Partisipasi Masyarakat Lokal Dalam Perusahaan BMW Rafting Di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem
on
Jurnal Destinasi Pariwisata
p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937
Vol. 6 No 1, 2018
Partisipasi Masyarakat Lokal Dalam Perusahaan Bmw Rafting Di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem
I Nengah Sastrawana, 1, I Nyoman Sunartaa, 2
¹ [email protected],2 [email protected]
a program studi s1 destinasi pariwisata, fakultas pariwisata,universitas udayana, jl. dr. r. goris, denpasar, bali 80232 indonesia
Abstract
Tourism is one of the industry sectors that contribute to the economy in the form offoreign exchange for many countries. With the presence of tourism will be the creation of new jobs. The participation of local communities in the company existing in its territory rafting will give rise to a sense of belonging to a destination.
This research aims to know the participation of local communities in the BMW company rafting in the village of Rendang. Method of data collection is done by the way of observasi, in- depth interviews, and the study of librarianship. The technique of determination of the informant is done by means of purposive sampling, this research included in the qualitative research generates data deskriftif.
With the presence of tourism opportunities, then revealing the many job opportunities that are owned by local people. Especially on a rafting company BMW employs local people as employees. With the involvement of local communities in the absorption of labor in the company of rafting can help boost the economy of local communities so that local communities can participate in the company as well as participate in maintaining the tourism destinations
Keywords : Community Participation, Tourism Management, Bali Mitra Wahana Rafting
Bali merupakan barometer pertumbuhan pariwisata di Indonesia. Terkenalnya bali di mancanegara karena bali memiliki berbagai keunikan budaya dan daya tarik wisata yang menarik untuk dikunjungi wisatawan, seperti daya tarik wisata alam yang semakin digandrungi oleh banyak wisatawan yang dimana bisa memacu adrenalin wisatawan sehinga mereka ingin mencoba lagi.
Sebagai salah satu kabupaten di Bali. Kabupaten Karangasem memiliki daya tarik wisata yang menarik untuk dikunjungi. Salah satunya adalah Desa Rendang.
Secara umum Desa Rendang memiliki banyak potensi seperti dari bidang pertanian Desa Rendang memiliki lahan pertanian yang cukup luas dan subur, sangat cocok untuk berbagai jenis tanaman seperti tanaman pangan (padi, jagung, ketela, singkong dll), tanaman buah-buahan, kayu dan lain-lain. Disamping itu, Desa Rendang juga kaya akan sumber daya alam seperti : sumber air yang mendukung persawahan, kebutuhan air bersih, dan pengembangan pariwisata seperti wisata rafting. Pemandangan alam yang cukup indah dan masih asri menambah daya tarik tersendiri bagi keberlangsungan pariwisata di Desa Rendang.
Dengan adanya potensi ini banyak masyarakat lokal mendirikan akomodasi untuk menunjang kegiatan rafting tersebut, seperti
salah satu perusahaan rafting yang dimiliki oleh I Made Agus Kertiana, selaku masyarakat lokal yang mendirikan perusahaan rafting. Dengan menyuguhkan pemandangan langsung ke sungai yang menjadi tempat berlangsungnya kegiatan rafting maupun aktivitas masyarakat setempat dalam kehidupan sehari-hari. Dari adanya wisata rafting ini masyarakat lokal sudah mendapat dampak signifikan berupa dampak ekonomi, yang dimana perekonomian masyarakat setempat sudah meningkat dibandikan dari sebelum bekerja di indusrti pariwisata.
Kerja sama perusahaan lokal dan masyarakat lokal sangat dibutuhkan dikarenakan, wisata rafting ini tidak akan berjalan bila tidak ada partisipasi dari masyarakat lokal dalam mengelola potensi alam yang mereka miliki.Oleh sebab itu masyarakat lokal sangat dibutuhkan dalam perusahaan rafting ini. Adanya wisata rafting di Desa Rendang ini telah banyak memberikan kesempatan pekerjaan bagi masyarakat lokal maupun masyarakat luar daerah. Dalam hal ini , sumber daya manusia menjadi salah satu unsur penting dalam menunjang keberhasilan pariwisata di Desa rendang. Di balik mulai banyaknya didirikan perusahaan rafting yang tentunya akan menciptakan lapangan pekerjaan baru, pada kenyataannya masih banyak masyarakat lokal yang tidak ikut serta dalam berpartisipasi dalam perusahaan rafting yang
Vol. 0 No 0, 0000
ada di Desa Rendang ini. Namun dengan adanya perusahaan rafting yang dimiliki oleh salah satu masyarakat lokal diharapkan masyarakat lokal dapat ikut berpartisipasi dalam perusahaan rafting dan bisa memanfaatkan potensi yang ada untuk dijadikan sebuah daya tarik wisata.
Berdasarkan hal tersebut diperlukan penelitian untuk mengetahui partisipasi masyarakat lokal dalam perusahaan BMW rafting di Desa Rendang
Penelitian ini menggunakan beberapa pedoman konsep dan teori untuk menganalisis data yang didapat di lapangan, yaitu:
-
1. Konsep daya tarik wisata. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009, Daya Tarik Wisata dijelaskan sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan, kemudahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan.
-
2. Konsep perusahaan Menurut Much Nurachmad (2012), Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan, milik persekutun, atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara yang mempekrjakan pekerja dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.
-
3. Teori Partisipasi Masyarakat. Safitri (2013), membedakan partisipasi menjadi dua jenis yaitu partisipasi langsung dan partisipasi tidak langsung.
-
4. Safitri(2013) mengatakan dalam proses pengembangan pariwisata, partisipasi masyarakat dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
-
A. Partisipasi langsung merupakan masyarakat dilibatkan secara langsung dan diarahkan untuk ikut mengembangkan pariwisata seperti terlibat dalam hal kegiatan pariwisata dan mempunyai rasa ikut memiliki.
-
B. Partisipasi tidak langsung adalah masyarakat tidak secara langsung bersentuhan dengan kegiatan pariwisata. Masyarakat tidak terlibat langsung dalam hal
penerimaan kontribusi dari kegiatan pariwisata meliputi pembinaan seni dan budaya yang bermutu, serta pemeliharaan kebersihan lingkungan
Penelitian ini dilakukan di perusahaan rafting Bali Mitra Wahana, Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem.
Adapun ruang lingkup penelitian yang digunakan yaitu Identifikasi jenis partisipasi masyarakat lokal dalam perusahaan rafting Bali Mitra Wahana di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem.
Jenis dan sumber data dalam penelitian ini menggunakan jenis data kualitatif dan dua sumber data yaitu sumber data primer serta sumber data sekunder. Dalam pengumpulan data menggunakan tiga teknik, yaitu; wawancara, observasi dan studi kepustakaan. Untuk menentukan informan menggunakan teknik purposivesampling, yaitu peneliti menetapkan lebih awal siapa saja yang menjadi sampelnya, dan menyebutkan statusnya. Informan dalam penelitian ini adalah adalah I Wayan Nujati selaku Kepala Desa Rendang, I Made Agus Kertiana selaku pemilik perusahaan BMW rafting di Desa Rendang dan karyawan BMW rafting.
Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Analisis deskriptif kualitatif yaitu gambaran yang disusun secara sistematis, aktual, dan akurat sesuai dengan fakta yang ada (Arikunto, 1996). Pada penelitian ini, pokok pembahasan akan digambarkan dalam bentuk penjelasan-penjelasan yang berasal dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan.
Desa Rendang merupakan salah satu dari enam desa yang ada di Kecamatan Rendang. Sejarah singkatnya terbentuknya Desa Rendang berawal dari kata ” Reneng” yang berarti damai, secara tegas kata ”Reneng” dimaksud adalah bahwa kehidupan masyarakat di wilayah Desa Rendang selama masa Pemerintahan Adat Bali terkenal dengan kedamaiannya, dimana masyarakat hidup rukun, damai serta segala kehidupan yang abadi Desa Rendang berjalan dengan lancar, aman , tertib, sesuai dengan atauran adat yang telah di sepakati bersama. Selanjutnya kata
Vol. 0 No 0, 0000
”Reneng” berangsur-angsur berubah penyebutannya menjadi ”Rendang”. Pada mulanya Desa Rendang masuk wilayah Kerajaan Klungkung dibawah pimpinan I Dewa Anom dari Nyalian yang terkenal dengan sebutan I Dewa Anom Rendang. Dibawah pimpinan Beliau Desa Rendang banyak mengalami kemajuan baik dibidang Parahyangan dengan mendirikan tempat suci maupun dibidang sarana dan parasarana seperti jalan, pengairan serta bidang keamanan. Kebutuhan masyarakat banyak mendapat perhatian dan penanganan serius, sehingga masyarakat Rendang dapat hidup dengan tenang dan damai. Sebgai wujud penghormatan kepada jasa I Dewa Anom akhirnya namanya diabadikan menjadi nama jalan, yaitu jalan Dewa Anom.
Seiring dengan dinamika pembangun masyarakat di berbagai bidang kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan telah berjalan dengan pola pembangunan bootom up planning. Kondisi tersebut menghantarkan masyarakat kedalam suatu tatanan kehidupan yang baru, dan diharapkan dapat mewujudkan kehidupan yang sejahtera, maju dan mandiri dalam menjalankan urusan rumah tangganya sendiri.
-
a. Gambaran umum lokasi penelitian
Secara geografi Desa Rendang terletak dalam wilayah Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali dengan luas 9,64 km2, sebagian besar merupakan lahan persawahan yaitu 402,089 Ha, sedangkan sisanya diperuntukan sebagai lahan perkarangan, tegalan/ kebun dan lain-lain. Dengan ketinggian dari permukaan laut antara 535- 650 meter, dengan kemiringan antara 345 derajat mengarah ke utara, sedangkan jumlah penduduk Desa Rendang 6.536 jiwa (1.027 KK ) dengan perincian laki- laki 3.264 jiwa dan perempuan 3.272 jiwa dengan kepadatan penduduk 646/km2.
Desa Rendang beriklim sub tropis dengan curah hujan pertahun rata-rata 20002500 mm, yaitu musim hujan dari bulan Oktober sampai bulan April dan musim kemarau dari bulan April s/d Oktober, sedangkan suhu udara minimal 23 C dan maksimal 29 C. Sebelah Utara Desa Rendang berbatasan dengan Desa Menanga, sebelah timur dengan Sungai Telaga Waja, sebelah selatan dengan Desa Nongan dan sebelah barat
dengan Sungai Jinah. Jarak Desa Rendang dengan Kota Denpasar adalah 56 km dan berjarak 70 km dari Bandara Ngurah Rai.
Struktur perekonomian Desa Rendang, masih bercorak agraris yang menitikberatkan pada sektor pertanian. Hal ini didukung oleh pemnggunaan lahan pertanian masih mempunyai porsi yang terbesar sebanyak 78 dari total penggunaan lahan Desa. Juga 51 mata pencaharian penduduk menggantungkan hidup pada sektor pertanian. Pada sektor ini komoditi yang menonjol sebagai hasil andalan adalah padi, jagung, ketela, kelapa, salak, kopi, dan buah-buahan lainnya. Dan juga dari hasil kayu dan bambu.
Beberapa sektor ekonomi yang tergolong economic base dan menonjol di samping sektor pertanian adalah perdagangan, industri rumah tangga dan pengolahan, jasa serta sektor pariwisata.
Jalur rafting di Desa Rendang masih sangat deras dikarenakan air yang datang dari hulu ke hilir begitu derasnya sehingga jalur rafting ini sangat bagus dijadikan wisata rafting jadi bagi wisatawan yang ingin memacu ardenalin dapat segera mencoba derasnya aliran Sungai Telaga Waja ini.Terdapat 10 perusahaan rafting yang memanfaatkan derasnya aliran sungai tersebut untuk aktifitas wisata rafting. Perusahaan tersebut diantaranya adalah Telaga Waja Adventure, Sobek Rafting, Bali International Rafting (BIR), Bali MitraWahana (BMW), Bali View Adventures, Bintang Rafting, Alam Rafting, Tjampuhan Rafting, Bukit Cilli Rafting, dan TelagaDewata Rafting.
-
b. Identifikasi partisipasi masyarakat lokal dalam perusahaan BMW rafting Perkembangan pariwisata tidak dapat dipisahkan dari adanya terbukanya lapangan pekerjaan baru. Berbgai bentuk pekerjaan akan membutuhkan tenaga kerja yang lebih dari pada sebelumnya. Dengan demikian maka proses penyerapan tenaga kerja akan dibantu oleh adanya pembukaan lapangan pekerjaan baru tersebut. Di Desa Rendang, penyerapan tenaga kerja lokal cenderung pada sektor pariwisata rafting . Penyerapan tenaga kerja lokal di bidang pariwisata di Desa Rendang dapat digolongkan cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari peran masyarakat lokal yang bekerja di pariwisata rafting yang ada di Desa Rendang.
Vol. 0 No 0, 0000
Masyarakat yang bekerja di perusahaan rafting, sebagian besar bekerja dengan posisi sebagai security,gardener, tukang parkir, tukang sapu,dan lain-lainnya sedangkan untuk mengisi posisi- posisi tertentu yang ada diperusahaan rafting ini minimal harus mempunyai latar belakang pendidikan tamatan SMA/SMK. Posisi-posisi tersebut meliputi personalia, manager marketing,reservation, manager operasional. Masyarakat lokal yang tidak mempunyai latar belakang pendidikan SMA/SMK jarang ada yang memiliki posisi tinggi pada perusahaan rafting yang ada di Rendang. Hal ini diakibatkan kurangnya SDM yang memiliki pendidikan dan skill yang sesuai dengan posisi pekerjaan. Walaupun dari pihak perusahaan sendiri sudah memberikan pelatihan/ training kerja kepada masyarakat lokal dan juga dari Pemerintah pusat Dinas pariwisata Provinsi Bali sudah melakukan pelatihan kerja setiap enam bulan sekali dengan tujuan untuk meningkatkan SDM di Desa Rendang.
Masyarakat lokal sebagai pemilik perusahaan tentu sangat membantu dalam pembukaan lapangan pekerjaan, yang dimana terbukanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal dapat membantu perekonomian masyarakat setempat. Terutama dengan perkembangan Desa Rendang saat ini, berbagai perusahaan rafting mulai banyak dibangun oleh orang yang bukan dari Desa Rendang. Hanya salah satu perusahaan yang dimiliki oleh masyarakat lokal seperti perusahaan yang dimiliki oleh I Made Agus Kertiana selaku masyarakat lokal setempat.
Perusahaan rafting yang dimiliki oleh I Made Agus Kertiana ini didirikan pada 18 Agustus 2011 yang diberi nama ”Bali Mitra Wahana (BMW)”yang awal mulanya hanya berupa perusahaan kecil yang hanya memperkerjakan beberapa orang saja, kini seiring dengan berkembangnya perusahaan ini sudah bisa memperkerjakan karyawan kurang lebih sekitar 100 orang dan sebgaian besar karyawan di perusahaan rafting ini adalah masyarakat lokal Desa Rendang.
Selain membantu menumbuhkan perekonomian masyarakat setempat perusahaan rafting ini juga bergabung dalam oraganisasi kepariwisataan yang bernama ”Gabungan Pengusaha Wisata Bahari Dan Tirta (Gahawistri)” yang dimana Gahawistri merupakan sebuah organisasi yang
menghususkan diri pada partisipasi dan mengambil bagian dalam usaha, praktisi langsung setiap aspek kegiatan wisata bahari, termasuk dalam penyedian servis dan sarana, berdedikasi untuk meletakan posisinya, agar dapat secara langsung bekerjasama dengan setiap institusi pemerintah, masyarakat, akedemisi, yang berkaiatan dengan Wisata Bahari di Indonesia.
Potensi umum Wisata Bahari yang dikembangkan oleh Gahawistri adalah olahraga memancing,olahraga layar, rafting, menyelam, keindahan pantai, selancar air dan lain-lain. Gahawistri berperan dan bertanggung jawab untuk memperdayakan dan menguatkan seluruh aspek kegiatan wisata bahari. Selain itu, Gahawistri juga mengembangkan dan menegakkan hukum maritim, prosedur dan aturan dan kerjasama internasional di bidang konservasi di wilayah Indonesia yang bertujuan untuk menjaga dan memelihara wisata bahari yang ada di Indonesia.
Pengelolaan pariwisata tentunya tidak dapat dipisahkan dengan partisipasi masyarakat lokal setempat. Masyarakat tidak lagi ditempatkan sebagai objek yang hanya menerima apa yang diputuskan dari atas (pemerintah), tetapi masyarakat pada saat ini juga harus dilibatkan sebagai subjek dalam pengelolaan pariwisata. Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan pariwisata akan menyebabkan timbulnya rasa memiliki dan rasa ingin turut memelihara potensi pariwisata yang berada didaerahnya.
Di Desa Rendang sendiri partisipasi masyarakat lokal dalam industri pariwisata mulai meningkat baik secara langsung maupun tidak langsung. Khususnya dalam destinasi pariwisata rafting ini partisipasi masyarakat lokal sudah sangat baik dilakukan baik dari segi pengelolaannya maupun pengembangannya. Ini dapat dilihat dari partisipasi masyarakat lokal dalam mengisi posisi penting di perusahaan rafting tersebut, yang dimana adapun posisi-posisi yang ditempati oleh masyarakat lokal dalam perusahaan rafting ini sebagai berikut:
-
1. I Made Agus Kertiana (pemilik perusaahan BMW rafting)
-
2. Gede Adi suparta (personalia perusahaan BMW rafting)
-
3. Putu Widiana (manager marketing perusahaan BMW rafting)
Vol. 0 No 0, 0000
-
4. I Wayan Pageh Wiradyana (manager operasional perusahaan BMW rafting).
Perusaahan rafting ini sebagian besar masyarakat lokal mengisi posisi penting dalam pengelolaan wisata rafting ini, dan hanya dari posisi marketing saja pihak perusahaan merekkrut karyawan dari luar daerah. Setiap enam bulan sekali dinas pariwisata provinsi melakukan pelatihan kerja terhadap karyawan di perusahaan rafting ini, sehingga SDM lokal di perusahaan ini cukup potensial dalam mengelola aktivitasrafting tersebut. Adapun selain pelatihan dari Dinas Provinsi Bali, pelatihan juga dilakukan dari pihak perusahaan sendiri yang dimana pelatihan terlebih dahulu di berikan sejak awal berupa bekal kepada karyawan dengan memberikan training seputar tata cara melakukan maupun menyiapkan sarana dan prasarana dalam wisata rafting. Sejauh ini masyarakat lokal dalam pengelolaan wisata rafting sudah berjalan dengan sangat baik. Hal tersebut terbukti dengan pelayanan yang diberikan kepada wisatawan denga maksimal sehingga tidak pernah ada komplain dari wisatawan yang melakukan aktivitasrafting maupun kesalahpahaman antar karyawan yang menyebabkan konflik antar karyawan ditempat kerja.
Selain berperan dalam penggelolaan di perusahaan rafting, masyarakat lokal juga ikut serta dalam menjaga potensi yang dimilikinya. Serta peran dari perusahaan rafting sendiri selama berjalannya usaha rafting ini dengan memberikan kontribusi kedesa Adat Rendang sebesar 500 ribu rupiah/ bulan.
Berdasarkan pemaparan safitri (2013),dapat dikatakan bahwa partisipasi masyarakat lokal dalam perusahaan BMW rafting tergolong kedalam jenis partisipasi langsung. Hal tersebut sesuai dengan karakteristik partisipasi langsung yaitu masyarakat dilibatkan langsung dan diarahkan untuk ikut mengembangkan pariwisata. Dimana masyarakat lokal Desa Rendang berpartisipasi sebagai karyawan maupun sebagai pemilik usaha rafting. Pemilik usaha rafting juga memberikan pelatihan kepada masyarakat lokal sehingga masyarakat lokal berkesempatan besar untuk ikut serta berpartisipasi dalam pembinaan dan pelatihan kepariwisataan di desanya.
Pemilik perusahaan BMW rafting juga ikut serta dalam kegiatan kelembagaan pariwisata yang ada seperti Gahawistri. Dengan memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat lokal. Masyarakat lokal tersebut tentu akan tumbuh rasa memiliki dan menjaga keberlangsungan lapangan pekerjaan tersebut.
-
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan diatas dapat dilihat bahwa dengan adanya pariwisata tentu juga adanya lahan pekerjaan baru yang dimana partisipasi masyarakat lokal dalam penyerapan tenaga kerja di perusahaan rafting di Desa Rendang digolongkan cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari 100 lebih karyawan yang bekerja 90 lebih tenaga kerja di perusahaan ini adalah masyarakat Rendang itu sendiri.
Partisipasi masyarakat lokal dalam pengelolaan wisata rafting ini sangat penting. Ketrlibatan masyarakat dalam pengelolaan pariwisata akan menyebabkan timbulnya rasa memiliki dan rasa ingin turut memelihara potensi pariwisata yang berada didaerahnya. Adapun partisipasi masyarakat lokal dalam perusahaan BMW rafting sebagai pemilik perusahaan, personalia, manager marketing, manager operasional. Jadi partisipasi masyarakat lokal dalam mengisi posisi penting diperusahaan sudah berjalan dengan baik dan untuk menunjang SDM lokal dalam pengelolaan rafting. Pihak perusahaan sudah memberikan pelatihan kerja diawal sebelum mulai bekerja dengan memberikan pembekalan dan motivasi seputaran pekerjaan yang dilakukan sedangkan setiap enam bulan sekali pelatihan dilakukan dari Dinas Pariwisata Provinsi Bali sehingga dapat meningkatkan SDM masyarakat lokal yang bekerja di perusahaan rafting. Sehingga secara keseluruhan partisipasi masyarakat lokal dalam perusahaan BMW rafting Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem tergolong kedalam jenis partisipasi langsung.
-
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan ialah diharapkan masyarakat lokal setempat lebih bisa berpartisipasi dalam menjaga daya tarik yang dimiliki serta dari pihak perusahaan sendiri juga harus lebih digencatkan pelatihan-
Vol. 0 No 0, 0000
pelatihan kerja sehingga seiring perkembangan jaman masyarakat yang bekerja disana bisa tau akan situasi maupun kondisi pariwisata saat ini.
Dan untuk pihak desa perlu adanya sosialisasi mengenai pariwisata serta pentingnnya mengembangkan pariwisata yang dimiliki sehingga partisipasi masyarakat lokal lebih meningkat, serta masyarakat lokal perlu meningkatkan kualitas SDM agar masyarakat lokal selaku pemilik lahan tidak menjadi
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2003. Undang-Undang No. 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara.
Anonim. 2009. Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan.
Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi III. Jakarta : Rineka Cipta
Nurachmad, Much,2012, Segala Tentang HAKI Indonesia, Buku Biru, Yogyakarta. Hukum Bisnis untuk Perusahaan.
Safitri. 2013. Deskripsi Obyek Wisata Pemandian Air Panas Bumi di Desa Merak Batin Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Unila : Bandar Lampung
penonton pada sektor pariwisata karenan kurangnya pengarahan dari pihak desa maupun pemerintah. Sedangkan partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan dalam perusahaan rafting dan juga pihak desa harus bisa bersikap tegas dalam memberikan izin mendirikan perusahaan rafting sesuai dengan peraturan yang berlaku.
77
Discussion and feedback