Pariwisata Petualangan Berbasis Darat di Kabupaten Karangasem
on
Jurnal Destinasi Pariwisata p-issn: 2338-8811, e-issn: 2548-8937
Vol. 9 No 2, 2021
Potensi Pariwisata Petualangan Berbasis Darat di Kabupaten Karangasem:
Fenomena Sumber Daya Pendukung Aktivitas Petualangan Sepeda Gunung Di Kawasan Pegunungan Kabupaten Karangasem
I Made Bayu Ariwangsa a,1, Dian Pramita Sugiarti a,2 1bayu_ariwangsa@unud.ac.i, 2 dian_pramita@unud.ac.id a Program Studi Pariwisata Program Sarjana, Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana, Jl. Dr. R. Goris, Denpasar, Bali 80232 Indonesia
Abstract
Adventure tourism is an outdoor activity that has grown and developed in recent years and is becoming increasingly popular as a nature-based regional development model. Adventure activities, especially mountain bikes, are mostly carried out by tourists visiting Bali. Karangasem Regency has a unique geographical condition in the form of a mountainous area that strongly supports the development of mountain biking activities. By examining the potential of adventure tourism owned by Karangasem Regency, it can be seen that the supporting resources of adventure tourism in the implementation of mountain biking activities in Karangasem Regency can be identified.
This research is a qualitative research with a phenomenological approach. It uses purposive sampling and snowball sampling to determine and select informants. The data were collected by using a participatory observation by trying mountain bike activities in mountain area and interview the informants. The data analysis applied the content and meaning analysis using a qualitative descriptive method. The theory used in the analysis is adventure approach theory and tourism development components.
The results of the analysis reveal that the supporting resources for mountain biking activities that are not yet fully available are contained in the location criteria related to permits and regulations, so that an appropriate plan is needed in order to meet the basic criteria in the completeness of supporting resources for adventure tourism. While the criteria for activity, security, natural resources and the environment, as well as the operational sector are almost entirely available, requiring development that is in accordance to make a sustainable mountain biking activities in Karangasem Regency.
Keywords: Mountain Bike Activity, Adventure Tourism, Supporting Resources Criteria.
Pariwisata petualangan semakin berkembang seiring dengan meningkatnya minat wisatawan akan tantangan dan pariwisata. Selain gaya hidup masyarakat yang berorientasi pada kesehatan serta tren pariwisata yang dinamis mendukung semakin tingginya minat untuk melakukan pariwisata petualangan. Pengelola destinasi wisata pun mulai menyadari perkembangan pariwisata petualangan yang membuat jenis pariwisata ini memiliki masa depan yang cerah sebagai daya tarik wisata (Hinch dan Higham, 2004).
Di dalam perkembangannya, abad ke 19 menjadi titik awal ketertarikan akan “mountain sports” atau “olahraga gunung” seperti panjat tebing dan ski khususnya di negara-negara maju yang terus berlanjut hingga sampai pada saat ini dan berkembang pada dimensi aktivitas pariwisata petualangan lainnya (Swarbrooke et al., 2003: 44). Hal ini menunjukkan bahwa ada berbagai macam peluang aktivitas petualangan yang dapat dikembangkan menjadi daya tarik wisata di Kabupaten Karangasem. Hautbois dan Durand dalam Weed, (2008) menjelaskan bahwa kegiatan di luar ruangan atau outdoor
tumbuh dan berkembang beberapa tahun belakangan dan menjadi semakin populer sebagai model pengembangan daerah berbasis alam. Hal ini ditegaskan kembali oleh Boo dan Hull dalam Hall dan Page (2002) yang mengungkapkan bahwa para wisatawan yang berorientasi pada alam cenderung lebih konsumtif dan royal dibandingkan mereka yang bukan berorientasi pada alam. Kegiatan petualangan khususnya sepeda gunung banyak dilakukan oleh wisatawan yang berkunjung ke Bali dimana ini menjadi peluang dalam pengelolaan dan pengembangan pariwisata petualangan agar dapat membuka pangsa pasar baru. Pemerintah provinsi Bali menyadari akan pentingnya diversifikasi produk wisata mereka dengan menciptakan destinasi baru maupun atraksi baru yang diharapkan dapat berkontribusi pada pemenuhan target jumlah kunjungan wisatawan dan dapat menambah durasi tinggal (length of stay) serta jumlah kunjungan dengan menarik pangsa pasar baru peminat pariwisata petualangan.
Dipilihnya aktivitas sepeda gunung yang terkait dengan petualangan oleh wisatawan selama berada di Kabupaten
Vol. 9 No 2, 2021
Karangasem, menunjukkan potensi yang dimiliki oleh daerah ini. Penting untuk digarisbawahi bahwa meskipun daya tarik utama dari sebuah destinasi pariwisata petualangan adalah atraksi dan tantangan, akan tetapi infrastruktur penunjang lainnya termasuk keamanan, promosi dan regulasi tetaplah penting. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk mengetahui kondisi dan potensi pariwisata petualangan serta ciri khas yang dimiliki terkait dengan fenomena aktivitas sepeda gunung. Dengan mengkaji kondisi saat ini dan potensi pariwisata petualangan yang dimiliki Kabupaten Karangasem, maka dapat diketahui sumber daya pendukung pariwisata petualangan yang dimiliki dalam pelaksanaan aktivitas sepeda gunung di Kabupaten Karangasem.
Kabupaten Karangasem memiliki karakteristik topografi yang sangat menarik sehingga dapat membuat wilayah ini memiliki potensi beragam daya tarik wisata yang bervariasi mulai dari wisata alam, budaya, bahari hingga wisata buatan. Namun berdasarkan keunikan kondisi geografis kabupaten ini yang sebagian besar daerah pegunungan, mendukung berkembangnya aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan pariwisata petualangan yang didominasi oleh kegiatan berbasis darat salah satunya adalah sepeda gunung. Berdasarkan uraian di atas, secara spesifik kajian ini bertujuan untuk menganalisis sumber daya pendukung pariwisata petualangan aktivitas sepeda gunung di Kabupaten Karangasem. Analisis mencakup dua aspek yaitu pembahasan lokasi aktivitas pariwisata berbasis darat secara menyeluruh untuk menggambarkan potensi pariwisata petualangan di Kabupaten Karangasem; dan dilanjutkan dengan pembahasan lebih rinci tentang ketersedian sumber daya pendukung aktivitas sepeda gunung sebagai salah satu potensi pariwisata petualangan berbasis darat khususnya daerah pegunungan di Kabupaten Karangasem.
Telaah penelitian terdahulu khususnya terkait dengan pariwisata petualangan dan sumber daya pendukung pariwisata petualangan digunakan sebagai acuan dalam melengkapi konsep, memperjelas arti dan definisi dari pariwisata petualangan dalam
penelitian yang dilakukan. Pentingnya mengetahui sumber daya pendukung yang relevan dengan komponen fisik dan non-fisik dari potensi dan kondisi alam yang sesuai dengan tipologi pariwisata petualangan sangat berpengaruh dalam menentukan kebijakan dan pengembangan pariwisata petualangan (Beedie dan Hudson, 2003; Spalevic et al, 2011; Dar, 2014; Lokantara dan Rafi, 2017). Penelitian tentang pariwisata petualangan terkait dengan pegunungan memiliki potensi untuk dikembangkannya pariwisata petualangan diteliti oleh Beedie dan Hudson (2003) dengan judul “Emergence of MountainBased Adventure Tourism”; dan “The Natural-Geographical Basics for The Development of the Adventure Tourism in Serbia” oleh Spalevic et al., (2011). Penelitian sebelumnya mengenai potensi dilakukannya aktivitas terkait pariwisata petualangan pada tiga wilayah, yaitu daratan, perairan dan udara diteliti oleh Dar (2014) dengan judul “Potentials and Problems of Adventure Tourism: A Study of Kashmir Valley”. Konsep yang diaplikasikan meliputi Konsep potensi dan tipologi pariwisata petualangan (Swarbrooke, et al: 2003), Teori sumber daya pendukung pariwisata petualangan (Buckley: 2006) dan Komponen Pengembangan Pariwisata (Goeldner dan Ritchie: 2012)
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis yang mengeksplorasi fenomena aktivitas petualangan sepeda gunung yang terdapat di daerah pegunungan dan perbukitan di Kabupaten Karangasem, dan naratif yang berfokus dari pandangan dan pengalaman dari partisipan untuk mendapatkan data yang lebih mendalam. Penelitian ini terfokus pada fenomena pengalaman aktor dengan terlibat secara kronologis dalam aktivitas pariwisata petualangan dalam mengobservasi permasalahan. Lokasi utama penelitian dilaksanakan di Kabupaten Karangasem meliputi kawasan pegunungan, pedalaman, perkotaan, dan pesisir yang terdapat di Kabupaten Karangasem yang tersebar di masing – masing kecamatan yang sesuai dengan karakteristik topografisnya. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah panduan
Vol. 9 No 2, 2021
wawancara, observasi, dan kemampuan dari peneliti itu sendiri untuk memilah informasi sebagai sumber data, menilai kualitas data, analisis dan menafsirkan data untuk mendapatkan kesimpulan (Bungin, 2007). Pedoman observasi dan wawancara yaitu terkait dengan jenis aktivitas pariwisata petualangan, bentuk fisik dan non fisik sumber daya pendukung alam dan karakteristik dari masing-masing aktivitas petualangan berkaitan dengan lokasi kegiatan pariwisata petualangan.
Penelitian ini menggunakan dua teknik penentuan informan, yaitu dengan menggunakan purposive sampling dan snowball sampling. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan teknik pengumpulan data dengan metode observasi partisipatoris (observer participant) dengan mencoba aktivitas sepeda gunung dan melakukan wawancara mendalam di lokasi potensi kegiatan pariwisata petualangan. Informan inti dalam penelitian ini adalah tokoh – tokoh yang memahami keadaan umum situasi termasuk kondisi lapangan, berkecimpung, dan berpengalaman dalam keterlibatan langsung di dalam aktivitas petualangan, serta memiliki pengetahuan mendalam tentang pariwisata dan data kepariwisataan. Adapun informan sebagai berikut : Pemerintah Daerah Kabupaten Karangasem (Dispar Karangasem, BPBD Karangasem), para pelaku pariwisata yang melakukan aktivitas petualangan di Kabupaten Karangasem, komponen masyarakat, akademisi, praktisi/ pemandu aktivitas petualangan. Metoda analisis data yang digunakan metode analisis isi dan makna dengan menggunakan metode deskriftif kualitatif
-
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
-
4.1. Potensi Aktivitas Petualangan Sepeda Gunung Di Kawasan Pegunungan Kabupaten Karangasem
-
Kabupaten Karangasem memiliki beberapa jenis aktivitas petualangan untuk dapat dikembangkan dan memiliki lokasi yang berbeda di setiap daerahnya. Jenis pariwisata petualangan yang terdapat di Kabupaten Karangasem adalah jenis pariwisata yang melibatkan eksplorasi atau perjalanan yang mengandung risiko, membutuhkan keterampilan dan peralatan khusus serta interaksi aktivitas fisik dengan alam dan/atau
dengan budaya. Pembagian atau pengelompokan jenis aktivitas petualangan tersebut dapat dibagi menjadi tiga kategori bila dilihat dari tipologi destinasi pariwisata petualangan menurut Swarbrooke (2003) berdasarkan jenis aktivitasnya yaitu: berbasis darat, berbasis air, dan berbasis udara.
Jenis-jenis aktivitas pariwisata petualangan tersebut sangat cocok dengan potensi Daya Tarik Wisata Alam yang terdapat di Kabupaten Karangasem dan memiliki kriteria yang tepat untuk dilaksanakannya aktivitas pariwisata petualangan. Kondisi eksisting pariwisata petualangan yang petualangan yang berbasis darat di Kabupaten Karangasem merupakan aktivitas yang kegiatannya dilaksanakan berupa jalur-jalur yang melewati beberapa wilayah dengan jalur yang melintasi hutan, pegunungan dan perbukitan dengan melalui medan yang terjal dan menantang; yaitu pendakian, off-road motorcross, Off-road Safari jeep 4x4, mountain bike/ downhill, trekking, dan quad bike/ATV. Aktivitas-aktivitas petualangan ini lebih banyak menggunakan keindahan alam dari Gunung Agung, lereng bukit, dan panorama laut sebagai daya tarik utama yang terdapat di kabupaten Karangasem.
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 8 jenis aktivitas pariwisata petualangan yang berbasis darat sesuai dengan tipologi destinasi pariwisata petualangan (Swarbrooke: 2003). Lokasi aktivitas sepeda gunung tersebar secara merata di masing-masing kecamatan di Kabupaten Karangasem. Aktivitas sepeda gunung tersebut membutuhkan keterampilan dan pengalaman yang sangat tinggi dan membutuhkan banyak peralatan. Berikut dapat dilihat berbagai jenis aktivitas pariwisata petualangan berbasis darat yang terdapat di masing- masing kecamatan di Kabupaten Karangasem, seperti yang dapat dilihat dalam Tabel 4.1.
Vol. 9 No 2, 2021
Tabel 4.1. Lokasi Eksisting Aktivitas Pariwisata Petulangan Berbasis Darat Di Kabupaten Karangasem
No |
Aktivitas Par.Petualangan |
Lokasi Kecamatan |
Keterangan |
1 |
Berkemah |
Bebandem, Abang, Karangasem |
Perkemahan Hutan Pinus
|
2 |
Pendakian & penjelajahan |
Rendang, Selat, Bebandem |
- Gunung Agung |
3 |
Offroad Motorcross |
Kubu, Rendang, Selat, Bebandem, Abang |
Tianyar, Munti, Sebudi
Dalem Puri, Besakih
Budakeling, Bebandem, Manggis |
4 |
Offroad Safari Jeep 4x4 |
Manggis, Kubu |
- Manggis - Rendang - Abang - Tianyar |
5 |
Sepeda gunung/ downhill |
Kubu, Abang, Bebandem, Karangasem, Rendang, Selat, Manggis |
Beach
Tianyar
|
6 |
Trekking |
Kubu, Manggis, Bebandem, Abang |
Lempuyang |
7 |
Quad Biking/ ATV |
Rendang, Manggis |
Adventure
Adventure |
8 |
Swing |
Rendang, Sidemen, Karangasem, Abang |
|
Sumber: Hasil observasi penelitian
Aktivitas sepeda gunung terdapat di seluruh kecamatan dan wilayah geografis di Kabupaten Karangasem sesuai dengan potensi dan sumber daya pendukung aktivitas petualangan yang dimiliki. Keseluruhan lokasi aktivitas sepeda gunung yang terdapat dalam Tabel 4.1 tersebut perlu dikembangkan dan dikelola secara proporsional dengan strategi yang baik sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat di Kabupaten Karangasem. Selama ini aktivitas pariwisata petualangan sepeda gunung masih belum fokus dikembangkan dan belum mendapat perhatian yang serius dari pihak pemerintah Kabupaten Karangasem, kondisi eksisting pariwisata petualangan yang terdapat selama ini lebih banyak berkembang dan difokuskan kepada jenis pariwisata
petualangan berbasis air yang aktivitasnya dilaksanakan di daerah pesisir dan perairan.
-
4.2. Sumber Daya Pendukung Aktivitas Petualangan Sepeda Gunung Di Kabupaten Karangasem
Ketersediaan sumber daya pendukung pariwisata petualangan (Goeldner dan Ritchie: 2012) dalam aktivitas sepeda gunung di Kabupaten Karangasem pada beberapa pengelolaan dan pengembangan yang telah tersedia dianalisis secara deskriptif kualitatif, seperti yang dapat diidentifikasi dalam Tabel
Sumber: Hasil observasi penelitian
Bentuk topografis dan geografis Kabupaten Karangasem yang berupa pegunungan dan berbukit yang dikelilingi hutan yang memiliki rintangan dan tingkat kesulitan yang beraneka ragam, membuat kabupaten ini sangat berpotensi dan diminati oleh para pencinta tantangan dan petualangan untuk melakukan kegiatan pariwisata petualangan khususnya untuk aktivitas sepeda gunung atau lebih dikenal dengan mountain biking. Aktivitas sepeda gunung ini merupakan salah satu diantara aktivitas lainnya yang berupa jalur dan melintasi beberapa kecamatan di Kabupaten Karangasem yang menawarkan pengalaman bersepeda gunung yang luar biasa, serta memberikan penikmat aktivitas sepeda gunung untuk melihat Bali dengan sisi yang berbeda khususnya Karangasem yang hanya dapat dinikmati oleh sedikit wisatawan karena pemandangan tersebut hanya dapat dilalui dengan bersepeda. Berdasarkan hasil observasi, Kegiatan sepeda gunung ini nampaknya dapat menjadi sebuah kegiatan pariwisata unggulan bagi Karangasem namun dalam perjalanannya kegiatan ini baru memenuhi lima kriteria dari sepuluh kriteria yang seharusnya menjadi acuan yaitu, statistik,
Vol. 9 No 2, 2021
komunitas, pemasaran, lingkungan dan keramahtamahan dan budaya; empat criteria masih dalam taraf pengembangan yaitu; aktivitas, operasional, akseibalitas, dan keamanan sedangkan satu lainnya seperti lokasi belum ada perencanaan yang matang untuk sebuah kegiatan unggulan.
-
a. Lokasi
Terdapat enam aktivitas sepeda gunung yang banyak melalui wilayah-wilayah pegunungan, hutan, desa dan sawah yang terdapat di berbagai kecamatan di Karangasem dan bahkan ada dua lokasi yang merupakan pengelolaan hutan produksi oleh desa untuk dikembangkan yang dipergunakan untuk membuat Bike Park. Kecamatan yang digunakan sebagai jalur aktivitas sepeda gunung ini biasanya mengambil tempat untuk memulainya dari daerah dataran tinggi atau pegunungan dan tempat berakhirnya berada di daerah dataran rendah dan pesisir. Kecamatan yang memiliki potensi jalur tersebut yaitu: Kubu, Abang, Bebandem, Karangasem, Rendang, Selat dan Manggis. Semua jalur tersebut belum memiliki perencanaan pengembangan kepariwisataan khususnya pariwisata petualangan terkait dengan aktivitas sepeda gunung yang sudah memiliki kualitas dan potensi untuk dapat dikembangkan. Namun dalam pengelolaan hutan produksi oleh masyarakat atau desa setempat yang dipergunakan sebagai Bike Park sudah terdapat rencana pengembangan dan zonasi pengembangan oleh masyarakat desa di sekitar lokasi. Dari sebagian besar lokasi aktivitas sepeda gunung tersebut, hanya lokasi Bike Park saja yang memiliki penanda lokasi di area aktivitas pariwisata petualangan tersebut ditampilkan dalam Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Peta Lokasi Aktivitas Sepeda Gunung di Kabupaten
Karangasem
Sumber: Hasil Analisis
-
b. Kualitas
Kualitas aktivitas pariwisata
petualangan yaitu sepeda gunung yang berupa jalur-jalur yang terdapat di Kabupaten Karangasem ini memiliki kekhasan masing-masing dan merupakan jalur alami yg terdapat di daerah pegunungan beserta pedesaan, dan jalur-jalur ini menyuguhkan keindahan alam di Kabupaten Karangasem, seperti jalur Pidpid – Virgin Beach yang dimulai dari Kecamatan Abang kemudian melewati Kecamatan Bebandem dan berakhir di Kecamatan Karangasem. Jalur ini lebih mengunggulkan keindahan alam yang berupa hutan, bukit, sawah dengan pesona Gunung Agung, perkebunan dan berakhir di pantai Virgin Beach yang sangat terkenal dengan keindahan pasir putihnya.
Jalur lainnya yaitu Abang – Eastcoast yang dimulai dari Gunung Abang yang berada di Kintamani yang kemudian turun melewati Kecamatan Rendang yang melalui jalur perkebunan berpasir dan kemudian diteruskan melewati kecamatan Kubu yang medannya dipenuhi dengan bebatuan lahar dari Gunung Agung serta kawasan Savana di sebelah utara Gunung Agung. Jalur yang ketiga yaitu Penulisan – Tianyar yang berawal dari daerah Penulisan, Kintamani yang merupakan jalur
Vol. 9 No 2, 2021
perkebunan dan hutan pinus, kemudian dilanjutkan ke daerah Tianyar, Kecamatan Kubu yang terkenal dengan jalur Jurassic nya karena daerah Tianyar dipenuhi dengan lereng-lereng bebatuan yang berasal dari Gunung Abang dan Gunung Agung, kemudian melalui perkebunan jambu mete yang sangat gersang, dan jalur ini berakhir di Pantai Tianyar yang sangat terkenal dengan aktivitas petualangan memancingnya. Jalur ini sangat diminati oleh wisatawan karena mereka dapat melihat Bali terutama Karangasem dari sisi lainnya, dan jalur ini juga biasanya digunakan wisatawan untuk melakukan aktivitas petualangan lainnya yaitu trekking.
Hasil observasi mendalam diperoleh bahwa selain aktivitas sepeda gunung yang berupa jalur, terdapat dua lokasi yang telah dikelola oleh desa setempat untuk dikembangkan menjadi Bike Park yaitu Besakih Bike Park dan Puragai Bike Park yang terletak di Kecamatan Rendang tepatnya di hutan hujan yang rimbun di bawah Gunung Agung dan diatas tempat yang penuh spiritual dan tenang Pura Besakih. Lokasi ini sangat potensial karena dengan dasar tanah gunung berapi yang unik, Besakih Bike Park selalu menjadi tujuan utama semua musim - basah maupun kering bagi wisatawan maupun pengunjung. Taman ini merupakan taman sepeda terbesar di daerah Besakih yang memiliki jalur yang panjang dengan menawarkan tiga jalur berbeda untuk semua tingkat keahlian yang sudah dibangun sesuai dengan standar jalur bike park oleh pihak pengelola dan pengembang.
-
c. Statistik
Berbagai macam paket pilihan ditawarkan oleh penyedia jasa atau tour operator yang menyediakan aktivitas sepeda gunung ini. Beberapa perusahaan yang menyediakan paket sepeda gunung ini yaitu Bali Rides, Infinity Mountain Biking, Bali Mountain Biking dan Bali Trail Blazer. Mereka menggunakan Bali dan salah satunya Kabupaten Karangasem sebagai lokasi terpusat dilaksanakannya aktivitas sepeda gunung ini terkait dengan bentuk topografis alam dan budaya yang terdapat di masing-masing kecamatan. Harga yang ditawarkan merupakan harga full day tour yang terdiri dari group kecil untuk 2-4 orang yang berkisar antara IDR 900.000 sampai dengan IDR 1.400.000 sesuai
dengan paket yang dipilih oleh wisatawan seperti paket day rides, short breaks, dan long rides yang sudah termasuk pemandu lokal, jasa transportasi dan penjemputan dari tempat menginap. Jumlah rasio pemandu yang dibutuhkan dalam sebuah group yaitu 1 pemandu untuk 4 wisatawan, dengan estimasi durasi kegiatan berkisar 4 – 5 jam perhari. Day rides merupakan paket aktivitas bersepeda 1 hari yang menawarkan jalur-jalur single track yang tersedia, short breaks menawarkan paket bersepeda untuk 2 – 4 hari yang diselingi dengan aktivitas trekking, dan long rides yang menawarkan paket bersepeda untuk 6 – 7 hari yang dikombinasikan dengan aktivitas mendaki dan snorkeling di Kabupaten Karangasem. Untuk aktivitas sepeda gunung di lokasi Bike Park harga yang ditawarkan antara IDR 25.000 – IDR 150.000 untuk akses menggunakan bike park, namun harga tersebut belum termasuk dalam moda transportasi di dalam lokasi bike park.
-
d. Aksesbilitas
Akses untuk menuju ke lokasi aktivitas sepeda gunung di Kabupaten Karangasem dapat melalui akses darat yaitu jalan raya dengan jarak tempuh berkisar 2 – 3 jam dari airport Ngurah Rai dan daerah Sanur dengan melalui perjalanan sambil menikmati keindahan alam dan kehidupan lokal masyarakat Bali. Perjalanan dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi atau alat transportasi yang sudah disediakan oleh tour operator aktivitas sepeda gunung tersebut. Untuk moda transportasi di dalam lokasi, tour operator sudah mempersiapkan kendaraan untuk membawa semua peralatan yang dipergunakan dan terutama untuk lokasi bike park, sudah terdapat moda transportasi untuk dapat dipergunakan dalam pemilihan jalur yang akan dipilih.
-
e. Komunitas
Peran komunitas dalam aktivitas sepeda gunung ini tidak terlalu melibatkan masyarakat sekitar untuk kegiatan sepeda gunung yang berupa jalur. Pemberdayaan masyarakat setempat tidak mendapat peran yang begitu penting karena jenis aktivitas sepeda gunung ini lebih banyak hanya melintasi jalur-jalur yang terdapat di masing-masing desa dan menikmati keindahan alam serta mengamati aktivitas masyarakat sekitar. Dampak ekonomi yang didapat oleh
Vol. 9 No 2, 2021
masyarakat belum signifikan karena interaksi masyarakat dengan wisatawan tidak terlalu tinggi dan bahkan kadang hanya menggunakan masyarakat sebagai obyek pada saat melakukan aktivitas yang tidak pernah dilihat oleh wisatawan sebelumnya, yaitu seperti melihat aktivitas membelah kelapa, bertani dan melakukan aktivitas adat. Konflik dengan masyarakat lebih sering terjadi dalam aktivitas sepeda gunung yang berupa jalur karena sering terjadinya salah paham antara wisatawan dan penduduk yang melewati jalur-jalur perkebunan yang dimiliki oleh masyarakat karena tidak adanya kontribusi dengan adanya aktivitas sepeda gunung selama ini. Namun dalam aktivitas sepeda gunung yang berupa Bike Park, peran komunitas masyarakat sangat berperan penting dalam pengelolaan, perawatan dan penjagaan lokasi bike park karena masyarakat telah mendapatkan kontribusi dan mendapatkan dampak dalam peningkatan ekonomi terhadap desa di lokasi karena terdapatnya aktivitas sepeda gunung dan bike park tersebut. Interaksi wisatawan dengan masyarakat lebih banyak dan menjadi hubungan timbal balik karena aktivitas yang terdapat di bike park tersebut memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat. f. Keamanan
Aktivitas pariwisata petualangan yang berupa sepeda gunung ini merupakan aktivitas yang beresiko tinggi dan membutuhkan keahlian dan stamina yang sudah terlatih karena rata-rata medan jalur yang terdapat di Kabupaten Karangasem ini merupakan jalur yang tergolong berat dan ekstrem. Tingkat resiko cidera yang mungkin diterima oleh wisatawan juga sangat tinggi, dan untuk itulah diperlukan jasa pemandu untuk memberikan arahan jalur yang tepat dan mengantisipasi situasi yang mungkin membahayakan wisatawan agar kenyamanan beraktivitas tetap terjaga. Keterangan regulasi dan prosedur standar operasi aktivitas sudah diberikan oleh tour operator maupun jasa pemandu sebelum melakukan memulai menjalankan aktivitas. Penerapan prosedur keselamatan diterapkan dengan baik oleh masing – masing jasa pemandu dari sebelum kegiatan dilakukan hingga aktivitas tersebut selesai dilakukan yang berupa aspek-aspek penanganan resiko, pengawasan kegiatan, perlengkapan P3K dan penyelamatan jika terjadi kecelakaan dan
menentukan area titik berkumpul di masing – masing jalur atau rute. Asuransi kecelakaan juga telah disediakan oleh tour operator yang telah disepakati pada awal pemesanan aktivitas sepeda gunung, dan sebagian besar wisatawan sudah memiliki travel insurance sendiri sebelum mereka memutuskan memilih aktivitas petualangan. Namun dalam aktivitas sepeda gunung ini belum terdapat tenaga penyelamat yang bersertifikat dari tour operator maupun pihak pengelola dan jasa pemandu yang memiliki sertifikat kompetensi yang menjadi standar dalam keamanan aktivitas petualangan.
-
g. Pemasaran
Promosi sebuah destinasi adalah hal sangat penting dalam pemasaran sebuah kegiatan pada sebuah destinasi. Berdasarkan hasil observasi di lapangan aspek ini nampaknya sudah mendapat perhatian yang cukup baik. Ini terbukti dari ketersediaan sarana promosi dan pemasaran lokasi/destinasi aktivitas sepeda gunung tersebut seperti media pemasaran offline berupa pamphlet dan brosur, demikian juga media pemasaran online melaui website dan media social. Dengan adanya sarana promosi dan pemasaran yang lengkap, target pasar sangat terdata dengan jelas.
-
h. Sumber Daya Alam & Lingkungan
Aktivitas sepeda gunung ini sangat efisien terhadap penggunaan sumber daya alam karena banyak menggunakan jalur yang sudah tersedia dan yang sudah dibentuk oleh alam. Hal ini penting dicermati agar kelestarian alam dan dampak yang ditimbulkan dapat diminimalisir. Disamping itu, kondisi iklim dan cuaca sangat mempengaruhi aktivitas sepeda gunung, weather forecast sangat menentukan aktivitas. Berdsarkan pencermatan di lapangan, belum adanya menagemen lingkungan yang terencana karena masih banyak sampah dan limbah yang dihasilkan oleh oleh aktivitas sepeda gunung di semua objek kegiatan.
-
i. Sektor Operasional
Tidak tersedianya fasilitas umum di sekitar lokasi aktivitas karena lokasi berada di tengah hutan dan pegunungan, namun fasilitas umum tersedia di tempat start dan finish aktivitas sepeda gunung. Disamping itu, akomodasi dan restoran sudah tersedia di sekitas lokasi start dan finish. Sedangkan ketersedian peralatan dan kualitas peralatan
Vol. 9 No 2, 2021
telah dipersiapkan oleh operator yang menyewakan jasa guide dalam aktivitas sepeda gunung. Hanya saja baru beberapa tour operator atau perusahaan yang mengelola dan menawarkan aktivitas sepeda gunung tersebut. j. Keramah Tamahan & Budaya
Keramah pelayanan SDM dalam aktivitas, informasi detail aktivitas dan jalur aktivitas, penanganan keluhan sudah sangat memadai yang dikelola oleh penyedia jasa aktivitas sepeda gunung. Dalam hal berinteraksi dengan budaya lokal merupakan sebuah keruntungan bagi konsumen karena bila beruntung kegiatannya terselenggara pada hari raya tertentu, maka akan terdapat aktivitas budaya atau kegiatan upacara keagamaan dan wisatawan dapat melihat dan menikmati aktivitas sehari-hari masyarakat lokal di sekitar lokasi sehingga wisatawan mendapat pengalaman yang sangat berkesan terkait dengan aktivitas sepeda gunung.
V. SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, simpulan penelitian sumber daya pendukung pariwisata petualangan aktivitas sepeda gunung di Kabupaten Karangasem menunjukkan bahwa ketersediaan aktivitas sepeda gunung belum memiliki kriteria sumber daya pendukung pariwisata petualangan secara maksimal, masih terdapat beberapa sumber daya pendukung yang belum memenuhi target kriteria. Hasil analisis penelitian menyebutkan sumber daya pendukung aktivitas sepeda gunung yang belum tersedia sepenuhnya terdapat dalam kriteria lokasi terkait dengan peizinan dan regulasi lokasi pelaksanaan aktivitas sepeda gunung, sehingga dibutuhkan sebuah perencanaan sesuai agar dapat memenuhi kriteria dasar dalam kelengkapan sumber daya pendukung pariwisata petualangan di Kabupaten Karangasem.
Sedangkan dalam kriteria aktivitas, keamanan, sumber daya alam dan lingkungan, serta sektor operasional sudah hampir tersedia seluruhnya membutuhkan pengembangan yang sesuai dengan kondisi lokasi aktivitas sepeda gunung sehingga dapat menjadikan Kabupaten Karangasem sebagai lokasi aktivitas sepeda gunung yang berkualitas dan berkelanjutan. Dalam penyelenggaraan aktivitas sepeda gunung di Kabupaten Karangasem diperlukan hotline center dalam
memantau segala pelaksanaan aktivitas sepeda gunung yang berlangsung di seluruh kecamatan sebagai salah satu pusat standar keselamatan dalam penyelenggaraan aktivitas sepedaa gunung khususnya pariwisata petualangan di Kabupaten Karangasem.
REFERENSI
Adventure Travel Trade Association. (2008). Adventure Tourism Development Index: 2008 Report. The George Washington University: Xola Consulting, Inc.
Anonim. (2018). Profil Kabupaten Karangasem. [cited 2018, Nov 25]. Retrieved from http://v2.karangasemkab.go.id
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Karangasem. (2019). Kabupaten Karangasem dalam Angka 2019.
Beedie, P., & Hudson, S. (2003). Emergence of mountain-based adventure tourism. Annals of Tourism Research, 30(3), 625-643.
http:/dx.doi.org/10.1016/S01607383(03)00043-4
Bentley, T., Page, S., Meyer, D., Chalmers, D., & Laird, I. (2001b). How safe is adventure tourism in New Zealand? An exploratory analysis. Applied Ergonomics, 32(4), 327338.
Buckley, R. (2006). Adventure Tourism. Oxford: CAB International.
Creswell, J. W. (2003). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Method Approaches (2nd ed.). Thousand Oaks, CA: Sage.
Creswell, J.W. 2009). Research Design: Qualitative,
Quantitative, and Mixed Methods Approaches (3rd ed.). Newbury Park: Sage Publications.
Dar, Hafizullah. 2014. Potential and Problems of Adventure Tourism: A Study of Kashmir Valley. Abhinav International Monthly Refereed Journal of Research in Management & Technology, Vol 3, Issue 9. Abhinav Publication
Goeldner, C. & Brent Ritchie, J.R. (2012). Tourism Principles, Practices, Philosophies (12th ed.). New Jersey: John Wiley & Sons.
Hudson, S. (2002). Sport and Adventure Tourism. New York: Haworth Hospitality Press.
Kabupaten Karangasem. (2017). Peraturan Bupati Karangasem Nomor 52 Tahun 2017 tentang Pengelolaan Daya Tarik Wisata.
Kane, M. J., & Tucker, H. (2004). Adventure tourism: The freedom to play with reality. Tourist
Lokantara, I Gede Wyana dan Muhammad Raffi. 2017. Identifikasi Tipologi Destinasi Wisata dan Strategi Pengembangannya sebagai Upaya Mewujudkannya sebagai Upaya mewujudkan Pariwisata Kabupaten Karangasem berbasis Wisata Konservasi. Prosiding Seminar Nasional Multi Disiplin Ilmu & Call for Papers UNISBANK ke 3.
Pramezwary, A dan Rudyanto. 2012. Kajian Literatur Wisata Petualangan. Hospitour Volume III, no. 2. 2012:
Universitas Pelita Harapan
Spalevic, A., dan Igracev. N. 2011. The Natural-Geographical Basics for the Development of the Adventure Tourism in Serbia. Journal of the Geographical Institute “Jovan Cvijić” SASA 61 (3) 137-150
Swarbrooke, J., Colin, B., Leckie, S., & Pomfret, G. (2003).
Adventure Tourism the New Frontier. Oxford: Elsevier Butterworth-Heinemann.
UNWTO. (2014). Global Report on Adventure Tourism. Animal Genetics, 9, p. 88.
Weed, Mike dan Bull, Chris. 2004. Sports Tourism: Participants, Policy and Providers. Oxford: Elsevier Butterworth-Heinemann
Weed, Mike. 2008. Sport and Tourism: A Reader. London: Routledge, Taylor and Francis
505
Discussion and feedback