ECOTROPHIC • 6 (1) : 67 - 73

ISSN : 1907-5626

KUALITAS AIR LIMBAH PABRIK KERTAS PT. BALI KERTAS MITRA JEMBRANA

l KETUT SuNDRA

Jurnsan B1ologi Fak MIPA Umvers1tas Udayana, Denpasar

ABSTRACT

PT, Bali Paper Mitra Jembrana is a business unit engaged in manufacturing or recycling (recycle) waste paper (cardboard) into a thin paper which is known as rice paper wrap. This business has been operational since 2004 the paper every day to process an average of 13 tonnes of waste paper and produces an average of 10 tons/day. The production requires 90 m3/day of ground water: 50 m3 for the cleaning cloth (shower system) and 40 m3 for cooling boiler. Heating using coal with a volume of one ton/day. Steam heat from the boiler used for drying paper. From this process, the 90 m3 of ground water pruducted 60 m3 / day wastewater into lagoon. Waste treatment system of PT Paper Jembrana is still a semi-permanent using 5 lagoon with a capacity of 651 m3.

The purpose of this study was to determine the factual quality of water in physical and chemical wastewater produced PT Bali Paper Mitra Jembrana which will be used as a data base for monitoring and management for stake holder and government.

The results show, at the end of the treatment there are 5 parameters which exceeds Waste Water Quality Standard Class II (LH Decree No. 5 of 1995) such as BODS, COD, phenols, sulfide (H2S) and lead (Pb), so it is not feasible discarded to the outside environment.

Keywords: paper factory, industry waste, recycling.

ABSTRAK

PT, Bali Kertas Mitra Jembrana merupakan unit usaha yang bergerak dibidang industri pengolahan atau pendauru-langan (recycle) kertas bekas (karton) menjadi kertas tipis yang dikenal sebagai kertas bungkus nasi. Usaha ini telah operasional sejak tahun 2004 yang setiap hari mengolah kertas rata-rata 13 ton kertas bekas dan memproduksi rata-rata 10 ton/hari. Dalam produksi tersebut membutuhkan 90 m3 /hari air tanah yaitu: 50 m3 untuk pembersih kain (shower system) dan 40 m3 untuk pendingin boiler. Pemanasan menggunakan batubara dengan volume satu ton/hari. Uap panas dari boiler dirnanfaatkan untuk pengering kertas. Dari proses tersebut maka 90 m3 air tanah yang dimanfaatkan menghasilakan 60 m3 /hari air limbah masuk ke bak penampungan. Sistem pengolahan limbah PT Kertas Jembrana masih bersifat semi permanen dengan menggunakan sistem lagoon yag menggunakan 5 buah bak dengan kapasistas 651 m3.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui secara faktual kualitas air secara fisik dan kirnia air limbah yang dihasilkan PT Bali Kertas Mitra Jembrana yang akan digunakan sebagai data base untuk melakukan pemantauan dan pengelolaan bagi pemrakarsa dan pemerintah.

Hasil analisis menunjukkan, pada proses akhir pengolahan temyata ada 5 parameter yaitu BODS, COD, fenol, sulfida (H2S) clan timbal (Pb) yang melampaui Baku Mutu Air Limbah Golongan II (Kepmen LH No. 5 Tahun 1995), sehingga tidak layak dibuang ke lingkungan luar.

Kata kunci : pabrik kertas, industri, limbah, daur ulang.

PENDAHULUAN

Limbah merupakan sisa suatu usaha clan/atau kegiatan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 27 tahun 1999, usaha dan/atau kegiatan merupakan kategori usaha dan/atau kegiatan yang berdasarkan perkembangan dan tingkat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai potensi menimbulkan dampak besar clan penting terhadap lingkungan hidup. Dengan demikian penyebutan kategori usaha dan/atau kegiatan tersebut tidak bersifat limitatif dan dapat berubah sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pengelolaan limbah yang dirnaksudkan adalah sebagai upaya dalan1 rangkaian kegiatan yang mencakup penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan limbah termasuk penimbunan basil pengolahan tersebut, sehingga dengan pengelolaan ini akan dapat mengembalikan fungsi lingkungan atau dapat menekan seminimal mungkin pencemaran yang diakibatkan oleh limbah tersebut.

Berdasarkan surnbernya maka limbah dapat berasal dari kegiatan industri, pertanian, rumah tangga, pertokoan, hotel dan sebagainya. Dan ditinjau dari sifatnya maka limbah dapat digolongkan kedalam limbah cair, gas clan partikel, dan padat (Ginting, 1995). Adapun

semua jenis limbah yang dihasilkan tersebut dapat berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap manusia dan lingkungan. Limbah yang yang dibuang ke lingkungan yang telah melampaui daya lingkungan (tanah, air, udara), maka limbah tersebut dapat menurunkan kualitas lingkungan atau terjadi pencemaran lingkungan baik secara permanen (sulit untuk dipulihkan) maupun bersifat temporal (sifat sementara).

PT. Bah Kertas Mitra Jembrana (BKMJ) merupakan unit usaha/kegiatan yang bergerak dibidang industri pengolahan atau pendaurulangan (recycle) kertas bekas (karton) menjadi kertas tipis yang dikenal sebagai kertas bungkus nasi. Usaha ini telah didirikan tahun 2004 dan kini telah mempekerjakan 80 orang karyawan, dengan berbagai job yang telah diatur dalam struktur kerja. Adapun bahan baku yang digunakan dalam usaha ini adalah bersumber dari kertas karton (kardus) bekas yang diambil dari Bah maupun Jawa dengan volume rata-rata 13 ton per hari. Dari hasil recycling tersebut dapat memproduksi kertas bungkus nasi dengan volume rata-rata 10 ton /hari. Dalam proses produksi (daur ulang) kertas tersebut memanfaatkan air tanah yang diambil melalui dua sumur bor dengan volume yang dibutuhkan 90 m3∕hari. Volume tersebut terbagi dalam dua pemanfaatan yaitu: 50 m' dimanfaatkan untuk pembersih kain dengan sistem menyemprotkan (shower system) sedangkan yang 40 m3 dimanfaatkan untuk pendingin boiler (pemanas) dari hasil pemanasan dengan menggunakan batubara dengan volume 1 ton /hari. Uap panas yang dialirkan dari boiler tersebut dimanfaatkan untuk pengering kertas. Akibat panas dengan suhu tinggi tersebut sehingga 40 m3 air pendingin yang dimanfaatkan tersebut akan menguap 75 % (30 m3) sehingga tersisa 25 % (10 m3) yang terbuang sebagai limbah masuk ke bak penampungan. Dengan demikian limbah cair yang dihasilkan dari proses daur ulang kertas ini menghasilkan hmbah cair sebanyak 60 m' per hari dan limbah ini masuk ke bak penampungan. Limbah cair yang dihasilkan tersebut diolah kembali dalam bak pengolah limbah kemudian dipompakan lagi dimanfaatkan untuk air shower (pembersih kain).

Sistem pengolah hmbah cair yang dimanfaatkan oleh PT. Kertas Mitra Jembrana masih bersifat semi permanen yaitu menggunakan bak terbuka (sistem Iagun ) terdiri dari 5 buah bak dengan ukuran yang berbeda-beda, yaitu: bak 1 dengan ukuran 5x3x1 m (volume 15 m3 ), bak 2 ukuran 5x4x1 m (volume 20 m3 ), bak 3 ukuran 10x8x3 m (volume 240 m3 ), bak 4 ukuran 8x3x3 m (volume 72 m3 ) dan bak 5 ukuran 18x6x3 m (volume 304 m3), sehingga total volume bak penampung limbah berkapasitas 651 m '. Adapun ke hma bak tersebut dimanfaatkan untuk menampung dan mengolah hmbah cair yang dihasilkan setiap hari (+ 60 m3) dengan sistem aerasi yaitu menggunakan dua buah aerator untuk menambah oksigen sehingga

oksigen terlarut (desolve oxygen) menjadi meningkat atau kualitas air hmbah menjadi lebih baik. Air limbah hasil pengolahan tersebut dimanfaatkan kembali dengan cara memompakan air tersebut masuk ke pabrik untuk pembersih kain. Adapun volume air limbah yang dimanfaatkan tersebut hanya 50 % atau 25 m3∕hari dari 50 m3 yang dibutuhkan, sedangkan sisanya (25 m3) diambilkan dari air tanah.

Air hmbah pabrik yang tidak termanfaatkan tersebut akan meningkat volumenya, dan akan memenuhi kolam penampung yang disediakan. Volume air limbah akan meningkat terutama saat musim hujan, karena air hujan akan masuk ke dalam kolam terakumulasi dengan hmbah. Dengan demikian volume air limbah akan meningkat, dan secara otomatis akan masuk ke hngkungan. Penurunan kuahtas lingkungan oleh limbah tersebut akan berdampak pada masyarakat sekitar, terlebih di sekitar pabrik merupakan pemukiman yang padat penduduk. Sehingga pihak PT Kertas Mitra Jembrana akan bertanggung jawab terhadap hngkungan yang bersih dan sehat. Bertitik tolak dari hal tersebut maka PT Kertas berupaya meminimahsasi dampak negatif hmbah yang dihasilkan dengan melakukan usaha-usaha menganalisis hmbah yang dilakukan di laboratorium untuk mendeteksi parameter-parameter kuahtas air limbah yang berpotensi menurunkan kuahtas hngkungan. Disamping itupula hasil analisis tersebut dapat dijadikan data base untuk pemantauan berikutnya. Penehtian ini bertujuan untuk mengetahui kuahtas air limbah secara fisik dan kimia yang dihasilkan oleh PT Bali Kertas Mitra Jembrana yang telah diolah melalui bak-bak pengolah limbah berdasarkan standar baku mutu air limbah cair bagi kegiatan industri Kepmen LH. No. Kep-51 Tahun 1995.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada air tanah dan air hmbah pabrik kertas PT Bah Kertas Mitra Jembrana di Desa Banyubiru, Kecamatan Negara Kabupaten Jembrana. Adapun waktu penelitian dilakukan selama tiga bulan yaitu bulan Desember 2009 sampai dengan bulan Pebruari 2010.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data primernya berupa sampel air tanah yang diambil dari sumur bor dan sudah disimpan pada bak penyimpan, air hmbah dari hasil daur ulang kertas. Sampel yang diambil sebanyak 4 sampel, yaitu :

  • a.    Sampel (Sl) yaitu air tanah yang sudah tersimpan dalam bak penyimpan.

  • b.    Sampel 2 (S2) yaitu hmbah yang baru keluar dari hasil pengolahan kertas (hmbah inlet) yang belum mengalami pengolahan yang langsung diambil pada saluran air hmbah

  • c.    Sampel 3 (S3) diambil pada bak penampungan

limbah yang sudah mengalami pengolahan, dan limbah ini dimanfaatkan kembali untuk proses pengolahan/ pendaurulangan kertas.

  • d.    Sampel 4 (54) diambil pada bak penampung limbah. Limbah ini sudah mengalami proses pengolahan dan siap di buang ke lingkungan baik untuk menyiram kebun atau masuk ke sungai.

Untuk data sekundemya adalah berupa data penunjang data primer yang diambil dari data-data PT. Bali Kertas Mitra Jembrana maupun dari Instansi terkait.

Metode penentuan stasiun pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive samplingyaitu penentuan titik-titik lokasi dilakukan dengan memperhatikan berbagai pertimbangan kondisi serta keadaan lokasi penelitian. Kondisi yang dominan pada lokasi penelitian adalah air limbah yang dihasilkan diduga dapat memberikan kontribusi terhadap penurunan kualitas lingkungan di sekitar lokasi tersebut.

Fair, Geyer dan Okun (1966) dalam Mardani (1989) pada suatu penelitian terhadap kualitas air, tidak semua parameter dari sifat-sifat air harus diteliti. Hal ini sangat tergantung dari tujuan penelitian tersebut. Tetapi lebih ditekankan terhadap parameter yang berhubungan dengan keamanan, penerirnaan dan fungsi perairan tersebut. Menurut Dahuri (1993), untuk analisis kualitas air dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara langsung di lokasi (in situ) dan cara pengawetan yang dilakukan di Laboratorium Induk, terutama untuk sifat-sifat air yang dapat bertahan lama dalam kondisi yang sudah diawetkan.

Analisis secara in situ dilakukan untuk parameter kualitas air yang sifatnya cepat berubah, sehingga harus saat itu juga langsung dilakukan pengukuran. Parameter-parameter tersebut antara lain pH, suhu, salinitas, kecerahan, bau, rasa, dan warna, dengan alat-alat yang telah disediakan (Dahuri, 1993). Sedangkan parameter kimia yang bisa diawetkan dianalisis di Laboratorium Analitik UNUD. (Rand, et al, 1975). Parameter pengukuran secara in situ dan laboratorium ditentukan sesuai pada Tabel 1

Hasil pengolahan air limbah yang akan dibuang ke lingkungan diharapkan dapat diperuntukkan sebagai bahan menyiram kebun atau juga masuk kelingkungan (sungai) yang bermanfaat untuk budidaya perikanan. Berdasarkan pemanfaatan tersebut maka hasil uji air limbah secara insitu dan cara laboratorium kualitas limbah tersebut dibandingkan dengan Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri untuk Golongan II yang mengacu pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep-51/MENLH/ 10/1995.

HASIL DAN PEMBAHASAN

HasilAnalisis air tanah dan air Lmbah pabrik kcrtas secara fisik, kimia dan rnirobiologi yang proses pengu-

Tabel 1. Parameter Kualitas Air yang Diukur, Metode Analisis dan Alat-Alat Pengukuran

No.

Parameter

Satuan

Metode Analisis

PeraIatan

A

FISIKA

1

Suhu

oc

Pemuaian air raksa

Thermometer

2

Bau

Kualitatif

Organoleptik

3

Warna

Kualitatif

Organoleptik

4

TSS

mg/L

Gravimetrik

Timbangan analitik

B.

KIMIA

5

PH

Potensiometrik

pH-Meter

6

DO

mg/L

Potensiometrik

DO-Meter

7

BOD5

mg/L

Titrimetrik

Buret

8

COD

mg/L

Titrimetrik

Buret

9

Amonia (NH3)

mg/L

Spektrofotometrik

Spektrofotometer

10

Nitrit (N02)

mg/L

Spektrofotometrik

Spektrofotometer

11

Nitrat (NO3)

mg/L

Spektrofotometrik

Spektrofotometer

12

Fenol

mg/L

Spektrofotometrik

Spektrofotometer

13

Pospat (P04)

mg/L

Spektrofotometrik

Spektrofotometer

14

Sulfida {H2S)

mg/L

Spektrofotometrik

Spektrofotometer

15

Besi {Fe)

mg/L

Spektrofotometrik

Spektrofotometer

16

Kadmium (Cd)

mg/L

Spektrofotometrik

Spektrofotometer

17

Timbal (Pb)

mg/L

Spektrofotometrik

Spektrofotometer

18

Raksa (Hg)

mg/L Seektrofotometrik

seektrofotometer

jiannya dila1..'1lkan secara insitu (langsung di lapangan) maupun cara laboratorium dapat disajikan seperti tercantum pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Analisis Air Tanah dan Air Limbah Bali Kertas Mitra Jembrana Tahun 2010

Pabrik Kertas PT.

No

Parameter

Satuan

Hasil Analisis

S3

S4

Baku Mutu LimbahCair Golongan II

Sl

S2

A

1

FISIKA

Suhu

oc

34,3

37,3

34,3

30,9

40

2

Bau

bau

Bau

bau

bau

-

3

Warna

bening

Keruh

keruh

Keruh

4

TSS

mg/L

ttd

160

70

190

400

B

5

KIMIA pH

7,02

6,44

6,33

6,86

6,0-9,0

6

DO

mg/L

8,085

2,043

0,000

1,796

7

BOD5

mg/L

4,941

206,64*

161,70* 179,68*

lSO

8

COD

mg/L

12,998

612,25*

395,S4*

458,85*

300

9

Amoniak (NH3)

mg/L

1,706

3,059

3,294

3,882

s

10

Nitrit (NO2)

mg/L

0,004

0,269

0,351

0,211

3

11

Nitrat (N03)

mg/L

3,390

1,782

2,050

1,319

30

12

Feno!

mg/L

0,24

22,61*

26,19*

38,10*

1

13

Pospat (PO4)

mg/l

0,722

4,742

5,155

3,505

14.

Sulfida (H2S)

mg/l

2,00•

14,00*

36,00*

40,00*

0,1

15

Besi {Fe)

mg/l

0,082

1,367

1,345

l,25S

10

16

Kadmium (Cd)

mg/l

0,043

0,117

0,130

0,192

0,1

17.

Timbal (Pb)

mg/l

0,298

0,955

0,945

1,295*

1,0

18.

Raksa (Hg)

mg/l

ttd

0,020

0,040

0,023

0,005

Keterangan

• = Paramater kualitas air hmbah kertas yang melampaui Baku Mutu limbah cair bagi kegiatan mdustri untuk Golongan II berdasarkan KEPMEN-LH NO. KEP-51/ MENLH/10/1995

Air hmbah Golongan II = Air limbah 11ka d1olah leb,h lanJut dapat d,peruntukkan hanya sebagai bud,daya ikan air tawar maupun pertanian.

Sl = Kuahtas air tanah untuk pendmgm pabrik

52, 53 dan 54 = Kuahtas Air limbah Pabnk Kertas PT. Bali Kertas Mitra Jembrana

Hasil analisis air limbah dan air sumur bor PT. Bali Kertas Mitra Jembrana ternyata masing-masing sampel yaitu 1 parameter untuk air sumur (S-1), 4 parameter air limbah kertas (S-2 dan S-3) dan 5 parameter air limbah (S-4) telah melampaui baku mutu air limbah golongan 11 yang ditetapkan menurut Kepmen LH No. 51 tahun 1995 (Tabel 2). Satu parameter air sumur

yang telah melampaui baku mutu air limbah aclalah sul-ficla (H2S), 4 parameter yang melampaui baku mutu air limbah pacla limbah inlet (5-2) clan pacla limbah yang suclah cliolah yang suclah siap dialirkan ke pabrik (5-3) yaitu : BODS' COD, fenol clan sulficla (H25), clan S parameter yang melampaui baku mutu air limbah yang telah cliolah clan akan dibuang ke lingkungan/outlet (5-4) yaitu : BOD5, COD, fenol, sulficla (H25) clan timbal (Pb) (Tebel 2).

I.BOD

Kandungan BOD5 air limbah pacla inlet (52), air limbah pacla hasil pengolahan (53) dan air limbah hasil olahan yang akan dibuang ke lingkungan (S4) telah melampaui baku mutu air limbah golongan II sesuai Kepmen LH No. 51 tahun 1995. 5edangkan kanclun-gan BODS pada air tanah masih memnuhi bakumutu air limbah.

Tingginya kandungan BOD (Biological oxygen Di-mand) pacla ketiga titik pengambilan air limbah karena masih tingginya bahan organik yang berasal dari buangan atau pencucian kertas yang tidak tersaring dengan sempurna. Tingginya bahan organik akan memacu pertumbuhan mikrobia. Pertumbuhan mikrobia akan banyak memerlukan oksigen sehingga oksigen terlarut akan menurun sehingga BOD akan meningkat. Menurut 5unu (2002), kandungan BOD pada air limbah yang mencapai 100-1000 mg/L akan memacu untuk mempercepat penurunan kadar oksigen terlarut dalam air yang mengakibatkan bahan organik akan didegra-dasi oleh rnikrooganisme aerob maupun anaerob, sehingga akan menimbulkan komponen-komponen lain yang akan membahayakan bagi lingkungan. Kandungan BOD5 pada masing-masing titikpengambilan sampel air limbah seperti tercantum pada Gambar 1


h..andungan BODS

Lokasi

L1mboh

Gambar 1. Kandungan BODs Pada 4 titik lokasi Pengambilan Sampel Air Limbah Kertas


2.COD

Hasil uji secara insitu dan laboratorium menunjukkan bahwa kandungan COD air limbah PT. Bali Kertas Mitra Jebrana pada inlet ($2), air limbah pada hasil pengolahan (53) dan air limbah hasil olahan yang akan

dibuang ke lingkungan (54) telah melampaui baku mutu air limbah golongan II sesuai Kepmen LH No. 51 tahun 1995. Seclangkan kandungan COD pada air tanah masih memenuhi baku mutu air limbah.

Tingginya COD (Chemical oxygen Dimand) pada ketiga titik air limbah cliakibatkan oleh tingginya kanclun-gan bahan organik dan pula akibat pengaruh clegradasi bahan-bahan anorganik. Tingginya bahan anorganik adalah berasal dari buangan atau pencucian kertas dan telarutnya bahan-bahan kimia yang terkanclung pacla bahan (Kertas) yang tidak tersaring clengan sempurna dan memerlukan pengolahan limbah secara berulang-ulang melalui bak-bak pengolah limbah dengan perlakukan lebih khusus misalnya clengan menggunakan arang/karbon aktif, pasir maupun ijuk. Tingginya bahan organik akan memacu pertumbuhan mikrobia. Tingginya kanclungan COD pada air limbah sangat berkorelasi clengan tingginya BOD air. Sama halnya dengan kelebihan BOD bahwa kelebihan COD juga akan memacu untuk mempercepat penurunan kadar oksigen terlarut dalam air (DO) yang mengakibatkan bahan organik akan diclegradasi oleh mikrooganisme aerob maupun anaerob, sehingga akan menirnbulkan komponen-komponen lain yang akan membahayakn bagi lingkungan (tanah, air). Kandungan COD pada masing-masing titik pengambilan sampel air limbah sepertitercantum pada Gambar 2

620

570

- 520

= 470

";;; 420

0 370

^ 320

g', 270

= 220

; 170

^ 120

70

20

Kandungan COD

SI          S2          S3          S4 BM Air

Limbah

Lokasi


Gambar 2. Kandungan COD Pada Sampel Air Limbah Ketas

3.Fenol

Kandungan fenol pada ke empat pengambilan titik sampel (Sl, S2, 53 dan S4) masing-masing 22,61 mg/1, 26,19 mg/1, dan 38,10 mg/L. Ketiga nilai ini telah melampaui jauh dari kadar maksimum baku mutu air limbah industri yang dipersyaratkan (1 mg/L) yang mengacu pacla Kepmen LH. No. 51 tahun 1995,

Tingginya kandungan fenol pada air limbah tersebut karena sistem pengolahan air limbah belum sempurna sehingga banyak partikel-partikel organik maupun anorganik yang berasal dari bahan kertas terakumulasi bersama air pencuci. Hal ini juga diakibatkan

karena air lirnbah yang dimanfaatkan kernbali untuk operasional (pencuci kain) masih banyak partikel terakumulasi bersarna air pencuci. Partikel-partikel organik dan anorganik akan cepat didegradasi oleh rnikrobis sehingga residu tersebut rnenimbulkan bau rnenyen-gat. Jika kandungan fenol yang berlebihan akan rnen-imbulkan bau tengik dan rnerupakan racun bagi biota perairan. Kandungan fenol pada 4 titik pengarnbilan sampel air yaitu 3 sampel air lirnbah dan 1 titik sampel air tanah seperti tercantum pada Gambar 3

Kandungan Fenol

Llmbah

Lokasi

Gambar 3.Kandungan Senyawa Fenol Pada Air Limbah dan Air Tanah PT. Bali Kertas Mitra Jembrana Tahun 2010.

  • 4.    Sulfida (H2S)

Hasil analisis laboratoriurn terhadap ke 4 sampel air yaitu 1 sampel air tanah dan 3 sampel air lirnbah pabrik kertas rnenunjukkan bahwa ke 4 sampel tersebut telah rnelampaui ambang batas rnaksirnurn yang diperbolehkan rnenurut persyaratan Baku Mutu Air Lirnbah Industri (0,1 rng/1 ) yang ditetapkan Keprnen-LH No. 51 Tahun 1995). Keernpat kandungan senyawa (HiS) (Sl, S2, S3 dan S4) yang rnelampaui baku rnutu tersebut rnasing-rnasing: 2,00 rng/L, 14,00 rng/L, 36,00 rng/L dan 40,00 rng/L. Kelebihan kandungan sulfida ini bukan saja terjad pada ketiga air lirnbah yang diuji rnelainkan telah terjadi pada air tanah (tidak masuk katagori lirnbah).

Kelebihan kadar sulfida pada air lirnbah dan air tanah terjadi karena sulfida dalam bentuk senyawa H2S berasal dari hasil degdradasi bahan-bahan organik (ter-rnasuk kertas) yang secara cepat diuraikan oleh rnikro-bia baik dalam keadaan aerob (ada oksigen) rnaupun anaerob (tanpa oksigen). Proses ini bisa terjadi karena sistern pengolahan lirnbah belum rnernadai, artinya perlu dibuatkan bak-bak pengolah lirnbah yang representatif yaitu bak pengolah lirnbah yang dilengkapi karbon aktif (arang), kapur, pasir dan ijuk, dan untuk meningkatkan oksigen terlarut dalam air diperlukan blower (kincir), sehingga dengan meningkatnya oksigen akan menurunkan kadar BOD, COD dan bahan organik sebagai sumber terjadinya H2S. Tingginya bahan organik yang terakumulasi bersama air lirnbah

sehingga memacu mikrobia melakukan degradasi dan hasil tersebut rnenimbulkan bau agak menyengat. Disamping itupula kelebihan 8iS diperairan akan rner-ubah warna air kehitaman, sifat korosif pada pipa dan rnengganggu !SPA (infeksi sistem pernafasan atas).

Sedangkan kelebihan kandungan sulfida (H2S) pada air tanah yang tersirnpan dalam bak kemungkinan disebabkan jarak bak dengan boiler (tungku pemanas) yang menggunakan bahan bakar batubara dengan kapasistas 1 ton per hari terlalu dekat. Hal ini terjadi karena lirnbah basil pembakaran batubara terdiri dari 2 bentuk yaitu debu berat (botom ash) yang berupa arang dan debu ringan (fly ash) berupa gas yang keluar saat pembakaran. Kedua lirnbah tersebut mengandung sulfur (belerang) yang rnudah mengikat unsur Hidrogen (H2) di udara maupun pada air permukaan. Jika sulfur tersebut bereaksi dengan air permukaan akan membentuk HiS dan yang masuk ke udara akan berikatan dengan embun juga rnernbentuk senyawa-senyawa sulfur yang bersifat asam, dan dalam jurnlah belebihan akan terjadi hujan asam. Demikian pula dengan lirnbah padat batubara yang tidak terkumpul dengan baik akan rnudah bereaksi dengan air hujan dan akan meresap rnasuk ke air permukaan.

Kandungan sulfida pada ke 3 sampel air lirnbah dan I sampel yang diambil pada air tanah yang telah ter-sirnpan pada bak penyirnpan pada PT. Bali Keras Mitra Jembrana seperti tercantum pada Gambar 4.

Lokasi

Gambar 4.Kandungan Sulfida (H2S) Pada Air Limbah dan Air Tanah PT. Bali Kertas Mitra Jembrana Tahun 2010

  • 5.    Timbal (Pb)

Kandungan senyawa tirnbal (Pb ) pada ke empat pengambilan titik sampel (SI, S2, S3 dan S4) rnasing-rnasing 0,298 rng/L, 0,955 mg/L, 0,945 mg/L dan 1,295 rng/L. Dari ke empat sample air yang dianalisis hanya sample ke 4 (S-4) yaitu air lirnbah yang telah diolah dan akan dibuang ke lingkungan telah melampaui kadar maksimum baku rnutu air lirnbah industri yang dipersyaratkan (1,0 mg/L) yang mengacu pada Keprnen LH. No. SI tahun 1995. Kelebihan kandungan tirnbal atau tirnah hitam (Pb) pada air lirnbah tersebut karena secara alarni timah hitam masuk ke

perairan melalui pengkristalan Pb di uclara yang jatuh ke air bersama-sama air hujan. Disamping itu pula peningkatan ini berasal clari asap kenclaraan bermotor hasil penguraian bensin (bahan bakar) yang masuk ke uclara clan akan turun bersama-sama air hujan. Demikian pula sampah organik clari lirnbah inclustri cla-pat berpotensi menghasilkan Pb. Kelebihan Pb pacla air terutama Pb organik yang terabsorbsi pacla saluran pencernaan clan saluran pernapasan bahwa unsure Pb tersebut akan terakurnulasi clalam tubuh. Kelebihan Pb clalam tubuh clapat berakibat penghambatan enzim yang akan berakibat penurunan kadar haemoglobin (Hb) darah (Fardiaz, 1992). Selamet (1994) juga menyatakan ahwa kelebihan Pb dalam tubuh akan berakibat sebagai racun sistemik terhadap gangguan terhaclap gizi, terjadi muntah-muntah, kelumpuhan atau terjadi kebutaan. Sedangkan kelebihan Pb anorganik di clalam tubuh dapat menimbulkan gangguan pada otak. Kancl-ungan Pb pada 4 titik pengambilan sampel air yaitu 3 sampel air limbah clan 1 titik sampel air tanah seperti tercanturn pacla Gambar 5

Kandungan limbal (Pb)

Gambar 5.Kandungan Timbal (Pb) Pada Air Limbah dan Air Tanah PT. Bali Kertas Mitra Jembrana Tahun 2010.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Dari hasil penelitian terhaclap kulitas air limbah clan air tanah yang telah dilakukan melalui hasil uji laboratorium clan hasil tersebut telah dikomparasikan clengan stanclar baku mutu air limbah yang ditetapkan berclasarkan Kepmen LH No. 51 tahun 1995 clapat disimpulkan beberapa hal:

Tiga sampel air lirnbah clan satu sampel air tanah yang clianalisis clengan21 parameter yang cliuji ternyata acla 1 parameter (H2S) pada air tanah (SI) yang melampaui baku mutu limbah cair bagi kegiatan inclustri untuk air limbah golongan II yang mengacu pacla Kepmen LH No. 51 Tahun 1995. Seclangkan air limbah inlet (S2) clan air limbah yang siap termanfaatkan (S3) masing-masing acla 4 parameter (BOD9 COD, Feno! dan Sulfi.da) yang melampaui baku mutu yang ditetapkan. Dan pacla air limbah yang siap terbuang ke

lingkungan (S4) terclapat 5 parameter (BOD5, COD, Fenol, Sulfi.da clan Pb) telah melampaui baku mutu yang ditetapkan.

Secara umum kualitas air limbah pabrik kertas PT. Bali Kertas Mitra Jembrana belum layak di buang ke lingkungan luar karena acla 5 parameter yang masih melampui baku mutu limbah cair bagi kegiatan inclus-tri yang clitetapkan berclasarkan Kepmen LH No. 51 Tahun 1995.

Saran

Dari hasil penelitian terhadap pemeriksaan kualitas air lirnbah yang dihasilkan PT. Bali Kertas Mitra Jembrana (BKMJ) clapat disarankan beberapa hal

Sebelum air limbah masuk ke bak terbuka maka perlu dibuatkan minimal 3 bak tertutup untuk pengolahan air limbah clari inlet (S2). Ketiga bak tersebut pacla bagian bawah (dasar) ditambahkan dengan batu kerikil dan arang (karbon aktif) untuk mengikat bahan-bahan organik clan anorganik seclangkan pada bak terakhir di bagian clasar ditambahkan batu kapur untuk menyerap bau dan partikel-partikel belerang. Pacla ke tiga bak juga dilengkapi saluran air yang disaring dengan ijuk untuk menyaring semua partikel atau serat yang masuk saluran tersebut

Ke tiga buah bak terbuka sebagai penampung air limbah tersebut perlu dibuat secara permanent (beton) dilengkapi lagi clengan blower (kincir) untuk meningkatkan oksigen terlarut (DO) air limbah sehingga cla-pat menurunkan kadar BOD, COD, Feno! clan Sulfida, clan pacla dasar masing-masing bak perlu ditambahkan kapur/gamping untuk meningkatkan pH air, menghilangkan bau (fenol clan sulfida) serta sebelum lirnbah terbuang kelingkungan perlu ditambahkan klorin atau tawas untuk membunuh bakteri pathogen.

Perlu dibuatkan gudang khusus untuk penyimpanan batubara yang belum terpakai dalam proses pemanasan, demikian pula limbah yang dihasilkan berupa arang batubara (bottom ash) perlu ditempatkan clalam satu tempat khusus untuk menghinclari bereaksinya unsur belerang (sulfur) terhaclap unsur hydrogen (H2) baik yang berasal dari air maupun udara yang mudah bereaksi clengan sulfur menghasilkan H2S yang berbau tengik. Disamping itu pula unsur sulfur/belerang yang terakumulasi ke uclara menimbulkan uap air menjadi asam clan akan terjadi hujan asam.

Perlu clilakukan penanaman pohon di sekitar bak penampung limbah untuk menyerap bau yang masuk ke lingkungan luar.

Perlu dilakukan analisis air limbah secara berkala setiap 6 bulan sekali untuk mengevaluasi kelayakan kualitas air limbah yang akan di buang ke lingkungan.

DAFTARPUSTAKA

Alaert, G. clanS.S. Santika. 1984. MetodePenelitian Air. Usaha Nasional, Surabaya.

Anonim 1995. Keputusan Menteri Linkungan Hidup Nomor: Kep-51 Tahun 1995. Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri. Kementrian Lingkungan Hidup. Jakarta.

Anonim. 2002. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1997. Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Kementrian Lingkungan Hidup. Jakarta.

Anonim. 2002. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 Tahun 2001. Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemara Air. Kementrian Lingkungan Hidup.Jakarta.

Anonim. 2005. Analisis dan Evaluasi Hasil Penelitian Kualitas Air Laut, Air Sungai, Air Limbah clan Kebisingan di Propinsi Bali. PPLH Universitas Udayana, Denpasar.

Dahuri, R. da A. Damar. 1994. Metoda clan Teknik Analisis Kualitas Air. !PB. Bogor.

Fardiaz, S. 1992. Polusi Air dan Polusi Udara. Depdikbud, Ditjen Perguruan Tinggi PAU Pangan dan Gizi !PB, Bogor.

Ginting P. 1995. Mencegah clan Mengendalikan Pencemaran Industri. PustakaSinar Harapan. Jakarta.

Hadi, A. 2005. Prinsip Pengelolaan PengambilanSampel Lingkungan. PT Gramedia Pustaka Utama.Jakarta.

Jenie. B.S.L. clan WP. Rahayu. 1990. Penanganan Limbah Industri Pangan. Kanisius. Yogyakarta.

Loehr. R.C. 1977. PollutionControll For Agriculture. Academic Press, Inc. New York

Palar, H. 1994. Pencemaran & Toksikologi Logam Berat. Rineka Cipta,Jakarta.

Rand, M. C., A. E. Greenberg and M. J. Taras. 1975. Standard Methods for the Examination ofWater and Wastewater. American Public Health Association, Washington, D. c.

Soedradjad, R. 1999. Lingkungan Hidup. Suatu Pengantar. DitjenPendidikan Tinggi, Depdikbud.Jakarta,

Slamet JS. 1994. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Sundra, I K. 1977. Pengaruh Pengelolaan Sampah Terhadap Kualitas AirSumur Gali diSekitar TPASampahSuwung, Denpasar Bali.

Sutrisno, C. 1987. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Rineka Cipta. Jakarta.

73