PENGEMBANGAN EKOWISATA BERBASIS KERAKYATAN DI BANJAR NYUH KUNING, DESA MAS, UBUD
on
ECOTROPHIC • 6 (2) : 128 - 132
ISSN: 1907·5626
PENGEMBANGAN EKOWISATA BERBASIS KERAKYATAN DI BANJAR NYUH KUNING, DESA MAS, UBUD
AGUNG SRI SULISTYAWATI
Fakultas Pariwisata Universitas Udayana
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengidentifikasi Potensi Banjar N;,Gi Kuning Desa Mas, Ubud yang
memiliki daya tarik ekowisata yang dapat dilihat dari potensi fisik dan Mn fisiknya; (2) untuk membuat strategi pengembangan Ekowisata yang berbasiskan kerakyatan. Teknik sampling yang dipergunakan adalah purposive sampling dan accidental sampling. Pengambilan data dilakukan dengan angket, observasi langsung, wawancara, FGD ( Fokus Group Discussion ) dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif, dan SWOT.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan potensi fisik maupun non fisik Banjar Nyuh Kuning sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai kegiatan ekowisata. Persepsi masyarakat menyatakan bahwa mayoritas masyarakat Banjar Nyuh Kuning memilih sikap setuju terhadap pengembangan kegiatan ekowisata yang melibatkan masyarakata lokal, ramah lingkungan, mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. Berdasarkan persepsi wisatawan diperoleh bahwa mayoritas wisatawan yang berkunjung ke Banjar Nyuh Kuning memilih sikap setuju terhadap pengembangan kegiatan ekowisata dan motivasi wisatawan berkunjung kebanjar nyuh kuning yaitu untuk melakukan leisure and recreation. Adapun alternatif strategi yang dihasilkan yaitu; strategi pengembangan produk ekowisata, strategi pengembangan kelembagaan dan sumber daya manusia, strategi pengembangan kerjasama pengelolaan, dan strategi peningkatan keamanan.
Untuk menjadikan Banjar Nyuh Kuning sebagai daya tarik kegiatan ekowisata yang berwawasan lingkungan hendaknya dalam pengembangan kegiatan ekowisata pembangunan sarana pariwisata perlu dilakukan secara terbatas dan efisien. Penelitian perlu dilanjutkan menyangkut aspek pemasaran, serta peningkatan pengelolaan obyek ekowisata tersebut untuk mengetahui pengembagan yang lebih komprehensif.
Kata kunci: strategi pengembangan, ekowisata, pariwisata kerakyatan.
ABSTRACT
The objective of this study is (1) to identify the potential of Banjar Nyuh Kuning Mas Village, Ubud has to offer as means of attraction in ecotourism which may be accomplished by identifying physical and non physical potential. (2) to develope a community based strategy in ecotourism. The sampling technique used is purposive sampling and accidental sampling. Data collection is accomplished through observatioan, questionaire, focus group discussion and documentation. Data analysis is by qualitative descriptive and SWOT.
The result of this study is that Banjar Nyuh Kuning has the potential to be developed as an ecotourism on the basis of physical and non physical grounds. The perception of the community and tourists are in agreement to the developement of ecotourism activity which incorporate local community, nature oriented activity and has the potential to increase their income, thus resulting in a destination for leisure and recreation. There are a few results of alternative strategies such as; development strategies of ecotourism products, development strategies of human resources, development strategies of management and strategies in upgrading security.
To make Banjar Nyuh Kuning as an attraction for ecotourism activity which is based on nature then the strategy for development has to be efficient and limited. Further study has to be taken for the marketing aspect and managing ecotourism object to further the developent in a comprehensive manner.
Keyword : development strategy, ecotourism, community based tourism
PENDAHULUAN
Kepariwisataan Gianyar berkembang sejak ditetapkannya Ubud sebagai salah satu kawasan pariwisata. Kepariwisataan Ubud berkembang semakin pesat dengan dibangunnya berbagai sarana dan fasilitas kepariwisataan seperti hotel, rumah makan, restoran, angkutan wisata dan berbagai sarana/faslitas penunjang kepariwisataan lainnya, (Picard 2006). Tersediannya
berbagai fasilitas penunjang kepariwisataan, sehingga hal ini membuat jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke Ubud dari tahun ke tahun semakin meningkat, sehingga dikhawatirkan perkembangan pembangunan pariwisata Ubud ke depannya akan mengarah kepada perkembangan pariwisata masal/konvensional.
Laporan yang dikeluarkan World Tourism Organization (WTO, 2004), mengungkapkan adanya beberapa kecenderungan dan perkembangan baru dalam duania
kepariwisataan yang mulai muncul pada tahun 1990-an. Dengan adanya kecenderungan masyarakat global, regional dan nasional untuk kembali kealam (back to nature), maka minat masyarakat ·untuk berwisata ke tempat-tempat yang masih alami semakin besar.
Meningkatnya kesadaran masyarakat dunia atas pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan adanya kejenuhan wisatawan terhadap kegiatan pariwisaat kon-vensional/masal yang cenderung berdampak negatif terhadap sosial, budaya dan lingkungan, mengakibatkan terjadinya perubahan tren pariwisata yaitu dari pariwisata konvensional/masal menjadi pariwisata alternatif dimana jenis pariwisata ini biasanya dilakukan oleh wisatawan dengan tingkat pendidikan tinggi (well educated), ingin memperoleh suatu pengalaman yang berbeda terkait dengan budaya lokal, dan memiliki tanggung jawab terhadap lingkungannya, yang dalam kegiatannya mengarah pada upaya pelestarian alam, lingkungan dan budaya (Arida, 2009).
Dalam usaha mengembangkan pariwisata inilah dituntut untuk menampilkan produk wisata yang bervariasi, diantaranya adalah dengan menampilkan produk wisata yang belum terolah yang sesuai dengan permintaan dan keinginan wisatawan. Adanya minat tersebut merupakan faktor pendorong bagi dikembangkannya pariwisata yang berorientasi pada lingkungan alam, termasuk ekowisata.
Secara geografis Banjar Nyuh Kuning, Desa Mas termasuk wilayah Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, letak Banjar Nyuh Kuning ini adalah sangat strategis, karena berada pada jalur pariwisata, dan tepatnya berbatasan langsung dengan hutan Monkey Forest. Keberadaan Banjar Nyuh Kuning ini telah menjadi salah satu berwisata sekaligus tempat menginap bagi wisatawan yang mau berkunjung ke Ubud karena Banjar Nyuh Kuning memiliki suasana pedesaan yang sangat alami. Keberadaan wisatawan ini dapat berdampak baik maupun buruk bagi keberlangsungan sumber daya yang ada. Keberadaan lahan pertanian yang masih asri dan alami di Banjar Nyuh Kuning ini rentan akan alih fungsi lahan pertanian menjadi sarana penunjang kebutuhan wisata yang dikembangkan. Untuk atraksi wisata, sampai saat ini belum dimanfaatkan secara optimal. Banjar Nyuh Kuning belum memiliki suatu paket wisata tersendiri, sehingga kebanyakan wisatawan yang datang hanya sebatas menginap pada sarana akomodasi yang tersedia, untuk paket wisata kebanyakan disediakan oleh pihak hotel ataupun travel agent sendiri dan sebagian besar kegiatan paket wisata tersebut mengambil Ubud sebagai lokasi pelaksanaannya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi Potensi Banjar Nyuh Kuning dilihat dari potensi fisik dan non fisiknya serta bagaimana strategi pengembangan ekowisata di Banjar Nyuh Kuning
METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) observasi, Observasi dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung untuk mendapat-
kan gambaran yang jelas tentang kondisi atau keadaan Banjar Nyuh Kuning.(2) Wawancara Mendalam, Data yang tidak bisa diperoleh melalui cara observasi diatasi melalui wawancara mendalam dengan informan kunci yang telah ditunjuk, pihak informan yaitu Kepala Desa dinas Nyuh Kuning, Bendesa Adat, tokoh masyarakat, masyarakat dan para pengelola pariwisata. (3) Focus Group Discussion , FGD ini dilakukan untuk memudahkan berdialog dengan masyarakat sehingga kita bisa secara langsung berdiskusi untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap pengembangan serta produk ekowisata yang akan dikembangkan. Hasil FGD akan dianalisis dengan SWOT untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman yang nantinya hasil dari analisis SWOT ini bisa dibuatkan strategi pengembangan produk ekowisata yang berbasiskan kerakyatan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Potensi Kepariwisataan di Banjar Nyuh Kuning
Potensi adalah daya tarik, kekuatan, kesanggupan, yang mempunyai kemungkinan untuk di kembangkan. Banjar Nyuh Kuning memiliki potensi wisata yang dapat dikembangkan menjadi daya tarik bagi wisatawan. Potensi-potensi tersebut bila mampu di kembangkang dana dikelola dengan baik, maka akan dapat menjadi sumber pendapatan desa, serta peluang kerja bagi masyarakat sekitarnya. Potensi-potensi wisata yang dimiliki oleh Banjar Nyuh Kuning, yang dapat menjadi daya tarik wisatawan yaitu berupa:
Potensi Fisik
-
a. Suasana Perkampungan dan Perumahan Penduduk. yang masih asri Penataan perkampungan dengan ruas-ruas jalan desanya dan kekhasan pada bentuk pintu masuk pekarangan rumah (ang^l-ang^l) memberi impresi dan menambah kesan pedesaan yang lebih kental.
-
b. Panorama Persawahan, Banjar Nyuh Kuning memiliki panorama persawahan yang indah dan masih dikerjakan secara tradisional
-
c. Bangunan Bersejarah, Banjar Nyuh Kuning memiliki banyak bangunan kuno berupa pura-pura dengan arsitektur yang khas.
-
d. Hutan Bambu, terdapat konservasi alam di desa ini adalah dengan adanya Bamboo Fondation sebagai pusat konservasi tanaman bambu
-
e. Taman Hati, Meditasi dan Yoga
-
f. Museum Pendet menyimpan hasil karya Wayan Pen-detseniman asal Nyuh Kuning, berupa sedikitnya 80 patung ditambah 29 lukisan.
-
g. Bali Clasic Center (BCC)
Potensi Non Fisik
Potensi non fisik berupa potensi-potensi ekowisata yang intangible (tidak terlihat), namun dapat dirasakan. Sebagian besar potensi non fisik merupakan potensi yang tidak tampak, seperti sistem upacara keagamaan, pola hidup keseharian masyarakat, pola mata pencaharian, dapat dijadikan daya tarik wisatawan. Berikut
dijabarkan potensi ekowisata yang bersifat non fisik yang dimiliki Banjar Nyuh Kuning yang cocok untuk dikembangkan sebagai daya tarik wisata adalah:
-
a. Kerajinan Tradisional Membuat Patung
-
b. Keramahtamahan dan Sifat Gotong Royong Masyarakat.
-
c. Kegiatan Ritual Tradisional.
Strategi yang dapat dirumuskan dari setiap strategi sebagaimana yang terlihat pada Tabel 1 diatas dan dikaitkan dengan basil FGD dapat diuraikan sebagai berikut.
Strategi SO (Strengths Opportunities)
Merupakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang, menghasilkan: (1) Strategi rancangan Produk ekowisata, Adapun Strategi SO yang dilakukan yaitu:
-
1. Melakukan pemetaan potensi ekowisata secara partisipatif bekerja sama dengan stakeholders (1,2,3,4,5-a) Pemetaan potensi ekowisata dilakukan untuk mengetahui kekayaan potensi yang terdapat di Nyuh Kuning, khususnya yang terkait dengan ekowisata. Pemetaan dilakukan dengan metode partisipatif, di mana proses pemetaan melibatkan perwakilan masyarakat, hasil dari pemetaan akan dibuatkan strategi pengembangan produk ekowisata bekerja sama dengan stakeholder yang ada, baik itu pemerintah maupun investor.
-
2. Kerja sama dengan dinas pariwisata kabupaten
Gianyar dalam mengkemas atraksi ekowisata (1,2,3,4,5,6-a,b,c,d )
Kegiatan ekowisata yang dijalankan oleh masyarakat sebaiknya mendapatkan dukungan dari pemerintah terkait, dalam hal ini Dinas Pariwisata kabupaten Gianyar. Sinergi dengan pemerintah ini akan mempercepat kemajuan perkembangan pengelolaan ekowisata Banjar Nyuh Kuning karena masyarakat Nyuh Kuning bisa mengartikulasikan segala kebutuhannya untuk di-dialogkan dengan program pemerintah. Adapun paket wisata yang akan di kembangkan yaitu : Paket Wisata Bertani/ Farming Package, Paket Wisata bersepeda (cycling), Paket Wisata Spiritual/Meditasi dan Yoga 3. Mengembangkan paket atraksi tree adoption (4-b)
Paket tree adoption adalah kegiatan ekowisatawan membeli sebuah bibit tanaman tertentu untul< ditanam di lingkungan ekowisata sebagai salah-satu bentuk kepedulian wisatawan terhadap lingkungan. Sesuai dengan konteks Banjar Nyuh Kuning, maka tanaman yang dipergunakan untuk model adopsi ada beberapa altematif, antara lain : kelapa gading, bambu, tanaman upakara, dan jenis bunga-bungaan. Melalui tree adoption terjadi bentuk kemitraan antara wisatawan dengan masyarakat setempat untuk bersama-sama menjaga lingkungan sekitar. Dengan adanya yayasan Bamboo Foundation para wisatawan diajak untuk ikut belajar mengenai proses pembibitan bambu serta mengenal jenis-jenis bambu, fungsi serta kegunaan dari bambu
Tabel 1 Pendekatan Swot Sebagai Analisis Pengembangan Ekowisata Berbasis Kerakyatan | ||
KEKUATAN (SJ |
KELEMAHAN (W) | |
MATRIKS |
1. Suasana alam desa yang indah dan asri |
1. Kapasitas SOM yang masih kurang |
ANALISIS SWOT |
2. terdapat sisa-sisa kerajinan seni patung yang |
2. pudarnya tradisi mata pencaharian membuat |
memiliki ciri khas Pendetisme |
patung pendetisme | |
3. Keramah tamahan masyarakat |
3. Terbatasnya lahan petanian akibat alih fungsi | |
4. Adanya konservasi bambu |
lahan | |
S. adanya lembaga sosial yang bergerak dalam |
4. Kesenjangan pendapatan antar kelompok | |
bidang sosial, kesehatan,dan spiritual. |
warga masyarakat. | |
6. Aksesibilitas dan infrastruktur, akomodasi |
5. Banyaknya anjing liar yang berkeliaran se- | |
yang memadai. |
hingga mengganggu wisatawan. 6. Banyaknya terjadi pencurian di villa-villa | |
PELUANG (0) |
STRATEGI S-0 |
STRATEGI W-0 |
a. Peluang otonomi daerah |
1. Melakukan pemetaan potensi ekowisata se- |
1. Mengadakan upaya peningkatan kapasitas |
b. Adanya trend wisatawan back to nature. |
cara partisipatif bekerja sama dengan stake- |
masyarakat melalui berbagai macam pelati- |
c. Adanya trend wisata spiritual. |
holders (1,2,3,4,5,6-a) |
han (1-b,c,d). |
d. Kemajuan teknologi informasi dan transpor- |
2. kerja sama dengan dinas pariwisata kabupa- |
2. Membangkitkan kembali (revitalisasi) tradisi |
tasi |
ten yang ada dalam mengkemas atraksi eko- |
membuat patung khas Nyuh Kuning (2-b). |
wisata ( 1,2,3,4,5,6-a ) |
3. Membuat kesepakatan lokal untuk tidak | |
3. Mengembangkan paket atraksi tree adoption |
menjual areal pertanian kepada orang luar | |
(4-b) |
(3-a). | |
4. Membuat paket atraksi ekowisata berbasis |
4. Mengembangkan pertanian organik(4-b). | |
budaya untuk membuka lapangan kerja baru |
5. bekerjasama dengan dinas peternakan dida- | |
(5-a,b,c,d) |
lam membrantas anjing liar. (6-a) 6. Mengaktifkan sistem keamanan swakarsa | |
Strategi pengembangan produk ekowisata berbasis kerakyatan |
(pecalang) (6.-a). Strategi pengembangan kelembagaan dan SOM Pariwisata | |
ANCAMAN (T) |
STRATEGI S-T |
STRATEGI W-T |
a. adanya persaingan dengan kawasan wisata |
1. Mengadakan promosi didalam maupun |
1. Bekerja-sama dengan desa-desa tetangga |
yang sejenis di daerah lain di gianyar |
di luar negeri melalui berbagai media |
memperkuat keamanan kawasan (S,6-,c). |
b. Adanya persaingan dengan desa tetangga |
(1,2,3,4,5,6-a,b,c,d) |
2. Mengaktifkan sistem keamanan swakarsa |
yang menjual seni patung dgn khas pendetis- |
2. Merencanakan dan mengembangkan model |
(pecalang) (S,6-,c). |
me |
ekowisata berbasis masyarakat untuk mem- | |
c. Adanya ancaman keamanan nasional yang |
bangun citra baru Nyuh Kuning dan mening- |
Strategi peningkatan keamanan |
kurang stabil akibat isue terorisme |
katkan kesejahteraan masyarakat Nyuh Kun- | |
d. Travel warning dari negara-negara sumber |
ing (1,2,3,4-a,b). | |
wisatawan |
3. Menjalin kerja sama dengan Jaringan Ekowisata pada level provinsi, nasional, maupun dunia. (1,2,3,4,S-a,,b,c,d) Strategi pengembangan kerjasama pengelolaan |
itu. Jadi wisatawan yang berkunjung bisa langsung membeli bibitnya menanam dan kedepannya basil proses pembibitan itu bisa ditanam dan berguna untuk lingkungan. Selain itu wisatawan juga diajak ikut serta dalam penghijauan dengan menanam bambu yang telah cukup umur untuk ditanam di daerah yang membutuhkan penghijauan.
-
4. Membuat paket atraksi ekowisata berbasis budaya untuk membuka lapangan kerja baru (5-a,b,c,d).
Kekayaan potensi budaya banjar Nyuh Kuning dalam berbagai bentuk (seni kriya, seni tari, pola pemukiman, sistem ritual, sistem adat) dapat diolah dan dikemas menjadi berbagai paket atraksi ekowisata yang bernilai tinggi. Apabila lokal jenius tersebut dapat dikemas dan dijual kepada para wisatawan yang datang berkunjung, rnaka hal ini akan bisa memberikan lapangan kerja baru bagi warga banjar Nyuh Kuning yang belum mempunyai pekerjaan. Ini bisa dilakukan dengan membina dan menumbuh kembangkan industri rumah tangga (home industry) serta pembentukan dan pembinaan sekeha kesenian tradisional rnasyarakat lokal. Memperkenalkan kesenian daerah seperti program kursus singkat menari bali atau pun kursus singkat belajar gamelan bisa dilakuan di Banjar Nyuh Kuning dengan memanfaatkan Bale Banjar yang ada sebagai tempat latihan, rneningkatkan Revitalisasi Budaya mematung yang telah pudar dengan mengajak wisatawan untuk belajar rnembuat patung dengan ciri khas pendetisme. Para wisatawan di ajak ikut serta didalam proses pembuatan patung, dengan mengajak wisatawan ikut serta dalam proses pembuatan patung diharapkan wisatawan merasa bisa mengenal budaya dan tradisi dari masyarakat yang ada, ini juga memberikan value tersendiri bagi wisatawan.
Strategi WO (Weaknesses Opportunities)
Merupakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang, yang menghasilkan; (1) strategi perencanaan dan pengembangan pariwisata berbasis kerakyatan dan (2) strategi pengembangan kelembagaan dan SDM pariwisata. Adapun strategi yang dilakukan yaitu:
-
1. Meningkatkan kapasitas masyarakat melalui berbagai macarn pelatihan (1-b,c). Dalam menjalankan program ekowisata Nyuh Kuning, masyarakat harus menjadi pelaku utama, mulai dari tahapan perencanaan, pengelolaan, kontrol, dan menikmati manfaat program. Agar seluruh kornponen masyarakat dapat terlibat dengan baik, maka kemampuan (kapasitas) masyarakat harus ditingkatkan dengan beragam upaya, misalnya : lokakarya (workshop), kursus-kursus dan pelatihan, mengadakan kerjasarna dengan lernbaga pendidikan pariwisata, dan mengadakan penyuluhan sadar wisata
-
2. Membangkitkan kembali (revitalisasi) tradisi membuat patung khas Nyuh Kuning (2-b). Strategi ini ditempuh dengan mengadakan pengkajian tentang sejarah tradisi patung khas Nyuh Kuning yang pernah hidup dan tumbuh di desa tersebut pada tahun sebelum 1990-an. Kehidupan mematung tersebut
pudar akibat persaingan yang kurang sehat dengan desa-desa tetangga Nyuh Kuning. Proses massalisasi produk patung Nyuh Kuning telah merubah kesenian kriya patung Pendetisme menjadi mass industri, yang pada akhirnya menjatuhkan kejayaan patung Nyuh Kuning. Kondisi demikian harus segera diperbaiki dengan melakukan sebuah upaya revitalisasi kebudayaan mematung guna membangun kembali trandmark banjar Nyuh Kuning di masa lampau sehingga dapat dijadikan sebagai ikon ekowisata budaya.
-
3. Mernbuat kesepakatan lokal untuk tidak menjual areal pertanian kepada orang luar (4-b). Nyuh Kuning dengan wilayah banjar yang sempit ternyata juga memiliki lahan persawahan yang amat sempit ( 3 Ha). Keadaan ini harus dikaitkan dengan keseimbangan ekologis Nyuh Kuning secara keseluruhan. Perangkat adat banjar harus membuat kebijakan lokal guna mempertahankan keberadaan lahan persawahan yang ada saat ini dengan menetapkan aturan untuk melarang pengalih kepemilikan dan pengalih fungsian lahan persawahan yang ada.
-
4. Mengembangkan pertanian organik(4-b).
Dengan kepemilikan lahan pertanian yang kecil, maka pola pertanian di Nyuh Kuning sebaiknya diarahkan ke arah pertanian yang berkualitas, dengan jalan menerapkan pola pertanian organik. Hal ini sangat strategis diterapkan mengingat produk-produk pertanian organik sudah menjadi trend dewasa ini dengan alasan kesehatan dan keberpihakan terhadap kelestarian lingkungan. Terlebih di kalangan para wisatawan yang berkunjung atau bermukim sementara di kawasan pariwisata Ubud, di mana sebagian di antara mereka sudah mengenal dan menjadikan pola mengkonsumsi produk organik sebagai sebuah gaya hidup keseharian. Peluang ini dapat dimanfaatkan oleh para petani di Nyuh Kuning untuk turut pula menerapkan pola pertanian organik. Hal ini juga dapat dilakukan dengan mengadakan penyuluhan pertanian dan pengetahuan budidaya tanaman sosial budaya kepada masyarakat lokal.
-
5. Melakukan pendataan ulang kepada masyarakat yang memiliki anjing dengan adanya pendataan tersebut diharapkan masyarakat yang memiliki hewan peliharaan mau menjaga hewan peliharaan mereka.dan Bekerjasama denganDinas Peternakkan didalam membrantas anjing liar. (5-a)
Strategi ST (Strengths Threats)
Merupakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman, menghasilkan: (1) Strategi promosi daya tarik wisata. (2) Strategi pengembangan kerjasama pengelolaan Adapun strategi yang dilakukan yaitu:
-
1. Mengadakan promosi di dalam maupun di luar negeri melalui berbagai media (5,6 - a).
Seluruh tahapan perencanaan, penyiapan, dan pengemasan paket ekowisata Banjar Nyuh Kuning melalui Paket-paket atraksi yang telah dibuat harus
disampaikan kepada pasar (calon konsumen) agar paket yang dibuat bernilai ekonomis. Untuk tujuan tersebut maka diadakan kegiatan promosi melalui berbagai media,dan brosur. agar dapat dikenal dan 'dibeli' oleh para calon wisatawan maka harus dipromosikan melalui berbagai media massa. Promosi yang paling efektif dewasa ini yang dapat ditempuh misalnya lewat internet. Namun dalam berpromosi para pelaku ekowisata Nyuh Kuning harus tetap berpegang pada salah-satu prinsip ekowisata, yakni melakukan promosi dengan jujur. Selain itu perlu mendirikan TIC (tourism infonnation centre) untuk bisa memberikan informasi kepada tamu.
-
2. Merencanakan dan mengembangkan model ekowisata berbasis masyarakat untuk membangun citra baru Nyuh Kuning dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Nyuh Kuning (1,2,3-a).
Ekowisata yang akan dikembangkan di Nyuh Kuning harus melibatkan masyarakat dalam arti yang seluas-luasnya. Masyarakat Banjar Nyuh Kuning hendaknya terlibat melalui berbagai cara, sejak dari proses perencanaan, pengelolaan, kontrol, dan menikmati manfaat ekonomi program. Program ekowisata Nyuh Kuning juga diarahkan untuk upaya revitalisasi kerajinan patung kayu Pendetisme khas Nyuh Kuning. Masyarakat Nyuh Kuning mesti mendapatkan manfaat seluas-luasnya baik manfaat ekonomi maupun non-ekonomi.
-
3 Menjalin kerja sama dengan Jaringan Ekowisata pada level provinsi, nasional, maupun dunia. (1,2,3-b,c).
Saab satu upaya terpenting dalam membangun sebuah gerakan ekowisata adalah dengan membangun jaringan kerja sama seluas-luasnya dengan jaringan ekowisata yang ada di ball .
Strategi wr (Weakneas Threats)
Merupakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman, yang menghasilkan strategi (1) strategi peningkatan keamanan, adapun strategi yang dilakukan antara lain:
-
1. Bekerja-sama dengan desa-desa tetangga memperkuat keamanan kawasan dan mengaktifkan sistem keamanan swakarsa [pecalang] (5-b,c).
Ekowisata dapat berkembang apabila terdapat jaminan keamanan dalam segala level secara kon-tinyu dan jangka panjang. Pada level mikro, yakni kawasan, banjar Nyuh Kuning harus membangun sistem keamanan secara terpadu model keamanan tradisional tersebut dapat dimotori oleh perangkat sistem keamanan tradisional yang hingga kini masih hidup di Bali, yaitu pacalang.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat disimpulan sebagai berikut, Potensi-potensi surnber daya alam dan budaya di lingkungan Banjar Nyuh Kuning yang dapat diidentifikasikan untuk
dapat dijadikan objek dan daya tarik penyelenggaraan kegiatan ekowisata, adalah meliputi potensi fisik seperti: suasana perkampungan dan rumah penduduk, Panorama persawahan, Bangunan bersejarah, Hutan Bambu, Taman Hati Meditasi dan Yoga, Yayasan Bumi Sehat, Bali Clasic Center, Museum Pendet. Sedangkan Potensi Non Fisik meliputi : Kerajinan Tradisional, Keramahtamahan dan Sifat Gotong Royong Masyarakat, Kegiatan Ritual Tradisional.
Berdasarkan analisis SWOT dan hasil Focus Group Discussion dapat disimpulkan Alternatif Strategi Pengembangan Kegiatan Ekowisata yaitu dengan pengembangan produk ekowisata yang melibatkan masyarakat serta membentuk lembaga pengelolaan Daya Tarik Wisata dan Strategi Promosi daya tarik wisata dan strategi peningkatan keamanan.
Saran
Untuk menjadikan Banjar Nyuh Kuning sebagai daya tarik kegiatan ekowisata yang berwawasan lingkungan sehingga dapat disarankan hal-hal sebagai berikut. a. Dalam pengembangan kegiatan ekowisata pembangunan sarana pariwisata perlu dilakukan secara terbatas dan efisien serta bahan-bahan yang dipilih untuk pembangunan sarana pariwisata sebaiknya yang ramah lingkungan.
-
b. Dalam pengembangan kegiatan ekowisata di Banjar Nyuh Kuning cukup dikembangkan mulai tahap exploration sampai pada tahap involvement, yang diikuti dengan local control dari masyarakat.
-
c. Warga masyarakat perlu mengambil langkah-langkah pemberdayaan potensi desa serta bekerjasa-ma dengan Pemerintah Kabupaten Gianyar dalam pengembangan Banjar Nyuh Kuning sebagai kegiatan Ekowisata sehingga memperoleh manfaat atau keuntungan darinya.
-
d. Masyarakat banjar Nyuh Kuning harus lebih aktif di dalam memperkenalkan produk lokal yang dihasilkan.
DAFI'AR PUSTAKA
Arida, Sukma, 2009. Meretas Jalan Ekowisata Bali. Udayana University Press: Denpasar
Natori, Nasahiko (ed). 2001. A Guide Book for Tourism Based Community Development. Publisher APTE.
Picard, Michael. 2006. Bali Pariwisata Budaya dan Budaya Pariwisata, KPG (Kepustakaan Populer Gramedia) Forum Jakarta- Paris: Jakarta
Pitana, I Gde. 1999. Pelangi Pariwisata Bali. Denpasar: PT Bali Post
Rangkuti, F.2001. Analisis SWOT Teknik Membelah kasus Bisnis, PT.Gramedia Pustaka Utama:Jakarta
World Tourism Organization (WT0).2002. Tourism and Pro-verty Alleviation. Spain.
World Tourism Organization (WT0).2004. Tourism and Poverty Alleviation Recommendations for Action. Madrd, Spain
Yoeti, Oka. A1997. Perencanaan Dan Pegembangan Pariwisata. Bandung: PT Angkasa
132
Discussion and feedback