ECOTROPHIC • 6 {2) : 139 - 145

ISSN: 1907-5626

ANALISIS EFEKTIFITAS PROSES PENGOLAHAN LIMBAH

PT. INDONESIA POWER UNIT BISNIS PEMBANGKITAN (UBP) BALI BERBASIS MICROSOFT VISUAL FOXPRO

N. Ngr.ADISANJAYA1,2), IWBudiarsa Suyasa2,3), K. SunoRA3)

  • 1)    Dinas PU Provinsi Nusa Tenggara Barat

  • 2)    Program Sudi I/mu :Lingkungan PPs Unud

  • 3)    FMIPA Unud

Email: [email protected]

ABSTRAK

PT. Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Bali merupakan badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak dibidang ketenagalistrikan Jawa dan Bali. Perusahaan ini mengelola 15 unit pembangkit listrik, 11 PLTD dan 4 PLTG dimana total daya yang dihasilkan 201,29 MW. Besarnya daya tersebut akan menghasilkan debit limbah yang besar pula sehingga diperlukan teknologi proses pengolahan limbah yang baik dan efektif.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas tingkat pencemar air limbah dan efektifitas proses pengolahan limbahnya. Analisa data dan pengolahannya menggunakan bahasa pemrograman Microsoft visual foxpro.

Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Februari dan Maret tahun 2011 dengan parameter temperatur, pH, zat padat terlarut (TDS), minyak dan lemak, BODs, COD, sulfida (H2S), cadmium (Cd), timbal (Pb) dan besi terlarut (Fe). Penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode pengambilan data secara primer dengan uji laboratorium. Penelitian dilakukan dengan membandingkan kualitas air limbah pada TS I yaitu pada inlet separator I, TS II yaitu pada outlet separator II dan TS III yaitu pada outlet proses pengolahan limbah secara keseluruhan dengan balm mutu yang ditetapkan.

Hasil yang didapat adalah kurang optimalnya efektifitas poses pengolahan limbah pada cadmium (Cd) yaitu dengan nilai rata-rata sebesar 61,32 % karena masih berada dibawah standar efektifitas yang berlaku yaitu dengan nilai rata-rata sebesar 97,17 % sehingga kualitas effl.uent nya dengan rata-rata sebesar 0,14 ppm melebihi baku mutu yang ditetapkan yaitu sebesar 0,01 ppm. Hal ini disebabkan karena belum adanya altematif dalam proses pengolahan limbah untuk menurunkan kandungan logam berat khususnya cadmium (Cd) dan untuk meningkatkan efektifitas sebelumnya.

Kata kunci : kualitas, efektifitas, proses pengolahan limbah, PT. Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Bali

ABSTRACT

Indonesia Power Generating Business Unit Bali is a state-owned enterprises (SOE.5) engaged in the electrification of Java and Bali. This company manages 15 units of power plants, 11 diesel and 4 PLTG which total 201.29 MW of power generated. The amount of power it will produce a greater flow of waste so that waste processing technology needed a good and effective.

This study aims to determine the quality of waste water pollutant levels and the effectiveness of waste processing, that data analysis and processing using Microsoft Visual FoxPro programming language.

Sampling was conducted in February and March of 2011 with the parameters of temperature, pH, dissolved solids (TDS), oil and grease, BODs, COD, sulfide (H2S), cadmium (Cd), lead (Pb) and dissolved iron (Fe). This study is descriptive with a primary method of data collection with laboratory tests. The study was conducted by comparing the quality of waste water in TS I, which on the inlet separator I, TS II; namely the outlet separator II and TS III, namely the outlet waste treatment process as a whole with the specified quality standards.

The results are less optimal effectiveness of wastewater treatment poses on cadmium (Cd) by the average value of 61.32% because it is below the prevailing standards of effectiveness by the average value of 97.17% so that its effluent quality with average of 0.14 ppm exceeds the standard set that is equal to 0.01 ppm. This is due to the absence of alternative waste treatment processes to reduce the content of heavy metals, especially cadmium (Cd) and to improve the effectiveness of the previous.

Keywords : quality, effectiveness, waste treatment process, Indonesia Power Generating Business Unit Bali

PENDAHULUAN

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pesatnya pertumbuban ekonomi yang secara tidak langsung telab memicu pertumbuban industrialisasi di kota-kota besar. Kegiatan industrialisasi jika tanpa pengawasan dari pibak terkait dapat menimbulkan permasalahan terutama dibidang lingkungan. Sistem pengolahan limbah mutlak diperlukan karena kegiatan industri dapat menghasilkan limbah dan apabila tidak serius ditangani akan menimbulkan efek samping. Adapun efek samping dari limbah adalah dapat membahayakan kesebatan manusia, merugikan dari segi ekonomi karena dapat menimbulkan kerusakan benda atau bangunan. Selain itu limbah juga dapat membunuh biota air seperti ikan-ikanan atau binatang lain dan dapat merusak lingkungan jika kandungan limbab tersebut mengandung logam berat dan telah melebihi baku mutu yang ditetapkan (Sugiharto, 1987).

Jika pemilik industri tidak menangani secara serius masalah limbah ini, sudab tentu bal tersebut akan berdampak negatif bagi lingkungan dan masyarakat sekitar. Oleb karena itu salab satu upaya yang dilakukan oleh pemilik industri dalam pengolaban limbahnya dengan beberapa rangkaian kegiatan yang meliputi : penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolaban limbab termasuk penimbunan basil pengolahan, sebingga pengolahan ini dapat menekan seminimal mungkin pencemaran yang diakibatkan limbah tersebut.

Salah satu contoh industri di Bali yang telah melakukan upaya pengolahan limbah adalab PT. Indonesia Power UBP Bali. Perusahaan ini adalah perusahaan yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang usaha pembangkit listrik yang menjadi rekanan PLN dalam pemasok listrik Jawa dan Bali, yang dalam pelaksanaan kegiataannya mempergunakan mesin-mesin Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) untuk pembangkit listrik. Perusahaan ini mengelola 15 unit pembangkitan listrik yang terdiri 11 unit pembangkit listrik tenaga diesel dan empat unit pembangkit listrik tenaga gas, dengan total daya terpasang 201,29 MW.

Operasional pembangkit listrik PT. Indonesia Power UBP Bali pada bulan Januari-Desember 2009 · mengbasilkan limbah 83, diantaranya minyak kotor 667.600 liter, kain majun terkontaminasi B3 185 Kg, toner printer 24.3 Kg, botol bekas kemasan B3 22.75 Kg, lampu TL bekas 13 Kg, Slude penampung bak I sebanyak 5.826 Kg dan Slude penampung bak II sebanyak 3.571 Kg.

Pada tanggal 12 Agustus 2008 melalui Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, PT. Indonesia Power UBP Bali memberikan basil penilaian peringkat kerja terbadap perusabaan dalam pengelolaan lingkungan bidup (PROPER) adalah biru minus, yang artinya untuk usaha dan atau kegiatan yang telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang

dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku namun perlu adanya peningkatan pengelolaan lingkungan. Hal ini dikarenakan ada beberapa parameter air limbah dari sistem pengolahan limbabnya masib melebibi baku mutu lingkungan seperti cadmium (Cd) dan BOD5 dimana sebagai pembanding baku mutu digunakan Peraturan Gubemur No. 8 tahun 2007 tentang baku mutu lingkungan hidup dan kriteria baku kerusakan lingkungan bidup.

Oleh karena itu diperlukan analisis lebib lanjut mengenai efektifitas proses pengolahan limbah PT. Indonesia Power UBP Bali dan untuk mempermudah dalam menganalisis dan mengolah data dari keefektifan proses tersebut maka digunakan sistem komputerisasi dengan microsoft visual FoxPro. Program ini merupakan pengembangan dari industri Microsoft yang difungsikan untuk aplikasi database yang berkaitan erat dengan sistem pengolahan data. Perpaduan antara sistem komputerisasi dan sistem pengolahan limbah diharapkan mampu menghasilkan sistem analisis data proses pengolaban limbah yang berbasis teknologi komputerisasi yaitu teknologi yang berbasis Microsoft Visual FoxPro.

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui kualitas air limbab basil dari Proses Pengolahan Pengolahan Limbah PT. Indonesia Power UBP Bali dengan menggunakan bahasa pemrograman Microsoft Visual FoxPro. (2) Untuk mengetahui tingkat efektifitas Proses Pengolahan Limbah PT. Indonesia Power UBP Bali dengan menggunakan pemrograman Microsoft Visual FoxPro.

METODELOGI PENELITIAN

Penelitian dilakukan pada Proses Pengolahan Limbah PT. Indonesia Power UBP Pesanggaran Bali dan waktu penelitian dilakukan selama tiga bulan yaitu bulan Januari-Maret 2011.

Sumber Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleb dari basil analisis kualitas dan efektifitas proses pengolahan limbah PT. Indonesia Power UBP Bali sedangkan untuk data sekundemya diperoleb melalui studi pustaka dari PT. Indonesia Power UBP Bali, studi literatur buku dan internet.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan disini adalah Teknik Purposive Sampeling. Dalam penelitian ini terdapat tiga titik pengambilan sampel yaitu TS I, TS II dan TS III. Dari masing-masing titik sampel dilakukan pengulangan pengambilan sampel sebanyak tiga kali, sehingga total terdapat 9 sampel. Sampel-sampel tersebut kemudian dibawa ke laboratorium UPT. Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja Bali untuk dianalisis lebih lanjut sesuai dengan peruntukannya.

Pengukuran sampel limbah pada TS I, TS II dan TS III yang dianalisis adalah parameter fisika dan kimianya. Adapun parameter fisikanya berupa temperatur dan zat padat terlarut (TDS), sedangkan parameter kimianya adalah parameter pH, minyak dan lemak, BODs, COD,

sulfida (H2S), cadmium (Cd), timbal (Pb) dan besi (Fe). Parameter fisika dan kimia yang dianalisis akan dibandingkan dengan Peraturan Gubernur Bali No. 8 Tahun 2007 (kelas ^ tentang baku mutu lingkungan hidup dan kriteria kerusakan lingkungan hidup dan Peraturan Menteri Negara Llngkungan Hidup No. 8 Tahun 2009 tentang baku mutu air limbah bagi usaha dan atau kegiatan pembangkit listrik tenaga termal.

Tabel 1     Parameter, Satuan, Metode analisis, Alat analisis dan Baku Mutunya

No    Parameter

Satuan

Metode Analisis

Alat Analisis

Baku mutu

FISIKA

l Temperatur

·c

Pemuaian air

Thermo·

Deviasi s••

raksa

meter

2 Zat padat terlarut

ppm

Gravimetrik

Timbangan

2000 ••

(TDS)

analitik

KIMIA

l pH

-

pH meter

5.9 ••

2 Minyak dan lemak

ppm

Spekto·

Spektopo·

10•

pothometrik

thometer

3 BOD,

ppm

ntrimetrik

Buret

12 ••

4 COD

ppm

Titrimetrik

Buret

100 ••

S Sulfida (H2S)

ppm

Spekto·

Spektopo·

(-)

pothometrik

thometer

6 Cadmium (Cd)

ppm

Spekto·

Spektopo·

0,01 ••

pothometrik

thometer

7 nmbal (Pb)

ppm

Spekto·

Spektopo·

l ••

pothometrik

thometer

8 Besi terlarut (Fe)

ppm

Spekto·

Spektopo-

3•

pothometrik

thometer

Keterangan (•): Permen. LH No. 8 Tahun 2009 1••) : Pergub. Bali No. 8 Tahun 2007

(-) : tidak dipersyaratkan berdasarkan baku mutu

Variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu kualitas air limbah dan efektifitas proses pengolahan limbah PT. Indonesia Power UBP Bali. Data analisis kualitas proses pengolahan limbah diperoleh dengan membandingkan hasil analisis parameter di laboratorium UPT. Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja Bali pada TS I, TS II dan TS III dengan Pergub. Bali Tahun 2007 dan Permen. LH No. 8 Tahun 2009, sedangkan untuk menentukan efektifitas atau efisiensi (Q) proses pengolahan limbah dibedakan menjadi dua tahap yaitu tahap I dan tahap II. Tahap I, dimana dianalisa efektifitas (Q) dari inlet separator I (Qo) dengan outlet separator II (Qi) sedang tahap II dianalisa efektifitas inlet separator III (Qi) dan outlet akhir proses pengolahan limbahnya (Qa) dengan menggunakan rumus efektifitas efektifitas (1) menurut Metcalf & Eddy (2003) :

% Efektivitas =------ x 100% .......................(1)

A

Keterangan

A : nilai parameter awal (inlet) diperoleh dari data kualitas air sebelum air limbah masuk kedalam suatu proses pengolahan limbah.

B : nilai parameter akhir (outlet) diperoleh dari data kualitas air setelah air limbah keluar dari suatu proses pengolahan limbah.

Dari analisis efektifitas pada tahap I (Q0 dan pada tahap II (Q11) yang dihitung dengan menggunakan rumus efektifitas (1) akan digunakan untuk menentukan analisis nilai efektifitas proses pengolahan limbah

secara keseluruhan (^Q), proses pengolahan limbah ini mencakup proses pengolahan limbah pada separator I, separator II, separator III, septik aerasi, septik biofiltrasi dan AOP ozone.

Dari hasil analisis efektifitas pengolahan limbah secara keseluruhan (^Q) dapat dianalisis keefektifan atau efektifitas proses pengolahan limbah PT. Indonesia Power UBP Bali terhadap beberapa parameter air limbah yang dihasilkan, seperti parameter Minyak dan lemak, BOD , COD, cadmium (Cd), timbal (Pb) dan parameter Iafnnya dengan standar efektifitas baku mutu (Sutansyah, 2009).

Standar efektifitas baku mutu diperoleh dari hasil analisis terhadap data primer dan sekunder kualitas air limbah yang dibandingkan dengan baku mutu yang berlaku menggunakan rumus efektifitas (1) sehingga diperoleh :

%Efektivitas = ---=-O --=-BM x 100% .................... (2)

Qo

Keterangan

^ : nilai parameter awal (inlet) diperoleh dari data kualitas air sebelum air limbah masuk kedalam suatu proses pengolahan limbah.

Q8M : nilai baku mutu diperoleh dari standar baku mutu pameter yang ditetapkan.

Hasil perbandingan kualitas air limbah dengan baku mutu yang berlaku digunakan untuk menentukan keefektifan terhadap baku mutu, dimana kualitas air limbah tersebut apakah telah melampaui atau tidak baku mutu yang ditetapkan.

Setelah dilakukan analisis terhadap keefektifan baku mutu, data efektifitas proses pengolahan limbah secara keseluruhan (^Q) akan dibandingkan dengan standar efektifitas. Perbandingan efektifitas proses pengolahan limbah (^Q) dengan standar efektifitas baku mutu akan digunakan untuk menganalisa hasil efektifitas proses pengolahan limbah secara keseluruhan (^Q) apakah telah memenuhi atau tidak standar efektifitas yang berlaku.

Data kualitas dan efektifitas proses pengolahan limbah kemudian akan ditampilkan dengan bahasa pemrograman Microsoft Visual FoxPro. Program ini merupakan program pengolahan database, dimana data-data yang diperoleh akan ditampilkan dalam bentuk grafik sesuai dengan peruntukannya sehingga memudahkan dalam proses analisa dan studi lebih lanjut mengenai proses pengolahan limbahnya PT. Indonesia Power UBP Bali.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Prinsip Kerja Proses Pengolahan Limbah Yr. Indonesia Power UBP Bali

Limbah cair yang dihasilkan dari proses pengolahan limbah PT. Indonesia Power UBP Bali berasal dari minyak kotor yang terbuang karena adanya kegiatan pemeliharan mesin-mesin diesel dan berasal dari air sumur resapan yang dipompa ke permukaan agar parit-parit (duck) kabel listrik tidak tergenang air, hal ini

clisebabkan lokasi PLTD/G Pesanggaran berada pada dataran rendah dekat pantai.

Proses pengolahan limbahnya menggunakan tiga buah separator diantaranya separator I, separator II dan separator III, septik aerasi dan biofiltrasi serta sistem perpompaan dan AOP ozone seperti terlihat pada Gambar 1.

SIS TEM PENGOLAHANLIMBAH PT. INDONESIA POWER UBPPESANGARANBAU

Gambar 1. Proses Pengolahan Limbah PT. Indonesia Power UBP Bali

Hasil Kualitas Limbah Cair PT. Indonesia Power UBPBali

Hasil kualitas air limbah pada proses pengolahan limbah PT. Indonesia Power UBP Bali diperoleh dari hasil analisis beberapa parameter pengambilan sampel dari tiga kali pengulangan pada TSI, TS II dan TS III dari laboratorium UPT. Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja Bali. Hasil ini nantinya akan clibandingkan dengan Pergub. Bali No. 8 Tahun 2007 (kelas IV) tentang baku mutu lingkungan hidup dan kriteria kerusakan lingkungan hidup dan Permen. LH No. 8 Tahun 2009 baku mutu air limbah bagi usaha dan atau kegiatan pembangkit listrik tenaga termal.

Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Limbah pada TSI

Setelah diperoleh hasil analisis kualitas air limbah pada pengambilan sampel pada TS I yaitu titik sampel pada saat air limbah masuk untuk pertama kali ke proses pengolahan limbah (influent), dilanjutkan dengan membanclingkan hasil tersebut dengan baku mutu sehingga cliperoleh seperti Tabel 2.

Tabel 2. Perbandingan Kualitas air limbah TS I dengan baku mutu

No.

Parameter

Satuan

Kualitas TS I

Baku

Mutu

1

2

3

Rata-rata

1

Tempratur

·c

30.1

29.3

29.5

29.63

Deviasi 5

2

pH

-

7.9

8

7.9

7.93

5-9

3

TDS

ppm

817.65

312

1200

776.55

2000

4

Minyak & Lemak

ppm

0.39

0.106

3.228

1.24

10

5

BOD,

ppm

19.2

18.6

19.2

19.00•

12

6

COD

ppm

143.5

137

143

141.17•

100

7

Sulfida

ppm

13.1

12.64

6.49

10.27

8

Cadmium

ppm

0.49

0.29

0.28

0_35•

0.01

9

nmbal

ppm

2.53

3.13

3.44

3.03•

1

10 Besi terlarut

ppm

1.5

0.46

0.12

0.69

3

Ket. : ' = meleb,hi baku mutu yang d1tetapl<an

Pada TS I, kandungan BOD , COD, cadmium dan timbal melebihi baku mutu y;ng ditetapkan. Kadar BODs yang tinggi merupakan inclikasi perairan tersebut

tercemar dimana pengujian idealnya dalam waktu lima hari oleh organisme pengurai aerobik dalam suatu volume limbah pada suhu 20°C atau sering disebut sebagai BODs(Lina, 2004). Kegiatan pencucian mesin yang menghasilkan air limbah banyak mengandung cadmium karena beberapa mesin yang terbuat dari baja dilapisi oleh seng (Zn) dimana logam ini merupakan sumber utama dari Cd sehingga produksi Cd sangat clipengaruhi oleh Zn (Sugiharto, 1987). Bahan timbal (Pb) juga sering digunakan sebagai bahan pelapis logam (coating) karena sifatnya yang tahan karat, pada proses pemeliharaan mesin-mesin diesel atau cuci-cuci mesin beberapa lapisan mesin coating nya sudah tidak maksimal melapisi mesin sehingga hasil pencucian mesin menghasilkan air limbah yang mengandung timbal (Pb) yang masih tinggi (Heryando Palar, 2008).

Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Limbah pada TSII

Setelah cliperoleh basil analisis kualitas air limbah pada pengambilan sampel pada TS II yaitu titik sampel pada saat air limbah telah melewati separator I dan separator II, clilanjutkan dengan membanclingkan hasil tersebut dengan baku mutu cliperoleh seperti Tabel 3.

Tabel 3. Perbandingan Kualitas Air Limbah TS II dengan Baku mutu

No

. Parameter

Satuan

Kualitas TS II

Baku Mutu

1

2

3

Rata-rata

1

Tempratur

·c

29.0

29.4

29.4

29.27

Deviasi S

2

pH

7.8

7.8

7.7

7.77

5-9

3

TDS

ppm

510

129

780

473.00

2000

4

Minyak & Lemak

ppm

0.31

0.003

3.018

1.11

10

5

BOD,

ppm

17.4

13.2

13.7

14.77•

12

6

COD

ppm

128.4

110

127

121.80•

100

7

Sulfida

ppm

6.98

10.29

4.14

7.14

-

8

Cadmium

ppm

0.31

0.23

0.27

0.27*

0.01

9

Timbal

ppm

0.3

2.63

3.17

2.03*

1

10 Besi terlarut

ppm

0.49

0.2

0.11

0.27

3

Ket. : • = melebihi baku mutu yang ditetapkan

Masih tingginya kandungan COD, BODs.cadmium dan timbal pada TS II menginclikasikan belum optimalnya proses pengolahan limbah pada separator I dan II. Salah satu metode yang digunakan adalah metooe filtrasi yang belum optimal menurunkan kandungan limbah terutama logam berat. Menurut Fajri dan Hadiwidodo M. (2007), setelah filtrasi digunakan beberapa saat jika tidak clibersihkan akan mengalami penyumbatan sehingga perlu dibersihkan dengan pencucian udara dan pencucian air seperti penyemprotan permuakaan filter dan penyemprotan dengan backwash. Pada proses pengolahan limbah PT. Indonesia Power UBP Bali penanganan dalam pembersihan filter dan separator belum maksimal karena sering dijumpai terjadinya penyumbatan pada filtrasi sehingga efektifitas dari separator tersebut tidak maksimal untuk menurunkan kandungan limbah, terutama logam berat.

Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Limbah pada TSIII

Setelah diperoleh hasil analisis kualitas air limbah pada pengambilan sampel pada TS III yaitu titik

sampel air limbah pada saat setelah melewati proses pengolahan limbah secara keseluruhan (effl.uent), dilanjutkan dengan membandingkan basil tersebut dengan baku mutu diperoleh seperti Tabel 4.

Tabel 4. Perbandingan Kualitas Air Limbah TS Ill dengan Baku mutu

No.

Parameter

Satuan

Kualitas TS Ill

Baku Mutu

1

2

3

Rata-rata

1

Tempratur

·c

29

28

29

28.67

Deviasi 5

2

pH

*

7.S

7.8

7.5

7.60

5-9

3

TDS

ppm

159

87

214

153.33

2000

4

Minyak & Lemak

ppm

0.09

0.0001

0.32

0.14

10

5

BOD,

ppm

8.3

10.7

10.4

9.80

12

6

COD

ppm

48.2

50.2

48.7

49.03

100

7

Sulfida

ppm

2.82

4.32

1.83

2.99

-

8

Cadmium

ppm

0.1

0.15

0.16

0.14•

0.01

9

nmbal

ppm

0.21

0.18

0.22

0.20

1

10 Besi terlarut

eem

0.1

0.08

0.03

O.Q7

3

Ket. : ' = meleb1h1 baku mutu yang ditetapkan

Pada TS III, yang merupakan titik sampel di akhir proses pengolahan limbah masih ditemukan kandungan cadmium rata-rata 0,14 ppm yang melebihi baku mutu yang ditetapkan yaitu sebesar 0,01 ppm. Hal ini disebabkan belum optimalnya proses pengolahan limbah pada separator I dan separator II, separator Ill, septik aerasi, biofiltrasi dan AOP ozone untuk kandungan logam berat khususnya cadmium. Selain belum optimalnya proses filtrasi pada separator I, II dan III dimana sering dijumpai adanya penyumbatan pada proses pengolahan limbahnya, adanya blower pada septik aerasi yang sering tidak berfungsi juga menyebabkan septik aerasi tidak maksimal dalam proses pengolahan limbahnya.

Fungsi septik aerasi menyediakan oksigen bagi mikroorganisme, karena dengan menambahkan oksigen dari blower ke septik aerasi maka dapat membantu meningkatkan oksigen terlarut dalam air limbah dan memperbanyak penguraian bahan anorganik seperti sulfida. Setelah melalui septik aerasi ini dilanjutkan ke septik biofiltrasi dimana proses pengolahan ini merupakan pengolahan limbah secara biologi, menurut Budhi Priyantho dan Joko Prayitno (2003), merupakan suatu sistem dimana tanamantertentuyang bekerjasama dengan mikrooganisme dalam media (tanah, koral dan air) dapat mengubah zat kontaminan (pencemar atau polutan) menjadi kurang atau tidak berbahaya. Pada proses pengolahan limbah PT. Indonesia Power UBP Bali masih dijumpai adaanya penyumbatan aliran dari septik aerasi ke biofiltrasi karena kurangnya pemeliharan seperti pengurasan, pembersihan dari bak biofiltrasi sehingga proses pengolahan limbahnya tidak optimal.

Hasil Efekti:fitas Proses Pengolahan Limbah Yr. Indonesia Power UBP Bali

Perhitungan nilai efektifitas proses pengolahan limbah PT. Indonesia Power UBP Bali dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap I dan tahap II. Masing-masing tahap nilai efektifitasnya diperoleh dari perhitungan data primer dan sekunder dari nilai rata-rata kualitas

air limbah di TS I, TS II dan TS III terhadap parameter BOD , COD, sulfida (H2S), cadmium (Cd), timbal (Pb) dan 6esi terlarut (Fe) dengan rumus efektifitas (1).

Hasil Perhitungan Efekti:fitas Nilai pada Tahap I

Setelah dilakukan perhitungan terhadap data primer dan sekunder dari rata-rata kualitas air limbah pada inlet separator I (QJ dan outlet separator II (Q.) maka nilai efektifitas pada tahap I (Q,) diperoleh seperti Tabel 5.

Tabel 5. Tabel Pengukuran Efektifitas pada Tahap I

No. Parameter

Rata-rata (0,,) (eeml

Rata-rata (Cl,) !eeml

Efektifitas (Q,)

(%)

1 TDS

776.55

473

39.09

2 Minyak & lemak

1.24

1.11

10.55

3 BOD,

19.00

14.77

22.28

4 COD

141.17

121.80

13.72

5 Sulfida

10.74

7.14

33.57

6 Cadmium

0.35

0.27

23.58

7 nmbal

3.03

2.03

32.97

8 Besi Terlarut

0.69

0.27

61.54

Hasil perhitungan efektifitas pada tahap I yaitu dari inlet separator I dan outlet separator II untuk parameter TDS, minyak & lemak, BOD5, COD, sulfida, cadmium dan timbal memiliki persentasi lebih kecil dari 60 % dan hanya besi terlarut memiliki nilai 61,54 %. Kurang optimalnya proses pengolahan limbah pada separator I dan II sangat mempengaruhi efektifitas pada tahap I, selain kurang optimalnya proses filtrasi, kurangnya pemeliharan dari masing-masing separator seperti pengkurasan, pembersiahan, dimana hal ini menyebabkan aliran limbah terganggu (overflow), selain itu mesin pengkuras yang ada pada separator I dan II masih sering tidak berfungsi sehingga menggangu proses pemeliharaan.

Hasil Perhitungan Efektifitas Nilai pada Tahap II

Setelah dilakukan perhitungan terhadap data primer dan sekunder dari rata-rata kualitas air limbah pada outlet separator II atau inlet separator III (Q) dan outlet akhir proses pengolahan limbah (QA) maka nilai efektifitas pada tahap II (Qn) diperoleh seperti Tabel 6.

Pada tahap II, yaitu proses pengolahan limbah dari separator Ill, septik aerasi, biofiltrasi dan AOP ozone lebih efektif dari tahap I. Hal ini disebakan karena pda tahap II proses pengolahan limbah tidak terbatas pada proses filtrasi namun dipadukan dengan proses pengolahan limbah dengan metode aerasi, biofiltrasi dan AOP ozone.

Tabel 6. Tabel Pengukuran Efektifitas pada Tahap II

No

. Parameter

Rata-rata (Cl,) !eem)

Rata-rata (Q,) (eem)

Efektifitas (Cl,,)

(%)

1

TDS

473

153.33

67.58

2

Minyak & lemak

1.11

0.14

87.69

3

BOD,

14.77

9.8

33.63

4

COD

121.80

49.03

59.74

5

Sulfida

7.14

2.99

58.1

6

Cadmium

0.27

0.14

49.38

7

nmbal

2.03

0.2

90

8

Besi Terlarut

0.27

0.07

75

Hasil Perhitungan Nilai Efektifitas Proses Pengolahan Llmbah Secara Keseluruhan (LlQ)

Setelah dilakukan perhitungan terhadap data primer dan sekunder dari kualitas air limbab pada inlet separator I (Q0) dan outlet proses pengolahan limbah (QA) nilai efektifitas proses secara keseluruhan (AQ) diperoleb seperti Tabel 7.

Tabel 7. Tabel Pengukuran Efektifitas Proses Secara Keseluruhan (60}

No.

Parameter

Rata-rata (0,,) !eem)

Rata-rata (Q,) !eem)

Efektifitas Akhir (LIQ)(%)

1

TOS

776.55

153.33

80.24

2

Minyak & lemak

1.24

0.14

88.99

3

BOD,

19.00

9.8

48.42

4

COD

141.17

49.03

65.27

5

Sulfida

10.74

2.99

72.17

6

Cadmium

0.35

0.14

61.32

7

Timbal

3.03

0.2

93.30

8

Besi Terlarut

0.69

0.07

73.08

Perbitungan efektifitas proses pengolahan limbah secara keseluruhan menghasilkan kandungan BOD yang memiliki efektifitas dibawah 60 % yaitu sebesar 48 %, sedangkan untuk kandungan TDS, minyak dan lemak, COD, sulfida, cadmium, timbal dan besi terlarut memiliki tingkat efektifitas diatas 60 %.

Hasil Perhitungan Standar Efektifitas

Setelah dilakukan analisis terhadap data primer dan sekunder tentang kualitas air limbah maka basil tersebut akan dibandingkan dengan baku mutu yang berlaku dengan rumus standar efektifitas baku mutu (2) sehingga diperoleh nilai standar efektifitas baku mutu seperti Tabel 8 (Sutansyah, 2009).

Tabel 8. Tabel Standar Efektifitas

No

. Parameter

Rata-rata

Al (ppm)

Baku Mutu (ppm)

Keterangan

Standar Efektifi-tas (%)

1

TOS

776.55 2000

Dibawah baku mutu

-

2

Minyak & lemak

1.24

10

Dibawah baku mutu

-

3

BOD,

19.00•

12

Melampaui baku mutu

36.84

4

COD

141.17*

100

Melampaui baku mutu

29.16

5

Cadmium

0.35*

0.01

Melampaui baku mutu

97.17

6

Timbal

3.03*

1

Melampaui baku mutu

67.03

7

Besi Terlarut

0.69

3

Dibawah baku mutu

*


Hasil PerbandinganEfektifitas Proses Pengolahan Llmbah dengan Standar Efektifitas

Setelah dilakukan analisa terbadap kualitas dan efektifitas proses pengolahan limbah secara keseluruhan (Tabel 7) kemudian hasil tersebut dibandingkan dengan standar efektifitas (Tabel 8) sehingga diperoleh tabel perbandingan efektifitas proses pengolahan limbah dengan standar efektifitas diperoleh seperti Tabel 9.

Hasil perbandingan Nilai efektifitas akhir proses pengolahan limbah (AQ) dengan standar efektifitas diperlukan untuk mengetahui keefektifan proses pengolahan limbah masing-masing parameter. Berdasar Tabel 9 diperoleh parameter cadmium tidak efektif berdasarkan baku mutu karena nilai efektifitas proses pengolahan limbahnya 61,32% lebih kecil dari standar efektifitas yang ditetapkan yaitu 97,17%.

Tabel 9. Hasil Pebandingan Proses Pengolahan Limbah dengan Standar Efektifitas

No. Parameter

Satuan

Inlet Rata-rata (Qo)

Outlet Rata-rata (Qa)

Baku Mutu

Efek-tifitas Proses {LIQ)

Stan- Keterangan dar

Efek-

tifitas

1

TOS

Ppm

776.55

153.33

2000.00 80.25

. Dibawah

Baku Mutu

2

Minyak & lemak

Ppm

1.24

0.14

10.00

88.99

. Dibawah

Baku Mutu

3

BOD,

Ppm

19.00

9.80

12.00

48.42

36.84Diatas Baku Mutu

4

COD

Ppm

141.17

49.03

100.00

65.27

29.16Di atas Baku Mutu

5

cadmium

Ppm

0.35

0.14

0.01

61.32

97.17Diatas Baku Mutu

6

Timbal

Ppm

3.03

0.20

1.00

93.30

67.03Diatas Baku Mutu

7

Besi terlarut

Ppm

0.69

0.19

3.00

73.08

. Dibawah

Baku Mutu

Hasil Pembuatan Program

Setelah diperoleb basil analisa kualitas dan efektifitas dari proses pengolahan limbah secara keseluruhan baik pada TS I, TS II dan TS III maka dilanjutkan dengan pembuatan program dengan menggunakan Microsoft visual foxpro seperti terlihat Gambar 2.

Bagian A merupakan tempat pengguna program memasukan input data yang diinginkan, seperti pengambilan ke, jenis parameter, nilai kualitas air limbah pada TSI, TS II dan TS III. Selain itu pada bagian ini juga terdapat dua icon atau tombol Run (v) dan Edit yang berfungsi untuk menjalankan perintah selanjutnya setelab memasukan atau input data. Bagian B merupakan tampilan data sementara setelah memasukan data yang diinginkan dan menjalankan perintah Run. Bagian C merupakan tombol atau icon yang memiliki fungai tambaban yang disesuaikan dengan keperluan pengguna atau user program, seperti tombol delete untuk mengbapus, save untuk menyimpan dan lain sebagainya.

A

∙ ■

c

Gambar 2. Tampilan Program Kualitas dan Efektifitas Pengolahan Limbah


SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

  • 1.    Hasil proses pengolaban limbab PT. Indonesia Power UBP Bali untuk parameter cadmium (Cd) terindikasi tercemar dengan rata-rata sebesar 0,14 ppm yang melebibi baku mutu Perbub. Bali No. 8 Tahun 2007 (kelas IV) sebesar 0,01 ppm sedangkan untuk parameter zat padat terlarut (TDS), minyak dan lemak, BOD5 COD, timbal (Pb) dan besi

terlarut (Fe) masih berada dibawah baku mutu yang ditetapkan dimana hasilnya dapat ditampikan dengan menggunakan pemrograman visual foxpro.

  • 2.    Tingkat efektifitas proses pengolahan limbah PT. Indonesia Power UBP Bali untuk parameter cadmium (Cd) rata-rata 61,32 % masih kurang optimal dalam menurunkan kandungan logam berat tersebut karena masih dibawah standar efektifitas yang ditentukan yaitu rata-rata 97,17 % sedangkan untuk masing-masing parameter BOD5 rata-rata 48,42 % standar efektifitas rata-rata 36,84 %, COD rata-rata 65,27 % dengan standar efektifitas rata-rata 29,16 % dan timbal (Pb) rata-rata sebesar 93,3 % dengan standar efektifitas rata-rata 67,03 % telah optimal dalam proses pengolahan limbahnya karena melebihi standar efektifitas yang ditetapkan dan tingkat efektifitas proses pengolahan limbah dari masing-masing parameter tersebut dapat ditampilkan dengan menggunakan pemrograrnan visual foxpro.

Saran

  • 1.    Diharapkan kepada PT. Indonesia Power UBP Bali agar dapat memenuhi efektifitas proses pengolahan limbah secara keseluruhan dengan menggunakan metode pengolahan air limbah khususnya untuk penanganan logam berat yang terbaru, karena dari basil penelitian ditemukan adanya kandungan cadmium (Cd) yang masih melebihi baku mutu yang ditetapkan sehingga keefektifan untuk parameter tersebut masih belum memenuhi standar efektifitas baku mutu yang ditetapkan.

  • 2.    Disarankan kepada PT. Indonesia Power UBP Bali untuk melakukan penambahan teknologi informasi dengan sistem komputerisasi yang memiliki kemampuan penyimpanan, pengolahan dan analisa data yang bail<, salah satu sistem komputerisasi yang dapat digunakan adalah bahasa program microsof visual foxpro.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim (a), 2009. Limbah. [cited 2009 April 10]. Available at: http://id.wikipedia.org/wiki/Limbah.

Anonim (b), 2005. Pencemaran Tanah. [cited 2009 April 17]. Available at: http://www.e-dukasi.net

Anonim (c), 2008. Dasar-dasar Teknologi Pengolahan Limbah Cair. [cited 2008 Sept. 19]. Available at: URL:http://www. dephut.go.id

Anonim (d), 2009. Modul Prakti.kum FoxPro. [cited 2010 Maret 1]. Available at: http://ramson.parnaraya.ac.id/MODUL_ PRAKTIKUM_FOXPRO.pdf

Anonim (e), 2010. Dasar Teori Visual FoxPro. [cited 2011Jan. 25]. Available at: http://storage.jak-stik.ac.id/students/ful1%20 paper/penulisan%20ilmiah

Bahdir, 2000. Pengolahan Limbah Cair dengan proses Evaporasi. [cited 2009 April 4]. Available at: http://digilib.batan. go.id/e-jurnal

Djaswadi, 2003. Rancang Bangun dan Kinerja CPI untuk Pemisah Limbah Gair Minyak. [cited 2011 Feb. 4]. Available at: http://eprints.undip.ac.id

Effendi H, 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta : Kanisius.

Fajri dan Hadiwidodo M., 2007. Evaluasi Desain lnstalisasi Pengolahan Air PDAM Kata Kecamatan Prambanan Kabupaten

Klaten. [cited 2011 Feb. 20]. Available at: http://jurnal.pdii. lipi.go.id/admin/jurnal.

Fardiaz, 1992. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta : Kanisius.

Fitria T, 2008. Pemanfaatan Limbah sandblasting dan clay PT. Pertamina UP IV Cilacap sebagai Bahan Pembuatan Keramik dengan Metode Solidijikasi. [cited 2008 April 9]. Available at: http://rac.uii.ac.id

Hariyadi S, 2004. BOD dan COD sebagai Parameter Pencemaran Air dan Baku Mutu Air Limbah. .[cited 2010 Okt.15]. Available at: http://www.rudyct.com/PPS702-ipb

Hendriani, 2007. Pengolahan Limbah Cair. [cited 2009 April 17).

Available at: http://www.pedulisampah.org

Heryando, P. 2008. Pencemaran dan Toksilogi Logam Berat. Jakarta : Rineka Cipta.

Hidayat, 2008. Teknologi Pengolahan Limbah B3. [cited 2009 April 4]. Available at:http://majarimagazine.com/2008/01/ teknologi-pengolahan-limbah-b3/

Hutagalung, 2008. Teknologi Pengolahan Limbah Gas. [cited 2009 April 17]. Available at: http://majarimagazine.com/

Lestari dan Edward, 2004. Dampak pencemaran logam berat terhadap kualitas Air laut dan sumberdaya perikanan (studi kasus kematian massal ikan-ikan di telukjakarta). [cited 2010Jan. 17]. Available at: http://joumal.ui.ac.id

Lina ,W. 2004. Pencemaran air: Sumber, Dampak dan Penanggulangannya. [cited 2010 Nop. 4). Available at: www. rudyct.com/PPS702-ipb

Mangkoedihardjo, 2005. Seleksi teknologi untuk pemulihan ekosistem laut tercemar minyak. [cited 2008 April 3). Available at: http://www.its.ac.id.

Marzoeki, 2006. Mewaspadai logam Bera/. [cited 2009 April 17].

Available at: http://achmadmarzoeki.blogspot.com/1996/l l/ mewaspadai-logam-berat.html

Metcalf & Eddy, Tcobanoglous, G., Burton, F.L, Stensel, D. 2003. Wastewater Engineering: Treatment and Reuse (Four/ Edition). McGraw Hill. New York.

Peraturan Gubemur Bali Nomer 8 Tahun 2007 tentang Baku Mutu lingkungan Hidup Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup. Bali

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomer 8 Tahun 2009 tentang Baku Mutu Air Limbah bagi Usaha dan atau Kegiatan Pembangkit Listrik Tenaga Termal.Jakarta.

Priyantho, B., dan Prayitno, J. 2003. Fitoremediasi sebagai Teknologi Pemulihan Pencemaran, khususnya Logam Berat. [cited 2011 Jun. 20]. Available at: http://lt) bppt. tripod com/

Reinhard, H. 2009. Analisis Resiko Paparan Hidrogen Sulfida pada Masyarakat sekitar TPA Sampah Terjun Kecamatan Medan Mare/an Tahun 2009. [cited 2011Jan. 28]. Available at:http://repository.usu.ac.id

Sastrawijaya, 1991. Pencemaran Lingkungan. Jakarta : Rineka Cipta.

Setyoko Dito, 2010. Jumal Setyoko D (Metode Pemisahan Standar). [cited 2011 Feb. 19]. Available at:http://industri17di-tosetyoko.blog.mercubuana.ac.id

Subagya, 2007. Dampak Perkembangan Kawasan lndustri terhadap Perkembangan Kota di sekitamya. [c ited 2008 Sept. 20]. Available at: http://majarimagazine.com

Sugiharto. 1987. Dasar-Dasar Pengelolaan Air Limbah. Jakarta: Universitas Indonesia-Press.

Supardi, 2003. Microsoft Visual FoxPro 8.o. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.

Sutansyah, 2009. Efektifitas Sistem Pengolahan Limbah Cair di PT. Bristol-Myers Squibb Indonesia Tahun 2009._[ cited 2011 Jan. 2011]. Available at: http://eprints.ui.ac.id/

Wibowo, 2010. Microsoft V,sual FoxPro. [cited 2011Jan. 25]. Available at: http://downloads.ziddu.com/downloadfiles/7878978/Fox-l .pdf

Wijaya, H. 2008. Penggunaan tanah laterit sebagai media ab-sorbsi untuk menurunkan kadar COD pada pengolahan limbah cair dirumah sakit Baktiningsih Klepu Yogyakarta. [cited 2009 April 9]. Available at:http://rac.uii.ac.id

Wijanto, 2002. Limbah 83 dan Kesehata11. [cited 2009 Feb. 9]. Available at: http://www.dinkesjatim.go.id

I

145