Jurnal Destinasi Pariwisata

Vol. 2 No. 1, 2014

ISSN: 2338-8811

REALISASI KEBIJAKAN PENCITRAAN DESTINASI DI MONUMEN PERJUANGAN RAKYAT BALI

Ayu Wanda Febrian dan I Putu Anom Email : ayuwandafebrian@gmail.com Program Studi Destinasi Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana Bali

ABSTRACT

Perjuangan Rakyat Bali Monument as one of the historical attractions in Bali managed directly by government. Department of culture formed Technical Service Unit to managed the monument. In current management process, Perjuangan Rakyat Bali Monument based on policies that refers to the vision and mission of the approach of the Provincial Government of Bali.

Based on this research, there is a realization of Perjuangan Rakyat Bali Monument as a destination image. Through comparative with the Bali Provincial Government policy found 19 items of total 43 comparators unrealized. The unrealized policy influence on destination image, so it is necessary to provide evaluation and repair the image of the destination as expected. While that has been realized for the total 24 items of total 43 comparators. From the comparative that has realized a number of 24 items we can conclude that destination image Perjuangan Rakyat Bali Monument as brand image or the the image is returned to tourist perspective.

Keywords: Realization, policy, and destination image

PENDAHULUAN

Bali dengan menyimpan segala keindahan, keunikan dan kekayaan alam menjadikannya sebagai salah satu kiblat pariwisata di Indonesia. Citra keindahan alam yang dimiliki Bali diharapkan mampu menyihir wisatawan untuk penasaran mengunjunginya. Bali memiliki berbagai objek wisata mulai dari wisata alam, wisata sejarah, wisata kuliner, wisata budaya, wisata religi dan wisata belanja. Dari sekian jenis wisata yang terdapat di Bali, salah satunya adalah wisata sejarah yaitu Monumen Perjuangan Rakyat Bali. Selain wisatawan dapat mempelajari sejarah serta tradisi kebudayaan Bali, daya tarik Monumen ini yaitu arsitektur khas Bali yang elok.

Terkait dengan kebijakan pencitraan destinasi, Monumen Perjuangan Rakyat Bali dianggap mampu mewakili penilaian citra destinasi Bali. Hal ini dikarenakan selain sebagai wisata sejarah yang jelas berbeda dan tidak dimiliki oleh destinasi lain, lokasi monumen ini sangat strategis di ibu kota Provinsi Bali yaitu Kota Denpasar. Selain itu konsep latar belakang pembangunan Monumen Perjuangan Rakyat Bali yang sesuai dengan filosofi agama Hindu sebagai mayoritas agama masyarakat Bali mampu mewakili citra destinasi Bali sebagai salah satu bangunan sejarah. Sehingga karena alasan tersebut dipilihlah Monumen Perjuangan Rakyat Bali sebagai objek penelitian dibandingkan tempat wisata lain di Bali

terkait pencitraan destinasi Bali. Penelitian dilakukan dengan menganalisis dan menjabarkan kebijakan dalam visi dan misi Monumen Perjuangan Rakyat Bali yang mengacu kepada kebijakan visi dan misi Pemerintah Provinsi Bali.

Sehingga untuk menjawab dan mendapatkan hasil dari pencitraan Monumen Perjuangan Rakyat Bali, rumusan masalah yang dikaji adalah bagaimana realisasi visi, misi dan program atau kegiatan antara Monumen Perjuangan Rakyat Bali dibandingkan dengan visi dan misi Pemerintah Provinsi Bali ditinjau dari Pencitraan Destinasi. Hasil penelitian bertujuan untuk mengetahui posisi pencitraan destinasi Monumne Perjuangan Rakyat Bali melalui pendekatan kebijakan visi dan misi Pemerintah Provinsi Bali serta dapat dijadikan bahan evaluasi bagi pengelolaan Monumen perjuangan rakyat Bali.

KEPUSTAKAAN

  • 1.    REALISASI. Dahlan Y.B (2003), Realisasi adalah pelaksanaan sesuatu sehingga menjadi nyata. Sedangkan menurut Ali hasan (2008) realisasi adalah tindakan yang nyata atau adanya pergerakan atau perubahan

dari rencana yang sudah dibuat atau dikerjakan. Diartikan lebih sederhana realisasi adalah suatu proses perwujudan pelaksanaan menjadi nyata sesuai dengan yang telah direncanakan dan ditetapkan.

  • 2.    KEBIJAKAN

KEPARIWISATAAN. Edgell, dkk (2008) yang mengemukakan bahwa kebijakan pariwisata merupakan kerangka etis yang terfokus pada isu-isu yang dihadapi dan mempertemukan secara efektif keinginan dan kebutuhan masyarakat dengan rencana, pembangunan, produk, pelayanan, pemasaran, serta tujuan dan sasaran keberlanjutan bagi pertumbuhan pariwisata di masa yang akan datang. Edgell, dkk menambahkan kebijakan kepariwisataan berkaitan erat dengan perencanaan kepariwisataan. Model perencanaan pariwisata mencakup pernyataan visi dan misi yang diikuti oleh serangkaian tujuan, sasaran, strategi, dan taktik dalam pengembangan pariwisata. Dengan demikian kebijakan pariwisata yang dimaksud adalah kedudukan kebijakan kepariwisataan dalam pembangunan dapat dijadikan model

perencanaan pariwisata mencakup pernyataan visi dan misi.

  • 3.    VISI MISI. Menurut Susanto, visi adalah sebuah gambaran mengenai tujuan dan cita-cita di masa depan yang harus dimiliki organisasi sebelum disusun rencana bagaimana mencapainya, misi adalah bagaimana untuk menghadirkan impian tadi menjadi kenyataan. Wibisono juga mendefinisikan visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan dan misi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan eksistensi organisasi yang memuat apa yang disediakan oleh perusahaan kepada masyarakat, baik berupa produk ataupun jasa. Dalam penelitian ini, untuk pernyataan visi dan misi Monumen perjuangan Rakyat Bali menggunakan pendekatan kebijakan kepariwisataan yang dijadikan model perencanaan pariwisata. Sedangkan untuk visi dan misi dari Provinsi Bali lebih mengarah pada kebijakan publik dengan tujuan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai bidang

seperti pendidikan, kesehatan, keamanan, dll.

  • 4.    PENCITRAAN DESTINASI. Pemahaman pencitraan memiliki tiga konsep dalam batasan. Batasan memberikan penjelasan mengenai masing-masing faktor yang saling terkait namun memiliki cangkang tersendiri (Pike, 2008) yaitu :

  • a.    Brand Identity, merupakan identitas asli dari masyarakat dalam suatu wilayah terpadu yang tercipta dari kearifan lokal. Masyarakat memberikan simbol dan menanamkannya secara fisik maupun non-fisik sehingga lebih mudah diketahui oleh masyarakat lainnya.

  • b.    Brand Positioning, suatu proses transformasi    image/brand/citra

dari daerah asal ke daerah segmen pasar dalam hal ini wisatawan dan calon wisatawan. Proses ini lebih didominasi oleh industri pariwisata, pemerintah, aktor pemasaran, dan konektor lainnya dengan memanfaatkan media komunikasi seperti berita, koran, majalah, iklan, brosur, dll. Media ini bermanfaat untuk memberikan gambaran seputar atraksi atau destinasi yang dipasarkan.

  • c.    Brand Image, Pencitraan bisa saja mengikuti kearifan lokal (Brand Identity), pencitraan melalui     media     (Brand

dari sudut pandang itu sendiri setelah membuktikan

wisatawan wisatawan sendiri


kebenarannya.

Positioning) atau pencitraan baru

Gambar 1. Pencitraan Destinasi : Steven Pike (2008)


RUANG LINGKUP LOKASI PENELITIAN

Penelitian mengambil batasan lokasi di daya tarik wisata sejarah Monumen Perjuangan Rakyat Bali yang beralamat di Jalan Raya Puputan, Niti Mandala, Denpasar, Bali. Ruang lingkup masalah adalah visi dan misi Monumen Perjuangan Rakyat Bali dan Pemerintah Provinsi Bali (situs resmi Pemprov Bali http://www.baliprov.go.id) yang akan dianalisis dengan cara komparasi. Selain itu untuk penjabaran misi Pemerintah Provinsi Bali akan di uraikan dengan program atau kegiatan yang telah dilaksanakan maupun direncanakan oleh Monumen Perjuangan Rakyat Bali. Selanjutnya dengan metode komparatif,

perbandingan visi misi dan uraian

penjabaran misi dengan deskripsi

kualitatif tersebut akan dianalisis

dengan teori pencitraan destinasi.

METODE PENELITIAN

Data dikumpulkan dengan cara observasi, studi kepustakaan (brosur, dokumen monument, website Pemerintah Provinsi Bali) dan wawancara mendalam kepada informan pangkal yaitu Kepala Monumen Perjuangan Rakyat Bali dan informan kunci yaitu Kasubag TU serta dua pegawai lain Monumen Perjuangan Rakyat Bali dengan metode purposive sampling yaitu penentuan informan berdasarkan subjektif penelitian atas pertimbangan tertentu (Sadjaja dan Heriyanto 2006).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pembangunan fisik dengan luas 4900 meter persegi Monumen Perjuangan Rakyat Bali dimulai pada tahun 1988 sampai 2003 berdasarkan gagasan dari Alm. Prof. Dr. Ida Bagus Mantra yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Bali dan didesain oleh Ida Bagus Gede Yadnya. Monumen ini diresmikan pada 14 Juni 2003 oleh Presiden RI, Ibu Megawati Soekarno Putri dengan struktur organisasi di bawah naungan Dinas Kebudayaan berbentuk Unit Pelayanan Teknis atau UPT. Monumen Perjuangan Rakyat Bali.

Monumen ini dikategorikan sebagai daya tarik wisata sejarah. Sejarah Perjuangan Rakyat Bali di ceritakan melalui 33 buah diorama. Selain itu, bangunan Monumen ini sangat kental dengan filosofi agama Hindu. Monumennya sendiri sebagai lambang lingga dan dasar bangunan sebagai yoni. Lingga-yoni adalah lambang Dewa Siwa dalam aspeknya memberikan kesejahteraan dan kesuburan. Bentuk segi delapan dan teratai berdaun delapan yang disebut astadala melambangkan kemahakuasaan

Tuhan Yang Maha Esa. Anak tangga kori Agung pada pelataran tengah berjumlah 17 buah, Tiang Agung yang terdapat pada kolam di tengah bangunan inti berjumlah 8 buah, dan tinggi bangunan Monumen dari dasar sampai puncak adalah 45 meter. Melambangkan hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, yakni 17 Agustus 1945. Selain sebagai tempat wisata, monument memiliki jenis layanan lain yaitu pelayanan pemanduan bagi pengunjung monumen, penyewaan ruang rapat dengan kapasitas 100 seat, perpustakaan, penyewaan ruang pameran temporer, penyewaan pelataran monumen untuk foto pre-wedding, resepsi pernikahan dan diner.

REALISASI VISI, MISI DAN PROGRAM       MONUMEN

PERJUANGAN RAKYAT BALI DENGAN VISI DAN MISI PEMPROV BALI DITINJAU DARI PENCITRAAN DESTINASI

Dilakukan analisis kualitatif dan komparasi untuk mengkaji realisasi visi misi Monumen Perjuangan Rakyat Bali dengan visi misi Pemprov Bali. Dengan penjabaran berupa visi, misi, penjabaran misi dan program atau kegiatan akan langsung diberikan penilaian sesuai atau 84

tidak sesuai dari perbandingan tersebut (Tabel 1) misalkan visi, misi dan program tersebut sesuai akan diberi nilai 1 (satu) jika tidak sesuai 0 (nol), begitu sebaliknya tergantung jumlah sub-pembanding seperti visi pertama

ada 4 (empat) pembanding maka akan menyesuaikan. Sehingga dari penilaian sesuai atau tidak sesuai tersebut akan didapatkan total pembanding yang kemudian dapat dijadikan tolak ukur pencitraan destinasi.

Tabel 1. Realisasi Visi, Misi dan Program Monumen Perjuangan Rakyat Bali dengan Visi dan Misi Pemerintah Provinsi Bali

Pemprov Bali

MPRB

KETERANGAN

Nilai

A

B

C

Visi Pertama

“BALI MANDARA” terwujudnya Bali a. Maju b. Aman c. Damai d. Sejahtera

Terwujudnya kelestarian nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan, dan kejuangan dalam mendukung pelestarian dan pengembangan budaya.

Terdapat 4 pembanding yaitu maju, aman, damai dan sejahtera. Sedangkan yang sesuai adalah Bali Maju. Monumen ini mendukung Bali maju untuk Bali yang modern sesuai tuntunan nilai universal yang tidak menyimpang dengan nilai agama dan adat istiadat Bali. Untuk aman, damai dan sejahtera tidak sesuai

1

3

4

Misi Pertama

Mewujudkan Bali yang Berbudaya, Metaksu, Dinamis, Maju dan Modern

Melestarikan dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap warisan budaya berupa nilai-nilai kepahlawana, keperintisan, dan kejuangan khusunya di hati generasi muda penerus bangsa.

Saling berhubungan Pemerintah Provinsi Bali secara umum, monumen lebih terperinci terkait tujuan yang ingin dicapai

1

0

1

Penjabaran Misi Pertama dan Program

Pendidikan

Ada

S Fungsi dari monument sebagai media pendidikan

^ Objek penelitian

1

0

1

^ Biaya masuk murah bagi pelajar dan mahasiswa

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Tidak Ada

-

0

1

1

Kesehatan

Tidak Ada

-

0

1

1

Kebudayaan

Ada

Latar belakang pendirian kental akan filosofi dan arsitektur Bali

1

0

1

Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Peningkatan kecerdasan dan kedewasaan masyarakat dalam berpolitik

Tidak Ada

-

0

1

1

Kepegawaian

Ada

Memberikan pelayanan dengan motto “Profesionalisme pelayanan dan kenyamanan pengunjung mutlak”

1

0

1

Komunikasi dan Informatika

Ada

Penyampaian berbasis TI dengan media internet (www.disbud.baliprov.go.id/in formasi/2010/10/layanan-dinas-kebudayaan)

1

0

1

Perpustakaan

Ada

Terdapat fasilitas pendukung perpustakaan

1

0

1

Pemberdayaan Masyarakat

Tidak Ada

-

0

1

1

Statistik

Ada

Pendataan dan perbaikan seperti program perbaikan sarana prasarana, pelayanan perkantoran dan program pelestarian budaya

1

0

1

Kearsipan

Ada

Arsip dikelola dan diatur secara baik dan sesuia prosedur seperti SK, pelaporan, profil, surat masuk

1

0

1

Pemuda dan Olahraga

Ada

Memfasilitasi ruang pertemuan

1

0

1

Kependudukan dan Catatan Sipil

Tidak Ada

-

0

1

1

Misi Kedua

Mewujudkan Bali yang Aman, Damai, Tertib, Harmonis, serta Bebas dari

Melaksanakan kajian-kajian ilmiah tonggak sejarah perjuangan

Berbeda fokus

Pemerintah Provinsi Bali fokus ke keamanan sedangkan Monumen Perjuangan Rakyat

0

1

1

berbagai ancaman

rakyat Bali.

Bali kajian ilmiah

Penjabaran Misi Kedua dan Program

Penataan Ruang

Ada

^ Letak yang strategis dipusat pemerintahan

^ Menetapkan aturan-aturan tata ruang berdasarkan keindahan dan fungsi

1

0

1

Perencanaan

Pembangunan

Ada

Penyempurnaan lantai dasar sebagai tempat parkir

1

0

1

Lingkungan Hidup

Ada

Monumen lambang lingga dan dasar bangunan sebagai yoni serta Tri Hita Karana

1

0

1

Kehutanan

Ada

Melestarikan tumbuhan langka

1

0

1

Energi dan Sumber Daya Mineral

Ada

Hemat energi dengan menggunakan kipas angin bukan AC dan terdapat air minum mineral dipelataran masuk monumen

1

0

1

Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Ada

Kesadaran masyarakat melalui nilai kepahlawanan dan kunjungan wisatawan bersifat heterogen dapt menumbuhkan toleransi

1

0

1

Otonomi Daerah , Pem.Umum, Administrasi

Keuangan, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian melalui pendekatan hukum

Ada

Pendapatan atas tarif tiket diatur dalam Peraturan Gubernur Bali No 41 Tahun 2012 yang dibagi atas harga tiket dan layanan pendukung

1

0

1

Misi Ketiga

Mewujudkan Bali yang Sejahtera dan Sukerta Lahir Batin

Melestarikan tanaman khas lokal yang langka, tanaman obat dan tanaman upacara guna mendukung ajeg Bali.

Berbeda fokus pemikiran Pem Prov Bali kearah sejahtera, sedang Monumen Perjuangan Rakyat Bali melestarikan tanaman

0

1

1

Penjabaran Misi Ketiga dan Program

Ketenagakerjaan

Ada

Tenaga kerja 42 orang PNS (pegawai negeri sipil) dan 18 orang kontrak dengan UMR yang sesuai ketentuan

1

0

1

Koperasi dan UKM

Tidak Ada

-

0

1

1

Perdagangan

Ada

Menjual jasa pariwisata dan cinderamata

1

0

1

Industri

Ada

Sektor industri pariwisata

1

0

1

Penanaman Modal

Tidak Ada

-

0

1

1

Pertanian

Tidak Ada

-

0

1

1

Ketahanan Pangan

Tidak Ada

-

0

1

1

Kelautan dan Perikanan

Tidak Ada

-

0

1

1

Pariwisata

Ada

Kategori wisata sejarah

1

0

1

Pekerjaan Umum

Ada

Jangka pendek dengan mengoptimalkan pelayanan danjangka panjang memperbaikan sarana dan prasarana

1

0

1

Perhubungan

Ada

Lebih fokus terhadap hubungan informasi dan komunikasi melalui dengan mengikuti undangan pameran nasional antar provinsi

1

0

1

Perumahan

Tidak Ada

-

0

1

1

Pemberdayaan

Masyarakat Desa

Tidak ada

-

0

1

1

KB dan Keluarga Sejahtera

Tidak Ada

-

0

1

1

Ketransmigrasian

Tidak Ada

-

0

1

1

Sosial

Ada

Fasilitas sewa lokasi dengan harga yang lebih murah untuk kegiatan sosial daripada kegiatan komersil

1

0

1

Total

24

19

43

Sumber : Data olahan hasil penelitian

Keterangan judul lajur tabel : MPRB = Monumen Perjuangan Rakyat Bali, A = Sesuai,

B = Tidak sesuai, dan C = Total pembanding.

Perbandingan realisasi visi, misi dan program atau kegiatan antara Pemerintah Provinsi Bali dengan Monumen Perjuangan Rakyat Bali diperoleh hasil sesuai berbanding total sebesar 24 : 43 atau 56%. Dari hasil 56% secara keseluruhan dapat dikatakan realisasi Monumen Perjuangan Rakyat Bali dengan Pemerintah Provinsi Bali melalui perbandingan visi dan misi

adalah cukup dengan mendapatkan hasil setengah dari seluruh item pembanding dengan 19 item yang belum terealisasi.

Monumen Perjuangan Rakyat

Bali sebagai wisata sejarah yang dikelola oleh pemerintah, apabila hasil yang didapat dari perbandingan tersebut mendekati 100% (terealisasi mendekati sempurna) maka Monumen Perjuangan Rakyat Bali dapat dikategorikan sebagai 88

Brand Positioning yaitu proses pencitraan yang didominasi oleh pemerintah sebagai pengelola Monumen. Melalui pendekatan pencitraan destinasi (Steven Pike, 2008) untuk hasil 56% lebih mengarah kepada Brand Image yaitu pencitraan atas dasar pemikiran wisatawan setelah mereka membuktikan kebenarannya atau dapat dikatakan citra Monumen dikembalikan kepada pemikiran wisatawan. Brand Image tersebut dapat dipengaruhi oleh Brand Identity, Brand Positioning atau pencitraan baru dari sudut pandang wisatawan sendiri.

KESIMPULAN DAN SARAN

Perbandingan antara realisasi visi, misi dan program atau kegiatan Monumen Perjuangan Rakyat Bali dengan Pemerintah Provinsi Bali adalah 24:43 atau sebesar 56% yaitu cukup. Dari hasil perbandingan tersebut pencitraan destinasi (Steven Pike, 2008), citra dikembalikan kepada sudut pandang wisatawan atau Brand Image.

Sejumlah 19 dari 43 item pembanding yang belum terealisasi meliputi : visi pertama (aman, damai, dan sejahtera), penjabaran misi pertama (pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, kesehatan, kesatuan

bangsa dan politik dalam negeri peningkatan kecerdasan dan kedewasaan masyarakat dalam berpolitik, pemberdayaan masyarakat, kependudukan dan catatan sipil), misi kedua, misi ketiga, penjabaran misi ketiga (koperasi dan UKM, penanaman modal, pertanian, ketahanan pangan, kelautan dan perikanan, perumahan, pemberdayaan masyarakat desa, ketransmigrasian, keluarga berencana dan keluarga sejahtera). Dengan demikian, item pembanding yang belum terealisasi agar dijadikan bahan evaluasi dan dapat segera direalisasikan dengan menyesuaikan program atau kegiatan yang tepat. Hal tersebut bertujuan untuk menjadikan Monumen Perjuangan Rakyat bali sebagai Brand Positioning yaitu proses pencitraan yang didominasi oleh pemerintah selaku pengelola.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta : Balai Pustaka

Anonim. 2010. Pengertian Visi dan Misi, (http://fikripratama.wordpress.co m /2010/02/22/13/), diakses 28 Juli 2013

Anonim. 2011. Definisi Kebijakan Publik,

(http://www.masbied.com/2011/ 08/15/ definisi-kebijakan-publik/), diakses 15 April 2013

Anonim. 2013. Manajemen Operasional, (http://blog.uin-malang.ac.id/kuliah/ manajemen-operasional/), diakses 15 April 2013

Anonim. 2013. Pemerintah Provinsi Bali,(http://               www.

baliprov.go.id), diakses 14 April 2013

Anonim. 2010. Layanan Dinas Kebudayaan,

(http://www.disbud.baliprov.go.i d/ informasi/2010/10/layanan-dinas-kebudayaan), diakses 15 April 2013

Badaruddin, Mohamed. 2005. Strategic Positioning of Malaysia as a Tourism Destination : a review. Universiti Sains Malaysia

Dipayana, agus dkk. 2012. Pemahaman Lintas Budaya bagi Peran Guide dalam Melayani Wisatawan di Monumen Perjuangan Rakyat Bali. Laporan Penelitian pada Program Studi Destinasi Pariwisata. Universitas Udayana. Denpasar

Kristhiani, A.A Istri Novi. 2005. Potensi Monumen Perjuangan Rakyat Bali Sebagai Objek dan Daya Tarik Wisata Budaya Untuk Mendukung Program City tour di Kota Denpasar. Laporan Akhir pada Program Studi D4 Pariwisata. Universitas Udayana

Pike, Steven. 2008. Destination Marketing (an integrated marketing communication approach). United Kingdom: Elsevier science, technology Rights Department

Rod Davies. 2003. Branding Asian Tourist Destinations - Trends and Brand Recall

(www.asiamarketresearch.com), diakses 15 April 2013

90