ECOTROPHIC • 6 (1) : 50 - 55

ISSN : 1907-5626

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA SINGARAJA, KABUPATEN BULELENG, PROVINS! BALI

I Nyoman Suandana 1), N.K. MARDan12), NyomanWard13)

1) Fakultas Ekonomi Umversitas PanJi Sakti

2! Fakultas Kcdokteran Univcrsitas Udayana

3! Fakultas Sastra Umvers1tas Udayana Email . [email protected]

ABSTRAK

Meningkatnya volume sampah berdampak langsung terhadap daya tampung tempat pengelolaan sampah sementara yang tersedia, apabila tidak dikelola dengan baik maka dapat berdampak buruk terhadap keindahan dan sanitasi lingkungan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap pengelolaan sampah di Kota Sin-garaja dan upaya-upaya apa saja yang telah dilakukan oleh DKP. Kabupaten Buleleng sehubungan dengan pengelolaan sampah. Untuk memecahkan permasalahan dalam penelitian ini dipergunakan alat analisis ImportancePerformance Analysis, dengan skala 5 tingkat (Liker t 5). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan : a). Persepsi masyarakat terhadap pengelolaan sampah di Kota Singaraja yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Buleleng secara umum adalah baik, terutama yang berhubungan dengan lokasi bak sampah, bentuk bak sampah, jarak penempatan bak sampah, jadwal angkut sampah, kesigapan petugas sampah, kesesuaian jadwal menyapu, alat yang dibawa oleh tukang sapu, banyaknya tukang sapu, lokasi yang ditetapkan untuk mendapatkan layanyan tukang sapu, frekuensi menyapu, sikap tukang sapu, kebijakan pemberlakuan daerah kawasan dan kesesuaian model truk yang dipergunakan untuk mengangkut sampah. Sedangkan masalah kondisi bak sampah dan perbandingan jumlah ketersediaan bak sampah dengan volume sampah yang ada, dianggap kurang sesuai dengan harapan masyarakat. b). Upaya-upaya yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Buleleng sehubungan dengan pengelolaan sampah di Kota Singaraja belum optimal baik dari luas jangkauan pelayanan dan kualitas layanan pengelolaan sampah. c). Pertambahan produksi sampah secara umum dapat mengakibatkan berbagai dampak langsung dan tak langsung terhadap lingkungan, namun berdasarkan hasil pengamatan di Kota Singaraja belum ada dampak yang signifikan sebagai akibat dari pertambahan produksi sampah.

Kata kunci : sampah, pengelolaan, persepsi dan kinerja.

ABSTRACT

The increasing volume of waste directly brings impacts on the capacity of the available Temporary Waste Management, if it is not managed promptly and appropriately, the waste can cause problems particularly bad impacts on the aesthetic and environmental sanitation.

In line with the background of the study above, this present study was conducted in order to identify the public perception of waste management by DKP in Singaraja, Buleleng regency. The data were analyzed by employing Importance-Petformance Analysis with five-level scale (Likert 5). After the data analysis it was found that: a). Society perception towards the waste management in Singaraja conducted by DKP of Buleleng Regency was considered as good particularly in terms of the placement of waste containers, the form of waste containers, the time of taking the waste away, the performance and the service of the waste employees, the numbers of the waste employees, the tools used by the waste employees, the frequency of cleaning a certain area, the policy applied for certain area and the suitability of the truck used for carrying the waste. However, the condition of the waste containers and the comparison between the numbers of waste containers and the volume of the waste were considered as less appropriate to the public expectationi b). Policies employed by the DKP in accordance to waste management in Singaraja was considered as less maximum both in the area of service as well as in quality of waste management; c). The increasing production of waste will directly and indirectly endanger the environment, however, based on the observation conducted in Singaraja it was found that there was not significant impacts on the increasing volume of waste.

Keywords : waste, management, perception and performance

PENDAHULUAN

Sampah merupakankonsekuensi dari adanya aktivi-tasmanusia, setiap aktivitas manusia pasti menghasilkan barang buangan atau sampah. Volume sampah yang dihasilkan biasanya sebanding dengan tingkat konsumsi terhadap barang/material yang digunakan sehari-hari. Peningkatan volume sampah biasanya seirama dengan pertumbuhan jumlah penduduk clan dipengaruhi pula oleh beberapa faktor seperti meningkatnya intensitas kegiatan sehari-hari, kemajuan teknologi terutama dalam sistem pengemasan produk clan perubahan gaya hidup masyarakat yang cenderung memilih serba cepat clan praktis. Semakin banyak sampah yang dibuang sudah pasti sampah menjadi lebih beragan1 clan terdapat banyak jenis material yang tidak mudah terurai secara biologis (non-biodegradable). Pengeloloaan sampah selama ini masih menggunakan pola " kumpul-angkut-buang " (collect-transport-dispose) ternyata langkah tersebut telah terbukti kurang mampu menyelesaikan permasalahan sampah perkotaan, melainkan hanya memindahkan masalah dari kawasan perkotaan ke kawasan pembuangan sampah di luar kawasan perkotaan, jadi pola pengelolaan sampah selama ini telah menimbulkan diseconomic externalities.Dalam upaya pengelolaan sampah berbagai aktivitas telah dilakukan oleh Dinas Kebersihan clan Pertamanan (DKP) Kabupaten Buleleng mulai dari penyediaan sarana prasarana tempat pengelolaan sementara (TPS), sampai dengan pengangkutan ke tempat pengelolaan akhir (TPA), nanmn masih saja menyisakan sejumlah masalah. Sulitnya mencari lokasi penempatan TPS karena setiap rumah tangga cendrung menolak di depan rumahnya diletakkan bak sampah (TPS) dengan alasan bau clan merusak pemandangan. Permasalahan menclasar yang dihadapi oleh DKP Kabupaten Buleleng adalah masih rendahnya kesaclaran clan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah, karena selama ini masyarakat masih beranggapan bahwa permasalahan pengelolaan sampah adalah tanggung jawab pemerintah yang ditangani langsung oleh DKP Kabupaten Buleleng.

Aclapun yang menjadi tujuan clari penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap pengelolaan sampah di Kota Singaraja. 2) Untuk mengetahui upaya apa saja yang telah dilakukan oleh DKP Kabupaten Buleleng clalam upaya pengelolaan sampah di Kota Singaraja. 3) Untuk mengetahui dampak apa saja yang tirnbul akibat dari pertambahan produksi sampah clari aktivitas masyarakat di Kota Sin-garaja.

METODE PENELITIAN

Proses yang clitempuh clalam penelitian ini sesuai dengan proseclur/alur bagan rancangan penelitian, yang cliawali dari analisa situasi, merumuskan

masalah, clan pola pemecahan masalah. Dalam pola pemecahan masalah tentunya berbagai kegiatan telah dilakukan seperti; menggali sumber-sumber dari pustaka yang relepan, mengaclakan pengamatan langsung, wawancara clan yang terpenting acla-lah menggali informasi clan pendapat masyarakat melalui kuesioner. Sebelum kuesioner disebar kepa-cla responden, peneliti telah merundingkan dengan DKP Kabupaten Buleleng tentang kesesuaian materi yang akan dijadikan inclikator clalam kuesioner, dengan harapan kuesioner yang diclistribusikan mampu menggali informasi clan jawaban yang riil terhaclap penilaian kinerja yang telah clicapai oleh DKP Kabupaten Buleleng clan yang menjadi harapan masyarakat terhadap pengelolaan sampah di Kota Singaraja. Oleh karena kuesioner belum pernah dipergunakan dalam penelitian, maka peneliti menguji kebebaran clan keanclalannya clengan mempergunakan uji Validitas clan uji Reliabilitas. Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa hasilnya aclalah lebih besar dari stanclar alpha = 0.60, clan untuk Uji Validitas diatas 0,444 sehingga dinyatakan valid clan reliable.

Lokasi penelitian di Kota Singaraja terdiri atas tiga kelurahan clan satu desa meliputi Kelurahan Banyun-ing, Kelurahan Banjar Tegal, Kelurahan Banyuasri clan Desa Baktiseraga. Penetapan lokasi ini dilandasi per-tirnbangan sebagai berikut; a. Lokasi tersebut mendapat layanan pengelolaan sampah dari DKP Kabupaten Buleleng, b. Terdapat sarana clan prasarana pengelolaan sampah sementara, c. Terdapat beberapa sumber sampah. Perhitungan penentuan banyaknya sampel mengacu pacla teori Isaac clanMichael, sehingga clapat clitentukan jumlah sampelnya aclalah 261 kepala keluarga dengan tingkat toleransi kesalahan 10%.

Alat analisis yang dipergunakan clalam penelitian ini aclalah Importance-Performance Analysis (Manila and James, 1977). Untuk analisis tingkat kinerja DKP clan kepentingan masyarakat digunakan skala S tingkat (Likert S) sebagai berikut; a) jawaban sangat penting clan sangat sesuai diberi bobot 5, b) jawaban penting clan sesuai diberi bobot 4, c) jawaban cukup penting clan cukup sesuai diberi bobot 3, d) jawaban kurang penting clan kurang sesuai diberi bobot 2, e) jawaban tidak penting clan ticlak sesuai diberi bobot l.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses yang clitempuh dalam memperoleh hasil penelitian ini sesuai dengan prosedur bagan rancangan penelitian, maka didapat basil berupa angka-angka yang selanjutnya diolah sesuai dengan kebutuhan penelitian. Hasil tabulasi angka-angka yang bersumber clari responden selanjutnya dilakukan pembobotan dengan skala S tingkat (likert 5), seperti yang terlihat pacla Tabel l.

Tabel 1 Pembobotan Hasil Tabulasi Data Kinerja DKP Kabupaten

Buleleng dan Harapan Masyarakat Kota Singaraja

Kinerja DKP

Harapan Masyarakat

In-

SS

S

CS

KS

TS

In-

SP

P

CP

KP

TP

dika-

Total

dika-

----- Total

tor

5

4

3

2

1

tor

5

4

3

2

1

1

31

82

52

46

50

781

1

150

80

24

2

5 1.151

2

15

76

43

53

74

688

2

119

119

18

1

4 1.131

3

31

69

54

66

41

766

3

Ill

124

17

4

5 1.115

4

8

61

38

45

109

597

4

110

112

31

2

6 1.101

5

12

54

42

68

85

623

5

140

95

17

3

6 1.143

6

24

93

73

39

32

821

6

118

90

42

0

11 1.087

7

19

74

86

36

46

767

7

106

109

36

1

9 1.085

8

18

127

61

34

21

870

8

86

151

14

1

9   1.087

9

20

116 72

35

18

868

9

125

118

15

1

2   1.146

10

19

73

85

37

47

763

10

92

143

22

1

3   1.103

11

19

63

73

76

30

748

11

83

128

40

4

6 1.061

12

24

78

73

35

51

772

12

80

148

25

1

7 1.076

13

21

79

75

41

45

773

13

59

146

28

1

27   992

14

14

84

73

42

48

757

14

74

147

29

2

9   1.058

15

16

70

53

54

68

695

15

79

92

20

16

54   909

Penjelasan Indikator pada Tabel 1.

Penjelasan Indikator

  • 1    Kesesuaian lokasi penempatan bak sampah (TPS)

  • 2    Jarak lokasi TPS.

  • 3    Kesesuaian bentuk bak sampah (TPS) terhadap lingkungannya

  • 4    Perbandingan jumlah bak sampah dengan volume sampah

  • 5    Kondisi/keadaan bak sampah yang tersedia

  • 6    Jadwal pengangkutan sampah dari lokasi TPS ke lokasi TPA

  • 7    Kesigapan petugas terhadap penanganan permasalahan sampah

  • 8    Kesesuaian jadwal dengan rutinitas pengambilan sampah

  • 9    Sarana transportasi/truk yang dipergunakan mengangkut sampah

  • 10   Kesesuaian peralatan yang dipergunakan oleh tukang sapu

  • 11    Banyaknya tukang sapu yang di kerjakan pada lokasi tertentu

  • 12    Penetapan lokasi untuk mendapatkan layanan tukang sapu

  • 13    Frekuensi menyapu dalam satu hari

  • 14    Sikap tukang sapu terhadap kritik dan saran

  • 15    Kebijakan DKP terhadap pemberlakukan daerah kawasan

Perhitungan tingkat kesesuaian masing-masing indikator pada dua variabel antara kinerja DKP dengan harapan masyarakat, merupakan hal penting dilakukan untuk menentukan skala prioritas pekerjaan yang akan dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Buleleng.

Berdasarkan persentase tingkat kesesuaian yang ada pada Tabel 2, secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut :

  • 1) .Indikator yang memiliki persentase tingkat kesesuaian paling rendah dijadikan prioritas dalam pelaksanaan pekerjaan DKP Kabupaten Buleleng, seperti Kesesuaian jumlah bak sampah yang seharusnya tersedia dengan volume sampah yang terbuang oleh masyarakat Kota Singaraja di setiap lokasi tempat pengelolaan sementara (TPS), merupakan pekerjaan yang sangat mendesak untuk dicarikan solusinya, mengingat indikator ini menjadi urutan prioritas nomor satu atau dengan nilai tingkat kesesuaian paling rendah (54,22 %). Demikian pula yang menyangkut masalah kondisi/keadaan sarana dan prasarana pengelolaan sampah yang tersedia di masing-masing lokasi

Tabel 2 Perhitungan Persentase Tingkat Kesesuaian Penilaian Kinerja DKP dan Harapan Masyarakat

No

Indikator

Penilaian Kinerja

Penilaian Harapan

Tingkat kesesuaian (%)

i

Lokasi yang di manfaatkan sebagai tem-

781

67.85

pat untuk menempatkan bak sampah. Jarak antara lokasi penempatan bak

2

sampah yang satu dengan lokasi bak sampah yang lainnya

688

1131

60.83

3

Bentuk bak sampah terhadap kesesuaian kondisi lingkungan

766

1115

68.70

Perbandingan antara banyaknya bak

4

sampah yang tersedia dengan volume sampah yang dibuang masyarakat di lokasi TPS.

597

1101

54.22

5

Kondisi/keadaan bak sampah yang tersedia di lokasi TPS saat ini

623

1143

54.51

Jadwal yang ditetapkan oleh Pemerintah

6

untuk pengangkutan sampah dari lokasi TPS ke lokasi TPA oleh petugas sampah

821

1087

75.53

Kesigapan petugas sampah terhadap

7

penanganan permasalahan sampah di lokasi TPS

767

1085

70.69

Kesesuaian jadwal yang ditetapkan

8

dengan rutinitas pengambilan sampah oleh petugas sampah di lokasi TPS

870

1087

80.04

Transportasi/truk yang dipergunakan

9

untuk mengangkut sampah dari lokasi TPS ke lokasi TPA

868

1146

75.74

10

Kesesuaian peralatan yang dipergunakan oleh tukang sapu keliling.

Banyaknya tukang sapu yang di kerjakan pada lokasi yang telah ditentukan

763

1103

69.17

11.

748

1061

70.50

12.

Lokasi yang ditetapkan untuk mendapatkan layanan tukang sapu keliling

787

1076

73.14

13.

Frekuensi tukang sapu, menyapu dalam satu hari

773

992

77.92

Sikap dan perhatian tukang sapu terh-

14.

adap kritik dan saran yang disampaikan oleh masyarakat

757

1058

71.55

15.

Kebijakan Dinas Kebersihan dan Pertamanan terhadap pemberlakukan daerah kawasan / pengurangan sarana TPS (bak besi, LHC) di setiap kelurahan / desa.

695

909

76.46

Jumlah

11304

16245

69.58

tempat pengelolaan sementara (TPS), memerlukan pemikiran dan tindakan yang cukup cerdas apakah mengganti atau memperbaiki. Karena tindakan ini berhubungan langsung dengan kemampuan keuangan atau anggaran yang tersedia.

Rendahnya persentase tingkat kesesuaian pada kedua indikator tersebut disebabkan oleh penilaian masyarakat terhadap pelaksanaan kerja/ kinerja yang dilakukan oleh DKP Kabupaten Buleleng masih jauh lebih rendah dari apa yang menjadi harapan masyarakat terhadap pengelolaan sampah di Kota Singaraja.

  • 2) .Sedangkan indikator yang memiliki persentase tingkat kesesuaian lebih tinggi dari indikator yang menjadi nomor urut l(indikaor 4) dan nomor urut 2 (indikator 5), Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Buleleng hendaknya mampu mempertahankan bahkan lebih meningkatkan kualitas kerja sehingga apa yang menjadi harapan masyarakat dapat terpenuhi.

Persepsi Masyarakat Kota Singaraja Terhadap Kinerja DKP Kabupaten Buleleng

Untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat Kota Singaraja terhaclap kinerja DKP Kabupaten Buleleng, maka perlu cliterjemahkan keclalam bahasa yang clapat clipahami, clengan membuat penilaian clengan cara mengelompokan score keclalam 5 kelas/tingkat clan masing-masing memiliki interpal 20, seperti pacla tabel 3.

Tabel 3 Interval Score Tingkat Kesesuaian

Interval Score Tingkat Kesesuaian (%)

Persepsi Masyarakat

81- 100

Sangat Baik

61- 80

Baik

41- 60

Cukup Baik

21- 40

Kurang Baik

1-20

Tidak Baik

Berclasarkan Tabel 3, maka clapat diclefi.nisikan tentang persepsimasyarakat terhaclap pengelolaan sampah yang acla di Kota Singaraja, sebagai berikut

  • 1)    Masyarakat memberikan persepsi sangat baik pacla kinerja DKP Kabupaten Buleleng terhaclap pengelolaan sampah yang acla di Kota Singraja, apabila persentase score tingkat kesesuaiannya beracla pacla score 81% - 100%.

  • 2)    Masyarakat akan memberikan persepsi baik pacla kinerja DKP Kabupaten Buleleng terhaclap pengelolaan sampah yang acla di Kota Singraja, apabila persentase score tingkat kesesuaiannya beracla pacla score 61% - 80%.

  • 3)    Masyarakat akan memberikan persepsi cukup baik pacla kinerja DKP Kabupaten Buleleng terhaclap pengelolaan sampah yang acla di Kota Singraja, apabila persentase score tingkat kesesuaiannya beracla pacla score 41% - 60%.

  • 4)    Masyarakat akan memberikan persepsi kurang baik pacla kinerja DKP Kabupaten Buleleng terhaclap pengelolaan sampah yang acla di Kota Singraja, apabila persentase score tingkat kesesuaiannya beracla pacla score 21% - 40%.

  • 5)    Masyarakat akan memberikan persepsi ticlak baik pacla kinerja DKP Kabupaten Buleleng terhaclap pengelolaan sampah yang acla di Kota Singraja, apabila persentase score tingkat kesesuaiannya beracla pacla score 1% - 20%.

Perhitungan total nilai rata-rata pacla masing-masing va.riabel untuk menentukan korclinat X clan Y clan perhitungan nilai rata-rata pacla masing-masing item cli-lal...'Ukan untuk menentukan posisi item pacla diagram kartesius, sehingga cliharapkan clapat memberikan gambaran yang jelas terhaclap unsur-unsur mana yang gianggap penting clan cukup penting oleh masyarakat, clan hasil kerja yang telah clicapai oleh DKP Kabupaten Buleleng. Seperti pacla Tabel 6 clan Gambar 1 Diagram Kartesius.

Tabel 6 Perhitungan Nilai Rata-rata Kinerja DKP dan Harapan Masyarakat Terhadap Pengelolaan Sampah di Kota Singa-raja

No

Item I lndikator

Kinerja

Ha;^-;^

X

y

1

Lokasi yang di manfaatkan sebagai tern-pat bak sampah.

781

llSl

2.99

4.41

2

Jarak antara lokasi penempatan bak sampah yang satu dengan lokasi bak sampah yang lainnya

688

1131

2.64

4.33

3

Bentuk bak sampah terhadap kondisi lingkungan

766

1115

2.93

4.27

4

Perbandingan antara banyaknya bak sampah yang tersedia dengan volume sampah yang dibuang masyarakat di lokasi TPS.

597

1101

2.29

4.22

5

Kondisi/keadaan bak sampah yang tersedia di lokasiTPS saat ini

623

1143

2.39

4.38

6

Jadwal yang ditetapkan oleh Pemerintah untuk pengangkutan sampah dari lokasi TPS ke lokasiTPA oleh petugas sampah

821

1087

3.15

4.16

7

Kesigapan petugas sampah terhadap penanganan permasalahan sampah di lokasiTPS

767

1085

2.94

4.16

8

Kesesuaian jadwal yang ditetapkan dengan rutinitas pengambilan sampah oleh petugas sampah di lokasi TPS

870

1087

3.33

4.16

9

Transportasi/truk yang dipergunakan untuk mengangkut sampah dari lokasiTPS ke lokasi TPA

868

1146

3.33

4.39

10

Kesesuaian peralatan yang dipergunakan oleh tukang sapu keliling.

763

1103

2.92

4.23

11

Banyaknya tukang sapu yang di kerjakan pada lokasi yang telah ditentukan

748

1061

2.87

4.07

12

Lokasi yang ditetapkan untuk mendapatkan layanan tukang sapu keliling

787

1076

3.02

4.12

13

Frekuensi tukang sapu,menyapu dalam satu hari

773

992

2.96

3.80

14

Sikap dan perhatian tukang sapu terhadap kritik dan saran yang disampaikan oleh masyarakat

757

1058

2.90

4.05

15

Kebijakan Dinas Kebersihan dan Pertamanan terhadap pemberlakukan daerah kawasan

695

909

2.66

3.48

Jumlah

11,304

16,245

43.3

62.2

Rata-rata (X dan Y)

2.89

4.15

Gambar 4. Diagram Kartesius Kinerja DKP dan Harapan Masyarakat Tentang pengelolaan Sampah

  • 1) . Kuad.ran A pacla Diagram Kartesius.

Menunjukkan faktor-faktor atau unsur-unsur yang clianggap penting bagi masyarakat, namun Dinas Kebersihan clan Pertamanan Kabupaten Buleleng kinerjanya masih clianggap kurang sesuai clengan apa yang menjadi harapan masyarakat ter-

hadap pengelolaan sampah di Kota Singaraja. Terutama indikator yang menyangkut masalah : jarak antara lokasi penempatan bak sampah yang satu dengan lokasi bak sampah yang lainnya, perbandingan antara banyaknya bak sampah yang tersedia dengan volume sampah yang dibuang masyarakat di lokasi TPS, dan kondisi/keadaan bak sampah yang tersedia di lokasi TPS.

  • 2) .Kuadran B pada Diagram Kartesius.

Menunjukkan faktor-faktor atau unsur-unsur yang dianggap penting bagi masyarakat, Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Buleleng melaksanakan tugasnya cukup sesuai dengan keinginan masyarakat. Terutama indikator yang menyangkut masalah : lokasi yang di manfaatkan sebagai tempat untuk menempatkan bak sampah, kesesuaian bentuk bak sampah terhadap kondisi lingkungan yang ada, jadwal yang ditetapkan oleh pemerintah untuk pengangkutan sampah, kesigapan petugas sampah terhadap penanganan permasalahan sampah yang terjadi di lokasi TPS. kesesuaian jadwal yang ditetapkan dengan rutinitas pengambilan sampah dan kesesuaian peralatan yang dipergunakan oleh tukang sapu keliling.

  • 3) . Kuadran C pada Diagram Kartesius.

Menunjukkan beberapa faktor atau unsur-unsur yang dianggap cukup penting bagi masyarakat, Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Buleleng dalam melaksanakan kewajibannya masih dianggap kurangsesuai dengan apa yang menjadi harapan masyarakat. Jadi adapun faktor-faktor tersebut yaitu: banyaknya tukangsapu yang di kerjakan pada lokasi yang telah ditentukan, kebijakan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Buleleng terhadap pemberlakukan daerah kawasan /pengurangan sarana TPS,

  • 4) .Kuadran D pada Diagram Kartesius.

Menunjukkan faktor-faktor yang dianggap cukup penting bagi masyarakat, Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Buleleng dalam melaksanakan kewajibannya cukup sesuai dengan harapan masyarakat Kota Singaraja dalam pengelolaan sampah. Adapun faktor-faktor/indikator tersebut yaitu : lokasi yang ditetapkan untuk mendapatkan layanan tukang sapu keliling, frekuensi tukang sapu, menyapu dalam satu hari dan sikap/perhatian tukang sapu terhadap kritik dan saran yang disampaikan oleh masyarakat.

Upaya-Upaya yang Dilakukan DK.P Kabupaten Buleleng.

  • 1.    Peningkatan Sistem Pelayanan Kebersihan

Upaya peningkatan pelayanan kebersihan pada masyarakat, lokasi wilayah pelayanan kepada masyarakat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu:

  • 1) .Masyarakat yang lokasi wilayahnya sudah terjangkau oleh pelayanan pengelolaan sampah oleh Dinas Kebersihan clan Pertamanan Kabupaten Buleleng dianjurkan untuk membuang sampah pada TPS (bak beton, bak besi, tong/kontainer, transfer station atau transfer deppo) yang telah disediakan.

  • 2) .Masyarakat yang lokasi wilayahnya belum terjangkau oleh pelayanan Pemerintah kurang lebih 104 desa/kelurahan, dianjurkan untuk melaksanakan pengelolaan sendiri dengan menampung sampah pada tempat tertentu kemudian dibakar atau ditimbun langsung.

  • 2.    Peningkatan Sistem Pengolahan Kebersihan

Pengelolaan sampah di Kabupaten Buleleng masih menggunakan pola kumpul-angkut-buang. Sampah yang dikumpulkan oleh masyarakat maupun yang di kumpulkan oleh tukang angkut dari DKP Kabupaten Buleleng diangkut ke TPA Bengkala untuk wilayah tengah dan timur dan TPA Pangkung Paruk untuk wilayah barat. Jumlah sampah yang bisa diangkut ke TPA Bengkala rata-rata 258,46 m3 /hari, sedangkan di TPA Pangkung Paruk rata-rata 51 m3 /hari.

  • 3.    Perbaikan Sarana Persampahan

Pengadaan sarana dan prasarana tempat pengelolaan sampah sementara merupakan tindakan yang mendesak bagi Dinas Kebersihan dan Peramanan Kabupaten Buleleng. Karena terhalang oleh pendanaan maka rencana tersebut ditangguhkan sementara. Anggaran yang di alokasikan untuk pengelolaan persampahan dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di kabupaten Buleleng sangatlah minim.

Dampak Pertambahan Produksi Sampah

Timbulan sampah yang berserakan diluar TPS jika tidak segera dikelola dapat menimbulkan pemandangan yang kotor, kumuh dan bau yang tidak sedap. Kondisi semacam ini akan mempengaruhi psikologis penduduk terutama yang didekat rumahnya dimanfaatkan sebagai tempat menaruh bak besi, bak beton, LHC dan yang sejenisnya. Dampak yang lain adalah dapat menyebabkan kerusakan sarana TPS, terganggunya kapasitas truk pengangkut sampah sehingga sampah tercecer disepanjang jalan yang dilintasi yang nantinya dapat menimbulkan kecelakaan apabila yang tercecer dijalan berupa pecahan kaca, paku, duri dan kaleng oli. Banyak lagi dampak yain seperti dampak sosial, dampak ekonomi dan sampah merupakan sumber penyakit.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Dari hasil dan pembahasan penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik simpulan sebagai berikut :

  • 1.    Persepsi masyarakat terhadap pengelolaan sampah

di Kota Singaraja yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan clan Pertamanan (DKP) Kabupaten Buleleng secara umum adalah baik. Berdasarkan persentase tingkat kesesuaian yang merupakan perbandingan antara indikator kinerja DKP Kabupaten Buleleng clan indikator harapan masyarakat, sebagian besar atau sebanyak 13 (tiga belas) indikator dinyatakan sesuai dengan harapan masyarakat seperti lokasi bak sampah, bentuk bak sampah, jadwal angkut sampah, kesigapan petugas sampah, kesesuaian jadwal, kesesuaian trul< pengangkut sampah, penentuan lokasi menyapu, frekuensi menyapu, sikap tul<ang sapu, banyaknya tul<ang sapu, kebijakan penerapan daerah kawasan clan jarak antar lokasi bak sampah. Sedangkan hanya 2 (dua) indikator yang dianggap kurang sesuai dengan harapan masyarakat seperti perbandingan antara jumlah bak sampah yang tersedia dengan volume sampah yang dibuang oleh masyarakat clan kondisi bak sampah yang terpasang di lokasi TPS.

  • 2.    Upaya yang dilakukan oleh DKP Kabupaten Buleleng sehubungan dengan pengelolaan sampah di Kota Singaraja belum optimal, hal tersebut dapat terlihat dari minimnya jangkauanpelayanan pengelolaan persampahan yang telah dilakukan clan kondisi sarana clan prasara pengelolaan persampahan yang tersedia saat ini belum memadai.

  • 3.    Dampak dari pertambahan produl<si sampah pada hakekatnya dapat menyebabkan terganggunya kenyamanan lingkungan seperti sampah berserakan di luar bak besi, bak beton clan LHC yang tersedia, lingkungan terkesan kumuh dan jorok, menurunya nilai ekonomi pada lingkungan tersebut clan rusaknya sarana TPS. Peningkatan produl<-si sampah juga berpengaruh terhadap kebijakan DKP Kabupaten Buleleng yang berhubungan dengan peningkatan jumlah sarana clan prasarana TPS, ketenagakerjaan clan kebijakan anggaran.

Saran

Dalam upanya peningkatan kualitas clan kuantitas pelayanan pengelolaan persampahan yang ada di Kota Singaraja, peneliti menyarankan sebagai berikut :

  • 1.    Tindakan yang paling mendesak adalah DKP Kabupaten Buleleng segera memperbaiki sarana clan prasana TPS, mengingat kondisi sarana clan prasarana yang terpasang lebih dari 44% dalam keadaan rusak.

  • 2.    Memprioritaskan perbaikan pekerjaan sesuai dengan tabel skala prioritas pekerjaan yang menjadi indikator kinerja DKP, dengan urutan nomor prioritas pekerjaan sebagai berikut : 1. Memperbanyak jumlah bak sampah di setiap lokasi TPS, 2. Memperbaiki bak sampah yang rusak, 3. Memperpendek jarak antara lokasi TPS, 4. Memilih lokasi yang tepat yang dimanfaatkan sebagai tempat bak sampah,

  • 5.    Bentul< bak sampah disesuaikan dengan kondisi lingkungannya, 6. Peralatan yang dipergunakan oleh tul<ang sapu keliling disesuaikan dengan lokasinya. Untuk indikator nomor urut 7 sampai dengan nomor urut 15 agar dipertahankan atau ditingkatkan pelaksaannya karena selama ini masyarakat sudah memberi apresiasi baik dengan nilai persentase tingkat kesesuainya lebih dari 70% .

  • 3.    Mengintensipkan kegiatan-kegiatan sosialisasi clan program pelatihan pengelolaan sampah kepada masyarakat untul< menggugah clan menyadarkan masyarakat bahwa masalah sampah adalah tanggung jawab bersama.

DAFTAR PUSTAKA

Davis. K & J.W Newstrom. 1995. Perilaku dalam Organisasi. Edisi Ketujuh terjemahan. Jakarta : Erlangga.

Gibson.], danDonnely,J.R. 1996. Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses. Edisi 8. Jilid l.Terjemahan. Jakarta : Binarupa Aksara.

http:/ I majarirnagazine.com, teknologi-pengolahan-sampah, 6 Juni 2008.

Indrawijaya, A. 1989. Perilaku Organisasi. Cetakan Keempat. Badung: Sinar Baru.

Mahendra, M.S. 2003. Domestic Pollution Sources, Transport. and Disper"w"! Mecanism. Naskah Lenghap Short Course on Environmental Pollution Control and Management. Denpasar 25 Agustus - 19 September.

Nazir, M. 1999. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia

Patista, A. 2001. Aplikasi SPSS 10.05 dalam Statistikdan Rancangan Percobaan. Bandung: Alfabeta.

Robbins, SP. 1991. Organizational Behavior. Fifth Edition. New Jersey: Prentice Hall, lewood Cliff.

Sugiyono,2008. Metode Penelitian Bisnis, Pendekatan Kuantitatip, kualitatip dan Rei,,D.Bandung:Alfabet.

Sapanca, W. W. 2003. Basic Monitoring Surveillance and Assesment Techniques on Solid Waste Pollution. Naskah Lengkap Short Course on Environmental Pollution Control and Management. Denpasar 25 Agustus - 19 September.

Slamet, J.S. 2000. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta Gadjah Mada University Press.

Suarna, I.W. 2008. Model Penanggulangan Masalah Sampah Perkotaan dan Pedesaan . Denpasar : Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas Udayana.

Triyadi, S dan Andi H. S. 2006. Tempat Sampah, Prilaku Manusia, dan Pembangunan Berkelanjutan.Jurnal Teknik Lingkungan. Edisi Kusus Agustus 2006.

Widyatrniko.G,H dan Sintorini. 2002. Menghindari, Mengolah, dan Menyingkirkan Sampah. Jakarta : PT. Dinastindo Adiperkasa internasional.

Wardhana, W.A. 2001. Dampak Pencemaran Lingkungan (Edisi revisi), Dengan Kata Sarnbutan Mentri Negara Lingkungan Hidup/Kepala BAPEDAL Yogyakarta: Andi.

55