinan dapat menyebabkan biota seperti ikan nila yang hidup diperairan Muara Sungai Badung juga tercemar logam berat Pb dan Cr.
Dari hasil analisis Spektrofotometer Serapan Atom dengan metode penambahan standar menunjukkan bahwa kadar Pb dan Cr pada ikan nila rata-rata berkisar 10,1910-10,7710 mg/kg berat basah untuk Pb (Tabel 3) dan 1,34602,9642 mg/kg berat basah untuk logam Cr (Tabel 4).
Berdasarkan hasil data tersebut dan bila dibandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya, maka dikatakan telah terjadi akumulasi logam Pb dan Cr pada tubuh ikan. Akumulasi logam berat ini terjadi, bila pada waktu tertentu banyaknya logam berat yang diabsorpsi (masuk) lebih besar dari yang diekskresikan dari tubuh sampel. Pemasukan logam ini dapat bersama makanan dari sampel, penyerapan dari air yang telah tercemar atau dari air yang dicerna melalui system pencernaan, sehingga konsentrasi logam pada sampel lebih tinggi dari perairan Muara sungai
Badung. Logam-logam ini dapat menimbulkan efek penggandaan pada konsumen berikutnya sesuai dengan system rantai makanan dan akan sampai pada manusia jika dikonsumsi oleh manusia.
Menurut Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan (POM) No. 03725/B/SK/VII/89 tentang batas maksimum cemaran logam pada makanan khususnya daging olahan, ditentukan batas maksimum untuk Pb = 2,0 mg/kg dan Cr menurut Zook (1976) batas maksimum adalah 0,4 mg/kg berat basah. Berdasarkan ketentuan tersebut kadar Pb dan Cr telah melampui batas maksimum yang diperbolehkan. Bila ditinjau dari cemaran logam pada makanan, maka berarti ikan nila ini tidak layak lagi dikonsumsi.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan:
-
1. Kadar Pb rata-rata berkisar anatara 10,191010,7710 mg/kg, kadar Pb telah melampui batas maksimum yang diperbolehkan (2,0 mg/kg).
-
2. Kadar Cr rata-rata berkisar antara 1,34602,9640 mg/kg. Kadar Cr telah melampui batas maksimum yang diperbolehkan yaitu 0,4 mg/kg.
Saran
Hal-hal yang dapat disarankan sebagai berikut:
-
1. Kandungan logam Pb dan Cr yang telah melampui batas maksimum perlu diperhatikan dan diwaspadai oleh masyarakat khususnya masyarakat yang melakukan interaksi di sekitar Muara Sungai Badung yang tercemar logam Pb dan Cr maupun masyarakat yang mengkonsumsi ikan-ikan yang telah tercemar logam Pb dan Cr.
-
2. Perlu dilakukan penelitian tentang kandungan logam berat Pb dan Cr pada Organisme air lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Gunaya, 1992, Kandungan Logam berat di Muara Sungai Badung dan Sungai Mati, Skripsi PS Biologi Unud, Denpasar.
Sastrawan, I.D.P.P., 1990, Kualitas Perairan Sungai Badung Ditinjau dari Jenis Bahan Pencemaran, Laporan Penelitian untuk PS Biologi Unud Denpasar, hal. 1-5.
Suwirna, S.,Surtipanti, S., dan Yatim, S., 1981, Studi Kandungan Logam Berat Hg, Pb dan Cr dalam Beberapa Jenis Hasil Laut Segar, Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi BATAN, hal. 3-5.
Wardhana, A.W., 1995, Dampak Pencemaran Lingkungan, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta, hal. 107-111.
Bawa, I.G.A. dan Supriatin, I.E., 1997, Chemical Studies of Water Pollution and Bioconcentration of Heavy Metals by water Plants, Unud, Denpasar, hal. 9-14.
Palar,H., 1994, Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat, PT. Rineka Cipta, Jakarta, hal. 9-16.
Skoog Douglas, A., and Leary, J.J., 1992, Principles of Instrumental Analysis, 4th ed. Harcourt Brace College Publishers, Orlando, P. 196230.
Apriyantono, A., dkk., 1989, Analisis Pangan, Pusat antar Universitas Pangan dan Gizi, IPB, Bogor, hal. 15-21.
ECOTROPHIC | VOLUME 2 NO. 1 MEI 2007
7
Discussion and feedback