ISSN: 2338-8811

Jurnal Destinasi Pariwisata

Vol. 3 No 1, 2015

PERSEPSI WISATAWAN DOMESTIK TERHADAP PEKERJA TATO TEMPORER DI DAYA TARIK WISATA PENELOKAN KECAMATAN KINTAMANI KABUPATEN BANGLI

I Gede Telaga Astina a, 1, Ni Luh Putu Kerti Pujiani a 1[email protected]

a Program Studi S1 Destinasi Pariwisata, Fakultas Pariwisata,Universitas Udayana, Jl. Dr. R. Goris, Denpasar, Bali 80232 Indonesia

ABSTRACT

The background of this research is the existence of a negative impression caused by the temporary tattoo services as their performances were less polite and the tattooed their bodies scare the visitors. In addition, for the most part of the tattoo service providers who offer their services to visitors to demand. The purposes of this study are determine the perception of tourists to workers and temporary tattoos to determine why local communities choose to work as temporary tattoos.

The data are collected through observation, questionnaires and structured interviews. Taking samples by the method of proportional purposive sampling as many as 50 people. Techniques for tourist using quota sampling methods, data analysis technique used is descriptive qualitative research to illustrate how objects and using a Likert scale analysis to analyze the perceptions of tourists to workers temporary tattoos.

The results of this research is the perception of domestic travelers to workers, temporary tattoos undecided, it shows that on the one hand workers are still expected existence of temporary tattoos and more travelers on the other hand if the workers want no temporary tattoos Because of their attitudes and behaviors that are Considered impolite cause uncomfortable. For tourists feel less reason to Encourage residents to work as a temporary tattoo that is due to spend leisure time, limited employment opportunities, parent recommendation.

Keywords: Perception, motivation, Temporary Tattoos

  • I.    PENDAHULUAN

Bali sebagai salah satu daerah tujuan wisata (DTW) Indonesia bagian tengah, sektor pariwisata di tumbuh kembangkan dengan berbagai alternatif pilihan wisata yang bersumber dari ajaran agama Hindu. Potensi alam dan budaya yang di miliki merupakan aset yang sangat baik untuk menarik minat wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara yang mengunjungi Bali.

Di kabupaten Bangli terdapat beberapa daerah tujuan wisata, baik yang menawarkan aset budaya maupun keindahan alam yang dimilikinya. Daerah tujuan wisata Penelokan sebagai salah satu objek wisata yang sudah berkembang, secara tidak langsung akan membuka peluang bagi penduduk sekitar objek wisata maupun penduduk luar untuk mencari pekerjaan dan penghasilan yang lebih baik apalagi didukung dengan arus kunjungan wisatawan ke objek wisata Penelokan semakin membaik. Potensi yang dimiliki Penelokan sebagai daerah tujuan wisata akan memotivasi penduduk sekitar daya tarik wisata maupun penduduk luar untuk bekerja di sektor pariwisata, jasa tato temporer merupakan salah satu jasa yang di tawarkan di penelokan, dimana jasa tato ini dapat memberikan pengaruh yang bersifat positif bagi kehidupan masyarakat lokal dan juga bagi para

pengunjung. Tetapi disisi lain keberadaan pedagang kaki lima, pedagang acung dan pekerja tato temporer sebagai salah satu usaha dalam sektor ini akan mengakibatkan beberapa masalah yang dapat merugikan sebagian orang, yaitu: menimbulkan kesan yang kurang rapi, kumuh dan kebersihan lingkungan yang kurang terjaga dan cara berdagang yang cenderung memaksa konsumen akan menimbulkan kesan negatif terhadap masyarakat yang bekerja di sana dan daya tarik wisata penelokan itu sendiri.

Bagi para penyedia jasa tato sendiri mereka sangat merasakan keuntungan yang mereka peroleh, karena setiap harinya wisatawan yang ingin mentato bagian tubuhnya selalu ada. Biasanya pendapatan mereka akan bertambah pada saat hari-hari libur baik yang berskala nasional maupun intenasional, karena banyak wisatawan asing maupun lokal yang berkunjung ke daya tarik wisata Penelokan.

Tato temporer merupakan salah satu jenis karya seni yang dituangkan pada kulit dan sampai saat ini jenis tato ini masih banyak digemari oleh kaum adam maupun kaum hawa, karena jenis tato ini dapat hilang dalam waktu empat minggu. Tinta yang di pakai dalam pembuatan tato temporer adalah tinta cina atau dari semir rambut karena tinta tersebut dapat

Vol. 3 No 1, 2015

bertahan lama dibandingkan dengan tinta yang lainnya.

Adanya kesan negatif yang ditimbulkan oleh jasa tato temporer seperti penampilan mereka yang dianggap kurang sopan dan tubuh mereka yang bertato membuat takut para pengunjung khususnya pengunjung perempuan. Di samping karena penampilan mereka yang kurang rapi, ada juga sebagian kecil dari penyedia jasa tato yang menawarkan jasanya kepada pengunjung dengan pemaksaan. Mereka tidak memberikan kesempatan kepada pengunjung yang baru tiba di daya tarik wisata Penelokan untuk menikmati pemandangan yang ada.

Berdasarkan beberapa permasalahan yang mungkin timbul akibat dari penduduk yang bekerja di sektor informal di daya tarik wisata Penelokan Kintamani, maka perlu diketahui motivasi sebagian penduduk memilih bekerja sebagai pekerja tato temporer dan persepsi wisatawan terhadap keberadaan pekerja tato temporer di daya tarik wisata Penelokan Kintamani.

Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan di atas maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu:

  • 1.    Bagaimana persepsi wisatawan terhadap keberadaan pekerja tato temporer di DTW Penelokan?

  • 2.    Apa motivasi para pekerja tato temporer memilih bekerja sebagai pekerja tato di DTW Penelokan?

  • II.    LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS

Penelitian dari Putra (2005) dengan judul penelitian “Jasa Tato Temporer Penunjang Pariwisata Di Pantai Kuta Kabupaten Badung”. Penelitian ini mengkaji jasa tato temporer sebagai penunjang pariwisata di pantai Kuta. Berdasarkan tanggapan dari wisatawan yang menggunakan jasa tato temporer di pantai Kuta, menyatakan bahwa jasa tato temporer dapat dikategorikan positif atau baik terhadap pengunjung.

Penelitian dari Wijayanti (2008) dengan judul “Kreativitas Tukang Tato Profesional Sebagai Potensi Wisata di Mr. Dolphin Tattoo Kuta”. Penelitian ini mengkaji kreativitas tukang tato di daerah Kuta, Kabupaten Badung. Bentuk kreativitas yang telah dilakukan oleh tukang tato professional di Mr. Dolphin Tattoo Kuta dalam meningkatkan minat pengguna tato adalah dengan cara menjaga kebersihan dan kualitas tato yang digunakan. Mengembangkan

motif gambar tato yang baru dan digemari oleh pengguna tato, terutama wisatawan mancanegara. Para tukang tato professional yang ada di Mr. Dolphin Tattoo Kuta mengembangkan kemahirannya dalam proses penatoan yang tidak lagi menggunakan cara stensil.

  • 1.    PENGERTIAN TENTANG PERSEPSI

Persepsi dalam bahasa inggris “Perception” yang diartikan sebagai suatu tanggapan atau pendapat yang dimiliki oleh seseorang dalam menilai sesuatu yang dilihat. Beberapa ahli mendefinisikan persepsi sebagai berikut : Echol mengemukakan tentang persepsi yaitu penglihatan, tanggapan, daya memahami atau menanggapi sesuatu (Echol & Hasan Sadily, 1982;424). Dalam hal ini yang dimaksud presepsi adalah bagaimana kita dapat memahami atau menilai sesuatu dengan alat indra, agar dapat menemukan hasil yang tidak bertentangan dengan tanggapan yang diterima.

  • 2.    TINJAUAN TENTANG WISATAWAN

Wisatawan berasal dari kata wisata yang berarti, bepergian bersama-sama untuk memperoleh pengetahuan, bersenang-senang, dan sebagainya. Wisatawan ialah orang yang bewisata, pelancong, turis (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2001:1274). Wisatawan adalah setiap orang yang bertempat tinggal disuatu negara atau daerah tanpa memandang kewarganegaraannya, untuk berkunjung ke negara atau daerah yang sama atau berbeda dengan jangka waktu lebih dari 24 jam yang bertujuan untuk: berekreasi, liburan, kesehatan, keagamaan dan olah raga ( Marpaung, 2002:36).

  • 3.    TINJAUAN TENTANG DAYA TARIK WISATA

Menurut Karyono, agar daerah tujuan wisata mempunyai daya tarik, maka di samping ada atraksi wisata, maka setidaknya ada 3 syarat daya tarik wisata yaitu:

  • 1.    Ada sesuatu yang bisa dilihat (something to see) artinya

Selain yang dapat dilihat dan disaksikan harus ada pula tersedia fasilitas rekreasi yang dapat membuat membuat wisatawan betah tinggal lebih lama di daya tarik wisata yang dikunjungi tersebut.

  • 2.    Ada sesuatu yang dapat dikerjakan (something to do) artinya

Vol. 3 No 1, 2015

Selain dapat melihat atraksi yang dilihat di daya tarik wisata tersebut, harus ada juga yang bisa dilakukan di daya tarik wisata tersebut sehingga daya tarik wisata tersebut berbeda dari daya tarik wisata yang lain sebagai keunggulannya.

  • 3.    Ada sesuatu yang dapat dibeli (something to buy) artinya

Harus tersedia fasilitas berbelanja terutama barang-barang souvenir dan kerajinan yang menyangkut ke khasan daya tarik wisata tersebut untuk menjadi oleh-oleh dibawa pulang ke tempat asal wisatawan.

  • 4.    TINJAUAN TENTANG TATO

Tato adalah salah satu cara manusia untuk mengekspresikan salah satu cabang seni rupa diatas kulit atau tubuh, oleh sebab itu dalam pengertian yang lain disebut body painting. Kata tato dalam kamus bahasa indonesia kontemporer (1991:1553) menyebutkan gambar, lukisan pada bagian anggota tubuh. Tato merupakan karya seni rupa yang diwujudkan di atas kulit yang memiliki bentuk yang beraneka ragam dan sarat dengan kesenirupaan seperti, garis, warna, bidang, ruang, bentuk, titik, keseimbangan, kesatuan dan harmoni. Yang dimaksud dalam penelitian ini adalah gambar yang bersifat sementara antara 2-4 minggu ( temporary tatto ).

  • 5.    TINJAUAN TENTANG PARIWISATA

Secara umum pariwisata adalah keseluruhan kegiatan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat untuk mengatur, mengurus dan melayani kebutuhan wisatawan. Secara lebih teknis pariwisata merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh manusia baik secara perorangan maupun kelompok kegiatan tersebut dengan menggunakan kemudahan, jasa, dan faktor penunjang lainnya yang diadakan oleh pemerintah atau masyarakat, agar dapat mewujudkan keinginan wisatawan ( Karyono, 1997:15).

  • III.    METODE PENELITIAN

  • 1.    LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini mengambil lokasi di daya tarik wisata Penelokan yang termasuk dalam wilayah Desa Batur Tengah, Desa adat Batur Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli.

  • 2.    RUANG LINGKUP PENELITIAN

Guna memperjelas variabel-variabel serta untuk membatasi ruang lingkup permasalahan penelitian, maka perlu dijelaskan definisi dari semua variabel yang ada dalam permasalahan yang akan yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu:

  • a.    Persepsi

Persepsi yang dimakusd dalam penelitian ini adalah pendapat atau tanggapan wisatawan terhadap pekerja tato temporer, apakah pekerja tato temporer tersebut mengganggu aktifitas dan kenyamanan wisatawan atau sebaliknya. Adapun indikator yang akan ditanggapi oleh wisatawan seperti pelayanan yang di berikan kepada wisatawan, komunikasi saat berinteraksi dengan wisatawan, harga yang diberikan kepada wisatawan, sikap atau prilaku, model atau desain tato, penjelasan tentang pemberian informasi daerah atau lokasi tempat menjajakan jasa tato temporer, perlukah adanya pelatihan dan pembinaan kepada pekerja tato temporer dan penampilan dari pekerja tato tersebut.

  • b.    Motivasi

Motivasi adalah suatu sugesti atau dorongan yang muncul karena diberikan oleh seseorang kepada orang lain atau dari dirinya sendiri. Motivasi juga bisa diartikan sebagai sebuah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seseorang. Dalam Sardiman (2006:73) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “felling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Kondisi lingkungan juga dapat mempengaruhi keinginan seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi yang dimaksud disini adalah yang mendorong seseorang untuk melakukan pekerjaan sebagai pekerja tatto temporer di daya tarik wisata Penelokan.

  • 3.    JENIS DAN SUMBER DATA

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif, Data kualitatif adalah data yang

Vol. 3 No 1, 2015

tidak berupa angka-angka dan data tersebut adalah informasi-informasi yang relevan dan berupa keterangan-keterangan yang disampaikan oleh pihak terkait, seperti wisatawan tentang keberadaan pekerja tato yang ada di daya tarik wisata Penelokan dan alasan mereka bekerja sebagai pekerja tato temporer. Data kuantitaif adalah data yang berupa angka-angka yang dapat dihitung seperti jumlah pekerja tato dan jumlah wisatawan yang menggunakan jasa pekerja tato temporer di objek wisata Penelokan.

Sedangkan sumber data terdiri dari Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari narasumber utama di tempat penelitian melalui metode wawancara dan kuesioner, untuk mengetahui alasan mereka memilih bekerja sebagai pekerja tato dan persepsi wisatawan terhadap pekerja tato temporer. Data sekunder adalah data yang diperoleh bukan dari sumber pertama melainkan dari sumber-sumber lain atau instansi-instansi terkait. Data yang dimaksud seperti data tentang jumlah tukang tato dan jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke Bali.

  • 4.    TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi, Wawancara Mendalam ( Indepth Interview ), kuesioer, studi kepustakaan, dan dokumentasi.

  • 5.    TEKNIK PENENTUAN INFORMAN

Dalam penelitian ini teknik penentuan informan dilakukan secara purposive sampling yaitu pengambilan sampel kepada orang atau tokoh yang diperkirakan mampu memberikan jawaban atas pertanyaan yang akan diberikan, dan Metode quota sampling (penjatahan) adalah pengambilan sampel yang dilaksanakan dengan tidak mendasarkan diri pada strata atau daerah, tetapi mendasarkan diri pada jumlah yang sudah ditentukan (Arikunto, 1998:130).

  • 6.    TEKNIK ANALISIS DATA

Dalam penelitian ini Teknik analisis data yang digunakan adalah metode analisis data secara deskriptif, analisis deskriptif ditekankan pada penelitian kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif cenderung berwujud kata-kata daripada angka-angka

yang menjadi kajian utamanya dan uraian secara rinci hasil informasi dari data yang diperoleh dari kuesioner

  • IV.    HASIL DAN PEMBAHASAN

  • 1.    GAMBARAN UMUM LOKASI

Kabupaten Bangli, adalah kabupaten yang terletak di tengah – tengah pulau Bali, berjarak 40 km dari Denpasar, atau kurang lebih 1 setengah jam dengan menggunakan kendaraan. Lokasi Kabupaten Bangli memang strategis karena terletak di tengah – tengah dan yang lebih unik Bangli berbatasan langsung dengan 5 Kabupaten di Bali, diantaranya Karangasem, Buleleng, Gianyar, Klungkung, dan Badung. Kabupaten Bangli adalah satu – satunya kabupaten yang tidak memiliki wilayah laut pantai. Namun demikian Kabupaten Bangli menjadi daerah pertanian terutama hortikultura yang berpusat di Kecamatan Kintamani. Kawasan Penelokan berlokasi kurang lebih 27 km dari Kota Bangli atau kurang lebih 67 km dari Denpasar.

  • a.    POTENSI PENELOKAN SEBAGAI DAYA TARIK WISATA

Penelokan merupakan salah satu daya tarik wisata yang ada di Kabupaten Bangli yang lebih menonjolkan keindahan alamnya. Petensi alamnya meliputi Gunung Batur, Danau Batur dan Bukit Abang dan di tunjang dengan adanya hamparan batu karang sisa dari letusan Gunung Batur sebelumnya.Wisatawan dapat menyaksikan dan mengabadikan momen keindahan Gunung Batur dan Danau Batur dari atas. Petensi keindahan alam yang dimiliki Penelokan merupakan modal utama untuk menarik wisatawan datang ke Penelokan untuk melihat dan menyaksikan keindahan alam Gunung Batur dan Danau Batur.

  • b.    SEJARAH SINGKAT TATO

Tato atau dalam bahasa inggris disebut dengan tatoo, tato merupakan salah satu cara manusia mengekspresikan salah satu cabang seni rupa di atas kulit atau tubuh. Oleh sebab itu, dalam pengertian lain disebut sebagai body painting. Pada masa penjajahan Jepang di Indonesia khususnya di Bali, tato di jadikan tanda untuk orang – orang yang pernah melakukan kejahatan. Gambar tato ini memiliki ciri khusus sesuai dengan tingkat kejahatan yang dilakukan. Tato pada saat ini sudah menjadi karya seni yang sangt

Vol. 3 No 1, 2015

menarik dan mulai digemari oleh kalangan anak – anak muda, baik yang ada di perkotaan maupun dipedesaan. Saat ini tato perkembangannya sudah sangat pesat. Bagi orang – orang yang tidak ingin memiliki tato permanen di tubuhnya, ada alternative lain, yakni dengan menggunakan tato temporer. Tato temporer adalah tato tidak permanen yang biasanya bertahan dua sampai empat minggu. Bahan tintanya terbuat dari cat rambut atau tinta cina yang berkualitas bagus. Model dari tato temporer juga tidak kalah dengan tato permanen yang memiliki motif – motif yang sangat menarik.

  • 2.    PERSEPSI   WISATAWAN TERHADAP

PEKERJA TATO TEMPORER

Setiap wisatawan atau pengunjung yang datang ke daerah tujuan wisata tentunya memiliki kesan dan pandangan tersendiri tentang daerah tujuan wisata yang di datangi atau di kunjungi. Wisatawan yang memiliki kesan positif terhadap daerah yang dikunjunginya merupakan sarana yang paling baik sebagai media promosi, karena mereka akan menceritakan pengalaman mereka saat berada di daerah tujuan wisata tersebut yang akan menceritakan tentang bagaimana keadaan dan kelebihan yang dimiliki oleh daerah tujuan wisata yang bersangkutan termasuk didalamnya pendapat mereka terhadap pedagang atau penjual jasa cenderamata di daerah wisata tersebut dan salah satunya adalah pekerja tato temporer.

  • A.    KARAKTERISTIK         WISATAWAN

BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN

Berdasarkan tingkat pendidikan dari wisatawan dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan wisatawan adalah pendidikan tinggi yang berjumlah 27 orang (54 ), SMA yang berjumlah 19 orang (38 ) dan hanya 1 orang (2 ) yang tingkat pendidikannya SD. Jadi wisatawan yang datang mengunjungi daya tarik wisata Penelokan memiliki tingkat pemahaman yang cukup terhadap permasalahan atau pertanyaan yang di berikan oleh peneliti.

  • B.    PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP KEBERADAAN PEKERJA TATO TEMPORER

Untuk mengetahui pendapat wisatawan yang mengunjungi daya tarik wisata Penelokan terhadap keberadaan pekerja tato temporer yang berada di sekitar daya tarik wisata Penelokan peneliti telah menyebarkan kuesioner. Berdasarkan penyebaran kuesioner dapat dilihat bahwa wisatawan Domestik cenderung setuju sebanyak 26 orang dengan keberadaan pekerja tato temporer di daya tarik wisata Penelokan. Dan wisatawan yang memberikan pendapat ragu – ragu dan tidak setuju 9 orang. Dan yang memberikan penilaian sangat tidak setuju hanya 1 orang. Salah seorang wisatawan bernama Erico Sianturi menyatakan:

“saya suka – suka aja dengan adanya tukang tato temporer ini asalkan mereka tetap sopan dan menjaga kenyamanan wisatawan”.

Ini menandakan bahwa wisatawan masih menerima keberaadaan pekerja tato temporer sebagai salah satu penunjang pariwisata di daya tarik wisata Penelokan.

  • C.    PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP SIKAP PEKERJA TATO TEMPORER

Jika dilihat dari penilaian beberapa orang mengenai sikap dari pekerja tato temporer , cenderung mereka memberikan penilaian tidak sopan karena dengan cara mereka menawarkan jasa yang hingga mengikuti wisatawan hingga dimana wisatawan tersebut berhenti. Maka berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di daya tarik wisata Penelokan, dapat diketahui bahwa wisatawan domestik berpendapat sikap pekerja tato temporer dalam menawarkan adalah tidak sopan sebanyak 19 orang, alasannya karena pekerja tato sering membuntui wisatawan kemana pun wisatawan tersebut pergi selama di kawasan wisata. Maka dari itu wisatawan merasa risih dengan perlakuan dari pekerja tato temporer tersebut. Tetapi 12 orang menyatakan bahwa pekerja tato temporer sopan dalam menawarkan dan berinteraksi dengan wisatawan.

Menurut Ardila menyatakan:

“sikap pekerja tato temporer biasa saja, asalakan kita baik dengan mereka, mereka pasti bisa baik dengan kita”.

Vol. 3 No 1, 2015

Namun tidak semua dari pekerja tato tersebut memberi perlakuan yang sopan kepada wisatawan. Perlakuan atau sikap yang kurang baik dari pekerja tato temporer bisa saja terjadi karena perasaan setiap orang tidak selalu baik, atau mungkin saja pekerja tato tersebut sedang kurang enak badan atau sedang ada masalah dalam dirinya.

  • D.    PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP KUALITAS DAN HASIL TATO TEMPORER

Berdasarkan hasil penelitian kepada beberapa wisatawan domestik yang mengunjungi daya tarik wisata Penelokan dapat diketahui kualitas dan hasil tato temporer yang dihasilkan oleh para pekerja tato temporer. Karena para pekerja tato rata – rata mempelajari melukis tato dengan cara belajar sendiri. Maka perlu diteliti bagaimana hasil dari tato mereka. Kualitas dan hasil tato temporer yang di tawarkan dapat diketahui bahwa wisatawan domestik menyatakan cukup, sebanyak 23 orang. Ahmad Yanto menyatakan cukup dengan hasil tato temporer dikarenakan pekerja tato yang ada di daya tarik wisata Penelokan belajar mentato secara otodidak atau belajar sendiri. Maka dari itu hasil tato yang di buat hanya sebatas contoh yang ada. Sedangkan untuk kualitas tato temporer, kualitas yang dihasilkan cukup baik. Karena sebagian bahan yang di pergunakan adalah tinta cina dan cat semir rambut yang mampu bertahan hingga dua sampai empat minggu pada kulit.

  • E.    PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP HARGA TATO TEMPORER

Salah satu ciri dari komunitas tato temporer yakni tidak adanya ketentuan harga yang jelas, biasanya pekerja tato temporer memberikan harga untuk wisatawan dari harga yang termahal, setelah itu akan terjadi tawar menawar antara wisatawan dengan pekerja tato temporer hingga mendapatkan kesepakatan antara penjual dan pembeli. Selain itu ada pula pekerja tato yang memberikan harga pas agar wisatawan yang ingin membuat tato temporer tidak perlu ada tawar menawar lagi.

Dari hasil penelitian yang diperoleh data tentang harga tato temporer yang ditawarkan oleh pekerja tato di daya tarik wisata Penelokan, dapat dilihat bahwa 20 orang wisatawan domestik menyatakan harga tato temporer di dtw Penelokan relatife biasa, wisatawan yang menyatakan sangat murah sebanyak 15 orang dan wisatawan yang berpendapat harga tato temporer di dtw Penelokan mahal sebanyak 8 orang. Menurut Lucky Arya menyatakan:

“harga tatonya standarlah untuk saat ini, tergantung pintar – pintar kita menawar”.

  • F.    PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP MODEL TATO TEMPORER

Model dari tato temporer merupakan salah satu hal yang penting yang harus diberikan kepada wisatawan yang ingin membuat tato. Model tato tersebut akan dibuat semenarik mungkin sehingga menimbulkan minat dari wisatawan untuk membuat tato. Berdasarkan kuesioner dapat dilihat tanggapan wisatawan terhadap model tato temporer yang ada di daya tarik wisata Penelokan. Dari 50 orang responden, wisatawan yang berpendapat model tato temprer sangat bagus sebanyak 11 orang. Sedangkan wisatawan yang menggunakan jasa pekerja tato temporer yang memberikan tanggapan kurang bagusnya model tato yang ada saat ini sebanyak 2 orang.

Ari Wulandari menyatakan: model tatonya sama dengan di tempat – tempat lain, jadi wisatawan itu bosan dengan gambar – gambar itu saja. Hal ini menandakan bahwa model tato yang disajikan oleh para pekerja tato sudah banyak dijumpai di tempat lain, sehingga wisatawan kurang berminat lagi untuk membuat tato dengan gambar tersebut.

  • G.    PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP PELAYANAN YANG DIBERIKAN PEKERJA TATO TEMPORER

Tugas utama pekerja tato temporer adalah menawarkan jasa berupa tato pada kulit kepada wisatawan yang berkunjung ke suatu destinasi. Pihak pekerja tato temporer harus mampu memberikan

Vol. 3 No 1, 2015

pelayanan kepada wisatawan yang membuat tato temporer agar mendapat kepuasan selama menggunakan jasanya. Berikut akan disajikan tanggapan wisatawan terhadap pelayanan yang diberikan oleh pekerja tato temporer di daya tarik wisata Penelokan. Berdasarkan data dapat dilihat bahwa tanggapan wisatawan domestik terhadap pelayanan yang diberikan oleh pekerja tato temporer adalah sebanyak 24 orang menyatakan bahwa pelayanan yang diberikan oleh pekerja tato baik. Alasannya, pekerja tato sudah menjalankan aturan atau tata tertib yag telah disepakati oleh manajemen organisasi dalam memberikan pelayanan kepada wisatawan. Wisatawan yang menyatakan pelayanan pekerja tato temporer sangat baik sebanyak 4 orang, Dan 1 orang wisatawan memberikan tanggapan sangat kurang, alasannya tidak semua pekerja mampu untuk menjalankan aturan dan tata tertib yang sudah diterapkan, pelayanannya seperti berbicara dengan baik, senyum saat berhadapan dengan tamu sangat masih kurang disampaikan Nadia Meylani.

  • H.    PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP KEMAMPUAAN PEKERJA TATO TEMPORER DALAM MEMBERIKAN INFORMASI DAN PENJELASAN

Memberikan informasi dan pengetahuan kepada para pekerja tato temporer tentang daya tarik wisata merupakan hal yang sangat penting, karena hal tersebut merupakan bahan yang nantinya dapat disampaikan oleh pekerja tato kepada wisatwan yang bertanya mengenai kawasan wisata disana.

Berdasarkan kuesioner dapat dilihat tanggapan wisatawan terhadap kemampuan pekerja tato temporer dalam memberikan informasi atau penjelasan tentang kawasan wisata dan penjelasan tentang tato temporer itu sendiri. terdapat 3 orang wisatawan menyatakan bahwa penyampaian informasi yang diberikan sangat baik, alasannya pekerja tato tersebut mengetahi dengan tepat dan benar lokasi – lokasi dan dapat menjelaskan tentang daya tarik tersebut

sehingga wisatawan merasa paus. Sebanyak 26 orang wisatawan menyatakan kemampuan pekerja tato dalam memberikan informasi atau penjelasan tentang kawasan wisata cukup, alasannya pekerja tato temporer tersebut hanya memberikan penjelasan hanya sebatas pengetahuan dari pekerja tato tersebut tanpa melebih – lebihkan atau mengurangi dari arti dari pelayanan tersebut, dan sebanyak 2 orang menyatakan sangat kurang, alasannya pekerja tato temporer belum mampu untuk menjelaskan kawasan wisata Penelokan karena situasi dan kondisi pihak pekerja tato temporer itu sendiri. Lisbeth menyatakan: “tukang tato hanya tau sedikit tentang Kintamani, padahal mereka dari Kintamani”.

  • I.    PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP PENAMPILAN PEKERJA TATOTEMPORER

Kesan rapi, bersih dan simpatik yang ditunjukan oleh para pekerja tato temporer selama melakukan pelayanan terhadap wisatwan akan berpengaruh kepada tanggapan wisatawan terhadap para pekerja tato temporer itu sendiri. Karena dari penampilan juga wisatawan melihat apakah orang itu dapat menjalankan tugasnya dengan baik atau tidak. Berikut tanggapan wisatawan terhadap penampilan dari pekerja tato temporer di daya tarik wisata Penelokan.

Berdasarkan hasil kuesioner dapat dilihat tangggapan wisatawan terhadap penampilan pekerja tato temporer. Terhadap 8 orang wisatawan menyatakan penampilan pekerja tato temporer sangat rapi. Alasanya karena penampilan pekerja tato temporer dalam memberikan pelayanan mengenakan pakaian yang rapi dan sopan. 27 orang wisatawan menyatakan penampilan pekerja tato temporer cukup rapi. Alasanya karena penampilan pekerja tato temporer dalam memberikan pelayanan cukup rapi dengan mengenakan baju berkerah, celana panjang walaupun masih tetap menggunakan sandal jepit. 4 orang wisatawan menyatakan penampilan pekerja tato temporer kurang rapi. Alasannya karena penampilan pekerja tato temporer dalam meberikan

Vol. 3 No 1, 2015

pelayanan kurang rapi, dilihat dari pakaian yang mereka gunakan yaitu dengan mengenakan kaos, celana pendek dan mengenakan sandal jepit. Menurut Yodi Pratama:

” penampilan tukang tato itu kurang rapi, mereka memakai baju kaos, celana pendek dan memakai sandal jepit. Seperti mereka akan pergi bermain, padahal mereka sedang bekerja”.

  • J.    PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP ADANYA PELATIHAN DAN PEMBINAN BAGI PEKERJA TATO TEMPORER

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pekerja tato temporer cenderung kurang sopan dalam menawarkan jasanya, padahal mereka sangat tergantung pada arus wisatawan yang mengunjungi daya tarik wisata Penelokan. Untuk menumbuhkan kesadaran arti pentingnya wisatawan yang mengunjungi daya tarik wisata Penelokan, maka perlu adanya pendapat wisatawan yang dapat menjadi masukan bagi pengelola yakni Yayasan Bintang Danu dan pemerintah demi mengembalikan citra Penelokan yang mulai mendapat pandangan miring dari sebagian orang.

Berdasarkan kuesioner dapat dilihat bahwa wisatawan domestik sebanyak 24 orang memberikan pendapat sangat setuju dengan adanya pelatihan dan pembinaan bagi pekerja tato temporer, alasannya pekerja tato temporer masih menggunakan cara dan prilaku atau sikap yang membuat wisatawan merasa kurang nyaman. Dalam hal ini pelatihan dan pembinaan yang dimagsud adalah dari segi cara menawarkan dan juga dengan cara atau sikap saat berhadapan dan memberikan pelayanan bagi wisatawan yang ingin membuta tato temporer. Agar nantinya wisatawan dapat merasa nyaman dan tidak merasa risih saat berhadapan langsung dengan pekerja tato temporer. Salah seorang wisatawan yang bernama Anastasya menyampaikan:

”sangat perlu adanya pembinaan, agar tukang tato tersebut dapat beriteraksi dengan baik dengan wisatawan dan tidak melakukan tindakan – tindakan yang merugikan bagi wisatawan dan pengelola kawasan wisata”.

  • 3. ALASAN SEBAGIAN MASYARAKAT LOKAL MEMILIH MENJADI PEKERJA TATO TEMPORER

Berdasarkan penelitian dapat diketahui bahwa masyarakat yang menjadikan pekerjaan tato temporer sebagai mata pencaharian sebanyak 17 orang. Masyarakat yang menyatakan alasannya menjadi pekerja tato temporer karena keterbatasan lapangan pekerjaan sebanyak 6 orang. Sedangkan masyarakat yang berpendapat menjadi pekerja tato temporer adalah sebagai mengisi waktu luang sebanyak 22 orang, alasannya rata – rata yang berpendapat mengisi waktu luang tersebut adalah anak – anak yang masih bersekolah. Mereka setelah pulang sekolah jika tidak mendapat pekerjaan rumah dari sekolah mereka akan bekerja menjadi pekerja tato temporer selagi mengisi waktu luang mereka.

  • A.    PENDAPATAN PEKERJA TATO TEMPORER

Salah satu yang mendukung sebagian penduduk memilih pekerjaan menjadi pekerja tato temporer adalah dari hasil yang diperoleh dalam jangka waktu tertentu. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pendapatan rata – rata yang diperoleh oleh para pekerja tato temporer yang sudah berkeluarga ataupun yang masih sendiri adalah antara Rp 300.000,00 sampai Rp 500.000,00 yaitu sebanyak 30 orang. Dan sebanyak 13 orang yang mendapatkan hasil lebih dari Rp 500.000,00, diantaranya ada 3 Orang yang sudah berkeluarga.

Jika dilihat dari pengeluaran mereka per bulan, Untuk Pekerja tato temporer yang sudah berkeluarga rata – rata pengeluaran mereka per bulan lebih dari Rp 500.000,00. Sedangkan untuk pekerja tato temporer yang belum berkeluarga atau masih sendiri pengeluaran mereka rata – rata antara Rp 300.000,00 sampai Rp 500.000,00. Perbedaan tingkat pengeluaran bagi yang sudah berkeluarga dengan yang belum berkeluarga atau sendiri di dasarkan pada biaya pendidikan anak, biaya listrik, telepon dan biaya upacara. Untuk yang belum berkeluarga biasanya pengeluaran selain untuk makan dan minum sudah menjadi tanggungan dari orang tua atau keluarganya. Dari perbandingan jumlah pendapatan yang diterima dengan jumlah pengeluaran pekerja tato temporer maka hasil dari menjadi

Vol. 3 No 1, 2015

pekerja tato hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum dalam jangka waktu satu bulan terutama untuk pekerja tato yang sudah berkeluarga.

  • B.    KEINGINAN PEKERJA TATO TEMPORER BERALIH PEKERJAAN

Untuk menegaskan apakah pilihan menjadi pekerja tato temporer adalah pilihan pekerjaan yang tepat untuk mereka, maka setidaknya perlu diketahui adakah keinginan dari mereka untuk beralih profesi ke bidang atau ke sektor lain. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui keinginan mereka untuk beralih profesi. Berdasarkan data kuesioner dapat dilihat bahwa pekerja tato temporer yang sekarang tidak memiliki keinginan untuk beralih profesi ke bidang lain yaitu berjumlah hanya 18 orang, hal itu dikarenakan mereka sudah merasa nyaman dan cocok bekerja sebagai pekerja tato temporer di daya tarik wisata Penelokan. Sedangkan sisanya sebanyak 32 orang menyatakan ingin beralih profesi atau beralih ke pekerjaan lain, pekerjaan yang lain tersebut meliputi: Pegawai Negeri, Pegawai Restaurant, Pegawai Hotel, Pemandu Wisata, dan yang lainnya.

  • C.    MODAL AWAL MENJADI PEKERJA TATO TEMPORER YANG KECIL

Salah satu ciri dari sektor informal adalah penggunaan modal awal yang relative kecil di bandingkan jika berusaha di bidang lain. Begitu pula dengan pekerja tato temporer yang ada di daya tarik wisata Penelokan, dapat diketahui bahwa modal yang dibutuhkan untuk menjadi pekerja tato temporer kurang dari Rp 150.000,00 yaitu berjumlah 36 orang dan hanya 14 Orang yang memerlukan modal awal lebih dari Rp 150.000,00. Jadi modal awal untuk bekerja sebagai pekerja tato temporer di daya tarik wisata Penelokan relative cukup kecil. Maka dari itu banyak penduduk yang mencoba peruntungannya menjadi pekerja tato temporer di daya tarik wisata Penelokan.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarrkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan mengenai persepsi wisatawan terhadap pekerja tato temporer, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

  • 1.    Persepsi Wisatawan Terhadap Pekerja Tato Temporer

Persepsi wisatawan terhadap pekerja tato temporer menyatakan ragu-ragu (3,42). Ini menunjukan bahwa satu sisi pekerja tato temporer masih diharapkan keberadaanya, karena dapat menunjang kepariwisataan di daya tarik wisata Penelokan. Sisi lain wisatawan ingin jika pekerja tato temporer tidak ada karena sikap dan perilaku pekerja tato temporer tersebut dianggap kurang sopan yang menyebabkan wisatawan merasa kurang nyaman saat berada di daya tarik wisata Penelokan.

  • 2.    Motivasi Masyarakat Lokal Bekerja Sebagai Pekerja Tato Temporer

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa alasan sebagian besar penduduk memilih bekerja sebagai pekerja tato temporer di daya tarik wisata Penelokan adalah untuk mengisi waktu luang khususnya bagi yang belum berkeluarga. Selain untuk mengisi waktu luang ada juga sebagian yang menjadikan pekerjaan sebagai pekerja tato temporer sebagai mata pencaharian tetap. Selain itu alasan penduduk bekerja sebagai pekerja tato temporer karena keterbatasan lapangan pekerjaan, anjuran orang tua, mengisi waktu luang dan sebagai mata pencaharian. Jika dilihat dari penghasilan menjadi pekerja tato temporer hasil yang diperoleh hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum selama satu bulan, namun alasan yang mendorong mereka lebih memilih bekerja sebagai pekerja tato temporer karena modal yang dibutuhkan untuk menjadi seorang pekerja tato temporer relative kecil.

Saran

Berdasarkan hasil pembahasan diatas yang membahas persepsi wisatawan terhadap pekerja tato temporer, maka ada beberapa saran yang dapat diberikan untuk

Vol. 3 No 1, 2015

dipertimbangkan nanti untuk kedepannya, yaitu:

  • 1.    Perlu dimaksimalkannya organisasi yang terbentuk untuk mencegah adanya tindak pelanggaraan yang dilakukan pekerja tato temporer di daya tarik wisata Penelokan.

  • 2.    Pelanggaran yang dilakukan oleh pekerja tato temporer dapat ditekan sekecil mungkin, karena nantinya jika tidak ditanggulangi dapat berakibat pada citra kepariwisataan yang dinilai buruk.

  • 3.    Jika ada pelanggaran yang dilakukan oleh pekerja tato temporer, maka harus di kenakan hukuman. Pembinaan dan skorsing tidak boleh bekerja selama waktu yang ditentukan itu adalah hukuman yang pantas bagi pekerja tato yang melakukan pelanggaran.

  • 4.    Perlu adanya pelatihan dan pembinaan bagi pekerja tato temporer dalam hal cara berhadapan dengan wisatawan, cara berbicara yang baik dan sopan, cara berpakaian yang pantas sebagai pelaku pariwisata, dalam hal ini bekerjasama dengan pengelola Yayasan Bintang Danu.

  • 5.    Untuk penelitian selanjutnya, perlu dilihat sistem pengelolaan Yayasan Bintang Danu selaku pengelola sektor informal, dan juga dilihat penanganan dari pengelola terhadap sangsi atau hukuman yang diterapkan oleh pengelola kepada pekerja tato temporer masih berjalan atau tidak demi terciptanya citra baik daya tarik wisata Penelokan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. 1993. Prosedur Penelitian. Jakarta : Renika Cipta.

Bahar Herman, Marpaung Happy, 2002. Pengantar Pariwisata. alfabeta Bandung.

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Echols, John M. dan Hassan Shadily. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia. Cet. XII, 1983.

Karyono, Hexy J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT. Gramedia.Putra,

Mahatma.2005. Jasa Tato Temporer Penunjang Pariwisata Di Pantai Kuta Kabupaten Badung. Skripsi. Universitas Udayana Denpasar.

Moleong, J Lexi.1988. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung.

Sardiman. 2006. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Rajagrafindo Persada: Jakarta.

Wijayanti, Rika. 2008. Kreativitas Tukang Tatto Profesional Sebagai Potensi Wisata di Mr. Dolphin Tattoo Kuta. Sebuah Laporan Akhir. Denpasar : Fakultas Pariwisata Unud.

Yoeti, Oka A. 2008. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta : Pradya Paramita.

www. wikipedia. Com. 2012.

www.wisata.balitoursclub.com/kabupaten-bangli

79