Jurnal Destinasi Pariwisata                                        p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937

Vol. 6 No 1, 2018

Pengembangan Potensi Pantai Lovina Sebagai Ekowisata Pesisir Di Desa Kalibukbuk, Kabupaten Buleleng, Bali

Putu Udiani Purwita a, 1, Ida Bagus Suryawan a, 2

1 [email protected] 1, 2 [email protected]

aProgram studi s1 destinasipariwisata, fakultaspariwisata,universitasudayana, jl. dr. r. goris, denpasar, bali 80232 indonesia

ABSTRACT

The gap in tourism development in the province of Bali is still very large that is between the northern part of Bali and southern Bali. the right tourism development on the coast of North Bali is ecotourism, an area that has the potential to be developed inti an ecotourism attraction is Lovina Beach. The purpose of this study is to determine the potential of resources and to know the development of resources that support coastal ecotourism in Lovina Beach.

The research method used is comparative descriptive method. Where in this method will be compared between ecotourism principles such as principles of nature and culture conservation, principles of community participation, economic principles, education principles, and tourism principleswith existing tourism resources at Lovina Beach to obtain ecotourism development plan in Lovina Beach.

The main result of this research is there are four tourism resources that can be developed into ecotourism at Lovina Beach, including attraction of dolphin, marine park ecosystem, “genjek” performance and Lovina Festival. Ecotourism product development refers to several ecotourism criteria, including the principles of nature and culture conservation, principles of community participation, economic principles, education principles, and tourism principles.

As for suggestion that can be given to the local community is to contribute more actively in preserving marine ecosystems, for government and investors involved are expected to give more attention to conservation of ecological environment and marine park in Lovina Beach as an ecotourism product.

Keywords : Development, Coastal Ecotourism, Resources, Lovina Beach

  • I.    PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki pulau terbanyak, oleh karena itu Indonesia juga menyandang sebutan pulau seribu, pulau-pulau tersebut terpisahkan oleh lautan sehingga wilayah Indonesia memiliki wilayah pesisir dan lautan yang sangat luas dengan berbagai macam sumberdaya yang ada didalamnya. Salah satu pulau di Indonesia yang kaya akan keindahan sumberdaya alamnya adalah Bali, keindahan sumberdaya alam Bali sampai saat ini masih sangat terkenal sebagai salah satu destinasi pariwisata di dunia, walaupun demikian perkembangan pariwisata di Bali mengalami kesenjangan yang sangat tinggi, yaitu pengembangan pariwisata di Bali Utara seperti Buleleng tidak sepesat perkembangan pariwisata di Bali Selatan seperti kawasan Kuta, Nusa Dua, Sanur dan sekitarnya (Amanah,2006). Padahal jika dilihat potensi pariwisata di Bali Utara tidak kalah dengan potensi wisata di Bali Selatan, oleh karena itu diperlukan adanya pengembangan pariwisata yang memperhatikan aspek keberlanjutan dan

kelestarian di kawasan Bali Utara. Melihat potensi sumberdaya yang dimilki oleh pesisir pantai Bali Utara seperti hutan mangrove, pantai berpasir, ekosistem perikanan dan terumbu karang makan kegiatan yang dapat dikembangkan adalah ekowisata pesisir, karena ekowisata merupakan kegiatan wisata yang berlandaskan pada aspek konservasi lingkungan.

Kawasan pesisir di Bali Utara yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi ekowisata adalah Pantai Lovina, karena memiliki potensi atraksi ekowisata pesisir seperti ekosistem terumbu karang, perikanan dan atraksi pantai. Oleh karena itu penelitian yang berjudul “Pengembangan Kawasan Pantai Lovina Sebagai Ekowisata Pesisir” perlu dilakukan. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi sumberdaya yang mendukung pengembangan ekowisata pesisir di Pantai Lovina dan untuk mengetahui pengembangan sumberdaya yang mendukung kegiatan ekowisata pesisir di Pantai Lovina.

Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 6 No 1, 2018

  • II.    TINJAUAN PUSTAKA

    • 2.1    Tinjauan Penelitian Sebelumnya

Tinjauan hasil penelitian sebelumnya adalah suatu acuan yang digunakan sebagai perbandingan dengan penelitian yang akan dilakukan, acuan tersebut berupa hasil penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya, dengan lokasi atau lokus yang sama maupun dengan fokus yang sama, sehingga mendapat gambaran bahwa penelitian yang akan dilakukan memang penting untuk dilakukan, berikut merupakan penelitian yang digunakan sebagai tinjauan pada penelitian ini, yaitu : pertama penelitian yang dilakukan oleh Bunga Pragawati pada tahun 2009 dengan judul “Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Untuk Pengembangan Ekowisata Bahari di Pantai Binangun, Rembang, Jawa Tengah” pada penelitian ini dijelaskan strategi pengelolaan Pantai Binangun dengan analisis SWOT, yaitu : memanfaatkan potensi sumberdaya, atraksi wisata, dan aksesbilitas kawasan untuk menarik pengunjung melalui promosi, meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui penyuluhan dan pembekalan keterampilan sebagai penunjang dalam ekowisata, dan meningkatkan pengawasan dan penegakan peraturan dalam pengelolaan kawasan dan menjaga kelestarian alam (Pragawati,2009). Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian sebelumnya yang terletak pada fokus penelitian dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada lokasi penelitian.

Penelitian kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Ananda Citra pada tahun 2016 dengan judul “Pemetaan Potensi Ekowisata Wilayah Pesisir Di Kabupaten Buleleng”. Dalam penelitian ini dijelaskan pembagian 3 (tiga) zone wilayah Kabupaten Buleleng dijadikan dasar dalam pengambilan sampel ekowisata, yaitu Air Sanih, Lovina, dan Desa Pemuteran menggunakan metode purposive area sampling yang menghasilkan bahwa potensi ekowisata yang berada di wilayah pesisir Kabupaten Buleleng secara umum dapat dikembangkan sebagai ekowisata, walaupun terdapat objek wisata yang perlu untuk meningkatkan ketiga aspek ekowisata yang terdiri dari potensi wisata, partisipasi masyarakat, dan kontribusi terhadap masyarakat lokal sehingga sesuai dengan syarat dari ekowisata. Penelitian ini

memiliki persamaan pada lokasi penelitian, sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada fokus penelitian.

  • 2.2    Tinjauan Konsep

    2.2.1    Konsep Pengembangan Pariwisata

Pengembangan pariwisata merupakan suatu usaha atau cara yang dilakukan untuk memaksimalkan proses dalam kegiatan kepariwisataan sehingga mampu menarik kunjungan wisatawan dan dapat memberikan keuntungan bagi seluruh pemangku kepentingan atau stakeholder pariwisata yang terlibat di dalamnya (Patusuri, 2001). Terdapat empat komponen dalam pengembangan pariwisata, yaitu : daya tarik, fasilitas, aksesbilitas, dan organisasi pariwisata (KEMENBUDPAR, 2014)

  • 2.2.2 Konsep Ekowisata

Ekowisata didefinisikan sebagai suatu kegiatan wisata berbasis alam yang dalam pelaksanaannya lebih memperhatikan aspek kelestarian lingkungan serta dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat lokal dengan terselenggaranya pariwisata (TIES, dalam Arida 2009). Salah satu jenis dari ekowisata adalah ekowisata pesisir. Ekowisata pesisir merupakan suatu kegiatan pariwisata yang memanfaaatkan segala macam potensi kawasan pesisir yang didalamnya mengandung unsur edukasi terhadap pelestarian sumberdaya pesisir (Tuwo,2011).

  • 2.2.3    Konsep Potensi Wisata

Potensi wisata merupakan segala sesuatu yang dimiliki oleh suatu wilayah atau kawasan yang dapat dimanfaatkan menjadi daya tarik wisata baik berupa keindahan alam, buatan manusia ataupun kebudayaannya (Sujali dalam Amdani, 2008). Potensi wisata dibagi menjadi tiga macam, antara lain :

  • 1.    Potensi Wisata Alam

  • 2.    Potensi Wisata Budaya

  • 3.    Potensi Wisata Buatan

  • 2.2.4    Konsep Sumberdaya Pesisir Sebagai

    Ekowisata

Sumberdaya ekowisata pesisir merupakan keseluruhan sumberdaya yang berada di kawasan pesisir yang dapat dimanfaatkan menjadi suatu daya tarik wisata, sumberdaya

Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 6 No 1, 2018

tersebut dapat berupa ekosistem terumbu karang, ekosistem lamun, dan ekosistem mangrove, meliputi : spesies ikan, terumbu karang, padang lamun, hutan mangrove dan biota laut lainnya (Tuwo,2011).

  • 2.2.5    Konsep Kawasan Pesisir

Kawasan pesisir didefinisikan sebagai kawasan perbatasan antara wilayah lautan dan daratan, dimana wilayah lautan yang dimaksud adalah wilayah lautan yang masih dipengaruhi berbagai macam aktivitas di daratan seperti pencemaran air oleh limbah, penggundulan hutan maupun aktivitas manusia lainnya, sedangkan wilayah daratan yang dimaksudkan adalah wilayah daratan yang masih dipeng aruhi oleh berbagai macam aktivitas di lautan seperti pasang surut gelombang air laut, angina laut, abrasi maupun aktivitas laut lainnya. (Dahuri,2004).

  • III.    METODE

    • 3.1    Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pantai Lovina yang sentralnya terletak di Desa Kalibukbuk, Kabupaten Buleleng, Bali.

  • 3.2    Ruang Lingkup Penelitian

Ruang Lingkup dalam penelitian ini meliputi batasan lokasi dan batasan permasalahaan. Batasan lokasi dari penelitian ini adalah di Desa Kalibukbuk yang merupakan sental dari Pantai Lovina sedangkan batasan permasalahan pada penelitian ini yaitu potensi sumberdaya untuk mendukung kegiatan ekowisata pesisir di Pantai Lovina, potensi tersebut meliputi potensi alam, antara lain : keadaan alam Lovina, jenis flora dan fauna di kawasan Pantai Lovina, bentang alam, dan kondisi fisik kawasan Pantai Lovina. Potensi budaya, antara lain : lembaga kemasyarakatan yang ada di Lovina, kesenian seperti tarian dan kearifan lokal yang ada di Lovina serta potensi patung, ataupun hasil buatan manusia yang berwujud kebendaan.

Penelitian ini juga memiliki batas pada unsur pengembangan potensi ekowisata pesisir yang meliputi : atraksi pariwisata yang ada di Lovina, fasilitas pariwisata yang terdapat di Lovina, aksesbilitas kawasan Lovina, dan organisasi pariwisata yang terdapat di Lovina

dan berperan aktif dalam pengelolaan pariwisata di Pantai Lovina.

  • 3.3    Jenis dan Sumber Data

Data kualitatif dalam penelitian meliputi data potensi wisata alam dan potensi wisata buatan yang dimiliki oleh Pantai Lovina, potensi kesenianseperti tarian dan kearifan lokal di Lovina, jenis flora dan fauna di kawasan pantai Lovina, bentang alam, kondisi fisik, dan lembaga kemasyarakatan di Lovina. Sedangkan data kuantitatif dalam penelitian ini meliputi jumlah penduduk Desa Kalibukbuk, jumlah mata pencaharian penduduk, tabel jumlah agama penduduk dan tabel tingkat pendidikan penduduk di Desa Kalibukbuk.

Sumber data primer meliputi : hasil wawancara tentang potensi desa dan sejarah desa, serta data potensi desa melalui observasi langsung, sedangkan data sekunder meliputi arsip-arsip atau dokumen-dokumen profil desa yang diperoleh dari kantor Kepala Desa Kalibukbuk.

  • 3.4    Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini, yaitu : Teknik observasi, pada penelitian ini observasi dilakukan dengan suvei langsung ke Pantai Lovina untuk melihat aktivitas pariwisata dan melihat potensi ekowisata yang dimiliki oleh Pantai Lovina.

Teknik pengumpulan data yang kedua adalah Wawancara tidak terstruktur pada penelitian ini dilakukan dengan melakukan wawancara dengan beberapa narasumber yang dianggap relevan dengan data yang akan dicari dengan metode purposive sampling, dimana akan dicari informan yang memiliki kriteria tersendiri terkait data yang akan dicari, dalam penelitian ini kriteria tersebut adalah kedalaman informasi terkait dengan kearifan lokal, potensi yang dimiliki dan pengelolaan pariwisata di Lovina.

Teknik pengumpulan data yang ketiga yaitu studi dokumen, studi dokumen dalam penelitian ini dilakukan dengan merujuk pada penelitian sebelumnya yang memiliki fokus atau lokus yang sama serta buku atau litelatur terkait dengan penelitian yang akan dilakukan, sehingga bisa digunakan sebagai rujukan, dalam hal ini litelatur yang dipakai adalah buku-buku ekowisata.

Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 6 No 1, 2018

  • 3.5    Teknik Penentuan Informan

Teknik penentuan yang digunakan pada penelitian ini yaitu teknik penetuan informan dengan prosedur purposif (Bungin, 2007) dengan memilih informan berdasarkan kriteria tertentu. Dalam penelitian ini informan yang ditentukan antara lain : Kepala desa kalibukbuk, kaur pembangunan desa kalibukbuk, ketua kelompok snorkeling dolphin, ketua kelompok pedagang acung, ketua kelompok sadar wisata, ketua kelompok transport kencana lovina, nelayan dan pedagang.

  • 3.6    Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini terdiri dari : Pertama tahap reduksi data dipilih dan dipilah berdasarkan kategori dan konsep-konsep, pada tahap reduksi data yang diperoleh dipilah misalnya data yang masuk kedalam potensi budaya, alam dan buatan, serta data apa saja yang masuk kedalam jumlah penduduk, agama, pendidikan, penghasilan, dan sebagainya

Kedua tahap penyajian data yang dilakukan dengan menuangkan data kedalam bentuk tabel, grafik, gambar, dan narasi untuk memudahkan memahami data yang sudah diperoleh, seperti menuangkan data jumlah penduduk dan tingkat pendidikan penduduk ke dalam bentuk tabel dan grafik.

Ketiga tahap pembuatan kesimpulan berupa kesimpulan dari keseluruhan penelitian yang sudah dilakukan sehingga diperoleh temuan baru, kesimpulan dalam penelitian kualitatif bersifat sementara karena bisa berubah sewaktu-waktu jika ditemukan fakta-fakta baru terkait penelitian.

  • IV.    HASIL DAN PEMBAHASAN

    • 4.1    Gambaran Umum Pantai Lovina

Pantai lovina merupakan salah satu pantai di Bali Utara yang memiliki keindahan alam yang sangat indah, mulai dari bentang alam, keindahan alam bawah laut dan atraksi dolphinnya yang khas. Pantai Lovina terletak di ketinggian antara 100 - 500 meter diatas permukaan laut dan luas wilayah sekitar 295.125 Km2. Sektor yang dilakoni sebagian besar penduduk di Lovina adalah pariwisata, oleh karena itu sektor pariwisata menjadi sektor penting di Lovina dan untuk mendukung terselenggaranya pariwisata terdapat beberapa lembaga masyarakat yang terdapat di kawasan

pantai lovina, antara lain : karang taruna, subak abian, seka terua teruni, seka santhi, kesenian, kelompok snorkeling dolphin, kelompok sadar wisata, kelompok pedagang acung, kelompok transport kencana lovina, dan kelompok pijat. Sebagian besar penduduk di pantai lovina bekerja sebagai karyawan swasta dan membuka usaha dagang. Di pantai lovina terdapat beberapa aktivitas atau kegiatan wisata, antara lain : snorkeling, diving dan atraksi lumba-lumba.

  • 4.2    Potensi Sumberdaya Untuk Mendukung Ekowisata Pesisir di Pantai Lovina

    • 4.2.1    Potensi Alam

      1.    Lumba- Lumba

Lumba-Lumba atau yang lebih dikenal dengan Dolphin adalah salah satu atraksi wisata yang sangat terkenal dan sudah menjadi ciri khas di Pantai Lovina, biasanya atraksi lumba-lumba ini dapat disaksikan pagi hari menjelang matahari terbit, menurut keterangan yang diperoleh dari hasil wawancaran terhadap salah satu nelayan yang menyewakan perahu lumba-lumba, bahwa arah perjalanan rombongan dolphin di pantai lovina sekitar pada kedalaman dari 100 meter hingga 650 meter. Di Pantai Lovina terdapat tiga jenis lumba-lumba yang ada di kawasan pantai lovina yang menjadi atraksi lumba-lumba sebagai daya tarik wisata, yaitu : Spotte Dolphin, Bottlenose Dolphin, dan Spinner Dolphin.

  • 2.    Taman Laut

Taman laut pantai lovina memiliki keindahan alam bawah laut yang sangat mempesona, mulai dari keanekaragaman terumbu karang, berbagai macam jenis ikan, dan ekosistem laut lainnya, Berdasarkan keterangan dari ketua kelompok snorkeling dolphin (Putu Budista), terumbu karang yang terdapat di Pantai Lovina dikelompokkan sebagai terumbu karang tepi dengan kedalaman 1 meter hingga 10 meter dibawah permukaan air laut, selain itu jenis ikan yang terdapat di ekosistem taman laut pantai lovina sangat beragam, menurut keterangan yang diungkapkan ketua kelompok snorkeling dolphin (Putu Budista) jenis ikan yang terdapat di taman bawah laut lovina seperti ikan pisang-pisang, ikan kakap, ikan betok, ikan baronang dan ikan kepe-kepe.

Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 6 No 1, 2018

  • 4.2.2    Potensi Budaya

    1.    Kesenian

Potensi budaya yang terdapat di kawasan pantai lovina, yaitu seperti gong kebyar, pesantian, bleganjur, angklung, wayang kulit, sanggar tari, genjek dan jogged. Salah satu potensi yang dijadikan atraksi wisata adalah seni pertunjukan genjek yang dibentuk pada tahun 2001. Genjek adalah salah satu kesenian daerah Bali yang dalam pementasannya ditarikan secara seragam oleh sekelompok laki-laki yang duduk melingkar dan bersila yang diiringi dengan suara-suara mulut penari yang diatur sehingga terdengar nada yang merdu. (www.bentarbudaya.com). Pada umumnya seni pertunjukan genjek dilakukan oleh orang laki-laki dewasa saja, namun di Lovina seni pertunjukan genjek di perankan oleh anak-anak dari Desa Kalibukbuk.

  • 2.    Lovina Festival

Lovina festival merupakan salah satu acara tahunan yang dilakukan di Pantai Lovina, festival ini biasanya diselenggarakan pada bulan September. Festival ini bertujuan untuk memperkenalkan Lovina kepada masyarakat luas. Festival Lovina yang terakhir dilaksanakan pada tanggal 14 – 18 September 2017 dengan tema “Enjoy The Difference”. Dengan tema “Menikmati Perbedaan”, Lovina mampu menarik banyak wisatawan karena dimeriahkan dengan kekhasan alam dan budaya Buleleng. Festival Lovina merupakan acara yang dirancang oleh pemerintah dan didukung oleh beberapa stakeholder pariwisata di Buleleng, khususnya di Lovina sebagai ikon pariwisata di Bali Utara. Festival ini memanfaatkan potensi-potensi yang

dimiliki oleh Buleleng khususnya Lovina dalam berbagai bidang, termasuk pemberdayaan masyarakat sebagai penyangga kawasan Lovina.

  • 4.3    Pengembangan SumberdayaUntuk Mendukung Ekowisata Pesisir di Pantai Lovina

    • 4.3.1    Rencana Pengembangan Potensi Pantai Lovina

Pengembangan sumberdaya kawasan untuk mendukung ekowisata pesisir di pantai lovina harus memenuhi beberapa faktor pengembangan pariwisata, antara lain : atraksi atau daya tarik wisata, fasilitas pendukung pariwisata, aksesbilitas, dan organisasi pariwisata. Suatu sumberdaya baik sumberdaya alam, maupun sumberdaya budaya dapat dikembangkan menjadi suatu produk atau daya tarik wisata apabila sudah memenuhi keempat faktor tersebut.

Berikut merupakan tabel yang menggambarkan tentang sumberdaya yang dimiliki kawasan pantai lovina dan keempat faktor yang menjadi indikator pengembangan suatu produk Pariwisata :

Tabel 4.1 Rencana Pengembangan Sumberdaya Pantai Lovina

No

Sumber Daya

Atraksi (attraction)

Fasilitas (amenities)

Aksesbilitas (accesibilitas)

Organisasi Pariwisata (Tourism Organization)

1

Alam

Lumba - Lumba

Taman Laut (Terumbu Karang, Ikan, Plankon, dll)

2

Budaya

Gong Kebyar

-

-

-

Pesantian

-

-

-

Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 6 No 1, 2018

Bleganjur

S

-

-

-

Genjek

Wayang Kulit

-

-

-

Sanggar Tari

S

-

-

-

Joged

-

-

-

Festival

Angklung

-

-

-

Sumber : Hasil Penelitian 2017

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sumberdaya yang memenuhi criteria untuk dikembangkan menjadi produk pariwisata karena memenuhi keempat kriteria pengembangan pariwisata yang mengacu pada empat faktor pengembangan pariwisata menurut Direktorat Jenderal Pariwisata Republik Indonesia (2014), yaitu sumberdaya alam yang dapat dikembangkan menjadi produk pariwisata adalah atraksi lumba-lumba dan taman laut pantai lovina, sedangkan sumberdaya budaya yang dapat dikembangkan menjadi produk pariwisata adalah seni pertunjukan genjek dan Lovina Festival.

  • 4.3.2    Kebijakan Pengembangan Sumberdaya Untuk Mendukung Ekowisata Pesisir di Pantai Lovina

Pengembangan kawasan pantai lovina sebagai ekowisata pesisir dapat dilakukan dengan mengidentifikasi sumberdaya pariwisata yang terdapat di pantai lovina, baik sumberdaya alam, maupun sumberdaya budaya. Pengembangan sumberdaya pariwisata menjadi suatu produk ekowisata pesisir harus mengacu pada beberapa indicator, dimana indicator tersebut diambil dari prinsip ekowisata menurut KEMENBUDPAR, 2014. Pengembangan sumberdaya untuk mendukung ekowisata pesisir di pantai lovina dapat dilakukan dengan menyesuaikan sumberdaya pariwisata dengan kriteria ekowisata pesisir, antara lain :

1 Prinsip Konservasi, Prinsip konservasi dibagi mejadi dua yaitu konservasi alam dan budaya. Kebijakan yang dibuat untuk memenuhi prinsip konservasi alam antara lain : melarang nelayan melakukan penangkapan ikan dengan racun, bom atau pukat harimau, membuat daerah budidaya

ekowistem taman laut seperti pembudidayaan terumbu karang, dan pengembangan pariwisata di pantai lovina harus tetap memperhatikan keslian dan kelestarian ekosistem alam, sedangkan kebijakan yang dilakukan untuk memenuhi prinsip konservasi budaya adalah menjadikan salah satu kesenian lokal menjadi salah satu daya tarik wisata, setiap organisasi pariwisata memberikan kontribusi kepada setiap pura atau tempat suci yang berada di lingkungan Desa Kalibukbuk.

  • 2    Prinsip Partisipasi Masyarakat, Kebijakan pengembangan untuk memenuhi prinsip partisipasi masyarakat di lovina adalah masyarakat berperan aktif dalam terbentuknya kelompok-kelompok atau organisasi pariwisata yang dibentuk oleh masyarakat lokal di Lovina dan pengembangan sumberdaya pariwisata untuk ekowisata pesisir di Pantai Lovina mampu dikelola oleh masyarakat lokal di Lovina.

  • 3    Prinsip Ekonomi, Kebijakan untuk memenuhi kriteria ekowisata secara prinsip ekonomi adalah masyarakat lokal memperoleh keuntungan secara ekonomi dari terselenggaranya ekowisata, yang terlihat dari kontribusi masyarakat lokal yang besar dan ekowisata mampu menjadi penggerak pembangunan perekonomian masyarakat yang terlihat dari sebagian besar masyarakat menggantungkan hidupnya pada sektor ekowisata.

  • 4    Prinsip Edukasi, Beberapa kebijakan untuk memenuhi prinsip edukasi adalah memberikan informasi, sosialisasi atau

Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 6 No 1, 2018

pelatihan kepada masyarakat lokal di kawasan Pantai Lovina, khususnya masyarakat yang terlibat langsung dalam kegiatan pariwisata, dan edukasi atau pengetahuan yang diberikan kepada pengunjung atau wisatawan untuk ikut serta berkontribusi menjaga kelestarian lingkungan dan melahirkan pariwisata yang bertanggung jawab.

  • 5    Prinsip Wisata, Beberapa kebijakan yang untuk memenuhi prinsip edukasi adalah sumberdaya pariwisata mampu memberikan kesan bagi wisatawan, baik sumberdaya seperti atraksi lumba-lumba, keinadahan taman bawah laut, pertunjukan genjek maupun  lovina  festival dan

sumberdaya pariwisata harus memenuhi beberapa  faktor  seperti  akses yang

memadai,   ada   fasilitas   pendukung

pariwisata   dan   adanya   keterlibatan

organisasi pariwisata di dalamnya.

  • V. SIMPULAN DAN SARAN

  • 5.1    Kesimpulan

Pengembangan potensi Pantai Lovina meliputi sumberdaya alam yaitu atraksi lumba-lumba dan taman bawah laut dan juga sumberdaya budaya seperti seni pertunjukan genjek dan lovina festival. Pengembangan sumberdaya untuk mendukung ekowisata di Pantai Lovina dapat dilakukan dengan membuat tempat budidaya terumbu karang, melarang penangkapan ikan dengan pukat harimau, mengikutsertakan masyarakat dalam penyelenggaraan ekowisata, memberikan edukasi akan kesadaran lingkungan untuk wisatawan dan masyarakat lokal dan menampilkan daya tarik wisata budaya seperti “genjek” sebagai daya tarik pendukung ekowisata.

  • 5.2    Saran

Saran untuk penelitian ini adalah masyarakat lokal agar lebih menjaga kelestarian lingkungan seperti keberadaan terumbu karang, dan kebersihan pantai, pemerintah setempat perlu lebih memperhatikan pembangunan infrastruktur pariwisata dan membuat kebijakan yang lebih pro lingkungan serta untuk investor agar membangun kepariwisataan yang lebih berbasis ekowisata.

DAFTAR PUSTAKA

Amanah, Siti. 2006. Perilaku Nelayan dalam Pengembangan Wisata Bahari di Kawasan Pantai Lovina, Buleleng, Bali, Skripsi Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. Bogor : Institut Pertanian Bogor

Amdani, S. 2008. Analisis Potensi Objek Wisata Alam di Pantai Kabupaten Gunung Kidul   ,Skripsi.   Universitas

Muhammadiyah

Arida,Sukma. 2009. Dinamika Ekowisata Tri Ning Tri Di Bali. Denpasar : Pustaka Larasan

Citra, Ananda.2016.Pemetaan Potensi Ekowisata Kawasan Pesisir di Kabupaten Buleleng. Skripsi Fakultas Perikanan Dan Kelautan. Bogor: Institut Pertanian Bogor

Bungin, M. B .2008. Penelitian Kualitatif :Komunikasi Ekonomi Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta : Kencana

Dahuri, R., J. Rais, S. P. Ginting, dan M. J. Sitepu.

2004.Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Edisi Revisi. Pradnya Paramita. Jakarta

Damanik, J. dan H. F. Weber. 2006. Perencanaan Ekowisata. Pusat Studi Pariwisata (PUSPAR) UGM dan ANDI. Yogyakarta.

Komariah, Aan. 2014. Metodelogi Penelitian

Kualitatif.Bandung : Alfabeta

Patusuri, Samsul A.2001.Perencanaan Tata Ruang Kawasan Pariwisata, Materi Kuliah Perencanaan Kawasan Pariwisata. Program Pascasarjana. Universitas Udayana

Pragawati, Bunga.2009. Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Untuk Pengembangan Ekowisata Bahari Di Pantai Binangun

Republik Indonesia.2009. Undang-Undang RI No.0 Tahun

2009 Tentang Kepariwisataan, Jakarta : Balai Pustaka

Tuwo, Ambo.2011. Pengelolaan Ekowisata Pesisir dan Laut Pendekatan Ekologi, Sosial Ekonomi, Kelembagaan, dan Sarana Wilayah. Surabaya : Brilian Internasional

Sumber Lain :

Profil Desa Kalibukbuk 2013-2014

www.Kemenpar.go.id, diakses 12 Mei 2017 pukul 20.40 Wita

71